Scandal and the Duchess
Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah). (2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). (3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/ atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). (4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Scandal and the Duchess Duchess Pengundang Skandal Jennifer Ashley Penerbit PT Elex Media Komputindo
Scandal and the Duchess by Jennifer Ashley Published in 2014 by Berkley Sensation All right reserved including the right of reproduction in whole or in part in any form. This edition published by arrangement with InterMix. Copyright 2014 by Jennifer Ashley All rights reserved. Duchess Pengundang Skandal Alih bahasa: Erlinda Suryamulyawati Hak Cipta Terjemahan Indonesia Penerbit PT Elex Media Komputindo Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang Diterbitkan pertama kali tahun 2017 oleh Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta ID: 717031392 ISBN: 978-602-04-4395-9 Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit. Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab Percetakan
Bab Satu NOVEMBER 1885 Ketika Steven McBride sedang semabuk sekarang, hanya ada satu hal yang harus dilakukannya. Dia meletakkan sisa uangnya di meja lalu berdiri dengan terhuyung-huyung. Bagi uang itu, ujarnya kepada para pria yang berkumpul, aksen Skotlandia-nya terdengar tidak jelas. Aku tidak bisa lagi melihat kartu-kartuku, lagi pula kalian akan melanjutkan permainan tanpaku. Selamat malam. Para teman dan kenalannya, yang beberapa sama mabuknya seperti dirinya, tertawa atau mendengus lalu kembali ke kartu-kartu mereka. Orang kaya asal Skotlandia yang angkuh, Steven tahu itulah yang sebagian dari mereka pikirkan.
Jennifer Ashley Jika dilihat dari ekspresi muram mereka, beberapa mungkin berkata lebih kasar daripada itu mereka yang mengetahui yang sebenarnya. Tentara seharusnya menggantung leher Steven. Steven tahu persis mengapa dia minum-minum begitu banyak di masa cutinya, dan mengapa dia pulang ke rumah lebih awal tahun ini. Mengetahui hal itu tidak membuatnya lebih mudah meninggalkan ruang judi dan mengarahkan langkahnya menuruni tangga siapa orang terkutuk yang menempatkan ruang judi di lantai atas lalu berjalan sempoyongan ke jalan. Dia mencari-cari kereta kuda miliknya, lalu teringat bahwa dia hanya menyewa kereta kuda untuk membawanya ke pesta malam ini. Dia samar-samar teringat sudah menyuruh pergi kereta itu, setelah memberi tahu si kusir bahwa dia akan pulang sendiri, brengsek. Dingin di bulan November ini terasa getir, angin bertiup di jalan menembus jas seragam Steven. Resimen Steven saat ini berada di Afrika Barat, negeri yang hangat. Sebenarnya itu tempat yang amat sangat hangat, tetapi Afrika adalah sebuah dunia yang mengagumkan yang dipenuhi orang yang mengagumkan. Tak ada satu pun di sana yang serupa dengan jalan membeku di London seperti ini, dengan terpaan angin yang terasa menggigit bahkan ketika Steven dalam keadaan mabuk. 2
Scandal and the Duchess Ke mana arah tempat tinggalnya? Steven tak punya kediaman tetap di London, jadi dia biasanya menyewa tempat kapan pun dia datang ke sini tempat yang disewakan khusus kepada pria lajang. Dia tinggal di area yang sama di setiap waktu, tetapi jarang di rumah atau bahkan di jalan yang sama. Terkadang dia tidak mau repot-repot menyewa tempat, dan hanya tinggal di hotel seperti Langham. Hotel Langham terasa tidak asing. Apakah Steven tinggal di situ sekarang? Ataukah itu tahun lalu? Steven menyadari bahwa dia sedang berdiri linglung di jalan, di tengah terpaan angin. Orang-orang yang lewat, yang tidak terlalu banyak di malam yang dingin ini, menatapnya dengan curiga. Aroma tajam kotoran kuda menarik perhatian Steven. Sebuah kereta berderap pelan, kuda-kudanya membuang kotoran ketika berjalan. Kucing-kucing liar di Afrika lebih lihai dalam urusan membuang kotoran, bisa menyembunyikan tanda-tanda keberadaan mereka dari yang lainnya kecuali dari para pemburu yang paling andal. Kuda-kuda London membiarkan kotoran mereka mengotori jalanan, lalu manusia datang dan menyapunya. Binatang mana yang lebih pintar? Steven setengah berlari setengah terhuyung ke arah kereta kuda itu. Sebuah kereta kuda sewa, itulah yang Steven butuhkan. Dia bisa memberi tahu si kusir untuk mengantarnya ke Langham, ke tempatnya akan 3
Jennifer Ashley menyewa satu kamar, entah dia sudah memesannya atau belum. Bentuknya terasa salah untuk sebuah kereta sewa, tetapi Steven sudah tidak peduli. Dia harus pergi ke satu tempat, atau dia akan tumbang di jalan dan menghabiskan sisa malamnya dengan pingsan di atas jalanan berbatu. Bahkan di area London seperti ini, di cuaca seperti ini, dia ragu masih akan ada barang tertinggal pada dirinya ketika dia terjaga. Kereta itu berhenti. Angin menerpa Steven, membuat matanya berair. Steven melipat kedua lengannya untuk menahan rasa dingin, lalu berlari ke arah kereta sembari menundukkan kepala. Seorang wanita dalam balutan mantel tebal dan tudung kepala keluar dari rumah terang-benderang tempat kereta kuda itu berhenti sebelumnya. Segera setelah si wanita melewati ambang pintu rumah itu, empat atau lima orang muncul entah dari mana untuk menghalangi jalannya. Itu dia! Duchess... Your Grace... Your Grace, para pembaca saya akan senang dengan penjelasan tentang penampilan Anda malam ini... Apakah Anda masih berkabung? Your Grace, bagaimana rasanya bisa memikat seorang duke tetapi mendapati sang duke meninggal di ranjang pernikahan kalian? Your Grace, ada rumor bahwa Anda menggoda Earl of Posenby. Atau putranya. Beberapa menduga 4
Scandal and the Duchess Anda menggoda keduanya. Apakah Anda bisa mengatakan kepada kami mana yang benar? Jurnalis terkutuk, pikir Steven dengan muak. Mereka mengejar para bangsawan, mencari lebih banyak desas-desus untuk berita-berita skandal. Steven tidak tahu siapa wanita bermantel itu, dan tidak tertarik untuk tahu. Dia hanya ingin naik ke kereta kuda itu tak peduli kereta pribadi atau bukan, dia akan membayar sejumlah besar uang kepada si kusir untuk mengantarnya ke mana saja. Tapi Steven sudah menghabiskan banyak uang di meja judi. Sembari melesat ke arah kereta kuda itu, dia samar bertanya-tanya apakah masih ada uang yang tersisa pada dirinya. Wanita bermantel itu melepaskan diri dari kerumunan jurnalis Your Grace, apakah benar bahwa Anda menghabiskan musim dingin di Nice bersama seorang bangsawan Eropa? Wanita itu mempercepat langkahnya. Steven tersandung-sandung dengan mabuk. Dia dan wanita itu pun bertubrukkan hingga napas mereka tersentak. Steven mendapati wajahnya menelungkup di atas payudara yang amat besar. Mantel wanita itu tersibak, memperlihatkan gaun berpotongan cukup sopan, tetapi dengan bagian dada terbuka yang cukup bisa dilihat Steven. Pipi Steven menempel di kulit yang hangat, bibirnya menekan manik-manik berwarna hitam, dan dia menghirup aroma feminin yang membuatnya pening. 5