BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 lembaga konservasi lingkungan hidup Ocean of Life

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

BAB I PENDAHULUAN. Pelangi Depok, Pantai Samas, Pantai Goa Cemara, dan Pantai Baru Pandansimo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Pulang Syawal terletak di Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

BAB I PENDAHULUAN. Belakang Padang adalah salah satu kawasan tertua dan bersejarah di Batam,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

BAB I PENDAHULUAN. Ekowisata adalah salah satu bentuk wisata minat khusus yang saat ini tengah

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan kekayaan alam. Era globalisasi ini ada dua hal yang dianggap signifikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang

BAB I PENDAHULUAN. budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri

BAB I PENDAHULUAN. kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi

STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA PESISIR DI SENDANG BIRU KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMUR MUHAMMAD ZIA UL HAQ

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di tengah kesibukan seseorang dalam bekerja diikuti pula

BAB I PENDAHULUAN. positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, peran pariwisata sangat berpengaruh terhadap

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mengandalkan sektor pariwisata untuk membantu pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

I. PENDAHULUAN. keterbelakangan ekonomi, yang lebih dikenal dengan istilah kemiskinan, maka

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat seyogianya terlibat dalam usaha pengelolaan dan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta dan banyak memiliki potensi wisata walaupun semua

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebutuhan manusia akan rekreasi dan relaksasi Perkembangan pariwisata di Gunungkidul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang

BAB I PENDAHULUAN. devisa di suatu negara yang mengembangkan sektor tersebut. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ragam budaya yang berbeda satu sama lain. Keragaman budaya ini

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah.program pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. buatan dan peninggalan sejarah. Wilayah Kabupaten Sleman terdapat banyak

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui tingkat kepuasan yang mempengaruhi jumlah wisatawan. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era otonomi daerah, sektor pariwisata memegang peranan penting dalam

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merata, baik berupa pantai maupun lanskap, yang dapat dijadikan sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. perubahan iklim (Dudley, 2008). International Union for Conservation of Nature

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya banyak yang dihuni oleh manusia, salah satunya adalah Pulau Maratua

PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA DI PULAU MAITARA KOTA TIDORE KEPULAUAN. Oleh: Henny Haerani G

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia (Pratminingsih et al., 2014). Pariwisata juga menjadi. memuaskan diri dan menghabiskan waktu luang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Cilacap merupakan kota yang terletak di sebelah selatan dari

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata semakin mengokohkan dirinya menjadi salah satu peraup devisa

BAB I PENDAHULUAN. atraksi-atraksi yang memikat sebagai tujuan kunjungan wisata. Terdapat

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Rekomendasi Keterbatasan Studi DAFTAR PUSTAKA... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi wisata alam berupa pantai-pantai. Objek wisata pantai yang ada

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB I PENDAHULUAN. banyak dikembangkan di Indonesia saat ini. Perkembangan industri pariwisata

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Arahan Pengembangan Pariwisata di Kawasan Tanjung Lesung Berdasarkan Partisipasi Masyarakat

PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN REKREASI PANTAI KARTINI REMBANG Penekanan Desain Waterfront

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan penyumbang devisa negara terbesar ke lima

BAB I PENDAHULUAN. kawasan yang dilindungi (protected area) sebagai tujuan wisata melahirkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Grobogan merupakan salah satu kabupaten di wilayah Jawa

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh Menteri Pariwisata kepada Kompas.com, bahwa berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan Pantai Samas dahulu merupakan daerah yang terkenal dan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi agenda utama pemerintah Indonesia.

BAB I LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. negara Indonesia menyebabkan Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB III METODE PERANCANGAN. dapat digunakan ialah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi wisata baik dari segi sumber daya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan ekonomi lokal wilayah tersebut. Pembangunan wilayah dapat

BAB I PENDAHULUAN. terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Sastrayuda, 2010). Bentang alam yang

FOCUS GROUP DISCUSSION KAJIAN TERHADAP POTENSI WISATA KABUPATEN PANDEGLANG, BANTEN DALAM PENYUSUNAN MODEL DESTINASI PARIWISATA KREATIF

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan wisata saat ini sedang menjadi gaya hidup (lifestyle) di berbagai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2013 lembaga konservasi lingkungan hidup Ocean of Life Indonesia (OLI) menyatakan bahwa kondisi terumbu karang di pesisir pantai selatan Gunungkidul dinilai sudah rusak dan sangat memprihatinkan. Kerusakan terumbu karang ini terjadi pada radius 50-200 meter dari bibir Pantai Pulang Syawal atau Indrayanti, Krakal, Sundak, dan beberapa pantai lain yang sudah terkenal. Penyebab kerusakan terumbu karang di pantai selatan Gunungkidul tersebut lantaran telah menjadi sasaran wisata massal atau mass tourism 1. Fenomena wisata massal atau mass tourism yang terjadi di beberapa pantai selatan Gunungkidul ini telah terbukti merugikan lingkungan. Pergerakan wisatawan secara massal ini dikhawatirkan akan terjadi juga di pantai-pantai lainnya, karena Gunungkidul memiliki banyak pantai pasir putih yang kondisinya masih alami, dan di antaranya banyak yang belum berkembang. Kekhawatiran tersebut perlu ditanggapi dengan membuat konsep pengembangan destinasi wisata di pantai yang belum berkembang. 1 http://sorotgunungkidul.com/berita-gunungkidul-4176-memprihatinkan--terumbu-karangpantai-selatan-gunungkidul-hancur.html diakses pada Rabu, 27 Oktober 2014 pukul 10.39 1

2 Wisata pantai merupakan salah satu daerah tujuan utama wisatawan ketika berada di Gunungkidul. Pada saat musim liburan, pantai-pantai di Gunungkidul selalu dipadati oleh wisatawan khususnya di pantai-pantai yang sudah terkenal dan dikembangkan seperti Pantai Indrayanti, Pantai Krakal, Pantai Baron, dan lain-lain. Namun sebenarnya, Kabupaten Gunungkidul masih memiliki banyak pantai yang belum dikembangkan sebagai destinasi wisata dan sangat memerlukan pengembangan destinasi agar kelestariannya tetap terjaga. Salah satu pantai yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata adalah Pantai Nglambor. Pantai Nglambor merupakan sebuah pantai yang terletak di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul. Pantai Nglambor berada dalam satu kawasan dengan Pantai Siung 2. Pantai Nglambor memiliki berbagai potensi alam dan budaya yang cukup menarik, namun potensi yang ada belum dikelola secara maksimal oleh pemerintah desa maupun masyarakat setempat. Apabila Pantai Nglambor tidak segera dikelola, maka dikhawatirkan akan terjadi kerusakan pada kawasan ini. Oleh karena itu, Kawasan Pantai Nglambor ini memerlukan sebuah konsep pengembangan destinasi wisata ekowisata, agar Pantai Nglambor dapat menjadi sebuah destinasi wisata yang menarik, berkualitas, dan bermanfaat bagi masyarakat setempat. 2 Pantai Siung merupakan salah satu pantai yang termasuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata (KSP) III Kabupaten Gunungkidul. Oleh pemerintah, kawasan ini dikembangkan sebagai destinasi wisata minat khusus (panjat tebing) dan setiap tahunnya di pantai terdapat acara panjat tebing internasional. Pantai Siung dari tahun ke tahun banyak menarik kunjungan wisatawan baik lokal maupun internasional.

3 1.2 Rumusan masalah a. Bagaimana kondisi Pantai Nglambor dilihat dari pendekatan sistem pariwisata? b. Bagaimana konsep pengembangan destinasi wisata berbasis ekowisata di Pantai Nglambor? 1.3 Tujuan Penelitian a. Mengetahui kondisi Pantai Nglambor dilihat dari pendekatan sistem pariwisata. b. Menentukan konsep pengembangan destinasi wisata berbasis ekowisata di Pantai Nglambor. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil yang diperoleh dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi ilmu pariwisata yang berkaitan dengan pengembangan destinasi ekowisata. b. Manfaat Praktis Dalam hal praktis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi pemerintah dalam pengambilan kebijakan di bidang pengembangan keparwisataan alam dengan prinsip ekowisata serta dapat menjadi acuan masyarakat Desa Purwodadi untuk mengelola Pantai Nglambor.

4 1.5 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang pengembangan destinasi sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Melisa Yohana Sitorus pada tahun 2014 dengan judul Perencanaan Pengembangan Hutan Mangrove dengan Pendekatan Ekowisata di Pulau Penawar Rindu Kecamatan Belakang Padang. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat rencana pengembangan destinasi berbasis ekowisata di Pulau Penawar Rindu Belakang Padang. Rencana pengembangan yang dihasilkan yaitu berdasarkan analisis prinsip-prinsip ekowisata (prinsip konservasi, edukasi, partisipasi masyarakat, ekonomi, pariwisata) di Pulau Penawar Rindu Belakang Padang. Kemudian penelitian mengenai pengembangan destinasi ekowisata juga pernah dilakukan oleh Hapsari Wahyuningsih (2009) dengan judul Arahan Perencanaan Tata Ruang Kawasan Karst Melalui Pendekatan Prinsip Ekowisata. Penelitian ini bertujuan membuat suatu pengembangan Kawasan Karst Gunung Sewu di Gunungkidul, DIY sesuai dengan prinsip-prinsip dalam ekowisata. Aspek yang dianalisis dalam penelitian ini adalah aspek produk, aspek pasar, aspek kondisi eksisting tata ruang Kawasan Karst Gunung Sewu, dan aspek kriteria yang diinginkan pasar dalam suatu manajemen atraksi. Selain itu, Muttaqin Tatag (2012) dalam tesisnya yang berjudul Kajian Potensi dan Strategi Pengembangan Ekowisata Di Kawasan Cagar Alam Pulau Sempu Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur mencoba untuk memaparkan kondisi eksisting Cagar Alam Pulau Sempu beserta dengan potensi-potensi yang ada didalamnya yang kemudian kondisi tersebut dianalisis dengan SWOT.

5 Penelitian ini menghasilkan arahan strategi pengembangan ekowisata yang berupa: evaluasi fungsi dan status kawasan, membangun kesamaan persepsi dan konsep pengembangan ekowisata diantara stakeholder, pengembangan ekowisata dikedua kawasan yaitu cagar alam pulau sempu sebagai penyedia produk wisata berupa atraksi alam dan pantai Sendang Biru sebagai penyedia fasilitas wisata dan aksesibilitas, pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan pengelolaan Cagar Alam Pulau Sempu. Sedangkan penelitian mengenai pengembangan pantai pernah dilakukan oleh Aprilia Susan (2013), dengan judul Strategi Pengembangan Wisata Pantai Labuhan Haji di Kabupaten Lombok Timur. Tujuan dari penelitian ini yaitu menggali potensi yang dimiliki Pantai Labuhan Haji sebagai salah satu destinasi wisata pantai di Lombok Timur. Dalam penelitian ini dirumuskan strategi pengembangan untuk mewujudkan Pantai Labuhan Haji sebagai destinasi wisata pantai di Lombok Timur. Strategi pengembangan wisata yang dilakukan yaitu dengan pengembangan sumber daya manusia yang sadar wisata di dalam masyarakat desa Labuhan Haji, dengan memberikan penyuluhan dan pelatihanpelatihan, melakukan pengembangan atraksi wisata dan pemeliharaan di Pantai Labuhan Haji, lalu membuat paket-paket wisata, dan melakukan pengadaan sarana dan prasarana wisata, pemasaran dan promosi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya terletak pada fokus dan lokasi penelitian. Penelitian yang akan dilakukan, terfokus pada analisis komponen sistem pariwisata di Pantai Nglambor yang kemudian dihubungkan dengan prinsip-prinsip ekowisata sebagai upaya pembuatan konsep

6 pengembangan Pantai Nglambor. Sedangkan obyek penelitian Pantai Nglambor belum pernah dijadikan lokasi penelitian dalam penelitian-penelitian sebelumnya, sehingga penelitian mengenai pengembangan destinasi ekowisata di Pantai Nglambor ini masih asli dan belum pernah ditulis siapapun. 1.6 Landasan Teori Pariwisata alam merupakan suatu kegiatan kepariwisataan yang memanfaatkan dan mengembangkan berbagai potensi alam dan lingkungan. Dalam mengembangkan pariwisata alam, menyusun perencanaan merupakan hal yang sangat penting dilakukan, karena pariwisata merupakan bidang yang kompleks, dan didalamnya terdapat komponen-komponen yang saling terkait. Tanpa adanya perencanaan, pengembangan pariwisata dapat berdampak negatif pada daerah tujuan wisata (Mill, 2000:193). Dalam mengembangkan suatu destinasi wisata, diperlukan pemahaman terhadap sistem pariwisata yang ada (Damanik dan Weber, 2006:14). Menurut Mill dan Morrison (2009:14), sistem pariwisata adalah suatu tatanan komponen dalam industri pariwisata dimana masing-masing komponen saling berhubungan dan membentuk sesuatu yang bersifat menyeluruh. Komponen komponen tersebut meliputi: a. Permintaan (Demand) Komponen permintaan pasar berkaitan dengan motivasi dalam melakukan perjalanan wisata dan profil wisatawan.

7 b. Perjalanan (Travel) Komponen perjalanan ini sangat erat kaitannya dengan cara wisatawan menuju ke destinasi wisata dan pola perjalanan wisatawan dalam melakukan perjalanan. c. Destinasi (Destination) Komponen ini mencakup tentang kondisi atraksi (attractions), fasilitas (facilities), infrastruktur (infrastructures), transportasi (transportation) dan sumber daya manusia (hospitality resources) yang ada di destinasi wisata. d. Pemasaran (Marketing) Komponen ini berkaitan cara pemasaran dan promosi sebuah destinasi wisata. Skema 1.1 Sistem dalam Pariwisata (Mill dan Morrison, 2009:7)

8 Saat ini pengembangan pariwisata alam, menggunakan prinsip yang sifatnya memperhatikan keberlanjutan suatu kawasan wisata, baik dari segi lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi. Pandangan dalam pengembangan pariwisata tersebut sering dikenal dengan ekowisata atau ecotourism. Menurut World Conservation Union (WCU), ekowisata adalah perjalanan wisata ke wilayah-wilayah yang lingkungan alamnya masih asli, dengan menghargai warisan budaya dan alamnya, mendukung upaya-upaya konservasi, tidak menghasilkan dampak negatif, dan memberikan keuntungan sosial ekonomi serta menghargai partisipasi penduduk lokal (Nugroho, 2011:15). Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, terdapat empat prinsip yang harus dipegang dalam pengembangan ekowisata, yakni (Fandeli, 2000: 49): a. Prinsip Konservasi Pengembangan ekowisata harus mampu memelihara, melindungi dan atau berkontribusi untuk memperbaiki sumber daya alam. b. Prinsip Partisipasi Masyarakat Kegiatan ekowisata harus melibatkan masyarakat setempat sebagai perencana, dan pengelola. Masyarakat harus ikut ambil peranan dalam pengelolaan sehingga ekowisata tersebut dapat berdampak positif pada masyarakat. c. Prinsip Ekonomi Pengembangan ekowisata harus memberikan manfaat untuk masyarakat setempat, dan menjadi penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya untuk memastikan bahwa daerah yang masih alami dapat mengembangkan

9 pembangunan yang berimbang antara kebutuhan pelestarian lingkungan dan kepentingan semua pihak. d. Prinsip Edukasi Pengembangan ekowisata harus mengandung unsur pendidikan untuk mengubah sikap atau perilaku seseorang menjadi memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan. 1.7. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Penelitian ini berusaha untuk menggambarkan/ melukiskan fenomena yang diteliti dengan sistematis, faktual dan akurat. (Kusumayadi dan Sugiarto, 2000: 29) 1.7.1 Metode Pengumpulan Data a. Pengamatan/observasi Pengamatan/observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejalagejala yang diselidiki. Observasi dilakukan di kawasan Pantai Nglambor untuk mengamati kondisi komponen daya tarik wisata yang ada di Pantai Nglambor. b. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan proses interaksi dan komunikasi secara langsung antara pengumpul data dengan

10 responden, dan jawaban-jawaban dicatat atau direkam dalam alat perekam (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 83). Wawancara dilakukan kepada masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar Pantai Nglambor, yang meliputi perangkat desa dan Pihak Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul. c. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari berbagai buku dan penelitian terdahulu sebagai referensi dan landasan studi kepustakaan. d. Dokumentasi Pengumpulan data berupa dokumentasi (foto dan video) yang terdapat di Kawasan Pantai Nglambor guna mendukung penulisan ini. 1.8 Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun menjadi empat bab dengan fokus pembahasan yang berbeda-beda. Setiap bab diharapkan dapat menjadi satu kesatuan sehingga dapat menjelaskan secara menyeluruh mengenai penelitian yang dilakukan. Bab satu adalah pendahuluan. Pada bab ini berisi penjelasan alasan pengambilan tema. Pada bab ini juga akan dipaparkan mengenai penelitianpenelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini, serta landasan teori yang akan digunakan dalam penelitian ini. Bab dua adalah gambaran umum obyek penelitian, yaitu gambaran umun. tentang Pantai Nglambor dan Desa Purwodadi. Pada bab ini akan dijelaskan

11 mengenai kondisi fisik dari Pantai Nglambor, kondisi sosial demografis masyarakat, dan kepariwisataan di Desa Purwodadi. Bab tiga adalah pembahasan. Bab ini akan membahas tentang komponenkomponen dalam sistem pariwisata di Pantai Nglambor kemudian menentukan konsep pengembangan kawasan Pantai Nglambor berdasarkan prinsip-prinsip ekowisata. Bab empat merupakan kesimpulan dan saran dari keseluruhan penelitian sehingga diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan pariwisata di Pantai Nglambor penulis menyimpulkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan memberikan saran atas hasil penelitian tersebut.