BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang

BAB I PENDAHULUAN. saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan. Hotel adalah salah satu badan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nurita (2009), dengan judul Evaluasi Prosedur Dan Sistem Pembelian

SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER I UNTUK VARIABEL INDEPENDEN "SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBELIAN BAHAN BAKU" No. Pertanyaan SS S R TS STS 1

BAB II BAHAN RUJUKAN. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dinamis. Perkembangan pariwisata diindonesia tidak bisa dilepaskan dari peran

BAB II BAHAN RUJUKAN

DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR. Barang/ Jasa PERUSAHAAN. Kas / Utang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memainkan peran penting di

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

Sistem akuntansi penjualan, terdiri dari kegiatan-kegiatan transaksi penjualan: kredit dan tunai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEROITIS. dekorasi dengan tujuan agar hotel tersebut tampak rapi, bersih, menarik dan

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak

BAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain.

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Pariwisata merupakan penghasil devisa negara terbesar

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada dasarnya yang ditetapkan pada perusahaan negara maupun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN KREDIT PADA PT. SWATAMA MEGA TEKNIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK SISTEM PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA CV DIJAWA ABADI JEPARA FUNITURE

BAB II. Dasar Teori. 2.1 Konsep dan Dasar Definisi Konsep

BAB II LANDASAN TEORI

EVALUASI PROSEDUR PEMBELIAN BARANG DAGANG PADA PT CLTM BANDAR LAMPUNG

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. melangkah lebih jauh kebagian-bagian selanjutnya kita harus mengetahui terlebih

BAB IV PEMBAHASAN. persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan

FORM. MANUAL FORM. KOMPU- TER

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari manusia dan hanya dapat dikelola dan diselesaikan oleh manusia

BAB II BAHAN RUJUKAN

Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi 2.2 Pengertian Penjualan Kredit 2.3 Pengertian Sistem Penjualan Kredit

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kearah pemenuhan kebutuhan lainnya seperti makan, minum, rekreasi, olahraga,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melaksanakan pokok perusahaan. (Mulyadi (2001:5))

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB II PROSEDUR PEMBELIAN OBAT/ALAT KESEHATAN, PROSEDUR PENYIMPANAN OBAT/ALAT KESEHATAN, PROSEDUR PEMAKAIAN OBAT/ALAT KESEHATAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan

BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Teori Pengertian Sistem dan Prosedur

AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU. Akuntansi Biaya TIP FTP UB Mas ud Effendi

SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Menurut Mulyadi (2001 : 5), Prosedur adalah suatu urutan

Lampiran 1. Hasil Kuesioner

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata memegang peranan yang cukup besar untuk memeratakan

BAB II BAHAN RUJUKAN

PDF created with pdffactory Pro trial version

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK

BAB 1 PENDAHULUAN. Department, Purchasing Department, dan Security Department.

PENERAPAN PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR MAKE UP ROOM OLEH ROOMBOY DI HOTEL DAIMA PADANG

BAB II URAIAN TEORITIS. 2.1 Pengertian Houseekeping Department Secara Umum. Housekeeping berasal dari kata house yang berarti rumah,wisma,hotel dan to

Hotel adalah bentuk bangunan yang menyediakan kamar-kamar untuk. menginap para tamu, makanan dan minuman, serta fasilitas-fasilitas lain yang

BAB IV ANALISIS DATA


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENJUALAN TUNAI

BAB II BAHAN RUJUKAN

PROSEDUR PENERIMAAN KAS. Secara umum prosedur penerimaan kas dapat digambarkan sebagi berikut (lihat bagan Prosedur Penerimaan Kas).

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Akuntansi Pengertian Sistem Akuntansi

BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung termasuk salah satu Kota Pariwisata dimana banyak

Universitas Sumatera Utara

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG HOUSEKEEPING. Housekeeping berasal dari kata house yang berarti rumah dan keeping ( to

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. besar sehingga menjadikannya sebagai salah satu industri dengan pertumbuhan

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

2015 PENDAPAT SUPERVISOR TENTANG PENGUASAAN KOMPETENSI HOUSEKEEPING PADA PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI HOTEL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang berbeda beda. Hal ini tentunya akan memberikan hasil penelitian yang berbeda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3. RUANG LINGKUP SOP penjualan tunai ini meliputi flowchart prosedur penjualan tunai, penjelasan prosedur, dan dokumen terkait.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dapat digunakan untuk menilai kemajuan yang telah dicapai perusahaan

BAB I PENGANTAR. pemandu wisata, dan lain-lain. Oleh karena itu, industri pariwisata memegang

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

APLIKASI SIKLUS PENGELUARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Hotel Pengertian hotel menurut Sulastiyono (2011:5), Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus. Menurut Rumekso (2002:2), Hotel adalah bangunan yang menyediakan kamar-kamar untuk menginap para tamu, makanan dan minuman, serta fasilitasfasilitas lain yang diperlukan dan dikelola secara profesional untuk mendapatkan keuntungan. Sedangkan pengertian hotel berdasarkan SK Menteri Perhubungan No.Pm.10/Pw.301/Phb.77, Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan dan penginapan berikut makan dan minum. Dari definisi-definisi mengenai hotel diatas, dapat disimpulkan bahwa hotel merupakan suatu tempat istirahat yang didalamnya sudah tersedia fasilitasfasilitas yang mendukung (makan, minum, dan jasa pelayanan lain) dan dikelola secara komersial dan digunakan sesuai dengan standar yang berlaku. 5

6 1. Klasifikasi Hotel Penggolongan hotel menurut Sulastiyono (2011:11), tersebut ditandai dengan bintang, yang disusun mulai dari hotel bintang 1 sampai dengan yang tertinggi adalah hotel bintang 5. Secara garis besar kriteria yang digunakan untuk penggolongan hotel tersebut didasarkan pada unsur-unsur persyaratan sebagai berikut : a. Besar/kecilnya hotel atau banyak/sedikitnya jumlah tamu : Hotel Kecil, hotel yang memiliki lebih dari 25 atau kurang dari 25 kamar. Hotel Sedang, hotel yang memiliki lebih dari 25 dan kurang dari 100 kamar. Hotel Menengah, hotel dengan jumlah kamar lebih dari 100 dan kurang dari 300 kamar. Hotel Besar, adalah hotel yang memiliki lebih dari 300 kamar. b. Kualitas, lokal dan lingkungan bangunan. c. Fasilitas yang tersedia untuk tamu, seperti ruang penerimaan tamu, toilet. d. Perlengkapan yang tersedia bagi karyawan dan tamu. Peralatan yang dimiliki oleh setiap departrment, baik yang digunakan untuk keperluan pelayanan tamu, ataupun untuk keperluan pelaksanaan kerja karyawan. e. Kualitas bangunan, yang dimaksud adalah kualitas bahan-bahan bangunan yang dipergunakan, seperti kualitas lantai, dinding, termasuk juga tingkat kekedapan terhadap api, kekedapan termasuk suara yang datang dari luar ataupun dari dalam hotel. Tata letak ruang dan ukuran ruang.

7 2. Housekeeping Department Housekeeping departement menurut Rumekso (2001:1), merupakan bagian yang mempunyai peranan dan fungsi yang cukup penting di dalam sebuah hotel, sebab housekeeping department adalah bagian yang bertugas dan bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan, kerapian, keindahan dan kenyamanan di seluruh area hotel, baik di luar maupun di dalam hotel, termasuk kamar-kamar maupun ruangan-ruangan yang disewa oleh para tamu. Housekeeping Department dibagi menjadi : a. Room section : Tugas pokok dari bagian ini ialah menjaga kebersihan, kerapian, keindahan, kenyamanan dan kelengkapan kamar tamu. b. Public area section : Tugas pokok dari seksi ini ialah menjaga kebersihan, kerapian, keindahan, kenyamanan seluruh area hotel, baik yang ada di luar maupun di dalam hotel kecuali kamar tamu. c. Linen section : Tugas pokok dari pada seksi ini ialah menangani keluar masuknya Linen yang ada di hotel. d. Laundry section : Bagian yang bertanggung jawab tentang semua cucian yang di kirim ke Laundry section. 3. Room Section Tugas pokok dari bagian ini ialah menjaga kebersihan, kerapian, keindahan, kenyamanan dan kelengkapan kamar tamu. Kamar yang bersih, nyaman, menarik, tenang dan aman merupakan produk utama hotel yang harus diberikan kepada para tamu yang menginap dan hal tersebut merupakan sumber

8 penghasilan pertama dari hotel. Area yang menjadi tanggung jawab room section meliputi kamar tamu, koridor, dan pantry di lantai tersebut. 4. Guest Supplies Guest supplies ini diperlukan pada kamar tamu agar memenuhi perlengkapan kamar mandi tamu. Untuk itu inventarisasi Guest supplies ini harus dilakukan secara rutin agar pelayanan yang diberikan kepada tamu dapat berjalan dengan baik. Menurut Gnijaya (2009:3) jenis-jenis guestsupplies yang biasa digunakan di dalam kamar mandi tamu hotel, anatara lain: a. Body Lotion b. Bath Gel c. Cooling Gel d. Bath Salt e. Shampoo f. Conditioner g. Hand Soap h. Bath Soap i. Tooth Paste j. Tooth Brush k. Shower Cap l. Shaving Cream m. Cotton Bath n. Cotton Soap o. Comb

9 p. Matches q. Sanitary Bag r. Plastic Bag s. Toilette Paper t. Tissue Box B. SistemPengendalian Persediaan Barang Menurut Mulyadi (2008:417) Adapun sistem pengendalian persediaan barang, sebagai berikut : 1. Permintaan barang Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang. Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan barang. Dokumen yang digunakan adalah bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang. Bukti ini digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat pengurangan persediaan karena pemakaian intern, digunakan juga oleh bagian kartu persediaan untuk mencatat berkurangnya jumlah dan harga pokok persediaan. 2. Pembelian barang Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan. Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang, mendapatkan informasi, mengenai permintaan pembelian dari gudang, dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih.

10 PT Dirgantara No. 809876756 Jl. Sawa CT 8/9 Yogyakarta SURAT ORDER PEMBELIAN Kepada Yth Kirim ke : Tgl syarat Syarat Tgl. Diperlukan No Urut Nama Barang Satuan Kuantitas Harga Satuan Jumlah Harga Penting Jumlah Penerimaan barang ditutup jam 16.00, kecuali Manajer Bagian Dengan Sumber perjanjian : Mulyadi khusus (2001:553) Sumber : Mulyadi (2001:553) Gambar 2.1Surat Order Pembelian 3. Penerimaan barang Dalam perusahaan dagang, barang dagangan yang diterima dari gudang berasal dari permintaan pembelian. Permintaan pembelian barang dagangan dibuat oleh bagian penjualan. Dalam perusahaan dagang, bagian gudang berada dibawah pengawasan penjualan. Menurut Mulyadi (2008:569), kegiatan yang dilakukan bagian penerimaan dalam aktifitas penerimaan barang meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Pemeriksaan terhadap kecocokan data pengirim, meliputi kesesuaian kecocokan alamat yang tercantum pada surat order.

11 b. Pemeriksaan terhadap fisik barang, meliputi spesifikasi barang (nama, jenis, tipe, ukuran) perhitungan kuantitas, pemeriksaan kualitas dan kondisi. c. Membuat laporan penerimaan barang yang memuat informasi hasil pemeriksaan yang benar-benar dilakukan. PT Dirgantara Jl. Sawa 8/9 Yogyakarta LAPORAN PENERIMAAN BARANG Barang diterima melalui Nama perusahaan pengirim Tgl...20... Alamat Jumlah Pembungkus Macam Pembungkus Ukuran Penjelasan tentang barang, merek, mutu Tanda pada pembungkus Kuantitas Kondisi pada saat diterima Diperiksa oleh : Diterima oleh : Sumber : Mulyadi (2008:234) Gambar 2.2Laporan Penerimaan Barang

12 4. Pencatatan barang Menurut Mulyadi (2001:556), pencatatan barang dibagi menjadi dua yaitu : a. Metode perpetual. Dalam metode ini, setiap persediaan dicatat dalam kartu persediaan. Dimana persediaan barang dagangan ditentukan dengan membuat catatan yang berkelanjutan perihal kenaikan, penurunan, dan saldo persediaan barang dagangan. Setiap kali barang dagangan dibeli, persediaan meningkat, setiap kali barang dagangan dijual, persediaan menurun. b. Metode fisik Dalam metode persediaan fisik, hanya tambahan persediaan dari pembelian saja yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya persediaan karena pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan. Sistem periodik, dimana persediaan barang dagangan ditentukan dengan menghitung, menimbang atau mengukur unsur-unsur persediaan yang ada di gudang. Sistem periodik disebut juga dengan sistem persediaan fisik. Tgl Pembelian Penjualan Saldo Beli/ Jumla HP Total Jumlah HP Total Jumlah HP Total Jual h Dos (000) (000) Dos (000) (000) Dos (000) (000) Sumber : Mulyadi (2001:129) Gambar 2.3Kartu Persediaan

13 5. Bukti kas keluar Juga dipakai sebagai dasar pencatatan tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan ke dalam kartu persediaan. Bukti kas keluar adalah tanda bukti transaksi bahwa perusahaan telah mengeluarkan uang tunai, seperti pembelian dengan tunai atau pembayaran gaji, pembayaran utang atau pengeluaranpengeluaran yang lainnya. PT. Dirgantara Jl. Sawa CT 894, yogyakarta 55281 Telepon (0274) 86104 Fax (0274) 86104 BUKTI KAS KELUAR No. BKK: 678908 Dilayarkan No. Cek : Kepada : Tgl. Dibayar Tgl. No. Rekening Keterangan Jumlah Rupiah Penjelasan Total Potongan % Bersih Dicatat Tgl Disetujui Tgl Diperiksa Tgl Diisi Tgl Sumber : Mulyadi (2008:309) Gambar 2.4 Bukti Kas Keluar

14 6. Penyimpanan barang Menurut Mulyadi (2008:437) dalam hubungan dengan pengamanan persediaan, kegiatan yang harus dilakukan bagian gudang adalah sebagai berikut : a. Menyiapkan tempat untuk menyimpan barang yang akan diterima dengan memperhatikan sifat barang (mudah rusak, tahan lama, dan sebagainya). Kegiatan ini dilakukan setelah menerima tembusan surat order pembelian dari bagian pembelian. b. Menerima barang beserta tembusan laporan penerimaan barang dari bagian penerimaan, kemudian mengecek data laporan penerimaan barang dengan tembusan surat order pembelian. c. Menyimpan barang dengan penataan yang baik dan dengan memperhatikan urutan keluar masuknya barang atau persediaan. d. Mengeluarkan barang sesuai dengan alat bukti permintaan dan pengeluaran barang artinya tidak ada pengeluaran barang tanpa alat bukti permintaan dan pengeluaran barang. e. Mencatat kuantitas barang yang diterima dan yang dikeluarkan dalam kartu gudang.

15 7. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli Bagian Penerimaan Mulai - - - - - - - - - - - - - - - Menerima barang dari Dari pemasok disertai surat Bagian pengantar Pembelian - - - - - - - - - - - - - - - - - Dari Pemasok SOP 3 Surat Pengantar Memeriksa barang yang diterima Keterangan : SP SOP LPB : Surat Pengantar : Surat Order Pembelian : Laporan Penerimaan Barang Membuat laporan penerimaan barang SP SOP 3 3 2 LPB 1 1 2 N - - - - - - - - - - - - - - - - - Dikirim ke gudang Bersama dengan barang - - - - - - - - - - - - - - - - Sumber : Mulyadi (2001:553) Gambar 2.5Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan

16 Bagian Akuntansi Dari Bagian Pembelian 1 Dari Pemasok via Bagian Pembelian SOP 4 LPB 1 Faktur Membandingkan faktur dari pemasok dengan SOP dan LPB Keterangan : BKK : Bukti Kas Keluar Faktur LPB 1 SOP 4 3 2 BKK 1 Register Bukti Kas Keluar 3 - - - - - - - - - - - - - - - - - T Arsip Bukti Kas Keluar yang belum dibayar - - - - - - - - - - - - - - - - Sumber : Mulyadi (2001:553) Gambar 2.6Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan (Lanjutan)

17 Bagian Kartu Persediaan Bagian Gudang 3 2 BKK 2 LPB 2 Kartu Persediaan Kartu Gudang N N Selesai Selesai Sumber : Mulyadi (2001:553) Gambar 2.7Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan (Lanjutan) Fungsi Yang Terkait Menurut Mulyadi (2008:579), Fungsi yang terkait dalam sistem pengendalian persediaan barang terdiri dari : 1. Fungsi pembelian Melakukan order pembelian kepada pemasok barang-barang yang diperlukan oleh perusahaan.

18 2. Fungsi akuntansi Dalam sistem penghitungan fisik persediaan, fungsi ini bertanggung jawab untuk : a. Mencantumkan harga pokok satuan persediaan yang dihitung ke dalam daftar hasil penghitungan fisik. b. Mengalikan kuantitas dan harga pokok per satuan yang tercantum dalam daftar hasil penghitungan fisik. c. Mencantumkan harga pokok total dalam daftar hasil penghitungan fisik. d. Melakukan adjustment data persediaan dalam jurnal umum berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan. 3. Fungsi gudang Dalam sistem penghitungan fisik persediaan, fungsi gudang bertanggung jawab untuk melakukan adjustment data kuantitas persediaan yang dicatat dalam kartu gudang berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan. 4. Fungsi penerimaan Melakukan semua penerimaan barang dagang dan memeriksa barang tersebut yang telah dibeli oleh bagian pembelian.