PENYUSUNAN MANUAL LAYANAN PENGEMBANGAN BISNIS UKMK SEKTOR NON AGRIBIS

dokumen-dokumen yang mirip
JKB. Nomor 7 Th. IV Januari

PENDAHULUAN (Renstra Kementrian Koperasi dan UMKM ) diketahui jumlah

LV Ratna Devi S, Pendampingan dan Pelatihan Dasar Teknologi Budidaya dan Manajemen Usaha Peternakan Sapi Perah. JKB. Nomor 6 Th. IV Januari

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dampak Positif UMKM Perempuan Kurangi Angka Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. dengan permodalan yang lemah. Hal ini disebabkan oleh aktivitas ekonomi yang

PENDAHULUAN. dan kesejahteraan rakyat. Selain itu akivitas dan keberhasilan pembangunan juga

JKB. Nomor 7 Th. IV Januari

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah kebijakan melalui. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mewajibkan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian. karena sektor ini akan banyak menyerap tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh unit-unit usaha kecil. Kemampuan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) memiliki peran, dan fungsi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

BAB I PENDAHULUAN. usaha akan mendukung pemulihan ekonomi indonesia, menciptakan lapangan

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM

1.1. Latar Belakang Indikator kemajuan sebuah Negara demokrasi diantaranya adalah tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

PERAN SERTA BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) *) Oleh : Andang Setyobudi, SE **)

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

I. PENDAHULUAN. Skala Usaha UK UM UB Jumlah (Unit/%) /99, /0, /0,01 Kesempatan kerja (%) 88,92 10,54 0,54 Nilai tambah

BOKS OPTIMALISASI PEMBERDAYAAN UMKM MELALUI KERJASAMA PEMDA, LEMBAGA PENJAMINAN KREDIT DAN PERBANKAN SUATU SOLUSI BAGI PENGEMBANGAN UMKM DI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. stabilitas ekonomi pada khususnya (Ardiana dkk, 2010).

BAB I PENDAHULUAN memiliki tujuan yang mulia yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia dan

A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional.

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia usaha khususnya sektor industri yang mana akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

BAB II PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) akan kekuatan sektor Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UKM juga berperan dalam perindustrian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mampu. pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan. Salah satu jalan untuk

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung, Dinas Koperasi

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

Peran Bank Indonesia Dalam Perekonomian BANK INDONESIA KREDIT. SIMPANAN : Giro Deposito Tabungan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Negara-negara di ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. eksistensinya dalam membantu tumbuh kembangnya perekonomian masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi fundamental ekonomi Indonesia tampak masih cukup kokoh

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

KREDIT UNTUK USAHA KECIL: PROFIL, MASALAH DAN STRATEGI PEMBIAYAAN. /

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Mengatasi Masalah Tanpa Masalah. cepat maka masyarakat tidak perlu menjual barang-barangnya, tetapi hanya

I. PENDAHULUAN. pemerintah yang konsisten yang mendukung pembangunan pertanian. Sasaran pembangunan di sektor pertanian diarahkan untuk meningkatkan

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi Unit Desa (KUD) adalah suatu Koperasi serba usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Dalam mencapai keinginan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI PERAN PEMERINTAH. Disusun Oleh : ANDRIYAN SOSIAL DAN SURABAYA 2011

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah menunjukkan bahwa usaha Mikro, Kecil, dan. Menengah (UMKM) di Indonesia tetap eksis dan berkembang dengan

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

Terjadinya krisis ekonomi dan perbankan nasional yang sedang kita. hadapi sekarang ini memberikan pelajaran yang berharga untuk menelaah

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENGUSAHA KECIL ATAS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DI DAERAH KABUPATEN TUBAN

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang cukup besar jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga.

PENDAHULUAN. Paska krisis global tahun 2008, perekonomian Indonesia mampu. tumbuh tinggi disertai dengan stabilitas yang terjaga.

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA )

BAB I PENDAHULUAN. serangan krisis. Pada tabel penyerapan tenaga kerja BPS, pada tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini peranan dan partisipasi usaha kecil dalam pembangunan

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 10 TAHUN 2004

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perekonomian Indonesia

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG USAHA EKONOMI KECIL. kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta

BAB I PENDAHULUAN. koperasi. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas

Tutik Susilowati, Pengembangan Koperasi. JKB. Nomor 6 Th. IV Januari

PENGEMBANGAN USAHA BATIK MELALUI MESIN PEWARNAAN BATIK DI DESA PILANG KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN. Universitas Sebelas Maret

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan berkelanjutan menjadi isu penting dalam menanggapi proses. yang strategis baik secara ekonomi maupun sosial politis.

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN...

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam

I. PENDAHULUAN. Menengah) di Indonesia sangat penting dan strategis. UMKM telah lama diyakini

BAB I PENDAHULUAN. mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL BANK MANDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam

Transkripsi:

PENYUSUNAN MANUAL LAYANAN PENGEMBANGAN BISNIS UKMK SEKTOR NON AGRIBIS Oleh : Susantiningrum, S.Pd., SE., M.AB Tutik Susilowati, S.Sos., M.Si Drs. Edy Legowo, M.Pd Ir. Joko Sutrisno, MP Ir. Martina Andriani, MS ABSTRAK Usaha kecil merupakan salah satu penunjang perekonomian Negara, banyak nya pengusaha kecil yang turut memperkuat perekonomian Negara merupakan tantangan bagi pemerintah untuk memajukan mereka agar mampu bersaing dan mampu bertahan di tengah arus perdagangan bebas Negara-negara Asia. Untuk memperkuat permodalan pengusaha kecil, pemerintah telah mencanangkan berbagai skim kredit dan mewajibkan perbankan untuk turut membiayai pengusaha kecil. Kemampuan permodalan sendiri bagi UKMK sektor non agribis relatif masih sangat terbatas. Hal ini disebabkan kesadaran dan kemampuan ekonomi UKMK sektor non agribis yang masih rendah. Sejalan dengan hal tersebut Menteri BUMN mengeluarkan SK No. 236 Tahun 2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Tujuan Program Kemitraan adalah meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri, melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Kata Kunci : Pengusaha kecil, UKMK, Agribis PENDAHULUAN Permodalan usaha adalah salah satu masalah utama yang dihadapi usaha kecil, menengah dan koperasi (UKMK). Selain itu masalah pemasaran dan manajemen pengelolaan usaha serta budaya berwirausaha adalah masalah yang tak kalah pentingnya. Hasil penelitian Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Sebelas Maret (2005) menyatakan UKMK memiliki permasalahan pula dalam : a) Menangkap peluang bisnis, b) Melakukan pemasaran yang efektif, c) melakukan akses permodalan usaha yang murah, d) Kurangnya kualitas produk dan desain produk, e) Kurangnya kerjasama jaringan antar pengusaha hulu dan hilir. Dampak dari kelemahan tersebut tentu saja sangat berpengaruh pada JKB. Nomor 7 Th. IV Januari 2010 37

kinerja dan kontinuitas usaha yang bersangkutan. Padahal secara nasional, UKMK merupakan penyangga utama perekonomian nasional yang mampu bertahan dalam badai perekonomian Indonesia. Di satu sisi merupakan penyerap tenaga kerja terbesar, sementara di pihak lain keterbatasan-keterbatasan UKMK sangatlah riskan dalam kontinuitas usahanya. Negara-negara lain telah berhasil dalam mengembangkan usaha kecil dan menengah sehingga mampu membantu perekonomian nasional negaranya. Di Indonesia menurut data BPS tahun 2003 menunjukkan bahwa terdapat 42,4 juta unit usaha kecil dimana jumlah ini merupakan 99,9% dari total unit usaha di Indonesia. Dominasi unit usaha ini berimplikasi pada besarnya peran UKM dalam penyerapan tenaga kerja yang proporsinya sekitar 99,5% dari total pekerja di Indonesia. Peran UKM yang sangat besar dalam penyerapan tenaga kerja diatas, tidak sejalan dengan perannya dalam pembentukan modal nasional. Sumbangannya terhadap pembentukan GDB sekitar 54,2% pada tahun 2003 dan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional berkisar 2 4% (Dipo Alam, 2005). Dengan demikian harus dikaji ulang kebijakan pemerintah dalam pemberian layanan pengembangan bisnis UKMK. Kemampuan permodalan sendiri bagi UKMK sektor non agribis relatif masih sangat terbatas. Hal ini disebabkan kesadaran dan kemampuan ekonomi UKMK sektor non agribis yang masih rendah. Di lain pihak, akses UKMK pada sumber-sumber permodalan/pembiayaan juga masih sangat terbatas, akibat belum berkembangnya usaha dari pengusaha kecil yang memiliki kelayakan ekonomi dan rendahnya kredibilitas pengusaha kecil di hadapan para debitur. Oleh sebab itu pemerintah harus membantu para pengusaha kecil dalam menciptakan berbagai macam kebijakan dan program kredit dalam rangka meningkatkan permodalan bagi para pengusaha kecil. Untuk memperkuat permodalan pengusaha kecil, pemerintah telah mencanangkan 38 JKB. Nomor 7 Th. IV Januari 2010

berbagai skim kredit dan mewajibkan perbankan untuk turut membiayai pengusaha kecil minimal sebesar 20% dari portofolio kreditnya dalam bentuk kredit usaha kecil (KUK), mengembangkan asuransi kredit (PT. Askrindo) dan lembaga penjaminan (Perum PKK dan PT. Penjaminan Kredit Pengusaha Indonesia), mengembangkan lembaga modal ventura di setiap propinsi dan mewajibkan setiap BUMN untuk membantu pengusaha kecil melalui penyisihan laba usahanya. Sejalan dengan hal tersebut Menteri BUMN mengeluarkan SK No. 236 Tahun 2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Tujuan Program Kemitraan adalah meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri, melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Sementara, program bina lingkungan bertujuan memberdayakan kondisi sosial masyarakat di wilayah usaha BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian Laba BUMN. Banyak BUMN telah menjalin kemitraan dengan UKMK, dalam rangka memperkuat struktur permodalan melalui pemberian kredit lunak sebagai upaya kepedulian mereka terhadap pembinaan UKMK di Indonesia. Pemberian kredit ini dimaksudkan agar UKMK mampu mengembangkan usahanya baik dari segi permodalan, menajemen, produksi maupun pemasaran. Akan tetapi pemberian kredit tersebut belum diikuti dengan pendampingan secara intensif terhadap UKMK tersebut, sehingga setiap UKMK penerima kredit lunak mampu mengembangkan usahanya secara terarah. Studi yang telah dilakukan PPKwu LPPM UNS (2005) sebagaimana dipaparkan di bagian awal dari laporan pendahuluan ini, menunjukkan bahwa betapa masih rapuhnya pengetahuan, sikap dan wawasan manajemen bisnis UKMK. Menyadari hal tersebut maka agar UKMK mampu mengelola dan mengembangkan usahanya, maka kepada mereka perlu diberikan layanan pengembangan bisnis yang memadai. Untuk keperluan tersebut, maka perlu disusun manual layanan JKB. Nomor 7 Th. IV Januari 2010 39

pengembangan bisnis UKMK sebagai pedoman dalam memberikan layanan pengembangan bisnis, khususnya UKMK non agribis. B. Tujuan Melakukan penyusunan manual layanan pengembangan bisnis UKMK Non Agribis sebagai pedoman lembaga layanan pengembangan bisnis dalam memberikan layanan pengembangan bisnis UKMK khususnya UKMK Non Agribis. C. Hasil Yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tersusunnya manual layanan pengembangan bisnis UKMK non agribis sebagai pedoman lembaga layanan pengembangan bisnis dalam memberikan layanan pengembangan bisnis UKMK khususnya UKMK Non Agribis. 40 JKB. Nomor 7 Th. IV Januari 2010