dwijenagro Vol. 4 No. 1 ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

I PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,

KAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

ANALISIS BEBERAPA PAKET TEKNOLOGI PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI METODA SRI (System of Rice Intensification) DI KABUPATEN

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

Pengaruh Jumlah Bibit dan Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

Budidaya Padi Organik dengan Waktu Aplikasi Pupuk Kandang yang Berbeda dan Pemberian Pupuk Hayati

Pengujian Paket Teknologi Budidaya Padi (Oryza sativa L.)

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH PADA BEBERAPA VARIETAS DAN PEMBERIAN PUPUK NPK. Oleh:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kata kunci : kompos, Azolla, pupuk anorganik, produksi

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. padi sawah merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun.

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI

PENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI. The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

I PENDAHULUAN. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pokok akan dapat menggoyahkan. masa yang akan datang IPB, 1998 (dalam Wuryaningsih, 2001).

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS PADI GOGO DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BATANGHARI. Mildaerizanti, Desi Hernita, Salwati dan B.Murdolelono BPTP JAMBI BPTP NTT

III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. peradaban manusia. Padi adalah komoditas tanaman pangan yang menghasilkan

RESPON PERTUMBUHAN PADI (ORYZA SATIVA L.) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAUN GAMAL

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

Hanafi Ansari*, Jamilah, Mukhlis

DAFTAR LAMPIRAN. No Lampiran Halaman

UJI LAPANG PENINGKATAN HASIL TANAMAN PADI MELALUI APLIKASI PEMBERIAN TINGGI GENANGAN DAN DOSIS PUPUK ORGANIK SKRIPSI

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN DOSIS PUPUK NPK PHONSKA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

PENGARUH PEMUPUKAN N, P, K PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) KEPRAS

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK BIO SUGIH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI SAWAH

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI KABUPATEN JEMBRANA

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

THE EFFECT OF AZOLLA AND N FERTILIZER APLICATION ON RICE FIELD (Oryza sativa L.) VARIETY INPARI 13

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial

Teknologi BioFOB-HES (High Energy Soil)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS PADI GOGO (Oryza sativa L.) TERHADAP PERBANDINGAN PEMBERIAN KASCING DAN PUPUK KIMIA

PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK HAYATI TERHADAP HASIL PADI PADA SISTEM JAJAR LEGOWO 2:1 Oleh : Jarek Putradi. (Penyuluh Pertanian Madya pada DISPERPA

Efisiensi Penggunaan Pupuk dan Lahan dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Padi Sawah

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor

KETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA

PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

Jurnal Cendekia Vol 11 No 3 Sept 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya sehari-hari. Berdasarkan data

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan Produktivitas Padi di Indonesia dan Permasalahannya

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

UJI DAYA HASIL DUA VARIETAS PADI SAWAH DENGAN PEMBERIAN PUPUK NITROGEN MENGIKUTI METODE SRI

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertanian modern atau pertanian anorganik merupakan pertanian yang

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka pencapaian ketahanan pangan nasional, Pemerintah terus berupaya

AGROVIGOR VOLUME 3 NO. 2 SEPTEMBER 2010 ISSN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI POLONG SEGAR EDAMAME VARIETAS RIOKO PADA EMPAT JENIS PUPUK

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. penduduk Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

Transkripsi:

KAJIAN PENGGUNAAN PUPUK HAYATI LOKAL PADA TANAMAN PADI DI KABUPATEN BADUNG I Gusti Ngurah Sugiana 1), I Made Kawan 2), dan I Putu Candra 3) 1) Dosen Manajemen Agribisnis, 2) Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, dan 3) Dosen pada PS Ilmu dan Teknologi Pangan, FP, Universitas Warmadewa e-mail : ngurahsugiana@gmail.com Abstrak Penggunaan pupuk hayati lokal pada tanaman padi sangat urgen untuk diteliti karena penggunaan pupuk hayati tersebut mempunyai tujuan agar penggunaan pupuk kimia yang selama ini digunakan secara berangsur-angsur dikurangi dan diganti oleh pupuk hayati dengan catatan produksi/hasil panen padi tetap atau malahan bisa lebih baik. Maksud dari kajian ini adalah : Untuk membuktikan efektivitas pupuk hayati lokal dalam memperbaiki pertumbuhan tanaman padi dan meningkatkan hasil di sentra produksi padi di Kabupaten Badung, serta untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia sintetis dalam budidaya tanaman padi di Kabupaten Badung. Hasil percobaan dan kajian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut : (i) perlakuan kombinasi pupuk hayati dengan pupuk sintetis berpengaruh tidak nyata terhadap variabel pertumbuhan tanaman dan hasil tanaman padi; (ii) penambahan pupuk hayati pada pertanaman padi sistem pertanian konvensional mampu meningkatkan hasil gabah kering panen sebesar 0,67% sampai 4,4%; dan (iii) hasil gabah kering panen tertinggi diperoleh pada penambahan pupuk hayati dan 50% pupuk sintetis spesifik lokasi. Dari hasil percobaan serta kajian di atas maka dapat direkomendasikan untuk menggunakan pupuk hayati 20 lt/ha dengan mengurangi pupuk kimia sintetis 50%. Kata Kunci: Pupuk hayati lokal, pupuk kimia sintetis, tanaman padi, gabah kering Abstrak The use of local bio-fertilizer on rice crop is very urgent to research as it would be gradually decreased and shifted the use of chemical fertilizers, in which its yield should be similar and even might be higher. The aims of this research are to testify the effectivity of local bio-fertilizer in improving rice crop growth in the production center in Badung regency, and to decrease the use of chemical fertilizer. The results of research pointed out that (i) the treatment of bio-fertilizer and chemical fertilizer combination is not significantly influence to the growth and yield of rice crop; (ii) adding bio-fertilizer in the conventional farming is able to increase the yield of rice to 0.67 % till 4.4 %; and (iii) the highest yield of dried rice is gained on the adding bio-fertilizer and 50 % of chemical fertilizer. It is recommended to use bio-fertilizer about 20 lt/ha by decreasing chemical fertilizer till 50 %. Keywords: Locak bio-fertilizer, chemical fertilizer, rice crop, dried rice 1. PENDAHULUAN Masyarakat Indonesia secara umum masih sangat tergantung pada ketersediaan beras untuk memenuhi kebutuhan pangan pokoknya. Menurut Machmur (2010) pada era 1950-60an ketergantungan pangan masyarakat Indonesia pada nasi atau beras masih sebesar 53%, namun kini ketergantungan itu semakin tinggi hingga 92-95%. Rata-rata konsumsi beras relatif tinggi dibandingkan dengan Negara-negara lainnya di dunia yaitu sekitar 139 kg/kapita/tahun (Harjowigeno dan Rayes, 2006). Jika jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 237 juta jiwa, maka kebutuhan beras per tahun diperkirakan sebesar 34 juta ton. Data menunjukkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan beras nasional, pemerintah Republik Indonesia harus mengimpor beras dari beberapa Negara seperti Vietnam, Thailand, China, India dan Pakistan. Ketergantungan pada impor selain menghabiskan devisa Negara, juga mengurangi tingkat ketahanan pangan, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap ketahanan nasional. Seperti yang diungkapkan oleh Mardianto (2004) bahwa kekurangan beras yang terjadi di suatu negara akan menyebabkan kerawanan ekonomi, sosial dan politik yang dapat menggoyahkan stabilitas suatu Negara. Rata-rata produktivitas padi di Indonesia relatif rendah yaitu sebesar 4,56 ton/ha jika dibandingkan dengan negara produsen beras di dunia, produktivitas padi di Indonesia berada pada peringkat ke 29. Australia memiliki produktivitas rata-rata 8,22 ton/ha, Jepang

5,85 ton/ha dan Cina 6,05 ton/ha (USDA, 2004). Rata-rata produktivitas padi di Bali pada tahun 2011 sebesar 5,64 ton/ha (Dinas pertanian Tanaman Pangan Probinsi Bali, 2011), sementara produktivitas tanaman padi di Badung mencapai 6,23 ton/ha pada tahun 2012 (Badung Dalam Angka, 2012). Produktivitas ini masih memungkinkan untuk ditingkatkan mengingat hasil potensial tanaman padi lebih dari 7 ton/ha. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pemupukan yang berimbang dan pemanfaatan pupuk hayati lokal Bali. Upaya meningkatkan produksi pertanian dapat dicapai melalui program intensifikasi yang tidak terlepas dari penggunaan pupuk buatan (pupuk kimia) Hal ini menyebabkan pupuk buatan menjadi komoditi strategis yang dibutuhkan masyarakat petani. Rekomendasi pemupukan merupakan salah satu komponen yang mendukung keberhasilan peningkatan produktivitas padi (Balai Besar Litbang Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2007). Kerusakan yang terjadi akibat penggunaan bahan kimia yang berlebihan dapat mengganggu kehidupan mikroba tanah yang berpengaruh positif bagi ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman maupun mikroba yang dapat mengendalikan beberapa jenis penyakit. Oleh karena itu, sumberdaya tanah sangat penting untuk dilindungi. Pemanfaatannya harus menggunakan teknologi yang ramah lingkungan, Pada lingkungan tanah pertanian, mikroorganisme memegang peranan kunci baik dalam memperbaiki kondisi tanah maupun merangsang pertumbuhan tanaman. Pada tanah subur yang normal terdapat 10-100 juta bakteri di dalam setiap gram tanah. Jumlah ini dapat meningkat tergantung dari kandungan bahan organik tanah (Untung, K. 1997). Manfaat dari keberadaan mikroorganisme tanah di antaranya: 1) meningkatkan kesuburan, 2) menghasilkan berbagai senyawa penting seperti pelarut hara, fitohormon dan antimikroba, 3) menambat N2, 4) melarutkan P agar menjadi lebih tersedia, 5) menghasilkan zat tumbuh alami, dan 6) merombak bahan organik sehingga meningkatkan ketersediaan hara dalam tanah (Sutanto, R. 2002). Gambar 1. Demplot yang dilakukan di Desa Anggungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung 2. METODE Pelaksanaan kegiatan kajian penggunaan pupuk hayati lokal pada tanaman padi di Kabupaten Badung dilaksanakan di Subak Serobian Mengwi. Secara administratif lokasi kegiatan berada di Desa Anggungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Secara geografis lokasi lahan percobaan terletak pada koordinat 8 34'3.92"LS dan 115 11'40.50"BT. Gambar 1 menunjukkan peta lokasi pelaksanaan pekerjaan.

Gambar 2. Peta Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Bibit tanaman padi yang digunakan adalah varietas Ciherang. Hama dan penyakit dikendalikan dengan pestisida kimia sesuai anjuran setempat. Beberapa alat yang dipergunakan antara lain cangkul, sabit, alat pengukur tinggi tanaman (meteran), alat penghitung jumlah gabah (counter), timbangan, dan alat ubinan. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 5 jenis perlakuan sebagai berikut : A. Budidaya konvensional : menggunakan pupuk sintetis sesuai anjuran setempat tanpa pupuk hayati (anjuran subak). B. Perlakuan dengan 100% dosis pupuk kimia sintetis + 20 liter pupuk hayati per hektar. C. Perlakuan dengan 75% dosis pupuk kimia sintetis + 20 liter pupuk hayati per hektar. D. Perlakuan dengan 50% dosis pupuk kimia sintetis + 20 liter pupuk hayati per hektar. Pengamatan dilakukan dengan dua fase yaitu, fase pertumbuhan vegetatif dan fase generatif dengan cara pengukuran, penghitungan dan penimbangan. Pada Fase pertumbuhan tanaman padi parameter yang diamati meliputi: a) pengukuran tinggi tanaman padi, b) penghitungan jumlah anakan tiap rumpun dan kandungan klorofil. Sedangkan Komponen hasil, meliputi : a) penghitungan jumlah anakan produktif; b) penimbangan berat gabah 1.000 biji dan estimasi produksi per hektar. Data hasil pengamatan selanjutnya dianalisis sidik ragam untuk mengetahui tingkat pengaruh perlakuan pada masing-masing variable. Jika perlakuan berpengaruh nyata atau sangat nyata dilanjutkan dengan uji BNT 1%. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis statistika menunjukkan variabel tinggi tanaman maksimum, jumlah anakan maksimum dan jumlah anakan produktif dipengaruhi secara tidak nyata oleh perlakuan.

Tabel 1. Pengaruh Aplikasi Kombinasi Pupuk Hayati dan Sintetis Terhadap Tinggi Tanaman, Jumlah Anakan dan jumlah anakan produktif Jumlah Anakan Jumlah Anakan Tinggi Tanaman Perlakuan Maksimum per Produktif Per Maksimum (cm) Rumpun (batang) Rumpun (batang) A 101,65 a 31,23 a 27,54 a B 106,80 a 32,13 a 28,63 a C 103,54 a 31,33 a 27,58 a D 102,25 a 30,87 a 27,12 a Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada uji BNT taraf 1% A = Budidaya konvensional, menggunakan pupuk sintetis sesuai anjuran setempat tanpa pupuk hayati. B = Perlakuan dengan 100% dosis pupuk kimia sintetis + pupuk hayati 20 liter/ha C = Perlakuan dengan 75% dosis pupuk kimia sintetis + pupuk hayati 20 liter/ha. D = Perlakuan dengan 50% dosis pupuk kimia sintetis + pupuk hayati 20 liter/ha. Variabel pengamatan tinggi tanaman maksimum berpengaruh tidak nyata oleh perlakuan yang diberikan. Perlakuan yang memiliki tinggi maksimum ditemukan pada perlakuan B (106,80 cm), berbeda tidak nyata dengan perlakuan C (103,54 cm) selanjutnya perlakuan D (102,25 cm), dan yang paling pendek terdapat pada perlakuan A (101,65 cm). Gambar 3. Saat panen yang dilakukan secara serempak Variabel jumlah anakan maksimum berpengaruh tidak nyata oleh perlakuan yang diberikan. Perlakuan yang memiliki jumlah anakan maksimum ditemukan pada perlakuan B (32,13 batang), berbeda tidak nyata dengan perlakuan C (31,33 batang) selanjutnya perlakuan A (31,23 batang) dan yang paling sedikit terdapat pada perlakuan D (30,87 batang). Variabel Jumlah Anakan Produktif Per Rumpun berpengaruh tidak nyata oleh perlakuan yang diberikan Perlakuan yang memiliki Jumlah Anakan Produktif terbanyak ditemukan pada perlakuan B (28,63 batang), berbeda tidak nyata dengan perlakuan C (27,58 batang) selanjutnya perlakuan A (27,54 batang) dan yang paling pendek terdapat pada perlakuan D (27,12 batang).

Hasil analisis statistika menunjukkan variabel tinggi tanaman maksimum, jumlah anakan maksimum dan jumlah anakan produktif dipengaruhi secara tidak nyata oleh perlakuan. Gambar 4. Panen yang dihadiri oleh PPL Kabupaten Badung Tabel 2. Pengaruh Aplikasi Kombinasi Pupuk Hayati dan Pupuk Sintetis Terhadap Kadar Klorofil, Bobot 1000 butir gabah dan Hasil Gabah Kering Panen. Perlakuan Kadar Klorofil (mg/gr jaringan) Bobot 1000 butir gabah (gr) Hasil Gabah Kering Panen (ton/ha) A 31,018 a 30,48 a 7,072 a B 31,051 a 30,82 a 7,408 a C 31,372 a 30,25 a 7,072 a D 30,722 a 30,15 a 7,120 a Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada uji BNT taraf 1% A = Budidaya konvensional, menggunakan pupuk sintetis sesuai anjuran setempat tanpa pupuk hayati. B = Perlakuan dengan 100% dosis pupuk kimia sintetis + pupuk hayati 20 liter/ha C = Perlakuan dengan 75% dosis pupuk kimia sintetis + pupuk hayati 20 liter/ha. D = Perlakuan dengan 50% dosis pupuk kimia sintetis + pupuk hayati 20 liter/ha. Variabel pengamatan kadar klorofil berpengaruh tidak nyata terhadap perlakuan yang diberikan. Pada Tabel 2, tampak bahwa perlakuan D memiliki kadar klorofil tertinggi mencapai 31,722 mg/gr jaringan. Hal tersebut berbeda nyata dengan perlakuan A, perlakuan B dan perlakuan C yang secara berturut - turut sebesar 31,018 mg/gr jaringan, 31,051 mg/gr jaringan dan 31,372 mg/gr jaringan. Variabel pengamatan Bobot 1.000 butir gabah berpengaruh tidak nyata oleh perlakuan yang diberikan. Perlakuan yang memiliki bobot 1.000 biji maksimum ditemukan pada perlakuan B (30,82 gr), berbeda tidak nyata dengan perlakuan A (30,48 gr) selanjutnya perlakuan C (30,25 gr), dan yang paling pendek terdapat pada perlakuan D (30,15 gr). Variabel Hasil Gabah Kering Panen per hektar berpengaruh tidak nyata terhadap perlakuan yang diberikan. Pada Tabel 2, tampak bahwa perlakuan B menunjukkan hasil tertinggi yaitu mencapai 7,408 ton/ha.

Hal tersebut berbeda tidak nyata dengan perlakuan A, perlakuan C dan perlakuan D yang secara berturut - turut sebesar 7,072 ton/ha, 7,072 ton/ha dan 7,120 ton/ha. Hasil Gabah Kering Panen (GKP) per hektar sangat nyata dipengaruhi oleh perlakuan yang diberikan. Perlakuan kombinasi pupuk yang diberikan dapat meningkatkan bobot gabah kering panen per hektar sebanyak 0.67% sampai 4,54% dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Perlakuan pupuk hayati yang dikombinasikan dengan 50 % pupuk sintetis sesuai anjuran spesifik lokasi merupakan kombinasi yang menunjukkan hasil positif dibandingkan dengan perlakuan lainnya. 4. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut, (1) Perlakuan kombinasi pupuk hayati dengan pupuk sintetis berpengaruh tidak nyata terhadap variabel pertumbuhan tanaman dan hasil tanaman padi. (2) Penambahan pupuk hayati pada pertanaman padi sistem pertanian konvensional mampu meningkatkan hasil gabah kering panen sebesar 0,67% sampai 4,4%. (3) Hasil gabah kering panen tertinggi diperoleh pada penambahan pupuk Hayati dan 50% pupuk sintetis spesifik lokasi. (4) Secara ekonomi pengurangan penggunaan pupuk kimia/sintetis sebesar 50% akan dapat mengurangi biaya untuk pembelian pupuk kimia/sintetis sehingga secara signifikan akan mampu meningkatkan pendapatan petani padi. (5) Dari segi lingkungan, dengan memanfaatkan pupuk hayati maka dampak terhadap kerusakan lingkungan dapat dihindari karena dengan penggunaan pupuk hayati tersebut akan mampu memperbaiki unsur hara tanah sebagai media tumbuh tanaman padi. Saran Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya dapat diberikan saran sebagai berikut (1) Dari hasil percobaan direkomendasikan untuk menggunakan pupuk hayati 20 lt/ha dengan mengurangi pupuk kimia sintetis 50% karena dapat meningkatkan hasil 4,4% dibandingkan dengan sistem pertanian konvensional (2) Diperlukan studi lebih mendalam dengan analisis ekonomi dalam jangka panjang (lebih dari 5 tahun) secara times series dari penggunaaan pupuk hayati tersebut apakah lebih layak jika dibandingkan dengan pupuk kimia/sintetis. 5. DAFTAR PUSTAKA Anonimus. 2012. Badung Dalam Angka, 2012 (Badung in Figures 2012). Bappeda Litbang Kabupaten Badung dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung Balai Besar Litbang Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2007. Baku Mutu Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali, 2011 Machmur. 2010. Beras dan Tantangan ke Depan. Kanisius. Yogyakarta. Harjowigeno dan Rayes, 2006. Lahan Sawah dan Penggunaan Pupuk Hayati. Bayumedia. Malang Mardianto. 2004. Pelestarian Lahan Padi. Erlangga. Jakarta. Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik Pemasyaratan dan Pengembangannya. Kanisius. Yogyakarta Untung, K. 1997. Peranan Pertanian Organik dalam Pembangunan yang Berwawasan Lingkungan. Seminar Nasional Pertanian Organik, Jakarta 3 April 1997. Jakarta. Yayasan Bumi Lestari.