BAB I PENDAHULUAN. kegiatan besar yaitu Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan

dokumen-dokumen yang mirip
SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak diderita oleh masyarakat. Sebagian besar dari infeksi

Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) Palembang, 17 Oktober 2014

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

LINDUNGILAH KELUARGA ANDA DARI PENULARAN BATUK DAN FLU DENGAN ETIKA BATUK YANG BAIK DAN BENAR

LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Permohonan

Swine influenza (flu babi / A H1N1) adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae.

BAB I PENDAHULIAN. Tuberculosis paru (TB paru) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman

BAB I PENDAHULUAN. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan semakin meningkat. Istilah infeksi nosokomial diperluas

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

A. IDENTITAS RESPONDENT 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : 3. Pendidikan Terakhir : 4. Pekerjaan : 5. Lama Tinggal Serumah :

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DI PUSKESMAS DESA DAYEUH KOLOT KABUPATEN BANDUNG

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan, dan keturunan. Berdasarkan ke empat faktor tersebut, di negara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RAPAT DENGAR PENDAPAT KEMENKES DENGAN PANJA KESEHATAN HAJI KOMISI IX DPR - RI

PRATIWI ARI HENDRAWATI J

A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal antaralain lain:

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT AVIAN

BAB I PENDAHULUAN. salon, dan pekerja tekstil dan industri rumahan (home industry). Pada. pekerja per tahun. (Djuanda dan Sularsito, 2007).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan sangat diinginkan oleh setiap orang.

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit. Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan. kesehatan kepada masyarakat. Rumah sakit memiliki peran penting

UNIVERSAL PRECAUTIONS Oleh: dr. A. Fauzi

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya sebagai mahasiswa program studi D III keperawatan, Fakultas ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara baik droplet maupun airbone,

BAB I PENDAHULUAN. Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

GAMBARAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU DI KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN ABSTRAK

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Gejala utama

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan kuno seperti sisa-sisa tulang belakang

BAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai

UKDW. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

PEDOMAN KEWASPADAAN UNIVERSAL BAGI PETUGAS KESEHATAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Aliaa Amirah binti Md. Kamaru Al-Amin. Tempat/Tanggal Lahir : Terengganu, Malaysia/20 Maret 1989

I. PENENTUAN AREA MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT REGULER

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

RSCM KEWASPADAAN. Oleh : KOMITE PPIRS RSCM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PROPOSAL KEGIATAN MINI PROJECT PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) Program Internship Dokter Indonesia. Disusun Oleh:

BAB V KESIMPULAN. serta pembahasan hasil penelitian dengan judul: Analisis Kepatuhan. Penerapan Kewaspadaan Standar Pelayanan Kedokteran Gigi di RS

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA

Keywords: hand washing demonstration, elementary school students, the incidence of illness.

BAB I PENDAHULUAN. kuman TBC (Microbecterium Tuberkalosis). Sebagian besar kuman TBC

BAB 1 PENDAHULUAN. tentang perlunya melakukan Primary Health Care Reforms. Intinya adalah

OLEH: IMA PUSPITA NIM:

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi, angka kesakitan bayi, status gizi dan angka harapan hidup (Depkes RI,

BAB 1 PENDAHULUAN. tergantung pada potensi biologinya. Tingkat tercapainya potensi biologi seorang

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. Nigeria masing-masing 6 juta episode (Kemenkes RI, 2011). (15%-30%). Berdasarkan hasil penelitian Khin, dkk tahun 2003 di Myanmar

Bagian XIII Infeksi Nosokomial

KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN RUMAH ISPA PUSKESMAS DTP CIGASONG

BAB I PENDAHULUAN. serta pengobatan penyakit banyak digunakan alat-alat ataupun benda-benda

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Healthcare-Associated Infections (HAIs) atau biasa disebut infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari

Informasi penyakit ISPA

Mengapa disebut sebagai flu babi?

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berisiko tinggi terhadap penularan penyakit, mengingat ruang lingkup kerjanya

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB Paru menyebabkan hampir dua juta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang

BAB I PENDAHULUAN. variabel tertentu, atau perwujudan dari Nutriture dalam bentuk variabel

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat

INOVASI KEPERAWATAN PENCEGAHAN DAN PERAWATAN TBC ANAK. Perawatan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan merawat. Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah kematian per tahun. Kematian tersebut pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya guna tercapainya negara yang kuat (Ratna, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. ISPA adalah suatu infeksi pada saluran nafas atas yang disebabkan oleh. yang berlangsung selama 14 hari (Depkes RI, 2010).

Infeksi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas pada pasien rawat

Lampiran 1. Denah Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjung Gusta Medan

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: MEI FATMAWATI NIM:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat secara global. TB Paru menduduki peringkat ke 2 sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Puskesmas sebagai pusat pelayanan masyarakat pertama mengampu 2 kegiatan besar yaitu Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat, selanjutnya disingkat UKP dan UKM. Sesuai Permenkes 75 tahun 2014 kegiatan puskesmas lebih dititikberatkan pada upaya promotif, preventif dan rehabilitatif. Kegiatan kuratif tidak menjadi kegiatan utama. Atas dasar itu maka pada kegiatan UKM terdapat Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM). Kegiatan UKBM meliputi upaya melibatkan semua lapisan masyarakat untuk berperan di kegiatan promotif preventif. Selain kader kesehatan di posyandu balita dan lansia, Guru Taman Kanan-kanak merupakam bagian masyarakat yang bisa menjadi role model upaya promotif preventif (Permenkes No.75, 2014) Batuk merupakan sebuah gejala dari penyakit yang disebabkan oleh infeksi dan non infeksi. Penyakit Infeksi adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman berupa bakteri, virus, jamur, parasit, bukan disebabkan faktor fisik (luka bakar) atau zat kimia (keracunan). Cara penularan penyakit melalui : melalui media langsung permukaan kulit orang ke orang atau melalui media udara secara langsung berupa droplet atau percikan ludah maupun tidak langsung melalui air borne (Smallcrab, 2012). 1

Penularan secara langsung bisa dengan bersin atau batuk. Batuk tidak melulu disebabkan infeksi atau alergi bisa juga karena GERD, kondisi kronis paru-paru seperti asma, COPD, fibrosis pulmoner, dan penyakit jaringan paru, bisa juga karena emboliparu, gagal jantung kongesti (Turner dan Bothamley, 2016) Sebagai gambaran data penyakit yang ditularkan melalui udara di puskesmas Sedayu I Kabupaten Bantul. Tabel 1. Sepuluh besar penyakit 3 (tiga) tahun terakhir No. Nama Penyakit 2013 2014 2015 1 Common cold 4780 5103 4336 2 Hipertensi essensial 2607 3233 2932 3 Myalgia 1383 1875 1397 4 Sindroma sakit kepala 1088 1062 987 5 Faringitis akut 1027 801 1017 6 Demam yang belum terdiagnosa 997 1584 1855 7 Dermatitis 845 842 822 8 Dispepsia 812 878 981 9 Diabetes Melitus 765 956 1379 10 Diare dan gastritis 686 693 679 Sumber : Profil Puskesmas Sedayu I tahun 2013, 2014, 2015 Dari data diatas common cold dan faringitis akut selalu ada di 10 penyakit terbanyak selama 3 tahun terakhir, dengan jumlah yang cenderung naik. Data tersebut adalah data untuk semua usia. Sementara jumlah pasien usia pra SD yang menderita comman cold sebagai berikut : 2

Grafik 1.1 Penderita Batuk Anak usia 4-7 tahun 100 80 60 40 20 0 2015 2013 2014 Sumber : Profil Puskesmas Sedayu I tahun 2013, 2014, 2015 Grafik diatas menunjukkan n bahwa comman cold dapat terjadi sepanjang tahun. Anak usia 4-7 tahun tidak selalu dapat diikuti seperti anakak usia 0-3 tahun yang rutin berkunjung ke posyandu. Anak usia 4-7 tahun sudah mulai masuk PAUD atau taman kanak-kanak yang belum tentuu melakukan pemeriksaan kesehatan rutin setiap bulan. Program Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Infeksi (PPI) yang ditularkan melalui udara sudah dilakukan di rumah sakit begitu juga Puskesmas sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan tingkat I mulai mengoptimalkan program PPI. Masyarakat penerima layanann memiliki risiko penularan dari infeksi saat menerima layanan kesehatan (Depkes, 2008). Sejak berlakunyaa sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) jumlah kunjungan meningkat (Profill Pusk.Sedayu I, 2013-2015, 2013, 2014, 2015). Bagi petugas kesehatan yang setiap hari kontak dengan pasien dengan gejala bersin dan batuk diharapkan menerapkan standar kewaspadaan dini. 3

Perilaku yang paling sering dijumpai yaitu tidak memakaian alat pelindung diri berupa masker dan cuci tangan pakai sabun. Kepatuhan cuci tangan dengan air dan sabun bersamaan direkomendasikan karena mengurangi kejadian sakit yang berasal dari lingkungan dibandingkan cuci tangan pakai cairan alcohol base (Kopra, et al., 2012). Sosialisasi dan pelatihan ulang tentang pentingnya Pencegahan Penyakit Infeksi salah satunya melalui Etika Batuk. Etika Batuk menjadi sangat penting karena merupakan bagian dari program PPI Tb (Kemenkes, 2014) disamping kewaspadaan standar (WHO, 2008). Pemenuhan sarana prasarana juga diperlukan untuk meminimalisir penularan batuk terutama di lingkungan sekolah. Kegiatan Penerapan Kewaspadaan Standar di fasilitas pelayanan kesehatan dimulai dari tenaga kesehatan yang bertugas di layanan kesehatan, diterapkan dalam aktivitas sehari-hari terutama saat bertugas (WHO, 2009). Selanjutnya Etika Batuk disosialisasikan ke warga masyarakat, saat batuk dan bersin hidung dan mulut ditutup. Cara menutupnya dengan menggunakan tisu atau pakai masker dilanjutkan dengan cuci tangan pakai sabun atau larutan antiseptik setelah kontak dengan cairan hidung atau mulut. Penting juga menjaga jarak dengan orang sehat atau orang sehat dengan orang yang memiliki gejala gangguan saluran pernafasan akut apalagi yang disertai demam (WHO, 2008). Ketika tidak ada tisu maka dapat menggunakan lengan atas atau bawah yang kiri atau kanan saat batuk atau bersin dan jika terdapat cairan yang keluar melalui hidung gunakan tisu atau dahak di buang ke kloset atau di tempat khusus berisi cairan antiseptik (Berry & Fournier, 2014)(WHO, 2008). 4

Penyakit yang ditularkan melalui udara merupakan salah satu penyakit yang selalu ada di sepuluh besar penyakit yang ada di seperti common cold, influenzae dan faringitis akut. Common cold adalah infeksi yang lebih sering disebabkan oleh virus dibandingkan bakteri (Samanta, 2011). Penyakit ini mudah menyerang orang dengan daya tahan rendah dan pada beberapa keadaan hanya dengan istirahat dan makan makanan seimbang penderita akan membaik (WHO, 2001). Penyakit Common cold, influenzae dan faringitis dapat dialami oleh siapapun juga yang daya tahan tubuhnya sedang menurun (Aiello, et al., 2010) termasuk tenaga kesehatan yang bertugas di puskesmas. Dari penelitian Aiello disimpulkan bahwa dari hasil observasi penderita Influenza like illness yang memakai masker dan menjaga kebersihan tangan dengan cuci tangan selama 4-6 minggu mengurangi angka Influenza like illness dibandingkan hanya memakai masker saja atau hanya menjaga kebersihan tangan dengan cuci tangan. Upaya pemahaman pencegahan penyakit infeksi yang ditularkan melalui udara pada guru-guru Taman Kanak-kanak dilakukan narrative in action sehingga dapat dipastikan guru TK bisa memperagakan Etika Batuk dengan benar. I.2. Perumusan Masalah. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : bagaimana memberi pemahaman pengetahuan Etika Batuk dengan cara narrative in action sebagai upaya kesehatan berbasis masyarakat guru taman kanak-kanak di wilayah kerja Puskesmas Sedayu I Kabupaten Bantul. 5

I.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah memberi pemahaman Etika Batuk dan perubahan perilaku dengan cara narrative in action sebagai upaya kesehatan berbasis masyarakat guru taman kanak-kanak di wilayah kerja Puskesmas Sedayu I Kabupaten Bantul sehingga guru dapat menjadi contoh atau role model Etika Batuk yang benar bagi anak taman kanak-kanak. I.4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut tentang media yang efektif melakukan edukasi etika batuk pada anak taman kanakkanak. 2. Manfaat praktis a) Penelitian ini diharapkan Guru Taman Kanak-kanak bisa memperagakan etika batuk di lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah, lebih mampu memberi pemahaman etika batuk pada anak didik dan orang tua anak didiknya. b) Penelitian ini diharapkan menjadi dasar bagi pelayanan kesehatan untuk pengambil keputusan bahwa pemahaman etika batuk bagian dari penerapan kewaspadaan standar untuk menjaga mutu pelayanan dapat di pahamkan melalui cara yang bervariasi. c) Penelitian ini diharapkan menjadi pembelajaran bagi peneliti menggunakan narrative in action. 6

d) Penelitian ini diharapkan dapat menurunkan penularan penyakit infeksi khususnya yang ditularkan melalui udara dari penderita batuk orang dewasa ke orang disekitarnya terutama anak-anak, dari anak-anak ke anak-anak. e) Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk evaluasi jaminan mutu cara memahamkan etika batuk melalui upaya kesehatan berbasis masyarakat. I.5. Keaslian Penelitian Ada beberapa penelitian sebelumnya yang serupa dengan penelitian ini, sebagai berikut: Judul Penelitian Tujuan Persamaan Perbedaan Hubungan tingkat pengetahuan hand hygiene dengan kepatuhan pelaksanaan hand hygiene pada peserta program pendidikan profesi dokter, Anietya Widyanita, Ekorini Listiowati, FKIK UMY (Widyanita & Listiowati, 2014) Mengetahui tingkat pengetahuan hand hygiene dengan kepatuhan pelaksanaan hand higiene - Melaksanakan hand hygiene sebagai salah satu upaya mencegah penularan penyakit. - Hanya hand hygiene - Lokasi penelitinan itu di rumah sakit - Etika batuk salah satunya tentang hand hygiene tapi juga tentang perilaku saat batuk, bersin dan sesudahnya. - Lokasi di puskesmas Hand washing with soap and water together with behavioural recommendations prevent infections in comman work environment: an open cluster-randomized trial Meneliti apakah tindakan cuci tangan dengan air dan sabun secara bersamaan dapat mencegah infeksi saluran pernafasan dan diare - Melakukan cuci tangan dengan air dan sabun secara bersamaan - Responden pekerja pabrik elektronik - Membandingkan dengan cairan antiseptik berbahan dasar alkohol - Tidak ada intervensi khusus - Responden guru TK - Tidak bandingkan - Ada intervensi FGD 7

Judul Penelitian Tujuan Persamaan Perbedaan A Tool to assess Knowledge, attitude and behavior of Indonesian Health Care workers regarding Infection Control, D.O. Duerink, U. Hadi, E.S. Lestari, Djoko Roeshadi, Hendro Wahyono, N.J.D. Nagelkerke, R.G. Van der Meulen, P.J. Van den Broek. July 2013 Meneliti pengetahuan, sikap dan perilaku tentang pengendalian infeksi di dua rumah sakit pendidikan di pulau Jawa. - Pengetahuan sikap dan perilaku - Dilakukan di 5 departemen - Terhadap semua infeksi yang ditularkan melalui udara maupun sekret/darah - Keamanan pribadi - Vaksinasi Hepatitis B - Lokasi di RS Pendidikan - Melibatkan peran serta masyarakat dalam hal ini guru taman kanakkanak tentang Etika batuk - Lokasi Puskesmas Perbandingan Media Power Point dengan Flip Chart dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Peningkatan pengetahuan Dilakukan pada 2 kelompok Membandingkan media untuk meningkatkan pengetahuan Mengamati pemahaman Etika Batuk. Reflexivity and Narratives in Action Research: A Discursive Approach Memberikan gambaran perbedaan hasil narasi dari grup dan narasi dari individu Menggunakan metode narasi dengan minimal intervensi menggunakan subyek grup dan individu Menggunakan grup 8