BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Puskesmas sebagai pusat pelayanan masyarakat pertama mengampu 2 kegiatan besar yaitu Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat, selanjutnya disingkat UKP dan UKM. Sesuai Permenkes 75 tahun 2014 kegiatan puskesmas lebih dititikberatkan pada upaya promotif, preventif dan rehabilitatif. Kegiatan kuratif tidak menjadi kegiatan utama. Atas dasar itu maka pada kegiatan UKM terdapat Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM). Kegiatan UKBM meliputi upaya melibatkan semua lapisan masyarakat untuk berperan di kegiatan promotif preventif. Selain kader kesehatan di posyandu balita dan lansia, Guru Taman Kanan-kanak merupakam bagian masyarakat yang bisa menjadi role model upaya promotif preventif (Permenkes No.75, 2014) Batuk merupakan sebuah gejala dari penyakit yang disebabkan oleh infeksi dan non infeksi. Penyakit Infeksi adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman berupa bakteri, virus, jamur, parasit, bukan disebabkan faktor fisik (luka bakar) atau zat kimia (keracunan). Cara penularan penyakit melalui : melalui media langsung permukaan kulit orang ke orang atau melalui media udara secara langsung berupa droplet atau percikan ludah maupun tidak langsung melalui air borne (Smallcrab, 2012). 1
Penularan secara langsung bisa dengan bersin atau batuk. Batuk tidak melulu disebabkan infeksi atau alergi bisa juga karena GERD, kondisi kronis paru-paru seperti asma, COPD, fibrosis pulmoner, dan penyakit jaringan paru, bisa juga karena emboliparu, gagal jantung kongesti (Turner dan Bothamley, 2016) Sebagai gambaran data penyakit yang ditularkan melalui udara di puskesmas Sedayu I Kabupaten Bantul. Tabel 1. Sepuluh besar penyakit 3 (tiga) tahun terakhir No. Nama Penyakit 2013 2014 2015 1 Common cold 4780 5103 4336 2 Hipertensi essensial 2607 3233 2932 3 Myalgia 1383 1875 1397 4 Sindroma sakit kepala 1088 1062 987 5 Faringitis akut 1027 801 1017 6 Demam yang belum terdiagnosa 997 1584 1855 7 Dermatitis 845 842 822 8 Dispepsia 812 878 981 9 Diabetes Melitus 765 956 1379 10 Diare dan gastritis 686 693 679 Sumber : Profil Puskesmas Sedayu I tahun 2013, 2014, 2015 Dari data diatas common cold dan faringitis akut selalu ada di 10 penyakit terbanyak selama 3 tahun terakhir, dengan jumlah yang cenderung naik. Data tersebut adalah data untuk semua usia. Sementara jumlah pasien usia pra SD yang menderita comman cold sebagai berikut : 2
Grafik 1.1 Penderita Batuk Anak usia 4-7 tahun 100 80 60 40 20 0 2015 2013 2014 Sumber : Profil Puskesmas Sedayu I tahun 2013, 2014, 2015 Grafik diatas menunjukkan n bahwa comman cold dapat terjadi sepanjang tahun. Anak usia 4-7 tahun tidak selalu dapat diikuti seperti anakak usia 0-3 tahun yang rutin berkunjung ke posyandu. Anak usia 4-7 tahun sudah mulai masuk PAUD atau taman kanak-kanak yang belum tentuu melakukan pemeriksaan kesehatan rutin setiap bulan. Program Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Infeksi (PPI) yang ditularkan melalui udara sudah dilakukan di rumah sakit begitu juga Puskesmas sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan tingkat I mulai mengoptimalkan program PPI. Masyarakat penerima layanann memiliki risiko penularan dari infeksi saat menerima layanan kesehatan (Depkes, 2008). Sejak berlakunyaa sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) jumlah kunjungan meningkat (Profill Pusk.Sedayu I, 2013-2015, 2013, 2014, 2015). Bagi petugas kesehatan yang setiap hari kontak dengan pasien dengan gejala bersin dan batuk diharapkan menerapkan standar kewaspadaan dini. 3
Perilaku yang paling sering dijumpai yaitu tidak memakaian alat pelindung diri berupa masker dan cuci tangan pakai sabun. Kepatuhan cuci tangan dengan air dan sabun bersamaan direkomendasikan karena mengurangi kejadian sakit yang berasal dari lingkungan dibandingkan cuci tangan pakai cairan alcohol base (Kopra, et al., 2012). Sosialisasi dan pelatihan ulang tentang pentingnya Pencegahan Penyakit Infeksi salah satunya melalui Etika Batuk. Etika Batuk menjadi sangat penting karena merupakan bagian dari program PPI Tb (Kemenkes, 2014) disamping kewaspadaan standar (WHO, 2008). Pemenuhan sarana prasarana juga diperlukan untuk meminimalisir penularan batuk terutama di lingkungan sekolah. Kegiatan Penerapan Kewaspadaan Standar di fasilitas pelayanan kesehatan dimulai dari tenaga kesehatan yang bertugas di layanan kesehatan, diterapkan dalam aktivitas sehari-hari terutama saat bertugas (WHO, 2009). Selanjutnya Etika Batuk disosialisasikan ke warga masyarakat, saat batuk dan bersin hidung dan mulut ditutup. Cara menutupnya dengan menggunakan tisu atau pakai masker dilanjutkan dengan cuci tangan pakai sabun atau larutan antiseptik setelah kontak dengan cairan hidung atau mulut. Penting juga menjaga jarak dengan orang sehat atau orang sehat dengan orang yang memiliki gejala gangguan saluran pernafasan akut apalagi yang disertai demam (WHO, 2008). Ketika tidak ada tisu maka dapat menggunakan lengan atas atau bawah yang kiri atau kanan saat batuk atau bersin dan jika terdapat cairan yang keluar melalui hidung gunakan tisu atau dahak di buang ke kloset atau di tempat khusus berisi cairan antiseptik (Berry & Fournier, 2014)(WHO, 2008). 4
Penyakit yang ditularkan melalui udara merupakan salah satu penyakit yang selalu ada di sepuluh besar penyakit yang ada di seperti common cold, influenzae dan faringitis akut. Common cold adalah infeksi yang lebih sering disebabkan oleh virus dibandingkan bakteri (Samanta, 2011). Penyakit ini mudah menyerang orang dengan daya tahan rendah dan pada beberapa keadaan hanya dengan istirahat dan makan makanan seimbang penderita akan membaik (WHO, 2001). Penyakit Common cold, influenzae dan faringitis dapat dialami oleh siapapun juga yang daya tahan tubuhnya sedang menurun (Aiello, et al., 2010) termasuk tenaga kesehatan yang bertugas di puskesmas. Dari penelitian Aiello disimpulkan bahwa dari hasil observasi penderita Influenza like illness yang memakai masker dan menjaga kebersihan tangan dengan cuci tangan selama 4-6 minggu mengurangi angka Influenza like illness dibandingkan hanya memakai masker saja atau hanya menjaga kebersihan tangan dengan cuci tangan. Upaya pemahaman pencegahan penyakit infeksi yang ditularkan melalui udara pada guru-guru Taman Kanak-kanak dilakukan narrative in action sehingga dapat dipastikan guru TK bisa memperagakan Etika Batuk dengan benar. I.2. Perumusan Masalah. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : bagaimana memberi pemahaman pengetahuan Etika Batuk dengan cara narrative in action sebagai upaya kesehatan berbasis masyarakat guru taman kanak-kanak di wilayah kerja Puskesmas Sedayu I Kabupaten Bantul. 5
I.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah memberi pemahaman Etika Batuk dan perubahan perilaku dengan cara narrative in action sebagai upaya kesehatan berbasis masyarakat guru taman kanak-kanak di wilayah kerja Puskesmas Sedayu I Kabupaten Bantul sehingga guru dapat menjadi contoh atau role model Etika Batuk yang benar bagi anak taman kanak-kanak. I.4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut tentang media yang efektif melakukan edukasi etika batuk pada anak taman kanakkanak. 2. Manfaat praktis a) Penelitian ini diharapkan Guru Taman Kanak-kanak bisa memperagakan etika batuk di lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah, lebih mampu memberi pemahaman etika batuk pada anak didik dan orang tua anak didiknya. b) Penelitian ini diharapkan menjadi dasar bagi pelayanan kesehatan untuk pengambil keputusan bahwa pemahaman etika batuk bagian dari penerapan kewaspadaan standar untuk menjaga mutu pelayanan dapat di pahamkan melalui cara yang bervariasi. c) Penelitian ini diharapkan menjadi pembelajaran bagi peneliti menggunakan narrative in action. 6
d) Penelitian ini diharapkan dapat menurunkan penularan penyakit infeksi khususnya yang ditularkan melalui udara dari penderita batuk orang dewasa ke orang disekitarnya terutama anak-anak, dari anak-anak ke anak-anak. e) Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk evaluasi jaminan mutu cara memahamkan etika batuk melalui upaya kesehatan berbasis masyarakat. I.5. Keaslian Penelitian Ada beberapa penelitian sebelumnya yang serupa dengan penelitian ini, sebagai berikut: Judul Penelitian Tujuan Persamaan Perbedaan Hubungan tingkat pengetahuan hand hygiene dengan kepatuhan pelaksanaan hand hygiene pada peserta program pendidikan profesi dokter, Anietya Widyanita, Ekorini Listiowati, FKIK UMY (Widyanita & Listiowati, 2014) Mengetahui tingkat pengetahuan hand hygiene dengan kepatuhan pelaksanaan hand higiene - Melaksanakan hand hygiene sebagai salah satu upaya mencegah penularan penyakit. - Hanya hand hygiene - Lokasi penelitinan itu di rumah sakit - Etika batuk salah satunya tentang hand hygiene tapi juga tentang perilaku saat batuk, bersin dan sesudahnya. - Lokasi di puskesmas Hand washing with soap and water together with behavioural recommendations prevent infections in comman work environment: an open cluster-randomized trial Meneliti apakah tindakan cuci tangan dengan air dan sabun secara bersamaan dapat mencegah infeksi saluran pernafasan dan diare - Melakukan cuci tangan dengan air dan sabun secara bersamaan - Responden pekerja pabrik elektronik - Membandingkan dengan cairan antiseptik berbahan dasar alkohol - Tidak ada intervensi khusus - Responden guru TK - Tidak bandingkan - Ada intervensi FGD 7
Judul Penelitian Tujuan Persamaan Perbedaan A Tool to assess Knowledge, attitude and behavior of Indonesian Health Care workers regarding Infection Control, D.O. Duerink, U. Hadi, E.S. Lestari, Djoko Roeshadi, Hendro Wahyono, N.J.D. Nagelkerke, R.G. Van der Meulen, P.J. Van den Broek. July 2013 Meneliti pengetahuan, sikap dan perilaku tentang pengendalian infeksi di dua rumah sakit pendidikan di pulau Jawa. - Pengetahuan sikap dan perilaku - Dilakukan di 5 departemen - Terhadap semua infeksi yang ditularkan melalui udara maupun sekret/darah - Keamanan pribadi - Vaksinasi Hepatitis B - Lokasi di RS Pendidikan - Melibatkan peran serta masyarakat dalam hal ini guru taman kanakkanak tentang Etika batuk - Lokasi Puskesmas Perbandingan Media Power Point dengan Flip Chart dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Peningkatan pengetahuan Dilakukan pada 2 kelompok Membandingkan media untuk meningkatkan pengetahuan Mengamati pemahaman Etika Batuk. Reflexivity and Narratives in Action Research: A Discursive Approach Memberikan gambaran perbedaan hasil narasi dari grup dan narasi dari individu Menggunakan metode narasi dengan minimal intervensi menggunakan subyek grup dan individu Menggunakan grup 8