ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN WILAYAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA. Mitrawan Fauzi

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan (Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam mengatur dan mengurus rumah

Provinsi Sumatera Utara: Demografi

Sejak tahun 2008, tingkat kemiskinan terus menurun. Pada 2 tahun terakhir, laju penurunan tingkat kemiskinan cukup signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. usaha pertanian (0,74 juta rumah tangga) di Sumatera Utara.

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan penganggaran pada dasarnya mempunyai manfaat yang sama

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pariwisata dan kebudayaan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dan

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

Lampiran 1. Data Luas Panen dan Produksi Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Produksi pangan di negara-negara sedang berkembang meningkat. Sekalipun

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

BAB I PENDAHULUAN. Produksi dari suatu usaha penangkapan ikan laut dan perairan umum sebahagian

ALOKASI ANGGARAN DAERAH DALAM PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA Beryl Artesian Girsang

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan adalah hal yang sangat penting. Pada tahun 1950an, orientasi

BAB I PENDAHULUAN. seluruh stakeholders untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

Lampiran 1. Sampel. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

Musrenbang RKPD Provinsi Sumatera Utara 2013 Hotel Santika, Selasa 2 April 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 34 provinsi yang kini telah tumbuh menjadi beberapa wacana

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan. pendapatan perkapita suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang

PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013

Yulianta Siregar Departemen electrical engineering University of North Sumatera Bali 28 Mei 2010

SUATU TINJAUAN KEBIJAKAN ALOKASI BELANJA 3 (TIGA) BIDANG UTAMA (SOSIAL BUDAYA, INFRASTRUKTUR, EKONOMI) UNTUK 25 KABUPATEN DAN KOTA PADA RAPBD TA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, dalam upaya untuk meningkatkan taraf hidup maupun kesejahteraan rakyat.

BAB III TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI SUMATERA UTARA

Lampiran 1. Tabel Daftar Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

Lampiran 1 REALISASI DANA ALOKASI UMUM (DAU) KABUPATEN / KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA (Tabulasi Normal dalam Rupiah) TAHUN

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

Sumatera Utara. Rumah Balai Batak Toba

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara, penyedia lapangan kerja, dan juga sebagai sumber

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

BAB I PENDAHULUAN. 1994). Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

SKRIPSI ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI ANTAR KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH

bahwa berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan, SALINAN NOMOR 15 TAHUN 2017 Peraturan Gubernur sebagaimana dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

Lampiran 1. Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (Jiwa)

BAB I PENDAHULUAN. sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah

KEMISKINAN ASAHAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan atau berkembangnya suatu daerah adalah tidak terlepas dari

I. PENDAHULUAN. pembentukan Gross National Product (GNP) maupun Produk Domestik Regional

RINCIAN LABUHANBATU UTARA TEBING TINGGI BATUBARA ASAHAN TANJUNG BALAI NAMA DAN TANDA TANGAN KPU PROVINSI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebutuhan makan maupun non makan. Bagi Indonesia, kemiskinan sudah sejak lama menjadi persoalan

Lampiran 1. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Karo

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan klasifikasi tipologi kabupaten/kota dan analisis autokorelasi

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PEMBANGUNAN DAN KETIMPANGAN WILAYAH PANTAI BARAT DAN PANTAI TIMUR SUMATERA UTARA

Lampiran 1 Hasil Regression Model GLS FIXED EFFECT (FEM)

: SUMATERA UTARA Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua

Medan, Maret 2014 Plt. Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara. Syahril Anwar NIP

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu daerah pada dasarnya merupakan kegiatan yang

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Siklus pengelolaan keuangan daerah merupakan tahapan-tahapan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada September 2000 sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk

Lampiran 1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (%)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tabel 1.1. Daftar Surplus/Defisit Laporan Realisasi APBD Kabupaten/Kota T.A (dalam jutaan rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. Kedaulatan pangan adalah konsep pemenuhan pangan melalui produksi lokal.

Analisis Sektor Unggulan Kota Bandar Lampung (Sebuah Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB)

ANALISIS KONTRIBUTOR UTAMA PENENTU PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH PERKOTAAN DI ACEH Muhammad Hafit 1, Cut Zakia Rizki 2* Abstract.

I. PENDAHULUAN. tanaman dagang yang sangat menguntungkan, dengan masukan (input) yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pembangunan di bidang ekonomi ini sangat penting karena dengan

Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

Disampaikan Oleh: SAUT SITUMORANG Staf Ahli Mendagri Bidang Pemerintahan

Lampiran 1 Daftar Kabupaten/ Kota, Sampel

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PROMOSI PROVINSI SUMATERA UTARA

PENDAHULUAN. diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan

Kabupaten/Kota yang memenuhi kriteria dantidak memenuhi kriteria untuk menjadi Sampel Penelitian

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bantul periode , maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Arsyad (1999), inti permasalahan yang biasanya terjadi dalam

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan. masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang.

BAB III METODE PENELITIAN. satu dari 14 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi

LAMPIRAN. Lampiran I JADWAL PENELITIAN

PENENTUAN POTENSI EKONOMI DI PRABUMULIH DAN OKU BERDASARKAN INDIKATOR PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sumatera Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA UTARA 2014

ANALISIS EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN UNTUK PENGEMBANGAN HALMAHERA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk. bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah.

BAB III METODE PENELITIAN

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB 3 GAMBARAN UMUM PROVINSI SUMATERA UTARA. Uraian ini dimulai dengan letak geografis provinsi Sumatera Utara, sejarah

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MALANG TAHUN

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PERSEBARAN PENDUDUK PROVINSI SUMATERA UTARA BERDASARKAN HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 Oleh Mbina Pinem *

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yaitu upaya peningkatan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju. kepada tercapainya kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang

Transkripsi:

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN WILAYAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA Mitrawan Fauzi mitrawanfauzi94@gmail.com Luthfi Mutaali luthfimutaali@ugm.ac.id Abtract Competition in the leading sectors (potential) is becoming a natural thing in a regional development. Regional development which aim to strengthen the economy of the region can be done by developing superior sectors owned by each region. This study will analyze the leading sector and describes the development of the region's economy and examines relationship between the two in each district/city in the Province of North Sumatra. The results showed that the construction sector, trade, hotels and restaurants sector, and the services sector is the dominant sector for districts/cities in Province of North Sumatra. Meanwhile, South of Tapanuli District, Deli Serdang District, North of Padang Lawas District, Pematangsiantar City, and Medan City are districts/cities in Province of North Sumatra that has economic development region most good. Meanwhile Crosstab analysis results the association of the leading sectors with the potential development of the region's economy has a relationship of interdependence. Keywords: leading sector, development, regional economy Abstrak Persaingan di sektor unggulan (potensial) saat ini menjadi hal yang wajar dalam suatu pembangunan wilayah. Pembangunan wilayah yang bertujuan untuk memperkuat ekonomi wilayah dapat dilakukan dengan mengembangkan sektor unggulan yang dimiliki oleh setiap wilayah. Penelitian ini akan menganalisis sektor unggulan dan mendeskripsikan perkembangan perekonomian wilayah serta mengkaji hubungan keduanya di setiap kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan sektor jasa-jasa merupakan sektor unggulan bagi kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kota Pematangsiantar, dan Kota Medan merupakan kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki perkembangan perekonomian wilayah yang paling baik. Sementara itu hasil analisis Crosstab menunjukkan bahwa sektor unggulan dan perkembangan perekonomian wilayah memiliki suatu hubungan. Kata Kunci: sektor unggulan, perkembangan, perekonomian wilayah 1

PENDAHULUAN Setiap wilayah memiliki sektor unggulan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pengembangan sektor unggulan harus melihat dari beberapa faktor seperti karakteristik daerah, potensi sumberdaya alam, dan sumberdaya manusia. Selain itu, faktor kekhasan daerah (endogeneous development) juga menjadi salah satu faktor yang harus dipertimbangkan. Pembangunan wilayah yang sesuai dengan faktorfaktor tersebut akan menciptakan pembangunan yang optimal, merata, dan berkelanjutan. Pembangunan wilayah yang optimal juga harus didukung oleh laju pertumbuhan yang cepat. Jika prioritas pembangunan tidak sesuai dengan faktor-faktor tersebut maka pembangunan khususnya perkembangan perekonomian wilayah akan menjadi relatif lambat dan tidak optimal. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat dijadikan sebagai tolok ukur perkembangan perekonomian atau pembangunan suatu wilayah. Arifin (2007) mengatakan, PDRB merupakan nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh masyarakat di satu wilayah (region), baik ditingkat provinsi maupun kabupaten atau kota. PDRB adalah salah satu indikator makro yang dapat menggambarkan besarnya nilai tambah yang diperoleh dari berbagai aktivitas perekonomian di suatu wilayah. Kinerja perekonomian Provinsi Sumatera Utara mulai dari tahun 2011-2014 selalu mengalami penurunan. Kinerja perekonomian Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2011 adalah 6,66 persen, kemudian mengalami penurunan menjadi 6,45 persen pada tahun berikutnya. Selanjutnya pada tahun 2013 kinerja perekonomian Provinsi Sumatera Utara adalah 6,08 persen, kemudian mengalami penurunan lagi menjadi 5,23 persen pada tahun 2014. Sektor unggulan adalah sektor yang keberadaannya pada saat ini telah berperan besar kepada perkembangan perekonomian suatu wilayah, karena faktor anugerah (endowment factors) yaitu mempunyai keunggulankeunggulan/kriteria. Selanjutnya faktor ini berkembang lebih lanjut melalui kegiatan investasi dan menjadi tumpuan kegiatan ekonomi. Hal ini didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut dalam perekonomian daerah seperti yang dikatakan oleh Sambodo (2002, dalam Ghufron, 2008). Oleh karena itu sektor unggulan merupakan bagian penting dalam perkembangan perekonomian suatu wilayah. Adapun kriteria sektor unggulan menurut Sambodo (2002, dalam Usya, 2006) yaitu sektor unggulan memiliki empat kriteria diantaranya: pertama, sektor unggulan memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kedua, sektor tersebut memiliki angka penyerapan tenaga kerja yang relatif besar, ketiga, sektor tersebut memiliki keterkaitan antar sektor yang tinggi baik ke depan maupun ke belakang, dan keempat, sektor yang mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi. 2

METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data-data sekunder yang digunakan adalah data-data yang berkaitan dengan sektor unggulan dan perkembangan perekonomian wilayah yang diperoleh dari publikasi provinsi, kabupaten maupun kota di Provinsi Sumatera Utara yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi, kabupaten, dan kota di Provinsi Sumatera Utara. Pengolahan data-data yang berkaitan dalam penelitian ini diolah dengan cara: pengolahan data sekunder dengan menggunakan software Microsoft Excel, dan pengolahan data-data spasial untuk membuat peta-peta tematik hasil penelitian dan hasil pendukung penelitian dengan menggunakan software ArcGIS 10.2. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Shift-Share, analisis Tipologi Klassen, dan analisis Crosstab. HASIL DAN PEMBAHASAN Suatu daerah dikatakan mempunyai sektor unggulan apabila daerah tersebut mampu bersaing pada sektor yang sama dengan daerah lain sehingga menghasilkan ekspor. Sektor unggulan akan memberikan nilai tambah dan produksi yang besar, memiliki multiplier effect yang besar terhadap perekonomian lain serta memiliki permintaan yang tinggi baik pasar lokal maupun pasar ekspor. Adanya sektor unggulan dapat meningkatkan perkembangan perekonomian suatu daerah. Nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perekonomian dalam satu tahun dapat digambarkan oleh nilai pendapatan nasional. Pertumbuhan ekonomi tercermin pada kenaikan pendapatan nasional dari tahun ke tahun, hal tersebut analog dengan laju pertumbuhan ekonomi di daerah yang dapat dilihat dari perkembangan PDRB (Harini dkk, 2005). Total PDRB Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2014 atas dasar harga konstan 2010 adalah sebesar Rp. 419.649,25 miliar. Total PDRB tersebut didapatkan dari total PDRB 25 kabupaten dan 8 kota di Provinsi Sumatera Utara. Total PDRB kabupaten adalah sebesar 64,98 persen, sedangkan total PDRB kota adalah sebesar 35,02 persen. Apabila dilihat secara sektoral, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara atas dasar harga konstan 2010 mengalami peningkatan sebesar 26,75 persen selama tahun 2010-2014. Ini ditandai dengan laju pertumbuhan ekonomi yang bernilai positif pada seluruh sektor perekonomian. Tabel 1 menunjukkan bahwa seluruh sektor perekonomian memberikan peningkatan kontribusi yang cukup besar bagi PDRB Provinsi Sumatera Utara, yang ditandai oleh laju pertumbuhan ekonomi yang bernilai positif. Pertumbuhan tertinggi terdapat pada sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 64,53 persen. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya hasil produksi sektor pertambangan dan penggalian di Provinsi Sumatera Utara. 3

Tabel 1 Perubahan PDRB Sektor Perekonomian Provinsi Sumatera Utara (Miliar Rupiah) Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2014 Sektor 2010 2014 Perubahan Persen Pertanian 85.561,15 104.269,62 18.708,47 21,87% Pertambangan dan Penggalian 3.336,34 5.489,37 2.153,03 64,53% Industri Pengolahan 70.540,95 83.042,07 12.501,12 17,72% Listrik, Gas, dan Air Bersih 817,73 948,08 130,35 15,94% Konstruksi 38.650,89 51.411,36 12.760,47 33,01% Perdagangan, Hotel, dan Restoran 63.492,56 83.043,06 19.550,50 30,79% Pengangkutan dan Komunikasi 21.567,24 29.428,35 7.861,11 36,45% Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan 25.203,15 33.857,26 8.654,11 34,34% Jasa-jasa 21.915,23 28.160,08 6.244,85 28,50% Total 331.085,24 419.649,25 88.564,01 26,75% Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, diolah Kota Medan dan Kabupaten Batu Bara adalah kabupaten/kota yang memiliki tingkat PDRB perkapita terbesar di Provinsi Sumatera Utara, yaitu Kota Medan sebesar Rp. 53.623,97 ribu perkapita, dan Kabupaten Batu Bara sebesar Rp. 49.076,57 ribu perkapita. Kota Medan yang memiliki tingkat PDRB perkapita tertinggi di Provinsi Sumatera Utara disebabkan karena kota ini merupakan ibukota provinsi dan juga sebagai daerah pusat pertumbuhan utama dengan mayoritas kegiatan ekonominya terdapat pada sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan sektor jasa-jasa yang tentunya lebih produktif dibandingkan sektor pertanian. Kabupaten dan kota yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata Provinsi Sumatera Utara adalah Kabupaten Nias, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Samosir, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kota Pematangsiantar, Kota Medan, dan Kota Gunungsitoli. Kabupaten dan kota ini memiliki potensi yang sangat besar dan laju pertumbuhan ekonomi yang relatif cepat seperti Kota Medan, Kota Pematangsiantar, dan Kabupaten Deli Serdang yang merupakan daerah pusat pertumbuhan untuk Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan Kabupaten Samosir terkenal dengan objek wisata Pulau Samosir dan Danau Toba yang merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Kabupaten dan kota tersebut juga memiliki sumberdaya yang dapat dikembangkan guna meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Analisis Tipologi Klassen Analisis Tipologi Klassen seperti terlihat pada Tabel 2 menggunakan indikator rata-rata laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB perkapita tahun 2010-2014. Sesuai hasil analisis pada tabel tersebut terdapat lima kabupaten/kota yang dikategorikan sebagai wilayah cepat maju dan cepat tumbuh yaitu 4

Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kota Pematangsiantar, dan Kota Medan. Kabupaten Deli Serdang, Kota Pematangsiantar, dan Kota Medan merupakan pusat pertumbuhan utama di Provinsi Sumatera Utara. Kota Medan menjadi pusat pertumbuhan disebabkan karena kota ini merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Deli Serdang menjadi pusat pertumbuhan disebabkan karena kabupaten ini merupakan kabupaten yang terkena dampak dari perkembangan Kota Medan karena keberadaan kabupaten ini yang mengelilingi Kota Medan. Sedangkan Kota Pematangsiantar menjadi pusat pertumbuhan disebabkan karena kota ini merupakan kota satelit bagi Kota Medan menuju kawasan pariwisata Danau Toba. Tabel 2 Klasifikasi Tipologi Klassen Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara LPE (r) ri > r ri < r PDRB Perkapita (Y) Yi > Y Wilayah cepat maju dan cepat tumbuh: Kabupaten Tapanuli Selatan Kabupaten Deli Serdang Kabupaten Padang Lawas Utara Kota Pematangsiantar Kota Medan Wilayah maju tapi tertekan: Kabupaten Labuhanbatu Kabupaten Asahan Kabupaten Simalungun Kabupaten Karo Kabupaten Batu Bara Kabupaten Labuhanbatu Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara Kota Sibolga Kota Tanjungbalai Yi < Y Wilayah berkembang cepat: Kabupaten Nias Kabupaten Mandailing Natal Kabupaten Samosir Kota Gunungsitoli Wilayah relatif tertinggal: Kabupaten Tapanuli Tengah Kabupaten Tapanuli Utara Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Dairi Kabupaten Langkat Kabupaten Nias Selatan Kabupaten Humbang Hasundutan Kabupaten Pakpak Bharat Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Padang Lawas Kabupaten Nias Utara Kabupaten Nias Barat Kota Tebing Tinggi Kota Binjai Kota Padangsidimpuan Sumber: Hasil Analisis Data Sekunder Keterangan: ri = laju pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota; r = laju pertumbuhan ekonomi provinsi; Yi = PDRB perkapita kabupaten/kota; Y = PDRB perkapita provinsi Analisis Shift-Share Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar Rp. 88.564,02 miliar. Pertumbuhan ekonomi tersebut didapatkan dari total pertumbuhan ekonomi kabupaten yaitu sebesar Rp. 57.990,50 miliar dan total pertumbuhan ekonomi kota yaitu sebesar Rp. 30.573,52 miliar. 5

Pertumbuhan ekonomi provinsi sangat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Artinya jika ditinjau secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara tahun 2010-2014 telah mempengaruhi peningkatan PDRB kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp. 88.564,02 miliar. Nilai komponen regional share (Nij) kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara menunjukkan bahwa sektor pertanian dan sektor industri pengolahan pada wilayah kabupaten dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada wilayah kota sangat dipengaruhi oleh kebijakan di tingkat provinsi, artinya bila terjadi perubahan kebijakan provinsi maka kontribusi sektor-sektor tersebut berserta sub sektornya akan mengalami perubahan. Sektor yang memiliki nilai komponen proportional shift (Mij) yang bernilai positif (Mij > 0) pada kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor kontruksi, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Artinya keenam sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan yang cepat. Komponen differential shift (Cij) timbul karena peningkatan atau penurunan PDRB atau kesempatan kerja dalam suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya. Jika Cij > 0 maka sektor ekonomi yang bersangkutan memiliki daya saing yang tinggi bila dibandingkan dengan sektor ekonomi di kabupaten/kota lainnya yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Adapun sektor yang memiliki daya saing yang tinggi adalah sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas, dan air bersih. Terdapat empat sektor yang memiliki nilai SNij yang positif di sebagian besar kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Utara. Sektor yang memiliki nilai SNij yang positif adalah sektor kontruksi, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan. Berdasarkan Tabel 3, ada enam sektor yang dijadikan sebagai sektor unggulan kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Enam sektor tersebut adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Sedangkan sektor pertanian, sektor industri pengolahan, dan sektor listrik, gas, dan air bersih bukanlah sektor unggulan bagi kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Utara. Akan tetapi berdasarkan analisis LQ, sektor pertanian merupakan sektor perekonomian utama sehingga menjadikan sektor ini sebagai sektor unggulan daerah di Provinsi Sumatera Utara. Perbedaan kedua analisis ini disebabkan karena dalam analisis Shift-Share rentang waktu yang digunakan pendek sehingga hasil analisisnya tidak dapat menggambarkan keadaan perekonomian di Provinsi Sumatera Utara secara menyeluruh. 6

Tabel 3 Sektor Unggulan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara No Kabupaten/Kota 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Nias - - - - - - - - + 2 Mandailing Natal - - - - - - - - - 3 Tapanuli Selatan - + - - - - - - + 4 Tapanuli Tengah - - - - - - + - - 5 Tapanuli Utara - - - - + - - - - 6 Toba Samosir - - - - + - - - - 7 Labuhanbatu - - - - - - - - - 8 Asahan - - - - - + - - + 9 Simalungun - - - - + - - + + 10 Dairi - - - - - - - - + 11 Karo - - - - - - - - + 12 Deli Serdang - - - - - - + + - 13 Langkat - - - - + - - + + 14 Nias Selatan - - - - - - - - + 15 Humbang Hasundutan - - - - - + - - - 16 Pakpak Bharat - - - - - + - - - 17 Samosir - - - - - - - - - 18 Serdang Bedagai - - - - + - - - + 19 Batu Bara - - - - - - - - - 20 Padang Lawas Utara - - - - + + - + - 21 Padang Lawas - + - - + - - + - 22 Labuhanbatu Selatan - - - - - - - - - 23 Labuhanbatu Utara - - - - + - - - - 24 Nias Utara - - - - - - - + - 25 Nias Barat - - - - + + - - - 26 Sibolga - - - - - + - - - 27 Tanjungbalai - - - - - + - - + 28 Pematangsiantar - - - - - + + - - 29 Tebing Tinggi - - - - - + - - + 30 Medan - - - - + + - - + 31 Binjai - - - - + - + - - 32 Padangsidimpuan - - - - - - - - - 33 Gunungsitoli - - - - - - - - - Sumber: BPS Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara, diolah Keterangan: 1 = Pertanian; 2 = Pertambangan dan Penggalian; 3 = Industri Pengolahan; 4 = Listrik, Gas, dan Air Bersih; 5 = Konstruksi; 6 = Perdagangan, Hotel, dan Restoran; 7 = Pengangkutan dan Komunikasi; 8 = Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan; 9 = Jasa-Jasa; + = sektor unggulan; - = sektor non unggulan 7

Analisis Crosstab Tabel 4 menunjukkan hubungan sektor unggulan dengan perkembangan perekonomian wilayah setiap kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kota Pematangsiantar, dan Kota Medan merupakan kabupaten dan kota yang termasuk dalam klasifikasi wilayah I yaitu wilayah cepat maju dan cepat tumbuh. Keberadaan kabupaten dan kota ini pada klasifikasi wilayah I didukung oleh peningkatan sektor-sektor unggulan yang ada pada masingmasing kabupaten dan kota. Sektor pertambangan dan penggalian dan sektor jasa-jasa menjadi sektor unggulan di Kabupaten Tapanuli Selatan. Sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan merupakan sektor unggulan bagi Kabupaten Deli Serdang, sedangkan Kota Pematangsiantar didukung oleh dua sektor unggulan yaitu sektor perdagangan, hotel, dan restoran dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Sementara itu sektor konstruksi dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran adalah sektor unggulan yang dimiliki oleh Kabupaten Padang Lawas Utara dan Kota Medan. Selain itu sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan menjadi sektor unggulan di Kabupaten Padang Lawas Utara dan sektor jasa-jasa merupakan sektor unggulan bagi Kota Medan. Sektor unggulan dan potensi perkembangan perekonomian wilayah memiliki suatu hubungan yaitu apabila suatu wilayah dapat mengoptimalkan sektor unggulan dengan optimal dan konsisten maka dapat meningkatkan perkembangan perekonomian wilayahnya. Selain itu dengan perkembangan perekonomian wilayah yang tinggi juga mempengaruhi sektor unggulan dalam kontribusinya dalam peningkatan pendapatan ekonomi wilayah. Banyaknya sektor unggulan di masing-masing kabupaten dan kota tidak terlalu berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian wilayahnya, akan tetapi jenis dari sektor unggulan yang sesuai dengan wilayahnya dan dapat dimaksimalkan dengan konsentrasi pengembangan pada sektor yang berpotensi dan unggulan dapat mempengaruhi perkembangan perekonomian wilayah pada masingmasing kabupaten dan kota. Hal ini dikarenakan tidak konsistennya pengembangan sektor unggulan berdampak pada penurunan perkembangan perekonomian wilayah. 8

No Sektor Unggulan 1 Pertanian Pertambangan dan 2 Penggalian 3 Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air 4 Bersih 5 Konstruksi 6 7 8 Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan 9 Jasa-jasa Tabel 4.11 Hasil Analisis Crosstab Provinsi Sumatera Utara Tipologi Klassen I II III IV Tapanuli Selatan Padang Lawas Utara, Medan Padang Lawas Utara, Pematangsiantar, Medan Deli Serdang, Pematangsiantar Deli Serdang, Padang Lawas Utara Tapanuli Selatan, Medan Simalungun, Labuhanbatu Utara Asahan, Sibolga, Tanjungbalai Simalungun Asahan, Simalungun, Karo, Tanjungbalai Nias Padang Lawas Tapanuli Utara, Toba Samosir, Langkat, Serdang Bedagai, Padang Lawas, Nias Barat, Binjai Humbang Hasundutan, Pakpak Bharat, Nias Barat, Tebing Tinggi Tapanuli Tengah, Binjai Langkat, Padang Lawas, Nias Utara Dairi, Langkat, Nias Selatan, Serdang Bedagai, Tebing Tinggi Mandailing Labuhanbatu, Batu Tidak Memiliki Sektor Natal, Bara, Labuhanbatu Unggulan Samosir, Selatan Gunungsitoli Jumlah Sektor Unggulan 12 10 1 22 Padangsidimpuan Sumber: BPS Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara, diolahketerangan: I = Maju Tumbuh; II = Maju Tertekan; III = Berkembang Cepat; IV = Relatif Tertinggal KESIMPULAN 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara yang berada pada klasifikasi wilayah cepat maju dan cepat tumbuh adalah Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kota Pematangsiantar, dan Kota Medan. 2. Berdasarkan analisis Shift-Share (SS), sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan sektor jasa-jasa menjadi sektor perekonomian yang paling banyak dijadikan sebagai sektor unggulan kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Sektor pertanian bukanlah sektor unggulan bagi kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Namun berdasarkan analisis LQ, sektor pertanian adalah sektor unggulan di Provinsi Sumatera Utara. Perbedaan kedua analisis ini disebabkan karena dalam analisis Shift-Share rentang waktu yang digunakan pendek 9

sehingga kurang menggambarkan keadaan perekonomian di Provinsi Sumatera Utara. 3. Hasil analisis Crosstab menunjukkan bahwa sektor unggulan dan perkembangan perekonomian wilayah memiliki suatu hubungan. Penggunaan sektor unggulan yang optimal dan konsisten dapat meningkatkan perkembangan perekonomian wilayah, begitu juga dengan perkembangan perekonomian wilayah yang baik dapat memacu sektor-sektor perekonomian agar lebih produktif sehingga menjadi sektor unggulan di wilayah tersebut. DAFTAR PUSTAKA Arifin, I. 2007. Membuka Cakrawala Ekonomi. Bandung: Setia Purna Inves. Ghufron, M. 2008. Analisis Pembangunan Wilayah Berbasis Sektor Unggulan Kabupaten Lamongan Propinsi Jawa Timur. Skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Harini, R., S. R. Giyarsih, dan S. R. Budiani. 2005. Analisis Sektor Unggulan dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Daerah Istimewa Yogyakarta. Majalah Geografi Indonesia. Volume 19, Nomor 1: 1-20. Usya, N. 2006. Analisis Struktur Ekonomi dan Identifikasi Sektor Unggulan Di Kabupaten Subang. Skripsi. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. 10