PEMBELAJARAN AGAMA HINDU

dokumen-dokumen yang mirip
I Ketut Sudarsana. > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Implikasi Kondisi Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Oleh:

Oleh I Gede Juli Agus Puja Astawa Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

UPACARA NGADEGANG NINI DI SUBAK PENDEM KECAMATAN JEMBRANA KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Nilai Pendidikan Agama Hindu)

LANDASAN PENDIDIKAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN DI INDONESIA NI WAYAN RIA LESTARI NIM :

Oleh I Gusti Ayu Sri Utami Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

KELUARGA HINDU. Oleh : I Ketut Sudarsana Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

PENGANTAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU

PENDIDIKAN DALAM KELUARGA

NILAI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DALAM PENEMPATAN PATUNG GANESHA DI DESA MANISTUTU KECAMATAN MELAYA KABUPATEN JEMBRANA

TEORI PERTIMBANGAN SOSIAL Oleh : I Ketut Sudarsana Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Pendidikan Anak Usia Dini (Kesenjangan Kurikulum dan Penyelenggaraan) (Kadek Widiastuti/ )

IMPLEMENTASI AJARAN TRI HITA KARANA PADA SEKAA TARUNA PAGAR WAHANA DI DESA ADAT PELAGA KECAMATAN PETANG, KABUPATEN BADUNG

Budaya (kearifan local) Sebagai Landasan Pendidikan Indonesia Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa

Oleh Wayan Suprapta Institut HinduDharmaNegeri Denpasar

UPACARA NGEREBEG DI PURA DUUR BINGIN DESA TEGALLALANG, KECAMATAN TEGALLALANG KABUPATEN GIANYAR (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

MUTU PENDIDIKAN DAN UPAYA PENINGKATANNYA

Peran Pendidikan Dalam Mengatasi Moralitas

CARUT MARUT KURIKULUM DI INDONESIA BERSUMBER DARI DISTORSI LANDASAN PENDIDIKAN. Oleh : I Made Bagus Andi Purnomo NIM :

INTEGRASI KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA HINDU MELALUI EFEKTIVITAS POLA INTERAKSI DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Oleh Ida Ayu Made PutriArini Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Oleh Ni Putu Ayu Putri Suryantari Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

TINDAKAN KOMUNIKASI VERBAL REMAJA DALAM PELESTARIAN BAHASA BALI DIALEK SONGAN DI DESA SONGAN KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI

KODE ETIK DOSEN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU

27. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD

PERAN PENDIDIKAN DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI BUDAYA BANGSA OLEH: SANG AYU ASRI LAKSMI DEWI BAB I PENDAHULUAN

PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK : ANALISIS TERHADAP PERAN GURU DALAM MEMBANGUN KARAKTER ANAK DIDIK MELALUI REVITALISASI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DI SEKOLAH

PERANAN GURU AGAMA HINDU DALAM MENANGGULANGI DEGRADASI MORAL PADA SISWA SMA NEGERI 2 TABANAN

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MELAKSANAKAN TRI SANDYA PADA ANAK DI TK. HINDU CANANG SARI TEGALCANGKRIG KECAMATAN MENDOYO KABUPATEN JEMBRANA

JURNAL PENELITIAN AGAMA HINDU 68

PENERAPAN AJARAN TRI KAYA PARISUDHA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Agama Hindu merupakan agama tertua didunia dan masih ada hingga saat ini.

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

LANDASAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN YANG BERLANDASKAN CATUR PURUSA ARTHA DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KOMUNIKASI SIMBOLIK DALAM TRADISI CARU PALGUNA DI DESA PAKRAMAN KUBU KECAMATAN BANGLI KABUPATEN BANGLI

IMPLEMENTASI METODE DHARMA WACANA DALAM MENINGKATKAN BUDAYA KERJA PEGAWAI HINDU KEMENTERIAN AGAMA DI KABUPATEN GIANYAR

UTSAWA DHARMA GITA TAHUN 2008, DI ISTANA NEGARA, JAKARTA, 8 AGUSTUS 2008

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

LANDASAN EKONOMI DALAM MENUNJANG PENDIDIKAN INVESTASI JANGKA PANJANG

IMPLIKASI PERAN ORANG TUA DALAM PEMERTAHANAN RELIGIUSITAS REMAJA HINDU DI KABUPATEN TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

PERAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN BAGI ANAK USIA DINI DALAM KELUARGA. Oleh Ni Wayan Restiti Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

RITUAL PENGLUKATAN PADA HARI TUMPEK WAYANG DI DESA PAKRAMAN BANJARANGKAN KECAMATAN BANJARANGKAN KABUPATEN KLUNGKUNG (Kajian Teologi Hindu)

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis multimedia berasal dari kata multi (Bahasa Latin, nouns) yang berarti

ABSTRAK. Kata Kunci: pendidikan, Pasraman, pengetahuan, agama Hindu

BHAKTI MARGA JALAN MENCAPAI KEBAHAGIAAN. Om Swastyastu, Om Anobadrah Krtavoyantu visvatah, (Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru)

Jadi keenam unsur kepercayaan (keimanan) tersebut di atas merupakan kerangka isi Dharma (kerangka isi Agama Hindu). Bab 4 Dasar Kepercayaan Hindu

UPACARA WAYONAN DALAM NGEBEKIN DI DESA PAKRAMAN BANYUNING KECAMATAN BULELENG KABUPATEN BULELENG (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

Pendidikan Masa Kini Mengacu Pada Sejarah Pendidikan di Indonesia

PROSIDING SEMINAR NASIONAL AGAMA DAN BUDAYA (SEMAYA II) Revitalisasi Pendidikan Agama Hindu untuk Menciptakan Generasi yang Ilmiah dan Religius

OLEH : I NENGAH KADI NIM Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Pembimbing I

PEMENTASAN TARI RATU BAKSAN DI PURATAMPURYANG DESA PAKRAMAN SONGAN KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

PEMENTASAN WAYANG LEMAH PADA UPACARA CARU BALIK SUMPAH DI DESA PAKRAMAN KENGETAN KECAMATAN UBUD KABUPATEN GIANYAR (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

PEMBELAJARAN INOVATIF, PROGRESIF, DAN KONTEKSTUAL PADA ANAK USIA DINI. Abstrak

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

Nirwana dan Cara Pencapaiannya dalam Agama Hindu

Oleh Ni Putu Dwiari Suryaningsih Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. keragaman tradisi, karena di negeri ini dihuni oleh lebih dari 700-an suku bangsa

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E)

PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 579/HK/2015 TENTANG

REALISASI TOLERANSI ANTAR UMAT HINDU DAN BUDDHA DI PURA PUSERING JAGAT PANCA TIRTA DESA PAKARAMAN

Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan)

PENDIDIKAN TOLERANSI SEBAGAI WAHANA REKONSILIASI SOSIAL

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 175/HK/2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkawinan merupakan hal yang sakral dilakukan oleh setiap manusia

17. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

PENGGUNAAN BALE GADING DALAM UPACARA MAPENDES DI DESA DUDA TIMUR KECAMATAN

Oleh: Desak Made Wirasundari Dewi Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Dr. Dra. Ida Ayu Tary Puspa, S.Ag, M.Par.

DALAM AGAMA BUDDHA AGAMA DIKENAL DENGAN:

PATULANGAN BAWI SRENGGI DALAM PROSESI NGABEN WARGA TUTUAN DI DESA GUNAKSA, KABUPATEN KLUNGKUNG (Kajian Estetika Hindu)

PERANAN GURU AGAMA HINDU DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER PADA SISWA SD NEGERI 2 SEMARAPURA TENGAH

EKSISTENSI PURA TELEDU NGINYAH PADA ERA POSMODERN DI DESA GUMBRIH KECAMATAN PEKUTATAN KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

CATUR PURUSA ARTHA SEBAGAI DASAR KEGIATAN USAHA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DI DESA PAKRAMAN KIKIAN

Sambutan Presiden RI pd Dharma Santi Nasional Perayaan Hari Raya Nyepi, di Jakarta, 25 Apr 2014 Jumat, 25 April 2014

BAB V PENUTUP. maupun negatif kepada umat manusia. Dampak tersebut berakibat kepada perubahanperubahan

Prosiding Seminar Nasional Agama Dan Budaya (Semaya II)

MAKALAH : MATA KULIAH ACARA AGAMA HINDU JUDUL: ORANG SUCI AGAMA HINDU (PANDHITA DAN PINANDITA) DOSEN PEMBIMBING: DRA. AA OKA PUSPA, M. FIL.

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

34. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMP

Oleh Pande Wayan Setiawati Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

RESPON SISWA SMA DWIJENDRA TERHADAP PROGRAM ACARA DHARMA WACANA RADIO KOMUNITAS DWIJENDRA

RITUAL MEKRAB DALAM PEMUJAAN BARONG LANDUNG DI PURA DESA BANJAR PACUNG KELURAHAN BITERA KECAMATAN GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baden Powell, seorang letnan jendral angkatan bersenjata Britania Raya, dan

EKSISTENSI TIRTHA PENEMBAK DALAM UPACARA NGABEN DI KELURAHAN BALER-BALE AGUNG KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

TUGAS AGAMA DEWA YADNYA

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN. Geguritan berarti gubahan cerita yang berbentuk tembang atau pupuh (Tim

IMPLEMENTASI AJARAN ATHARVAVEDA

FUNGSI DAN MAKNA UPACARA MAPAG TOYA DI SUBAK ULUN SUWI DESA NAMBARU KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG. Ni Ketut Ratini * ABSTRAK

UPACARA NGAJAGA-JAGA DI PURA DALEM DESA ADAT TIYINGAN KECAMATAN PETANG KABUPATEN BADUNG (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

SANKSI PACAMIL DI DESA BLAHBATUH GIANYAR DITINJAU DARI PENDIDIKAN KARAKTER

PERANAN GURU DALAM MENCIPTAKAN GENERASI MUDA INTELEKTUALIS DAN RELIGIUS MELALUI POLA PEMBELAJARAN AGAMA HINDU

TRADISI NYAKAN DI RURUNG DALAM PERAYAAN HARI RAYA NYEPI DI DESA PAKRAMAN BENGKEL KECAMATAN BUSUNGBIU KABUPATEN BULELENG (Kajian Teologi Hindu)

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

Transkripsi:

PEMBELAJARAN AGAMA HINDU I KETUT SUDARSANA iketutsudarsana@ihdn.ac.id www.iketutsudarsana.com Secara etimologi agama berasal dari bahasa sanskerta, yaitu dari kata a dan gam. a berarti tidak dan gam berarti pergi atau bergerak. Kata agama berarti sesuatu yang tidak pergi atau bergerak dan bersifat langgeng. Jadi agama adalah dharma dan kebenaran abadi yang mencakup seluruh jalan kehidupan manusia yang bersumber dari wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang kemudian menjadi pedoman hidup khususnya bagi umat Hindu di dalam berpikir, berkata, dan berprilaku yang didalamnya memuat nilai-nilai dan norma-norma yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Hindu dalam mengatur dan mengendalikan prilaku manusia dalam pergaulan hidup sehari-hari (Oka Netra, 1995 : 8). Kata Hindu berasal dari bahasa Yunani, Hydros atau Hidos dan bagaimana untuk menyebutkan kebudayaan atau agama yang berkembang di lembah sungai Sindhu (Pudja, 1985 : 16). Kata Sindhu artinya air, dimana dalam Weda air disebut Tirtha, sehingga di Bali istilahnya menjadi agama Tirtha untuk mengganti kata Hindu. Agama Hindu adalah ajaran yang bersumber dari kitab suci Weda yang mengajarkan kepada pemeluknya dan seluruh umat manusia menghargai dan menghormati semua manusia yang mengakui adanya kebesaran Tuhan, Sukardika (2004 : 30-34). Pengertian Hindu menurut Parisadha Hindu Dharma (1979: 12) dalam buku Upadeca, dinyatakan bahwa Hindu adalah agama yang pertama kalinya berkembang di sekitar sungai suci Sindhu. Wijaya (1982: 4), menyebutkan agama Hindu adalah Kepercayaan kepada Tuhan serta segala sesuatu yang bersangkut paut dengan itu. Sedangkan menurut parisadha Hindu Dharma (1979: 13), menyebutkan bahwa istilah Sansekerta: agama berasal dari a yang artinya tidak dan gam artinya pergi. Jadi, kata agama berarti tidak pergi, tetap di tempat, langgeng diwariskan secara turun-temurun. Tetapi dalam ilmu kerohanian, ditegaskan oleh Parisada Hindu Dharma (1979: 14-15) bahwa agama adalah dharma dan kebenaran abadi yang mencakup seluruh kehidupan. Perkembangan agama Hindu sejak jaman dahulu, yakni pada jaman Upanisad. Pada jaman ini, pembelajaran benar-benar telah dipraktekan dalam kehidupan masyarakat dengan membentuk sakhasakha sebagai wadah perkumpulan spiritual dengan guru spiritualnya yang dipakai pedoman dalam berpijak. Hal ini tergambar pada arti Upanisad itu sendiri yakni Upa artinya dekat, Ni artinya dibawah dan Sad artinya duduk dibawah dan didekatnya Acharya (Titib, 1994: 7).

Dengan kata lain ajaran agama Hindu telah berlangsung sedemikian rupa, yang kemudian berpengaruh pada perkembangan agama Hindu di Bali, seperti adanya silakramaning aguron-guron yaitu Kewajiban Siswa (sisya) yang hendak menunjukkan diri di dalam kehidupan keagamaan untuk mencapai kesempurnaan hidup dan kesucian bathin (Punyatmaja, 1976: 9). Selanjutnya dalam Bhagavad Gita adhyaya IV sloka 33 disebutkan : Sreyan dravya mayad yajnaj jnana yajnah parantapa Sarvam karmakhilam partha jnane parisamapyate. Persembahan berupa ilmu pengetahuan Parantapa, lebih bermutu dari persembahan materi dalam keseluruhannya semua kerja ini berpusat pada ilmu pengetahuan, oh Partha (Maswinara, 1977 :257). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai ajaran agama Hindu adalah merupakan keyakinan yang menumbuh kembangkan sikap dan budhi pekerti yang luhur berdasarkan ajaran agama Hindu. Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan pengertian agama Hindu adalah kepercayaan hidup yang berkembang untuk pertama kali berkembang di sungai suci Sindhu, yang merupakan suatu kepercayaan pada ajaran suci yang diwahyukan oleh Sang Hyang Widhi Wasa yang kekal abadi, diwariskan secara turun-temurun. Dan merupakan agama yang mempunyai usia terpanjang yang merupakan suatu keyakinan, kepercayaan Hindu yang bertujuan untuk menuntun manusia dalam mencapai kesempurnaan hidup yang berupa kebahagiaan yang maha tinggi dan kesucian lahir dan bathin. Sehubungan dengan hal tersebut pembelajaran agama Hindu sangat penting diberikan pada setiap umat Hindu khususnya bagi siswa. Karena pembelajaran agama Hindu menekankan pada segi spiritualitas keagamaan dan merupakan suatu bimbingan dan bantuan pengarahan terhadap umat manusia yang berkepribadian tinggi, berbudi pekerti yang luhur, dan astiti bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi yang nantinya dapat memberikan pengaruh terhadap perubahan mental siswa. Terkait dengan itu, pembelajaran agama Hindu merupakan suatu upaya untuk membina pertumbuhan jiwa masyarakat dengan ajaran agama Hindu, dari sumber ajarannya yaitu: Sruti, smerti, sila, acara dan atmanastuti. Sehubungan dengan pentingnya pembelajaran agama Hindu untuk mencapai tujuan agama Hindu yaitu Moksartham Jagaditha Ya Ca Iti Dharma untuk menuju keseimbangan dan keharmonisan hidup di dalam segala aspek kehidupan baik aspek intern ataupun ekstern dalam mewujudkan kedamaian hidup. Dimana telah dijelaskan dalam Pustaka Suci Rg Veda X. Pembelajaran Agama Hindu Page 2

32.7 sebagai berikut : Aksetravit Ksetravidam hyaprat Sa paiti ksetravidanusistah Etad van bhadram anusasanasyo Ta sruti vindatyas njasinam Orang yang tak mengenal suatu tempat bertanya kepada orang yang mengetahuinya. Ia meneruskan perjalanan, dibimbing oleh orang yang tahu. Inilah manfaat pendidikan. Ia menemukan jalan yang lurus (Titib, 1996: 249). Demikianlah usaha-usaha untuk mempelajari sastra agama adalah suatu yang utama di dalam mengamalkan ajaran agama sebagai landasan untuk meningkatkan kerukunan dan kedamaian hidup atas dasar astiti bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam mencapai kesempurnaan Hidup baik lahir maupun bathin. Berdasarkan pengertian agama Hindu di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran agama Hindu adalah usaha sadar dan terencana untuk membina siswa dalam memahami, meyakini, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Hindu dalam hubungannya dengan Sraddha-Bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa. Daftar Bacaan Sudarsana, I. K. (2017). Interpretation Meaning of Ngaben for Krama Dadia Arya Kubontubuh Tirtha Sari Ulakan Village Karangasem District (Hindu Religious Education Perspective). Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies, 1(1), 1-13. Sudarsana, I. K. (2014). PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN UPAKARA BERBASIS NILAI PENDIDIKAN AGAMA HINDU UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN: Studi pada Remaja Putus Sekolah di Kelurahan Peguyangan Kota Denpasar. Sudarsana, I. K. PERAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK USIA DINI. STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI UNTUK MEWUJUDKAN GENERASI BERKUALITAS. Sudarsana, I. K. (2016). PEMIKIRAN TOKOH PENDIDIKAN DALAM BUKU LIFELONG LEARNING: POLICIES, PRACTICES, AND PROGRAMS (Perspektif Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia). Jurnal Penjaminan Mutu, (2016), 44-53. Sudarsana, I. K. (2015). PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM UPAYA PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA. Jurnal Penjaminan Mutu, (Volume 1 Nomor 1 Pebruari 2015), 1-14. Pembelajaran Agama Hindu Page 3

Sudarsana, I. K. (2016). DEVELOPMENT MODEL OF PASRAMAN KILAT LEARNING TO IMPROVE THE SPIRITUAL VALUES OF HINDU YOUTH. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 4(2), 217-230. Sudarsana, I. K. (2017). Interpretation Meaning of Ngaben for Krama Dadia Arya Kubontubuh Tirtha Sari Ulakan Village Karangasem District (Hindu Religious Education Perspective). Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies, 1(1), 1-13. Sudarsana, I. K. (2016, October). Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Hindu Melalui Efektivitas Pola Interaksi Dalam Pembelajaran Di Sekolah. In SEMINAR NASIONAL AGAMA DAN BUDAYA (SEMAYA II) (No. ISBN : 978-602-71567-6-0, pp. 132-140). Fakultas Dharma Acarya IHDN Denpasar bekerjasama dengan Jayapangus Press. Sudarsana, I. K. (2016, October). The Importance Of Morals Teaching In Shaping The Students Characters In School. In Dharma Acarya Faculty International Seminar (DAFIS) (No. ISBN : 978-602- 71567-5-3, pp. 367-376). Dharma Acarya Faculty Hindu Dharma State Institute (IHDN) Denpasar in Association with Jayapangus Press. Sudarsana, I. K. (2016, June). Praksis Teori Sosial Kognitif dalam Mengembangkan Karakter Peduli Sosial Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sastra Agama. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-74659-3-0, pp. 82-87). Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Sudarsana, I. K. (2016, May). Membentuk Karakter Siswa Sekolah Dasar melalui Pendidikan Alam Terbuka. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-72630-6-2, pp. 214-221). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Hindu Fakultas Dharma Acarya IHDN Denpasar. Sudarsana, I. K. (2016, April). Meningkatkan Perilaku Kewirausahaan Wanita Hindu melalui Pemberian Pelatihan Upakara. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-72630-5-5, pp. 79-85). Pusat Studi Gender dan Anak LP2M IHDN Denpasar. Sudarsana, I. K. (2015, September). Inovasi Pembelajaran Agama Hindu di Sekolah Berbasis Multikulturalisme. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-71567-3-9, pp. 94-101). Fakultas Dharma Acarya IHDN Denpasar. Sudarsana, I. K. (2015, June). Pentingnya Kearifan Lokal dalam Pendidikan Karakter bagi Remaja Putus Sekolah. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-71567-1-5, pp. 343-349). Fakultas Dharma Acarya IHDN Denpasar. Sudarsana, I. K. (2015, May). Peran Pendidikan Non Formal dalam Pemberdayaan Perempuan. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-72630-0-0, pp. 135-139). Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IHDN Denpasar. Pembelajaran Agama Hindu Page 4

Sudarsana, I. K. (2014, October). Kebertahanan Tradisi Magibung Sebagai Kearifan Lokal dalam Menjaga Persaudaraan Masyarakat Hindu. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-71598-0-8, pp. 137-143). Fakultas Brahma Widya IHDN Denpasar. Sudarsana, I. K. (2014, October). Peningkatan Peran Pendidikan Agama Hindu dalam Membangun Remaja Humanis dan Pluralis. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-71567-0-8, pp. 26-32). Fakultas Dharma Acarya IHDN Denpasar. Sudarsana, I. K. (2014, September). Membangun Budaya Sekolah Berbasis Nilai Pendidikan Agama Hindu untuk Membentuk Karakter Warga Sekolah. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602- 71464-0-2, pp. 69-75). Pascasarjana IHDN Denpasar. Sudarsana, I. K. (2013, September). Pentingnya Organisasi Profesi, Sertifikasi dan Akreditasi sebagai Penguatan Eksistensi Pendidikan Nonformal. In International Seminar (No. ISBN : 978-602-17016-2-1, pp. 176-187). Department Of Nonformal Faculty Of Education UPI. Sudarsana, I. K. (2016). MODEL PEMBELAJARAN PASRAMAN KILAT: Meningkatkan Nilai-Nilai Spiritual Remaja Hindu. Pembelajaran Agama Hindu Page 5