PENGARUH PEMBERIAN HORMON 2,4-D DAN BAP TERHADAP PERTUMBUHAN KALUS JERUK KASTURI (Citrus microcarpa)

dokumen-dokumen yang mirip
Imam Mahadi, Sri Wulandari dan Addarwida Omar Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol IV, No. 8, Oktober 2013 ISSN

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Riau-Pekanbaru

TISSUE CULTURE OF MUSK LIME

PENGARUH PEMBERIAN HORMON NAFTALEN ACETYL ACYD (NAA) DAN KINETIN PADA KULTUR JARINGAN NANAS BOGOR (Ananas comosus (L.) Merr.) cv.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hidup, terkontaminasi dan eksplan Browning. Gejala kontaminasi yang timbul

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

PENGARUH PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK Dendrobium phalaenopsis Fitzg TERHADAP PEMBERIAN IBA DAN KINETIN SECARA IN VITRO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Murashige-Skoog dengan penambahan zat pengatur tumbuh 2,4-D dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L) telah dilaksanakan di

Biosaintifika 4 (2) (2012) Biosantifika. Berkala Ilmiah Biologi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Pembentukan Kalus Pada Media MS Kombinasi ZPT BAP dan 2,4-D.

Gambar 4. A=N0K0; B=N0K1; C=N0K2

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Variabel pertumbuhan yang diamati pada eksplan anggrek Vanda tricolor

MICROPROPAGATION OF Jatropha curcas

HASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengatnatan terhadap parameter saat muncul tunas setelah dianalisis. Saat muncul tunas (hari)

Pengaruh Jenis Eksplan dan Komposisi Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Induksi Kalus Pada Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten.

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kombinasi BAP dan IBA terhadap Waktu Munculnya Tunas Akasia (Acacia mangium Willd.)

Kata kunci: Stevia rebaudiana; Dichloropenoxy acetic acid; kecepatan induksi kalus; viabilitas kalus; medium New Phalaenopsis

RESPONS PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK (Dendrobium sp.) TERHADAP PEMBERIAN BAP DAN NAA SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Alfalfa termasuk tanaman kelompok leguminose yang berkhasiat

PENGARUH 2.4 D DAN BAP TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

EFFECT OF ADDED NAPHTALEN ACETIC ACID (NAA) ON GROWTH PATCHOULI ACEH (Pogostemon cablin Benth.) PLANT

HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Eksplan Terubuk

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan

Lili Sugiyarto, Paramita Cahyaningrum Kuswandi

Induksi Kalus Tanaman Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.) pada Jenis Eksplan dan Konsentrasi Auksin yang Berbeda

TINJAUAN PUSTAKA. dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari

Lili Sugiyarto* dan Paramita Cahyaningrum Kuswandi**

Imam Mahadi*, Sri Wulandari, dan Berlian Kumala Phone :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (HST). Data hari muncul kalus yang telah diperoleh dianalisis dengan analisis

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain. Selain itu, kencur juga dapat digunakan sebagai salah satu bumbu

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Kultur Jaringan Tanaman Eksplan

BAB I PENDAHULUAN. dan siklamat semakin meningkat. Hal ini nampak pada industri makanan, meningkatkan gizi makanan, dan memperpanjang umur simpan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. stroberi modern (komersial) dengan nama ilmiah Frageria x ananasa var

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN HORMON IAA DAN BAP TERHADAP PERTUMBUHAN TUNAS ANGGREK Dendrobium phalaenopsis Fitzg secara IN VITRO

ORGANOGENESIS TANAMAN BAWANG MERAH (ALLIUM ASCALONICUM L.) LOKAL PALU SECARA IN VITRO PADA MEDIUM MS DENGAN PENAMBAHAN IAA DAN BAP ABSTRACT

SKRIPSI KECEPATAN INDUKSI KALUS DAN KANDUNGAN EUGENOL SIRIH MERAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON PERTUMBUHAN MERISTEM KENTANG (Solanum tuberosuml) TERHADAP PENAMBAHAN NAA DAN EKSTRAK JAGUNG MUDA PADA MEDIUM MS

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Retardan dan Aspirin dalam Menginduksi Pembentukan Umbi Mikro Kentang (Solanum tuberosum) Secara In Vitro

Induksi kalus daun binahong (Anredera cordifolia L.) dalam upaya pengembangan tanaman obat tradisional

UJI KONSENTRASI IAA (INDOLE ACETIC ACID) DAN BA (BENZYLADENINE) PADA MULTIPLIKASI PISANG VARIETAS BARANGAN SECARA IN VITRO

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stevia (Stevia rebaudiana) merupakan salah satu jenis tanaman obat di

Romasli Nadeak a Nelly Anna b, Edy Batara Mulya Siregar b. Kampus USU Medan (Penulis Korespondensi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Hormon Kinetin Terhadap Pertumbuhan Kalus Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Melalui Kultur In Vitro

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia,

III. METODE PENELITIAN A.

PENGGANDAAN TUNAS KRISAN MELALUI KULTUR JARINGAN MULTIPLICATION OF CRISAN BUD THROUGH TISSUE CULTURE. Yekti Maryani 1, Zamroni 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai macam tanaman hias. Pengembangan komoditi tanaman hias dilakukan

Tugas Akhir - SB091358

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sesuai untuk perkecambahan pada biji Phalaenopsis amabilis (L.) Bl.

BAB I PENDAHULUAN. anggrek yang mendominasi pasar adalah anggrek impor, yaitu Dendrobium dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan Kalus Tanaman Markisa (Passiflora sp.) dengan Penambahan Naphtalene Acetic Acid (NAA) dan 6-Benzyl Amino Purine (BAP)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. satu MSI (Minggu Setelah Inokulasi). Respon eksplan berbeda pada setiap

3. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH JENIS EKSPLAN DAN KOMPOSISI ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP PRODUKSI BIOMASSA KALUS DAN ANTOSIANIN TANAMAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn.

Repositori FMIPA UNISMA

INDUKSI KALUS DAN INISIASI TUNAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL PALU

I. PENDAHULUAN. sebutan lain seruni atau bunga emas (Golden Flower) yang berasal dari

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tanaman karet merupakan komoditi perkebunan yang penting dalam

Pembuatan Larutan Stok, Media Kultur Dan Sterilisasi Alat Kultur Jaringan Tumbuhan. Nikman Azmin

INDUKSI KALUS PADA EKSPLAN DAUN TANAMAN BINAHONG (Anredera cordifolia) SECARA IN VITRO DENGAN KONSENTRASI 2,4-D DAN BAP YANG BERBEDA

TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INDUKSI TUNAS PISANG ROTAN [Musa sp. ( AA Group.)] DARI EKSPLAN BONGGOL ANAKAN DAN MERISTEM BUNGA SECARA IN VITRO

PENGARUH PEMBERIAN BAP (Benzil Amino Purin) DAN NAA (Naftalen Asam Asetat) TERHADAP MORFOGENESIS DARI KALUS SANSEVIERIA (Sansevieria cylindrica)

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

PENGARUH α- BENZIL AMINO PURINA DAN α- ASAM ASETAT NAFTALENA TERHADAP PEMBENTUKAN TUNAS TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin Benth.

I. PENDAHULUAN. memberikan sensasi seperti terbakar (burning sensation) jika kontak dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) tergolong dalam famili Graminae yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman panili termasuk famili Orchidaceae, yang terdiri dari 700 genus

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

I. PENDAHULUAN. keberadaan obat-obatan kimiawi juga semakin meningkat. Kemajuan dalam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Umum Kultur Pada Kultivar Jerapah dan Sima

UPAYA PEMBIBITAN BIJI SARANG SEMUT (Myrmecodia pendans) DENGAN KULTUR JARINGAN. Heru Sudrajad

Lizawati Fakultas Pertanian, Universitas Jambi, Mendalo Darat, Jambi ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu alternatif pengobatan (Rochani, 2009). Selain harganya

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Kultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang

PENGARUH IAA DAN BAP TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN NILAM (Pogestemon cablin Benth) IN VITRO

Transkripsi:

Jurnal Biogenesis Vol. 12 (2): 99 104, 2016 Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau ISSN : 1829-5460 PENGARUH PEMBERIAN HORMON 2,4-D DAN BAP TERHADAP PERTUMBUHAN KALUS JERUK KASTURI (Citrus microcarpa) Imam Mahadi, dan Wan Syafi i, Yeni Sari e-mail: i_mahadi@yahoo.com, wansya_ws@yahoo.comi, yensari@gmail.com, phone: +6285263990322 Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT The aims of this research to determine the effect of the hormone 2,4-D and BAP on callus growth Kasturi Orange (Citrus microcarpa). This research consisted of research using experimental method completely randomized design factorial. Parameters observed is percentage of explants, while appearing callus, callus width and texture of the callus. Research results and a growing percentage of the width callus explants were analyzed by ANOVA and a further test DMRT at 5% level, when it appears callus and callus texture done by descriptively. The result shows that a combination of hormones D 4B 1 and D 4B 2 produces a callus emerged fastest of 3.3 HSK. The highest percentage of callus formation that is 100% contained in the treatment of D 2B 0, D 2B 0.5 - D 4B 0. The mean width of callus was highest in treatment D 4B 2 with a width of 0.97cm. Embryogenic callus resulting by treatment of D 2B 1, D 2B 2,and D 3B 0. Keywords: Hormones, Callus, Orange Kasturi PENDAHULUAN Jeruk kasturi (Citrus microcarpa) adalah salah satu spesies dari genus citrus yang memiliki kandungan vitamin C, juga antioksidan yang tinggi. Selain itu, Jeruk kasturi memiliki komponen penyusun dari berbagai senyawa kimia hasil metabolit sekunder antara lain asam sitrat, asam amino, dan minyak atsiri (Ball, 1997). Seiring dengan kebutuhannya yang semakin tinggi, sintesis senyawa minyak atsiri secara alami belum mencukupi kebutuhan masyarakat karena produksinya masih sangat rendah. Sementara itu lahan dan plasma nutfah semakin menyusut, sehingga diperlukan alternatif pemecahan. Salah satu metoda yang sering digunakan untuk memproduksi metabolit sekunder tumbuhan adalah kultur suspensi sel. Teknik ini dapat menghasilkan metabolit sekunder dalam jaringan tanaman yang diperoleh melalui kalus. Metabolit yang dihasilkan dari kalus sering kali kadarnya lebih tinggi dari pada metabolit yang diambil langsung dari tanamannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan kalus adalah dengan penambahan hormon. Senyawa yang sangat sering digunakan serta sangat efektif adalah 2,4-D. konsentrasi 2,4-D pada tanaman dikotil yang menunjukkan pertumbuhan kalus adalah 0,001-2,0 mg/l (George dan Sherrington, 1984 dalam Imam Mahadi 2014). Dan untuk kelompok sitokinin biasanya menggunakan BAP (Benzyl amino purin) yang berfungsi menstimulasi pembelahan sel dalam jumlah yang sangat 99

kecil (0,01 0,05 mg/l) (Campbell et al, 1999). METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Universitas Islam Riau pada bulan April Juni 2015. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang Faktor pertama adalah 2,4-D dengan taraf perlakuan yaitu 0, 0.5, 1, dan 2 mg/l. Faktor kedua adalah BAP dengan taraf perlakuan yaitu 0, 1, 2, 3, dan 4 mg/l. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Parameter yang diamati adalah persentase tumbuh eksplan, saat muncul kalus, lebar kalus dan tekstur kalus. Hasil penelitian persentase tumbuh eksplan, dan lebar kalus dianalisis dengan ANAVA dan uji lanjut DMRT pada taraf 5 %, sedangkan saat muncul kalus dan tekstur kalus dilakukan secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pemberian Hormon 2,4-D dan BAP terhadap pertumbuhan kalus tanaman Jeruk kasturi (Citrus microcarpa) didapatkan data sebagai berikut: Tabel 1. Rerata pengaruh pemberian Hormon 2,4-D dan BAP terhadap pertumbuhan kalus tanaman Jeruk kasturi (Citrus microcarpa) Rerata Rerata Kombinasi Rerata saat Presentase lebar 2,4-D dan muncul Kalus jumlah Kalus kalus BAP (mg/l) (HSK) yang terbentuk (cm) (%) Tekstur kalus D 0B 0 12 16,67 d 0,40 e kompak, berwarna hijau D 0B 0,5 12,33 25 c 0,37 d kompak, berwarna hijau D 0B 1 12,33 25 c 0,37 d kompak, berwarna hijau D 0B 2 12,67 33,33 c 0,30 d kompak, berwarna hijau D 1B 0 7,33 58,33 b 0,60 c Remah, berwarna putih kehijauan D 1B 0,5 7,67 66,67 b 0,63 c Remah, berwarna putih kehijauan D 1B 1 8 75 b 0,67 c Remah, berwarna putih kehijauan D 1B 2 8,67 83,33 b 0,63 c Remah, berwarna putih kehijauan D 2B 0 6,33 0,67 c Remah, berwarna putih kehijauan D 2B 0,5 6 0,73 b Remah, berwarna putih kehijauan D 2B 1 6 0,77 b Remah, berwarna putih kekuningan D 2B 2 6,67 0,70 b Remah, berwarna putih kekuningan D 3B 0 5,67 0,73 b Remah, berwarna putih kekuningan D 3B 0,5 5,33 0,80 a Kompak, berwarna kuning D 3B 1 5 0,83 a Kompak, berwarna kuning D 3B 2 D 4B 0 D 4B 0,5 D 4B 1 D 4B 2 4,67 4 3,67 3,33 3,33 0,87 a 0,87 a 0,90 a 0,93 a 0,97 a Kompak, berwarna kuning Saat Muncul Kalus Hasil pengamatan saat muncul kalus pada tabel 1 menunjukkan bahwa pemberian hormon 2,4-D dan BAP berpengaruh nyata terhadap saat muncul kalus yang terbentuk pada eksplan. Pada perlakuan D4B0,5 dan D4B1 merupakan rerata saat muncul kalus yang paling cepat yaitu 3,33 HSK. Semakin tinggi kombinasi konsentrasi zat pengatur tumbuh yang ditambahkan dalam medium menyebabkan laju pertumbuhan kalus 100

semakin tinggi, hal ini sesuai menurut Gunawan dkk (1992) penggunaan auksin 2,4- D dapat memacu pertumbuhan kalus, auksin berupa 2,4-D dapat menaikkan tekanan osmotik, meningkatkan permeabilitas sel terhadap air, menyebabkan pengurangan tekanan pada dinding sel, meningkatkan sintesis protein, meningkatkan plastisitas dan pengembangan dinding sel (Abidin, 1982). Plastisitas dan pengembangan dinding sel didorong oleh pemberian auksin, karena auksin mengeluarkan H+ ke dalam dinding sel dan H+ ini menyebabkan ph dinding sel menurun sehingga terjadi pelonggaran struktur dinding (berarti peningkatan plastisitas) dan terjadi pertumbuhan. Penambahan sitokinin dalam media sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pembelahan sel, karena sitokinin berperan dalam pembentukan benang gelendong pada tahap metafase. Perbedaan laju pertumbuhan kalus selain dipengaruhi oleh peningkatan kecepatan pembelahan sel karena pengaruh pemberian 2,4D dan BAP juga dipengaruhi oleh kondisi genetis, umur jaringan dan jenis tanaman serta faktor lingkungan yang meliputi cahaya, kandungan O2, suhu dan kelembaban udara serta kemampuan jaringan untuk menyerap zat-zat hara yang tersedia, hal ini banyak dipengaruhi oleh aerasi dan tekstur kalus (Gunawan dkk., 1992). Persentase Jumlah kalus Hasil analisis varian persentase tumbuh eksplan menunjukkan bahwa pemberian hormon 2,4-D dan BAP berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan eksplan. Hal ini disebabkan karena hormon endogen yang ada didalam ekspan sudah mencukupi untuk pertumbuhan eksplan Jeruk kasturi (Citrus microcarpa) dan ditambah lagi dengan hormon eksogen yang dapat merangsang pertumbuhan eksplan dengan cepat. Dari tabel 1 terlihat bahwa hampir semua perlakuan yaitu D2B0 D4B2 menunjukkan persentase tumbuh eksplan mencapai 100% hal ini disebabkan karena eksplan yang digunakan adalah jaringan muda yang memiliki sifat maristematik yang memiliki hormon endogen yang aktif membelah dan kemudian dikombinasikan dengan hormon eksogen dari kelompok auksin (2,4-D) dan sitokinin (BAP). Seperti yang dikemukakan oleh Hartman (dalam Zulkarnaen, 2009) bahwa jaringan-jaringan yang sedang aktif tumbuh pada awal masa pertumbuhan biasanya merupakan bahan eksplan yang paling baik. Faktor lain yang mendukung keberhasilan persentase tumbuh eksplan pada penelitian ini adalah karena penggunaan media MS yang mengandung komposisi lengkap untuk pertumbuhan eksplan. Pemberian hormon dengan beberapa konsentrasi pada media MS memberikan persentase tumbuh eksplan yang baik, karena pada media mengandung vitamin, unsur hara makro dan mikro, serta besi dan sukrosa sehingga cukup untuk memacu pertumbuha eksplan. Lebar Kalus Berdasarkan tabel 1 kombinasi perlakuan dengan lebar kalus tertinggi terdapat pada perlakuan D4B2 dengan lebar kalus 0,97 cm, hal ini disebabkan karena perbedaan konsentrasi hormon auksin dan sitokinin yang diberikan. Menurut Kramut dan Te-chato (2010), salah satu peranan hormon 2,4-D adalah membantu dalam proses pembelahan dan pemanjangan sel. Penggunaan batang muda yang mengandung sel-sel merismatik mempercepat pembelahan sel baru sehingga semakin tinggi kandungan hormon 2,4-D maka akan semakin cepat terjadi pembentukan kalus. Faktor lain yang juga mempengaruhi pembelahan sel-sel kalus adalah sumber karbon yang terdapat pada media MS yaitu berupa sukrosa. Karbon merupakan komponen penting bagi senyawa-senyawa penyusun sel seperti karbohidrat, lipid, protein dan asam nukleat (Campbell et al., 2003). Jika sumber karbon mencukupi maka komponen-komponen sel ini akan terbentuk 101

cepat, waktu inisiasi kalus pun akan lebih cepat sehingga sel akan mempunyai kesempatan untuk membelah lebih optimal. Pembelahan sel yang optimal akan menyebabkan pertumbuhan kalus yang optimal. Tekstur Kalus Tekstur kalus merupakan salah satu penanda yang dipergunakan untuk menilai kualitas suatu kalus. Tekstur kalus dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : kompak (non friable), intermediet dan remah (friable) (Turhan, 2004). Berdasarkan hasil pengamatan, dilihat dari tabel 1 tekstur kalus yang terbentuk pada setiap perlakuan umumnya adalah bertekstur remah dan dengan warna yang bervariasi. Kalus dengan tekstur remah dihasilkan pada perlakuan D1B0, D1B0,5, D1B1, D1B2, D2B0, D2B1, D2B2, dan D3B0, dipacu oleh adanya hormon auksin endogen yang diproduksi secara internal oleh eksplan yang telah tumbuh membentuk kalus tersebut. Tekstur kalus yang remah (friable) mengalami pembelahan sel yang cepat dari pada tekstur kalus yang kompak. Menurut Dian (2004), warna pigmen putih dan kuning pada kalus menunjukkan bahwa pertumbuhan kalus tersebut baik. Warna hijau disebabkan kalus mengandung klorofil, hal ini sesuai dengan pendapat Leupin (2000) dalam Daniar Robbiani, dkk (2010) bahwa perubahan warna kalus menjadi putih kehijauan, kemungkinan pada sel kalus sudah mulai terbentuk klorofil. Pertumbuhan kalus semakin menurun pada minggu ke 7 yang diawali dengan gejala perubahan warna menjadi coklat (browning), hal ini diduga karena sel mengalami degradasi fisiologis akibat kekurangan unsur hara atau hormon tumbuhnya sehingga kalus menunjukkan ciri ketuaan. Menurut Yusnita 2004, warna kecoklatan pada kalus (browning) ini akibat adanya metabolisme senyawa fenol bersifat toksik, yang sering terangsang akibat proses sterilisasi eksplan, yang menghambat pertumbuhan atau bahkan menyebabkan kematian jaringan. Kalus yang Terbaik untuk Dikembangkan ke Kultur Suspensi Sel Agar kalus dapat digunakan sebagai bahan awal suspensi adalah sel kalus yang Embrionik mempunyai ciri-ciri tekstur kalus remah dan mudah terurai, warna kalus putih hingga kuning, tidak mudah terjadi oksidasi zat fenolik, dan sel-selnya mudah berkembang biak (Imam Mahadi, 2011 dan Elisa, 2009). Struktur kalus remah sangat berkorelasi dengan kecepatan daya tumbuh kalus sehingga produksi metabolit sekunder tertentu yang ingin diperoleh lebih cepat dicapai (Fatimah, 2010). Untuk mendapatkan kalus yang Embrionik, kita dapat melakukan subkultur secara berulang sehingga akan didapat kalus yang memiliki struktur yang lebih remah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan 2 mg/l 2,4-D dikombinasikan dengan BAP (1 dan 2 mg/l) menghasilkan kalus remah dengan visual yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan yang lain. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kombinasi 2,4-D dan BAP berpengaruh terhadap pertumbuhan kalus pada kultur jaringan Jeruk kasturi (Citrus microcarpa). Kombinasi D4B1 dan D4B2 menghasilkan waktu muncul kalus tercepat yaitu 3,3 HSK. Persentase pembentukan kalus tertinggi yaitu 100% pada perlakuan D2B0, D2B0.5,-D4B0. Rerata lebar kalus tertinggi yaitu 0,97cm pada perlakuan D4B2. Kalus yang berwarna putih kekuningan, mengkilat dan remah merupakan ciri kalus Embrionik yang dihasilkan pada perlakuan D4B1, D2B2, dan D3B0. Disarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan menggunakan kultur suspense sel untuk 102

menghasilkan metabolit sekunder yang diinginkan. DAFTAR PUSTAKA Abidin Z. 1982. Dasar dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa. Bandung. Ball. 1997. Fruit Growing. Kalyani Publishers. New Delhi. Diakses pada tanggal 16 Maret 2015. Campbell, N.A., J.B., Reece, L.G., Mitchell. 1999. Biologi. Terjemahan: Wasmen Manalu. 2003. Erlangga. Jakarta. Dian Pramita Wardani, Solichatun, Ahmad Dwi Setyawan, 2004. Pertumbuhan dan Produksi Saponin Kultur Kalus Talinum paniculatum Gaertn Pada Variasi Penambahan Asam 2,4- Diklorofenoksi Asetat (2,4-D) dan Kinetin, Biofarmasi 2 (1); 35-43. Elisa, 2009. Penumbuhan Dan Pemeliharaan Kalus Dan Kultur Suspensi Sel. http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/do wnload/24119/42e5aebbedba446d894 559e8997c3dee. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2015. Gunawan. 1992. Tekhnik Kultur Jaringan. Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Imam Mahadi, Sri Wulandari dan Addarwida Omar. 2014. Pengaruh Naftalen Acetyl Acid (NAA) dan Benzyl Amino Purin (BAP) Terhadap Pembentukan Kalus Tanaman Rosella (Hibiscus Sabdariffa) sebagai Sumber Belajar Konsep Bioteknologi Bagi Siswa SMA. Jurnal Biogenesis 11(1). Peterson, G., R. Smith. l991. Effect of abscicic acid and callus size on regeneration of American and international rice varieties. Plant Cell Rep (1)10: 35-38. Rachmawati, S. 2007. Studi Makroskopi, Dan Skrining Fitokimia Daun Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis. Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya: Fakultas Farmasi UNAIR Surabaya. Suci Agustiani, 2015. Kultur Jaringan Jeruk Kasturi (Citrus Microcarpa) dengan Menggunakan Hormon Kinetin dan Naftalen Acetyl Acid (NAA) Sebagai Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Virtual Laboratory Pada Konsep Bioteknologi Modern di SMA. Skripsi tidak dipublikasikan. Pendidikan Biologi. Universoitas Riau. Pekanbaru. Yusnita. 2003. Kultur Jaringan Cara memperbanyak Tanaman secara Efisien. Agromedia Pustaka. Jakarta. Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan Tanaman Solusi Perbanyakan Tanaman Budidaya. Bumi Aksara. Jakarta. 103

104