tersebut misalnya drama, cerpen, puisi, dan novel (Waluyo dan Soliman, oleh tiap-tiap pengarang dapat berbeda. Perbedaan itu meliputi beberapa hal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diutarakan oleh Dedy N Hidayat, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan

BAB I PENDAHULUAN. massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Salah satu. rubrik yang ada di dalam media Jawa Pos adalah Clekit.

BAB III METODE PENELITIAN. membahas konsep teoritik berbagai kelebihan dan kelemahannya. 19 Dan jenis

PEMALSUAN TANDA SEBAGAI FENOMENA SEMIOTIKA BUDAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui bagaimana film Perempuan Punya Cerita mendeskripsikan

NIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika

Semiotik Pragmatik C.S.Peirce dan Kajian Budaya

BAB I PENDAHULUAN. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya.

Semiotika, Tanda dan Makna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mendukung seluruh data-data yang terkumpul pada saat penelitian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

!$ 3.2 Sifat dan Jenis Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika dari Char

Semiotik Pragmatik C.S.Peirce dan Kajian Budaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas imajinatif. Secara garis besar dibedakan atas sastra lisan dan tulisan, lama

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. gerakan antara dua atau lebih pembicaraan yang tidak dapat menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai media komunikasi telah dijadikan instrumen untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang ditempuh melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MAKSUD DAN TUJUAN. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak.

ALFIAN NUR ANALISIS SEMIOTIKA FOTO HEADLINE PADA HARIAN PAGI RADAR BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena penelitian ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi/data yang ingin kita teliti. Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kumpulan cerpen Bertanya Kerbau pada Pedati merupakan salah satu karya sastra yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda.

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. cerita yang penuh arti dan bermanfaat bagi audience yang melihatnya. Begitu juga

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendukung sehingga akan terlihat dengan jelas makna dari iklan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. hasil penelitian sebelumnya. Kajian pustaka bersifat mutakhir yang memuat teori,

BAB I PENDAHULUAN. Koentjaraningrat (2004:5-8) menyatakan bahwa kebudayaan itu mempunyai tiga. berpola dari manusia dalam masyarakat.

Pesan, Tanda, dan Makna dalam Studi Komunikasi. Alimuddin A. Djawad STKIP PGRI Banjarmasin Jl. Sultan Adam, Komp. H.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan data atau pun informasi untuk. syair lagu Insya Allah (Maherzain Feat Fadly).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sedalam dalamnya melalui pengumpulan data sedalam dalamnya.riset ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan mencari informasi tentang keadaan disekitarnya. Komunikasi digunakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun. Produk anime Jepang sukses dipasarkan ke

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Drama hadir atas proses yang panjang dan tidak hanya terhenti sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN TEORI. Penelitian mengenai makna simbol dalam sastra lisan telah banyak

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

TEKS SASTRA DALAM PERSPEKTIF SEMIOTIKA PRAGMATIS CHARLES SANDERS PEIRCE ABSTRAK. Kata Kunci: Sastra, Semiotika, Pragmatisme, Charles Sanders Peirce.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB 3 SEMIOTIKA BAHASA PAMFLET. Semiotika adalah ilmu tentang tanda, istilah ini berasal dari kata Yunani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. & Knipe, 2006 ) menyatakan bahwa paradigma adalah kumpulan longgar dari

BAB III METODE PENELITIAN. dikarenakan peneliti berusaha menguraikan makna teks dan gambar dalam

TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT ILMU (SIMBOL DAN BAHASA)

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. dalam novel atau cerpen. Salah satu binatang yang sering digunakan contohnya adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bagaimana peneliti bagaimana melihat realita (world views), bagaimana mempelajari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SEMIOTIKA #2. C.S. Pierce

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam persaingan saat ini, produsen dengan segala cara berusaha untuk

ABSTRACT. Semiotics, Signifier, Signified, Denotation, Connotation. yang terlintas di dalam hati. Bloomfield (1996:3-4) mengatakan bahwa bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seorang pembaca dihadapkan pada sebuah karya sastra, tidak sedikit pembaca

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran atau studi-studi mutakhir

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007:588), konsep adalah

BAB I PENDAHULUAN. sebuah karya kreatif yang bisa bebas berekspresi dan bereksplorasi seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL SINTREN KARYA DIANING WIDYA YUDHISTIRA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

NASIONALISME DALAM FILM HABIBIE AINUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sastra merupakan karya imajinasi yang menggambarkan kehidupan bermasyarakat yang dapat dinikmati, dipahami, dan dapat dimanfaatkan oleh kalangan masyarakat. Hasil dari imajinasi yang dilakukan oleh pengarang tersebut akan dituangkan ke dalam bentuk karya sastra. Bentuk karya sastra tersebut misalnya drama, cerpen, puisi, dan novel (Waluyo dan Soliman, 1993: 12). Waluyo (2002:68) berpendapat bahwa karya sastra hadir sebagai wujud nyata imajinatif kreatif seorang sastrawan dengan proses yang berbeda antara pengarang yang satu dengan pengarang yang lain, terutama dalam penciptaan cerita fiksi. Proses tersebut bersifat individualis artinya cara yang digunakan oleh tiap-tiap pengarang dapat berbeda. Perbedaan itu meliputi beberapa hal diantaranya metode, munculnya proses kreatif dan cara mengekspresikan apa yang ada dalam diri pengarang hingga bahasa penyampaian yang digunakan. Karya sastra diciptakan tidak hanya melalui imajinasi yang dilakukan oleh pengarang, tetapi dapat juga dari hasil pengalaman batin pengarang. Pengalaman batin pengarang tersebut berupa peristiwa atau problem dunia yang menarik sehingga muncul gagasan dan imajinasi yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Biasanya, masalah yang diketengahkan adalah masalahmasalah yang sedang terjadi (Sangidu, 2004 : 34). Pengarang dalam mengisahkan para tokohnya penuh dengan konflik dalam menghadapi masalah hidup dan kehidupannya. Tokoh dengan konflik-konflik 1

batin merupakan terjemahan perjalanan manusia ketika mengalami dan bersentuhan dengan kenyataan, peristiwa-peristiwa yang dihadapi merupakan masalah yang menyangkut seluk-beluk nilai kehidupan personal. Citra, citacita, dan perasaan batin yang diungkapkan melalui tokoh-tokohnya seiring dapat mewakili keinginan manusia akan kebenaran, nilai-nilai keagungan dan kritik terhadap kehidupan (Nurgiyantoro, 1998: 98). Oleh karena itulah, seringkali karya sastra bisa merupakan cerminan atau pemberitahuan tentang keadaan masyarakat tertentu. Ia mewakili kebudayaan, kepribadian dan segala aspek sosial masyarakat sehingga mudah untuk dipahami. Salah satu elemen dalam karya sastra yang membuatnya unik, menarik dan khas adalah simbolisme. Simbolisme di dalam sebuah karya sastra digunakan oleh pengarang sebagai salah satu cara untuk menampilkan gagasan dan emosinya (Stanton, 2007:64). Simbol sendiri dapat berwujud apapun dan bagaimanapun bergantung pada kaitannya terhadap cerita yang disajikan oleh pengarangnya. Karya sastra khususnya berupa novel tentu dibaca oleh berbagai kalangan dengan pemahaman tentang sastra yang berbeda-beda, sehingga makna yang ingin disampaikan oleh pengarangnya belum tentu benar-benar dipahami oleh pembaca. Jika si pembaca tersebut merupakan seseorang awam di bidang sastra, mungkin akan membaca berulang-ulang dan baru memahami makna yang ingin disampaikan pengarang. Apalagi jika novel tersebut adalah novel terjemahan dari negara lain yang berbeda kebudayaan dengan negara kita. Tentunya membutuhkan pengetahuan lebih tentang kebudayaan negara yang menjadi latar novel tersebut. 2

Korea, adalah salah satu negara di Asia yang dewasa ini sangat kuat pengaruh kebudayaannya di Indonesia-yang kemudian desebut dengan gelombang Korea/ 한류 [Hallyu]. Juga termasuk karya-karya sastranya sudah banyak diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia semenjak awal tahun 2000- an. Salah satu karya sastra yang sangat menarik adalah novel grafis. Kim Dong Hwa, merupakan kartunis Korea yang cukup dikenal di negara-negara Asia karena dia penggambar novel grafis Chiken Soup. Karya berikutnya yang cukup menarik adalah tentang Trilogi Warna, dengan Warna Tanah sebagai buku pertama, kemudian Warna Air dan buku yang ketiga adalah Warna Langit. Novel grafis Korea yang berjudul asli 황토빛이야기 1-3 ini menjadi titik balik dalam sejarah manhwa. Buku pertamanya, Warna Tanah meraih sukses di kalangan pembaca dewasa, di mana jumlah pembaca pria dan wanitanya seimbang. Novel grafis Warna Tanah adalah salah satu karya sastra yang sarat akan simbol. Warna Tanah mengisahkan tentang dua perempuan dari tahap kehidupan berbeda, dan kita sebagai pembaca diajak untuk memahami mereka lewat simbol berupa misteri alam, hujan, dan bunga. Karya ini adalah penghormatan bagi para wanita Korea satu atau dua generasi sebelumnya, yang dengan sabar bertahan di bawah tekanan aturan sosial dan tradisi. Penulis tertarik melakukan peneitian tentang pengiterpretasian simbolsimbol kehidupan para wanita Korea dalam Warna Tanah ini, yang oleh 3

pengarangnya banyak dilukiskan dengan hujan dan bunga. Menurut bapak semiotika modern, Charles Sanders Pierce, logika harus mempelajari bagaimana orang bernalar. Penalaran itu, menurut hipotesis teori Pierce yang mendasar, dilakukan melalui tanda-tanda. Tanda-tanda memungkinkan kita berpikir, berhubungan dengan orang lain, dan memberi makna pada apa yang ditampilkan oleh alam semesta. 1 Perbedaan budaya antara Indonesia dengan Korea, menjadi salah satu yang berpengaruh dalam pemahaman simbol-simbol yang digambarkan oleh Kim Dong Hwa dalam Warna Tanah ini. Dalam penelitian ini, penulis akan mencoba menginterpretasikan simbol-simbol/tanda-tanda yang terdapat dalam novel grafis 황토빛이야기 1 [Hwangthobit Iyagi 1]/Warna Tanah ini yang banyak dilukiskan dengan hujan dan bunga untuk menggambarkan kehidupan para wanita Korea. I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada uraian di atas, tergambar bahwa hujan dan bunga adalah simbol-simbol yang digunakan sepanjang Warna Tanah. Perbedaan kebudayaan antara Indonesia dan Korea, mempengaruhi cara pandang pembaca terhadap pemaknaan simbol-simbol tersebut. Maka timbul pertanyaan sebagai rumusan permasalahan sebagai berikut: 1. Simbol-simbol apa saja yang muncul dalam novel grafis Warna Tanah? 1 Diterjemahkan oleh Okke K.S. Zaimar dan Ida Sundari Husein. Judul asli: Interpretation et Semiotique dalam A. Vibodi Varga (Ed.). 1981. Theorie de la Litterature. Paris: A. Et J. Picard. 4

2. Apa makna dari simbol-simbol yang terdapat dalam novel Warna Tanah dan kaitannya dengan kehidupan wanita Korea? I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah dalam penelitian ini, tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: 1. Menemukan simbol-simbol apa saja yang terdapat dalam novel Warna Tanah karya Kim Dong Hwa. 2. Mengungkapkan makna dari simbol-simbol yang ada dalam novel grafis Warna Tanah, serta relasinya dalam kehidupan wanita Korea. Sementara itu berdasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat yang diharapkan oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis yang diperoleh dari penelitian novel grafis tersebut adalah untuk mengaplikasikan dan membuktikan kemampuan teori semiotika Pierce dalam menganalisis novel Warna Tanah. 2. Manfaat praktis yang diperoleh dari penelitian novel grafis tersebut adalah menjelaskan makna dari simbol-simbol dalam Warna Tanah sehingga pembaca bisa memahami apa yang ingin disampaikan novel tersebut. I.4 Metode I.4.1 Metode Penelitian Berdasarkan novel grafis Warna Tanah yang sarat dengan simbol, makan penulis akan meneliti karya tersebut dengan Teori Semiotika. 5

Teori Semiotika digunakan untuk menganalisis simbol-simbol yang ada. Teori Semiotika yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Semiotika milik Charles Sanders Pierce. 2 I.4.2 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis terhadap objek penelitian novel grafis Warna Tanah, dengan memanfaatkan penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang dilakukan di ruang kerja peneliti atau di perpustakaan tempat peneliti memperoleh data dan informasi tentang objek penelitiannya melalui buku-buku atau alat-alat audiovisual lainnya (Semi,1993:8). Pemanfaatan kepustakaan ini dilakukan mengingat data-data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya diperoleh dari sumber tertulis atau pustaka, seperti buku, jurnal, ensiklopedi, artikel, majalah, surat kabar dan sebagainya. Adapun hal yang penulis lakukan terlebih dahulu adalah mengumpulkan data objek penelitian, yaitu novel grafis Warna Tanah karya Kim Dong Hwa versi bahasa Korea yang berjudul 황토빛이야기 1. Data yang diperoleh kemudian diinventariskan dan dianalisis menggunakan pendekatan tekstual. Langkah pertama penelitian adalah dengan membaca dan kemudian menganalisis novel grafis tersebut, sehingga dapat diketahui unsur intrinsik novel tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan menentukan jenis sign untuk mencari manakah yang merupakan signifier-signifier yang dapat menginterpretasikan simbol-simbol dalam novel. 2 Pierce adalah ahli filsafat dan ahli logika. Pierce mengusulkan kata semiotika (yang sebenarnya telah digunakan oleh ahli filsafat Jerman Lambert pada abad XVIII) sebagai sinonim kata logika. 6

Langkah kedua adalah menginterpretasi simbol-simbol yang sering muncul dalam novel, pada tahap ini penulis menginterpretasikan dua simbol. Kemudian langkah ketiga adalah membuat analisis relasi antara interpretasi simbol tersebut terhadap kehidupan wanita Korea. Langkah yang terakhir yaitu menentukan amanat yang terkandung dalam novel tersebut. Teori Semiotika Pierce digunakan untuk menunjang analisis penelitian novel tersebut. I.5 Batasan Masalah Penelitin ini dilakukan dengan memanfaatkan objek kajian karya sastra, yaitu novel grafis Warna Tanah karya Kim Dong Hwa. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada: 1) simbol-simbol yang terdapat dalam novel grafis Warna Tanah, 2) makna simbol-simbol yang terdapat dalam novel grafis Warna Tanah, dan yang terakhir, 3) relasi antara simbol-simbol tersebut dengan kehidupan wanita Korea pada masa itu. I.6 Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai makna simbol yang terdapat dalam novel grafis ini merupakan penelitian berdasarkan studi pustaka. Penelitian tentang penginterpretasian makna simbol dengan menggunakan teori semiotika Pierce pernah dilakukan oleh D. Nawang Wulan pada tahun 2010 untuk menyelesaikan program pascasarjana Universitas Diponegoro yang dikemas dalam tesis berjudul Mendengar Hati, Mengejar Mimpi Dan Realitas Dunia: 7

Interpretasi Simbol Dalam Novel The Alchemist Karya Paulo Coelho. Akan tetapi penelitian lebih banyak membahas pengaitan interpretasi simbol yang muncul dengan unsur-unsur intrinsik dalam novel terutama dengan tokohtokoh yang muncul dalam novel. Peneliti tidak membahas tentang kaitannya dengan unsur budaya dan kehidupan yang muncul dalam novel. I.7 Landasan Teori Mengawali analisis novel grafis Warna Tanah ini, penulis menggunakan teori Semiotika dari Charles Sanders Peirce (1839-1914). Teori ini digunakan penulis untuk menganalisis makna simbol-simbol yang terdapat pada novel grafis ini. Semiotika adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi pengguna tanda (van Zoest, 1993:1). Tanda-tanda yang ada bisa berupa apapun yang ada di dalam kehidupan manusia, karena tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain yang dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan dan lain-lain (Nurgiyantoro, 2005:40). Kata Semiotik sendiri berasal dari bahasa Yunani, semeion yang berarti tanda atau seme, yang berarti penafsir tanda. Tanda terdapat dimanamana: kata adalah tanda, demikian pula gerak isyarat, lampu lalu lintas, bendera, dan sebagainya. Struktur karya sastra, struktur film, bangunan, atau nyanyian burung dapat dianggap sebagai tanda. Segala sesuatu dapat menjadi tanda. Semiotika memiliki dua tokoh besar, yaitu Charles Sanders Pierce (1839-1914) dari Amerika dan Ferdinand de Saussure (1857-1913) dari Eropa. 8

Peirce adalah seorang ahli filsafat dan ahli logika, sedangkan Saussure adalah seorang ahli linguistik. Peirce mengusulkan kata semiotika sebagai sinonim kata logika. Menurut Peirce, logika harus mempelajari bagaimana orang bernalar. Penalaran itu, menurut hipotesis teori Peirce yang mendasar, dilakukan melalui tanda-tanda. Tanda-tanda memungkinkan kita berpikir, berhubungan dengan orang lain, dan memberi makna pada apa yang ditampilkan oleh alam semesta. Peirce memusatkan perhatian pada berfungsinya tanda pada umumnya. Ia memberi tampat yang penting, meskipun bukan yang utama, pada tandatanda linguistik. Hal yang berlaku bagi tanda pada mumnya, berlaku pula bagi tanda linguistik, dan tidak sebaliknya. Peirce menyebut semiotika dengan sebutan semiosis. Bagi Pierce, seperti yang dikutip dari Pierce menyebut semiotika dengan sebutan semiosis. Bagi Pierce, seperti yang dikutip dari Nöth (Hoed, 2001: 143) nothing is a sign unless it is interpreted as a sign. Dengan demikian, sebuah tanda melibatkan sebuah proses kognitif di dalam kepala seseorang dan proses itu dapat terjadi kalau ada representamen, acuan, dan interpretan. Pierce mengatakan sebagai berikut, by semiosis on the contrary (to diadic relation), an action, or influence, which is or involves, a coorperation of three subject such as a sign, its object, and its interpretan, this tri-relative influence not being in any way resolvable into action between pairs. Dengan kata lain, sebuah tanda senantiasa memiliki tiga dimensi yang saling terkait: Representamen (R), sesuatu yang dapat dipersepsi (perceptible), Objek (O) 9

sesuatu yang mengacu kepada hal lain (referetial), dan (I) sesuatu yang dapat diinterpretasi (interpretable). Hubungan itu dapat didasari oleh keterkaitan (indeks), keserupaan (ikon), atau konvensi (lambang), atau gabungan ketiganya. Jadi, asap (R) mewakili kebakaran (O). Proses ini belum selesai karena, berdasarkan hubungan R-O (asap-kebakaran), penerima tanda akan melakukan penafsiran (I). Jadi, dengan melihat asap (R), seseorang menghubungkannya dengan kebakaran (O), dan dapat menafsirkan bahwa yang terbakar adalah gedung pertokoan (I). Proses inilah yang disebut semiosis. Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi, oleh Peirce disebut representamen. Konsekuensinya, tanda (sign/representamen) selalu terdapat dalam hubungan triadik, yakni representamen, objek, dan interpretan. Hubungan triadik itu oleh Pierce digambarkan dalam tiga dimensi tanda seperti berikut ini : Objek (O) Representamen (R) Interpretan (I) Gambar Diagram Segitiga Semiotik Peirce (T. Christommy, 2004: 127) 1. Representamen Representamen adalah bentuk atau wajah luar suatu tanda yang pertama kali diindrai oleh manusia. Representamen juga merupakan bentuk fisik sebuah tanda (Marcel Danessi dalam T. Christomy, 2004: 123). 10

Kemampuan atau kadar representasi (kegiatan dalam kognisi manusia untuk mengaitkan representamen dengan pengetahuan dan pengalamannya) tidak sama. Pada tahap awal, tanda baru hanya dilihat sifatnya saja yakni bahwa suatu fenomena adalah tanda dan disebut qualisign. Kita tahu bahwa apa yang kita hadapi adalah tanda, tetapi kita belum mengetahui maknanya. Kemudian pada tahap yang lebih lanjut, representasi tanda sudah berlaku untuk tempat dan waktu tertentu, misalnya, menunjuk dengan jari, di sini, di sana) yang disebut sin(gular) sign. Sebuah representamen kita kenali maknanya pada tempat dan waktu tertentu. Akhirnya, sejumlah tanda berfungsi berdasarkan konvensi dalam suatu masyarakat yang disebut legisign (Hoed, 2005: 14). 2. Objek Objek merupakan sesuatu yang hadir atau ada di dalam diri (kognisi) seseorang atau sekelompok orang. Representamen mengacu pada objeknya dan Pierce membaginya atas icon (ikon), index (indeks), dan symbol (simbol). Ikon adalah tanda yang hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan; misalnya potret dan peta. Indeks adalah tanda yang menunjukan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling jelas adalah asap sebagai tandanya api. Tanda dapat pula mengacu ke denotatum melalui konvensi. Tanda seperti itu adalah tanda konvensional yang biasa disebut simbol. Jadi simbol adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara penanda dan petandanya. 11

Hubungan diantaranya bersifat arbitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian masyarakat). 3. Interpretan Interpretan merupakan tafsiran dari seseorang berdasarkan objek yang dilihatnya sesuai dengan kenyataan yang menghubungkan antara representamen dengan objek. Oleh Pierce interpretan juga dibagi atas rheme, dicentsign, dan argument. Rheme adalah tanda yang memungkinkan seseorang menafsirkan berdasarkan pilihan. Misalnya, orang yang merah matanya dapat saja menandakan bahwa orang itu baru menangis, atau menderita penyakit mata, atau mata dimasuki insekta, atau baru bangun, atau ingin tidur. Dicent sign atau dicisign adalah tanda sesuai kenyataan. Misalnya, jika pada suatu jalan raya sering terjadi kecelakaan, maka di tepi jalan dipasang rambu lalu lintas yang menyatakan bahwa disitu sering terjadi kecelakaan. Argument adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang sesuatu. Hubungan antara ketiga elemen tersebut disebut semiosis. Untuk lebih memahaminya, kita bisa ilustrasikan dengan lampu lalu lintas. Dalam model tanda yang dikemukakan oleh Peirce, lampu tanda berhenti akan diwakili oleh lampu merah yang ada di persimpangan jalan (sebagai representamen), kendaraan berhenti (sebagai objek) dan gagasan bahwa lampu merah mengindikasikan kendaraan harus berhenti (sebagai interpretan). Segitiga semiotik ini dapat berlanjut atau membentuk tanda lain yang biasa disebut proses semiosis sebagai berikut. 12

Gambar 2. Diagram Proses Semiosis O O1 O2 I.8 Sistematika Penulisan (Sumber: Piliang, 2003: 267) Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab I, yaitu Pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, batasan masalah, tinjauan pustaka, metode penelitian, landasan teori, dan sistematika penulisan dalam penelitian ini. Bab II berisi tentang simbol-simbol yang muncul dalam novel tersebut. Bab III merupakan inti dari penelitian ini, yang berisi mengenai makna simbol yang terdapat dalam novel tersebut dan kaitannya dengan kehidupan wanita Korea. R I R1 I1 R2 I2, dst Bab IV adalah bagian penutup yang merupakan akhir dari hasil laporan penelitian yang telah dilakukan. Terdiri dari kesimpulan penelitian. 13