BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
|
|
- Yandi Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian tentang geguritan dalam analisis semiotik ini sebelumnya sudah pernah dilakukan sebagai berikut: 1. Budianingsih (2011), skripsi yang berjudul 'Penentuan Hari Baik dan Buruk (Dewasa) dalam Teks GeguritanDhurmanggala : Analisis Semiotik'. Dalam penelitian ini dikaji hasil tentang satuan-satuan bentuk dan isi yang membangun GeguritanDhurmanggala, serta menyajikan tentang proses mewujud satuan Teks Dhurmanggala ke kontekstual ajaran (etika dan moralitas dan mengungkap makna pangweruh ala ayuning dewasa dalam teks GeguritanDhurmanggala yang mengacu pada makna pencerahan untuk maksud menjaga pranata dan untuk pendidikan dan pembelajaran. 2. Parta (2009) dalam skripsi 'Geguritan Luh Lutung Analisis Struktur dan Semiotik', menjelaskan bahwa dalam kajian semiotik Geguritan Luh Lutung membahas tentang aspek-aspek heuristik, hermeneutik, dan makna. Sedangkan dari segi strukturnya unsur yang dikaji adalah dari dua segi yaitu; struktur forma yang meliputi: kode bahasa dan sastra, ragam bahasa, dan gaya bahasa, dan struktur naratif yang meliputi: tema, penokohan, alur, dan latar. Berdasarkan penjelasan dari Wisnu 8
2 mengenai kajian semiotik ini, penulis juga merasa terbantu di dalam menganalisis geguritan, karena untuk mengetahui makna yang terkandung di dalam geguritan melalui tanda-tanda yang ditimbulkannya, maka kita harus membaca berulang-ulang, yaitu melalui tahap membaca, yang disebut heuristik (membaca dan mengartikan kata demi kata), dilanjutkan dengan hermeneutik yaitu proses penafsiran, sehingga dapat mencari makna pada teks tersebut. Namun, yang berbeda pada tulisan ini adalah penulis tidak membahas secara mengkhusus aspek heuristik dan aspek hermeneutik ini. Kedua aspek ini hanya penulis cantumkan pada tahap pengumpulan data dan tahap penyediaan data. Pada analisis semiotik penulis membahas tentang maknamakna yang disimbulkan oleh geguritan tersebut. 3. Wisnawi (2013) "Manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam geguritan I Punyan Gadung Nyujur Ambara Analisis Semiotik", menjelaskan bahwa dalam kajian semiotik Geguritan I Punyan Gadung Nyujur Ambara membahas tentang bentuk ikonik, simbolik, dan indeksikal. Sedangkan dari segi strukturnya unsur yang dikaji adalah dari dua segi yaitu; mikrostruktur yang meliputi: aspek gramatikal dengan aspek leksikal, dan makrostruktur. Berdasarkan penjelasan dari Wisnawi mengenai kajian semiotik ini, penulis juga merasa terbantu di dalam menganalisis geguritan, karena untuk mengetahui makna yang terkandung di dalam geguritan melalui tanda-tanda yang ditimbulkannya melalui teori dan konsep triadik Sanders Peirce. 9
3 Beberapa sumber di atas akan dijadikan acuan dalam kajian penelitian ini, sebagai langkah awal di dalam menyusun kerangka pemikiran di dalam penelitian ini melalui penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, 2.2 Landasan Teori Secara etimologis, teori berasal dari kata theoria (Yunani), berarti kontemplasi kosmos atau realitas. Teori secara definitif diartikan sebagai kumpulan konsep yang telah teruji keterandalannya, yaitu melalui kompetensi ilmiah yang dilakukan oleh para ilmuwan di satu pihak, aplikasi dalam penelitian praktis di pihak yang lain. Dalam penelitian teori membantu untuk mengarahkan sebagai penunjuk jalan agar suatu penelitian tidak kehilangan arah (Ratna, 2009; 17).Dalam menganalisis GK ini digunakan teori struktur dan teori semiotik Teori Struktural Menurut Suwondo yang menjadi dasar pemikiran strukturalisme sebagai gerakan otonomi adalah pandangan seperti yang telah dijelaskan oleh Hawks. Dalam pandangan sesungguhnya didasari oleh pandangan Aristoteles mengatakan strukturalisme adalah cara berpikir tentang dunia yang dikaitkan dengan persepsi dan deskripsi struktur (1994: 72). Teeuw (1984:154), analisis struktur merupakan satu langkah atau alat dalam proses pemberian makna dalam kajian ilmiah. Langkah tersebut tidak bileh dihilangkan dan juga tidak boleh dimutlakkan. Analisis Struktur karya sastra yang akan diteliti merupakan tugas utama atau akhir dari penelitian 10
4 sebuah karya sastra yang secara tegas dikatakan bahwa analisis struktur adalah mutlak dan tidak dapat dihindarkan. Karya sastra sebagai struktur menjadi sasaran utama ilmu sastra. Mereka tidak membatasi diri pada studi puisi yang ada pada awalnya terutama menarik minatnya: misalnya dalam penelitian struktur naratif dalam roman atau cerita pendek Shklovsky mengembangkan oposisi antara fabel dan plot sebagai sarana penelitian yang sangat penting. Fabel adalah jalan cerita menurut logika dan kronologi peristiwa yang terdapat dalam cerita tertentu, secara mimetik (Teeuw,1998: 131). Menurut Wellek dan Warren (1942) secara definitif strukturalisme berarti paham mengenai unsur - unsur, yaitu struktur itu sendiri dengan mekanisme antarhubungannya, di satu pihak antarhubungan unsur yang satu dengan unsur yang lainnya, dipihak yang lainnya hubungan antara unsur dengan totalitasnya, hubungan tersebut tidak semata - mata bersifat positif, seperti keselarasan, kesesuaian, dan kesepahaman, tetapi juga negatif seperti konflik dan pertentangan (dalam Ratna, 2011: 91). Analisis struktur digunakan untuk membedah satuan-satuan yang membangun bentuk dan isi dari GK. Kajian tentang satuan bentuk ini akan ditunjang oleh pandangan Granoka (1981) dalam "Analisis Aspek Sastra Paletan Tembang". 11
5 2.2.2 Teori Semiotika Semiotik mengkaji tanda dalam kehidupan manusia artinya semua yang hadir dalam kehidupan dilihat sebagai tanda, yakni sesuatu yang harus kita beri makna. Peirce (dalam Cristomy dan Untung, 2004:55) menyatakan bahwa tanda merupakan proses kognitif yang berasal dari apa yang ditangkap oleh pancaindera. Dalam teorinya sesuatu yang pertama yang "konkret" adalah suatu "perwakilan" yang disebut dengan "representament" sedangkan "sesuatu" yang ada di dalam kognisi disebut "object". Proses hubungan dari reprensentament ke object disebut dengan semiosis Dalam pemaknaan suatu tanda proses semiosis atau tanda ini belum lengkap karena kemudian ada satu proses yang merupakan lanjutan yang disebut interpretant (proses penafsiran), jadi pemaknaan suatu tanda terjadi dalam bentuk proses semiosis dari yang kongkret kedalam kognisi manusia yang hidup bermasyarakat. Peirce berpendapat bahwa ada tiga faktor yang menentukan adanya sesuatu tanda yaitu tanda itu sendiri, hal yang ditandai sesuatu tanda baru yang terjadi dalam batin si penerima (dalam Luxemburg, 1984: 46). Peirce membedakan tiga macam tanda menurut sifat penghubung tanda dan denotatum : (1) Tanda Ikonis ialah tanda yang ada sedemikian rupa sebagai kemungkinan, tanpa tergantung pada sebuah adanya denotatum, tetapi dapat dikaitkan dengannya atas dasar suatu persamaan yang secara potensial dimilikinya. (2) Indeks ialah sebuah tanda yang dalam hal corak tandanya tergantung dari adanya sebuah denotatum. (3) Simbol (lambang) adalah 12
6 tanda yang hubungannya antara tanda dan denotatumnya ditentukan oleh suatu peraturan yang berlaku secara umum (Zoest,1993: 24). Sebagaimana dikutip oleh Eco, semiotik bagi Peirce adalah suatu tindakan (action), pengaruh (influence), atau kerjasama tiga subjek yaitu tanda (sign), objek (object), dan interpretan (interpretant). Menurut Peirce, tanda adalah segala sesuatu yang pada seseorang untuk menyatakan sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kepastian. Tanda dapat berarti sesuatu bagi seseorang jika hubungan yang "berarti" ini diperantai oleh interpretan (Sudjiman, 1996: 43). Selden (1986: 54) menganggap strukturalisme dan semiotik termasuk kedalam bidang ilmu yang sama, sehingga keduanya dapat dioperasikan secara bersama-sama. Untuk menemukan makna suatu karya, Analisis struktural mesti dilanjutkan dengan analisis semiotika, hubungan keduanya ini merupakan sebagai proses dan cara kerja analisis keduanya yang seolah-olah tidak dapat dipisahkan (Ratna, 2011: 97). Dari semua teori yang dikemukakan di atas memiliki keterkaitan dan saling menunjang penelitian ini, sehingga dalam penelitian yang dilakukan akan dapat berjalan lancar dengan adanya teori yang dipakai sebagai acuan dalam menganalisis sebuah karya sastra terutama karya sastra GK. 13
7 2.3 Konsep Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut (Kridalaksana, 1982: 91). Dalam penelitian ini penulis akan memaparkan beberapa konsep yang bermanfaat bagi penelitian inidiantaranya ada 4 konsep yang perlu diuraikan pada subbab ini, yaitu struktur, ikonik (tanda), simbol, dan indeks (lambang). Uraian ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan terhadap konsep dasar yang diterapkan dalam penelitian ini, sebagai bingkai pemikiran di dalam penyelesaian pada tahap analisis Struktur Karya sastra sebagai struktur menjadi utama dalam ilmu sastra.analisis struktur bertujuan untuk membingkar dan memamaparkan secermat, seteliti, semenditel dan semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua anasir dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh (Teeuw, 1998: 135). Luxemburg dkk.(1984:36) berpendapat bahwa struktur pada pokoknya berarti sebuah karya sastra atau peristiwa di dalam masyarakat menjadi suatu keseluruhan karena relasi timbal Balik antara bagian - bagiannya dan antara bagian dengan keseluruhan. Hubungan itu dapat berupa positif maupun negatif. Kesatuan struktur 14
8 mencangkup setiap bagian dan sebaliknya setiap bagian menunjuk pada keseluruhan ini dan bukan yang lain Ikonik Tanda ikonis adalah sebuah tanda yang salah satu cirinya biasanya sebuah ciri struktur, ikonis memegang peranan yang sangat penting dalam sastra yang melibatkan dua anggapan, antara lain (1) tanda-tanda ikonis merupakan tanda-tanda memikat, (2) teks sastra memiliki daya pikat lebih besar ketimbang yang lain. Dua anggapan ini dianggap masuk akal, mengingat bahwa ada teks-teks yang memberikan informasi secara dingin dan hanya berisikan pokok-pokok masalah dan ada yang memiliki sifat argumentatif, pada jenis yang pertama, indeksikalitas yang memegang peranan paling penting, dan pada jenis yang kedua simbolisitas yang memegang peranan paling penting. Di semua teks terdapat ikonisitas, khususnya dalam teks yang digunakan di luar situasi percakapan, dalam situasi komunikasi, dimana pengirim dan penerima sama-sama hadir, sistem semiotik bahasa yang lain dapat digiatkan. Pandangan, nada suara, ekspresi wajah, sentuhan, sikap, biasanya berkadar semiotis lebih besar ketimbang tanda bahasa yang mengiringinya, tanda-tanda dalam sistem lebih ini sering merupakan tanda-tanda indeksikal, sehingga memiliki daya serap eksistensial lebih besar, sedangkan dalam komunikasi tekstual, saat pengirimannya tidak hadir, kita harus bekerja tanpa sistem-sitem yang membantu ini, kegiatan sistem-sistem ini harus dikompensasikan, jadi ikonisitas dalam sistem ini berusaha mengkompensasikan apa yang terpaksa dikorbankan dari kemungkinan 15
9 indeksikal, semakin sebuah teks memiliki pretensi eksistensial atau afektif, kegiatan ikonisitas pun harus semakin diandalkan (Zoest, 1993: 86) Indeksikal Indeks sering dikenal dengan lambang, dan memiliki peranan yang sangat penting di dalam teks sastra, dapat dirumuskan bahwa teks sastra seakan-akan mempunyai indeksikalitas lebih terang daripada teks diskursif yang simbolisitasnya lebih mencolok.indeksikalitas dalam teks sastra bila dibandingkan dengan teks uraian (penjelasan), berperan secara lebih halus dan sering secara tidak langsung. Dengan demikian dari dunia yang diceritakan teks sastra itu dapat dibuat tiga relasi : satu dengan dunia nyata (katakanlah kenyataan historis), satu dengan dunia pengarang dan satu lagi dengan dunia pembaca. Setiap kali dunia yang tercipta di salah satu dari ketiga relasi ini dinyatakan sebagai tanda indeksikal, sehingga memunculkan pertanyaan yang pertama menyangkut kemungkinan kebenaran terhadap psikologi historis, yang kedua mengenai otentik tidaknya, atau jujur tidaknya pengarang dan yang ketiga apakah si pembaca mengenalnya atau memahaminya atau merasa tersentuh. Indeksikalitas global rangkap tiga dari teks sastra merupakan pembenaran penulisan, eksistensi, pembacaan, dan penelitian sastra paling penting (Zoest, 1993 : 79). 16
10 2.3.4 Simbolik Tanda simbolis yang paling penting dalam teks sastra adalah tanda bahasa, tanda bahasa adalah tanda yang dihubungkan dengan denotatum berdasarkan kesepakatan.avant-gardistis sebagai perintis pada makrostruktural menyatakan bahwa tanda bahasa dalam sebuah teks sastra tentunya sangat banyak dan beragam.tanda baca biasa pun termasuk ke dalam tanda bahasa, kata-kata atau bagian-bagiannya (morfem) juga merupakan tanda simbolis.demikian pula dengan kelompok kata (frasa, anak kalimat, sekuen, dan sebagainya). Tanda-tanda simbolis dalam sebuah teks dapat dikategorisasikan dengan berbagai macam cara yang tidak terhitung banyaknya (Zoest, 1993: 77). 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran atau studi-studi mutakhir
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran atau studi-studi mutakhir yang pernah diteliti oleh peneliti terdahulu yang berkaitan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian ini memuat tentang hasil hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian ini memuat tentang hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti yang lebih dulu yang ada kaitannya dengan penelitian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka mempunyai peranan penting dalam melakukan penelitian karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. mutakhir yang pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka berfungsi untuk mengetahui faktor-faktor keaslian suatu penelitian. Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran, atau
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan bahan acuan yang dipakai dalam penelitian sekaligus sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran dan gagasan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 1.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka mempunyai peranan penting dalam melakukan penelitian karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan bahan acuan yang dipakai dalam penelitian sekaligus sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran dan gagasan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti terdahulu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Telaah yang dilakukan untuk memecahkan suatu masalah pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka. Kajian pustaka merupakan pedoman terhadap suatu penelitian sekaligus
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. jawab moral terhadap peneliti yang terdahulu. Penelitian terhadap Babad Buleleng
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 1.1 Kajian Pustaka Penulisan ilmiah terlebih sebuah penelitian perlu di dukung oleh kajian kepustakaan sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan ide-ide, penggambaran hal-hal, atau benda-benda
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan ide-ide, penggambaran hal-hal, atau benda-benda ataupun gejala sosial yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Marlo, 1985:46).
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan bahan acuan yang dipakai dalam penelitian sekaligus sumber ide untuk menggali pemikiran dan gagasan baru. Kajian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Putra (1986), dalam penelitian beliau yang berjudul "Aspek Sastra Dalam Babad Dalem Suatu Tinjauan Intertekstualitas", menyatakan bahwa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan kegiatan mempelajari, memahami, dan mengutip berbagai teori, pandangan, pendapat, pernyataan dari para ahli
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007:588), konsep adalah
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007:588), konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan salah satu media yang digunakan seseorang untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1998:
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu:
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu: a. psikosastra b. kesepian c. frustasi d. kepribadian a. Psikologi Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan struktur dunia rekaan, artinya realitas dalam karya sastra adalah realitas rekaan yang tidak sama dengan realitas dunia nyata. Karya sastra itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra Bali merupakan salah satu aspek kebudayaan Bali yang hidup dan berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu maka di Bali lahirlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. namun hingga kini proses kreativitas penciptaan geguritan masih berlangsung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geguritan sampai saat ini masih digemari oleh masyarakat pencinta sastra khususnya dan masyarakat Bali pada umumnya. Hal ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Dari beberapa penelusuran, tidak diperoleh kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang hampir sama adalah penelitian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Kajian pustaka berfungsi untuk mengetahui faktor-faktor original atau
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka berfungsi untuk mengetahui faktor-faktor original atau keaslian suatu penelitian. Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. pengarang yang berada dalam situasi setengah sadar (subconcius). Setelah memiliki
Bab I Pendahuluan 1.Latar Belakang Karya sastra merupakan produk dari suatu keadaan kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada dalam situasi setengah sadar (subconcius). Setelah memiliki pemikiran bentuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. ada kaitannya dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat suatu uraian sistematis mengenai teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Konsep adalah (1) rancangan atau buram surat dan sebagainya; (2) ide atau pengertian yang diabstrakkan dari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya
40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Sifat penelitian yang digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2008:725) Konsep merupakan (1)
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan
Lebih terperincibanyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam
12 Telepon Genggam terdapat banyak gaya bahasa yang khas dan unik serta belum banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dikarenakan peneliti berusaha menguraikan makna teks dan gambar dalam
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian, peneliti menggunakan paradigma kritis. Hal ini dikarenakan peneliti berusaha menguraikan makna teks dan gambar dalam
Lebih terperinci13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi
semiotika Modul ke: Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi Fakultas 13Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting analisis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar Belakang Sastra 1 merupakan curahan hati manusia berupa pengalaman atau pikiran tentang suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. Adapun jenis penelitiannya peneliti menggunakan jenis analisis semiotik dengan menggunakan model Charles Sander Pierce. Alasan peneliti menngunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seni lukis merupakan bagian dari seni rupa yang objek penggambarannya bisa dilakukan pada media batu atau tembok, kertas, kanvas, dan kebanyakan pelukis memilih
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan aspek penting dalam penelitian. Konsep berfungsi untuk menghindari kegiatan penelitian dari subjektifitas peneliti serta mengendalikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup diperhitungkan karya-karyanya dan dianggap sebagai pengarang produktif
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.
7 BAB II LANDASAN TEORI E. Pengertian Psikologi Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos. Psyche artinya jiwa dan logos berarti ilmu. Dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat Interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif interpretatif yaitu suatu metode yang memfokuskan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. hasil penelitian sebelumnya. Kajian pustaka bersifat mutakhir yang memuat teori,
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian yang sistematik dan relevan dari fakta serta hasil penelitian sebelumnya. Kajian pustaka
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikir maupun
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Dalam bab ini peneliti akan memaparkan tentang peneliti penelitian sebelumnya, konsep dan landasan teori. Peneliti penelitian sebelumnya berisi tentang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Selain berfungsi untuk menyusun landasan atau kerangka teori, kajian pustaka
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian Pustaka di dalam sebuah penelitian penting untuk dideskripsikan. Selain berfungsi untuk menyusun landasan atau kerangka teori,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berperan memainkan cerita yang dirancang oleh penulis. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel merupakan karya sastra yang di dalamnya terdapat tokoh-tokoh yang berperan memainkan cerita yang dirancang oleh penulis. Dalam penceritaanya, pastilah setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Salah satu. rubrik yang ada di dalam media Jawa Pos adalah Clekit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan bagian yang tidak terpisahkan di dalam masyarakat. Media massa merupakan bagian yang penting dalam memberikan informasi dan pengetahuan di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan, budaya adalah hasil karya manusia yang berkaitan erat dengan nilai. Semakin banyak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Memilih paradigma adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh peneliti agar penelitiannya dapat menempuh alur berpikir yang dapat mencapai tujuan yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan paradigma
BAB III METODE PENELITIAN 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan paradigma kontruktivist sebagai interpretatif menolak obyektifitas. Obyektifitas sebagaimana
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. aspek-aspek kemasyarakatannya, baik yang berhubungan denga penciptanya, gambaran
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep A. Sosiologi Sastra Ratna (2004:339) mengatakan, Sosiologi sastra adalah analisis karya sastra dalam kaitannya dengan manusia. Jadi, sosiologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam arti, yaitu ragam sastra yang bahasanya terikat oleh rima atau pengulangan bunyi yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi merupakan bentuk karya sastra yang tersaji menggunakan kata-kata yang indah dan kaya bahasa yang penuh makna (Kosasih, 2008: 31). Keindahan puisi ditentukan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dengan judul skripsi, buku-buku yang digunakan dalam pengkajian ini adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah produk kebudayaan (karya seni) yang lahir di tengah-tengah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah produk kebudayaan (karya seni) yang lahir di tengah-tengah masyarakat dan pengarang sebagai pencipta karya sastra merupakan bagian dari masyarakat.
Lebih terperinciA. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media bahasa merupakan salah satu media yang digunakan oleh seorang sastrawan untuk menyampaikan karya seni yaitu sebuah karya sastra untuk para pembaca. Keindahan dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. memberikan pemaparan hasil-hasil yang ditemukan dalam penelitian ini. Penelitian yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan metode penelitian deskriptif dengan cara memberikan pemaparan hasil-hasil yang ditemukan dalam penelitian ini.
Lebih terperinciMANIFESTASI IDA SANG HYANG WIDHI WASA DALAM GEGURITAN
MANIFESTASI IDA SANG HYANG WIDHI WASA DALAM GEGURITAN I PUNYAN GADUNG NYUJUR AMBARA: ANALISIS SEMIOTIK Ni Made Dewi Sri Wisnawi Sastra Bali Fakultas Sastra Universitas Udayana ABSTRACT Geguritan I Punyan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur (litera=huruf atau karya tulis). Dalam bahasa Indonesia karya sastra berasal dari bahasa sansakerta,
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinci2015 RELEVANSI GAYA BAHASA GURIND AM D UA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI D ENGAN KRITERIA BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA D AN SASTRA IND ONESIA D I SMA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap kali gurindam disebut, maka yang terbesit tidak lain ialah Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji. Seakan-akan hanya Gurindam Dua Belas satu-satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut disusun telah diperhitungkan segi-segi pementasannya dan sewaktu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Drama adalah salah satu genre karya sastra yang terdiri dari dua dimensi, yaitu dimensi sastra dan pementasan, Sastra berupa teks naskah sedangkan pementasan berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merekam kehidupan yang ada di sekitarnya. Karya sastra sebagai karya
0 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra tercipta karena adanya proses kreatif pengarang dalam merekam kehidupan yang ada di sekitarnya. Karya sastra sebagai karya imajinatif diolah dan dipadukan
Lebih terperinci12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda.
semiotika Modul ke: Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda. Fakultas 12Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi sebagai salah satu jenis karya sastra memiliki nilai seni kesusastraan yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan katanya. Puisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk karya sastra yang lainnya seperti puisi, cerpen, drama, dan lain
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang populer di antara bentuk-bentuk karya sastra yang lainnya seperti puisi, cerpen, drama, dan lain sebagainya. Sebutan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori
BAB II LANDASAN TEORI Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori pendukungnya antara lain; hakekat pendekatan struktural, pangertian novel, tema, amanat, tokoh dan penokohan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Moral, kebudayaan, kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki ruang lingkup yang luas di kehidupan masyarakat, sebab sastra lahir dari kebudayaan masyarakat. Aspek
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Foto jurnalistik sangat penting dalam menunjang pemberitaan dalam sebuah situs media online maupun surat kabar dan media lainnya. Seorang fotografer mempunyai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini
12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sejenis Penelitian lain yang membahas tentang Citra Perempuan adalah penelitian yang pertama dilakukan oleh Fitri Yuliastuti (2005) dalam penelitian yang berjudul
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan
25 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budaya Timur dan Barat adalah dua budaya yang ada di dunia. Keberadaanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya Timur dan Barat adalah dua budaya yang ada di dunia. Keberadaanya dalam masyarakat dapat menciptakan sebuah karya sastra. Timur dan Barat merupakan dua budaya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seorang pembaca dihadapkan pada sebuah karya sastra, tidak sedikit pembaca
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika seorang pembaca dihadapkan pada sebuah karya sastra, tidak sedikit pembaca menemukan kesukaran-kesukaran untuk langsung membedah karya sastra. Apalagi karya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lajang karya Ayu Utami ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Strategi Penelitian Jenis penelitian dalam mengkaji novel Pengakuan Eks Parasit Lajang karya Ayu Utami ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian ini menggunakan pendekatan kritis melalui metode kualitatif yang menggambarkan dan menginterpretasikan tentang suatu situasi, peristiwa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Haruki Murakami adalah seorang penulis, novelis, sastrawan, dan penerjemah yang berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan
Lebih terperinciGEGURITAN SUMAGUNA ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI OLEH PUTU WIRA SETYABUDI NIM
GEGURITAN SUMAGUNA ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI OLEH PUTU WIRA SETYABUDI NIM 0501215003 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA BALI JURUSAN SASTRA DAERAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2009 GEGURITAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992:99).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesusastraan, penggunaan kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang melalui daya imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini dapat berupa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai media komunikasi telah dijadikan instrumen untuk
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai media komunikasi telah dijadikan instrumen untuk memperkuat dan mengubah kognisi dalam menciptakan sejumlah makna-makna konotatif. Namun bahasa tidak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Dalam menyusun sebuah karya ilmiah sangat diperlukan kajian pustaka. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan masalah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang memuat banyak sekali tanda dan makna yang menggambarkan suatu paham tertentu. Selain itu, film juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan ide, gagasan, pendapat serta perasaan kepada orang lain. Sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat, bahasa
Lebih terperincitersebut misalnya drama, cerpen, puisi, dan novel (Waluyo dan Soliman, oleh tiap-tiap pengarang dapat berbeda. Perbedaan itu meliputi beberapa hal
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sastra merupakan karya imajinasi yang menggambarkan kehidupan bermasyarakat yang dapat dinikmati, dipahami, dan dapat dimanfaatkan oleh kalangan masyarakat. Hasil dari
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional ( 2005:588), konsep didefenisikan sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tanda ini disebut semiotik. Oleh karena itu, analisis semiotik itu tidak dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Novel adalah sebuah karya sastra yang didalamnya terkandung sebuah struktur makna atau struktur bermakna. Hal itu juga yang mengingatkan kita bahwa karya sastra
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan tekstual, yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan tekstual, yang engkaji aspek psikologi tokoh dalam karya sastra (Endraswara, 2011:97). Penilitan psikologi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Untuk memperjelas dan memantapkan ruang lingkup permasalahan, sumber data, dan kerangka teoretis penelitian ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebut gambar hiasan, kata tambahan untuk memperindah, penyebutan tandatanda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bunga diartikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai bagian dari tumbuhan yang akan menjadi buah, memiliki warna yang elok dan harum. Bunga diartikan pula sebagai
Lebih terperinci