Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Jl. Tamansari No.1 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemasaran. Pada kegiatan usaha pertambangan, terdapat suatu kegiatan

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB V PEMBAHASAN. perkecil ukurannya sebesar ton per bulan. Sedangkan kemampuan

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

EVALUASI KINERJA ALAT CRUSHING PLANT DAN ALAT MUAT DALAM RANGKA PENINGKATAN TARGET PRODUKSI BATUBARA PADA PT MANDIRI CITRA BERSAMA

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB III LANDASAN TEORI

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT LIEBHERR 9400 DALAM KEGIATAN PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RAHMAN ABDIJAYA JOB SITE PT ADARO INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. besar berwarna gelap vesicular batuan vulkanik yang bisanya porfiritik (berisi

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

STUDI TEKNIS PENGEBORAN 3 STEEL DAN 4 STEEL UNTUK PENYEDIAAN LUBANG LEDAK DI PT SEMEN TONASA KABUPATEN PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. bahan galian tersebut dari mineral pengotor yang melekat bersamanya.

EVALUASI KINERJAUNIT CRUSHING PLANT

BAB I PENDAHULUAN. Maka pada tingkat awal pengolahan batugamping terutama dalam peremukan harus

UPAYA PENINGKATAN TARGET PRODUKSI BATU KAPUR TON/HARI PADA PENGOLAHAN DAN PENGANGKUTAN AREA DEPAN DI PT.SEMEN PADANG SUMATERA BARAT (PERSERO)

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

KAJIAN TEKNIS BELT CONVEYOR DAN BULLDOZER DALAM UPAYA MEMENUHI TARGET PRODUKSI BARGING PADA PT ARUTMIN INDONESIA SITE ASAM-ASAM

Prosiding TeknikPertambangan ISSN:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

EVALUASI KINERJA EXCAVATOR BACKHOE

Kajian Biaya Produksi Pemindahan Material Batugamping dari Room of Material ke Crusher di PT Lafarge Cement Indonesia, Lhoknga, Aceh Besar

STUDI TARGET PEMBONGKARAN OVERBURDEN BERDASARKAN KAJIAN PEMBORAN UNTUK LUBANG LEDAK DI PT BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA JOBSITE

BAB III DASAR TEORI. sudah pasti melakukan proses reduksi ukuran butir (Comminution) sebagai bagian

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISA PERHITUNGAN BIAYA PENGUPASAN OVERBURDEN PADA ALAT BULLDOZER DI PT. ALAM RAYA ABADI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR

Analisis Kinerja Alat Crushing Plant dan Hubungannya dengan Produksi

PRODUKTIVITAS KINERJA MESIN BOR DALAM PEMBUATAN LUBANG LEDAK DI QUARRY BATUGAMPING B6 KABUPATEN PANGKEP PROPINSI SULAWESI SELATAN

Evaluasi Kinerja Crushing Plant untuk Meningkatkan Produksi Batu Andesit di PT Tarabatuh Manunggal Tbk. Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

EVALUASI CRUSHING PLANT DAN ALAT SUPPORT UNTUK PENGOPTIMALAN HASIL PRODUKSI DI PT BINUANG MITRA BERSAMA DESA PUALAM SARI, KECAMATAN BINUANG

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA NILAI KESEDIAAN ALAT DAN UKURAN FRAGMENTASI HASIL PELEDAKAN DENGAN BESARNYA PENGGUNAAN DAYA LISTRIK PADA HAMMER CRUSHER

BAB I PENDAHULUAN. penggalian, muat dan pengangkutan material. Semua kegiatan ini selalu berkaitan

RUSTAM D Proposal Tugas Akhir

Perencanaan Produksi dan Pentahapan Pengupasan Lapisan Penutup pada Bulan Maret - Desember 2015 di PT Cipta Kridatama Site Cakra Bumi Pertiwi

KAJIAN TEKNIS PEMBORAN LUBANG LEDAK DI PT. SISJOBSITE PT AI KECAMATAN JUAI KABUPATEN BALANGAN KALIMANTAN SELATAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN PRODUKSI PABRIK PEREMUK BATU ANDESIT PT. PERWITA KARYA DI DESA BEBER KECAMATAN SUMBER CIREBON JAWA BARAT SKRIPSI

EVALUASI CRUSHING PLANT UNTUK PENINGKATAN TARGET PRODUKSI PADA PT INDONESIAN MINERALS AND COAL MINING KECAMATAN KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT

DAFTAR ISI. RINGKASAN... v ABSTRACT... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN Maksud dantujuan Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan pembuatan perencanaan peremuk andesit adalah sebagai berikut :

Serba-serbi Lengkap Mesin Pemecah atau Penghancur Batu/Stone Crusher Machine

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

2 Dosen Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional.

Prabumulih Km.32 Inderalaya Kabupaten Ogan Ilir-Sumatera Selatan, 30662, Indonesia Telp/fax. (0711) ;

ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. JP Vol.1 No.4 Agustus 2017 ISSN

KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI TON/BULAN DI PT SEMEN PADANG INDARUNG SUMATERA BARAT

TINJAUAN PUSTAKA. lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, bongkaran muatan dan

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Rencana Rancangan Tahapan Penambangan untuk Menentukan Jadwal Produksi PT. Cipta Kridatama Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh

Penentuan Energi Ball Mill dengan Menggunakan Metode Indeks Kerja Bond. Jl. Tamansari No. 1 Bandung

BAB III METODOLOGI 3.1 Umum 3.2 Tahapan Penelitian

BAB III LANDASAN TEORI

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

PENGOLAHAN MINERAL. Oleh : Ir. M. WINANTO AJIE PH, MSc IR. UNTUNG SUKAMTO, MT IR. SUDARYANTO, MT

SKRIPSI ANALISIS KEMBALI BELT CONVEYOR BARGE LOADING DENGAN KAPASITAS 1000 TON PER JAM

BAB V PEMBAHASAN. perencanaan yang lebih muda dikelola. Unit ini umumnya menghubungkan. dibuat mengenai rancangan tambang, diantaranya yaitu :

PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA CONVEYOR BELT SYSTEM PADA PROJECT PENGEMBANGAN PRASARANA PERTAMBANGAN BATUBARA TAHAP 1 PT. SUPRABARI MAPANINDO MINERAL

Prodi Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung Jl. Tamansari No. 1 Bandung

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

ANALISIS KOEFISIEN TAHANAN GULIR ALAT ANGKUT DUMP TRUCK PADA JALAN ANGKUT DI KUARI BATUGAMPING

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IV 2016 ISBN Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

BAB II TINJAUAN UMUM

KAJIAN TEKNIS PENGARUH KETEBALAN LAPISAN BED PADA PAN AMERICAN JIG TERHADAP RECOVERY TIMAH DI TB 1.42 PEMALI PT TIMAH (PERSERO) TBK, BANGKA BELITUNG

DAFTAR PUSTAKA. 1. Alam. (2007). Mendongkrak Baja Dalam Negeri, Majalah Tambang, Edisi April, pp. 13.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V DASAR-DASAR PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT

KAJIAN TEKNIS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA MEMENUHI SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI PENGARUH KADAR AIR TERHADAP DRILABILITAS TUF DI DUSUN GUNUNGSARI, DESA SAMBIREJO, KECAMATAN PRAMBANAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Manajemen Persediaan. Material Handling. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 14Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

RESPONSI/PRAKTIKUM MODUL 3 DIAGRAM ISHIKAWA COURSE CONTENT DEVELOPMENT FOOD QUALITY ASSURANCE COURSE GLOBAL DEVELOPMENT LEARNING NETWORK

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kursi Lipat dengan Menggunakan Metode Economic Order (Eoq) pada PT. Chitose Tbk Cimahi

Transkripsi:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Analisis Kinerja Crushing Plant A dan Hubungannya dengan Production Rate Index di Pt Lotus SG Lestari Kampung Pabuaran, Desa Cipinang Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat 1 Rd Pirlan Firmansyah, 2 Zaenal dan 3 Sriyanti 1,2,3 Program Studi Teknik Pertambangan, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116 e-mail: vrlan_77@yahoo.com Abstrak. Crushing plant terdiri dari berbagai macam alat yang mana alat-alat ini saling berkesinambungan dalam suatu sistem kerja yang berkelanjutan. Maka dari itu terdapat bahasan yang penting untuk dikaji agar dapat mengoptimumkan kinerja dari suatu crushing plant ini. Sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam penentuan sikap dalam menangani crushing plant ini kedepannya. Dengan menganalisa kinerja crushing plant A terhadap produktivitas dan efektivitas alat berdasarkan paramater paramater yang digunakan diharapkan dapat mengetahui nilai loosing material dari proses crushing dan mengetahui pencapaian kinerja alat terhadap target yang ditentukan oleh perusahaan untuk nantinya akan dilakukan perbaikan-perbaikan sehingga mengurangi material yang hilang akibat pengolahan yang dimulai dari tahap primer, sekunder dan tersier. Pada tahap pengolahan primer diperoleh hasil mechanical availability (MA) = 58,68%, ketersediaan fisik (PA) = 63,13%, ketersediaan penggunaan (UA) = 82,94%, penggunaan efektif (EU) = 52,36%, Production rate index = 77,69%, nilai produktivitas = 467,452 ton/jam, dan total produksi = 42591,6 ton pada bulan Mei. Sedangkan pada bulan Juni dihasilkan MA = 54,12%, PA = 56.21%, UA = 91,93%, EU = 51,67%, Production rate index = 91,81%, nilai produktivitas = 564,633 ton/jam dan total produksi = 78184,8 ton. Kemudian pada tahap pengolahan sekunder dihasilkan MA = 50,47%, PA = 51,63%, UA = 95,45%, EU = 49,28%, production rate index = 76,64%, nilai produktivitas = 389,5227 ton/jam dan total produksi = 34173,321 ton Pada bulan Mei. Sedangkan pada bulan Juni dihasilkan MA = 50,47%, PA = 70,36%, UA = 81,77%, EU = 57,53%, production rate index = 78,08%, nilai produktivitas = 405,99 ton/jam dan total produksi = 69607,134 ton. Selanjutnya adalah pada tahap pengolahan Tersier pada bulan Mei dihasilkan MA = 66,00%, PA = 51,63%, UA = 95,45%, EU = 49,28%, production rate index = 63,41%, nilai produktivitas = 398,112 ton/jam dan total produksi = 33791,743 ton. Sedangkan pada bulan Juni dihasilkan MA = 66,00%, PA = 64,55%, UA = 81,77%, EU = 57,53%, production rate index = 64.55%, nilai produktivitas = 405,281 ton/jam dan total produksi = 68706,358 ton. Kata kunci : Production Rate Index, Produktivitas, Crushing Plant A, Ketersediaan mekanik (MA), Ketersediaan Fisik (PA), Ketersediaan Penggunaan (UA), Penggunaan Efektif (EU) A. Pendahuluan Latar belakang Kegiatan usaha pertambangan merupakan suatu rangkaian kegiatan usaha yang memiliki alur yang panjang, mulai dari kegiatan survei tinjau sampai dengan kegiatan pemasaran. Pada kegiatan usaha pertambangan, terdapat suatu kegiatan yang disebut dengan kegiatan penambangan. Kegiatan penambangan akan selalu beriringan dengan kegiatan pengolahan bahan galian yang dimana pada kegiatan pengolahan bahan galian ini akan dihasilkan produk akhir dari suatu kegiatan penambangan. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, kegiatan penambangan terus di berkembang dengan metoda dan teknologi yang di anggap lebih optimum dari sebelumnya. Hal ini dilakukan guna untuk menekan biaya produksi agar profit yang didapatkan semakin besar. Dalam kegiatan penambangan dan pengolahan bahan galian terdapat dua hal yang menjadi kajian utama, yaitu : segi teknis dan segi ekonomis. Sehingga sebisa mungkin kita perlu untuk mencari nilai tengah optimum antara teknis 213

214 Rd Pirlan Firmansyah, et al. dan ekonomis, tentunya dengan melalui suatu kajian ilmiah ataupun penelitian yang pada akhirnya dapat direalisasikan pada kondisi lapangan sesungguhnya. Namun tidak mengabaikan toleransi dan nilai pendekatan tertentu. Kegiatan pengolahan bahan galian jika dilihat dari segi teknis memiliki banyak sekali hal yang menarik untuk dikaji, baik itu dari metoda pengolahan yang digunakan ataupun dari permasalahan aktual yang terjadi dilapangan. Pada suatu crushing plant ini sendiri terdiri dari berbagai macam alat yang mana alat-alat ini saling berkesinambungan dalam suatu sistem kerja yang berkelanjutan. Maka dari itu terdapat bahasan yang penting untuk dikaji agar dapat mengoptimumkan kinerja dari suatu crushing plant ini. Sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam penentuan sikap dalam menangani crushing plant ini kedepannya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka saya melakukan penelitian tugas akhir ini dengan judul penelitian Analisis Kinerja Crushing Plant A Dan Hubungannya Dengan Production Rate Index Di PT. LOTUS SG LESTARI Kampung Pabuaran, Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Tujuan Adapun tujuan dari makalah ini adalah: 1. Menganalisis kinerja crushing plant A terhadap produktivitas dan efisiensi alat berdasarkan parameter parameter yang digunakan. 2. Mengetahui nilai loosing material dari proses crushing pada crushing plant A. 3. Mengetahui pencapaian kinerja alat terhadap target yang ditentukan oleh perusahaan. 4. Menganalisis kinerja crushing plant A dan hubungannya dengan nilai production rate index. B. Landasan teori Pengolahan Bahan Galian (Mineral Dressing) Pengolahan bahan galian merupakan suatu proses pemisahan mineral berharga dari pengotornya yang tidak berharga dengan memanfaatkan perbedaan sifat fisik dari mineral mineral tersebut, tanpa mengubah identitas kimiawi dan fisiknya. Proses pengolahan bahan galian ini secara umum dapat dipisahkan kedalam beberapa bagian atau beberapa langkah yang diantaranya ialah comminution, sizing, concentration, dan dewatering Belt Conveyor Conveyor didefinisikan sebagai suatu alat yang digunakan untuk mengangkut / memindahkan material, baik material curah maupun materal satuan, dari suatu tempat ke tempat yang lainnya secara terus menerus sepanjang garis lurus (horizontal) atau sudut inklinasi terbatas. Conveyor dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, dan salah satunya belt conveyor Perhitungan produktivitas dengan menggunakan beltcut dapat diketahui dengan cara sebagai berikut : Dimana : Q = Kapasitas belt (ton/jam). Q = Berat Beltcut x V Volume 2, No.1, Tahun 2016

Analisis kinerja Crushing Plant A dan Hubungannya dengan 215 Berat Beltcut = Berat material dalam 1 meter belt (ton/meter) V = Kecepatan Belt (Meter/jam) Effisiensi Kerja Alat Alat Mekanis Effisiensi kerja alat mekanis merupakan faktor yang sulit ditentukan, karena dipengaruhi oleh berbagai hal seperti keterampilan operator, perbaikan dan penyetelan alat, keterlambatan kerja dan sebagainya. Namun berdasarkan data-data serta pengalaman dapat ditentukan effisiensi kerja yang mendekati kenyataan. Dalam hubungan dengan effisiensi kerjanya, maka perlu juga diketahui mengenai kesediaan dan penggunaan alat mekanis. Karena hal ini mempunyai nilai kerja yang bersangkutan. Ketersediaan Mekanis (Mechanical Availability) Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis yang sesungguhnya dari alat yang sedang dipergunakan, dapat dinyatakan dengan persamaan : MA = Ketersediaan Fisik (Physical Availability) Kesediaan fisik merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang sedang dipergunakan. Kesediaan fisik pada umumnya selalu lebih besar daripada kesediaan mekanis, dapat dinyatakan dengan persamaan : PA= Ketersediaan Penggunaan (Use of Availability) Kesediaan penggunaan menunjukan berapa persen (%) waktu yang dipergunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat dipergunakan (tidak rusak), dinyatakan dengan persamaan : UA = % Penggunaan Efektif (Effective of Utilization) Penggunaan efektif menunjukkan berapa persen (%) dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat dipergunakan untuk kerja produktif, dinyatakan dengan persamaan: EU = Keterangan : We = Waktu efektif yaitu waktu yang benar-benar digunakan untuk bekerja termasuk dari tempat kerja, dinyatakan dalam jam. R = Repair, (waktu perbaikan), yaitu waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan, penggantian suku cadang,dinyatakan dalam jam. S = Standby, Waktu menunggu, yaitu waktu dimana suatu alat tersedia untuk dioperasikan, tetapi tidak digunakan karena alasan tertentu seperti hujan deras, dan sebagainya, dinyatakan dalam jam. Teknik Pertambangan, Gelombang 1, Tahun Akademik 2015-2016

216 Rd Pirlan Firmansyah, et al. Effisiensi Kerja Produksi Dalam kajian produksi pasti mengunakan alat mekanis yang memiliki kapasitas tertentu. Namun alat tersebut tidaklah mungkin dipaksa untuk bekerja 100 %, karena jika alat ini dipaksakan untuk bekerja 100% dari kemampuannya maka alat mekanis ini akan cepat mengalami kerusakan. Maka dari itu efisiensi kerja produksi ini biasanya ditentukan guna untuk menjaga umur alat. Production rate index merupakan faktor yang menunjukkan kinerja alat dalam melakukan produksi. Production rate index ini dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut : PRI = Nilai dari production rate index ini menunjukkan persentase kinerja alat dalam melakukan produksi dengan pembandingnya ialah kapasitas alat itu sendiri. Dengan kata lain nilai production rate index ini menunjukkan seberapa besar alat tersebut telah bekerja dari kemampuan maksimalnya. C. Hasil Penelitian Kinerja Alat Dan Kaitannya Dengan Target Perusahaan Kinerja alat pada crushing Plant A ini masih jauh dari target yang direncanakan, dari enam parameter yang menjadi acuan hanya beberapa yang memenuhi target perusahaan, yaitu nilai used availability pada cone crusher (sekunder) dan cone crusher (tersier) di bulan Mei, lalu nilai used availability pada jaw crusher (primer) dibulan Juni, dan nilai production rate index pada jaw crusher (primer) dibulan Juni (Tabel 1). Tabel 1. Kinerja Crushing Plant A dengan Target Perusahaan No Indikator Target Mei Juni 1 Produksi (Ton/Bulan) Target Primer Sekunder Tersier Primer Sekunder Tersier 180.000 42.591,60 78.184,80 2 Ma (%) 95 58,68 50,47 66,00 54,12 50,47 66,00 3 Pri (%) 90 77,69 76,64 63,41 91,81 78,08 64,55 4 Pa (%) 95 63,13 51,63 51,63 56,21 70,36 70,36 5 Ua (%) 95 82,94 95,45 95,45 91,93 81,77 81,77 6 Eu (%) 95 52,36 49,28 49,28 51,67 57,53 57,53 Hubungan Kinerja Alat Terhadap Produktivitas Alat Produktivitas alat pada crushing plant ini dipengaruhi oleh beberapa hal diantarnya feeding yang masuk, kesiapan alat, dan kapasitas dari alat. (Tabel 2). Volume 2, No.1, Tahun 2016

Analisis kinerja Crushing Plant A dan Hubungannya dengan 217 NO 1 INDIKATOR Produktivitas (ton/jam) Tabel 2. Kinerja Crushing Plant A dengan Produktivitas Alat MEI JUNI PRIMER SEKUNDER TERSIER PRIMER SEKUNDER TERSIER 467,452 398,523 398,112 564,633 405,991 405,281 2 EU (%) 52,36 49,28 49,28 51,67 57,53 57,53 Dari tabel diatas menunjukkan hubungan yang berbanding lurus. Namun hal ini tak berlaku pada jaw crusher karena pada bulan Mei dan Juni jaw crusher yang mengalami perubahan pengaturan css. Hubungan Kinerja Alat Terhadap Production Rate Index Production rate index ialah nilai yang menunjukkan seberapa besar kemampuan alat dalam berproduksi dengan batasan kapasitas maksimal dari alat tersebut. Hasil dari pengamatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini (Tabel 5.3). NO Tabel 3. Kinerja Crushing Plant A dengan Produktivitas Production Rate index INDIKATOR MEI JUNI PRIMER SEKUNDER TERSIER PRIMER SEKUNDER TERSIER 1 EU (%) 52,36 49,28 49,28 51,67 57,53 57,53 2 PRI (%) 77,69 76,64 63,41 91,81 78,08 64,55 Pada tabel diatas didapatkan bahwa nilai dari production rate index akan berbanding lurus dengan nilai kesiapan alat, kecuali pada proses primer yang mengalami pengaturan css dari 175 mm pada bulan Mei dan 180 mm pada bulan Juni Kehilangan Dalam Produksi Kehilangan dalam produksi ini mempengaruhi hasil dari proses pengolahan, namun selama kehilangan produksi ini masih dalam batasan normal ini tidaklah menjadi masalah serius. Kehilangan dalam produksi ini dipantau secara berkala, agar produkta yang dihasilkan pada kegiatan pengolahan bahan galian ini dapat terawasi dan diketahui jumlah dimasing-masing produknya. Rata-rata Kehilangan dalam produksi ini ialah bekisar sekitar 0,1%-1,12% atau sebesar 101,7 ton/bulan-779,035 ton/bulan. Berikut Tabel kehilangan produksi pada proses primer, sekunder dan tersier (Tabel 4 Tabel 6). Tabel 4. Total Produksi dan Kehilangan Produksi Pada jaw Crusher Sirdam Gudang Batu Total Loosing Ton % Ton % % Ton % Ton MEI 8467,073 19,88% 34.022,867 79,88% 99,76% 42.489,939 0,24% 101,7 Teknik Pertambangan, Gelombang 1, Tahun Akademik 2015-2016

218 Rd Pirlan Firmansyah, et al. JUNI 12465,623 15,94% 65.497,159 83,77% 99,72% 77.962,782 0,28% 222,02 Tabel 5. Total Produksi dan Kehilangan Produksi Pada Cone Crusher (Sekunder) BULAN CV 04 (FEED) CV 05 (PRODUKTA) LOOSENING TON/JAM TON TON/JAM TON TONASE % MEI 398,523 3.4173,321 398,112 3.4138,104 35,217 0,10% JUNI 405,99087 6.9607,134 405,2808 6.9485,393 121,741 0,17% Tabel 6. Total Produksi dan Kehilangan Produksi Pada Cone Crusher (Tersier) BULAN MEI JUNI SATUAN (%) TON (%) TON SP 12 32,01% 10927,980 34,94% 24277,320 SP 23 9,20% 3140,920 9,56% 6642,316 SCREENING 12,80% 4371,192 12,82% 8909,776 ABU 1 14,83% 5062,680 15,19% 10552,610 ABU 2 9,52% 3250,611 12,87% 8942,592 JUMLAH 78,37% 26753,383 85,38% 59324,615 RETURN 20,62% 7038,360 13,50% 9381,744 JUMLAH+RETURN 98,99% 33791,743 98,88% 68706,359 LOOSING 1,01% 346,361 1,12% 779,035 Perbandingan Performa Crushing Plant A Performa dari crushing plant A ini dapat dilihat dari beberapa parameter. Parameter-parameter tersebut diantaranya : PA, MA, UA, EU, PRI dan juga total produksi yang diamati dalam setiap bulannya. Pada perbandingan performa crushing plant A ini terdapat penurunan produksi pada semester pertama tahun 2015 Pada hal ini yang menjadi penyebab penurunan produksi ialah pada bulan Mei dan Juni 2015 ialah, nilai EU dan PRI yang cenderung rendah. N O Indikator Performa Tabel 7. Perbandingan Performa Crushing Plant A Rata- Rata 1 PA (%) 54 Semester 1 2014 Semester 2 2014 Semester 1 2015 Total Total Total Produksi Rata- Produksi Rata- Produksi Rata Rata (ton) (ton) (ton) 2 MA (%) 95 98 97 3 UA (%) 73 86 87 966.484,90 942.373,40 4 EU (%) 77 78 70 5 PRI (%) 76 78 84 6 Produksi 162.241 166.228 121.469 65 70 485.875,57 Volume 2, No.1, Tahun 2016

Analisis kinerja Crushing Plant A dan Hubungannya dengan 219 D. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Nilai Produktivitas alat crushing berbanding lurus dengan nilai rata-rata kesiapan alat, namun hal ini tidak berlaku pada jaw crusher (primer) karena telah terjadi perubahan setting alat. Pada bulan Mei, produktivitas primer sebesar 467,456 ton/jam dengan nilai EU 77,69 %, sekunder sebesar 398,523 ton/jam dengan nilai EU 49,28 % dan tersier sebesar 398,112 dengan nilai EU 49,28 %. Sedangkan pada bulan Juni, produktivitas primer sebesar 564,633 ton/jam dengan nilai EU 51,67 %, sekunder sebesar 405,991 ton/jam dengan nilai EU 57,53 % dan tersier sebesar 405,281, nilai EU 57,53%. 2. Nilai dan persen kehilangan yang tedapat pada crushing plant A di bulan Mei dan Juni, pada primer, sekunder, dantersier masing-masing sebesar : a. Primer, 101,7 ton (0,24%) dan 222,02 ton (0,28%). b. Sekunder, 35,217 ton (0,10%) dan 121,741 ton (0,17%). c. Tersier, 346,361 ton (1,01%) dan 779,035 ton (1,12%). 3. Crushing plant A belum dapat memenuhi target yang diharapkan oleh perusahaan baik dari kesiapan alat maupun dari produksi yang direncanakan, sebesar 180000 ton/bulan. Pada bulan Mei total pencapaian produksi sebanyak 42591,60 ton dan 78184,80 ton pada bulan Juni. Sedangkan pencapaian Kinerja crushing plan A ialah : a. Primer pada bulan Mei, MA = 58,68%, PA = 63,13%, UA = 82,94%, EU = 52,36%, dan PRI = 77,69%. Pada bulan Juni, MA = 54,12%, PA = 56.21%, UA = 91,93%, EU = 51,67%, dan PRI = 91,81% b. Sekunder pada bulan Mei, MA = 50,47%, PA = 51,63%, UA = 95,45%, EU = 49,28%, dan PRI = 76,64%. Pada bulan Juni, MA = 50,47%, PA = 70,36%, UA = 81,77%, EU = 57,53%, dan PRI = 78,08% c. Tersier pada bulan Mei, MA = 66,00%, PA = 51,63%, UA = 95,45%, EU = 49,28%, dan PRI = 63,41% Pada bulan Juni, MA = 66,00%, PA = 64,55%, UA = 81,77%, EU = 57,53%, dan PRI = 64.55% 4. Kinerja dari crushing plant A, yang dilihat dari nilai kesiapan alat atau avability alat, didapatkan hubungan yang berbanding lurus.namun hal ini tidak terjadi pada (jaw crusher), dikarena pada jaw crusher telah terjadi perubahan css (close set setting) di bulan Juni, yang mana lebar css pada bulan Mei sebesar 175 mm dan pada bulan Juni sebesar 180mm. Daftar Pustaka CEMA., 2007, Belt Conveyor For Bulk Material, Conveyor Equipment Manufacture Association., United State Of America. Currie John M. (1973), Unit Operasi in Mineral Processing, CSM Press, Columbia. Junda Toha., 2002, Konveyor sabuk dan peralatan pendukung, PT JUNTO Engineering., Bandung, Indonesia. Lowrison, G.C (1974), Crushing and Grinding, Butterworth s, London, England Teknik Pertambangan, Gelombang 1, Tahun Akademik 2015-2016

220 Rd Pirlan Firmansyah, et al. Partanto Prodjosumarto, Ir.,Prof., 1993, Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Bandung. Partanto Prodjosumarto, Ir.,Prof., dan Zaenal Ir.,MT., 2006, Tambang Terbuka, Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Islam Bandung. Taggart Arthur F. (1944), Handbook of Mineral Dreshing, Wiley-Interscience Publication, New York. Tarjan Gustav, (1981), Mineral Processing Technology, Akademia Kiado, Budapest. Trimax Machinery Team., The Birth Of New Dawn (Product Catalog).,Bekasi, Indonesia Tobing., IR, H, S.I., 2005., Prinsip Dasar Pengolahan Bahan Galian (mineral Dressing). OPD-TC Buma Team., 18 Februari 2014, Dasar Aplikasi Alat Berat Dan Perencanaan Pemeliharaan, Operation People Development Training Center. Volume 2, No.1, Tahun 2016