BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk dalam jumlah yang besar sebagai sumber daya manusia merupakan kekuatan pembangunan. Anggapan tersebut mengandung kebenaran bila kondisinya disertai faktor kualitas dan persebarannya merata. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat negara Amerika Serikat dan Jepang, dengan jumlah penduduk yang besar sekitar 265 juta untuk Amerika dan 124 juta untuk pertumbuhan ekonomi di negara masing-masing (BKKBN, 2006). Gerakan Keluarga Berencana Indonesia telah menjadi contoh bagaimana Negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia dapat mengendalikan dan menerima gerakan Keluarga Berencana sebagai salah satu bentuk pembangunan keluarga yang lebih dapat dikendalikan untuk mencapai kesejahteraan (Manuaba, 2010). Program keluarga berencana (KB) menurut UU No.10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Menurut Hanafi (2004), alat kontrasepsi yang ada di Indonesia terdiri dari berbagai macam macam metode seperti metode sederhana yang 1
2 menggunakan alat dan yang tidak menggunakan alat, metode modern meliputi kontrasepsi hormonal, intra uteri devices (IUD) dan kontrasepsi mantap. Metode kontrasepsi modern yang bersifat jangka panjang yaitu IUD, Implant, dan Kontrasepsi mantap (Kontap) pria/wanita. Dari berbagai metode kontrasepsi modern yang bersifat jangka panjang salah satunya adalah kontrasepsi implant. Kontrasepsi implant merupakan alat kontrasepsi bawah kulit yang sangat efektif untuk mencegah kehamilan. Berdasarkan data BKKBN Nasional bulan September 2011 Peserta KB Baru sebanyak 840.422 peserta. Dengan persentasennya adalah sebagai berikut : 60.979 peserta IUD (7,26%), 9.185 peserta MOW (1,09%), 1.959 peserta MOP (0,23%), 69.960 peserta Kondom (8,32%), 54.306 peserta Implant (6,46%), 406.602 peserta Suntikan( 48,38%), dan 237.431 peserta Pil (28,25%). Menurut data BKKBN Nasional bulan September 2011 angka kegagalan sebanyak 326 kasus secara rinci terdiri dari peserta KB IUD sebanyak 124 kasus (38,04%), MOW sebanyak 22 kasus (6,75%), MOP sebanyak 18 kasus (5,52%), dan Implant sebanyak 162 kasus (49,69%). Berdasarkan data BKKBN Nasional bulan Agustus 2012 tercatat sebanyak 742.336 peserta KB baru, yang terdiri dari 45.805 (6,17%) peserta KB baru IUD, 7.758 (1,05%) peserta KB MOW, 1.189 (0,16%) peserta KB baru MOP, 72.761 (9,80%) peserta KB baru kondom, 33.937 (4, 57%) peserta KB baru Implant, 363.746 (49,00%) peserta KB baru suntikan, dan 217.140 (29,25%)
3 peserta baru KB pil. Pada bulan Agustus kontrasepsi yang paling banyak diminati adalah jenis Suntikan dan Pil. Menurut data BKKBN Nasional bulan Agustus 2012 angka kegagalan mencapai 2.663 yang presentasenya adalah sebagai berikut perserta IUD 983 (36,91%), peserta MOW 281 (10,55%), perseta MOP 151(5,67%), peserta implant 1.248 ( 46,86%). Berdasarkan data dari BKKBN provinsi Jawa Tengah pada bulan Februari 2013 terdapat peserta KB baru yaitu sebanyak 152.473 atau sebesar 16,34% peserta. Apabila dilihat data kontrasepsi maka persentasenya adalah sebagai berikut : 14.963 peserta IUD (23.09%), 3.534 peserta MOW (25.80%), 181 peserta MOP (4,32%), 7.039 peserta Kondom (14.92%), 15.904 peserta Implant (13,42), 86.542 peserta Suntikan (19,42%), dan 24.310 peserta Pil (10,18%). Berdasarkan data dari Badan Pemberdayaan Masyarakat (BAPERMAS) dan KB kota Semarang pada tahun 2012 terdapat peserta KB sebanyak 201.532 atau sebesar 77,10 % yaitu sebanyak 16.005 peserta IUD, 13.155 peserta MOW, 2.380 peserta MOP, 11.326 peserta Implant, 13.915 peserta Kondom, 116.388 peserta Suntik, 28.363 peserta Pil. Dari data BAPERMAS dan KB Kota Semarang pada tahun 2012 diperoleh peserta KB Implant dari 16 Kecamatan di Kota Semarang adalah 11.326 yang terdiri sebagai berikut: Kecamatan Semarang timur sebanyak 767 peserta, Semarang Selatan sebanyak 435 peserta, Semarang Barat sebanyak 866 peserta, Semarang Tengah sebanyak 315 peserta, Semarang Utara sebanyak 603 peserta. Dapat disimpulkan peserta KB implant yang
4 persentasinya tertinggi di Kota Semarang terdapat di Kecamatan Semarang Barat yaitu sebesar 866 peserta dan peserta KB Implant yang terendah terdapat di Kecamatan Semarang Tengah yaitu sebesar 315 peserta. Maka dari itu pihak BAPERMAS dan KB Kota Semarang perlu adanya tindakan lanjut untuk mensukseskan program KB khususnya di Kecamatan Semarang Tengah salah satunya melalui promosi kesehatan. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa Peserta KB baru implant masih sangat sedikit dibandingkan dengan peserta KB Suntik, Pil dan IUD maka dari itu penulis ingin mengkaji asuhan kebidanan dengan pemasangan implant yang dilakukan oleh tenaga medis untuk membandingkan antara teori dan di lahan mengingat masih kurangnya minat peserta KB implant dibandingkan dengan KB suntik, Pil dan IUD. Penulis juga melakukan pengkajian pemasangan KB implant di Kecamatan Semarang Tengah mengingat masih rendahnya peserta KB implant ditempat tersebut dibandingkan beberapa Kecamatan lainnya di Kota Semarang. Selain itu penulis ingin melihat dan melakukan pengkajian pemasangan KB implant apakah sudah sesuai dengan standar pelayanan Kebidanan atau belum? B. Perumusan Masalah Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah dalam karya tulis ilmiah ini antara lain Bagaimana Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Dengan Pemasangan Implant di Kecamatan Semarang Tengah?
5 C. Tujuan 1. Tujuan Umum Melaksanakan asuhan kebidanan keluarga berencana dengan pemasangan implant di Kecamatan Semarang Tengah dengan menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan Hellen Varney. 2. Tujuan Khusus a. Melaksanakan identifikasi dan analisa data subyektif dan obyektif asuhan kebidanan keluarga berencana dengan pemasangan implant. b. Merumuskan diagnosa/masalah asuhan kebidanan keluarga berencana dengan pemasangan implant. c. Merumuskan diagnosa/masalah potensial asuhan kebidanan keluarga berencana dengan pemasangan implant. d. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi asuhan kebidanan keluarga berencana dengan pemasangan implant. e. Menyusun rencana tindakan manajemen asuhan kebidanan keluarga berencana dengan pemasangan implant. f. Melaksanakan tindakan manajemen asuhan kebidanan yang telah disusun pada asuhan kebidanan keluarga berencana dengan pemasangan implant. g. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada asuhan kebidanan keluarga berencana dengan pemasangan implant. h. Mendokumentasikan manajemen asuhan kebidanan keluarga berencana dengan pemasangan implant.
6 i. Mengindentifikasi kesenjangan pemasangan KB implant antara teori dengan praktik di lahan. D. Ruang Lingkup 1. Sasaran Adapun subyek pembahasan karya tulis ilmiah ini, penulis membatasi pada wanita usia subur dengan Pemasangan KB Implant. 2. Tempat Karya tulis ilmiah ini dilaksanakan di Kecamatan Semarang Tengah. 3. Waktu Waktu pelaksanaan Karya Tulis Ilmiah ini dari bulan Maret - Juni 2013. E. Manfaat 1. Bagi Mahasiswa Kegiatan studi kasus ini berguna untuk menambah dan meningkatkan kompetensi penulis dalam memberikan pelayanan kebidanan pada keluarga berencana (KB) terutama alat kontrasepsi implant. 2. Bagi Institusi Pendidikan Penulis berharap bahwa karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat sebagai bahan dokumentasi dan bahan perbandingan untuk karya tulis ilmiah selanjutnya.
7 3. Bagi Masyarakat Dapat dijadikan sumber informasi dan pengetahuan tentang alat kontrasepsi implant dan menjadi perbandingan dalam memilih alat kontrasepi. 4. Pelayanan Kesehatan Penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat dimanfaatkan sebagai tolak ukur dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan standar asuhan kebidanan keluarga berencana pada akseptor implant. F. Metode Memperoleh Data Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini berdasarkan teori ilmiah yang dipadukan dengan praktek dan pengalaman penulis memerlukan data yang objektif dan relevan dengan teori-teori yang dijadikan dasar analisa dalam pemecahan masalah. Untuk itu penulis menggunakan metode sebagai berikut: 1. Studi Kepustakaan Penulis mempelajari berbagai literatur seperti buku, hand out, mengambil data-data dari internet, ataupun mempelajari kembali materi kuliah yang berkaitan dengan KB Implant (Nursalam, 2003: 50). 2. Studi Kasus Penulis melaksanakan studi kasus pada pasien dengan pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang meliputi 7 langkah yaitu : identifikasi data dasar, identifikasi diagnosa atau masalah aktual, identifikasi diagnosa atau masalah potensial, melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi,
8 merencanakan tindakan asuhan kebidanan, melaksanakan tindakan asuhan kebidanan, evaluasi asuhan kebidanan serta pendokumentasian asuhan kebidanan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara : a. Anamnesis/Wawancara Penulis melakukan tanya jawab pada pasien dan suami serta keluarga untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk memberi asuhan kebidanan pada klien tersebut. b. Pemeriksaan fisik Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis pada klien meliputi pemeriksaan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi serta pemeriksaan diagnostik lainnya sesuai dengan kebutuhan dan indikasi c. Pengkajian psikososial Pengkajian psikososial meliputi emosional, respon terhadap kondisi yang dialami. Serta pola interaksi terhadap keluarga, petugas kesehatan, lingkungannya /kehidupan bertetangga dan keyakinan/ kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta persiapan biaya untuk persalinan (Nursalam, 2003: 60). 3. Studi Dokumentasi Membaca dan mempelajari status kesehatan yang berhubungan dengan keadaan klien yang bersumber dari catatan dokter, bidan, perawat, petugas laboratorium maupun hasil pemeriksaan penunjang lainnya yang
9 dapat memberi konstribusi dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini (Nursalam, 2003:25). 4. Diskusi Mengadakan tanya jawab dengan dokter dan bidan yang menangani langsung pasien tersebut serta mengadakan diskusi dengan dosen pengasuh atau pembimbing karya tulis imiah ini (Nursalam, 2003: 54).