BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat negara Amerika Serikat dan Jepang,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Masalah kepadatan kependudukan di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menentukan jumlah Perdarahan yang terjadi karena tercampur dengan air

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. hanya pemerintah, masyarakat juga diperlukan partisipasinya dalam

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pada abad ke-20. Saat ini hampir 60% pasangan usia. wanita di Negara berkembang tidak memiliki cara mencegah

BAB I PENDAHULUAN. visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. adanya permasalahan kependudukan, karena Indonesia merupakan negara

BAB I PENDAHULUAN. pesat, baik ditinjau dari sudut tujuan, ruang linkup geografis, pendekatan,

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2013 tercatat sebesar jiwa, yang terdiri atas jumlah

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengendalian tingkat kelahiran dan usaha penurunan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk di dunia mencapai 7,3 miliar jiwa tahun Indonesia. merupakan negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikendalikan maka pemerintah dapat meningkatkan kualitas penduduk

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sumber daya manusia dengan angka kelahiran yang sangat. berencana yang merupakan sisi masing-masing mata uang.

BAB I PENDAHULUAN. Peran Keluarga Berencana dalam Kesehatan Reproduksi adalah. untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi, karena kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan penduduk Indonesia. Gerakan ini bertujuan menekan laju

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bayi premature (lahir muda) makin dapat diselamatkan dari kematian,

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi dan keluarga berencana yang merupakan sisi masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan. 35 tahun (Hartanto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan melalui pengendalian pertumbuhan penduduk, keluarga. melalui perwujudan keluarga kecil berkualitas (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Anah Supriyatun, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi di ASEAN. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi untuk menaikkan taraf penghidupan. Setiap tahun,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muda, dan arus urbanisasi ke kota-kota merupakan masalah-masalah pokok

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan pada

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara terbesar keempat di dunia dalam hal jumlah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsinya), bentuknya bermacam-macam. sesudah abortus, tidak interaksi dengan obat-obat juga membantu

BAB 1 PENDAHULUAN. petugas membantu dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB) menurut World Health Organisation (WHO) di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak yaitu 256 juta jiwa

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang keluarga berencana (KB) yang telah dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. adalah dampak dari meningkatnya angka kelahiran. Angka kelahiran dapat dilihat dari pencapaian tingkat fertilitas.

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan wanita untuk merencanakan kehamilan sedemikian rupa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet 2013, Indonesia

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF HORMONAL SUNTIK 1 BULAN PADA Ny E DENGAN PENINGKATAN BB DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbandingan karakteristik...,cicik Zehan Farahwati, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. mencegah mortalitas ibu dan anak karena dapat membantu pasangan suami

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

BAB 1 PENDAHULUAN. sebab apapun yang berkaitan atau memperberat kehamilan diluar kecelakaan. Angka

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan nasional

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun.

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

pemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis

BAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan sensus penduduk mencapai 237,6 juta jiwa. keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warning, keterpurukan

BAB 1 PENDAHULUAN. ketahanan keluarga agar mampu mendukung kegiatan pembangunan. Usaha

BAB I PENDAHULUAN. yang mendapat perhatian dan pembahasan yang serius dari ahli

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada saat ini Keluarga Berencana (KB) telah dikenal hampir di

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya keberhasilan pembangunan bangsa Indonesia. Situasi dan kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk

BAB 2 LANDASAN TEORI. dalam upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Menurut Word Health Organisation (WHO) Expert Commite

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Reproduksi dilaksanakan untuk memenuhi hak-hak reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

BAB I PENDAHULUAN. dan misi Program KB Nasional. Visi KB itu sendiri yaitu Norma Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.

BAB I PENDAHULUAN. 248,8 juta jiwa dengan pertambahan penduduk 1,49%. Lajunya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan. terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas (BkkbN, 2013)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu profesi dalam bidang kesehatan, bidan. berwenang memberikan asuhan kebidanan. Asuhan Kebidanan adalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang kependudukan. Pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. disebabkan tingkat kelahiran masih lebih tinggi dibandingkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

BAB I. termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi, pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender (BKKBN,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk dalam jumlah yang besar sebagai sumber daya manusia merupakan kekuatan pembangunan. Anggapan tersebut mengandung kebenaran bila kondisinya disertai faktor kualitas dan persebarannya merata. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat negara Amerika Serikat dan Jepang, dengan jumlah penduduk yang besar sekitar 265 juta untuk Amerika dan 124 juta untuk pertumbuhan ekonomi di negara masing-masing (BKKBN, 2006). Gerakan Keluarga Berencana Indonesia telah menjadi contoh bagaimana Negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia dapat mengendalikan dan menerima gerakan Keluarga Berencana sebagai salah satu bentuk pembangunan keluarga yang lebih dapat dikendalikan untuk mencapai kesejahteraan (Manuaba, 2010). Program keluarga berencana (KB) menurut UU No.10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Menurut Hanafi (2004), alat kontrasepsi yang ada di Indonesia terdiri dari berbagai macam macam metode seperti metode sederhana yang 1

2 menggunakan alat dan yang tidak menggunakan alat, metode modern meliputi kontrasepsi hormonal, intra uteri devices (IUD) dan kontrasepsi mantap. Metode kontrasepsi modern yang bersifat jangka panjang yaitu IUD, Implant, dan Kontrasepsi mantap (Kontap) pria/wanita. Dari berbagai metode kontrasepsi modern yang bersifat jangka panjang salah satunya adalah kontrasepsi implant. Kontrasepsi implant merupakan alat kontrasepsi bawah kulit yang sangat efektif untuk mencegah kehamilan. Berdasarkan data BKKBN Nasional bulan September 2011 Peserta KB Baru sebanyak 840.422 peserta. Dengan persentasennya adalah sebagai berikut : 60.979 peserta IUD (7,26%), 9.185 peserta MOW (1,09%), 1.959 peserta MOP (0,23%), 69.960 peserta Kondom (8,32%), 54.306 peserta Implant (6,46%), 406.602 peserta Suntikan( 48,38%), dan 237.431 peserta Pil (28,25%). Menurut data BKKBN Nasional bulan September 2011 angka kegagalan sebanyak 326 kasus secara rinci terdiri dari peserta KB IUD sebanyak 124 kasus (38,04%), MOW sebanyak 22 kasus (6,75%), MOP sebanyak 18 kasus (5,52%), dan Implant sebanyak 162 kasus (49,69%). Berdasarkan data BKKBN Nasional bulan Agustus 2012 tercatat sebanyak 742.336 peserta KB baru, yang terdiri dari 45.805 (6,17%) peserta KB baru IUD, 7.758 (1,05%) peserta KB MOW, 1.189 (0,16%) peserta KB baru MOP, 72.761 (9,80%) peserta KB baru kondom, 33.937 (4, 57%) peserta KB baru Implant, 363.746 (49,00%) peserta KB baru suntikan, dan 217.140 (29,25%)

3 peserta baru KB pil. Pada bulan Agustus kontrasepsi yang paling banyak diminati adalah jenis Suntikan dan Pil. Menurut data BKKBN Nasional bulan Agustus 2012 angka kegagalan mencapai 2.663 yang presentasenya adalah sebagai berikut perserta IUD 983 (36,91%), peserta MOW 281 (10,55%), perseta MOP 151(5,67%), peserta implant 1.248 ( 46,86%). Berdasarkan data dari BKKBN provinsi Jawa Tengah pada bulan Februari 2013 terdapat peserta KB baru yaitu sebanyak 152.473 atau sebesar 16,34% peserta. Apabila dilihat data kontrasepsi maka persentasenya adalah sebagai berikut : 14.963 peserta IUD (23.09%), 3.534 peserta MOW (25.80%), 181 peserta MOP (4,32%), 7.039 peserta Kondom (14.92%), 15.904 peserta Implant (13,42), 86.542 peserta Suntikan (19,42%), dan 24.310 peserta Pil (10,18%). Berdasarkan data dari Badan Pemberdayaan Masyarakat (BAPERMAS) dan KB kota Semarang pada tahun 2012 terdapat peserta KB sebanyak 201.532 atau sebesar 77,10 % yaitu sebanyak 16.005 peserta IUD, 13.155 peserta MOW, 2.380 peserta MOP, 11.326 peserta Implant, 13.915 peserta Kondom, 116.388 peserta Suntik, 28.363 peserta Pil. Dari data BAPERMAS dan KB Kota Semarang pada tahun 2012 diperoleh peserta KB Implant dari 16 Kecamatan di Kota Semarang adalah 11.326 yang terdiri sebagai berikut: Kecamatan Semarang timur sebanyak 767 peserta, Semarang Selatan sebanyak 435 peserta, Semarang Barat sebanyak 866 peserta, Semarang Tengah sebanyak 315 peserta, Semarang Utara sebanyak 603 peserta. Dapat disimpulkan peserta KB implant yang

4 persentasinya tertinggi di Kota Semarang terdapat di Kecamatan Semarang Barat yaitu sebesar 866 peserta dan peserta KB Implant yang terendah terdapat di Kecamatan Semarang Tengah yaitu sebesar 315 peserta. Maka dari itu pihak BAPERMAS dan KB Kota Semarang perlu adanya tindakan lanjut untuk mensukseskan program KB khususnya di Kecamatan Semarang Tengah salah satunya melalui promosi kesehatan. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa Peserta KB baru implant masih sangat sedikit dibandingkan dengan peserta KB Suntik, Pil dan IUD maka dari itu penulis ingin mengkaji asuhan kebidanan dengan pemasangan implant yang dilakukan oleh tenaga medis untuk membandingkan antara teori dan di lahan mengingat masih kurangnya minat peserta KB implant dibandingkan dengan KB suntik, Pil dan IUD. Penulis juga melakukan pengkajian pemasangan KB implant di Kecamatan Semarang Tengah mengingat masih rendahnya peserta KB implant ditempat tersebut dibandingkan beberapa Kecamatan lainnya di Kota Semarang. Selain itu penulis ingin melihat dan melakukan pengkajian pemasangan KB implant apakah sudah sesuai dengan standar pelayanan Kebidanan atau belum? B. Perumusan Masalah Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah dalam karya tulis ilmiah ini antara lain Bagaimana Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Dengan Pemasangan Implant di Kecamatan Semarang Tengah?

5 C. Tujuan 1. Tujuan Umum Melaksanakan asuhan kebidanan keluarga berencana dengan pemasangan implant di Kecamatan Semarang Tengah dengan menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan Hellen Varney. 2. Tujuan Khusus a. Melaksanakan identifikasi dan analisa data subyektif dan obyektif asuhan kebidanan keluarga berencana dengan pemasangan implant. b. Merumuskan diagnosa/masalah asuhan kebidanan keluarga berencana dengan pemasangan implant. c. Merumuskan diagnosa/masalah potensial asuhan kebidanan keluarga berencana dengan pemasangan implant. d. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi asuhan kebidanan keluarga berencana dengan pemasangan implant. e. Menyusun rencana tindakan manajemen asuhan kebidanan keluarga berencana dengan pemasangan implant. f. Melaksanakan tindakan manajemen asuhan kebidanan yang telah disusun pada asuhan kebidanan keluarga berencana dengan pemasangan implant. g. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada asuhan kebidanan keluarga berencana dengan pemasangan implant. h. Mendokumentasikan manajemen asuhan kebidanan keluarga berencana dengan pemasangan implant.

6 i. Mengindentifikasi kesenjangan pemasangan KB implant antara teori dengan praktik di lahan. D. Ruang Lingkup 1. Sasaran Adapun subyek pembahasan karya tulis ilmiah ini, penulis membatasi pada wanita usia subur dengan Pemasangan KB Implant. 2. Tempat Karya tulis ilmiah ini dilaksanakan di Kecamatan Semarang Tengah. 3. Waktu Waktu pelaksanaan Karya Tulis Ilmiah ini dari bulan Maret - Juni 2013. E. Manfaat 1. Bagi Mahasiswa Kegiatan studi kasus ini berguna untuk menambah dan meningkatkan kompetensi penulis dalam memberikan pelayanan kebidanan pada keluarga berencana (KB) terutama alat kontrasepsi implant. 2. Bagi Institusi Pendidikan Penulis berharap bahwa karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat sebagai bahan dokumentasi dan bahan perbandingan untuk karya tulis ilmiah selanjutnya.

7 3. Bagi Masyarakat Dapat dijadikan sumber informasi dan pengetahuan tentang alat kontrasepsi implant dan menjadi perbandingan dalam memilih alat kontrasepi. 4. Pelayanan Kesehatan Penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat dimanfaatkan sebagai tolak ukur dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan standar asuhan kebidanan keluarga berencana pada akseptor implant. F. Metode Memperoleh Data Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini berdasarkan teori ilmiah yang dipadukan dengan praktek dan pengalaman penulis memerlukan data yang objektif dan relevan dengan teori-teori yang dijadikan dasar analisa dalam pemecahan masalah. Untuk itu penulis menggunakan metode sebagai berikut: 1. Studi Kepustakaan Penulis mempelajari berbagai literatur seperti buku, hand out, mengambil data-data dari internet, ataupun mempelajari kembali materi kuliah yang berkaitan dengan KB Implant (Nursalam, 2003: 50). 2. Studi Kasus Penulis melaksanakan studi kasus pada pasien dengan pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang meliputi 7 langkah yaitu : identifikasi data dasar, identifikasi diagnosa atau masalah aktual, identifikasi diagnosa atau masalah potensial, melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi,

8 merencanakan tindakan asuhan kebidanan, melaksanakan tindakan asuhan kebidanan, evaluasi asuhan kebidanan serta pendokumentasian asuhan kebidanan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara : a. Anamnesis/Wawancara Penulis melakukan tanya jawab pada pasien dan suami serta keluarga untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk memberi asuhan kebidanan pada klien tersebut. b. Pemeriksaan fisik Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis pada klien meliputi pemeriksaan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi serta pemeriksaan diagnostik lainnya sesuai dengan kebutuhan dan indikasi c. Pengkajian psikososial Pengkajian psikososial meliputi emosional, respon terhadap kondisi yang dialami. Serta pola interaksi terhadap keluarga, petugas kesehatan, lingkungannya /kehidupan bertetangga dan keyakinan/ kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta persiapan biaya untuk persalinan (Nursalam, 2003: 60). 3. Studi Dokumentasi Membaca dan mempelajari status kesehatan yang berhubungan dengan keadaan klien yang bersumber dari catatan dokter, bidan, perawat, petugas laboratorium maupun hasil pemeriksaan penunjang lainnya yang

9 dapat memberi konstribusi dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini (Nursalam, 2003:25). 4. Diskusi Mengadakan tanya jawab dengan dokter dan bidan yang menangani langsung pasien tersebut serta mengadakan diskusi dengan dosen pengasuh atau pembimbing karya tulis imiah ini (Nursalam, 2003: 54).