BAB IV ANALISIS PERAN PEMBIMBING DALAM OPTIMALISASI BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA CALON JAMAAH HAJI DI KBIH ASSHODIQIYAH SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PENYELENGGARAAN BIMBINGAN IBADAH HAJI DAN KEAGAMAAN DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) MUHAMMADIYAH KOTA SEMARANG TAHUN 2016

PERAN PEMBIMBING DALAM OPTIMALISASI BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA CALON JAMAAH HAJI DI KBIH ASSHODIQIYAH SEMARANG

A. Profil KBIH Asshodiqiyah Semarang 1. Letak Geografis Kota Semarang Gambar. 1 Peta Kota Semarang

BAB IV MANASIK HAJI ANAK-ANAK USIA DINI DI KB-TK UMMUL QURO GUNUNGPATI SEMARANG

BAB IV ANALISIS TENTANG STRATEGI PEMASARAN YANG DIGUNAKAN OLEH KBIH NAHDLATUL ULAMA DAN KBIH MUHAMMADIYAH KABUPATEN TAHUN

BAB IV ANALISIS PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN PADA KELOMPOK

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL

BAB V KESIMPULAN. pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia. Sport tourism merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi (wisata)

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu lembaga yang sah dan memiliki kewenangan untuk melakukan

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENYELENGGARAAN MANASIK HAJI PADA KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AR-RAHMAH KOTA DEMAK TAHUN

BAB V APLIKASI, FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

A. Analisis Penyelenggaraan Pelayanan Prima (Excellent Service) di. pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat khusus bagi calon tamutamu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasawarsa ini perkembangan organisasi, semakin pesat, baik

BAB II IMPLEMENTASI FUNGSI PENGORGANISASIAN DAN KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH)

BAB IV PROFIL KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) MASJD RAYA BUKITTINGGI. A. Sejarah Berdiri Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Masjid Raya

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KBIH YAYASAN ASSALAMAH KOTA PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PROBLEM SOLVING FORUM KOMUNIKASI KBIH KOTA SEMARANG TENTANG PERMASALAHAN YANG DI HADAPI OLEH KBIH PADA PENYELENGGARAAN HAJI TAHUN 2013

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. oleh umat Islam yang memenuhi kriteria istitha ah, antara lain mampu

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PELAYANAN JEMAAH CALON HAJI DI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN JEPARA

BAB II KERANGKA TEORI. dunia bisnis. Tujaun tersebut hanya dapat dicapai memalui usaha mempertahankan dan

pestisida dan permodalan (Sisfahyuni, 2008).

BAB IV ANALISIS STRATEGI PELAYANAN PRIMA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN IBADAH HAJI DI PT. KAISA ROSSIE SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENYELENGGARAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KEMENAG KABUPATEN SEMARANG DAN DI KBIH NU AL-NAHDHIYYAH SEMARANG

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

ANALISIS TENTANG STRATEGI PEMASARAN PENGHIMPUNAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH PADA BAZDA KABUPATEN WONOSOBO

BAB 1 PENDAHULUAN. penutup rukun-rukun Islam. karena itu, bila ada orang Islam yang tergolong

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP Kesimpulan

RENCANA STRATEGIS ORGANISASI REMAJA MASJID OLEH: QURAISY ABDURRAHMAN C-HI-6 BAGIAN I: ORIENTASI ORGANISASI

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh

ANALISIS SWOT LABORATORIUM IPS. CONTACT PERSON:

Kedua lingkungan dituntut untuk seimbang (balance) agar proses kinerja dan pengelolaan berjalan semaksimal mungkin.

BAB IV IMPLEMENTASI RANCANGAN LAYAR

PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PRAKTEK SISTEM MARKETING DI KBIH RAUDHLATUSY SYARIFAH AL- MUFTI. 1. Sejarah Berdirinya KBIH Raudhlatusy Syarifah Al- Mufti

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. jawab pemerintah di bawah koordinasi Menteri Agama, dalam hal teknis

BAB IV ANALISIS DATA DAN STRATEGI REKRUTMEN PADA CALON JAMAAH HAJI SERTA FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBATNYA

PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG TRANSPORTASI JEMAAH HAJI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

7. Sabar, Sabar, dan Sabar

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN PADA BIMBINGAN IBADAH HAJI DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AR-RAHMAH MUHAMMADIYAH KENDAL

3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Pasir,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya. Haji

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Haji adalah rukun Islam kelima yang pelaksanaannya hanya dapat

BAB IV APLIKASI MANAJEMEN STRATEGIK DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI NURUL HUDA SEMARANG

BAB III METODE KAJIAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan sebuah bengkel untuk mampu mengatur strategi sehingga bengkel

III. METODE KAJIAN. inovasi, dan strategi revitalisasi posyandu dalam pembangunan kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN USAHA 503/5619.D/ / /WPJ.11/KP.0703/ Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL DAN REFLEKSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki potensi besar dalam lingkup pariwisata.

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

Gambaran Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji di Kementerian Agama Kabupaten Demak tahun 2016

BAB VI PEMBAHASAN. Menurut UUD No. 17 tentang penyelenggaraan ibadah haji maka penekanan

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

BAB III METODE PENELITIAN. subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan,

ANALISIS SWOT. Analisis Data Input

BAB I PENDAHULUAN. pada industri jasa kesehatan. Kesehatan merupakan kebutuhan manusia yang. hubungan yang dinamis dengan sektor lainnya.

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah)

PENDAHULUAN. dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat, tidak hanya bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

WALI KOTA BLITAR SAMBUTAN WALI KOTA BLITAR PADA ACARA PELEPASAN CALON JAMA AH HAJI KOTA BLITAR TAHUN 2012 JUM,AT, 21 SEPTEMBER 2012

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DI KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. BMT Berkah dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented

VI. PERANCANGAN PROGRAM

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan. dalam pengembangan industri dodol durian.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kewajiban segenap umat Islam di seluruh dunia. Selain karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Buku bagi sebagian masyarakat merupakan kebutuhan sesaat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PERAN PEMBIMBING DALAM OPTIMALISASI BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA CALON JAMAAH HAJI DI KBIH ASSHODIQIYAH SEMARANG A. Analisis Strategi Pembimbing Dalam Optimalisasi Bimbingan Manasik Haji Pada Calon Jamaah Haji Di KBIH Asshodiqiyah Semarang Ibadah haji merupakan rukun islam yang kelima yang merupakan kewajiban sekali seumur hidup bagi setiap orang islam yang mampu menunaikan. Ibadah haji dilaksanakan hanya satu tahun sekali, yang jatuh pada bulan Dzulhijjah dan memakan waktu beberapa hari tertentu saja. Pada saat itu ibadah haji dilakukan bersama-sama dengan rombongan haji dari manapun. Tempat pelaksanaan ibadah haji juga hanya menggunakan ruang yang terbatas pula, meskipun tanah haram yang bernama Makkatul Mukaramah itu sangat luas. Oleh karenanya pada musim-musim haji para jamaah haji berkonsentrasi sehingga mengakibatkan kepadatan yang luar biasa (Su ud, 2003:77). Sebelum berangkat ketanah suci, calon jamaah diharuskan untuk mempersiapkan segala sesuatunya baik materi, fisik, mental serta yang tak kalah pentingnya adalah pengetahuan seputar ibadah haji yang biasanya disebut dengan manasik haji. Peran yang dijalankan seseorang merupakan kewajiban yang harus dilaksanakannya terkait dengan status yang dimilikinya (Abdullah, 2006:55). Sedangkan pembimbing adalah 93

94 orang yang mempunyai kompetensi (kewenangan) untuk melakukan bimbingan manasik kepada jamaah Sayuti: 1988. Peran pembimbing sangatlah penting dalam memberikan pemahaman seputar ibadah haji kepda calon jamaah yang hendak melaksanakan ibadah tersebut. Untuk mengoptimalkan bimbingan manasik haji kepada calon jamaah haji, tentunya dibutuhkan strategi yang digunakan oleh para pembimbing, dalam hal ini, penulis menganalisis mengenai strategi pembimbing dalam optimalisasi bimbingan manasik haji pada calon jamah haji di KBIH Asshodiqiyah Semarang. Untuk mencapai keberhasilan bimbingan manasik haji pada calon jamaah maka dibutuhkan peran pembimbing dalam mendorong meningkatkan pengetahuan para calon jamaah. Strategi merupakan hal yang penting yang perlu dilakukan oleh pembimbing dalam mengoptimalkan bimbingan manasik haji pada calon jamaah haji. Dengan adanya strategi maka pembimbing akan lebih mudah dalam mencapai suatu tujuan bimbingan manasik haji. Dalam hal ini strategi sebagai penentuan perencaraan para pemimipin yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai menyusun suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat tercepai (Stephanie K. marrus). Ada beberapa strategi yang digunakan oleh pembimbing dalam mencapai bimbingan manasik yang optimal kepada calon jamaah. Strategi-strategi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sistem Kekeluargaan Dalam memberikan bimbingan manasik haji pada calon jamaahnya para pembimbing KBIH Asshodiqiyah, saat menjalankan perannya pembimbing tidak menganggap jamaah sebagai muridnya akan tetapi pembimbing selalu menganggap bahwa jamaah merupakan keluarga atau saudara sendiri. Tujuannnya adalah agar jamaah natinya ketika berada di Tanah Suci jamaah tidak merasa sungkan baik dengan pembimbing maupun dengan jamaah lainnya. Pembimbing selalu mengingatakan kepada semua jamaahnya untuk selalu menganggap bahwa antara pembimbing dengan jamaah ataupun jamaah dengan jamaah adalah keluarga, hal ini penting dilakukan mengingat kedepannya mereka akan bersama-sama selama berada di Tanah Suci nanti dan penting bagi mereka mempererat tali persaudaraan karena nantinya meraka akan saling membutuhkan satu sama lain. Salah satu jamaah mengatakan bahwa 95 Apa yang dikatakan oleh pembimbing-pembimbing kami sangatlah benar, mengingat tidak sedikit jamaah lain yang berpendidikan rendah serta adanya jamaah lanjut usia yang kesulitan dalam memahami materi-materi yang disampaikan oleh pembimbing. Jadi dengan disarankannya kami semua untuk menganggap bahwa jamaah lain bukan lagi teman saja tapi sudah seperti keluarga kami, kalau sudah kayak gitukan enak, bisa dengan mudah saling memberikan maukan-masukan ataupun saran-saran kepada jamaa lain yang membutuhkan bantuan dari kami, serta tujuan utama kami melakukan ibadah haji itukan adalah untuk beribadah, jadi

96 gak ada salahnya mbak kalau kita saling membatu, saya percaya ada pahalanya masing-masing mbak. (Wawancara Dengan Ibu Istiyani (Jamaah) Pada Tanggal 8 Juni 2014). Jamaah lain mengatakan: Saya sangat bersyukur karena para pembimbing dan jamaah-jamaah lainnya sudah menganggap kami semuanya ini seperti keluarga sendiri. Kan kalau kayak gitu mbak saya tidak perlu merasa malau atau canggung lagi untuk bertanya apa lagi meminta bantuan kepada mereka, apa lagi kadang-kadang saya ini sering lupa dengan materi yang disampaikan oleh pembimbing. (Wawancara Dengan Ibu Salma (Jamaah) Pada Tanggal 8 Juni 2014). Pembimbing selalu mengingatkan kepada jamaah untuk bersikap peduli antar jamaah, penekanan ini dilakukan dengan harapan jika suatu saat mereka membutuhkan sesuatu jamaah tidak perlu merasa sungkan dan ragu untuk bertanya karena jamaah lain mempunyai sikap seperti keluarga sendiri. Tidak hanya mengedepankan sistem kekeluargaan, pembimbing-pembimbing KBIH di haruskan untuk datang tepat waktu, bahkan datang lebih awal. Hal ini di lakukan agar para jamaah tidak perlu menunggu terlalu lama serta baik pembimbing maupun jamaah dapat memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk memberikan materi tampa terburuburu karena kehabisan waktu dan jamaah bisa lebih leluasa dan lebih banyak waktu yang tersedia bagi mereka yang belum

97 memahami materi yang diberiakan untuk bertanya terkait dengan materi yang disamapaikan. 2. Penggunaan Bahasa Yang Mudah Dipahami Oleh Jamaah Dalam melaksanakan tugasnya, pembimbing sangat hati-hati dalam penggunaan bahasa, pembimbing menggunakan bahasa yang sederhana supaya pesan yang ingin disampaikan mudah diterima oleh para calon jamaah. Mengingat tidak sedikit jamaah yang berpendidikan rendah serta adanya jamaah yang lanjut usia. Oleh karena itu pembimbing selalu mengusahakan untuk menghindari penggunaan bahasa-bahasa modern ataupun bahasa-bahasa yang sulit dipahami jamaah agar supaya materi yang disampaikan kepada jamaah mudah dipahami dan dimengerti oleh semua jamaah. Dalam menyamapaikan materi atau memberikan bimbinga manasik kepada jamaah pembimbing tidak hanya menyamapaikan materi dengan ceramah saja akan tetapi pembimbing selalu melakukan pendekatan dengan jamaah yaitu dengan cara mengajak semua jamaah berbicara santai dengan menggunakan bahasa sehari-hari. Ketika pembimbing sedang memberikan atau menyampaikan materi pada jamaah, tak jarang para pembimbing menyelingi ceramah mereka dengan dialog bersama jamaah. Dongeng atau kisah-kisah serta candaan atau yang sering meraka sebut dengan guyonan terkait dengan

98 materi yang disampaikan oleh pembimbing kepada jamaah merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh pembimbing kepada jamaah. Disini peneliti mengkategorikan strategi ini kedalam strategi konsentrasi; Strategi konsentrasi adalah strategi perusahaan yang memfokuskan pada bisnis produk/jasa tunggal atau sejumlah kecil produk/jasa yang sangat berkaitan (Umar, 2010:26). Hal ini dilakukan para pembimbing agar para jamaah tidak merasa bosan serta dalam penyampaian materi manasik haji tidak terkesan monoton, sehingga membuat jamaah merasa nyaman dan tanggap ketika menerima materi yang disampaikan oleh pembimbing. Dengan demikian para jamaah dapat fokus menerima dan memahami materi yang disampaikan oleh para pembimbing tanpa adanya rasa bosan yang dihadapi oleh para calon jamaah. 3. Menggunakan komunikasi-komunikasi informal sehingga jamaah merasa nyaman dalam menanyakan hal-hal yang kurang mereka pahami. Tidak hanya menggunakan bahasa yang mudah dipahami, para pembimbing juga memberi kesempatan kepada calon jamaah agar lebih interaktif baik didalam forum maupun diluar forum pembimbigan untuk menanyakan secara langsung pada para pembimbing hal-hal apa saja yang belum dipahami oleh para calon jamaah haji ini terkait dengan bimbingan manasik yang disampaikan oleh para pembimbing.

99 Bapak Ahmad Rofiq mengatakan: kami menyediakan tanyajawab diluar forum atau komunikasi-komunikasi informal antara jamaah dengan pembimbingnya. Jamaah bisa bertanya lebih jauh terkait dengan bimbingan manasik haji (Wawancara Dengan Bapak Ahmad rofiq Pada Tanggal 27 Oktober 2014) calon jamaah haji diberi kesepatan untuk bertanya masalah-masalah haji dan pembimbing haji memberikan penjelasan dan bimbingan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh calon jamaah haji (Depag RI, 2001:12-13). Hal ini dilakukan sebagai usaha para pembimbing yang ingin memberikan pemibingan secara maksimal baik dalam forum maupun diluar forum kepada jamaah, maksud dari disediakannya komunikasi informal bagi jamaah adalah agar jamaah bisa lebih leluasa untuk bertanya kepada pembimbing terkait dengan materi yang disampaikan, karena tidak sedikit dari jamaah yang merasa malu untuk bertanya kepada pembimbing ketika di dalam forum. B. Analisis Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji Di KBIH Asshodiqiyah Semrang Mempersiapkan segala sesuatu sebelum berangkat ketanah suci salah satu hal yang wajib dilakukan oleh para calon jamaah haji, entah itu persiapan materi, fisik, mental serta yang tak kalah pentingnya adalah mempersiapkan pengetahuan seputar ibadah haji yang biasanya disebut dengan bimbingan manasik

100 haji. Setiap lembaga atau KBIH pasti ingin memberikan layanan yang terbaik di bidang bimbingan manasik kepada jamaahnya. Dalam pelaksanaan bimbingan manasik di KBIH Asshodiqiyah semarang, Untuk mencapai keberhasilan bimbingan manasik haji pada lanjut usia secara maksimal, maka diperlukan berbagai faktor penunjang, diantaranya adalah strategi yang tepat. Dalam kaitannya dengan ini KBIH Asshodiqiyah sebagai salah satu KBIH yang cukup diminati oleh warga Semarang, menerapkan beberapa strategi dalam memberikan bimbingan manasik haji pada lanjut usia: 1. Pembimbingan Manasik Baik Materi Maupun praktek Manasik Tujuan dalam pembimbingan manasik sendiri adalah pembimbing membimbing para jamaah untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah dirumuskan guna menghindari penyimpangan. Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan serta dapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu (Frank Person, dalam Jones, 1951).. Jadi untuk memberikan pemahaman terkait dengan ibadah yang akan dijalani calon jamaah dalam pelaksanaan bimbingan manasik baik materi maupun praktek, maka para jamaah harus diberikan bimbingan dan pengarahan. Dalam hal pembimbingan para jamaah akan diberikan arahan dan bimbingan setiap waktu atau hari yang telah ditetapkan. Lebih teraturnya, bimbingan manasik dilaksanakan setiap hari

101 minggu yang didalamnya berisi tentang materi-materi manasik seperti pengertian haji dan umrah, niat haji, serta arahan-arahan kegiatan selama berada di Tanah Suci. Sedangkan untuk bimbingan praktek, bentuk bimbingan yang dilakukan oleh pembimbing berupa praktek Thawaf, Sa I, Wukuf, mengenakan pakaian ihram dan lain sebagainya. KBIH beserta pembimbing berusaha semaksimal mungkin memberikan bimbingan manasik yang optimal kepada jamaah dengan menambah jadwal pelaksanaan bimbingan manasik haji. Dengan ditamabahnya jadwal bimbingan manasik haji kepada jamaah diharapkan para jamaah bisa lebih maksimal memahami hal-hal apa saja yang akan jamaah lakukan selama berada ditanah suci. (Wawancara Dengan Bapak Shodiq Pada Tanggal Tanggal 28 Februari 2014). Menurut penulis hal ini cukup efektif dalam memberikan pemahaman yang maksimal kepada jamaah terkait dengan ibadah haji dan praktek panasik itu sendiri. Terlebih lagi tidak sedikit jamaah yang membutuhkan pendampingan dari para pembimbing, sehingga penambahan jadwal manasik dapat dimanfaatkan oleh semua jamaah untuk memperdalam pemahaman atau pengetahuan jamaah kepada pembimbing mereka.

102 2. Tanya Jawab Tanya jawab, dilaksanakan sebagai kelanjutan dari ceramah untuk memberikan pemahaman yang sempurna kepada calon jamaah haji terhadap materi yang telah disampaikan (Depag RI, 2001: 13). Proses tanya-jawab merupakan proses yang sangat penting dalam pelaksanaan bimbingan manasik, karena sarana komunikasi atau tanya-jawab antara pembimbing dengan jamaah merupakan sarana yang dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh jamaah untuk menyampaikan ketidak pahaman jamaah. Dengan adanya proses tanya-jawab ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi jamaah, karena setiap persoalan atau pertanyaan-pertanyaan yang tidak sempat diutarakan atau disampaiakan oleh para pembimbing bisa terjawab lewat proses komunikasi ini. Sehingga dapat memudahkan jamaah dalam menjalankan ibadah haji nantinya. Pembimbing berharap di dalam prosesi ini, jamaah diharapkan untuk tidak segan-segan menanyakan setiap persoalan ataupun materi manasik haji yang belum dipahami oleh jamaah, karena ketidakpahaman jamaah di Tanah Air bisa menjadi penghambat ketika jamaah melaksanakan Ibadah Haji di Tanah Suci. Bahkan pembimbing sering menanyai langsung ke jamaah yang jarang mengajukan pertanyaan, supaya mereka juga memahami materi manasik dengan baik.

3. Pemberian Motivasi Kepada Jamaah 103 Dalam pelasanaan pembimbingan jamaah tidak hanya mendapatkan materi ataupun praktek manasik saja, akan tetapi disela-sela pembimbingan jamaah selalu diberikan motivasi. Motivasi untuk tumbuh adalah persepsi manajer. Kebanyakan manajer percaya bahwa organisasi yang tumbuh adalah organisasi yang sehat, selama organisasi mengalami pertumbuhan, berarti menggambarkan bahwa manajemen organisasi sangat efektif, selain itu pertumbuhan menjamin kelangsungan organisasi dalam jangka panjang atau dengan kata lain organisasi harus tumbuh jika ingin survive (Jatmiko, 2003:103). Berdasarkan hasil wawancara pembimbing memang sangat menekankan proses pemberian motivasi kepada seluruh calon jamaah. Hal ini dibuktikan dengan cara para pembimbing yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada jamaah agar pelaksanaan bimbingan manasik yang dilaksanakan dapat tercapai dengan sukses serta dalam menjalankan ibadah haji jamaah dapat menjalakan ibadah tersebut dengan ikhlas. Sebenarnya dalam hal ini, pembimbing tidak hanya memberi materi saja kepada jamaah tapi juga memberikan motivasi. Orang beribadah itu tidak hanya butuh pemahaman mengenai ibadah yang akan dijalaninya, tetapi mereka juga butuh motivasi. Kami memberikan motivasi kepada jamaah supaya dalam menjalankan ibadah jamaah dapat melaksanakan dengan penuh keikhklasan (Wawancara Dengan Bapak Ahmad rofiq Pada Tanggal 27 Oktober 2014).

104 Dalam pemberian motivasi kepada jamaah, pembimbing selalu mengingatkan dan meyakinkan jamaah bahwa ibadah haji merupakan ibadah yang dilaksanakan dengan niat yang ikhlas, yang tulus, bukan untuk mendapatkan gelar haji semata, bukan untuk menambah status social di mata masyarakat, dan bukan unt kepentingan-kepentingan duniawi yang lain. C. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Dalam Melaksanakan Bimbingan Manasik Haji Pada Calon Jamaah Haji Di KBIH Asshodiqiyah Semarang Dalam rangka meningkatkan pengetahuan para calon jamaahnya, KBIH Asshodiqiyah beserta para pembimbingnya beruhasa semaksimal mungking untuk memberikan bimbingan manasik haji kepada jamaahnya. Terlebih lagi selain materi dan fisik bimbingan manasik haji merupakan bekal utama bagi para jamaah untuk melaksanakan ibadah haji ditanah suci. Dalam melaksanakan berbagai kegiatan, setiap lembaga pasti akan menghapi hambatan-hambatan disetiap pelaksanaannya. Begitu pula dalam melaksanakan bimbingan manasik haji pada calon jamaah yang diselenggarakan oleh KBIH Assodiqiyah. Dalam teori manajemen, proses pelaksanaan kegiatan harus menggunakan dasar analisis yang pasti. Analisis yang penulis uraikan adalah analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini

105 didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (treats). Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Weakness (kelemahan), merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Opportunities (peluang), merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Threats (ancaman), merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu kelangsungan sebuah organisasi (Rangkuti, 2008: 16-30). Adapun fator-faktor tersebut sesuai dengan data yang diperoleh di dilapangan, antara lain sebagai berikut: SO S (strengths) kekuatan: 1. memiliki pembimbingpembimbing yang profesional 2. Tempat pelatihan manasik haji yang satu lokasi dengan Yayasan Asshodiqiyah, sehingga tidak membuat para Tabel. 6 Analisis SWOT WO W (weaknesses) kelemahan: 1. Tidak adanya perbedaan pemberian materi kepada jamaah yang berpendidikan lebih dengan jamaah yang berpendidikan rendah ataupun jamaah yang lanjut usia.

106 SO calon jamaah haji tidak perlu pergi ketempat lain. O (opportunitiest) peluang: 1. Adanya penambahan jadwal pelatihan manasik kepada jamaah 2. Adanya komunikasikomunikasi informal antara jamaah degan pembimbingnya. ST S (strengths) kekuatan: 1. memiliki pembimbingpembimbing yang profesional 2. Tempat pelatihan manasik haji yang satu lokasi dengan Yayasan Asshodiqiyah, sehingga tidak membuat para calon jamaah haji tidak perlu pergi ketempat lain. WO 2. Pembimbing inti terkadang tidak menghadiri bimbingan manasik haji sehingga harus digantikan dengan pembimbing pendamping. 3. Kurangnya penyebaran informasi terkait dengan KBIH Asshodiqiyah baik itu melalui internet maupun media cetak seperti brosur dan pamflet. O (opportunitiest) peluang: 1. Adanya penambahan jadwal pelatihan manasik kepada jamaah 2. Adanya komunikasikomunikasi informal antara jamaah degan pembimbingnya. WT W (weaknesses) kelemahan: 1. Tidak adanya perbedaan pemberian materi kepada jamaah yang berpendidikan lebih dengan jamaah yang berpendidikan rendah ataupun jamaah yang lanjut usia. 2. Pembimbing inti terkadang tidak menghadiri bimbingan manasik haji sehingga harus digantikan dengan

107 SO T (threats) ancaman 1. Adanya calon jamaah lanjut usia membuat kurangnya daya konsentrasi pada jemaah lanjut usia, sehingga sering lupa dengan materi manasik yang disampaikan. 2. Tidak sedikit calon jamaah yang berpendidikan rendah sehingga membuat beberapa jamaah kesulitan memahami materi-materi yang disampaikan oleh pembimbing 3. Banyaknya calon jamaah yang berpendidikan rendah dan lajut usia mengharuskan pembimbing memberikan pendampingan ekstra. WO pembimbing pendamping. 3. Kurangnya penyebaran informasi terkait dengan KBIH Asshodiqiyah baik itu melalui internet maupun media cetak seperti brosur dan pamflet. T (threats) ancaman 1. Adanya calon jamaah lanjut usia membuat kurangnya daya konsentrasi pada jemaah lanjut usia, sehingga sering lupa dengan materi manasik yang disampaikan. 2. Tidak sedikit calon jamaah yang berpendidikan rendah sehingga membuat beberapa jamaah kesulitan memahami materi-materi yang disampaikan oleh pembimbing 3. Banyaknya calon jamaah yang berpendidikan rendah dan lajut usia mengharuskan pembimbing memberikan pendampingan ekstra.

108 1. Faktor internal kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses) a) Strengths (Kekuatan) memiliki pembimbing-pembimbing yang profesional Tempat pelatihan manasik haji yang satu lokasi dengan Yayasan Asshodiqiyah, sehingga tidak membuat para calon jamaah haji tidak perlu pergi ketempat lain. b) Weaknesses (Kelemahan) Tidak adanya perbedaan pemberian materi kepada jamaah yang berpendidikan lebih dengan jamaah yang berpendidikan rendah ataupun jamaah yang lanjut usia. Pembimbing inti terkadang tidak menghadiri bimbingan manasik haji sehingga harus digantikan dengan pembimbing pendamping. Kurangnya penyebaran informasi terkait dengan KBIH Asshodiqiyah baik itu melalui internet maupun media cetak seperti brosur dan pamflet. 2. Faktor Eksternal Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats) a. Peluang (Opportunities) Adanya penambahan jadwal pelatihan manasik kepada jamaah

109 Adanya komunikasi-komunikasi informal antara jamaah degan pembimbingnya. b. Ancaman (Threats) Adanya calon jamaah lanjut usia membuat kurangnya daya konsentrasi pada jemaah lanjut usia, sehingga sering lupa dengan materi manasik yang disampaikan. Tidak sedikit calon jamaah yang berpendidikan rendah sehingga membuat beberapa jamaah kesulitan memahami materi-materi yang disampaikan oleh pembimbing Banyaknya calon jamaah yang berpendidikan rendah dan lajut usia mengharuskan pembimbing memberikan pendampingan ekstra. Dari data yang diperoleh peneliti sebagaimana diatas, selanjutnya peneliti mencoba menganalisa terhadap faktor pendukung dan faktor penghambat dalam melaksanakan bimbingan manasik haji pada calon jamaah haji. Untuk menganalisa peneliti menggunakan analisis SWOT. Menurut purwanto (2008:132) para pimpinan menggunakan empat strategi. Empat strategi tersebut meliputi: 1) Strategi SO (Strengths-Opportunities) Strategi yang pertama ini adalah strategi yang digunakan perusahaan dengan memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki untuk

110 memanfaatkan berbagai peluang. Dalam hal ini, KBIH Asshodiqiyah memiliki sumber daya manusia yang unggul yaitu KBIH Asshodiqiyah memiliki pembimbing-pemimbing yang berkompeten serta berpengalaman sehingga diharapkan bisa menjelaskan secara detail bagaimana ibadah haji yang baik dan benar serta bisa menggambarkan bagaimana kondisi Tanah Suci kepada jamaah. Kekuatan merupakan faktor yang terdapat dalam KBIH Asshodiqiyah, serta adanya tempat manasik yaitu masjid yang besar dan halaman masjid yang cukup luas untuk praktik manasik, sehingga jamaah tidak perlu datang ke tempat lain. 2) Strategi WO (Weaknesses-Opportunities) Strategi yang kedua ini adalah srategi yang digunakan dengan seoptimal mungkin meminimalisir kelemahan yang ada untuk memanfaatkan berbagai peluang. Dalam hal ini, faktor kelemahan yang dialami oleh pembimbing-pembimbing KBIH Asshodiqiyah yaitu dalam melaksanakan bimbingan manasik haji pada calon jamaahnya. Kelemahan-kelemahan yang dialami pembimbing adalah pertama pembimbing tidak membedakan dalam pemberian materi kepada jamaah yang berpendidikan lebih dengan jamaah yang berpendidikan rendah ataupun jamaah yang lanjut usia. Seharusnya pembimbing memberikan bimbingan secara

111 terpisah kepada jamaah sehingga jamaah yang berpendidkan rendah ataupun jamaah yang lanjut usia dapat lebih fakus dalam menerima materi yang diberikan pembimbing. Kedua Pembimbing inti yang terkadang tidak menghadiri bimbingan manasik haji sehingga harus digantikan dengan pembimbing pendamping. Ketiga Kurangnya penyebaran informasi terkait dengan KBIH Asshodiqiyah baik itu melalui internet maupun media cetak seperti brosur dan pamphlet. 3) Strategi ST (Strengths-Threats) Strategi yang ketiga ini adalah yang digunakan dengan memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan untuk mengurangi berbagai anacaman. Dalam hal ini ancaman yang dialami oleh para pembimbing adalah dari jamaah sendiri yakni adanya calon jamaah lanjut usia, yang petama kurangnya daya konsentrasi pada jamaah lanjut usia, sehingga sering lupa dengan materi manasik yang disampaikan, kedua tidak sedikit calon jamaah yang berpendidikan rendah sehingga membuat beberapa jamaah kesulitan memahami materi-materi yang disampaikan oleh pembimbing dan yang ketiga banyaknya calon jamaah yang berpendidikan rendah dan lajut usia mengharuskan pembimbing memberikan pendampingan ekstra.

112 4) Strategi WT (Weaknesses-Threats) Strategi yang keempat ini adalah strategi yang digunakan untuk mengurangi kelemahan dalam rangka meminimalisir atau menghindari ancaman dari kelemahan-kelemahan yang ada. Pembimbingpembimbing KBIH Asshodiqiyah dalam melaksanakan bimbingan manasik haji pada calon jamaahnya adalah yang pertama adanya penambahan jadwal pelatihan manasik kepada jamaah yang membuat jamaah bisa memanfaatkan penambahan jadwal manasik tersebut untuk lebih mendalami serta memahami materi-materi yang dismapaikan oleh pembimbing kepada jamaah. Yang kedua adalah adanya komunikasi-komunikasi informal antara jamaah dengan pembimbingnya, sehingga jamaah bisa lebih leluasa untuk bertanya kepada pembimbing terkait dengan materi-materi yang diterima ataupun hal-hal lainnya.