BAB I PENDAHULUAN. diajak bicara mempunyai kesan tertentu tentang si pembicara. Pengelolaan kesan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Dalam kehidupan sehari- hari kita tidak dapat terlepas untuk berinteraksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Presentasi Diri Ayam Kampus Di Yogyakarta

BAB II DRAMATURGI: ERVING GOFFMAN. yang namanya teori dramaturgi, Dramaturgi adalah teori yang

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, yaitu pada bagian sales product. Bagian ini terdiri dari beberapa divisi,

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya Instagram sudah mencuri perhatian para penggunanya, menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor diantaranya lingkungan, keluarga dan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi atau instansi. Dapat kita lihat di berbagai instansi, baik instansi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. manusia, namun kita sering melupakan betapa besar peranannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

Gambar 1.1 Gambar spoiler media sosial ask.fm Sumber :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berjudul Presentation of Self in Everyday Life, yang diterbitkan tahun Istilah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. militer, sampai dengan lembaga-lembaga pemerintah pun memerlukan Public

PROFESSIONAL IMAGE. Self Image PR Profesional. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations (PR) berperan dalam menentukan seorang sosok brand ambassador

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan salah satunya melalui pembentukan komunikasi yang baik pula dalam. tanggung jawab, dan antusiasme para karyawan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengetahui Front Stage dan Back Stage yang dibangun oleh

BAB I PENDAHULUAN. Gunung Tangkuban Perahu saja. Banyak yang bisa wisatawan temui di sini.

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran informasi antara individu atau organisasi dan masyarakat. Humas dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. (berkomunikasi) sudah dianggap sebagai suatu kepentingan bagi public relations. Dalam

# Namun peranan PR tidak hanya sebatas menjalin hubungan baik dengan publiknya, baik publik internal maupun publik eksternal. PR juga memiliki tugas u

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dan informasi yang sentral. Usaha dalam bidang. serta guna memperoleh kualitas yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Di era pasar bebas saat ini, dimana persaingan dalam dunia bisnis semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan proses mengatur

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya.

ABSTRAKSI JUDUL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mendunia dan tidak berbatas atau tak mengenal batas wilayah. Globalisasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan manusia. Sebab tanpa adanya komunikasi tidak mungkin

PROFESSIONAL IMAGE. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations.

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pengamatan terhadap satu obyek atau terhadap pelaksanaan satu

ETIKA PROFESI. Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas. Triasiholan A.D.S.Nababan. Modul ke: 05Fakultas KOMUNIKASI

Interpretasi Diri Seorang Disc Jockey Perempuan. Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tantangan tersendiri untuk selalu diperhatikan. Layaknya hukum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TEORI DRAMATURGI. A. Latar Belakang Teori Dramaturgi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada dasarnya merupakan makhluk. berkomunikasi, baik itu verbal ataupun nonverbal. Hal yang sama ini juga

BAB I PENDAHULUAN. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan. satu peran yang berbeda dari kedua Humas tersebut adalah Humas

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia tidak dapat menghindari interaksi sosial untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam profesi Humas antar instansi pun tidak jauh berbeda. Menurut Frank

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan

Pendekatan Teoritik Dalam Komunikasi Politik. Oleh: Adiyana Slamet, S.IP., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kemajuan teknologi, komunikasi, dan informasi mendorong

Kuliah ke-8 Teori Sosiologi Kontemporer Amika Wardana, Ph.D.

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup ini selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Manusia dalam


Profil Sarjana Humas. Edited by: Sumartono S.Sos., MSi

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, akan diuraikan 1) konteks penelitian yang menjadi

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis

BAB V PENUTUP. maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut : lebih terbuka dan lebih bersifat kekeluargaan. Hal tersebut dilakukan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERANAN HUMAS PADA PT PLN (Persero) UNIT INDUK PEMBANGUNAN I MEDAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan belajar peserta didik, karena kelas merupakan central of

BAB 1 PENDAHULUAN. pengelolaan kesan sering kali dilakukan oleh orang-orang yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Magang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

BAB I PENDAHULUAN. dan teknis untuk mengisi jenjang kerja tertentu. 1. ketrampilan, dan sikap kerja, sesuai dengan unjuk kerja yang

IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC RELATIONS OFFICER DALAM MERENCANAKAN PEMBENTUKAN CITRA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu dasawarsa terakhir ini, telah melahirkan karakteristik tertentu dalam

HUBUNGAN ANTARA HUMAN RELATIONS DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI

B A B I PENDAHULUAN. Kota Solo memiliki banyak keunikan salah satunya dikenal sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. menghibur dan membujuk. Beberapa stasiun TV yang berdiri di wilayah Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Pengelola sekolah harus mengadakan hubungan baik secara terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi sekarang ini seorang public relations dibutuhkan oleh sebuah. sampai perusahaan terkenal di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. pengaduan yang ditujukan kepada para dokter, rumah sakit, dan. pelayanan-pelayanan kesehatan lainnya (Kilisan, 2003:1).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi yang terjadi di Indonesia saat ini memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. (mobil, komputer, handycraft), sampai wedding pun tersedia. Event Organizer

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh lingkungan pemasaran,

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. Sosialisasi adalah proses seseorang memperoleh pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi pada saat ini merupakan peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. elemen yang berpengaruh secara langsung terhadap keberhasilan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini persaingan perusahaan-perusahaan di Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggali suatu informasi yang aktual dan terpercaya, suatu instansi

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi berkembang pesat dari waktu-kewaktu. Sehingga mendorong terjadinya

BAB 1 PENDAHULUAN. antara sebuah organisasi atau perusahaan dengan masyarakat. karena PR-lah yang merupakan salah satu front liner penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, manusia sering kali mengelola kesan sehingga orang yang diajak bicara mempunyai kesan tertentu tentang si pembicara. Pengelolaan kesan seringkali terjadi karena manusia ingin menutupi kenyataan sebenarnya yang tidak ingin diketahui orang lain. 1 Elvinaro Ardianto, dalam bukunya Metodologi Penelitian untuk Public Relations (Ardianto, Elvinaro. 2010: 97), Impression management Theory atau teori pengelolaan kesan berasal dari pendekatan humanistis terhadap cara-cara orang mengelola pengalaman simbolik mereka. Teori ini turunan dari perspektif sosiologi interaksionisme simbolik dan tradisi psikologi kognitif sosial. Terminologinya adalah dramaturgi secara alami, yang mengungkapkan keterkaitan dramatisme dan teori dramaturgi pada pertengahan abad ke-21 dalam penelitian Humas, teori ini awalnya menggaris bawahi politik organisasional dan kemudian menjadi organizational impression management (pengelolaan kesan organisasional). Hal ini penting sekali bagi humas dalam membina hubungan baik untuk konsep-konsep corporate impression management (pengelolaan kesan korporat/ perusahaan), image (citra) dan ingration (mengambil hati). Baru-baru 1 http://aliyahnuraini.wordpress.com/2009/06/03/pengelolaan-kesan-dan-konsep-diridalam-komunikasi-antarpribadi/ 1 Mei 2012 Pkl.18.00 WIB 1

2 ini, para peneliti melakukan kajian pengelolaan kesan melalui penelitian observasi, eksperimental, lapangan (field work), studi kasus atau skenario kasus (case or scenario studies), pengukuran perbedaan individu, dan keberadaan penelitian meta-analisis (meta-analysis of existing studies) (Heath, 2005: 410). Kita sudah mengetahui orang lain menilai kita berdasarkan petunjuk-petunjuk yang kita berikan; dan dari penilaian itu mereka meperlakukan kita. Bila mereka menilai kita berstatus rendah, kita tidak mendapatkan pelayanan istimewa, bila kita dianggap bodoh, mereka akan mengatur kita. Untuk itu, kita secara sengaja menampilkan diri kita (self presentation) seperti yang kita hendaki. Goffman memperkenalkan dan mengembangkan pengelolaan kesan pertama kali dalam kajian sosial psikologis dan sosiologi melalui bukunya, The Presentation of Self In Everyday Life. Dalam bukunya Goffman mengatatkan pengelolaan kesan erat hubungannya dengan sebuah permainan drama, Goffman menggali segala macam perilaku interaksi yang kita lakukan dalam pertunjukan kehidupan kita sehari-hari yang menampilkan diri kita sendiri dalam cara yang sama dengan cara seorang aktor menampilkan karakter orang lain dalam sebuah pertunjukan drama. Cara yang sama ini berarti mengacu kepada kesamaan yang berarti ada pertunjukan yang ditampilkan. Pertunjukan yang terjadi di masyarakat untuk memberi kesan yang baik untuk mencapai tujuan. Tujuan dari presentasi diri dari Goffman ini adalah penerimaan penonton akan manipulasi. Bila seorang aktor berhasil, maka penonton akan melihat aktor sesuai sudut yang memang ingin diperlihatkan oleh aktor tersebut. Aktor akan semakin mudah untuk membawa penonton untuk mencapai tujuan dari pertunjukan tersebut. Ini dapat

3 dikatakan sebagai bentuk lain dari komunikasi, karena komunikasi sebenarnya adalah alat untuk mencapai tujuan. Bila dalam komunikasi konvensional manusia berbicara tentang bagaimana memaksimalkan indera verbal dan non-verbal untuk mencapai tujuan akhir komunikasi, agar orang lain mengikuti kemauan kita. Maka dalam dramaturgis, yang diperhitungkan adalah konsep menyeluruh bagaimana kita menghayati peran sehingga dapat memberikan feedback sesuai yang kita mau. Pendekatan dramaturgis Goffman khususnya berintikan pandangan bahwa ketika manusia berinteraksi dengan sesamanya ia ingin mengelola kesan yang ia harapkan tumbuh pada orang lain terhadapnya. Untuk itu setiap orang melakukan pertunjukan bagi orang lain. Dalam pengantar bukunya, The Presentation of Self in Everyday Life, Goffman menyatakan: Perspektif yang digunakan dalam laporan ini adalah perspektif pertunjukan teater; prinsip-prinsipnya bersifat dramaturgis. Saya akan membahasa cara individu menampilkan dirinya sendiri dan aktivitasnya kepada orang lain, cara ia memandu dan mengendalikan kesan yang dibentuk orang lain terhadapnya, dan segala hal yang mungkin atau tidak mungkin ia lakukan untuk menopang pertunjukannya dihadapan orang lain. (Mulyana Dedi 2010: 107) Peralatan lengkap yang kita gunakan untuk menampilkan diri ini disebut front. Front terdiri atas panggung (setting), penampilan (appearance), dan gaya bertingkah laku (manner). Panggung adalah rangkaian peralatan ruang dan benda yang kita gunakan. Ruang tamu berikut perabotan, hiasan dinding, lampu, karpet, dan lemari, kita atur untuk memberikan kesan bahwa kita bukan petit bourgeouis, tetapi betul betul mewakili kelompok elit. Lihat piano besar dan lemari buku dengan satu set Encyclopedia Britannica. Disitu, kita tempelkan juga gambar kita sedang bersalaman dengan Kepalan Negara. (Rakhmat, Jalaluddin. 2011: 94-95) Sehingga, kita dapat mendefiniskan pengelolaan kesan atau Impression Management sebagai proses dimana persona berusaha menampilkan petunjukpetunjuk untuk menimbulkan kesan pada diri penanggap melalui tiga hal, yakni

4 panggung (setting), penampilan (appearance), dan gaya bertingkah laku (manner). Goffman mengakui bahwa panggung depan mengandung anasir struktural dalam arti bahwa panggung depan cenderung terlembagakan alias mewakili kepentingan kelompok atau organisasi. Sering ketika aktor melaksanakan perannya, peran tersebut telah ditetapkan lembaga tempat dia bernaung. Meskipun berbau struktural, daya tarik pendekatan Goffman terletak pada interaksi. Ia berpendapat bahwa umumnya orang-orang berusaha menyajikan diri mereka yang diidealisasikan dalam pertunjukan mereka di pangung depan, mereka merasa bahwa mereka harus menyembunyikan hal-hal tertentu dalam pertunjukannya. Hal itu disebabkan oleh (Mulyana, Dedi. 2007:116): 1. Aktor mungkin ingin menyembunyikan kesenangan-kesenangan tersembunyi (misalnya meminum minuman keras sebelum pertunjukan). 2. Aktor mungkin ingin menyembunyikan kesalahan yang dibuat saat persiapan pertunjukan, langkah-langkah yang diambil untuk memperbaiki kesalahan tersebut (misalnya sopir taksi menyembunyikan fakta bahwa ia mulai salah arah). 3. Aktor mungkin merasa perlu menunjukan hanya produk akhir dan menyembunyikan proses memproduksinya (misalnya seorang dosen menghabisakan waktu beberapa jam untuk memberi kuliah, namun mereka bertindak seolah-olah telah lama memahami materi kuliah).

5 4. Aktor mungkin perlu menyembunyikan kerja kotor yang dilakukan untuk membuat produk akhir dari khalayak (kerja kotor itu mungkin meliputi tugastugas yang secara fisik kotor, semi-legal, dan menghinakan) 2 Pada dasarnya humas (Hubungan masyarakat) merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial (perusahaan) maupun organisasi yang nonkomersial. Mulai dari yayasan, perguruan tinggi, dinas militer, sampai dengan lembaga-lembaga pemerintah, bahkan pesantren dan usaha bersama seperti Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA) pun memerlukan humas. Kebutuhan akan kehadirannya tidak bisa dicegah, terlepas dari kita menyukainya atau tidak, karena humas merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi secara positif. Arti penting humas sebagai sumber informasi terpercaya kian terasa pada era globalisasi dan banjir informasi seperti saat ini. Tugas utama humas adalah memperlancar proses komunikasi dan pemahaman. humas mencakup riset dan analisis, penyususan kebijakan, pemrogaman, komunikasi, dan umpan balik dari masyarakat yang terkena dampaknya. Praktisi humas bekerja pada dua tingkat yang berbeda, yakni sebagai penasihat bagi klien mereka atau manajemen suatu perusahaan, dan sebagai teknisi yang menampilkan kejamakan fungsi. Seorang humas selanjutnya diharapkan untuk membuat program-program dalam mengambil tindakan secara sengaja dan terencana dalam 2 http://meidytian.wordpress.com/2011/11/30/sosiologi-dramaturgi/ 02 Mei 2012 Pkl.19.00 WIB

6 upaya-upayanya mempertahankan, menciptakan, dan memelihara pengertian bersama antara organisasi dan masyarakatnya. (Anggoro M.Linggar, 2008: 1) Humas, yang merupakan terjemahan bebas dari istilah public relations atau PR, kedua istilah ini akan dipakai secara bergantian, itu terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang berkepentingan dengannya. Kemampuan berkomunikasi dan penampilan yang baik merupakan senjata utama bagi seorang humas. Karena seorang humas harus bertemu dan menjalin hubungan dengan banyak orang. Seorang humas juga dapat disebut sebagai seorang aktor. Suasana hati yang tidak enak tidak perlu diketahui atau diasakan oleh client atau orang lain. Selain memiliki kemampuan berbahasa dan penampilan yang baik, seorang humas juga harus memiliki wawasan yang luas, jujur, memiliki jiwa kepemimpinan dan kreatif. Posisi humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh suatu manajemen organisasi. Sasaran humas adalah publik internal dan eksternal, dimana secara operasional humas bertugas membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya dan mencegah timbulnya rintangan psikologis yang mungkin terjadi di antara keduanya. Bandung sebagai tujuan wisata belanja, kuliner, alam, sejarah dan pendidikan/ penelitian mengakibatkan perkembangan hotel yang cukup pesat. Oleh sebab itu makin banyak bermunculan jasa perhotelan dewasa ini. Ketatnya persaingan antar

7 hotel di Bandung ini membuat humas di bidang perhotelan bekerja ekstra keras untuk dapat menciptakan kesan yang baik yang dapat meraih simpati dan perhatian dari publiknya. Hotel The Ardjuna Bandung adalah salah satu instansi yang bergerak dibidang jasa perhotelan yang menempatkan humas sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk menciptakan pengertian publik terhadap seseorang atau organisasi dengan tujuan untuk memperoleh perhatian dari publik akan eksistensi dari Hotel The Ardjuna Bandung Humas Hotel The Ardjuna Bandung berusaha untuk senantiasa bisa bekerja dengan professional, membuat kesan yang baik, memiliki pengetahuan dan pengertian, menciptakan ketertarikan, penerimaan dan simpati dari publik, baik itu publik internal maupun eksternal. Pengelolaan kesan yang dilakukan Humas Hotel The Ardjuna Bandung ini, sangat lumrah dilakukan dalam menjalani profesinya guna menunjang citra dari instansi dimana dia bekerja. Awal mula ketertarikan penulis meneliti kajian dramaturgi seorang humas dilatarbelakangi oleh bidang keilmuan yang penulis pelajari yaitu Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi Ilmu Humas, penulis ingin menggali lebih dalam mengenai kehidupan dan perilaku seorang humas dalam proses kehidupannya. Dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

8 1.2.1 Pertanyaan Makro Bagaimana Pengelolaan Kesan Humas Hotel The Ardjuna Bandung? (Studi Dramaturgi Tentang Pengelolaan Kesan Humas Hotel The Ardjuna Bandung ) 1.2.2 Pertanyaan Mikro Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengidentifikasi yang akan menjadi pokok masalah yang akan diteliti yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana pengelolaan kesan pada kehidupan panggung depan humas Hotel The Ardjuna Bandung? 2. Bagaimana pengelolaan kesan pada kehidupan panggung belakang humas Hotel The Ardjuna Bandung? 3. Bagaimana pengelolaan kesan humas Hotel The Ardjuna Bandung? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mengkaji Pengelolaan Kesan humas Hotel The Ardjuna Bandung dari mulai kehidupan panggung depan, dan panggung belakang humas Hotel The Ardjuna Bandung.

9 1.3.2 Tujuan Penelitian Agar penelitian ini mencapai hasil yang optimal maka terlebih dahulu perlu tujuan yang terarah dari penelitian ini. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengelolaan kesan pada kehidupan panggung depan humas Hotel The Ardjuna Bandung. 2. Untuk mengetahui pengelolaan kesan pada kehidupan panggung belakang humas Hotel The Ardjuna Bandung. 3. Untuk mengetahui pengelolaan kesan humas Hotel The Ardjuna Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian Secara teoritis Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil yang bermanfaat, sejalan dengan tujuan penelitian di atas. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis. 1.4.1 Kegunaan Teoritis Pelaksanaan penelitian ini diharapkan secara teoritis memberikan manfaat besar bagi keilmuan psikologi komunikasi yang mengkaji tentang pengelolaan kesan seorang humas, Sehingga pada akhirnya, penelitiaan ini menyumbangkan keilmuan untuk mengembangkan pemahaman dan studi yang berhubungan dengan masalah kehumasan.

10 1.4.2 Kegunaan Praktis a) Kegunaan Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menambah wawasan serta sebagai salah satu rujukan untuk meneliti lebih lanjut dari sisi dan masalah penelitian yang sama dalam konteks psikologi komunikasi. b) Kegunaan Bagi Universitas Untuk pihak universitas khususnya program studi Ilmu Komunikasi konsentrasi humas berguna sebagai literatur bagi peneliti selanjutnya yang akan mengadakan penelitian yang sama. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk seluruh mahasiswa untuk meningkatan pengetahuan mahasiswa memberikan pengetahuan tentang pengelolaan kesan seorang humas c) Kegunaan bagi Objek Penelitian Bagi objek yang diteliti yaitu, humas Hotel The Ardjuna Bandung, penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan evaluasi mengenai pentingnya pengelolaan kesan seorang humas