Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

Kata Pengantar KATA PENGANTAR

Kata Pengantar KATA PENGANTAR

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)

Sektor * 2010** 3,26 3,45 3,79 2,82 2,72 3,36 3,47 4,83 3,98 2,86 2. Pertambangan dan Penggalian

gula (31) dan industri rokok (34) memiliki tren pangsa output maupun tren permintaan antara yang negatif.

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN YANG BERBASIS DATA

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

V. MEMBANGUN DATA DASAR

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

2013, No.1531

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

2012, No

Berita Resmi Statistik

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI 2011

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI LAMPUNG NAIK 0,61 PERSEN

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

BERITA RESMI STATISTIK

VII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI PARIWISATA INTERNASIONAL. Indonesia ke luar negeri. Selama ini devisa di sektor pariwisata di Indonesia selalu

ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP PEREKONOMIAN DI PROVINSI LAMPUNG

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN III-2017

Keterangan * 2011 ** 2012 ***

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA

LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Produk Domestik Bruto (PDB)

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2016

ANALISIS KEBIJAKAN HUBUNGAN ANTARSEKTOR PEREKONOMIAN NASIONAL

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016

(1.42) (1.45) I II III IV I II III IV I II III IV I II * 2012** 2013***

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MEI 2011

I-O Multiplier Matrix. Dampak Thd Produksi Barang & Jasa (40,39) Dampak Thd Nilai Tambah Sektoral (19,54) Kesempatan Kerja (0,815) upah & Gaji (4,45)

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

2

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013 SEBESAR -3,30 PERSEN

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2017

ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS SEKTOR PERTANIAN. Biro Riset LMFEUI

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa:

KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997

Lampiran 1. Kode Sektor Sektor Eknonomi

BADAN PUSAT STATISTIK

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BAB 1 PENDAHULUAN. Average Length of Stay (Day) Per Visit. Growth (%)

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BERITA RESMI STATISTIK


PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2015

KETERKAITAN ANTARSEKTOR PADA PEREKONOMIAN JAWA TIMUR

LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2017 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2017 TUMBUH 5,03 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2016.

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013

Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU APRIL 2015

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2016

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JUNI 2015

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

Transkripsi:

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya data yang lengkap dan berkesinambungan serta mutakhir sangat diperlukan untuk melihat perkembangan pariwisata Indonesia. Begitu pula dalam penyusunan Nesparnas tahun ini, diperlukan data pariwisata baik dari sisi permintaan (demand) maupun penawaran ( supply) serta data lainnya yang berkaitan dengan pariwisata. Secara umum, Nesparnas merupakan suatu sajian statistik dalam bentuk neraca dan matriks yang menggambarkan hubungan ekonomi, baik antara pelaku pariwisata dengan pelaku ekonomi lainnya maupun antar pelaku pariwisata sendiri. Dengan demikian Nesparnas mendeskripsikan seluruh aktivitas ekonomi wisatawan, baik dalam hal permintaan (konsumsi) jasa pariwisata dan penunjangnya maupun dalam hal permintaan (konsumsi) produk jasa pariwisata. Untuk mendapatkan gambaran ataupun deskripsi mengenai hal tersebut tentunya perlu didukung oleh data yang ada. Sementara perangkat analisis yang dipakai untuk mengukur dampak pariwisata adalah Input-Ouput ( I-O). Untuk maksud tersebut maka disusun buku 2, sebagai pelengkap buku 1 nesparnas, yang memuat data-data pendukung dalam penyusunan nesparnas, yang meliputi: (i) Dampak kegiatan pariwisata terhadap perekonomian nasional yang merupakan hasil penghitungan dengan I-O, (ii) Wisatawan Nusantara (wisnus) yang terdiri dari jumlah perjalanan domestik yang dilakukan penduduk, rata-rata lama berpergian serta rata-rata pengeluaran, (iii) Wisatawan mancanegara (wisman), yang mencakup jumlah kunjungan wisman ke Indonesia, rata-rata pengeluaran mereka selama berada di Nesparnas 2014 (Buku 2) i

Kata Pengantar Indonesia, dan rata-rata lama tinggal, (iv) Outbound, meliputi jumlah penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan, rata-rata pengeluaran mereka selama di luar negeri serta rata-rata pengeluaran mereka sebelum dan setelah dari luar negeri yang masih berkaitan dengan perjalanannya, (v) Usaha akomodasi yang terdiri dari jumlah usaha, jumlah pekerja, dan tingkat penghunian kamar hotel. Saran dan masukan sangat diharapkan guna meningkatkan kualitas dan cakupan dalam penyusunan Nesparnas di tahun-tahun mendatang. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pengguna data. Jakarta, Desember 2014 Tim Penyusun Nesparnas 2014 (Buku 2) ii

Daftar DAFTAR TABEL Halaman 1. DAMPAK 1.1. Konsumsi Wisatawan, Investasi dan Belanja Pemerintah dan Swasta Tahun 2013 (miliar rupiah).. 1 1.2. Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap Output Tahun 2013 (miliar rupiah)... 3 1.3. Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap PDB Tahun 2013 (miliar rupiah)... 5 1.4. Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap Upah/Gaji Tahun 2013 (miliar rupiah)... 7 1.5. 1.6. Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap Penerimaan Pajak Tahun 2013 (miliar rupiah)... 9 Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Tahun 2013 (000 Orang)... 11 2. WISNUS (Wisatawan Nusantara) 2.1 2.2 2.3 Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal Tahun 2013... 13 Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Jenis Kelamin Tahun 2013... 14 Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Kelompok Umur Tahun 2013.... 15 Nesparnas 2014 (Buku 2) iii

Daftar 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Pendidikan yang Ditamatkan Tahun 2013... 16 Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Maksud Kunjungan Tahun 2013... 17 Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Provinsi Tujuan Tahun 2013... 18 Rata-rata Pengeluaran Per Orang Per Perjalanan Menurut Provinsi Asal dan Jenis Pengeluaran, Tahun 2013 (ribu rupiah)... 19 Rata-rata Pengeluaran Per Orang Per Perjalanan Menurut Provinsi Tujuan dan Jenis Pengeluaran, Tahun 2013 (ribu rupiah)... 20 3. WISMAN (Wisatawan Mancanegara) 3.1 Jumlah Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal Tahun 2011-2013... 21 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 Jumlah Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Bulan Kedatangan, Tahun 2013... 22 Jumlah Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Maksud Kunjungan, Tahun 2013... 23 Jumlah Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Kelompok Umur, Tahun 2013... 24 Jumlah Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, Tahun 2013... 25 Jumlah Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Akomodasi yang Digunakan, Tahun 2013... 26 Nesparnas 2014 (Buku 2) iv

Daftar 3.7 3.8 3.9 3.10 3.11 Jumlah Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Jenis Pekerjaan, Tahun 2013... 27 Distribusi Pengeluaran Wisman Menurut Jenis Pengeluaran, Tahun 2011-2013 (persen)... 28 Rata-rata Pengeluaran Wisman Per Kunjungan Menurut Negara Tempat Tinggal, Tahun 2011-2013 (USD)... 29 Rata-rata Lama Tinggal Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal, Tahun 2011-2013 (hari)... 30 Rata-rata Pengeluaran Wisman Per Hari Menurut Negara Tempat Tinggal Tahun 2011-2013 (USD)... 31 4. OUTBOUND (Penduduk Indonesia yang Pergi ke Luar Negeri) 4.1 4.2 4.3 Jumlah Penduduk Indonesia yang Melakukan Perjalanan ke Luar Negeri Menurut Pintu Keluar, Tahun 2013... 32 Distribusi Pengeluaran Penduduk Indonesia yang Melakukan Perjalanan ke Luar Negeri Menurut Jenis Pengeluaran, Tahun 2013... 33 Struktur Pengeluaran Penduduk Indonesia yang Melakukan Perjalanan ke Luar Negeri Menurut Kategori Pengeluaran dan Produk Barang dan Jasa yang Dikonsumsi, Tahun 2013... 34 5. USAHA AKOMODASI a. BANYAKNYA USAHA AKOMODASI 5.1.1 Banyaknya Usaha Akomodasi di Indonesia Menurut Provinsi dan Kelas Hotel, Tahun 2013... 35 Nesparnas 2014 (Buku 2) v

Daftar 5.1.2 Banyaknya Kamar Usaha Akomodasi di Indonesia Menurut Provinsi dan Kelas Hotel, Tahun 2013... 37 5.1.3 Banyaknya Tempat Tidur Usaha Akomodasi di Indonesia Menurut Provinsi dan Kelas Hotel, Tahun 2013... 39 5.1.4 Rata-rata Tamu Per Hari Usaha Akomodasi di Indonesia Menurut Provinsi dan Kelas Hotel, Tahun 2013... 41 5.1.5 Banyaknya Tenaga Kerja Usaha Akomodasi di Indonesia Menurut Provinsi dan Kelas Hotel, Tahun 2013... 43 b. TPK (Tingkat Penghunian Kamar) dan Rata-rata Lama Menginap 5.2.1 Tingkat Penghunian Kamar Hotel Bintang Menurut Provinsi dan Kelas Hotel, Tahun 2013.... 45 5.2.2 Tingkat Penghunian Kamar Hotel Non Bintang Menurut Provinsi dan Kelompok Kamar, Tahun 2013... 46 5.2.3 Tingkat Pemakaian Tempat Tidur Hotel Bintang Menurut Provinsi dan Kelas Hotel, Tahun 2013...,,,,,,,,,,,,,,,,,,... 47 5.2.4 Tingkat Pemakaian Tempat Tidur Hotel Non Bintang Menurut Provinsi dan Kelompok Kamar, Tahun 2013... 48 5.2.5 Rata-rata Lama Menginap Tamu Hotel Bintang Menurut Provinsi dan Kelas Hotel, Tahun 2013... 49 5.2.6 Rata-rata Lama Menginap Tamu Hotel Non Bintang Menurut Provinsi dan Kelompok Kamar, Tahun 2013... 50 Nesparnas 2014 (Buku 2) vi

1.1. Konsumsi Wisatawan, Investasi dan Belanja Pemerintah dan Swasta Tahun 2013 (miliar rupiah) Konsumsi Pengembangan No Sektor Jumlah Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Padi - - - - - - 2. Tanaman kacang-kacangan 12,8 - - - - 12,8 3. Jagung 5,2 - - - - 5,2 4. Tanaman umbi-umbian 15,2 - - - - 15,2 5. Sayur-sayuran dan buah-buahan 959,5-658,6 - - 1 618,1 6. Tanaman bahan makanan lainnya 18,0-14,6 - - 32,6 7. Karet - - - - - - 8. Tebu - - - - - - 9. Kelapa - - - - - - 10. Kelapa sawit - - - - - - 11. Tembakau - - - - - - 12. Kopi - - - - - - 13. Teh - - - - - - 14. Cengkeh - - - - - - 15. Hasil tanaman serat - - - - - - 16. Tanaman perkebunan lainnya - - - - - - 17. Tanaman lainnya - - - - 16,9 16,9 18. Peternakan - - - - - - 19. Pemotongan hewan - - - - - - 20. Unggas dan hasil-hasilnya - - - - - - 21. Kayu - - - - - - 22. Hasil hutan lainnya - - - - - - 23. Perikanan 953,9 - - - - 953,9 24. Penambangan batubara dan bijih logam - - - - - - 25. Penambangan minyak, gas dan panas bumi - - - - - - 26. Penambangan dan penggalian lainnya - - - - - - 27. Industri pengolahan dan pengawetan makanan 1 515,6 106,5 624,3 - - 2 246,5 28. Industri minyak dan lemak - - - - - - 29. Industri penggilingan padi - - - - - - 30. Industri tepung, segala jenis 419,6 63,9 374,7 - - 858,1 31. Industri gula 425,0 - - - - 425,0 32. Industri makanan lainnya 3 136,3 136,3 965,8 - - 4 238,3 33. Industri minuman 1 667,6 80,8 437,6 - - 2 186,0 34. Industri rokok 956,0 58,2 285,7 - - 1 299,8 Nesparnas 2014 (Buku 2) 1

1.1. Lanjutan No Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 35. Industri pemintalan 2 414,7 68,0 350,8 - - 2 833,4 36. Industri tekstil, pakaian dan kulit 12 855,4 677,4 4 290,3 2 211,1 62,2 20 096,3 37. Industri bambu, kayu dan rotan 5 748,4 381,4 4 486,4 3 599,9 4,0 14 220,1 38. Industri kertas, barang dari kertas dan karton 933,0-135,4-389,0 1 457,4 39. Industri pupuk dan pestisida - - - - 7,2 7,2 40. Industri kimia 490,4 138,1 2 484,9-158,3 3 271,7 41. Pengilangan minyak bumi 7 405,5 106,6 - - 326,2 7 838,4 42. Industri barang karet dan plastic 2 518,4 - - - 54,2 2 572,6 43. Industri barang-barang dari mineral bukan logam 3 974,4-1 173,6-0,9 5 148,9 44. Industri semen - - - - - - 45. Industri dasar besi dan baja - - - - - - 46. Industri logam dasar bukan besi - - - - - - 47. Industri barang dari logam - - - - 117,4 117,4 48. Industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik - - - 8 484,7 245,5 8 730,1 49. Industri alat pengangkutan dan perbaikannya - - - 10 462,4 119,7 10 582,2 50. Industri barang lain yang belum digolongkan dimanapun 3 530,7 91,8 3 171,5-37,3 6 831,3 51. Listrik, gas dan air bersih - - - - 9,5 9,5 52. Bangunan - - - 96 538,5-96 538,5 53. Perdagangan - - - - - - 54. Restoran 34 587,7 835,6 19 827,7-919,4 56 170,5 55. Hotel 19 276,5 74,7 39 884,8-2 220,3 61 456,4 56. Angkutan kereta api 2 560,7 325,5 1 213,7-13,5 4 113,3 57. Angkutan darat 39 062,5 1 200,5 8 104,3-201,4 48 568,7 58. Angkutan air 3 992,3 112,5 22,8-106,0 4 233,7 59. Angkutan udara 18 763,1 728,8 34 208,4-489,9 54 190,2 60. Jasa penunjang angkutan 2 523,3 698,2 1 665,0-51,5 4 938,0 61. Komunikasi 2 338,6-1 570,2-150,9 4 059,8 62. Lembaga keuangan 879,0-894,3-93,4 1 866,7 63. Usaha bangunan dan jasa perusahaan 1 056,3-691,6-258,9 2 006,8 64. Pemerintahan umum dan pertahanan - - - - 453,3 453,3 65. Jasa sosial kemasyarakatan 667,0-405,6-345,7 1 418,3 66. Jasa lainnya 2 177,8-1.803,3-264,9 4 246,0 67. Kegiatan yang tak jelas batasannya - - - - - - TOTAL 177 840,6 5 884,6 129 745,8 121 296,6 7 117,3 441 884,9 Nesparnas 2014 (Buku 2) 2

1.2. Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap Output Tahun 2013 (miliar rupiah) No Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Padi 2 313,5 50,9 2 061,8 84,0 114,2 4 624,4 2. Tanaman kacang-kacangan 385,9 11,6 248,5 7,9 10,6 664,4 3. Jagung 1 285,1 41,2 925,6 32,1 40,1 2 324,0 4. Tanaman umbi-umbian 571,5 15,5 410,9 18,2 19,9 1 035,9 5. Sayur-sayuran dan buah-buahan 3 985,3 71,2 3 353,7 113,1 153,4 7 676,7 6. Tanaman bahan makanan lainnya 91,0 2,7 61,3 3,3 1,9 160,2 7. Karet 933,4 22,3 334,5 356,7 21,6 1 668,5 8. Tebu 561,1 11,2 346,7 9,9 16,6 945,5 9. Kelapa 218,7 6,0 151,4 9,9 6,5 392,5 10. Kelapa sawit 549,0 22,3 461,0 189,2 26,5 1 248,1 11. Tembakau 44,8 2,1 21,1 0,5 0,6 69,0 12. Kopi 143,0 4,6 92,0 2,6 3,7 245,8 13. Teh 36,9 1,2 23,2 0,6 0,9 62,8 14. Cengkeh 36,0 1,7 17,2 0,5 0,5 55,9 15. Hasil tanaman serat 48,0 1,9 20,1 7,3 0,3 77,6 16. Tanaman perkebunan lainnya 254,4 9,5 178,1 47,0 8,5 497,4 17. Tanaman lainnya 335,2 10,1 271,0 137,6 30,4 784,2 18. Peternakan 1 856,0 48,1 1 570,3 97,3 79,5 3 651,1 19. Pemotongan hewan 3 196,0 78,5 2 730,6 156,1 137,0 6 298,3 20. Unggas dan hasil-hasilnya 5 575,8 111,1 5 447,0 155,6 282,5 11 572,0 21. Kayu 803,3 49,1 615,0 2 575,1 12,2 4 054,7 22. Hasil hutan lainnya 248,5 15,0 190,1 303,5 1,9 759,0 23. Perikanan 4 054,8 91,3 2 424,7 71,8 111,0 6 753,7 24. Penambangan batubara dan bijih logam 998,1 48,4 749,0 1 895,9 47,5 3 738,9 25. Penambangan minyak, gas dan panas bumi 5 976,0 192,8 2 719,1 2 977,5 205,4 12 070,8 26. Penambangan dan penggalian lainnya 419,3 12,4 215,6 6 186,5 10,0 6 843,8 27. Industri pengolahan dan pengawetan makanan 4 470,6 177,5 3 233,5 75,0 129,8 8 086,4 28. Industri minyak dan lemak 1 044,3 30,8 789,5 75,0 37,7 1 977,3 29. Industri penggilingan padi 3 274,4 72,0 2 928,1 110,0 160,4 6 544,9 30. Industri tepung, segala jenis 2 274,4 124,3 2 030,2 137,3 80,7 4 646,9 31. Industri gula 1 276,2 25,3 783,2 21,9 37,4 2 144,0 32. Industri makanan lainnya 6 750,6 216,8 4 345,8 122,5 174,8 11 610,4 33. Industri minuman 2 226,6 94,4 1 178,0 28,8 35,9 3 563,6 34. Industri rokok 1 559,7 74,4 734,8 15,7 20,0 2 404,7 Nesparnas 2014 (Buku 2) 3

1.2. Lanjutan No Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 35. Industri pemintalan 3 938,8 142,5 863,0 267,7 9,7 5 221,7 36. Industri tekstil, pakaian dan kulit 16 894,6 868,8 6 018,5 3 116,8 115,9 27 014,7 37. Industri bambu, kayu dan rotan 7 448,9 482,3 5 807,6 10 140,4 22,7 23 902,0 38. Industri kertas, barang dari kertas dan karton 2 436,9 45,8 1 087,8 847,9 564,3 4 982,7 39. Industri pupuk dan pestisida 735,2 19,8 523,6 105,4 34,6 1 418,6 40. Industri kimia 4 753,8 292,6 4 773,9 4 106,9 341,6 14 268,7 41. Pengilangan minyak bumi 20 907,4 587,8 7 194,2 6 959,4 569,7 36 218,5 42. Industri barang karet dan plastik 5 482,4 97,3 1 941,8 2 322,2 145,4 9 989,2 43. Industri barang-barang dari mineral bukan logam 4 198,4 9,5 1 326,0 2 721,4 7,7 8 263,1 44. Industri semen 123,1 4,7 65,3 2 742,7 3,2 2 938,9 45. Industri dasar besi dan baja 218,0 8,8 163,6 2 450,6 15,9 2 857,0 46. Industri logam dasar bukan besi 145,1 4,4 122,7 338,9 4,6 615,7 47. Industri barang dari logam 830,1 37,2 573,4 11 412,1 160,8 13 013,7 48. Industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik 2 669,3 100,1 1 344,0 14 636,2 377,1 19 126,6 49. Industri alat pengangkutan dan perbaikannya 3 091,8 129,6 3 178,5 13 088,2 240,8 19 728,8 50. Industri barang lain yang belum digolongkan dimanapun 3 710,2 97,7 3 307,1 167,6 45,3 7 327,9 51. Listrik, gas dan air bersih 2 475,9 123,3 1 560,8 1 475,7 95,6 5 731,3 52. Bangunan 2 247,7 163,8 1 596,2 97 851,3 108,7 101 967,7 53. Perdagangan 15 866,7 486,1 12 001,0 11 608,1 620,9 40 582,9 54. Restoran 36 220,7 894,6 21 775,8 1 114,7 1 002,2 61 008,0 55. Hotel 19 490,0 82,5 40 138,7 146,1 2 231,1 62 088,3 56. Angkutan kereta api 2 613,3 328,2 1 250,0 41,2 15,7 4 248,5 57. Angkutan darat 42 812,7 1 323,4 10 670,4 2 891,0 349,0 58 046,4 58. Angkutan air 4 848,2 140,7 637,0 649,5 136,9 6 412,3 59. Angkutan udara 19 876,0 771,5 35 785,8 334,9 537,9 57 306,1 60. Jasa penunjang angkutan 5 536,0 836,4 5 044,4 541,3 133,4 12 091,5 61. Komunikasi 4 860,4 115,5 3 354,7 1 343,4 244,0 9 918,0 62. Lembaga keuangan 6 594,1 198,3 5 036,3 3 551,9 302,0 15 682,6 63. Usaha bangunan dan jasa perusahaan 5 172,1 160,8 3 869,1 4 283,2 415,5 13 900,7 64. Pemerintahan umum dan pertahanan 395,7 11,5 417,3 140,0 476,6 1 441,1 65. Jasa sosial kemasyarakatan 1 142,2 22,6 791,7 466,0 371,7 2 794,2 66. Jasa lainnya 12 299,8 343,7 5 476,1 2 034,3 445,5 20 599,4 67. Kegiatan yang tak jelas batasannya 17,8 0,6 11,6 15,1 0,7 45,8 TOTAL 317 850,7 10 680,6 229 370,5 219 938,1 12 166,4 790 006,3 Nesparnas 2014 (Buku 2) 4

1.3. Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap PDB Tahun 2013 (miliar rupiah) No Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Padi 1 723,3 37,9 1 535,8 62,5 85,1 3 444,7 2. Tanaman kacang-kacangan 307,3 9,2 197,8 6,3 8,4 529,0 3. Jagung 979,5 31,4 705,5 24,5 30,5 1 771,5 4. Tanaman umbi-umbian 496,3 13,4 356,8 15,8 17,2 899,6 5. Sayur-sayuran dan buah-buahan 3 491,3 62,3 2 937,9 99,1 134,4 6 725,0 6. Tanaman bahan makanan lainnya 77,1 2,2 51,9 2,8 1,6 135,6 7. Karet 614,2 14,7 220,1 234,7 14,2 1 097,9 8. Tebu 388,2 7,7 239,9 6,9 11,5 654,1 9. Kelapa 161,0 4,4 111,5 7,3 4,8 288,9 10. Kelapa sawit 305,5 12,4 256,6 105,3 14,8 694,5 11. Tembakau 20,8 1,0 9,8 0,2 0,3 32,0 12. Kopi 89,1 2,9 57,4 1,6 2,3 153,3 13. Teh 31,2 1,0 19,6 0,5 0,8 53,1 14. Cengkeh 29,7 1,4 14,1 0,4 0,4 46,0 15. Hasil tanaman serat 41,3 1,6 17,3 6,3 0,2 66,8 16. Tanaman perkebunan lainnya 175,1 6,5 122,6 32,3 5,9 342,5 17. Tanaman lainnya 254,7 7,7 206,0 104,6 23,1 596,0 18. Peternakan 1 201,3 31,2 1 016,4 62,9 51,5 2 363,2 19. Pemotongan hewan 1 318,4 32,4 1 126,4 64,4 56,5 2 598,1 20. Unggas dan hasil-hasilnya 2 503,6 49,9 2 445,8 69,9 126,8 5 195,9 21. Kayu 619,6 37,9 474,4 1 986,2 9,4 3 127,4 22. Hasil hutan lainnya 197,0 11,9 150,7 240,6 1,5 601,7 23. Perikanan 2 986,5 67,3 1 785,8 52,9 81,8 4 974,2 24. Penambangan batubara dan bijih logam 743,9 36,1 558,2 1 413,1 35,4 2 786,7 25. Penambangan minyak, gas dan panas bumi 5 056,4 163,1 2 300,7 2 519,3 173,8 10 213,3 26. Penambangan dan penggalian lainnya 325,0 9,6 167,1 4 795,3 7,7 5 304,8 27. Industri pengolahan dan pengawetan makanan 1 403,4 55,7 1 015,1 23,5 40,7 2 538,5 28. Industri minyak dan lemak 368,5 10,9 278,6 26,5 13,3 697,8 29. Industri penggilingan padi 736,9 16,2 658,9 24,7 36,1 1 472,8 30. Industri tepung, segala jenis 673,9 36,8 601,5 40,7 23,9 1 376,8 31. Industri gula 341,9 6,8 209,8 5,9 10,0 574,4 32. Industri makanan lainnya 2 217,7 71,2 1 427,6 40,3 57,4 3 814,2 33. Industri minuman 840,8 35,6 444,9 10,9 13,5 1 345,8 34. Industri rokok 969,0 46,2 456,5 9,8 12,4 1 493,9 Nesparnas 2014 (Buku 2) 5

1.3. Lanjutan No Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 35. Industri pemintalan 1 210,6 43,8 265,2 82,3 3,0 1 604,9 36. Industri tekstil, pakaian dan kulit 6 602,0 339,5 2 351,9 1 218,0 45,3 10 556,7 37. Industri bambu, kayu dan rotan 3 142,7 203,5 2 450,2 4 278,3 9,6 10 084,3 38. Industri kertas, barang dari kertas dan karton 888,1 16,7 396,5 309,0 205,7 1 815,9 39. Industri pupuk dan pestisida 244,2 6,6 173,9 35,0 11,5 471,2 40. Industri kimia 1 382,3 85,1 1 388,1 1 194,2 99,3 4 149,0 41. Pengilangan minyak bumi 12 176,8 342,3 4 190,0 4 053,3 331,8 21 094,2 42. Industri barang karet dan plastik 1 491,6 26,5 528,3 631,8 39,6 2 717,7 43. Industri barang-barang dari mineral bukan logam 2 054,5 4,7 648,9 1 331,7 3,8 4 043,5 44. Industri semen 50,4 1,9 26,7 1 123,9 1,3 1 204,3 45. Industri dasar besi dan baja 56,6 2,3 42,5 635,9 4,1 741,4 46. Industri logam dasar bukan besi 35,7 1,1 30,2 83,4 1,1 151,6 47. Industri barang dari logam 399,8 17,9 276,2 5 496,6 77,4 6 268,0 48. Industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik 767,6 28,8 386,5 4 209,1 108,4 5 500,5 49. Industri alat pengangkutan dan perbaikannya 1 253,5 52,5 1 288,6 5 306,1 97,6 7 998,3 50. Industri barang lain yang belum digolongkan dimanapun 1 202,6 31,7 1 072,0 54,3 14,7 2 375,3 51. Listrik, gas dan air bersih 915,5 45,6 577,2 545,7 35,3 2 119,3 52. Bangunan 816,1 59,5 579,5 35 526,2 39,5 37 020,7 53. Perdagangan 8 473,1 259,6 6 408,7 6 198,9 331,6 21 671,8 54. Restoran 15 659,4 386,8 9 414,4 481,9 433,3 26 375,7 55. Hotel 11 581,4 49,0 23 851,3 86,8 1 325,8 36 894,3 56. Angkutan kereta api 785,1 98,6 375,6 12,4 4,7 1 276,4 57. Angkutan darat 17 805,4 550,4 4 437,7 1 202,3 145,1 24 141,0 58. Angkutan air 1 528,4 44,4 200,8 204,8 43,2 2 021,5 59. Angkutan udara 6 070,6 235,6 10 929,8 102,3 164,3 17 502,6 60. Jasa penunjang angkutan 3 155,2 476,7 2 875,1 308,5 76,0 6 891,5 61. Komunikasi 3 794,7 90,2 2 619,1 1 048,9 190,5 7 743,3 62. Lembaga keuangan 4 323,0 130,0 3 301,7 2 328,6 198,0 10 281,3 63. Usaha bangunan dan jasa perusahaan 3 626,9 112,7 2 713,2 3 003,6 291,4 9 747,8 64. Pemerintahan umum dan pertahanan 226,7 6,6 239,1 80,2 273,1 825,7 65. Jasa sosial kemasyarakatan 619,4 12,2 429,3 252,7 201,6 1 515,2 66. Jasa lainnya 6 081,2 169,9 2 707,5 1 005,8 220,3 10 184,6 67. Kegiatan yang tak jelas batasannya 9,7 0,3 6,4 8,3 0,4 25,1 TOTAL 150 120,1 4 869,6 109 361,1 94 538,7 6 135,4 365 025,0 Nesparnas 2014 (Buku 2) 6

1.4. Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap Upah/Gaji Tahun 2013 (miliar rupiah) No Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Padi 297,8 6,6 265,4 10,8 14,7 595,3 2. Tanaman kacang-kacangan 47,4 1,4 30,5 1,0 1,3 81,7 3. Jagung 132,8 4,3 95,6 3,3 4,1 240,2 4. Tanaman umbi-umbian 57,3 1,5 41,2 1,8 2,0 103,9 5. Sayur-sayuran dan buah-buahan 659,3 11,8 554,8 18,7 25,4 1 270,0 6. Tanaman bahan makanan lainnya 9,1 0,3 6,1 0,3 0,2 15,9 7. Karet 315,0 7,5 112,9 120,4 7,3 563,1 8. Tebu 131,2 2,6 81,1 2,3 3,9 221,1 9. Kelapa 31,1 0,9 21,5 1,4 0,9 55,8 10. Kelapa sawit 95,1 3,9 79,8 32,8 4,6 216,1 11. Tembakau 8,4 0,4 4,0 0,1 0,1 13,0 12. Kopi 22,0 0,7 14,2 0,4 0,6 37,8 13. Teh 11,0 0,4 6,9 0,2 0,3 18,8 14. Cengkeh 6,3 0,3 3,0 0,1 0,1 9,9 15. Hasil tanaman serat 5,3 0,2 2,2 0,8 0,0 8,6 16. Tanaman perkebunan lainnya 28,0 1,0 19,6 5,2 0,9 54,8 17. Tanaman lainnya 78,9 2,4 63,8 32,4 7,2 184,6 18. Peternakan 303,9 7,9 257,1 15,9 13,0 597,9 19. Pemotongan hewan 377,4 9,3 322,4 18,4 16,2 743,6 20. Unggas dan hasil-hasilnya 1 089,1 21,7 1 063,9 30,4 55,2 2 260,3 21. Kayu 129,6 7,9 99,2 415,4 2,0 654,1 22. Hasil hutan lainnya 43,5 2,6 33,3 53,1 0,3 132,8 23. Perikanan 583,6 13,1 349,0 10,3 16,0 972,1 24. Penambangan batubara dan bijih logam 123,6 6,0 92,7 234,8 5,9 463,0 25. Penambangan minyak, gas dan panas bumi 442,7 14,3 201,4 220,6 15,2 894,2 26. Penambangan dan penggalian lainnya 116,7 3,4 60,0 1 722,5 2,8 1 905,4 27. Industri pengolahan dan pengawetan makanan 349,3 13,9 252,6 5,9 10,1 631,8 28. Industri minyak dan lemak 125,0 3,7 94,5 9,0 4,5 236,7 29. Industri penggilingan padi 145,3 3,2 129,9 4,9 7,1 290,4 30. Industri tepung, segala jenis 206,6 11,3 184,4 12,5 7,3 422,1 31. Industri gula 108,4 2,1 66,5 1,9 3,2 182,1 32. Industri makanan lainnya 670,5 21,5 431,7 12,2 17,4 1 153,3 33. Industri minuman 252,1 10,7 133,4 3,3 4,1 403,5 34. Industri rokok 115,9 5,5 54,6 1,2 1,5 178,7 Nesparnas 2014 (Buku 2) 7

1.4. Lanjutan No Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 35. Industri pemintalan 253,8 9,2 55,6 17,2 0,6 336,4 36. Industri tekstil, pakaian dan kulit 2 197,0 113,0 782,7 405,3 15,1 3 513,0 37. Industri bambu, kayu dan rotan 867,5 56,2 676,4 1 181,0 2,6 2 783,7 38. Industri kertas, barang dari kertas dan karton 261,5 4,9 116,7 91,0 60,6 534,7 39. Industri pupuk dan pestisida 179,1 4,8 127,6 25,7 8,4 345,6 40. Industri kimia 441,8 27,2 443,7 381,7 31,8 1 326,1 41. Pengilangan minyak bumi 3 138,3 88,2 1 079,9 1 044,6 85,5 5 436,5 42. Industri barang karet dan plastik 508,8 9,0 180,2 215,5 13,5 927,1 43. Industri barang-barang dari mineral bukan logam 700,6 1,6 221,3 454,1 1,3 1 378,8 44. Industri semen 13,9 0,5 7,4 310,7 0,4 332,9 45. Industri dasar besi dan baja 9,1 0,4 6,9 102,7 0,7 119,7 46. Industri logam dasar bukan besi 11,0 0,3 9,3 25,8 0,4 46,9 47. Industri barang dari logam 141,7 6,4 97,9 1 948,1 27,4 2 221,5 48. Industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik 215,0 8,1 108,3 1 179,1 30,4 1 540,9 49. Industri alat pengangkutan dan perbaikannya 411,8 17,3 423,4 1 743,3 32,1 2 627,8 50. Industri barang lain yang belum digolongkan dimanapun 459,4 12,1 409,5 20,7 5,6 907,3 51. Listrik, gas dan air bersih 627,9 31,3 395,8 374,2 24,2 1 453,4 52. Bangunan 303,3 22,1 215,4 13 203,6 14,7 13 759,0 53. Perdagangan 2 403,4 73,6 1 817,8 1 758,3 94,1 6 147,1 54. Restoran 5 523,0 136,4 3 320,4 170,0 152,8 9 302,7 55. Hotel 4 084,7 17,3 8 412,3 30,6 467,6 13 012,6 56. Angkutan kereta api 664,9 83,5 318,1 10,5 4,0 1 081,0 57. Angkutan darat 7 284,6 225,2 1 815,6 491,9 59,4 9 876,7 58. Angkutan air 560,1 16,3 73,6 75,0 15,8 740,8 59. Angkutan udara 2 833,1 110,0 5 100,9 47,7 76,7 8 168,5 60. Jasa penunjang angkutan 1 253,7 189,4 1 142,3 122,6 30,2 2 738,2 61. Komunikasi 762,9 18,1 526,6 210,9 38,3 1 556,8 62. Lembaga keuangan 1 260,4 37,9 962,6 678,9 57,7 2 997,5 63. Usaha bangunan dan jasa perusahaan 586,7 18,2 438,9 485,9 47,1 1 576,8 64. Pemerintahan umum dan pertahanan 199,8 5,8 210,7 70,7 240,6 727,6 65. Jasa sosial kemasyarakatan 462,4 9,1 320,5 188,7 150,5 1 131,3 66. Jasa lainnya 2 314,6 64,7 1 030,5 382,8 83,8 3 876,4 67. Kegiatan yang tak jelas batasannya 2,4 0,1 1,6 2,1 0,1 6,3 TOTAL 48 057,8 1 622,4 36 079,8 30 455,0 2 129,2 118 344,1 Nesparnas 2014 (Buku 2) 8

1.5. Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap Penerimaan Pajak Tahun 2013 (miliar rupiah) No Sektor Konsumsi Pengembangan Jumlah Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Padi 25,3 0,6 22,6 0,9 1,2 50,6 2. Tanaman kacang-kacangan 4,1 0,1 2,7 0,1 0,1 7,1 3. Jagung 10,4 0,3 7,5 0,3 0,3 18,7 4. Tanaman umbi-umbian 4,7 0,1 3,4 0,1 0,2 8,6 5. Sayur-sayuran dan buah-buahan 46,0 0,8 38,7 1,3 1,8 88,7 6. Tanaman bahan makanan lainnya 1,0 0,0 0,7 0,0 0,0 1,8 7. Karet 6,9 0,2 2,5 2,6 0,2 12,3 8. Tebu 7,9 0,2 4,9 0,1 0,2 13,3 9. Kelapa 2,6 0,1 1,8 0,1 0,1 4,7 10. Kelapa sawit 5,1 0,2 4,3 1,7 0,2 11,5 11. Tembakau 0,3 0,0 0,1 0,0 0,0 0,5 12. Kopi 2,8 0,1 1,8 0,1 0,1 4,9 13. Teh 0,6 0,0 0,4 0,0 0,0 1,0 14. Cengkeh 0,2 0,0 0,1 0,0 0,0 0,4 15. Hasil tanaman serat 5,5 0,2 2,3 0,8 0,0 8,9 16. Tanaman perkebunan lainnya 2,1 0,1 1,5 0,4 0,1 4,1 17. Tanaman lainnya 5,5 0,2 4,4 2,3 0,5 12,9 18. Peternakan 19,9 0,5 16,9 1,0 0,9 39,2 19. Pemotongan hewan 40,6 1,0 34,7 2,0 1,7 79,9 20. Unggas dan hasil-hasilnya 48,7 1,0 47,6 1,4 2,5 101,2 21. Kayu 28,2 1,7 21,6 90,4 0,4 142,4 22. Hasil hutan lainnya 5,6 0,3 4,3 6,8 0,0 17,0 23. Perikanan 36,2 0,8 21,7 0,6 1,0 60,3 24. Penambangan batubara dan bijih logam 31,0 1,5 23,3 59,0 1,5 116,3 25. Penambangan minyak, gas dan panas bumi 211,6 6,8 96,3 105,4 7,3 427,3 26. Penambangan dan penggalian lainnya 12,1 0,4 6,2 178,7 0,3 197,6 27. Industri pengolahan dan pengawetan makanan 106,6 4,2 77,1 1,8 3,1 192,8 28. Industri minyak dan lemak 10,1 0,3 7,6 0,7 0,4 19,1 29. Industri penggilingan padi 13,6 0,3 12,1 0,5 0,7 27,1 30. Industri tepung, segala jenis 28,8 1,6 25,7 1,7 1,0 58,8 31. Industri gula 28,0 0,6 17,2 0,5 0,8 47,0 32. Industri makanan lainnya 92,0 3,0 59,2 1,7 2,4 158,3 33. Industri minuman 234,5 9,9 124,1 3,0 3,8 375,3 34. Industri rokok 585,3 27,9 275,7 5,9 7,5 902,4 Nesparnas 2014 (Buku 2) 9

1.5. Lanjutan No Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 35. Industri pemintalan 53,8 1,9 11,8 3,7 0,1 71,3 36. Industri tekstil, pakaian dan kulit 169,7 8,7 60,4 31,3 1,2 271,3 37. Industri bambu, kayu dan rotan 92,7 6,0 72,3 126,2 0,3 297,4 38. Industri kertas, barang dari kertas dan karton 23,6 0,4 10,5 8,2 5,5 48,3 39. Industri pupuk dan pestisida 3,7 0,1 2,6 0,5 0,2 7,2 40. Industri kimia 93,5 5,8 93,9 80,7 6,7 280,5 41. Pengilangan minyak bumi 111,6 3,1 38,4 37,1 3,0 193,3 42. Industri barang karet dan plastik 83,8 1,5 29,7 35,5 2,2 152,7 43. Industri barang-barang dari mineral bukan logam 128,8 0,3 40,7 83,5 0,2 253,6 44. Industri semen 3,7 0,1 1,9 81,4 0,1 87,3 45. Industri dasar besi dan baja 3,2 0,1 2,4 35,8 0,2 41,8 46. Industri logam dasar bukan besi 2,0 0,1 1,7 4,6 0,1 8,3 47. Industri barang dari logam 14,6 0,7 10,1 201,1 2,8 229,3 48. Industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik 36,4 1,4 18,3 199,7 5,1 261,0 49. Industri alat pengangkutan dan perbaikannya 37,8 1,6 38,9 160,2 2,9 241,5 50. Industri barang lain yang belum digolongkan dimanapun 90,0 2,4 80,2 4,1 1,1 177,7 51. Listrik, gas dan air bersih 108,6 5,4 68,5 64,7 4,2 251,5 52. Bangunan 29,5 2,2 21,0 1 285,4 1,4 1 339,5 53. Perdagangan 313,2 9,6 236,9 229,1 12,3 801,0 54. Restoran 703,1 17,4 422,7 21,6 19,5 1 184,2 55. Hotel 520,0 2,2 1 070,9 3,9 59,5 1 656,5 56. Angkutan kereta api 26,6 3,3 12,7 0,4 0,2 43,3 57. Angkutan darat 349,8 10,8 87,2 23,6 2,9 474,2 58. Angkutan air 43,2 1,3 5,7 5,8 1,2 57,1 59. Angkutan udara 221,8 8,6 399,3 3,7 6,0 639,4 60. Jasa penunjang angkutan 61,8 9,3 56,3 6,0 1,5 134,9 61. Komunikasi 33,1 0,8 22,9 9,2 1,7 67,6 62. Lembaga keuangan 39,8 1,2 30,4 21,4 1,8 94,7 63. Usaha bangunan dan jasa perusahaan 114,4 3,6 85,6 94,8 9,2 307,6 64. Pemerintahan umum dan pertahanan - - - - - - 65. Jasa sosial kemasyarakatan 6,1 0,1 4,2 2,5 2,0 14,9 66. Jasa lainnya 214,8 6,0 95,6 35,5 7,8 359,8 67. Kegiatan yang tak jelas batasannya 0,3 0,0 0,2 0,2 0,0 0,7 TOTAL 5 398,7 181,0 4 104,6 3 373,7 203,1 13 261,1 Nesparnas 2014 (Buku 2) 10

1.6. Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Tahun 2013 (000 Orang) No Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Padi 232,5 5,1 207,2 8,4 11,5 464,7 2. Tanaman kacang-kacangan 62,8 1,9 40,5 1,3 1,7 108,2 3. Jagung 111,8 3,6 80,5 2,8 3,5 202,2 4. Tanaman umbi-umbian 71,2 1,9 51,2 2,3 2,5 129,0 5. Sayur-sayuran dan buah-buahan 337,0 6,0 283,6 9,6 13,0 649,1 6. Tanaman bahan makanan lainnya 13,8 0,4 9,3 0,5 0,3 24,3 7. Karet 19,8 0,5 7,1 7,6 0,5 35,3 8. Tebu 50,6 1,0 31,3 0,9 1,5 85,3 9. Kelapa 8,8 0,2 6,1 0,4 0,3 15,7 10. Kelapa sawit 18,2 0,7 15,3 6,3 0,9 41,5 11. Tembakau 10,6 0,5 5,0 0,1 0,1 16,3 12. Kopi 10,1 0,3 6,5 0,2 0,3 17,4 13. Teh 8,8 0,3 5,5 0,2 0,2 15,0 14. Cengkeh 3,5 0,2 1,7 0,0 0,0 5,4 15. Hasil tanaman serat 3,9 0,2 1,6 0,6 0,0 6,2 16. Tanaman perkebunan lainnya 4,0 0,1 2,8 0,7 0,1 7,7 17. Tanaman lainnya 7,8 0,2 6,3 3,2 0,7 18,2 18. Peternakan 66,4 1,7 56,2 3,5 2,8 130,6 19. Pemotongan hewan 36,2 0,9 31,0 1,8 1,6 71,4 20. Unggas dan hasil-hasilnya 124,2 2,5 121,4 3,5 6,3 257,8 21. Kayu 11,2 0,7 8,6 36,0 0,2 56,7 22. Hasil hutan lainnya 3,2 0,2 2,4 3,9 0,0 9,7 23. Perikanan 67,0 1,5 40,1 1,2 1,8 111,6 24. Penambangan batubara dan bijih logam 1,4 0,1 1,0 2,6 0,1 5,1 25. Penambangan minyak, gas dan panas bumi 4,2 0,1 1,9 2,1 0,1 8,4 26. Penambangan dan penggalian lainnya 6,4 0,2 3,3 94,3 0,2 104,3 27. Industri pengolahan dan pengawetan makanan 18,1 0,7 13,1 0,3 0,5 32,7 28. Industri minyak dan lemak 2,8 0,1 2,1 0,2 0,1 5,2 29. Industri penggilingan padi 12,6 0,3 11,3 0,4 0,6 25,2 30. Industri tepung, segala jenis 9,5 0,5 8,5 0,6 0,3 19,3 31. Industri gula 16,4 0,3 10,0 0,3 0,5 27,5 32. Industri makanan lainnya 25,5 0,8 16,4 0,5 0,7 43,9 33. Industri minuman 11,5 0,5 6,1 0,1 0,2 18,4 34. Industri rokok 6,1 0,3 2,9 0,1 0,1 9,4 Nesparnas 2014 (Buku 2) 11

1.6. Lanjutan No Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 35. Industri pemintalan 41,7 1,5 9,1 2,8 0,1 55,2 36. Industri tekstil, pakaian dan kulit 205,4 10,6 73,2 37,9 1,4 328,5 37. Industri bambu, kayu dan rotan 209,5 13,6 163,3 285,2 0,6 672,2 38. Industri kertas, barang dari kertas dan karton 13,9 0,3 6,2 4,8 3,2 28,4 39. Industri pupuk dan pestisida 7,4 0,2 5,3 1,1 0,3 14,3 40. Industri kimia 6,2 0,4 6,2 5,3 0,4 18,5 41. Pengilangan minyak bumi 9,9 0,3 3,4 3,3 0,3 17,2 42. Industri barang karet dan plastik 21,7 0,4 7,7 9,2 0,6 39,6 43. Industri barang-barang dari mineral bukan logam 91,8 0,2 29,0 59,5 0,2 180,6 44. Industri semen 1,3 0,0 0,7 28,4 0,0 30,4 45. Industri dasar besi dan baja 0,4 0,0 0,3 4,3 0,0 5,0 46. Industri logam dasar bukan besi 0,5 0,0 0,4 1,1 0,0 2,0 47. Industri barang dari logam 3,3 0,1 2,3 45,5 0,6 51,8 48. Industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik 4,6 0,2 2,3 25,0 0,6 32,7 49. Industri alat pengangkutan dan perbaikannya 11,7 0,5 12,0 49,4 0,9 74,5 50. Industri barang lain yang belum digolongkan dimanapun 118,4 3,1 105,6 5,3 1,4 233,9 51. Listrik, gas dan air bersih 8,1 0,4 5,1 4,8 0,3 18,7 52. Bangunan 16,7 1,2 11,9 726,8 0,8 757,4 53. Perdagangan 494,8 15,2 374,3 362,0 19,4 1 265,6 54. Restoran 421,5 10,4 253,4 13,0 11,7 710,0 55. Hotel 124,6 0,5 256,6 0,9 14,3 396,9 56. Angkutan kereta api 45,4 5,7 21,7 0,7 0,3 73,9 57. Angkutan darat 475,9 14,7 118,6 32,1 3,9 645,3 58. Angkutan air 53,0 1,5 7,0 7,1 1,5 70,1 59. Angkutan udara 74,9 2,9 134,9 1,3 2,0 216,0 60. Jasa penunjang angkutan 69,4 10,5 63,2 6,8 1,7 151,5 61. Komunikasi 29,3 0,7 20,3 8,1 1,5 59,9 62. Lembaga keuangan 20,4 0,6 15,6 11,0 0,9 48,6 63. Usaha bangunan dan jasa perusahaan 27,6 0,9 20,7 22,9 2,2 74,2 64. Pemerintahan umum dan pertahanan 9,9 0,3 10,5 3,5 11,9 36,1 65. Jasa sosial kemasyarakatan 19,2 0,4 13,3 7,8 6,2 46,9 66. Jasa lainnya 282,1 7,9 125,6 46,7 10,2 472,5 67. Kegiatan yang tak jelas batasannya 0,9 0,0 0,6 0,8 0,0 2,4 TOTAL 4 319,2 139,8 2 977,5 2 020,6 152,8 9 609,8 Nesparnas 2014 (Buku 2) 12

2.1. Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal Tahun 2013 Provinsi Asal Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Aceh 599 771 647 233 791 603 838 047 2 876 654 02. Sumatera Utara 2 374 172 2 397 906 2 481 524 2 425 953 9 679 555 03. Sumatera Barat 1 215 118 1 120 233 1 187 668 1 554 538 5 077 557 04. Riau 1 071 686 849 484 1 644 079 1 547 138 5 112 387 05. Jambi 389 681 398 652 625 019 593 409 2 006 761 06. Sumatera Selatan 1 656 158 1 247 610 1 402 430 1 075 865 5 382 063 07. Bengkulu 495 487 334 070 744 845 545 155 2 119 557 08. Lampung 1 647 007 1 491 592 1 750 686 1 523 776 6 413 061 09. Kep. Bangka Belitung 530 594 536 706 430 257 340 368 1 837 925 10. Kepulauan Riau 318 920 545 224 649 712 581 955 2 095 811 11. DKI Jakarta 3 306 898 4 981 446 7 753 627 8 211 543 24 253 514 12. Jawa Barat 7 967 724 7 210 356 13 514 607 16 292 627 44 985 314 13. Jawa Tengah 8 116 849 7 284 674 12 396 710 9 268 405 37 066 638 14. DI Yogyakarta 1 439 546 1 117 281 1 369 921 1 015 028 4 941 776 15. Jawa Timur 10 495 884 9 077 004 12 376 277 9 359 502 41 308 667 16. Banten 2 148 050 1 999 737 3 613 417 2 883 271 10 644 475 17. B a l i 2 182 706 1 775 283 1 966 167 1 775 110 7 699 266 18. Nusa Tenggara Barat 573 405 492 670 767 251 707 364 2 540 690 19. Nusa Tenggara Timur 755 470 744 029 700 739 596 133 2 796 371 20. Kalimantan Barat 649 352 505 550 684 923 570 765 2 410 590 21. Kalimantan Tengah 715 681 512 339 678 903 667 762 2 574 685 22. Kalimantan Selatan 987 218 740 579 895 806 889 905 3 513 508 23. Kalimantan Timur 611 052 569 531 814 195 932 917 2 927 695 24. Sulawesi Utara 517 297 423 572 449 802 491 760 1 882 431 25. Sulawesi Tengah 815 376 536 032 618 823 539 824 2 510 055 26. Sulawesi Selatan 2 118 207 1 962 093 1 888 531 1 993 953 7 962 784 27. Sulawesi Tenggara 756 651 444 616 734 001 638 414 2 573 682 28. Gorontalo 241 460 205 284 190 427 205 478 842 649 29. Sulawesi Barat 348 926 244 268 439 799 230 671 1 263 664 30. Maluku 252 806 168 392 201 075 413 335 1 035 608 31. Maluku Utara 140 612 136 513 115 070 66 785 458 980 32. Papua Barat 151 938 94 674 112 847 95 988 455 447 33. Papua 111 091 153 595 233 088 288 776 786 550 INDONESIA 55 702 793 50 948 228 74 223 829 69 161 520 250 036 370 Nesparnas 2014 (Buku 2) 13

2.2. Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Jenis Kelamin Tahun 2013 Jenis Kelamin Provinsi Asal Jumlah Laki-laki Perempuan (1) (2) (3) (4) 01. Aceh 1 480 220 1 396 434 2 876 654 02. Sumatera Utara 4 606 348 5 073 207 9 679 555 03. Sumatera Barat 2 384 913 2 692 644 5 077 557 04. Riau 2 609 927 2 502 460 5 112 387 05. Jambi 1 169 156 837 605 2 006 761 06. Sumatera Selatan 2 702 483 2 679 580 5 382 063 07. Bengkulu 1 051 499 1 068 058 2 119 557 08. Lampung 3 053 839 3 359 222 6 413 061 09. Kep. Bangka Belitung 960 734 877 191 1 837 925 10. Kepulauan Riau 1 010 480 1 085 331 2 095 811 11. DKI Jakarta 12 113 619 12 139 895 24 253 514 12. Jawa Barat 22 523 940 22 461 374 44 985 314 13. Jawa Tengah 17 846 900 19 219 738 37 066 638 14. DI Yogyakarta 2 588 549 2 353 227 4 941 776 15. Jawa Timur 20 568 631 20 740 036 41 308 667 16. Banten 5 564 157 5 080 318 10 644 475 17. B a l i 4 084 776 3 614 490 7 699 266 18. Nusa Tenggara Barat 1 213 122 1 327 568 2 540 690 19. Nusa Tenggara Timur 1 557 070 1 239 301 2 796 371 20. Kalimantan Barat 1 124 942 1 285 648 2 410 590 21. Kalimantan Tengah 1 472 959 1 101 726 2 574 685 22. Kalimantan Selatan 1 828 296 1 685 212 3 513 508 23. Kalimantan Timur 1 447 994 1 479 701 2 927 695 24. Sulawesi Utara 1 030 009 852 422 1 882 431 25. Sulawesi Tengah 1 231 122 1 278 933 2 510 055 26. Sulawesi Selatan 4 035 377 3 927 407 7 962 784 27. Sulawesi Tenggara 1 325 318 1 248 364 2 573 682 28. Gorontalo 401 261 441 388 842 649 29. Sulawesi Barat 764 849 498 815 1 263 664 30. Maluku 531 312 504 296 1 035 608 31. Maluku Utara 271 215 187 765 458 980 32. Papua Barat 209 813 245 634 455 447 33. Papua 441 761 344 789 786 550 INDONESIA 125 206 591 124 829 779 250 036 370 Nesparnas 2014 (Buku 2) 14

2.3. Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Kelompok Umur Tahun 2013 Kelompok Umur Provinsi Asal Jumlah < 15 15-24 25-34 35-44 45-54 > 54 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 01. Aceh 628 395 411 948 523 663 614 431 321 180 377 037 2 876 654 02. Sumatera Utara 2 163 116 1 042 653 1 478 389 1 758 504 1 665 132 1 571 761 9 679 555 03. Sumatera Barat 1 230 923 865 493 702 011 778 943 634 695 865 492 5 077 557 04. Riau 1 565 956 552 690 1 028 618 1 166 791 521 985 276 347 5 112 387 05. Jambi 349 002 226 851 331 552 401 352 453 702 244 302 2 006 761 06. Sumatera Selatan 1 190 925 824 486 984 803 1 076 413 664 169 641 267 5 382 063 07. Bengkulu 347 740 215 268 322 901 397 417 471 933 364 298 2 119 557 08. Lampung 1 119 741 1 425 125 1 119 741 1 323 330 814 357 610 767 6 413 061 09. Kep. Bangka Belitung 506 474 308 061 422 932 271 512 193 191 135 755 1 837 925 10. Kepulauan Riau 286 927 336 827 411 677 449 102 361 777 249 501 2 095 811 11. DKI Jakarta 4 729 829 2 785 344 4 624 722 4 519 615 4 072 909 3 521 095 24 253 514 12. Jawa Barat 8 884 443 6 694 616 7 633 113 9 259 842 6 819 749 5 693 551 44 985 314 13. Jawa Tengah 8 942 002 4 971 901 5 565 561 6 307 636 6 715 777 4 563 761 37 066 638 14. DI Yogyakarta 611 839 1 058 952 753 033 635 371 776 565 1 106 016 4 941 776 15. Jawa Timur 9 084 479 5 484 968 6 427 697 7 970 344 6 770 508 5 570 671 41 308 667 16. Banten 2 509 919 1 118 879 2 237 759 2 267 999 1 753 919 756 000 10 644 475 17. B a l i 1 854 273 1 168 999 1 867 710 1 612 412 671 838 524 034 7 699 266 18. Nusa Tenggara Barat 560 783 309 003 515 005 560 783 331 892 263 224 2 540 690 19. Nusa Tenggara Timur 365 435 603 762 651 427 413 100 460 766 301 881 2 796 371 20. Kalimantan Barat 528 034 275 496 482 118 550 992 298 454 275 496 2 410 590 21. Kalimantan Tengah 479 011 299 382 562 838 490 986 359 258 383 210 2 574 685 22. Kalimantan Selatan 699 522 397 456 492 845 810 810 635 929 476 946 3 513 508 23. Kalimantan Timur 507 326 454 480 433 341 644 727 581 311 306 510 2 927 695 24. Sulawesi Utara 213 105 177 588 177 588 426 211 550 522 337 417 1 882 431 25. Sulawesi Tengah 537 869 382 485 418 343 561 774 358 579 251 005 2 510 055 26. Sulawesi Selatan 1 525 076 1 066 203 1 565 564 1 511 579 1 309 136 985 226 7 962 784 27. Sulawesi Tenggara 538 678 478 825 461 724 607 081 307 816 179 558 2 573 682 28. Gorontalo 131 322 98 491 189 687 222 518 142 265 58 366 842 649 29. Sulawesi Barat 199 526 174 585 232 780 357 484 149 644 149 645 1 263 664 30. Maluku 261 153 117 069 234 137 117 069 162 095 144 085 1 035 608 31. Maluku Utara 41 725 48 680 111 268 97 359 90 405 69 543 458 980 32. Papua Barat 92 113 46 056 46 056 102 348 102 348 66 526 455 447 33. Papua 183 169 10 775 183 169 269 366 107 747 32 324 786 550 INDONESIA 52 869 830 34 433 397 43 193 772 48 555 201 39 631 553 31 352 617 250 036 370 Nesparnas 2014 (Buku 2) 15

2.4. Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Pendidikan yang Ditamatkan Tahun 2013 Pendidikan Provinsi Asal Diploma/ Jumlah SD SLTP SMU Sarjana (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Aceh 970 522 349 108 935 611 621 413 2 876 654 02. Sumatera Utara 3 501 447 1 493 951 3 501 447 1 182 710 9 679 555 03. Sumatera Barat 2 009 866 673 161 1 548 270 846 260 5 077 557 04. Riau 1 873 007 706 216 1 765 539 767 625 5 112 387 05. Jambi 767 804 314 102 575 853 349 002 2 006 761 06. Sumatera Selatan 2 244 435 870 291 1 419 949 847 388 5 382 063 07. Bengkulu 745 157 264 945 662 362 447 093 2 119 557 08. Lampung 2 443 071 1 119 741 2 239 482 610 767 6 413 061 09. Kep. Bangka Belitung 830 199 271 512 490 810 245 404 1 837 925 10. Kepulauan Riau 686 129 274 451 785 929 349 302 2 095 811 11. DKI Jakarta 9 170 614 3 468 542 7 488 897 4 125 461 24 253 514 12. Jawa Barat 16 517 556 6 194 084 14 202 596 8 071 078 44 985 314 13. Jawa Tengah 17 104 825 5 639 769 8 645 172 5 676 872 37 066 638 14. DI Yogyakarta 1 035 420 517 710 2 047 307 1 341 339 4 941 776 15. Jawa Timur 17 597 606 5 056 455 11 398 450 7 256 156 41 308 667 16. Banten 4 173 118 1 542 239 3 386 878 1 542 240 10 644 475 17. B a l i 2 835 157 994 321 2 284 250 1 585 538 7 699 266 18. Nusa Tenggara Barat 1 098 677 309 003 618 006 515 004 2 540 690 19. Nusa Tenggara Timur 1 239 301 222 439 889 754 444 877 2 796 371 20. Kalimantan Barat 1 010 152 298 454 826 488 275 496 2 410 590 21. Kalimantan Tengah 1 173 577 359 258 682 591 359 259 2 574 685 22. Kalimantan Selatan 1 399 044 349 761 1 017 486 747 217 3 513 508 23. Kalimantan Timur 982 945 454 480 1 035 791 454 479 2 927 695 24. Sulawesi Utara 799 145 248 623 657 075 177 588 1 882 431 25. Sulawesi Tengah 1 015 975 322 721 741 064 430 295 2 510 055 26. Sulawesi Selatan 3 832 933 917 745 1 997 444 1 214 662 7 962 784 27. Sulawesi Tenggara 974 750 418 971 786 640 393 321 2 573 682 28. Gorontalo 445 035 94 844 200 631 102 139 842 649 29. Sulawesi Barat 557 010 199 526 290 975 216 153 1 263 664 30. Maluku 405 238 153 090 333 196 144 084 1 035 608 31. Maluku Utara 166 902 90 405 166 902 34 771 458 980 32. Papua Barat 179 108 56 291 143 287 76 761 455 447 33. Papua 312 465 107 747 204 718 161 620 786 550 INDONESIA 100 098 190 34 353 956 73 970 850 41 613 374 250 036 370 Nesparnas 2014 (Buku 2) 16

2.5. Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Maksud Kunjungan Tahun 2013 Provinsi Asal Berlibur Misi/ pertemuan/ Profesi/ Bisnis kongres Pendidikan Maksud Kunjungan Kesehatan Berziarah/ Keagamaan Mengunjungi Teman Olahraga/ Kesenian (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 01. Aceh 237 394 265 322 13 964 55 857 195 501 62 840 1 948 025 13 964 83 787 2 876 654 02. Sumatera Utara 1 991 934 217 868 15 562 31 124 124 496 497 984 5 804 621 995 966 9 679 555 03. Sumatera Barat 1 875 234 163 482 38 466 125 016 125 016 173 099 2 404 146 38 466 134 632 5 077 557 04. Riau 798 331 353 108 15 353 76 763 76 763 3 546 431 245 638 5 112 387 05. Jambi 296 652 261 751 104 701 69 800 52 350 1 116 806 17 450 87 251 2 006 761 06. Sumatera Selatan 435 146 251 926 22 902 91 610 183 219 91 610 4 099 529 206 121 5 382 063 07. Bengkulu 132 472 256 665 33 118 57 957 8 280 1 564 829 66 236 2 119 557 08. Lampung 2 137 687 610 768 101 795 101 795 203 589 508 973 2 443 071 101 795 203 588 6 413 061 09. Kep. Bangka Belitung 1 138 260 83 542 20 886 57 435 20 886 15 664 443 817 57 435 1 837 925 10. Kepulauan Riau 286 927 311 877 24 950 74 850 1 347 307 12 475 37 425 2 095 811 11. DKI Jakarta 7 121 021 919 689 131 384 315 322 131 384 1 734 271 13 374 906 52 554 472 983 24 253 514 12. Jawa Barat 14 390 295 2 690 360 62 567 250 266 375 399 1 376 463 24 526 068 437 966 875 930 44 985 314 13. Jawa Tengah 10 797 189 1 447 046 333 934 222 622 482 349 4 007 204 18 922 908 853 386 37 066 638 14. DI Yogyakarta 1 106 017 141 194 47 065 3 600 437 47 063 4 941 776 15. Jawa Timur 11 484 152 2 113 998 257 108 542 783 428 513 3 170 997 22 482 656 142 838 685 622 41 308 667 16. Banten 2 449 439 393 120 151 200 181 440 786 240 6 380 637 302 399 10 644 475 17. B a l i 591 218 228 425 94 057 53 747 1 195 872 5 428 453 13 437 94 057 7 699 266 18. Nusa Tenggara Barat 560 783 206 002 80 112 251 780 137 335 1 213 122 57 223 34 333 2 540 690 19. Nusa Tenggara Timur 270 104 285 992 47 665 63 554 31 777 95 331 1 715 955 285 993 2 796 371 20. Kalimantan Barat 482 118 252 538 45 916 22 958 1 607 060 2 410 590 21. Kalimantan Tengah 335 308 275 431 23 951 71 852 143 703 658 640 1 005 923 59 877 2 574 685 22. Kalimantan Selatan 604 133 302 066 31 796 31 796 349 761 2 034 973 31 796 127 187 3 513 508 23. Kalimantan Timur 433 341 380 495 10 569 73 985 31 708 116 262 1 839 058 10 569 31 708 2 927 695 24. Sulawesi Utara 443 970 195 347 17 759 53 276 106 553 159 829 781 386 17 759 106 552 1 882 431 25. Sulawesi Tengah 561 774 203 195 47 811 71 716 179 290 1 302 838 143 431 2 510 055 26. Sulawesi Selatan 944 737 1 187 669 94 474 161 955 121 466 215 940 4 656 204 580 339 7 962 784 27. Sulawesi Tenggara 427 522 230 862 68 404 34 202 111 156 25 651 1 624 583 51 302 2 573 682 28. Gorontalo 10 943 127 674 29 183 62 013 51 070 532 583 29 183 842 649 29. Sulawesi Barat 33 254 249 407 16 627 41 568 74 822 8 314 698 341 141 331 1 263 664 30. Maluku 162 095 99 058 9 005 36 021 81 048 603 354 45 027 1 035 608 31. Maluku Utara 27 817 83 451 6 954 20 863 48 680 222 536 13 908 34 771 458 980 32. Papua Barat 61 409 25 587 5 117 5 117 35 822 5 117 301 926 5 117 10 235 455 447 33. Papua 301 690 161 620 32 324 21 549 64 648 43 099 129 296 32 324 786 550 INDONESIA 62 930 366 14 976 535 1 742 354 3 017 146 3 811 968 15 723 787 139 703 785 967 317 7 163 112 250 036 370 Lainnya Jumlah Nesparnas 2014 (Buku 2) 17

2.6. Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Provinsi Tujuan Tahun 2013 Provinsi Tujuan Provinsi Asal Jumlah Dalam Provinsi Provinsi Lain (1) (2) (3) (4) 01. Aceh 2 259 894 616 760 2 876 654 02. Sumatera Utara 8 539 323 1 140 232 9 679 555 03. Sumatera Barat 3 929 153 1 148 404 5 077 557 04. Riau 2 554 368 2 558 019 5 112 387 05. Jambi 1 280 777 725 984 2 006 761 06. Sumatera Selatan 4 063 814 1 318 249 5 382 063 07. Bengkulu 1 528 935 590 622 2 119 557 08. Lampung 4 821 567 1 591 494 6 413 061 09. Kep. Bangka Belitung 1 584 349 253 576 1 837 925 10. Kepulauan Riau 1 095 727 1 000 084 2 095 811 11. DKI Jakarta 4 340 291 19 913 223 24 253 514 12. Jawa Barat 29 755 772 15 229 542 44 985 314 13. Jawa Tengah 23 344 634 13 722 004 37 066 638 14. DI Yogyakarta 1 505 665 3 436 111 4 941 776 15. Jawa Timur 35 094 553 6 214 114 41 308 667 16. Banten 3 308 667 7 335 808 10 644 475 17. B a l i 6 118 538 1 580 728 7 699 266 18. Nusa Tenggara Barat 2 176 451 364 239 2 540 690 19. Nusa Tenggara Timur 2 545 355 251 016 2 796 371 20. Kalimantan Barat 2 152 637 257 953 2 410 590 21. Kalimantan Tengah 1 752 430 822 255 2 574 685 22. Kalimantan Selatan 2 818 272 695 236 3 513 508 23. Kalimantan Timur 1 746 565 1 181 130 2 927 695 24. Sulawesi Utara 1 423 183 459 248 1 882 431 25. Sulawesi Tengah 2 001 176 508 879 2 510 055 26. Sulawesi Selatan 7 060 365 902 419 7 962 784 27. Sulawesi Tenggara 1 972 366 601 316 2 573 682 28. Gorontalo 586 772 255 877 842 649 29. Sulawesi Barat 709 491 554 173 1 263 664 30. Maluku 871 237 164 371 1 035 608 31. Maluku Utara 364 081 94 899 458 980 32. Papua Barat 316 581 138 866 455 447 33. Papua 616 409 170 141 786 550 INDONESIA 164 239 398 85 796 972 250 036 370 Nesparnas 2014 (Buku 2) 18

2.7. Rata-rata Pengeluaran Per Orang Per Perjalanan Menurut Provinsi Asal dan Jenis Pengeluaran, Tahun 2013 (ribu rupiah) Provinsi Asal Akomodasi Makanan dan Minuman Jenis Pengeluaran Pertunjukan Hiburan, Jasa Angkutan Rekreasi, Pariwisata dan Lainnya Kebudayaan Cinderamata/ Belanja Lainnya Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 01. Aceh 62,86 96,11 198,75 4,22 0,32 95,93 40,26 498,45 02. Sumatera Utara 11,59 80,45 196,50 3,28 0,32 38,44 13,14 343,73 03. Sumatera Barat 113,23 103,05 245,20 14,60 24,25 80,43 31,27 612,03 04. Riau 79,55 122,41 413,08 29,64-110,21 57,49 812,38 05. Jambi 168,70 142,84 350,31 12,87 1,09 128,59 56,70 861,10 06. Sumatera Selatan 79,77 132,20 288,55 15,73-65,13 55,98 637,36 07. Bengkulu 92,38 127,92 338,20 26,16-121,64 59,95 766,25 08. Lampung 47,22 125,61 242,30 8,83 61,51 24,51 20,71 530,69 09. Kep, Bangka Belitung 120,25 127,07 458,11 5,00 8,95 153,47 12,66 885,51 10. Kepulauan Riau 96,85 230,31 756,08 45,21-176,43 81,28 1 386,15 11. DKI Jakarta 88,11 160,51 273,95 19,85 8,41 96,77 33,22 680,82 12. Jawa Barat 50,97 107,62 176,92 27,08 14,11 58,35 23,13 458,19 13. Jawa Tengah 20,83 55,02 118,66 6,82 29,13 44,61 19,19 294,25 14. DI Yogyakarta 17,26 141,92 261,10 4,47 14,21 68,34 14,32 521,63 15. Jawa Timur 52,13 85,34 152,59 13,43 48,27 71,05 35,48 458,29 16. Banten 84,64 117,13 296,43 56,73 96,93 155,37 49,52 856,75 17. B a l i 29,94 113,43 173,86 5,27 31,92 54,92 27,44 436,79 18. Nusa Tenggara Barat 96,71 194,29 281,22 2,54-178,17 158,60 911,53 19. Nusa Tenggara Timur 166,02 206,01 376,01 0,10-81,19 106,90 936,23 20. Kalimantan Barat 95,52 179,37 445,79 5,97 3,05 290,70 10,76 1 031,16 21. Kalimantan Tengah 154,14 224,80 410,53 19,78 22,33 120,27 116,60 1 068,44 22. Kalimantan Selatan 147,02 127,45 521,10 22,39 54,30 99,88 5,53 977,67 23. Kalimantan Timur 150,47 173,82 889,10 6,32-133,67 89,12 1 442,49 24. Sulawesi Utara 212,97 245,03 412,69 19,86-247,14 137,14 1 274,83 25. Sulawesi Tengah 34,90 128,71 385,05 11,60-85,99 39,17 685,42 26. Sulawesi Selatan 65,72 151,29 236,92 6,26 44,19 40,45 43,90 588,73 27. Sulawesi Tenggara 118,17 123,70 510,64 4,11 1,89 127,66 108,73 994,91 28. Gorontalo 266,00 144,30 320,01 4,24-138,66 103,10 976,32 29. Sulawesi Barat 71,55 277,82 337,96 4,57 0,10 72,56 111,54 876,11 30. Maluku 46,61 187,93 765,97 12,45 1,91 496,22 158,23 1 669,31 31. Maluku Utara 259,62 266,70 882,92 5,00-553,79 242,42 2 210,45 32. Papua Barat 113,20 248,16 1 867,22 18,65-559,40 161,63 2 968,27 33. Papua 393,03 417,01 2 551,97 60,00-586,71 490,07 4 498,79 INDONESIA 79,73 127,98 315,56 14,16 20,64 102,43 50,76 711,26 Nesparnas 2014 (Buku 2) 19

2.8. Rata-rata Pengeluaran Per Orang Per Perjalanan Menurut Provinsi Tujuan dan Jenis Pengeluaran, Tahun 2013 (ribu rupiah) Provinsi Tujuan Akomodasi Makanan dan Minuman Jenis Pengeluaran Pertunjukan Hiburan, Jasa Angkutan Rekreasi Pariwisata dan Lainnya Kebudayaan Cinderamata/ Belanja Lainnya Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 01. Aceh 38,54 85,86 131,45 2,18 0,22 43,09 38,65 339,98 02. Sumatera Utara 41,89 100,70 307,60 31,32 3,29 88,07 27,07 599,93 03. Sumatera Barat 61,03 105,76 198,78 18,84 2,63 59,70 42,43 489,17 04. Riau 73,48 118,88 241,88 4,54 19,57 114,39 30,56 603,28 05. Jambi 38,77 88,82 227,78 2,63 26,04 63,21 49,44 496,69 06. Sumatera Selatan 56,64 111,03 309,03 5,49 1,66 98,11 42,74 624,70 07. Bengkulu 24,54 82,55 133,07 3,89 1,97 48,96 20,53 315,52 08. Lampung 46,84 159,50 274,76 7,42 6,96 53,78 29,37 578,63 09. Kep. Bangka Belitung 36,64 73,58 134,05 2,87-23,79 5,24 276,17 10. Kepulauan Riau 164,41 162,86 446,05 11,04 0,18 136,49 28,15 949,17 11. DKI Jakarta 390,33 252,95 1 097,96 46,07 144,03 387,55 132,96 2 451,85 12. Jawa Barat 69,61 117,40 224,53 24,21 19,15 81,75 31,50 568,15 13. Jawa Tengah 23,59 102,52 255,50 7,16 5,42 81,92 47,23 523,34 14. DI Yogyakarta 136,19 152,70 512,65 28,28 43,20 172,70 27,04 1 072,76 15. Jawa Timur 43,56 101,94 235,16 10,63 16,09 68,47 38,43 514,27 16. Banten 31,01 104,47 124,59 4,22 9,76 42,55 31,02 347,62 17. B a l i 137,20 130,92 270,04 14,21 90,64 126,49 26,57 796,08 18. Nusa Tenggara Barat 51,64 162,68 189,43 3,16 16,71 135,05 162,78 721,44 19. Nusa Tenggara Timur 79,80 132,48 165,86 0,10-35,28 15,63 429,14 20. Kalimantan Barat 40,67 202,23 347,41 19,59 3,08 66,81 26,88 706,66 21. Kalimantan Tengah 68,18 202,79 227,24-2,48 51,20 28,50 580,38 22. Kalimantan Selatan 49,04 128,56 208,79 5,11-78,63 39,21 509,34 23. Kalimantan Timur 104,33 190,35 507,38 3,67-59,14 84,45 949,32 24. Sulawesi Utara 211,78 236,82 739,23 10,12-141,07 171,57 1 510,59 25. Sulawesi Tengah 40,56 119,56 256,94 4,53 2,36 32,38 17,03 473,36 26. Sulawesi Selatan 55,44 152,81 385,70 5,36 5,63 97,42 105,19 807,55 27. Sulawesi Tenggara 20,05 54,33 145,65 1,52-64,51 56,28 342,34 28. Gorontalo 87,94 77,72 79,78 1,71-42,45 11,16 300,76 29. Sulawesi Barat 28,30 173,33 169,25 0,04-23,08 96,56 490,56 30. Maluku 28,98 185,86 485,38 3,11 0,09 443,54 111,65 1 258,61 31. Maluku Utara 73,96 296,46 256,87 4,15-78,92 106,70 817,06 32. Papua Barat 93,75 245,63 851,75 - - 307,50 12,50 1 511,13 33. Papua 376,75 298,98 1 230,02 74,85 0,19 259,81 71,92 2 312,52 INDONESIA 79,73 127,98 315,56 14,16 20,64 102,43 50,76 711,26 Nesparnas 2014 (Buku 2) 20