UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA MELALUI STRATEGI DIRECTED READING THINGKING ACTIVITY (DRTA) DI KELAS III SDBANI SALEH 2 BEKASI PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Aningsih, M.Pd* Icy Putri Jayanty* Email: aning_unisma@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa dengan menggunakan strategi Directed Reading Thingking Activity (DRTA) di kelas III SDBani Saleh 2 Bekasi pada pelajaran Bahasa Indonesia.Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui tes dan lembar observasi.hasil penelitian menunjukkan bahwa ketrampilan membaca pemahaman siswa meningkat di setiap siklusnya.. Pada Siklus I ketuntasan klasikal sebesar 64%, meningkat pada Siklus II menjadi 74%, dan kembali meningkat pada Siklus III menjadi 85%.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi Directed Reading Thingking Activity (DRTA) dapat meningkatkan siswa. Kata Kunci: Strategi Directed Reading Thingking Activity (DRTA), Keterampilan Membaca Pemahaman. I. PENDAHULUAN Salah satu mata pelajaran pokok pada jenjang Sekolah Dasar adalah Bahasa Indonesia.Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Menurut Tarigan (2008: 1), ruang lingkup pelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat komponen keterampilan berbahasayaitu keterampilan menyimak/mendengarkan (listening PEDAGOGIK Vol.V, No. 2, September 2017 22
skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa yang bersifat reseptif, karena dengan membaca seseorang akan dapat memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, dan pengalamanpengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan akan memungkinkan orang tersebut mampu memperluas daya pikirnya, mempertajam pandangannya, dan memperluas wawasannya. Keterampilan membacaberfungsi sebagai alat untuk meraih keberhasilan siswa untuk memperoleh pengetahuan dan kompetensi yang ingin dicapai dalam setiap kegiatan pembelajaran, tidak hanya pada bidang studi Bahasa Indonesia saja melainkan untuk menguasai setiap mata pelajaran. Hal ini membuktikan bahwa keterampilan membaca sangatlah penting pada setiap pembelajaran di sekolah. Farida Rahim (2008:1) menjelaskan bahwa proses belajar yang paling efektif dilakukan melalui kegiatan membaca untuk memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang meningkatkan kecerdasannya untuk menjawab tantangan di masa yang akan datang. Membaca semakin penting dalam kehidupan masyarakat yang kompleks karena setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca. Walaupun informasi dapat ditemukan melalui media audio visual, namun membaca tak dapat digantikan sepenuhnya.oleh karena itu, keterampilan membaca harus mendapat perhatian lebih terutama pada saat siswa berada di bangku sekolah dasar agar keterampilan membaca siswa dapat berkembang dengan baik di masa depan. Dengan adanya pernyataan di atas, maka seharusnya membaca juga menjadi perhatian yang lebih di kelas III SD Bani Saleh 2 Bekasi. Hasil observasi pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas III SD Bani Saleh 2 Bekasi menunjukkan bahwa siswa masih rendah. Hal ini dapat diidentifikasi dari kurangnya pemahaman siswa pada isi cerita/teks baik yang tersirat maupun tersurat masih kurang. Siswa belum mampu untuk menentukan pokok pikiran utama dalam teks, menjelaskan peristiwa/isi teks dengan kalimat sendiri, dan mengidentifikasi hal-hal penting dalam cerita/teks misal mengenai tokoh, latar, setting, perwatakan, tema dan amanat cerita. Kurangnya keterampilan dalam memahami isi bacaan ini dapat disebabkan oleh faktor guru yang kurang tepat dalam memilih strategi atau metode pembelajaran membaca pemahaman. Sesuai dengan keadaan yang terjadi di lapangan, siswa yang terbiasa dengan cara mengajar konvesional mereka akan cenderung membaca teks dengan cepat untuk segera menyelesaikan tugas membaca yang diberikan oleh guru dibandingkan dengan memahami isi dari teks tersebut. PEDAGOGIK Vol.V, No. 2, September 2017 23
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penelitimenerapkan strategi Directed Reading Thingking Activity (DRTA)dalam pembelajaran membaca pemahaman. Strategi DRTA adalah strategi membaca yang melibatkan siswa berpikir tentang bacaan memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa memprediksi dan membuktikannya ketika mereka membaca. Strategi ini sangat cocok diterapkan dalam kegiatan membaca karena strategi ini bertujuan untuk melatih siswa berkonsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan secara serius. Menurut Stauffer (dalam Rahim, 2008:47), strategi Directed Reading Thingking Activity (DRTA) merupakan strategi pembelajaran di mana guru bisa memotivasi usaha dan konsentrasi siswa dengan melibatkan mereka secara intelektual serta mendorong mereka merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi, dan mengevaluasi solusi sementara. Tujuan penggunaan strategi ini adalah untuk melatih siswa berkonsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan secara serius. Rahim (2008:47) menyatakan bahwa strategi DRTA diarahkan untuk mencapai tujuan umum. Strategi DRTA menfokuskan keterlibatan siswa dengan teks karena siswa memprediksi dan membuktikannya ketika mereka membaca. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti berkeinginan untuk mengadakan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa melaui Strategi Directed Reading Thingking Activity (DRTA) TIJAUAN PUSTAKA Tarigan (2008:7) menjelaskan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media katakata/bahasa tulis. Sedangkan Harjasujana (dalam Tolibin, 2014:12), mengemukakan bahwa membaca adalah suatu aktivitas dimana si pembaca mencoba memahami ide-ide peneliti melalui suatu teks. Memahami suatu teks tidak bisa sekedar mengerti, tetapi lebih dalam lagi yaitu pemahaman secara efisien terhadap seluruh unsur yang berkaitan dengan teks tersebut. Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca adalah suatu proses mengenali dan memahami makna yang terkandung dalam bahasa tulis sebagai interaksi untuk memperoleh pesan atau informasi yang disampaikan oleh penulis. Kegiatan membaca khususnya membaca pemahaman sangat penting bagi setiap siswa. Hal ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa sebagian besar pemerolehan ilmu dilakukan oleh siswa melalui aktivitas membaca. Membaca pemahaman ialah membaca bahan bacaan dengan PEDAGOGIK Vol.V, No. 2, September 2017 24
menangkap pokok-pokok pikiran yang lebih tajam dan dalam, sehingga terasa ada kepuasan tersendiri setelah bahan bacaan itu dibaca sampai selesai (Suhendar, 1992: 27). Nuttal (dalam Fifin, 2007:15) memandang membaca pemahaman sebagai suatu proses interaksi antara pembaca dengan teks dalam suatu peristiwa membaca yang penekanannya diarahkan pada penguasaaan isi bacaan. Pembaca harus mampu menguasai dan memahami bacaan yang dibacanya.dalam hal ini, unsur yang harus ada dalam setiap kegiatan membaca adalah pemahaman. Pendapat yang hampir sama dengan Nuttal adalah pendapat Tarigan (2008:58) yang menyatakan bahwa membaca pemahaman ialah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis, pola-pola fiksi. Membaca pemahaman berkaitan erat dengan usaha memahami hal-hal penting dari apa yang dibaca. Lebih lanjut Somadyo (2011:10) memaparkan bahwa terdapat tiga hal pokok dalam membaca pemahaman, yaitu: (1) pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki; (2) menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki dengan teks yang akan dibaca, dan (3) proses pemerolehan makna secara aktif sesuai dengan pandangan yang dimiliki. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Pangulimara (dalam Marselina, 2009:34) yang mengungkapkan bahwa, membaca pemahaman atau membaca komprehensi adalah kemampuan membaca untuk mengerti ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian (Pangulimara dalam Marselina, 2009:10). Berdasarkan pendapat Pangulimara tersebut, dapatlah dikatakan bahwa inti kegiatan dari membaca adalah suatu pemahaman. Pernyataan Pangulimara tersebut pun sesuai dengan pendapat Grellet (dalam Mardiyah, 2010: 34) menyatakan bahwa mengerti suatu teks bacaan tidak hanya sekedar mengerti apa yang ada, tetapi lebih dalam lagi yakni diperlukan pemahaman.berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman merupakan suatu proses dalam memahami isi bacaan, mencari hubungan antar hal, hubungan sebab akibat, perbedaan dan persamaan antar hal dalam wacana, menyimpulkan bacaan, dan merefleksikan hal-hal yang telah dibaca. Membaca pemahaman bukanlah teknis atau membaca indah, melainkan membaca untuk mengenal atau menemukan ide baik yang tersirat maupun tersurat. Proses ini melibatkan faktor kecerdasan dan pengalaman pembaca, keterampilan berbahasa, dan penglihatan. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kegiatan membaca pemahaman adalah Directed Reading Thingking Activity (DRTA).Strategi membaca DRTA dikembangkan oleh Russel G. Stauffer pada tahun 1969. Menurut Stauffer (dalam Rahim, 2011:47), strategi DRTA memfokuskan keterlibatan siswa PEDAGOGIK Vol.V, No. 2, September 2017 25
dengan teks, karena siswa memprediksi dan membuktikannya ketika membaca. Dengan strategi DRTA guru bisa memotivasi usaha dan konsentrasi siswa dengan melibatkan mereka secara intelektual serta mendorong mereka merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi dan mengevaluasi solusi sementara. Tujuan penggunaan strategi membaca DRTA adalah untuk memudahkan siswa dalam memahami isi teks/ cerita sehingga mendapatkan pengetahuan yang lebih luas lagi, mengembangkan potensi dan daya pikir dalam memahami isi teks/ceritaserta memiliki gambaran yang lebih luas terhadap materi yang akan dipelajari. Langkah-langkah penggunaan strategi membaca DRTA dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut (Rahim, 2009:48): (1) Membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul. Pada tahap ini guru menuliskan judul teks bacaan yang akan dibaca oleh siswa di papan tulis. Setelah itu guru menyuruh siswa memprediksikan isi teks bacaan yang akan dibaca berdasarkan judul tersebut; (2) Membuat prediksi dari petunjuk gambar. Langkah yang dilakukan guru pada tahap ini adalah memajang gambar dari teks bacaan yang akan dibaca oleh siswa. Setelah itu suruhlah siswa memprediksi apa kirakira isi dari teks bacaan yang akan dibacanya nanti; (3) Membaca bahan bacaan atau teks. Menyuruh siswa membaca teks bacaan yang dibagikan guru berdasarkan pilihannya terhadap gambar yang dipilih oleh siswa tersebut; (4) Menilai prediksi dan menyesuaikan prediksi. Setelah membaca teks tersebut guru melakukan penilaian terhadap hasil prediksi siswa, dengan cara mengajukan pertanyaan siapakah diantara kamu yang prediksinya tadi sama dengan teks bacaan yang baru saja dibaca; (5) Ulangi kembali semua prosedur (1-4) hingga semua bagian pelajaran diatas telah tercakup; dan (6) Membuat ringkasan sesuai dengan versinya masing-masing. Sedangkan menurut Abidin (2012:81), tahapan dalam penggunaan strategi membaca DRTA adalah sebagai berikut: (1) Tahap Prabaca, yakni guru memperkenalkan bacaan, dengan jalan menyampaikan beberapa informasi tentang isi bacaan. Siswa membuat prediksi atas bacaan yang akan dibacanya. Jika siswa belum mampu, guru harus memancing siswa untuk membuat prediksi. Diusahakan dihasilkan banyak prediksi sehingga akan timbul kelompok yang setuju dan kelompok yang tidak setuju. Beberapa pancingan untuk membuat prdiksi antara lain: 1) Menurut pendapatmu, apa isi cerita yang berjudul X ini? 2) Bagaimana nasib tokoh cerita dalam cerpen ini? 3) Prediksi mana yang menurutmu paling benar; (2) Tahap Membaca yakni siswa membaca dalam hati cerita untuk mengecek prediksi yang telah dibuatnya. Pada tahap ini guru harus mampu membimbing siswa agar melakukan kegiatan membaca untuk menemukan makna bacaan, memperhatikan perilaku baca siswa, dan membantu siswa yang menemukan kesulitan memahami makna kata dengan cara memberikan PEDAGOGIK Vol.V, No. 2, September 2017 26
ilustrasi kata, bukan langsung menyebutkan makna kata tersebut. Menguji, prediksi, pada tahap ini siswa diharuskan mengecek prediksi yang telah dibuatnya.jika prediksi yang dibuat siswa salah, siswa harus mampu menunjukkan letak kesalahan tersebut dan mampu membuat gambaran baru tentang isi wacana yang sebenarnya; dan (3) Tahap Pascabaca, yakni berupa pelatihan keterampilan fundamental.tahapan ini dilakukan siswa untuk mengaktifkan kemampuan berpikirnya.beberapa kegiatan yang dilakukan siswa adalah menguji kembali cerita, menceritakan kembali cerita, membuat gambar, diagram, ataupun peta konsep bacaan, dan membuat peta perjalanan tokoh dalam cerita. METODE PENELITIAN Penelitian ini di laksanakan di Kelas III SD Bani Saleh 2 Bekasidengan jumlah siswa secara keseluruhan adalah 19 siswa yang terdiri dari 9 laki-laki dan 10 perempuan. Penelitian ini dimulai pada bulan Juni tahun ajaran 2016/2017.Variabel yang digunakan yaitu variabel (X) dan variabel (Y) dengan rincian keterangan sebagai berikut: 1) Variabel X, yaitu strategi Directed Reading Thingking Activity (DRTA), 2) Variabel Y, yaitu Keterampilan Membaca Pemahaman. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari empat yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan serta refleksi.instrumen dalam penelitian ini teridiri dari tes untuk mengukur dan lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dalam menerapkan strategi Directed Reading Thingking Activity (DRTA). HASIL PENELITIAN Hasil penelitian Siklus I menunjukkan bahwa jumlah skor siswa secara keseluruhan sebesar 1305 dengan nilai rata-rata sebesar 68,6 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50. Dari seluruh siswa berjumlah 19 orang, terdapat 12 siswa yang tuntas atau jika dipresentasikan sebesar 64% yang mendapat nilai 75 dan sisanya 7 siswa yang tidak tuntas atau bila dipresentasikan sebesar 36% yang mendapat nilai < 75. Pada Siklus II, jumlah skor tes siswa sebesar 1404 dengan nilai ratarata 73,89, nilai tertinggi 91 dan nilai terendah 50. Dari seluruh siswa berjumlah 19 orang, terdapat 14 siswa yang tuntas atau jika dipresentasikan sebesar 74% yang mendapat nilai 75 dan sisanya 5 siswa yang tidak tuntas atau bila dipresentasikan sebesar 26% yang mendapat nilai < 75. Pada Siklus III, skor siswa sebesar 1486 dengan nilai ratarata 78, nilai tertinggi 91 dan nilai terendah 66. Dari seluruh siswa berjumlah 19 orang, terdapat 16 siswa yang tuntas atau jika dipresentasikan sebesar 85% yang mendapat nilai 75 dan sisanya 3 PEDAGOGIK Vol.V, No. 2, September 2017 27
siswa yang tidak tuntas atau bila dipresentasikan sebesar 15% yang mendapat nilai < 75. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan strategi Directed Reading Thingking Activity (DRTA) dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas III dapat meingkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa. *Aningsih, M.Pdadalah Dosen Universitas Islam 45 Bekasi*Icy Putri Jayantyadalah Mahasiswa PGSD Universitas Islam 45 Bekasi DAFTAR PUSTAKA Abidin Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung : Refika Aditama. Tarigan Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa. Dalman.2013.Keterampilan membaca.jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Mulyasa.2013. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung. Remaja Rosdakarya. Susanto Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta. Prenadamedia. Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara. Rahim Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta. Sinar Grafika. Kusmana Suherli. 2012. Guru Bahasa Indonesia Profesional. Jakarta. Multi Kreasi Satudelapan. Sanjaya Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Prenadamedia. Khomariah Nur. 2013. Peningkatan melalui strategi Directed Reading Thingking Activity (DRTA) pada siswa kelas V SDN Karanganyer 01 Kota Semarang."https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url =http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18266/1 /NUR%2520KOMARIAHFITK&ved=0ahUKEwjK_fHG36_QAhVBOI8KHZU PEDAGOGIK Vol.V, No. 2, September 2017 28
2ABAQFggcMAA&usg=AFQjCNH5uSeyRYPkj1fzfadJrp5JOgiBWQ&sig2=f m1vcexa0cji1bkyei17ow. Tolibin I anatut. 2014. Pengaruh penggunaan strategi Directed Reading Thingking Activity (DRTA) terhadap kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V MIS Sidorejo. https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url= http://eprints.uny.ac.id/13539/1/skripsi.pdf&ved=0ahukewirq9ldofp AhUDsBQKHWaOAWQQFggoMAM&usg=AFQjCNH0386D8cEtHCvuRjYj HZuE7K4B1A&sig2=i3lnsABf1jXBK1TSD5ZtBw. Rahmawati Ida. 2013. Penerapan Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity?) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.upi.e du/680/&ved=0ahukewiuopf4a_qahumk48khc6adg4qfgghmam&usg=afqjcngfsu7nhfyao uduewehht0_c18uw&sig2=7xjq8xr4mcvqp3pbbyugy. PEDAGOGIK Vol.V, No. 2, September 2017 29