BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Keterampilan Membaca Pemahaman pada Siswa Kelas V SD a. Karakteristik Siswa Kelas V SD Karakteristik utama

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Keterampilan Membaca Pemahaman pada Siswa Kelas V SD a. Karakteristik Siswa Kelas V SD Karakteristik utama"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Keterampilan Membaca Pemahaman pada Siswa Kelas V SD a. Karakteristik Siswa Kelas V SD Karakteristik utama siswa sekolah dasar ialah mereka memiliki kekhasan dengan menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi, diantaranya perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa, perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak. Secara umum, perbedaan individual tersebut dapat terlihat berdasarkan tahap perkembangan usianya. Periode usia sekolah dasar oleh Kurnia, Simon, Trihastuti, dan Wanei, disebut pula sebagai usia berkelompok, usia kreatif, dan usia bermain (2008: 1.20). Hal tersebut dikarenakan pada usia ini anak berusaha untuk diterima sebagai anggota kelompok, enang bermain dan meluas jangkauan bermainnya bersama teman-teman dalam kelompoknya, dan melakukan hal-hal yang kreatif. Siswa kelas V SD berada pada rentang usia antara tahun. Charlotte Buhler mengungkapkan bahwa pada periode ini, anak mencapai objektivitas tertinggi. Bisa pula disebut sebagai masa menyelidik, mencoba, dan bereksperimen, yang distimulasi oleh dorongan-dorongan menyelidik dan rasa ingin tahu yang besar, masa pemusatan dan penimbunan tenaga untuk berlatih, menjelajah, dan bereksplorasi (Sobur, 2009: 132). Piaget mengemukakan bahwa proses perkembangan anak dari kecil hingga dewasa melalui empat fase perkembangan (Zulkifli, 2009: 21), yaitu: 1) Fase Sensori Motor (0-2 Tahun) Pada fase ini, kegiatan intelektual anak hampir seluruhnya merupakan gejala yang diterima secara langsung melalui indera. Pada saat anak mencapai kematangan dan secara perlahan mulai memperoleh keterampilan berbahasa, mereka menerapkannya pada 7

2 8 objek-objek yang nyata. Pada fase ini anak mulai memahami hubungan antara benda dengan nama benda tersebut. 2) Fase Praoperasional (2-7 Tahun) Perkembangan yang pesat dialami oleh anak pada fase ini. Anak semakin memahami lambang-lambang bahasa yang digunakan untuk menunjukkan benda-benda. Keputusan yang diambil hanya berdasarkan intuisi, bukan atas dasar analisis rasional. Kesimpulan yang diambil merupakan kesimpulan dari sebagian kecil yang diketahuinya, dari suatu keseluruhan yang besar. Anak akan berpendapat bahwa pesawat terbang berukuran kecil karena itulah yang mereka lihat di langit ketika ada pesawat terbang yang lewat. 3) Fase Operasional Konkret (7-12 Tahun) Pada fase ini anak mulai berpikir logis dan sistematis untuk mencapai pemecahan masalah. Masalah yang dihadapi dalam tahap ini bersifat konkret. Anak akan merasa kesulitan bila menghadapi masalah yang bersifat abstrak. Pada fase ini anak menyukai soal-soal yang telah tersedia jawabannya. 4) Fase Operasional Formal (12-15 Tahun) Anak mencapai fase perkembangan ini ditandai dengan pola pikirnya yang seperti orang dewasa. Anak telah dapat menerapkan cara berpikir terhadap permasalahan yang konkret maupun abstrak. Pada fase ini anak sudah dapat membentuk ide-ide dan berpikir tentang masa depan secara realistis. Selain itu, karakteristik siswa dari segi perkembangan bahasanya juga terbagi mulai dari tahap pertama ialah pemahaman pada fonologi, pada tahap kedua memahami morfologi (mampu mengucapkan atau memahami lebih dari dua kata), pada tahap ketiga memahami sintaksis (aturan-aturan penulisan yang kompleks tentang bagaimana kata-kata seharusnya diucapkan), pada tahap keempat memiliki pemahaman berkenaan dengan semantik yaitu anak mampu mengembangkan pengetahuan tentang makna dengan cepatnya. Ketika di usia SD mereka sudah terampil menggunakan

3 9 sintaksis untuk menyusun kalimat yang panjang dan kompleks. (Semiawan, 2000: ) Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V berada pada fase operasional konkret, mereka mulai mampu berpikir sistematis dalam menyelesaikan masalah. Mereka mampu menganalisa lebih logis meskipun masih terbatas pada objek konkret atau faktual. Karakteristik lainnya, mereka memiliki rasa ingin tahu yang besar, senang menyelidik dan mengeksplorasi, serta memiliki pemahaman tentang sintaksis dalam berbahasa. Setiap siswa mengalami perkembangan baik perkembangan intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa, perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik, di mana kecepatan perkembangan masing-masing siswa tidak sama, sehingga terjadi berbagai variasi atau perbedaan tingkat perkembangan dari beberapa aspek tersebut. Hal ini merupakan suatu faktor yang menimbulkan adanya perbedaan individual pada anak-anak sekolah dasar walaupun mereka berada pada usia yang sama. Guru dituntut untuk dapat mengemas perencanaan dan pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa dengan baik, menyampaikan halhal yang ada di lingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna bagi siswa. Selain itu, siswa hendaknya diberi kesempatan untuk proaktif dan mendapatkan pengalaman langsung baik secara individual maupun dalam kelompok. Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa siswa kelas V SD memiliki cara berpikir konkret, rasa ingin tahunya besar, dan mampu memahami sintaksis dalam berbahasa, sehingga strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) tepat digunakan untuk membantu meningkatkan keterampilan membaca pada siswa kelas V SD karena sesuai dengan karakteristik perkembangan mereka. Kesesuaian tersebut ada karena dalam strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) terdapat

4 10 kegiatan yang mengharuskan siswa memahami bacaan dengan berpikir logis dan sistematis, serta memancing rasa ingin tahu mereka melalui kegiatan membuat prediksi tentang topik cerita dengan menyusun kalimat-kalimat mereka sendiri. b. Hakikat Keterampilan Membaca 1) Pengertian Keterampilan Membaca Kata keterampilan diartikan sebagai kecakapan dalam menyelesaikan tugas (Tim Redaksi KBBI, 2008). Menurut Soemarjadi, dkk., kata keterampilan sama artinya dengan kata cekatan. Terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan suatu pekerjaan dengan cepat dan benar (Kurniawan, 2014). Menurut Crawley & Mountain, membaca merupakan aktivitas menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. (Rahim, 2009: 2) Somadayo (2011: 4) mengartikan membaca sebagai suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahasa tulis. Pengertian ini sejalan dengan Muchlisoh, dkk. (1993: 119) yang menyatakan bahwa Membaca yaitu proses pengucapan tulisan untuk mendapatkan isi yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca adalah kecakapan seseorang dalam melakukan kegiatan menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam katakata lisan untuk memahami arti atau isi yang terkandung dalam bahasa tulis dengan cepat dan benar. 2) Manfaat Keterampilan Membaca Membaca memiliki banyak manfaat diantaranya memperluas pengetahuan, bersenang-senang, menggali pesan-pesan tertulis dalam

5 11 bahan bacaan, memeroleh banyak informasi, serta dapat mengikuti laju perkembangan zaman (Somadayo, 2011: 1). Rahim menjelaskan manfaat yang diperoleh dari membaca yaitu memeroleh pengetahuan dan wawasan baru, termotivasi untuk belajar, meningkatkan kecerdasan, serta memeroleh banyak informasi yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. (2009: 1) Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca memberikan berbagai manfaat bagi pembacanya yaitu memeroleh banyak informasi yang dibutuhkan, menambah pengetahuan dan wawasan baru yang berguna, serta menyiapkan diri mengikuti perkembangan zaman. 3) Tujuan Keterampilan Membaca Keterampilan membaca dalam kehidupan sehari-hari dilakukan dengan berbagai tujuan, diantaranya dapat membantu memecahkan masalah, sebagai suatu pelatihan, dapat memperkuat suatu keyakinan/kepercayaan pembaca, memberi pengalaman estetis, meningkatkan prestasi, serta memperluas pengetahuan. (Muchlisoh, dkk., 1993: 119) Lebih spesifik lagi di dalam pembelajaran, keterampilan membaca bertujuan untuk meningkatkan kelancaran bacaan dan memahami isi bacaan. (Somadayo, 2011) Dalam kurikulum KTSP, pembelajaran Bahasa Indonesia diantaranya bertujuan agar siswa memiliki kemampuan: a) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, b) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, dan c) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa (Tim Penyusun Kurikulum

6 12 KTSP, 2015: 38). Keterampilan membaca salah satunya diperlukan sebagai upaya mencapai tujuan tersebut. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan keterampilan membaca yaitu untuk memahami isi bacaan, menambah pengetahuan, memberi pengalaman estetis, dan untuk membantu memecahkan permasalahan. 4) Jenis-Jenis Keterampilan Membaca Menurut Broughton (Tarigan, 2008: 12), terdapat dua aspek penting dalam membaca yaitu keterampilan yang bersifat mekanis dan keterampilan yang bersifat pemahaman. Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis, aktivitas yang paling sesuai adalah membaca nyaring dan membaca bersuara. Sedangkan untuk keterampilan pemahaman, yang paling tepat yaitu dengan membaca dalam hati. Membaca dalam hati dapat dibagi menjadi 2, yaitu: a) membaca ekstensif, yang mencakup: membaca survei, membaca sekilas, dan membaca dangkal; b) membaca intensif, yang dapat dibagi atas: membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi yang mencakup: (1) membaca teliti, (2) membaca pemahaman, (3) membaca kritis, dan (4) membaca ide. Sedangkan membaca telaah bahasa mencakup: (1) membaca bahasa, dan (2) membaca sastra. Dari jenis-jenis membaca di atas, membaca pemahaman merupakan jenis membaca yang akan diteliti atau dijadikan fokus dalam penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti di kelas V SD Negeri 2 Jlegiwinangun. 5) Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keterampilan Membaca Kegiatan membaca tidak timbul secara alami. Dalam perkembangannya keterampilan dalam kegiatan membaca dipengaruhi

7 13 oleh beberapa faktor. Faktor yang memengaruhinya yaitu faktor dalam (intern) pembaca, faktor ini berasal dari dalam diri pembaca antara lain: tuntutan kebutuhan pembaca dan persaingan antar sesama pembaca. Keterampilan dalam kegiatan membaca juga dipengaruhi oleh faktor luar (ekstern) pembaca, yaitu faktor yang berasal dari luar diri pembaca seperti tersedianya waktu yang dimiliki pembaca, ketersediaan sarana/fasilitas yang diperlukan oleh pembaca, adanya dorongan orang lain (orang tua/guru misalnya), atau motivasi berupa hadiah dan lain sebagainya. (Muchlisoh, dkk., 1993: 119) Faktor-faktor yang memengaruhi keterampilan membaca seseorang berlaku juga pada siswa Sekolah Dasar, sehingga kemampuan membaca siswa satu dengan yang lain berbeda-beda. Baik kelancarannya, kecepatannya, pemahamannya, termasuk pula minat membacanya. Dalam hal ini, Directed Reading Thinking Activity (DRTA) sebagai strategi untuk membantu menciptakan suasana dan lingkungan belajar sebagai salah satu faktor ekstern yang mampu meningkatkan keterampilan membaca pada siswa. c. Membaca Pemahaman 1) Pengertian Membaca Pemahaman Membaca pemahaman merupakan kelanjutan dari membaca permulaan yaitu membaca secara kognitif untuk memahami isi bacaan (Dalman, 2013: 87). Smith (Somadayo, 2011: 9) menyatakan bahwa membaca pemahaman adalah suatu aktivitas yang dilakukan pembaca untuk menghubungkan informasi baru dengan informasi lama sehingga mendapat pengetahuan baru. Somadayo menjelaskan bahwa membaca pemahaman adalah proses pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki oleh pembaca dan dihubungkan dengan isi bacaan (2011: 10).

8 14 Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman adalah suatu aktivitas membaca secara kognitif yang menghubungkan pengetahuan yang dimiliki pembaca dengan informasi dalam bacaan untuk memahami isi bacaan. 2) Tujuan Membaca Pemahaman Tujuan membaca pemahaman menurut Somadayo yaitu memahami isi bacaan/teks secara menyeluruh yang ditunjukkan dengan kemampuan: menangkap arti kata dan ungkapan; menangkap makna tersurat dan tersirat; dan kemampuan membuat simpulan. (2011: 11) Menurut Anderson (Somadayo, 2011: 12) membaca pemahaman memiliki tujuan antara lain: memeroleh rincian dan fakta; mendapatkan ide pokok; mendapatkan urutan organisasi teks; mendapatkan kesimpulan; mendapatkan klasifikasi; dan membuat perbandingan atau pertentangan. Tarigan (Somadayo, 2011: 12) menyebutkan tujuan utama membaca pemahaman adalah untuk menjawab pertanyaan pembaca berkaitan dengan teks seperti; mengapa hal itu merupakan judul/topik; masalah apa saja yang dikupas; dan hal-hal apa yang dipelajari dan dilakukan oleh tokoh. Berdasarkan tujuan-tujuan membaca pemahaman yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca pemahaman yaitu memahami isi bacaan secara menyeluruh hingga memeroleh pesan atau makna dari bacaan tersebut baik berupa informasi, pengetahuan, fakta, ide pokok, atau ungkapan perasan senang atau sedih. Adapun tujuan membaca pemahaman dalam penelitian ini adalah untuk menemukan informasi dan fakta berdasarkan bahan bacaan serta membuat kesimpulan isi cerita atau bacaan sesuai dengan ide pokok yang terdapat dalam cerita atau bacaan.

9 15 3) Prinsip prinsip Membaca Pemahaman Brown (Somadayo, 2011: 16) menyatakan bahwa prinsip utama pembaca yang baik ialah pembaca yang berpartisipasi aktif dalam proses membaca, memiliki tujuan yang jelas, serta menggunakan strategi pemahaman. Strategi tersebut mencakup tinjauan, membuat pertanyaan sendiri, membuat hubungan, memvisualisasikan, mengetahui bagaimana kata-kata membentuk makna, memonitor, meringkas, dan mengevaluasi. Menurut Anderson (Somadayo, 2011: 17), pembaca yang baik bisa mengintegrasikan informasi dengan terampil dalam teks dengan pengetahuan sebelumnya tentang topik. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prinsip membaca pemahaman yang baik yaitu pembaca harus berperan aktif selama proses membaca dengan mengintegrasikan informasi dalam teks dengan pengetahuan yang dimiliki dan mengetahui tujuan ia membaca. 4) Tingkatan Membaca Pemahaman Berdasarkan tingkat pemahaman, Dalman (2013: 87) mengelompokkan kemampuan membaca pemahaman menjadi empat tingkatan yaitu pemahaman literal, pemahaman interpretatif, pemahaman kritis, dan pemahaman kreatif. a) Pemahaman literal, yang artinya pembaca hanya memahami makna apa adanya, sesuai dengan makna simbol-simbol bahasa yang ada dalam bacaan. b) Pemahaman interpretatif, yang artinya pembaca sudah mampu menangkap pesan secara tersirat. c) Pemahaman kritis, yang artinya pembaca tidak hanya mampu menangkap tersirat dan tersurat tetapi juga mampu menganalisis dan membuat sintesis dari informasi yang diperolehnya melalui bacaan.

10 16 d) Pemahaman kreatif, yang artinya pembaca akan mencoba atau bereksperimen membuat sesuatu yang baru berdasarkan isi bacaan. Berdasarkan tingkatan membaca pemahaman yang telah dibahas, kemampuan membuat sintesis atau menyimpulkan dalam pemahaman kritis merupakan kemampuan dalam membaca pemahaman yang akan ditingkatkan dalam penelitian tindakan kelas di kelas V SD N 2 Jlegiwinangun. d. Keterampilan Membaca Pemahaman di Kelas V SD 1) Standar Kompetensi Keterampilan Membaca Pemahaman Kelas V SD Standar kompetensi pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa atau siswa yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahsa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Tim Penyusun KTSP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kebumen (2007: 40) menguraikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas V semester 2 sebagai berikut: Tabel 2.1 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Semester 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Membaca 7.3. Menyimpulkan Menemukan pokokpokok 7. Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak. isi cerita anak dalam beberapa kalimat. isi cerita anak Mengidentifikasi unsur-unsur cerita anak Menjelaskan peristiwa yang terjadi dalam cerita anak Menyimpulkan cerita anak dalam 4-6 kalimat. (Sumber: Tim Penyusun KTSP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kebumen (2007: 40))

11 17 Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dsar di atas maka peneliti menggunakan Standar Kompetensi membaca (memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak) dengan Kompetensi Dasar menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat. Berdasarkan silabus di atas, maka peneliti akan mengadakan penelitian pada siswa kelas V SD Negeri 2 Jlegiwinangun tahun ajaran 2014/2015 pada salah satu aspek bahasa yaitu membaca. Peneliti mengambil Standar Kompetensi 7 yaitu: memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak dan Kompetensi Dasar 7.3 yaitu: menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat. Serta menggunakan indikator pembelajaran yaitu: a) menemukan pokok-pokok isi cerita anak, b) mengidentifikasi unsurunsur cerita anak, c) menjelaskan peristiwa yang terjadi dalam cerita anak, dan d) menyimpulkan cerita anak dalam 4-6 kalimat. 2) Materi Membaca Pemahaman di Kelas V SD Materi yang akan dilaksanakan peneliti dalam penelitian ini adalah materi menemukan pokok-pokok isi cerita, mengidentifikasi unsur-unsur cerita, menjelaskan secara singkat peristiwa yang terjadi dalam cerita anak, dan menyimpulkan isi cerita anak ke dalam beberapa kalimat. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan tiga siklus dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pada siklus pertama, kedua, dan ketiga akan disampaikan materi yang sama yaitu pokok-pokok isi cerita, mengidentifikasi unsurunsur cerita, dan menjelaskan secara singkat peristiwa yang terjadi dalam cerita anak pada setiap pertemuan pertama dan materi menyimpulkan isi cerita anak pada setiap pertemuan kedua. Setiap pertemuannya akan menggunakan cerita-cerita yang berbeda atau berganti judul. Hal tersebut dikarenakan penekanan bukan untuk

12 18 menghafal materi akan tetapi lebih ditujukan pada pemahaman siswa dalam penerapannya ketika siswa membaca cerita anak. a) Menemukan pokok-pokok isi cerita Pokok-pokok isi cerita merupakan hal-hal penting atau inti dari cerita. Pokok-pokok isi cerita dapat ditemukan dengan bantuan 5W + 1H yang terdiri dari what (apa), who (siapa), when (kapan), where (dimana), why (mengapa), dan how (bagaimana). Pertanyaan-pertanyaan menggunakan 5W+1H dapat ditanyakan pada sebuah paragraf atau bacaan, misalnya menanyakan apa yang menjadi masalah dalam cerita, siapa tokohnya atau pelakunya, kapan terjadinya, dimana tempat terjadinya, mengapa bisa terjadi, dan bagaimana menyelesaikan masalah tersebut. Keterangan-keterangan yang merupakan jawaban dari pertanyaan menggunakan 5W + 1H dapat membantu menemukan pokok-pokok isi cerita. (Rujiyanto & Sudibyo, 2007: 7) b) Mengidentifikasi unsur-unsur cerita Menurut Suyatno, Saraswati, Wibowo, Sawali, dan Sujimat, unsur-unsur yang membentuk cerita di antaranya adalah tokoh, latar, tema, dan amanat. Tokoh dalam sebuah cerita dapat didiperankan oleh orang, binatang, dan tumbuhan. Tokoh cerita memiliki sifat yang berbeda-beda. Misalnya baik, jahat, pemalas, dan rajin. Hal tersebut menggambarkan bagaimana kenyataan dalam kehidupan yaitu ada orang yang baik hati, tetapi ada juga yang hati atau perbuatannya tidak baik. (2008: 102) Tokoh berkaitan erat dengan karakter. Karakter seorang tokoh juga disebut dengan istilah perwatakan atau penokohan. Menurut Nur aini dan Indriyani (2008: 58), penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Ada beberapa karakter perwatakan tokoh sebagai berikut: (1) Protagonis

13 19 Tokoh protagonis adalah tokoh yang mengembangkan peranan utama pada ceita. Biasanya tokoh protagonis menjadi tokoh idaman dalam cerita. (2) Antagonis Tokoh antagonis adalah tokoh yang berperan sebagai pesaing atau penentang tokoh utama pada cerita. Tokoh antagonis merupakan seseorang yang bermusuhan dengan tokoh protagonis. (3) Figuran Figuran adalah tokoh yang kehadirannya mendampingi tokoh utama. Selain tokoh, di dalam cerita juga terdapat latar. Latar adalah segala hal atau keterangan yang berhubungan dengan tempat, waktu, dan suasana yang ada dalam cerita (Budi, dkk., 2004: 79). Misalnya: (1) Latar tempat : di Sulawesi, di danau, di ruang tamu, dan sebagainya. (2) Latar waktu : bulan Desember, tahun 2015, pada sore hari, pada tengah malam, pada musim penghujan, dan sebagainya. (3) Latar suasana : saat perang, saat pesta, hening, ramai, senang, sedih, dan sebagainya. Unsur pembentuk cerita yang lain yaitu tema dan amanat. Tema merupakan dasar atau inti cerita. Tema dapat ditentukan dengan menyimpulkan seluruh peristiwa yang dialami oleh tokoh cerita. Sedangkan amanat adalah pesan moral yang disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat biasanya berupa saran, anjuran, seruan, ata pesan-pesan moral. Amanat dibedakan menjadi dua, yaitu tersurat dan tersirat. Tersurat, artinya dapat dibaca secara langsung di dalam cerita. Tersirat, biasanya tersermin pada perilaku dan ucapan tokoh cerita. (Suyatno, dkk., 2008: 148).

14 20 Langkah-langkah untuk menentukan latar dan amanat cerita yaitu sebagai berikut: (a) membaca cerita dengan seksama, (b) mencatat kata-kata penting, dan (c) menemukan unsur-unsur latar dan amanat dalam cerita. Sedangkan langkah-langkah untuk mengidentifikasi tema dan penokohannya yaitu; (a) membaca cerita dengan sungguh-sungguh, (b) memperhatikan dan mengingat tokohtokoh dalam cerita, (c) mencatat hal-hal yang banyak dibicarakan, dan (d) menemukan tema dan penokohannya. (Nur aini & Indriyani, 2008: 107). c) Menyimpulkan isi cerita Menyimpulkan berarti mengambil inti atau pokok-pokok cerita. Menyimpulkan isi cerita dapat dilakukan dengan langkahlangkah berikut. (1) Membaca secara cermat keseluruhan isi bacaan untuk mengetahui pokok-pokok isi cerita anak. (2) Cermati dan ulangilah bagian akhir dari cerita tersebut. Biasanya simpulan dari suatu cerita terdapat pada bagian akhir. (3) Rumuskan, lalu tulislah menjadi sebuah kesimpulan. Pada saat menuliskan kesimpulan, perlu memerhatikan penggunaan tanda baca. Penggunaan tanda baca titik (.), titik dua (:), dan tanda seru (!) di antaranya sebagai berikut. (1) Tanda titik (.) digunakan untuk mengakhiri kalimat. (2) Tanda titik dua (:) digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Tanda titik dua juga digunakan dalam teks drama untuk memisahkan nama pelaku dengan kalimat yang diucapkan. (3) Tanda seru (!) digunakan dalam kalimat pernyataan yang berupa seruan atau perintah. (Lestari & Suparyanto, 2010: 165) Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas V SD merupakan kecakapan atau kemampuan siswa kelas V SD dalam melakukan aktivitas

15 21 membaca secara kognitif yang menghubungkan pengetahuan yang dimiliki siswa dengan informasi dalam bacaan hingga dapat memahami isi bacaan dan menjawab pertanyaan terkait isi bacaan/teks cerita (pokok-pokok isi cerita, unsur-unsur sebuah cerita, dan menyimpulkan isi cerita) secara cepat dan tepat. 2. Penggunaan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) a. Pengertian Strategi Pembelajaran Joni mengartikan strategi adalah ilmu atau kiat dalam memanfaatkan segala sumber yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga strategi pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kiat memanfaatkan sumber belajar yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. (Rahim, 2009: 36) Startegi pembelajaran dijelaskan pula sebagai suatu rencana yang cermat mengenai kegiatan pembelajaran agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. (Santosa, dkk, 2007: 1.15) Dijabarkan lagi oleh Sumantri dan Permana (2001: 36), bahwa strategi pembelajaran merupakan garis besar haluan bertindak dalam mengelola proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Disebutkan pula bahwa strategi pembelajaran adalah suatu keputusan bertindak dari guru dengan menggunakan kecakapan dan sumber daya pendidikan yang tersedia untuk mencapai tujuan melalui hubungan yang efektif antara lingkungan dan kondisi yang paling menguntungkan. Lingkungan yang dimaksudkan adalah lingkungan yang memungkinkan siswa belajar dan guru mengajar. Sedangkan kondisi dimaksudkan sebagai iklim kondusif dalam pembelajaran seperti disiplin, kreatif, dan inisiatif. Berdasarkan dua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah serangkaian rencana cermat tentang pengelolaan proses belajar mengajar melalui hubungan lingkungan dan kondisi belajar yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. b. Pengertian Strategi DRTA

16 22 Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) pertama kali dikembangkan oleh Russel G. Stauffer pada tahun Al Odwan dalam penelitiannya yang berjudul The Effect of the Directed Reading Thinking Activity through Cooperative Learning on English Secondary Stage Students Reading Comprehension in Jordan mengemukakan bahwa, Directed Reading Thinking Activity: A strategy that is intended to develop students ability to read critically and reflectively. (2012: 139). Pendapat tersebut di atas diperjelas lagi bahwa strategi pembelajaran DRTA atau Directed Reading Thinking Activity merupakan strategi untuk mengembangkan kemampuan membaca secara komprehensif, membaca kritis, dan mengembangkan perolehan pengalaman siswa berdasarkan bentuk dan isi bacaan secara ekstensif. Strategi DRTA adalah strategi pembelajaran membaca yang dilakukan dalam pembelajaran membaca khususnya membaca intensif dengan melatih siswa untuk berkonsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan secara serius. (Khomariah, 2013: 5) Rahim (2009: 48), menjelaskan pada sisi teknisnya dengan menyatakan bahwa dalam strategi DRTA, siswa diminta untuk memberikan prediksi tentang apa yang akan terjadi dalam suatu teks, kemudian dalam membuat prediksi siswa menggunakan latar belakang pengetahuan yang dimilikinya tentang topik. Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi DRTA merupakan strategi untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam membaca secara komprehensif melalui kegiatan membaca dan berpikir langsung atau dengan penuh konsentrasi dan memanfaatkan pengetahuan yang dimilikinya untuk dapat memberikan prediksi tentang topik dalam suatu teks yang dibacanya. c. Langkah-langkah Strategi DRTA

17 23 Rahim (2009: 48) memaparkan langkah-langkah dalam menggunakan strategi DRTA dalam pembelajaran membaca pemahaman yaitu: 1) Membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul Pada tahap ini guru menuliskan judul teks bacaan yang akan dibaca oleh siswa di papan tulis. Setelah itu guru menyuruh siswa memprediksikan isi teks bacaan yang akan dibaca berdasarkan judul tersebut. 2) Membuat prediksi dari petunjuk gambar Langkah yang dilakukan guru pada tahap ini adalah memajang gambar dari teks bacaan yang akan dibaca oleh siswa. Setelah itu suruhlah siswa memprediksi apa kira-kira isi dari teks bacaan yang akan dibacanya nanti. 3) Membaca bahan bacaan atau teks Menyuruh siswa membaca teks bacaan yang dibagikan guru berdasarkan pilihannya terhadap gambar yang dipilih oleh siswa tersebut. 4) Menilai prediksi dan menyesuaikan prediksi Setelah membaca teks tersebut guru melakukan penilaian terhadap hasil prediksi siswa, dengan cara mengajukan pertanyaan siapakah diantara kamu yang prediksinya tadi sama dengan teks bacaan yang baru saja dibaca. 5) Ulangi kembali semua prosedur (1-4) hingga semua bagian pelajaran diatas telah tercakup. 6) Membuat ringkasan sesuai dengan versinya masing-masing. El-Koumy dalam penelitiannya yang berjudul The Effects of the Directed Reading-Thinking Activity on EFL Students Referential and Inferential Comprehension menyatakan bahwa DR-TA sebagai sebuah strategi membaca terdiri dari 6 langkah berikut: 1) Guru menuliskan judul bahan bacaan pada papan tulis dan meminta siswa membacanya, 2) Guru meminta siswa untuk membuat prediksi-prediksi tentang judul bacaan, 3) Guru menuliskan daftar prediksi pada papan tulis dan memancing diskusi,

18 24 4) Guru mengajak siswa untuk bekerja dalam kelompok kecil untuk melengkapi diskusi, 5) Guru meminta siswa untuk membaca bahan bacaan di dalam hati dan menerima atau menolak prediksi mereka sendiri, 6) Guru meminta siswa untuk merefleksi prediksi-prediksi mereka. (2006) Puspita, L. (2008: 3.26) membagi langkah-langkah strategi DRTA menjadi 3 yaitu kegiatan pembelajaran prabaca, saat baca, dan pascabaca. Pada kegiatan prabaca guru mengelompokkan siswa, memperkenalkan topik, menyampaikan tujuan membaca, menyampaikan langkah belajar berupa pemfokusan pada judul bacaan yang dihubungkan dengan petunjuk gambar kemudian meminta siswa memprediksi isi bacaan. Pada kegiatan saat baca, siswa bersama-sama dengan guru melakukan kegiatan membaca dalam hati. Pada kegiatan pascabaca siswa menguji/merevisi prediksi awal, diskusi, dan menjawab pertanyaan secara individu. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan langkah-langkah menggunakan strategi DRTA menjadi: 1) Memprediksi cerita berdasarkan petunjuk judul; 2) Pembentukan kelompok; 3) Memprediksi cerita berdasarkan petunjuk gambar; 4) Kegiatan membaca bahan bacaan; 5) Penilaian ketepatan prediksi; 6) Presentasi hasil prediksi kelompok; 7) Kesimpulan. d. Kelebihan dan Kekurangan Strategi DRTA Disebutkan oleh Tolibin, terdapat beberapa kelebihan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) yaitu: 1) strategi DRTA ini berisi banyak jenis-jenis strategi membaca sehingga guru dapat menggunakan dan dapat memperhatikan perbedaan yang ada pada siswa, 2) strategi DRTA merupakan suatu aktivitas pemahaman yang meramalkan cerita hingga dapat membantu siswa untuk memperoleh gambaran keseluruhan dari suatu materi yang sudah dibacanya,

19 25 3) strategi DRTA dapat menarik minat siswa untuk belajar, karena dalam strategi DRTA menggunakan berbagai metode yang tidak hanya melayani siswa secara audio-visual, tetapi juga kinestesis, 4) strategi DRTA menunjukkan cara belajar yang bermakna bagi siswa, sebab belajar bukan hanya untuk belajar akan tetapi mempersiapkan untuk hidup selanjutnya, 5) strategi DRTA dapat digunakan dalam beberapa mata pelajaran baik isi maupun prosedur mengajar. Selain memiliki banyak kelebihan, strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) juga memiliki kekurangan yaitu: 1) strategi DRTA seringkali menyita banyak waktu jika pengelolaan kelas tidak efisien, 2) strategi DRTA mengharuskan penyediaan buku bacaan dan seringkali di luar kemampuan sekolah dan siswa, 3) melalui pemahaman membaca langsung, informasi tidak dapat diperoleh dengan cepat, berbeda halnya jika memperoleh abstraksi melalui penyajian secara lisan oleh guru. (2014: 41) Berbagai kelebihan dari strategi DRTA dapat menjadi kekuatan untuk melaksanakan pembelajaran dengan baik namun adanya kekurangan bukan menjadi hal yang buruk dalam pembelajaran. Kekurangan dapat ditanggulangi dengan solusi-solusi yang baik, misalnya dengan dukungan dari sekolah untuk senantiasa meningkatkan penyediaan buku bacaan serta waktu dan usaha keras guru untuk melakukan banyak latihan bersama siswanya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi DRTA merupakan strategi untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam membaca secara komprehensif melalui kegiatan membaca dan berpikir langsung atau dengan penuh konsentrasi dan memanfaatkan pengetahuan yang dimilikinya untuk dapat memberikan prediksi tentang topik dalam suatu teks yang dibacanya yang penggunaannya dengan langkah-langkah memprediksi cerita berdasarkan petunjuk judul, pembentukan kelompok, memprediksi cerita

20 berdasarkan petunjuk gambar, kegiatan membaca bahan bacaan, penilaian ketepatan prediksi, presentasi hasil prediksi kelompok, serta kesimpulan. 26 B. Hasil Penelitian yang Relevan Berikut adalah beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti untuk menghindari adanya duplikasi penelitian. Penelitian relevan yang pertama dilakukan oleh Muhammad Yusuf Kurniawan (2014) yang berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman dengan Menggunakan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Penelitian yang dilakukan Muhammad Yusuf Kurniawan ini menyimpulkan bahwa strategi DRTA dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri 03 Malangjiwan, Colomadu, Karanganyar tahun ajaran 2013/2014. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian yaitu rata-rata nilai keterampilan membaca pemahaman pada pra-siklus sebesar 65,76 meningkat menjadi 83,71 pada siklus II, serta peningkatan persentase ketuntasan dari 25,71% menjadi 88,57%. Dalam penelitian ini terdapat persamaan variabel x dengan penelitian yang diajukan yaitu strategi DRTA dan persamaan variabel y yang meneliti tentang membaca pemahaman. Apabila diperhatikan lebih lanjut, ada perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang akan diteliti yaitu terletak pada subjek penelitian yaitu penelitian yang akan diteliti berada di SD Negeri 2 Jlegiwinangun, Kutowinangun, Kebumen sedangkan pada penelitian Kurniawan berada di Karanganyar. Penelitian relevan yang kedua dilakukan oleh Rustyaningsih, dkk. (2013), dengan judul Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Melalui Strategi KWL pada Siswa Kelas V. Penelitian tersebut membuktikan bahwa aktivitas siswa, keterampilan guru, dan hasil belajar dapat ditingkatkan dengan menggunakan strategi KWL yaitu diperolehnya hasil aktivitas siswa meningkat dari 20,94 menjadi 34,02, keterampilan guru dari 2,2 menjadi 3,8, serta persentase ketuntasan klasikal pembelajaran membaca intensif dari 64,86% menjadi 97,30%. Penelitian yang kedua mempunyai persamaan pada variabel y yaitu keterampilan membaca. Perbedaannya terletak pada variabel x, pada penelitian Rustyaningsih, dkk., menggunakan strategi membaca KWL (Know - Want to Learned) sedangkan pada

21 27 penelitian yang akan diteliti menggunakan strategi DRTA. Perbedaan lain juga terletak pada subjek penelitian yaitu penelitian yang akan diteliti terletak di SD Negeri 2 Jlegiwinangun. Penelitian relevan yang ketiga dilakukan oleh El-Koumy (2006) dengan judul The Effects of the Directed Reading-Thinking Activity on EFL Students Referential and Inferential Comprehension. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa strategi DRTA efektif dalam keterampilan pemahaman referensial dan inferensial. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti terdapat pada penggunaan strateginya yaitu strategi Direct Reading Thinking Activitiy sedangkan variabel y nya hampir sama tentang keterampilan pemahaman akan tetapi pada penelitian El-Koumy spesifik pada pemahaman referensial dan inferensial Bahasa Inggris. Penelitian relevan yang keempat dilakukan oleh Al Odwan (2012) yang berjudul The Effect of the Directed Reading Thinking Activity through Cooperative Learning on English Secondary Stage Students Reading Comprehension in Jordan. Dalam penelitiannya Al Odwan menyatakan bahwa menggunakan DRTA melalui pembelajaran kooperatif meningkatkan pemahaman membaca siswa karena aktivitas ini kaya akan tugas komunikasi dan menyediakan konsep, ide, saran, dan gaya berpikir baru. Persamaan dan perbedaanya dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu menggunakan strategi DRTA akan tetapi dilengkapi dengan pembelajaran kooperatif, dan pada variabel y nya membaca pemahaman pada Bahasa Inggris. C. Kerangka Berpikir Pada umumnya karakteristik siswa kelas tinggi sekolah dasar yaitu berpikir konkret dan memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka juga cenderung menyukai hal-hal yang menyenangkan dan selalu aktif berinteraksi dengan lingkungan. Oleh karena itu, pembelajaran hendaknya dilaksanakan dengan kegiatan yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa, dengan harapan konsepkonsep yang telah tertanam tidak mudah dilupakan.

22 28 Kegiatan membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Namun, banyak siswa yang sulit mencapai tujuan membaca yaitu memahami isi bacaan. Kesulitan ini tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya karena pengajaran dari guru yang masih konvensional sehingga belum cukup efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Siswa mudah merasa jenuh dalam melakukan aktivitas membaca, akibatnya hasil pemahaman terhadap bacaannya pun belum optimal. Dalam hal ini, guru sebagai pengendali kelas atau lingkungan belajar siswa memiliki peran yang cukup penting untuk dapat mengubah lingkungan belajar siswa menjadi kondusif dan efektif untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada siswa. Salah satu cara yang bisa digunakan dalam penyampaian materi membaca, dalam hal ini membaca pemahaman adalah dengan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) merupakan strategi pembelajaran yang memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek belajar, peranan guru dalam pembelajaran adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) siswa akan berpikir kritis karena siswa membuat berbagai prediksi sebelum dan selama membaca. Adanya prediksi menjadikan siswa secara otomatis mempertanyakan pertanyaan mereka sendiri yang merupakan bagian dari proses pemahaman suatu teks. Rasa keingintahuan siswa terhadap kebenaran jawaban membuat siswa lebih cermat membaca teks sehingga menjadikan kegiatan membaca menjadi lebih bermakna. Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dapat memudahkan siswa dalam menyelesaikan tugas dari guru serta dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan. Hal ini menjadikan pembelajaran membaca pemahaman tidak lagi menjenuhkan. Siswa akan antusias dan semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar hingga selesai dan akhirnya tujuan belajar yang diharapkan akan tercapai dengan baik. Oleh karena itu, penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dapat meningkatkan keterampilan

23 29 membaca pemahaman pada siswa kelas V SD Negeri 2 Jlegiwinangun tahun ajaran 2014/2015. Bagan kerangka berpikir pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut: Kondisi Awal Guru masih mengajar dengan cara konvensioal, belum menggunakan strategi DRTA. Suasana belajar membosankan, siswa mudah jenuh, hasil membaca pemahaman belum optimal. Tindakan Kondisi Akhir Guru menerapkan strategi DRTA pada siswa kelas V SDN 2 Jlegiwinangun. Keterampilan membaca pemahaman dapat meningkat. Merangsang rasa ingin tahu siswa. Memudahkan siswa menyelesaikan tugas dari guru. Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan. Siswa lebih mudah paham, semangat, dan aktif untuk belajar. Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah, kajian teori, penelitian yang relevan, serta kerangka berpikir, maka peneliti menentukan hipotesis tindakan yaitu jika penggunaan strategi Directed Reading Thinking

24 30 Activity (DRTA) dilaksanakan sesuai langkah yang tepat, maka dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas V SD Negeri 2 Jlegiwinangun Tahun Ajaran 2014/2015.

Aningsih, M.Pd* Icy Putri Jayanty*

Aningsih, M.Pd* Icy Putri Jayanty* UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA MELALUI STRATEGI DIRECTED READING THINGKING ACTIVITY (DRTA) DI KELAS III SDBANI SALEH 2 BEKASI PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Aningsih, M.Pd* Icy

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan anugerah yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada setiap makhluknya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan anugerah yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada setiap makhluknya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan anugerah yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada setiap makhluknya. Bahasa sebagai alat komunikasi seseorang dengan yang lainnya menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan salah satu pemersatu bangsa. Melalui bahasa manusia dapat berinteraksi dengan manusia lainnya karena manusia merupakan makhluk sosial yang

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia, sebagai salah satu identitas atau pembeda dari bangsa lain, selain sebagai bahasa persatuan juga berkedudukan sebagai bahasa negara dan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sektor yang sangat menentukan kualitas suatu bangsa. Kegagalan pendidikan berimplikasi pada gagalnya suatu bangsa dan keberhasilan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jawa. Bahasa Jawa dalam pembelajaran di SD dimasukkan ke dalam muatan lokal

BAB I PENDAHULUAN. Jawa. Bahasa Jawa dalam pembelajaran di SD dimasukkan ke dalam muatan lokal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah yang merupakan bagian dari kebudayaan nasional Indonesia, yang tetap dipergunakan dalam masyarakat Jawa. Bahasa Jawa dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Pembelajaran Menelaah Struktur dan Kebahasaan Teks Deskripsi sebagai Salah Satu Kegiatan Membaca Pemahaman 1. Pengertian Membaca Pemahaman Membaca merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia diharapkan dapat saling mengenal dan berhubungan satu sama lain, saling berbagi pengalaman dalam

Lebih terperinci

Penerapan Strategi DRTA untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas IV SDN 1 Sedayu Bantul

Penerapan Strategi DRTA untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas IV SDN 1 Sedayu Bantul Penerapan Strategi DRTA... (Rizky Lia Dintasari) 1.959 Penerapan Strategi DRTA untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas IV SDN 1 Sedayu Bantul Implementation of DRTA Strategy to Improve

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada Siswa Kelas

BAB II LANDASAN TEORI. Metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada Siswa Kelas 7 BAB II LANDASAN TEORI H. Penelitian Relevan Penelitian tindakan kelas tentang kemampuan membaca dengan menggunakan metode PQ4R sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Lina Indriyani tahun 2012 dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Hal ini disebabkan pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi sosial. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Komunikasi lisan terkait

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas yang berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Strategi Directed Reading Thinking

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika

Lebih terperinci

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ida Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ida Rahmawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua jenis kegiatan yang kita lakukan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun di dalam masyarakat, tidak terlepas dari bahasa. Manusia menyadari pentingnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Sudjana (2011: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar

Lebih terperinci

Keywords: Directed-Reading-Thinking-Activity (DRTA), images, reading comprehension

Keywords: Directed-Reading-Thinking-Activity (DRTA), images, reading comprehension PENGGUNAAN STRATEGI DIRECTED-READING-THINKING- ACTIVITY (DRTA) DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DI KELAS V SDN 5 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh : Nenik Lestari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di sekolah, baik pada tingkat dasar, tingkat menengah, maupun tingkat atas. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan manusia diperlukan manusia yang lainnya, manusia tidak bisa hidup seorang diri. Komunikasi merupakan jembatan untuk menjalin hubungan dengan

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indoneia melalui Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Yamini 1

Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indoneia melalui Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Yamini 1 Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indoneia melalui Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Yamini 1 1 SD Negeri 1 Pandean Trenggalek Email: 1 yamini@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangatlah berperan penting dalam kehidupan sehari-hari terlebih bagi dunia pendidikan. Bahasa merupakan sebuah jembatan bagi pemerolehan ilmu-ilmu pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di semua jenis jenjang pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting terhadap kemajuan suatu bangsa di dunia. Pendidikan diproses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar

Lebih terperinci

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Membaca Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dari membaca. Roger Farr (Damaianti, 2001:4) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dapat dari membaca. Roger Farr (Damaianti, 2001:4) mengemukakan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Membaca merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan seseorang karena dengan membaca kita dapat mengetahui segala hal. Banyak ilmu yang kita

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Membaca 2.1.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Hakikat Bahasa Indonesia di SD Hakikat pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan salah satu bentuk penerapan kurikulum yang berlaku di SD. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Inggris adalah bahasa internasional, sehingga sangat penting untuk dipelajari di masa sekarang ini yang merupakan era globalisasi. Menguasai bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi keterampilan berbahasa yang meliputi menyimak, berbicara, membaca dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi keterampilan berbahasa yang meliputi menyimak, berbicara, membaca dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang meliputi menyimak, berbicara, membaca dan menulis (Muslich,2009:115).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berbahasa merupakan anugerah dari Allah Swt, yang tidak diberikan kepada mahluknya yang lain. Bahasa memegang peranan yang cukup besar dalam kehidupan ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki hubungan yang sangat erat dalam kehidupan bermasyarakat karena bahasa merupakan alat komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif

Lebih terperinci

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia yang dilaksanakan seumur hidup. Pendidikan ini harus terus dilaksanakan untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkomunikasi merupakan proses seseorang memberi dan menerima informasi yang terjadi setiap waktu. Kesehariannya manusia selalu berinteraksi dengan manusia lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak setiap individu untuk mengembangkan potensi dan meningkatkan kualitas hidupnya guna mempersiapkan kehidupan di masa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam suatu pembelajaran terdapat dua aktivitas inti yaitu belajar dan mengajar. Menurut Hermawan, dkk. (2007: 22), Belajar merupakan proses perubahan perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai kedudukan yang sangat penting. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan agar pelajar

Lebih terperinci

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

Lebih terperinci

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) 34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN 2.886 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi Juni Tahun 2016 PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN THE IMPROVEMENT OF READING

Lebih terperinci

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) 35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A) 32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Risca Olistiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Risca Olistiani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki empat keterampilan berbahasa. Dua keterampilan berbahasa reseptif yaitu membaca dan menyimak, dan dua keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan tersebut adalah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan tersebut adalah keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia menekankan pada pemerolehan empat keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak, berbicara, membaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan dan mewujudkan potensi yang dimiliki siswa. Pengembangan potensi tersebut bisa dimulai dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pembelajaran yang dilaksanakan secara sadar untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Pendidikan menjadi sesuatu hal yang sangat

Lebih terperinci

PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN

PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN Rismauli Syarifah Saragih Guru TK ABA 30 Medan Surel : rismaulisyarifah@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Riama N Sihombing, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Riama N Sihombing, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Proses belajar yaitu proses interaksi antara guru dan siswa dimana saat siswa tidak tahu menjadi tahu atau proses belajar dimana adanya perubahan

Lebih terperinci

Peningkatan Aktivitas dan Keterampilan Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Pendekatan Proses di Kelas III SD Negeri 15 Tanah Garam

Peningkatan Aktivitas dan Keterampilan Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Pendekatan Proses di Kelas III SD Negeri 15 Tanah Garam Peningkatan Aktivitas dan Keterampilan Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Pendekatan Proses di Kelas III SD Negeri 15 Tanah Garam Yossy Sufrida SD Negeri 15 Tanah Garam Solok Yossy.sufrida@gmail.com

Lebih terperinci

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) 271 33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK Ai Nurhayati 1, Regina Lichteria Panjaitan 2, Dadan Djuanda 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. sangat penting. Kegiatan baca tulis adalah modal utama dalam memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. sangat penting. Kegiatan baca tulis adalah modal utama dalam memperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembangnya dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi dan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age) 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age) dalam proses perkembangan anak akan mengalami kemajuan fisik, intelektual dan sosial

Lebih terperinci

MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA)

MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA) MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA) Riska Aulia Sartika. Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. riskaauliasartika66@gmail.com.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia diera global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE STRUKTUR ANALITIK SINTETIK (SAS)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE STRUKTUR ANALITIK SINTETIK (SAS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan lajunya perkembangan zaman, pemerintah telah menetapkan suatu acuan baru tentang tujuan pendidikan untuk diterapkan demi terciptanya sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia secara umum mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi sosial. Pada dasarnya bahasa erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Manusia sebagai anggota

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teoretis. Membaca merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teoretis. Membaca merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoretis 1. Hakikat Membaca Membaca merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh setiap individu. Tarigan (2008: 7), membaca adalah proses yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG Oleh: Mira Elfiza, Andria Catri Tamsin, Zulfikarni Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

MEMBACA UNTUK MENULIS

MEMBACA UNTUK MENULIS Modul ke: Fakultas. MEMBACA UNTUK MENULIS Pengertian Membaca, Jenis-jenis Membaca, Tahapantahapan Dalam Membaca, Berbagai Teknik Membaca Cepat, Kecepatan Efektif Membaca (KEM), Hambatanhambatan dalam Membaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa negara adalah bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai

Lebih terperinci

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) 279 34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW inamika Vol. 3, No. 3, Januari 2013 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR ERITA PENEK MELALUI METOE JIGSAW S Negeri Kasimpar Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu gambaran untuk kemampuan yang ada pada diri seseorang. Kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu berbeda-beda, dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan perilaku seseorang yang bertujuan untuk mendewasakan anak didik agar dapat hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat

Lebih terperinci

MENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA. Sumarni. Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

MENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA. Sumarni. Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan MENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA Sumarni Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas muhammadiyah Makassar Sumarnisape9@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran yang dibangun oleh guru dan siswa adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran yang dibangun oleh guru dan siswa adalah kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran yang dibangun oleh guru dan siswa adalah kegiatan yang bertujuan. Sebagai kegiatan yang bertujuan, maka segala sesuatu yang dilakukan guru

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG 1 ARTIKEL Oleh NANDA ERIKA NIM : 2009/51064 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ada empat segi keterampilan berbahasa yakni keterampilan menyimak/

I. PENDAHULUAN. Ada empat segi keterampilan berbahasa yakni keterampilan menyimak/ 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada empat segi keterampilan berbahasa yakni keterampilan menyimak/ mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan tersebut memunyai hubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO Basori Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja dengan melibatkan siswa secara aktif mengembangkan potensi yang dimiliki, mengubah sikap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang mempunyai peran sentral dalam keberhasilan peserta didik mempelajari semua bidang studi. Melalui bahasa manusia

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERPIKIR TERBIMBING(AMBT) SISWA KELAS II DI SDN GONDOWANGI 01

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERPIKIR TERBIMBING(AMBT) SISWA KELAS II DI SDN GONDOWANGI 01 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERPIKIR TERBIMBING(AMBT) SISWA KELAS II DI SDN GONDOWANGI 01 Budi Mulyanto Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 2.1 Hakikat Sains 2.1.1 Pengertian Sains Pada dasarnya setiap anak dilahirkan dengan bakat untuk menjadi ilmuwan, ia dilahirkan dengan membawa sesuatu keajaiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah sudah menjadi sempit. Interaksi antar manusia dalam wujud tertentu sudah tidak dapat dibatasi

Lebih terperinci

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D) 34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu upaya yang dilakukan untuk dapat mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Prasiklus Kondisi prasiklus merupakan titik awal munculnya penelitian tindakan kelas ini. Kegiatan pra tindakan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengawali

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan

Lebih terperinci

TEKNIK INKUIRI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SMP PLUS DARUSSALAM BLOKAGUNG BANYUWANGI

TEKNIK INKUIRI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SMP PLUS DARUSSALAM BLOKAGUNG BANYUWANGI TEKNIK INKUIRI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SMP PLUS DARUSSALAM BLOKAGUNG BANYUWANGI Ali Manshur Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA) Banyuwangi Abstrak Kegiatan membaca pemahaman

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN TEKS CERITA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI DERECTED READING THINGKING ACTIVITY

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN TEKS CERITA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI DERECTED READING THINGKING ACTIVITY PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN TEKS CERITA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI DERECTED READING THINGKING ACTIVITY (DRTA) PADA KELAS V SDN 15 MALEPANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Desi Nurhayati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai siswa adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa

I. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam memelajari

Lebih terperinci