BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang baik dan berkeadilan, sebagaimana diatur dalam Undang-undang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor risiko..., Helda Suarni, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mycobacterium tuberculosis. Penyakit menular Tuberkulosis masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis

BAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN.

meningkat sampai sekurang-kurangnya mencapai usia 60 tahun. Begitu pula menurut Smith (1994) yang menyatakan bahwa di Nepal dan secara umum di

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ini menular dan menyebar melalui udara, apabila tidak diobati

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun 2013 terjadi kenaikan jumlah kasus terinfeksi kuman TB sebesar 0,6 % pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. tertinggi di antara negara-negara di Asia. HIV dinyatakan sebagai epidemik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia, menurut WHO 9 (sembilan) juta orang penduduk dunia setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. penyakit di seluruh dunia, setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV). negatif dan 0,3 juta TB-HIV Positif) (WHO, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan menurut UU No. 23 Tahun 1992 adalah keadaan sejahtera dari

I. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO (World Health Organisation) pada tahun 2014,

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai,

ANALISA FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU Dhilah Harfadhilah* Nur Nasry Noor** I Nyoman Sunarka***

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara epidemiologi, Mycobacterium tuberculosis telah menginfeksi

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Tri Kurniasih, FE UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. jumlah kasus yang terus meningkat, terutama negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang disebabkan oleh sejenis mikroba atau jasad renik. Mikroba ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit TB paru di Indonesia masih menjadi salah satu penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus di kalangan masyarakat. Menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) tuberkulosis merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi paling. umum di dunia dengan perkiraan sepertiga populasi

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah penyakit infeksi

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. tanah lembab dan tidak adanya sinar matahari (Corwin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. setelah melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan. kepada orang lain (Adnani & Mahastuti, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh (Mycobacterium tuberculosis). Penyakit ini juga dapat

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan kuno seperti sisa-sisa tulang belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. bakteri Mycobacterium tuberculosis (M.tb) kadang disebabkan oleh Mycobacterium bovis

I. PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. TB Paru merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari atau hampir 2 juta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh basil TBC. Penyakit paru paru ini sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. fenomena penyakit yang terjadi pada sebuah kelompok masyarakat, yang berhubungan,

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) bahwa kurang lebih 3

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis, sejenis bakteri berbentuk batang (basil) tahan asam

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Tuberkulosis paru adalah suatu infeksi kronik disebabkan

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) merupakan agenda serius untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health

BAB 1 : PENDAHULUAN. satu di dunia. Data World Health Organization (WHO) tahun 2014 menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sering

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada usia muda atau usia produktif yaitu tahun,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN. kematian terbesar kedua di dunia setelah Human Immunodeviciency Virus

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di seluruh dunia. Sampai tahun 2011 tercatat 9 juta kasus baru

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MOTIVASI PETUGAS TBC DENGAN ANGKA PENEMUAN KASUS TBC DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. TB sudah dilakukan dengan menggunakan strategi DOTS (Directly Observed

BAB I PENDAHULUAN. (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Insiden Seluruh Kasus

melebihi 40-70%, pencahayaan rumah secara alami atau buatan tidak dapat menerangi seluruh ruangan dan menyebabkan bakteri muncul dengan intensitas

Angka Insidensi T B Tahun 2011 (WHO, 2012)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak azazi manusia, setiap individu berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dan berkeadilan, sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam pembangunan kesehatan diharapkan masyarakat mempunyai kesadaran, kemauan, dan kemampuan serta mandiri untuk dapat hidup sehat dan tercapai kesehatan yang optimal. Penyakit menular adalah salah satu permasalahan kesehatan yang masih sulit untuk ditanggulangi, baik itu penyakit menular langsung maupun tidak langsung. TB yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis merupakan salah satu penyakit menular langsung yang masih menjadi permasalahan kesehatan yang serius di banyak negara di dunia. Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. 1 hal ini disebabkan oleh semakin memburuknya situasi TB dunia, terutama pada 22 negara dengan masalah TB besar (High Burden Countries), pada tahun 1993, WHO mencanangkan TB sebagai kedaruratan dunia. 1 Pada Tahun 1995, terdapat 9 Juta pasien TB baru dan 3 juta kematian akibat TB di seluruh dunia (WHO, 1997). Persentase TB saat itu yaitu 95 % kasus TB dan 98 % kematian akibat TB di dunia, terjadi pada negara-negara berkembang. Demikian juga kematian wanita akibat TB lebih banyak daripada kematian yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan dan nifas. 1

Meluasnya infeksi HIV/AIDS di berbagai negara turut menyebabkan semakin tingginya prevalensi penyakit TB, karena terjadi koinfeksi TB HIV. Di dunia saat ini terdapat 40 Juta ODHA, 1/3 nya telah terinfeksi TB. TB merupakan penyebab kematian utama pada pasien HIV. Dengan meningkatnya kasus TB HIV, maka akan meningkatkan beban kasus TB aktif serta meningkatkan morbiditas dan mortalitas terkait HIV pada pasien TB. 1 Secara umum perjalanan alamiah penderita TB yang tidak diobati setelah lima tahun akan berakibat 50 % dari penderita akan meninggal dunia, 25 % akan sembuh dengan daya tahan tubuh yang tinggi, dan 25 % tetap sebagai kasus kronik yang tetap menular (WHO, 1996). Apabila kasus kronik ini tidak segera ditemukan dan diobati maka akan tetap menjadi sumber penularan terhadap manusia lainnya dan semakin meluasnya penyakit TB yang sulit untuk dikendalikan. 1 Berdasarkan hasil survey prevalensi TB di Indonesia tahun 2004, didapatkan hasil prevalensi TB nasional 110 per 100.000 penduduk. Secara regional, insiden TB untuk wilayah Sumatera yaitu 160 per 100.000 penduduk, hal ini menunjukkan bahwa insiden TB wilayah sumatera menduduki peringkat ke dua terbanyak setelah wilayah Indonesia Timur yaitu 210 per 100.000 penduduk. 2 Indonesia merupakan negara dengan pasien TB terbanyak ke-5 di dunia setelah India, Cina, Afrika Selatan, dan Nigeria (WHO, 2009). Diperkirakan jumlah pasien TB di Indonesia sekitar 5,8% dari total jumlah pasien TB di dunia. Diperkirakan, setiap tahun ada 429.730 kasus baru dan kematian 62.246 orang. 1 Sumatera Barat sebagai salah satu propinsi di Indonesia juga mempunyai permasalahan penyakit TB yang tinggi. Berdasarkan hasil survei tuberculin di Sumatera Barat pada tahun 2006, didapatkan angka prevalensi infeksi tuberculosis pada anak sekolah dasar kelas satu, dua dan tiga sebesar 7.9% ( 6.0 9.7% dan annual risk of tuberculosis infection dari estimasi prevalen sebesar 1.0% (0.8-1.2%). 3

Pada tahun 2011 di Provinsi Sumatera Barat telah ditemukan dan diobati sekitar 6.706 penderita TB dan 4.587 diantaranya adalah penderita TB BTA Positif yang merupakan sumber penularan terhadap orang lain. Penemuan tersebut masih belum mencapai target nasional. Penemuan penderita BTA Positif yang diperkirakan adalah 7.693 penderita. 4 (Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat, 2011). TB di Kabupaten Pasaman Barat, juga menjadi permasalahan yang serius dan merupakan salah satu penyebab kematian. Pada tahun 2011 ditemukan 598 penderita TB dan penderita TB BTA Positif adalah 399 orang dari penderita yang ditemukan. Target penemuan penderita TB BTA Positif Kabupaten Pasaman Barat sebesar 538 orang. Sekitar 197 orang diperkirakan masih belum dapat ditemukan dan diobati. Penderita TB BTA Positif ini akan menularkan kepada orang lain, diperkirakan 1 orang penderita TB BTA positif akan dapat menularkan 10-15 orang. Menurut rengking, Kabupaten Pasaman Barat merupakan peringkat ke 4 penyumbang kasus TB terbanyak di Provinsi Sumatera Barat setalah Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kabupaten Pesisir Selatan. Tingginya penderita TB di Kabupaten Pasaman Barat merupakan beban yang berat bagi pemerintahan karena tingginya biaya yang diperlukan untuk penanggulangan penyakit tersebut. 4 Wilayah kerja Puskesmas Ujung Gading merupakan daerah yang setiap tahunnya mempunyai insiden penyakit TB tertinggi di Kabupaten Pasaman Barat, berdasarkan data penemuan kasus TB Paru BTA Positif : Tahun 2009 ditemukan dan diobati 67 penderita (CDR 106,3%), Tahun 20kkm10 ditemukan dan diobati 64 penderita (CDR 101,6%) dan pada tahun 2011 ditemukan dan diobati sejumlah 69 orang (CDR 109,5%), (Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat, 2012). Sedangkan target penemuan penderita BTA positif di wilayah kerja puskesmas Ujung Gading adalah sebesar 63 orang/tahun. 5 Berarti Puskesmas Ujung Gading

telah mencapai CDR (Case DetectionRate) selama tiga tahun terakhir di atas 100%, jauh melampaui target CDR nasional dalam hal penemuan penderita, sebesar 70%. Selain dari sisi kesehatan, Penyakit Tuberkulosis juga telah meyebabkan permasalahan yang sangat serius dan menimbulkan dampak besar terhadap kehidupan serta menimbulkan kerugian ekonomi, karena sekitar 75% penderita TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis (15-50) tahun. Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3 sampai 4 bulan. Hal ini berakibat pada kehilangan pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar 20 30%. Jika meninggal akibat TB, maka akan kehilangan pendapatan sekitar 15 Tahun. 1 Selaian dari segi ekonomi, TB juga memberikan dampak buruk lainnya secara sosial stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat. Faktor risiko yang berperan terhadap timbulnya kejadian penyakit tuberkulosis paru dikelompokkan menjadi 2 kelompok faktor risiko, yaitu faktor risiko kependudukan (jenis kelamin, umur, status gizi, kondisi sosial ekonomi) dan faktor risiko lingkungan (kepadatan, lantai rumah, ventilasi, pencahayaan, kelembaban, dan ketinggian). 6 Lingkungan rumah merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh besar terhadap status kesehatan penghuninya karena sebagian besar waktu aktivitas manusia adalah didalam rumah, sehingga apabila kondisi rumah tidak sehat akan menimbulkan dampak yang buruk pada penghuninya. Thesis Siti Fatimah pada tahun 2009 di Kabupaten Cilacap (Kecamatan : Sidareja, Cipari, Kedungreja, Patimuan, Gandrungmangu, Bantarsari) menyimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kesehatan lingkungan rumah (Kepadatan, Ventilasi, Pencahayaan, Lantai dan Dinding rumah) dengan kejadian penyakit TB Paru. 6 Azwar Musadad Tahun 2002 di Kabupaten Tangerang, dalam penelitianya yang berjudul Hubungan Faktor Lingkungan Rumah Dengan penularan TB Paru Kontak Serumah mendapatkan hasil bahwa ada hubungan yang bermakna antara masuknya sinar matahari langsung dalam rumah dengan penularan TB Paru dengan OR 3,5. 6

Hasil observasi awal yang penulis lakukan pada tanggal 3 Maret 2012, di wilayah kerja Puskesmas Ujuang Gadiang terhadap kondisi lingkungan perumahan dari sepuluh penderita TB Paru, ditemukan 80% mempunyai ventilasi yang buruk, yaitu kurang dari 10 % luas lantai sebagaimana yang dipersyaratkan untuk sebuah rumah sehat, 90% rumah penderita mempunyai pencahayaan yang tidak memenuhi standar rumah sehat (60 lux meter), dan 70 % mempunyai kepadatan rumah yang tinggi, seharusnya tiap jiwa menempati 3 M². Berdasarkan hal diatas, penulis tertarik untuk meneliti hubungan faktor kesehatan lingkungan rumah dengan kejadian TB paru di wilayah kerja Puskesmas Ujung Gading, Kecamatan Lembah Melintang, Kabupaten Pasaman Barat. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan faktor kesehatan lingkungan rumah dengan kejadian TB Paru di Wilayah kerja Puskesmas Ujuang Gadiang, Kec. Lembah Melintang, Kab. Pasaman Barat tahun 2012? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor kesehatan lingkungan rumah, dengan kejadian penyakit TB Paru, dan besar resiko kejadian penyakit TB Paru di Wilayah kerja Puskesmas Ujuang Gadiang, Kec. Lembah Melintang, Kab. Pasaman Barat Tahun 2012.

1.3.2. Tujuan Khusus 1.3.2.1. Menganalisa hubungan dan besar risiko faktor kepadatan penghuni rumah dengan kejadian TB Paru di Puskesmas wilayah kerja Ujuang Gadiang tahun 2012. 1.3.2.2. Menganalisa hubungan dan besar risiko faktor ventilasi rumah dengan kejadian TB Paru di Puskesmas wilayah kerja Ujuang Gadiang tahun 2012. 1.3.2.3. Menganalisa hubungan dan besar risiko faktor pencahayaan dengan kejadian penyakit TB Paru di Puskesmas wilayah kerja Ujuang Gadiang tahun 2012. 1.3.2.4. Menganalisa hubungan dan besar risiko faktor lantai rumah dengan kejadian penyakit TB Paru di Puskesmas wilayah kerja Ujuang Gadiang tahun 2012. 1.3.2.5. Menganalisa hubungan dan besar risiko faktor dinding rumah dengan kejadian penyakit TB Paru di Puskesmas wilayah kerja Ujuang Gadiang tahun 2012. 1.3.2.6. Diketahuninya faktor kesehatan lingkungan rumah yang paling dominan yang berhubungan dengan kejadian penyakit TB Paru di Puskesmas wilayah kerja Ujuang Gadiang tahun 2012. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Peneliti Untuk memberikan pengalaman bagi peneliti agar dapat berpikir secara sistematik dan teoritis di dalam menelaah suatu masalah yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan khususnya penyakit TB Paru.

1.4.2. Bagi Puskesmas Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas untuk lebih meningkatkan upaya kesehatan masyarakat khususnya TB Paru. 1.4.3. Bagi Dinas Kesehatan Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat dan sebagai informasi dalam mengambil kebijakan khususnya kebijakan yang berhubungan dengan TB Paru. 1.4.4. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti lanjutan dalam melakukan penelitian tentang TB Paru. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berjudul Faktor Kesehatan Lingkungan Rumah Yang Berhubungan Dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Ujuang Gadiang Kecamatan Lembah Melintang, Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2012. Variabel yang akan diteliti adalah variabel Independen yang meliputi variabel kepadatan Penghuni, Ventilasi, Pencahayaan, Lantai, dan dinding rumah dan variabel Dependen yaitu Kejadian penyakit TB Paru.