BAB V KARAKTERISASI DAN APLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang dan Pembatasan Masalah

KARAKTERISASI RESERVOIR 1950, DENGAN MENGGUNAKAN KURVA PERMEABILITAS RELATIF YANG DITURUNKAN DARI DATA PRODUKSI, DI LAPANGAN BEKASAP TESIS

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR...

(Gambar III.6). Peta tuning ini secara kualitatif digunakan sebagai data pendukung untuk membantu interpretasi sebaran fasies secara lateral.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...

STUDI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI ZONA A LAPANGAN X DENGAN METODE INJEKSI AIR

Rekonstruksi dan Validasi Data Permeabilitas Relatif Untuk Proses History Matching Dalam Simulasi Reservoir Pengembangan Lapangan X

PENGEMBANGAN METODE USULAN PERAMALAN WATER CUT SUMURAN MENGGUNAKAN DATA PERMEABILITAS RELATIF DAN METODE X-PLOT

BAB V ANALISA SENSITIVITAS MODEL SIMULASI

BAB IV PEMODELAN PETROFISIKA RESERVOIR

Bab I Pendahuluan. I.1 Maksud dan Tujuan

BAB III ANALISA TRANSIEN TEKANAN UJI SUMUR INJEKSI

Bab III Pengolahan dan Analisis Data

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Berikut ini adalah log porositas yang dihasilkan menunjukkan pola yang sama dengan data nilai porositas pada inti bor (Gambar 3.18).

BAB IV VALIDASI MODEL SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI

BAB III PEMODELAN GEOMETRI RESERVOIR

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. KATA PENGANTAR...

BAB IV UNIT RESERVOIR

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH

Bab IV Hasil dan Diskusi

BAB I PENDAHULUAN. Analisis fasies dan evaluasi formasi reservoar dapat mendeskripsi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang sangat penting di dalam dunia industri perminyakan, setelah

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv. SARI...v ABSTRACT... vi DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... RINGKASAN...

BAB IV INTERPRETASI SEISMIK

BAB IV ANALISIS KORELASI INFORMASI GEOLOGI DENGAN VARIOGRAM

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB V ANALISA SEKATAN SESAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Analisis dan Pembahasan

Porositas Efektif

Gambar I.1. : Lokasi penelitian terletak di Propinsi Sumatra Selatan atau sekitar 70 km dari Kota Palembang

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Analisa konektivitas reservoir atau RCA (Reservoir Connectivity Analysis)

Kata kunci: recovery factor, surfactant flooding, seven-spot, saturasi minyak residu, water flooding recovery factor.

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN VALIDASI

Bab III Pengolahan dan Analisis Data

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. V.1 Penentuan Zona Reservoar dan Zona Produksi

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i

Bab III Analisis Stratigrafi Sikuen

BAB V ANALISIS SEKATAN SESAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan

PENGOLAHAN DATA ENGINERING PERSIAPAN SIMULASI RESERVOIR. Oleh: Joko Pamungkas

BAB IV RESERVOIR KUJUNG I

Metodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan model fluida reservoir. Pembuatan model reservoir

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB 4 ANALISIS FASIES SEDIMENTASI DAN DISTRIBUSI BATUPASIR C

BAB I PENDAHULUAN. Pliosen Awal (Minarwan dkk, 1998). Pada sumur P1 dilakukan pengukuran FMT

Bab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer

BAB IV PERHITUNGAN IGIP/RESERVES GAS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perencanaan Waterflood Perencanaan waterflood didasarkan pada pertimbangan teknik dan keekonomisannya. Analisa ekonomis tergantung pada

ESTIMASI PERMEABILITAS RESERVOIR DARI DATA LOG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA FORMASI MENGGALA PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV MODEL GEOLOGI DAN DISTRIBUSI REKAHAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BLIND TEST WELL MATCH COLOUR LOG - SEISMIC

BAB II LANDASAN TEORI UJI SUMUR DRAWDOWN DAN BUILD UP

Bab IV Analisis dan Diskusi

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMODELAN RESERVOAR

IV.5. Interpretasi Paleogeografi Sub-Cekungan Aman Utara Menggunakan Dekomposisi Spektral dan Ekstraksi Atribut Seismik

Pengembangan Metode Usulan Peramalan Water Cut

Klasifikasi Fasies pada Reservoir Menggunakan Crossplot Data Log P-Wave dan Data Log Density

Bab V Metode Peramalan Produksi Usulan Dan Studi Kasus

Estimasi Faktor Perolehan Minyak dengan Menggunakan Teknik Surfactant Flooding pada Pola Injeksi Five Spot

BAB III PEMODELAN RESERVOIR

BAB IV PEMBAHASAN. Pada lapangan XY menggunakan porositas tunggal atau single porosity.

DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 1

HALAMAN PENGESAHAN...

I.PENDAHULUAN 1 BAB II. TINJAUAN UMUM LAPANGAN

BAB III KARAKTERISASI RESERVOIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR. Oleh: LUSY MARYANTI PASARIBU NIM :

BAB 4 KARAKTERISTIK RESERVOIR

BAB 3 ANALSIS LINGKUNGAN PENGENDAPAN DAN EVALUASI FORMASI RESERVOIR FORMASI BANGKO B

PERSAMAAN USULAN UNTUK PERAMALAN KINERJA LAJU ALIR MINYAK BERDASARKAN HUBUNGAN WATER OIL RATIO DAN DECLINE EXPONENT

PEMODELAN RESERVOIR BATUPASIR A, FORMASI MENGGALA DAN PENGARUH HETEROGENITAS TERHADAP OOIP, LAPANGAN RINDANG, CEKUNGAN SUMATRA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pemodelan geologi atau lebih dikenal dengan nama geomodeling adalah peta

Cadangan bahan bakar fosil dalam bentuk minyak dan gas bumi biasanya. terakumulasi dalam batuan reservoir di bawah permukaan bumi.

BAB V INTERPRETASI DATA. batuan dengan menggunakan hasil perekaman karakteristik dari batuan yang ada

Rani Widiastuti Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut t Teknologi Sepuluh hnopember Surabaya 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Evaluasi Cadangan Minyak Zona A dan B, Lapangan Ramses, Blok D Melalui Pemodelan Geologi Berdasarkan Data Petrofisika

Bab II Tinjauan Pustaka

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN...

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISA DATA LOG UNTUK PERHITUNGAN VOLUME AWAL GAS DI TEMPAT DENGAN METODA VOLUME TRIK

Data dan Analisis Ketidakpastiannya

BAB IV Perhitungan Cadangan

BAB V ANALISA. dapat memisahkan litologi dan atau kandungan fluida pada daerah target.

KAJIAN METODE BUCKLEY LEVERETT UNTUK PREDIKSI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI SUMUR MT-02 LAPANGAN X

Transkripsi:

BAB V KARAKTERISASI DAN APLIKASI V. Kurva Fractional flow History matching dilakukan terhadap data produksi aktual dibandingkan dengan data produksi hasil perhitungan. History matching ini menggunakan persamaan fractional flow (4.) untuk produksi aktual dan persamaan fractional flow (4.7) untuk produksi hasil perhitungan. fw = q q w t = qw q + q w o fw = µ w + µ o kr kr o w Kurva fractional flow hasil perhitungan dapat dilihat pada gambar V.. dan tabel variabel-variabel hasil iterasi pada tabel V.. Validasi dilakukan pada kurva fractional flow seperti terlihat pada gambar V.3 dan V.4 yang otomatis menunjukkan profil data produksi. Validasi terhadap reliabilitas model juga dilakukan dengan hanya menggunakan data produksi sampai bulan Juni 2006 untuk history matching, sedangkan dari bulan Juli 2006 sampai April 2007 akan digunakan untuk validasi reliabilitas model. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Setelah history matching dianggap sesuai, maka kurva fractional flow hasil perhitungan dapat digunakan untuk proses selanjutnya dalam menentukan variabel-variabel pembentuk kurva permeabilitas relatif. 27

Kurva Fractional Flow.00 0.90 0.80 0.70 Fractional flow 0.60 0.50 0.40 BEKA0009-0 BEKA004-0 BEKA009-0 BEKA0025-0 BEKA0008-0 BEKA006-0 BEKA0022-0 BEKA0029-0 0.30 BEKA0030-0 BEKA003-0 0.20 BEKA0034-0 BEKA0036-0 BEKA0035-0 BEKA0038-0 0.0 BEKA0040-0 BEKA004-0 - 0 0. 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 Saturasi air Gambar V.. Fractional flow hasil perhitungan. Tabel V.. Variabel hasil iterasi. Sumur Swirr Oil Water Kemiringan Sor Kro(Swir) Krw(Sor) Iterasi exponent exponent Krw/Kro #08 0.233 0.494 0.358 0.259.977.24 4.965 #09 0.45 0.266 0.330 0.37.872.458 23.445 #4 0.42 0.262 0.408 0.290.78.344 20.996 #6 0.340 0.439 0.324 0.36.708.499 33.493 #9 0.282 0.489 0.398 0.293.802.252 28.34 #22 0.249 0.250 0.366 0.274.806.430 3.928 #25 0.368 0.29 0.402 0.275.954.387 20.996 #29 0.37 0.434 0.353 0.275.773.3 33.493 #30 0.334 0.450 0.385 0.296.949.270 3.260 #3 0.376 0.48 0.38 0.294.845.250 3.97 #34 0.336 0.379 0.354 0.262.979.583 26.542 #35 0.234 0.473 0.38 0.297.959.24 23.06 #36 0.34 0.443 0.328 0.80.963.445 34.30 #38 0.205 0.499 0.379 0.272.95.208 22.689 #40 0.493 0.428 0.396 0.282.943.383 93.780 #4 0.327 0.273 0.364 0.272.84.345 6.948 28

V.2 Kurva Permeabilitas Relatif Kemampuan reservoir untuk menyimpan fluida di dalamnya disebut dengan porositas, dan kemampuan reservoir untuk mengalirkan fluida tersebut disebut dengan permeabilitas. Kedua parameter tersebut merupakan dua parameter yang sangat mempengaruhi kualitas suatu reservoir. Semakin bagus suatu kualitas reservoir akan ditunjukkan oleh semakin besarnya nilai porositas dan permeabilitasnya. Hal-hal yang mempengaruhi besaran parameter tersebut meliputi ukuran butir, tekstur dan lingkungan pengendapan, analisis dari semua data reservoir tersebut baik secara kualitatif ataupun kuantitatif merupakan suatu proses dalam karakterisasi suatu reservoir Permeabilitas relatif merupakan perbandingan antara permeabilitas efektif suatu fluida terhadap permeabilitas absolut batuan yang dilewatinya. Permeabilitas relatif merupakan suatu konsep yang sulit, karena merupakan fungsi dari properti batuan dan properti fluida. Permeabilitas relatif ini akan tergantung dari karakter permukaan batuan, geometri pori-porinya, dan keberadaan jumlah fase fluida yang bergerak pada ruang pori pada saat yang bersamaan. Gambar kurva di bawah ini memperlihatkan kurva permeablitas relatif dari masing-masing sumur horisontal, tidak satupun memperlihatkan kesamaan antara satu dan yang lain, sehingga dengan hanya melihat kurva permeabilitas relatif saja, regionisasi reservoir akan sulit dilakukan. Untuk mempermudah analisis region dilakukan perbandingan antara permeabilitas relatif air terhadap minyak yang akan dibahas pada sub-bab selanjutnya. 29

Kurva Permeabilitas Relatif 0.60 0.50 Kro-08 Krw -08 Kro-09 Krw -09 Kro-4 Krw -4 Kro-6 Krw -6 Kro-9 Krw -9 Kro-22 Krw -22 Kro-25 Krw -25 Kro-29 Krw -29 Kro-30 Krw -30 Kro-3 Krw -3 Kro-34 Krw -34 Kro-35 Krw -35 Kro-36 Krw -36 Kro-38 Krw -38 Kro-40 Krw -40 Kro-4 Krw -4 Permeabilitas Relatif 0.40 0.30 0.20 0.0-0 0. 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 Saturasi Air Gambar V.2. Kurva permeabilitas relatif sumur 3 4. V.4 Regionisasi Karakterisasi lapisan pasir 950 dengan menggunakan permeabilitas relatif bertujuan untuk mengetahui region yang memiliki karakter aliran fluida yang sama, pemetaan akan dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara kurva permeabilitas relatif minyak terhadap kurva permeabilitas relatif air. Regionisasi di lapisan pasir 950 ini menggunakan perbandingan antara permeabilitas relatif, karena hubungan ini secara kuantitatif lebih mudah digunakan untuk menganalisis kelakuan aliran fluida daripada menggunakan nilai permeabilitas relatif secara individu. Perbandingan ini memperlihatkan kemampuan reservoir dalam mengalirkan satu fase fluida yang berhubungan dengan kemampuannya dalam mengalirkan fase fluida yang lain dalam suatu 30

sistem aliran. Perbandingan antara permeabilitas relatif tersebut nilainya dapat bervariasi, dari nol sampai tak terhingga, sehingga kurva perbandingan permeabilitas relatif ini diplot dengan menggunakan skala semilog antara log Kro/Krw sebagai fungsi dari saturasi air (Ahmed, 200). Gambar di bawah ini memperlihatkan kurva-kurva perbandingan permeabilitas relatif untuk masing-masing sumur, terlihat ada beberapa kurva yang memiliki kemiringan yang sama. Kemiringan kurva permeabilitas ini merupakan pencerminan dari karakter aliran fluida sumur tersebut, sehingga regionisasi di lapisan pasir 950 ini dapat dibentuk dengan menggunakan kemiringan kurvanya. Kurva Perbandingan Permeabilitas Relatif Krw / Kro 000000.00 08 00000.00 09 4 0000.00 6 9 000.00 22 00.00 25 29 0.00 30 3.00 34 35 0.0 36 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 38.0 0.0 40 4 0.00 0.00 0.00 Saturasi Air (Sw) Gambar V.3. Kurva perbandingan permeabilitas relatif. 3

Kemiringan kurva yang dimaksud di atas adalah kemiringan di bagian tengah kurva yang membentuk garis linier, dan kemiringannya dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan logaritma: Krw = bsw a e.... (5.) Kro Keterangan rumus: Krw Kro a b = Perbandingan kurva permeabilitas relatif air dan minyak = Titik potong kurva dengan sumbu X = Kemiringan kurva Dengan menggunakan interpolasi dua titik, kemiringan kurva dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut ini: b Krw Krw Ln Ln Kro Kro Sw Sw 2 =.... (5.2) 2 Hasil perhitungan kemiringan kurva tersebut dapat dilihat pada tabel V.2. di bawah ini. Kemudian data kemiringan dipopulasikan dengan menggunakan perangkat lunak DSS untuk memetakan besaran kemiringan tersebut dalam bentuk kontur. Region-region yang dibentuk dengan teknik interpolasi dapat dilihat pada gambar V.4. di bawah ini. Lapisan pasir 950 di lapangan Bekasap ini merupakan endapan fluvial yang dipengaruhi oleh pasang surut laut yang kuat, kualitas reservoir yang rendah dicirikan dengan semakin besarnya kemiringan kurva perbandingan Krw/Kro di daerah tersebut. 32

Tabel V.2. Kemiringan dan titik potong perbandingan Krw/Kro. Sumur Krw/Kro Krw/Kro 2 Sw Sw 2 Kemiringan Titik Potong (b) (a) 08 5 0.3 0.624 0.436 4.96 4.40E-04 09 5 0.3 0.664 0.544 23.45 8.67E-07 4 5 0.3 0.656 0.522 2.00 5.22E-06 6 5 0.3 0.58 0.434 33.49.46E-07 9 5 0.3 0.448 0.348 28.3.68E-05 22 5 0.3 0.62 0.4 3.93 9.93E-04 25 5 0.3 0.6 0.476 2.00.37E-05 29 5 0.3 0.52 0.428 33.49.78E-07 30 5 0.3 0.484 0.394 3.26.34E-06 3 5 0.3 0.522 0.434 3.97 2.83E-07 34 5 0.3 0.538 0.432 26.54 3.4E-06 35 5 0.3 0.436 0.34 23.06 2.5E-04 36 5 0.3 0.5 0.48 34.3.77E-07 38 5 0.3 0.42 0.288 22.69 4.36E-04 40 5 0.3 0.64 0.448 6.95.5E-04 4 5 0.3 0.44 0.288 22.33 4.83E-04 Skala : 3400 2.5 20.0 27.5 35.0 U Gambar V.4. Regionisasi lapisan pasir 950. 33

V.3 Korelasi Sumur Untuk memvalidasi region yang terbentuk, dibuat korelasi sumur untuk mengetahui kualitas reservoir berdasarkan log Gamma Ray, densitas dan resisitivitas. Arah korelasi dibuat dari arah tenggara barat laut dan dari arah barat daya timur laut BL2 TL2 BL TL BD2 TG2 BD TG U Gambar V.5. Peta korelasi sumur. Timur Laut Barat Daya Gambar V.6. Korelasi sumur berarah timur laut barat daya. 34

TimurLaut2 BaratDaya2 Gambar V.7. Korelasi sumur berarah timur laut 2 barat daya 2. Barat Laut Tenggara Gambar V.8. Korelasi sumur berarah barat laut tenggara. Barat Laut 2 Tenggara 2 Gambar V.9. Korelasi sumur berarah barat laut 2 tenggara 2. 35

Dilihat dari korelasi sumur di atas, secara kualitatif terlihat kualitas reservoir dari arah tenggara ke barat laut semakin menurun, sementara perubahan kualitas ini tidak terlalu terlihat jika dilihat dari arah barat daya ke timur laut. V.4 Normalisasi Permeabilitas Relatif Setelah mengetahui regionisasi, maka diperlukan suatu normalisasi kurva permeabilitas relatif yang dapat merepresentasikan region tersebut, sebelum menggunakannya dalam memprediksi produksi atau untuk simulasi, karena kurva permeabilitas relatif yang ada dalam satu region tersebut bermacam-macam tergantung dari nilai end point (Swir, Sor, Kro(Swir), Krw(Sor). Adapun langkah-langkah dalam melakukan normalisasi permeabilitas relatif tersebut adalah sebagai berikut: Normalisasi saturasi air (Sw*) dengan menggunakan persamaan: Sw Swir Sw * =.... (5.3) Swir Sor Normalisasi permeabilitas relatif (Kro* dan Krw) dengan menggunakan persamaan: Kro Kro * =.... (5.4) Kro( Swir) Krw Krw * =.... (5.5) Krw( Sor) Plot nilai-nilai hasil normalisasi antara Sw* vs Kro* dan Krw* untuk tiap sumur pada tiap region Hitung rata-rata permeabilitas relatif pada tiap titik Sw* dengan menggunakan persamaan: 36

n [ h Kro *] i i= Kro( avg) =.... (5.6) n h i= i n [ h Krw *] i i= Krw( avg) =.... (5.7) n h i= i Hasil normalisasi akan membentuk satu kurva dengan profil yang mencerminkan karakter aliran pada region tersebut, adapun hasil normalisasi kurva permeabilitas relatif pada lapisan pasir 950 dapat dilihat pada gambar V.0 V.2 di bawah ini. Kro dan Krw.0 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0. 0.0 Normalisasi Region 0 0.2 0.4 0.6 0.8 Saturasi air Kro*_08 Krw*_08 Kro*_22 Krw*_22 Kro*_40 Krw*_40 Kro_Reg Krw_Reg Gambar V.0. Normalisasi permeabilitas relatif region. 37

Kro dan Krw.0 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0. Normalisasi Region 2 0.0 0 0.2 0.4 0.6 0.8 Saturasi air Kro*_09 Krw*_09 Kro*_4 Krw*_4 Kro*_25 Krw*_25 Kro*_34 Krw*_34 Kro*_35 Krw*_35 Kro*_38 Krw*_38 Kro*_4 Krw*_4 Kro*_Reg2 Krw*_Reg2 Gambar V.. Normalisasi permeabilitas relatif region 2. Kro dan Krw.0 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0. 0.0 Normalisasi Region 3 0 0.2 0.4 0.6 0.8 Saturasi air Kro*_6 Krw*_6 Kro*_9 Krw*_9 Kro*_29 Krw*_29 Kro*_30 Krw*_30 Kro*_3 Krw*_3 Kro*_36 Krw*_36 Kro_Reg3 Krw*_Reg3 Gambar V.2. Normalisasi permeabilitas relatif region 3. 38

V.5 Aplikasi Hasil interpretasi menunjukkan bahwa lapisan pasir 950 di lapangan Bekasap terbagi menjadi tiga region. Normalisasi kurva permeabilitas relatif dilakukan pada tiap-tiap region untuk menghasilkan satu kurva permeabilitas relatif yang dapat merepresentasikan kelakuan fluida pada region tersebut. Keterbatasan analisis khusus pada batuan inti untuk mengetahui kurva permeabilitas relatif dapat diminimumkan dengan menggunakan teknik ini. Permeabilitas relatif merupakan data kritis yang harus dimiliki dalam proses simulasi suatu reservoir. Adakalanya data permeabilitas relatif satu reservoir digunakan untuk mensimulasi reservoir lain dengan alasan keterbatasan jumlah batuan inti. Dengan menggunakan teknik ini, maka setiap reservoir dapat memiliki masing-masing permeabilitas relatif, bahkan resolusi setiap reservoir dapat diperkecil lagi dengan membuat regionisasi sehingga proses menyetarakan sejarah produksi pada proses simulasi akan lebih mudah. Selain untuk simulasi, kurva fractional flow yang merupakan bagian dari konsep permeabilitas relatif dapat digunakan untuk memprediksi produksi, dengan memperkirakan besarnya fluida yang akan diproduksi maka laju alir minyak dan air dapat diprediksi secara detail. 39