BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN VALIDASI
|
|
- Ade Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN VALIDAI IV.1 Penglahan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data prduksi sumur minyak yang berasal dari 16 sumur hrisntal di lapisan pasir eperti yang terlihat pada gamabr di baah ini, lkasi sumur-sumur yang diambil datanya tersebar merata di lapangan Bekasap dan diharapkan dapat merepresentasikan seluruh lapisan pasir 1950 ini. Adapun data prduksi yang diambil meliputi prduksi minyak dan prduksi air sejak sumur ini berprduksi sampai bulan April Data prduksi sampai bulan Juni 2006 akan dipergunakan dalam perhitungan histry matching, sedangkan dari bulan Juli 2006 sampai April 2007 akan digunakan untuk validasi reliabilitas mdel. kala 1 : U Gambar IV.1. Lkasi sumur hrisntal di lapangan Bekasap lapisan pasir
2 IV.2 Persamaan-persamaan yang Digunakan Mdel iterasi menggunakan perhitungan dengan pendekatan algritma genetik dengan menggunakan metde least suare, untuk mencari suatu nilai yang tujuannya sudah ditentukan dari aal. Tujuan dari mdel iterasi ini adalah untuk mencari ttal kesalahan yang paling minimum dari perbedaan antara prduksi aktual dan prduksi hasil perhitungan. Mdel iterasi ini dibentuk dari persamaan-persamaan yang menghubungkan data prduksi, vlume drainase sumur dan pembentukan permeabilitas relatif, adapun persamaan-persamaannya itu adalah persamaan fractinal fl, persamaan Crey dan persamaan Material Balance yang disederhanakan: 1. Persamaan Fractinal fl Persamaan fractinal fl merupakan suatu persamaan yang secara kualitatif dapat menunjukkan perbandingan antara aliran air dan aliran fluida ttal pada suatu aktu dan tempat dalam suatu sistem injeksi air yang linear. Hal ini menjelaskan hubungan antara besarnya aliran air di tiap tempat di dalam reservir dengan besarnya saturasi air. Dalam suatu sistem yang hmgen, dua fase dan istermal, persamaan fractinal fl didefinisikan sebagai berikut: f.. (4.1) t + Dengan mengasumsikan aliran fluida dua fase yang steady-state dan hmgen, persamaan Darcy dapat digunakan untuk mendefinisikan besarnya aliran minyak dan air seperti persamaan di baah ini, adapun arah kemiringan perlapisan akan mempengaruhi besarnya aliran tersebut KA P + gρsin( α ).. (4.2) x 18
3 K A P + gρsin( α ).. (4.3) x Keterangan rumus:, minyak dan air k, k permeabilitas efektif, kekentalan minyak dan air P, P tekanan ρ, ρ densitas A area yang terleati aliran x jarak α sudut kemiringan sin (α) psitif untuk aliran updip dan negatif untuk aliran dndip Tekanan kapiler ttal di reservir merupakan perbedaan antara tekanan kapiler minyak dan tekanan kapiler air, dan dapat ditulis sebagai berikut: P c P P.. (4.4) Diferensiasi diaplikasikan untuk persamaan di atas dengan memasukan faktr jarak, sehingga didapat: Pc x P x P x.. (4.5) Dengan mensubstitusikan persamaan ke dalam persamaan 4.1, akan didapat persamaan baru yang menunjukkan hubungan antara fractinal fl dan permeabilitas efektif 19
4 ka Pc ( )g sin 1 t + ρ ρ α x f + k k (4.6) k k Dalam kasus yang diteliti di lapisan pasir 1950 ini, beberapa variabel diabaikan seperti: tekanan kapiler, gaya gravitasi dan sudut perlapisan. Hal ini dilakukan karena lapisan ini memiliki ketebalan rata-rata 30 kaki dengan sudut perlapisan yang minim. ehingga persamaan 4.6 dapat ditulis sebagai berikut: f 1 1+ kr kr.... (4.7) 2. Persamaan Crey Persamaan Crey digunakan untuk mencari permeabilitas relatif karena persamaannya sederhana dan dapat merepresentasikan permeabilitas relatif secara individual. Persamaan ini juga paling banyak digunakan dalam simulasi numerik, adapun persamaannya adalah sebagai berikut: α 1- - r Kr a... (4.8) 1 - i - r β - i Kr b... (4.9) 1- i - r Dengan asumsi tidak ada perubahan kekentalan minyak dan air maka persamaan (4.7) dapat dituliskan kembali sebagai berikut: f x a 1- i - - r r 1 α b 1- i - i - r β... (4.10) 20
5 3. Material Balance yang Disederhanakan Dalam reservir yang mengaplikasikan aterfld sebagai secndary recvery, perubahaan tekanan dapat diabaikan, sehingga ketika kita memmpa sumur dan memprduksikan fluidanya, maka semua fluida yang terprduksi akan digantikan leh air yang berasal dari reservir, sehingga dengan menganggap aal maka material balance dapat disederhanakan sebagai berikut: + W V... (4.11) i e d Dengan memasukan faktr aktu ke dalam persamaan di atas, maka didapat persamaan baru yang menunjukkan baha saturasi air merupakan fungsi dari prduksi minyak suatu sumur dan vlume drainase sumur tersebut. (t + t) (t) + y. (t)... (4.12) Keterangan rumus: We Water encrachment Vd Vlume drainase pada t0 i (t) Prduksi minyak pada bulan t, y Variabel yang menunjukkan vlume fluida di reservir IV.3 Mdel Iterasi Mdel iterasi kemudian dibentuk untuk mengetahui hubungan antara prduksi kumulatif minyak dengan ater cut suatu sumur. Beberapa variabel kemudian diperkirakan untuk tiap sumur, seperti: vlume drainase dan saturasi air aal. Vlume drainase diperkirakan dari panjang lateral sumur hrisntal, ketebalan lapisan pasir dan radius pengurasan sumur, sedangkan saturasi minyak aal diperkirakan dari mdel gelgi yang ada di lapangan ini. Variabel-variabel 21
6 pembentuk permeabiltas relatif seperti: a, b, α, β, x, dan r juga diperkirakan dari aal. Mdel ini kemudian akan bekerja secara simultan pada masing-masing sumur untuk mencari nilai kesalahan kumulatif yang paling minimum, seperti yang terlihat pada gambar IV.2. Adapun langkah kerja dari iterasi ini adalah sebagai berikut: Untuk tiap aktu (t) akan dilakukan: 1. Dengan perkiraan variabel, a, b, α, β, x Dilakukan perhitungan f seperti persamaan 3.7, sebagai f hitung (t) 2. Dengan data prduksi ttal sumur t dan f hitung (t) Dilakukan perhitungan prduksi minyak hitung (t) hitung (t) t (t) * (1 f hitung (t)) 3. Dengan data prduksi minyak aktual (t) pada tiap sumur Dilakukan perhitungan kesalahan untuk aktu t Kesalahan (t) hitung (t) - aktual (t) dan kumulatif kesalahan dihitung sebagai, kesalahan kesalahan kesalahan (t-1) + kesalahan (t) 4. Hitung prduksi minyak kumulatif, (CumOil hitung (t)) CumOil hitung (t) CumOil hitung (t - 1) + hitung (t)* t 5. Dengan menggunakan hasil perhitungan CumOil hitung (t) Dilakukan perhitungan vlume air di reservir, VlWat hitung (t) VlWat hitung (t) VlWat hitung (t 0) + CumOil hitung (t) 6. Dengan menggunakan hasil perhitungan vlume reservir aal, VlFluid hitung (t0) Dilakukan perhitungan saturasi air di reservir pada aktu (t+1) hitung (t+1) VlWat hitung (t)/ VlFluid hitung (t0) 7. Ulangi perhitungan untuk setiap aktu t
7 Perkirakan variabel berikut: 1. Vlume fluid, (Vd) 2. end pint (ir, r), a dan b 3. Variabel pangkat (α dan β) calc Hitung: VlWat ( t + 1) VlFluid Calc ( t ) Calc K r Hitung Permeabilitas relatif : (1 a (1 r ir α ) K r ) r ( b (1 ir ) ir α r ) Bangun: Bangun: calc -F calc calc -F act 1 f Kr 1 + Kr Tidak Kesalahan bisa diterima Tidak f + Ya Perkiraan variabel bisa diterima Gambar IV.2. Diagram alir mdel iterasi. IV.4 Validasi Prses validasi diperlukan untuk mengetahui kesalahan yang dibuat leh mdel, prses validasi ini meliputi: Validasi fractinal fl Validasi prduksi Validasi mdel gelgi Validasi dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan dengan data aktual dari lapangan, dari 16 sumur yang divalidasi hanya satu sumur yang ttal kesalahannya lebih dari 15% 23
8 Validasi kurva fractinal fl Dalam prses iterasi ini, kurva fractinal fl adalah kurva yang pertama kali dibandingkan. eperti terlihat pada gambar IV.3, untuk membandingkannya prfil kurva aktual ditumpangkan dengan kurva hasil perhitungan untuk melihat kecckan trennya, kemudian untuk mengetahui persentase kesalahannya, fractinal fl hasil perhitungan ini akan diknversi menjadi prduksi minyak untuk kemudian dibandingkan dengan prduksi minyak aktual. Fractinal fl 1.2 Aktual 1.0 Perhitungan aturasi Air umur #114 Fractinal fl Aktual Perhitungan umur # aturasi Air Gambar IV.3. Perbandingan antara kurva fractinal fl hasil perhitungan dengan aktual. Validasi prduksi Faktr kesalahan didapat dari perbandingan antara prduksi aktual dan prduksi hasil perhitungan, dalam prses histry matching angka 15% perbedaan dari ttal prduksi seluruh sumur ditetapkan menjadi kesalahan minimum yang dapat diterima. Perbedaan ini merupakan kmpensasi dari pengukuran prduksi aktual yang lebih fluktuatif karena terpengaruh leh akurasi pengukuran fluida prduksi dan ater cut. 24
9 Prduksi Minyak (Bpd) 1, HM_Aktual 800 HM_Perhitungan 700 VAL_Aktual 600 VAL_Perhitungan Apr-01 ep-02 Jan-04 May-05 Oct-06 Feb-08 umur #114 Waktu Prduksi Minyak (Bpd) 800 HM_Aktual 700 HM_Perhitungan ep-02 Jan-04 May-05 Oct-06 Feb-08 umur #125 Waktu VAL_Aktual VAL_Perhitungan Gambar IV.4. Perbandingan antara kurva prduksi minyak hasil perhitungan dengan aktual. Perbandingan prduksi sumur minyak hasil perhitungan dengan prduksi aktual dapat dikatakan sangat cck dalam prses histry matching ini, seperti terlihat pada gambar di atas prfil prduksi minyak hasil perhitungan tidak pernah menyimpang dari data prduksi aktual hasil pengukuran di lapangan. Untuk memastikan baha mdel yang dibuat dapat digunakan, maka data yang dimasukan ke dalam prses histry matching hanya sampai bulan Desember 2006, data prduksi aktual setelah bulan tersebut akan digunakan sebagai data penguji reliabilitas mdel ini. Terlihat pada gambar IV.4 baha reliabilitas mdel ini bagus, terlihat dari prduksi hasil perhitungan setelah bulan Juni 2006 tetap mengikuti prfil data prduksi aktual, dan minimum kesalahannya tetap di baah 15%. Validasi mdel gelgi Validasi dilakukan untuk mengetahui knsistensi antara mdel perhitungan dengan mdel gelgi, variabel yang divalidasi adalah besarnya saturasi air irreducible (ir), variabel ini menunjukkan distribusi permeabilitas batuan di lapisan pasir 1950, dalam hubungannya dengan permeabilitas relatif variabel ini akan mempengaruhi vlume minyak yang dapat diprduksi. 25
10 Gambar di baah ini merupakan peta ir (Irreducible ater saturatin) reservir pasir 1950, nilai ir yang rendah ditunjukkan leh arna gelap dan ir yang tinggi ditunjukkan dengan arna yang terang. Besarnya nilai ir ini memperlihatkan kemudahan minyak seaktu bermigrasi dan mendrng air yang mengisi reservir, ir yang rendah menunjukkan minyak dengan mudah mendrng air dan menggantikan tempatnya di reservir. Nilai ir ini terpengaruhi leh nilai permeabilitas efektif suatu batuan, ir yang rendah menunjukkan permeabilitas efektif yang tinggi, sebaliknya ir yang tinggi memiliki permeabilitas efektif yang lebih rendah. Peta ir ir irr Iterasi irr_e Mdel 0.0 #108 #109 #114 #116 #119 #122 #125 #129 #130 #131 #134 #135 #136 #138 #140 #141 umur Gambar IV.5. Validasi nilai ir hasil perhitungan dengan ir mdel gelgi. Validasi dilakukan untuk membandingkan nilai rata-rata ir mdel gelgi terhadap ir hasil perhitungan. eperti yang terlihat pada grafik di atas, nilai ir mdel hasil iterasi mendekati ir rata-rata sumur hrisntal yang dibuat di mdel gelgi. Nilai ir mdel iterasi memiliki tren yang lebih kecil daripada mdel gelgi karena tidak semua lateral sectin sumur hrisntal ini dapat memprduksi minyak secara efektif, karena pengaruh dari pmpa dan prperti batuan sepanjang sectin tersebut. 26
BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang dan Pembatasan Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Pembatasan Masalah Pada tahun 1997, PT CPI mengaplikasikan teknik perolehan dengan metode peripheral waterflood di lapangan Bekasap untuk mengimbangi penurunan
Lebih terperinciBAB V KARAKTERISASI DAN APLIKASI
BAB V KARAKTERISASI DAN APLIKASI V. Kurva Fractional flow History matching dilakukan terhadap data produksi aktual dibandingkan dengan data produksi hasil perhitungan. History matching ini menggunakan
Lebih terperinciPENERAPAN METODA WIGGINS UNTUK PERHITUNGAN POTENSI SUMUR DENGAN WATER CUT TINGGI DI LAPANGAN TANJUNG
PENERAPAN METODA WIGGINS UNTUK PERHITUNGAN POTENSI SUMUR DENGAN WATER CUT TINGGI DI LAPANGAN TANJUNG Oleh : Aris Buntr UPNVY Amega Yasutra ITB Anas Puji Sants UPNVY Suhardiman UBEP Tanjung M. Ainul Arifin
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Injeksi Air Injeksi air merupakan salah satu metode Enhanced Oil Recovery (aterflood) untuk meningkatkan perolehan minyak yang tergolong injeksi tak tercampur. Air injeksi
Lebih terperinciBab V Metode Peramalan Produksi Usulan Dan Studi Kasus
3 25 2 15 1 5 Minyak Air Gas 15-Jun-94 28-Oct-95 11-Mar-97 24-Jul-98 6-Dec-99 19-Apr-1 1-Sep-2 14-Jan-4 28-May-5 14 12 1 8 6 4 2 Bab V Metode Peramalan Produksi Usulan Dan Studi Kasus V.1. Metode Peramalan
Lebih terperinciReservoir Minyak Dan Gas Bumi
Reservir Minyak Dan Gas Bumi 1. Pendahuluan Teknik reservir adalah suatu ilmu yang mempergunakan kaidah-kaidah ilmu alam dalam memecahkan persalan-persalan reservir. Persalan-persalan yang dipecahkan di
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v HALAMAN RINGKASAN... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR...
Lebih terperinciPerhitungan Laju Aliran Fluida Kritis Untuk Mempertahankan Tekanan Reservoir Pada Sumur Ratu Di Lapangan Kinantan
Perhitungan Laju Aliran Fluida Kritis Untuk Mempertahankan Tekanan Reservir Pada Sumur Ratu Di Lapangan Kinantan Calculatin f Flwing Rate Critice t Maintain Reservir Pressure On Ratu Well In Kinantan field
Lebih terperinciDAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... RINGKASAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... RINGKASAN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iv
Lebih terperinciSTUDI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI ZONA A LAPANGAN X DENGAN METODE INJEKSI AIR
STUDI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI ZONA A LAPANGAN X DENGAN METODE INJEKSI AIR TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh : RADEN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) pertama kali muncul pada tahun 1858 ketika minyak mentah ditemukan oleh Edwin L. Drake di Titusville (IATMI SM STT MIGAS
Lebih terperinciGambar Kedudukan Air Sepanjang Jalur Arus (a) sebelum dan (b) sesudah Tembus Air Pada Sumur Produksi 3)
4.2. Injeksi Air (Waterflooding) Waterflooding merupakan metode perolehan tahap kedua dengan menginjeksikan air ke dalam reservoir untuk mendapatkan tambahan perolehan minyak yang bergerak dari reservoir
Lebih terperinciKARAKTERISASI RESERVOIR 1950, DENGAN MENGGUNAKAN KURVA PERMEABILITAS RELATIF YANG DITURUNKAN DARI DATA PRODUKSI, DI LAPANGAN BEKASAP TESIS
KARAKTERISASI RESERVOIR 1950, DENGAN MENGGUNAKAN KURVA PERMEABILITAS RELATIF YANG DITURUNKAN DARI DATA PRODUKSI, DI LAPANGAN BEKASAP TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Magister
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR
Lebih terperinciGambar 11. Perbandingan hasil produksi antara data lapangan dengan metode modifikasi Boberg- Lantz pada sumur ADA#22
Sekali lagi dari Gambar 9 dapat dilihat bahwa perbandigan kurva produksi metode modifikasi Boberg-Lantz dengan data lapangan berpola mendekati. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan kenaikan produksi
Lebih terperinciBAB IV VALIDASI MODEL SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN
BAB IV VALIDASI MODEL SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN Untuk memperoleh keyakinan terhadap model yang akan digunakan dalam simulasi untuk menggunakan metode metode analisa uji sumur injeksi seperti
Lebih terperinciBAB 2 Pengenalan Neraca Energi pada Proses Tanpa Reaksi
BAB Pengenalan Neraca Energi pada Prses Tanpa Reaksi Knsep Hukum Kekekalan Energi Ttal energi pada sistem dan lingkungan tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan..1 Neraca Energi untuk Sistem Tertutup
Lebih terperinciPENENTUAN ISI AWAL MINYAK DAN PERAMALAN PRODUKSI NYA DENGAN DECLINE CURVE ANALYSIS DI LAPANGAN R
PENENTUAN ISI AWAL MINYAK DAN PERAMALAN PRODUKSI NYA DENGAN DECLINE CURVE ANALYSIS DI LAPANGAN R Rendi Wirnanda Irwin Abstrak Hal yang dapat menunjang keberhasilan pengembangan dan pengellaan suatu lapangan
Lebih terperinciBab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer
Bab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer Pada bab ini akan dijelaskan tentang model yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya kemudian dari model tersebut akan dioptimalisasi
Lebih terperinciMetodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan model fluida reservoir. Pembuatan model reservoir
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Diagram Alir Penelitian Diagram pada Gambar III.1 berikut ini merupakan diagram alir yang menunjukkan tahapan proses yang dilakukan pada penelitian studi simulasi injeksi
Lebih terperinciPERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN...iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN...vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR...ix DAFTAR
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA III.1 Stratigrafi dan Fasies Lapangan Bekasap Secara garis besar karakter fasies pengendapan di Formasi Bekasap, Bangko dan Menggala memperlihatkan lingkungan shallow water of
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR PERMODELAN RESERVOIR PANAS BUMI. Sistem hidrotermal magma terdiri dari dua bagian utama yaitu ruang magma dan
BAB II KONSEP DASAR PERMODELAN RESERVOIR PANAS BUMI Sistem hidrotermal magma terdiri dari dua bagian utama yaitu ruang magma dan reservoir fluida. Ruang magma merupakan sumber massa dan energi untuk reservoir
Lebih terperinciI. Tegangan Efektif. Pertemuan I
Pertemuan I I. Tegangan Efektif I.1 Umum. Bila tanah mengalami tekanan yang diakibatkan oleh beban maka ; Angka pori tanah akan berkurang Terjadinya perubahan-perubahan sifat mekanis tanah (tahanan geser
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurunnya angka produksi minyak dan gas bumi dewasa ini memberikan konsekuensi yang cukup besar bagi kehidupan masyarakat. Kebutuhan akan sumber daya minyak dan gas
Lebih terperinciBerikut ini adalah log porositas yang dihasilkan menunjukkan pola yang sama dengan data nilai porositas pada inti bor (Gambar 3.18).
Gambar 3.17 Grafik silang antara porositas inti bor dan porositas log densitas. Berikut ini adalah log porositas yang dihasilkan menunjukkan pola yang sama dengan data nilai porositas pada inti bor (Gambar
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Oleh: LUSY MARYANTI PASARIBU NIM :
PENGEMBANGAN KORELASI KUMULATIF PRODUKSI MINYAK SUMURAN BERDASARKAN DATA PRODUKSI DAN SIFAT FISIK BATUAN LAPANGAN DALAM KONDISI WATER CONING DENGAN BANTUAN SIMULASI RESERVOIR TUGAS AKHIR Oleh: LUSY MARYANTI
Lebih terperinciRekonstruksi dan Validasi Data Permeabilitas Relatif Untuk Proses History Matching Dalam Simulasi Reservoir Pengembangan Lapangan X
JEEE Vol. 4 No. 2 Rita, Putra, Erfando Rekonstruksi dan Validasi Data Permeabilitas Relatif Untuk Proses History Matching Dalam Simulasi Reservoir Pengembangan Lapangan X Novia Rita 1, Andre Pratama Putra
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA AQUEOUS AMMONIA PLANT (STUDI DESKRIPTIF DI PABRIK PUPUK)
EVALUASI KINERJA AQUEOUS AMMONIA PLANT (STUDI DESKRIPTIF DI PABRIK PUPUK) Nur Aida Amalia, Nurul Syefira Fatayatunnajmah, Bintang Iwhan Mehady Jurusan Teknik Kimia, Pliteknik Negeri Bandung, Bandung 40012
Lebih terperinciOptimasi Produksi Lapangan X dengan Menggunakan Simulasi Reservoir
Optimasi Produksi Lapangan X dengan Menggunakan Simulasi Reservoir Muhammad Bima Furqan, Onnie Ridaliani, Bambang kustono Abstrak Penelitian ini meneliti tentang bagaimana cara mengoptimasikan produksi
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN PENERAPAN INJEKSI SURFAKTAN DAN POLIMER DI LAPANGAN X MENGGUNAKAN SIMULATOR NUMERIK TESIS EMA FITRIANI NIM :
STUDI KELAYAKAN PENERAPAN INJEKSI SURFAKTAN DAN POLIMER DI LAPANGAN X MENGGUNAKAN SIMULATOR NUMERIK TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciPERENCANAAN PATTERN FULL SCALE UNTUK SECONDARY RECOVERY DENGAN INJEKSI AIR PADA LAPANGAN JAN LAPISAN X1 DAN LAPISAN X2
PERENCANAAN PATTERN FULL SCALE UNTUK SECONDARY RECOVERY DENGAN INJEKSI AIR PADA LAPANGAN JAN LAPISAN X1 DAN LAPISAN X2 Jannisto Harrison Mongan Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan
Lebih terperincipermintaan. Sedangkan untuk faktor - faktor lain dianggap tetap (tidak diteliti). Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Materi Penelitian Pada penelitian ini akan membahas bagaimana menentukan atau memperkirakan vlume prduksi berdasarkan variabel bahan baku, jam kerja, biaya prduksi dan
Lebih terperinciBAB V ANALISA SENSITIVITAS MODEL SIMULASI
BAB V ANALISA SENSITIVITAS MODEL SIMULASI Simulasi menggunakan model sistem reservoir seperti yang dijelaskan dan divalidasi dengan data lapangan pada Bab IV terdahulu, selanjutnya akan dilakukan analisa
Lebih terperinciPENERAPAN DINAMIKA FLUIDA DALAM PERHITUNGAN KECEPATAN ALIRAN DAN PEROLEHAN MINYAK DI RESERVOIR
PENERAPAN DINAMIKA FLUIDA DALAM PERHITUNGAN KECEPATAN ALIRAN DAN PEROLEHAN MINYAK DI RESERVOIR Di Listriana Kusumastuti Information Systems Department, School of Information Systems, Binus University Jl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Reservoir panas bumi yang dieksploitasi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar belakang Reservoir panas bumi yang dieksploitasi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) pada umumnya digunakan dalam jangka
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Aliran Fluida Viskos Tipis pada Model Slip di Bawah Pengaruh Gaya Gravitasi
Vol. 14, No. 1, 69-76, Juli 017 Analisis Kestabilan Aliran Fluida Viskos Tipis pada Model Slip di Bawah Pengaruh Gaya Gravitasi Sri Sulasteri Abstrak Hal yang selalu menjadi perhatian dalam lapisan fluida
Lebih terperinciBab II Model Lapisan Fluida Viskos Tipis Akibat Gaya Gravitasi
Bab II Model Lapisan Fluida Viskos Tipis Akibat Gaya Gravitasi II.1 Gambaran Umum Model Pada bab ini, kita akan merumuskan model matematika dari masalah ketidakstabilan lapisan fluida tipis yang bergerak
Lebih terperinciKata kunci: recovery factor, surfactant flooding, seven-spot, saturasi minyak residu, water flooding recovery factor.
Pengembangan Persamaan untuk Mengestimasi Recovery Factor dari Surfactant Flooding pada Pola Injeksi Seven-Spot Gerdhy Ferdian* Dr. Ir. Leksono Mucharam** Abstrak Pemilihan metode peningkatan perolehan
Lebih terperinciKestabilan Aliran Fluida Viskos Tipis pada Bidang Inklinasi
1 Jurnal Matematika, Statistika, & Komputasi Vol 5 No 1, 1-9, Juli 2008 Kestabilan Aliran Fluida Viskos Tipis pada Bidang Inklinasi Sri Sulasteri Jurusan Pend. Matematika UIN Alauddin Makassar Jalan Sultan
Lebih terperinciBab 3 MODEL MATEMATIKA INJEKSI SURFACTANT POLYMER 1-D
Bab 3 MODEL MATEMATIKA INJEKSI SURFACTANT POLYMER 1-D Pada bab ini akan dibahas model matematika yang dipakai adalah sebuah model injeksi bahan kimia satu dimensi untuk menghitung perolehan minyak sebagai
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: dibandingkan lapisan lainnya, sebesar MSTB.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: 1. Hasil analisa decline curve dari semua
Lebih terperinciHALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... ix
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pemahaman yang baik terhadap geologi bawah permukaan dari suatu lapangan minyak menjadi suatu hal yang penting dalam perencanaan strategi pengembangan lapangan tersebut.
Lebih terperinciPerencanaan Waterflood Perencanaan waterflood didasarkan pada pertimbangan teknik dan keekonomisannya. Analisa ekonomis tergantung pada
3.1.2. Perencanaan Waterflood Perencanaan waterflood didasarkan pada pertimbangan teknik dan keekonomisannya. Analisa ekonomis tergantung pada perkiraan hasil dari proses waterflood itu sendiri. Perkiraan
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. Di dalam ilmu kebumian, permeabilitas (biasanya bersimbol κ atau k)
BAB II TEORI DASAR.1 Permeabilitas Di dalam ilmu kebumian, permeabilitas (biasanya bersimbol κ atau k) merupakan kemampuan suatu material (khususnya batuan) untuk melewatkan fluida. Besaran ini dapat diperoleh
Lebih terperinciSTUDI PENDESAKAN UAP UNTUK MINYAK BERAT DENGAN PROSES STEAM ASSISTED GRAVITY DRAINAGE
PROCEEDING SIMPOSIUM NASIONAL IATMI 2 Yogyakarta, 3-5 Oktober 2 STUDI PENDESAKAN UAP UNTUK MINYAK BERAT DENGAN PROSES STEAM ASSISTED GRAVITY DRAINAGE Suranto, Doddy Abdassah 2, Sudjati Rachmat 2 UPN Veteran
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. V.1 Penentuan Zona Reservoar dan Zona Produksi
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN V.1 Penentuan Zona Reservoar dan Zona Produksi Penentuan zona reservoir dilakukan dengan menggunakan cutoff volume serpih (VSH) dan porositas efektif (PHIE) pada zona target.
Lebih terperinciMETODE PENENTUAN LOKASI SUMUR PENGEMBANGAN UNTUK OPTIMASI PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN MENGGUNAKAN
METODE PENENTUAN LOKASI SUMUR PENGEMBANGAN UNTUK OPTIMASI PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN MENGGUNAKAN PARAMETER POROSITAS, PERMEABILITAS DAN SATURASI MINYAK SECARA SEMI-ANALITIK TUGAS AKHIR Oleh: YOGA PRATAMA
Lebih terperinci(Gambar III.6). Peta tuning ini secara kualitatif digunakan sebagai data pendukung untuk membantu interpretasi sebaran fasies secara lateral.
Selanjutnya hasil animasi terhadap peta tuning dengan penganturan frekuensi. Dalam hal ini, animasi dilakukan pada rentang frekuensi 0 60 hertz, karena diatas rentang tersebut peta tuning akan menunjukkan
Lebih terperinciKUIS I PROSES TRANSFER Hari, tanggal : Rabu, 3 November 2004 Waktu : 100 menit Sifat : Tabel Terbuka
KUIS I Hari, tanggal : Rabu, 3 Nvember 2004 Waktu : 100 menit 1. Suatu sistem seperti ditunjukkan pada gambar di bawah. Batangan silinder yang kaksial dengan silendernya bergerak dengan kecepatan V. Tentukan
Lebih terperinciAnalisa Injection Falloff Pada Sumur X dan Y di Lapangan CBM Sumatera Selatan dengan Menggunakan Software Ecrin
Analisa Injection Falloff Pada Sumur X dan Y di Lapangan CBM Sumatera Selatan dengan Menggunakan Software Ecrin Yosua Sions Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Kebumian dan Energi Universitas Trisakti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Air sebagai salah satu kebutuhan dasar semua mahluk hidup di dunia sama pentingnya dengan udara yang diperlukan untuk bernafas sangat erat dan tidak dapat dipisahkan
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... v KATA PENGANTAR... vi RINGKASAN... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR
Lebih terperinciIV PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM SELEKSI METODE EOR
IV PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM SELEKSI METODE EOR 4.1. Fuzzy Inferensi Sistem Tahapan-tahapan yang dilakukan pada Pengembangan Fuzzy Iinferensi Sistem untuk Seleksi Metode EOR antara lain: mendefinisikan
Lebih terperinciPemodelan dan Simulasi Panel Surya Dengan Teknik MPPT
Pemdelan dan Simulasi Panel Surya Dengan eknik MPP Mhammad aufik Departemen eknik Elektr FMPA Universitas Padjadjaran e-mail : m.taufik@unpad.ac.id Nendi Suhendi Syafei, Bernard Y umbelaka Departemen eknik
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai dengan Januari 2014 di
15 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai dengan Januari 2014 di Laboratorium Teknik Sumber Daya Air Universitas Lampung B. Alat dan
Lebih terperinciPemodelan Gerak Belok Steady State dan Transient pada Kendaraan Empat Roda
E97 Pemodelan Gerak Belok Steady State dan Transient pada Kendaraan Empat Roda Yansen Prayitno dan Unggul Wasiwitono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciBAB V ANALISIS SEKATAN SESAR
BAB V ANALISIS SEKATAN SESAR Dalam pembahasan kali ini, penulis mencoba menganalisis suatu prospek terdapatnya hidrokarbon ditinjau dari kondisi struktur di sekitar daerah tersebut. Struktur yang menjadi
Lebih terperinciIkatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI
Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 29 Bandung, 2- Desember 29 Makalah Profesional IATMI 9-16 ANALISIS DATA WATER OIL RATIO UNTUK MEMPREDIKSI NILAI PERMEABILITAS VERTIKAL
Lebih terperinciLampiran 1. Denah kebun DIV I PT LPI SKALA 1 : 70000
LAMPIRAN 27 Lampiran 1. Denah kebun DIV I PT LPI SKALA 1 : 70000 28 Lampiran 2. Perhitungan evapotranspirasi acuan 29 Lampiran 3. Perhitungan curah hujan efektif 30 Lampiran 4. Perhitungan kebutuhan air
Lebih terperinciPENENTUAN Mv DAN DIMENSI POLIMER SECARA VISKOMETER
Lapran Praktikum Nama : Laela Wulan Sari Kimia Plimer NIM : G4409609 Hari/Tgl : Sabtu/ 4 Des 010 Waktu : 10.00-1.00 WIB Asisten : peni PJP : Andriawan Subekti PENENTUAN Mv DAN DIMENSI POLIMER SECARA VISKOMETER
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1. Analisis Curah Hujan 4.1.1. Ketersediaan Data Curah Hujan Untuk mendapatkan hasil yang memiliki akurasi tinggi, dibutuhkan ketersediaan data yang secara kuantitas dan kualitas
Lebih terperinciKesalahan pembulatan Kesalahan ini dapat terjadi karena adanya pembulatan angka-angka di belakang koma. Adanya pembulatan ini menjadikan hasil
BAB V PEMBAHASAN Simulasi reservoar merupakan usaha untuk menirukan/memodelkan suatu reservoar yang sesungguhnya dengan model matematis sehingga perilaku reservoar di masa yang akan datang dapat diprediksi.
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
Seminar Nasional Cendekiaan 205 ISSN: 60-8696 Studi Laboratorium Pengaruh Penggunaan Fluida omplesi CaBr 2 Terhadap Sifat Fisik Batuan Sandstone Sintetik Amry Nisfi Febrian, M. G. Sri Wahyuni, Listiana
Lebih terperinciTinjauan Pustaka. Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahanbahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989).
Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Enhanced Oil Recovery (EOR) Enhanced oil recovery (EOR) adalah metode yang digunakan untuk memperoleh lebih banyak minyak setelah menurunnya proses produksi primer (secara
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hukum Kekekalan Massa Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov- Lavoiser adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
ANALISIS SIFAT PATAHAN (SEALING-LEAKING) BERDASARKAN DATA TEKANAN, DECLINE CURVE, DAN CONNECTIVITY INJECTION PADA LAPANGAN DIMA Alfredo, Djoko Sulistyanto Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Trisakti
Lebih terperinciTOPIK: KESETIMBANGAN STATIK DAN ELASTISITAS. 1. Dapatkah sebuah berada dalam kesetimbangan jika dalam keadaan bergerak? Jelaskan!
TOPIK: KESETIMBANGAN STATIK DAN ELASTISITAS SOAL-SOAL KONSEP 1. Dapatkah sebuah berada dalam kesetimbangan jika dalam keadaan bergerak? Jelaskan! Ya. Anggaplah sebuah benda berada pada sebuah pegas yang
Lebih terperinciPENGEMBANGAN METODE USULAN PERAMALAN WATER CUT SUMURAN MENGGUNAKAN DATA PERMEABILITAS RELATIF DAN METODE X-PLOT
JTM Vol. XVII No. 2 /2 PENGEMBANGAN METODE USULAN PERAMALAN WATER CUT SUMURAN MENGGUNAKAN DATA PERMEABILITAS RELATIF DAN METODE X-PLOT Yenny Delvia Rosa Br Sinaga, Tutuka Ariadji Sari Lapangan minyak tua
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Pada lapangan XY menggunakan porositas tunggal atau single porosity.
BAB IV PEMBAHASAN Pada lapangan XY menggunakan porositas tunggal atau single porosity. Model porositas tunggal digunakan pada primary recovery yang hanya memerlukan nilai porositas dari pori-pori atau
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Eskplrasi minyak dan gas bumi di cekungan Sumatera Tengah telah dimulai sejak awal abad ke-19. Eksplrasi pada tahap awal memiliki tantangan tersendiri yaitu tantangan
Lebih terperinciBAB IV PEMODELAN PETROFISIKA RESERVOIR
BAB IV PEMODELAN PETROFISIKA RESERVOIR Pemodelan petrofisika reservoir meliputi pemodelan Vshale dan porositas. Pendekatan geostatistik terutama analisis variogram, simulasi sekuensial berbasis grid (Sequential
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Diskusi
Bab IV Hasil dan Diskusi IV.1 Hasil Studi Kelayakan Hasil plot silang antara data sifat reservoir dan data sifat batuan sintetik menunjukkan adanya korelasi yang bagus pada sebagian parameter, dengan koefisien
Lebih terperinciALIRAN. Prof. Dr. Ir. Sari Bahagiarti, M.Sc. Teknik Geologi
ALIRAN Prof. Dr. Ir. Sari Bahagiarti, M.Sc. Materi yang Dibahas Aliran Airtanah Jaring Aliran (Flow Net) Dispersi Aliran airtanah melalui bidang perlapisan Three point problem Aliran Airtanah MENGAPA TERJADI
Lebih terperinciLampiran : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 13 Tahun 2007 Tanggal : 06 November 2007
Lampiran : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 13 Tahun 2007 Tanggal : 06 November 2007 FORMULIR ISIAN IZIN PENGELOLAAN AIR LIMBAH KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS SERTA PANAS BUMI DENGAN
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. 40 Universitas Indonesia
BAB 3 METODOLOGI 3.1. Hipotesa Untuk mencapai tujuan dari studi pengembangan model matematis sel tunam membran pertukaran proton, diperolehnya karakteristik reaktan di dalam kanal distribusi terhadap kinerja
Lebih terperinciBab III Solusi Dasar Persamaan Lapisan Fluida Viskos Tipis
Bab III Solusi Dasar Persamaan Lapisan Fluida Viskos Tipis III.1 III.1.1 Solusi Dasar dari Model Prekursor Persamaan Fluida Tipis Dimensi Satu Sebagai langkah pertama untuk memahami karakteristik aliran
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN
BAB IV PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN 4. Dasar Perhitungan Perhitungan beban pendingin di sini adalah perhitungan jumlah panas yang harus diambil leh evapratr. Adapun jumlah panas yang diambil leh evapratr
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Studi analisa sekatan sesar dalam menentukan aliran injeksi pada lapangan Kotabatak, Cekungan Sumatera Tengah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kondisi perminyakan dunia saat ini sangat memperhatinkan khususnya di Indonesia. Dengan keterbatasan lahan eksplorasi baru dan kondisi sumur-sumur tua yang telah melewati
Lebih terperinciIKATAN AHLI TEKNIK PERMINYAKAN INDONESIA. Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2 5 Desember 2009
IKATAN AHLI TEKNIK PERMINYAKAN INDONESIA Simposium Nasional IATMI 29 Bandung, 2 5 Desember 29 Implementasi Pilot Waterflooding Lapangan Bunyu Region KTI Bagi Aspek Lingkungan Oleh: Ahmad Syaifuddin Erwin
Lebih terperinciDAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciDAFTAR ISI. RINGKASAN... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI RINGKASAN...... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR...... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I. PENDAHULUAN...... 1 1.1. Latar Belakang... 1
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Aliran hele shaw..., Azwar Effendy, FT UI, 2008
BAB II DASAR TEORI 2.1 KLASIFIKASI ALIRAN FLUIDA Secara umum fluida dikenal memiliki kecenderungan untuk bergerak atau mengalir. Sangat sulit untuk mengekang fluida agar tidak bergerak, tegangan geser
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
ANALISA DATA LOG UNTUK MENENTUKAN ZONA PRODUKTIF DAN MEMPERKIRAKAN CADANGAN AWAL PADA SUMUR R LAPANGAN Y Riza Antares, Asri Nugrahanti, Suryo Prakoso Jurusan Teknik Perminyakan Universitas Trisakti Abstrak
Lebih terperinciTATA CARA PERENCANAAN TEKNIK JEMBATAN GANTUNG UNTUK PEJALAN KAKI
TATA CARA PERENCANAAN TEKNIK JEMBATAN GANTUNG UNTUK PEJALAN KAKI I. DESKRIPSI 1.1. Maksud dan Tujuan Tata cara ini dimaksudkan sebagai acuan Fasilitatr dalam membuat perencanaan teknik jembatan gantung
Lebih terperinciBAB 4 HASIL ANALISA PENGARUH GEMPA TERHADAP KONSTRUKSI LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL WOVEN
71 BAB 4 HASIL ANALISA PENGARUH GEMPA TERHADAP KONSTRUKSI LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL WOVEN 4.1. Geometri lereng Pada tugas akhir ini, bentuk lereng yang ditinjau adalah sebagai berikut : Gambar
Lebih terperinciSoal dan Jawab Eksperimen OSN 2010
1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Soal dan Jaab Eksperimen OSN 21 Judul: Pengukuran koefisien muai
Lebih terperinciDalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun
CHAPTER V Harga menurut Philip Ktler (2001 : 439) ialah sebagai berikut, charged fr a prduct r service. Mre bradly, price is the sum f all the value that cnsumer exchange fr the benefits f having r using.
Lebih terperinci1. Lapisan Rangkap Listrik
1. Lapisan Rangkap Listrik Permukaan lgam yang kntak dengan larutan elektrlit akan memiliki muatan listrik melalui 4 cara: diberi perbedaan ptensial listrik dari luar. absrbsi in pada permukaan lgam atau
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Maksud dan Tujuan
Bab I Pendahuluan I.1 Maksud dan Tujuan Pemboran pertama kali di lapangan RantauBais di lakukan pada tahun 1940, akan tetapi tidak ditemukan potensi hidrokarbon pada sumur RantauBais#1 ini. Pada perkembangan
Lebih terperinciPRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I SEDIMENTASI
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I SEDIMENTASI NAMA KELOMPOK : 1. FITRIYATUN NUR JANNAH (5213412006) 2. FERA ARINTA (5213412017) 3. DANI PRASETYA (5213412037) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITTAS
Lebih terperinciPerencanaan Sumur Sisipan Dengan Simulasi Reservoir
20 ISSN 0854 2554 Perencanaan Sumur Sisipan Dengan Simulasi Reservoir Staff Pengajar Jurusan Teknik Perminyakan Email : su_ranto@yahoo.com Abstract Planning of infill drilling to optimize reservoir recovery
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
ANALISA EFEKTIFITAS POLA INJEKSI AIR ANTARA NORMAL DAN INVERTED FIVE SPOT SIMULASI RESERVOIR LAPANGAN DNT Dicgorry NT, M. Taufik Fathaddin, Samsol Huda Abstract Pada lapangan DNT akan dilakukan penginjeksian
Lebih terperinciBab III Pengolahan dan Analisis Data
Bab III Pengolahan dan Analisis Data Dalam bab pengolahan dan analisis data akan diuraikan berbagai hal yang dilakukan peneliti untuk mencapai tujuan penelitian yang ditetapkan. Data yang diolah dan dianalisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1. Peta Lokasi Lapangan Duri dan daerah Penelitian (tanpa skala)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lapangan Minyak Duri merupakan salah satu lapangan minyak yang menerapkan sistem injeksi uap sebagai metode eksploitasi kandungan minyak berat terbesar di
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan Geografis pada suatu wilayah sangatlah berpengaruh pada kegiatan masyarakat pada sektor-sektor tertentu terutama di bidang pertanian, dalam bidang pertanian
Lebih terperinciKEASLIAN KARYA ILMIAH...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... vi RINGKASAN... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR
Lebih terperinciIKATAN AHLI TEKNIK PERMINYAKAN INDONESIA
Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional dan Kongres X Jakarta, 12 14 November 28 Makalah Profesional APLIKASI BIOLOGICAL ENZYME DI PT PERTAMINA EP REGION SUMATERA Defrian Basya S Hermansyah
Lebih terperinciBAB III ANALISA TRANSIEN TEKANAN UJI SUMUR INJEKSI
BAB III ANALISA TRANSIEN TEKANAN UJI SUMUR INJEKSI Pada bab ini dibahas tentang beberapa metode metode analisis uji sumur injeksi, diantaranya adalah Hazebroek-Rainbow-Matthews 2 yang menggunakan prosedur
Lebih terperinci