BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York,

dokumen-dokumen yang mirip
Peristiwa apa yang paling menonjol di tahun 2009, dan dianggap paling merugikan umat Islam?

BAB 6 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berawal dari aksi teror dalam bentuk bom yang meledak di Bali pada

I. PENDAHULUAN. kelompok-kelompok kelas menengah ke bawah, lebih banyak didorong oleh

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

WAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menelan banyak korban sipil tersebut. Media massa dan negara barat cenderung

ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA

ADAADNAN ABDULLA MUHAMMAD ADNAN ABDULLAH NEO KHAWARIJ MENGUNGKAP BIANG TERORISME, RADIKALISME, DAN SOLUSINYA. Diterbitkan secara mandiri

BAB IV PENUTUP. Hal itu dikarenakan kemunculannya dalam isu internasional belum begitu lama,

JARINGAN TERORIS SOLO DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEAMANAN WILAYAH SERTA STRATEGI PENANGGULANGANNYA

BAB I PENDAHULUAN. media visual yang bekerja dengan gambar-gambar, simbol-simbol, dan

I. PENDAHULUAN. serta kerugian harta benda, sehingga menimbulkan pengaruh yang tidak. hubungan Indonesia dengan dunia Internasional.

Universitas Sumatera Utara REKONSTRUKSI DATA B.1. Analisa

Narsum I 8.15 Sekjen Forum Umat Islam - KHMuhammad Al Khaththath-

BAB I PENDAHULUAN. kepada bukan hanya kepentingan domestic tetapi juga kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NUSA DUA, BALI 10 AGUSTUS Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Selamat sore, salam sejahtera untuk kita semuanya. Yang saya hormati,

I. PENDAHULUAN. Terorisme merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan (Crime Against

KAJIAN TERMINOLOGI TERHADAP PEMBERITAAN PERANG GAZA: TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

8.15 Pengamat Sosial -Prof Tajjudin Nur Effendi-

BAB I PENDAHULUAN. Pusat yang dilakukan oleh beberapa teroris serta bom bunuh diri.

Ancaman Terhadap Ketahanan Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

Sekarang coba kita telaah mata uang yang sejak 450 tahun yang lalu itu belum berubah bentuknya. Dimulai dari uang 20 Dolar.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. banyak korban jiwa baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing, korban jiwa

Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah.

BAB I PENDAHULUAN. Terorisme di dunia bukanlah merupakan hal baru, namun menjadi actual

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan zaman yang semakin pesat membuat orang dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG

MENGAPA TERORIS MUSLIM SEDIKIT? P r o j e c t. i t a i g. D k a a n. Rizal Panggabean. Edisi 012, Maret 2012 Review Buku

BAB I PENDAHULUAN. kuat telah merdeka dari penjajahan, baik merdeka dengan berperang maupun merdeka

Orang Kristen yang membunuh kaum Muslim jauh lebih sadis tidak pernah sedikit pun dibilang sebagai teroris.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kategori kejahatan kemanusiaan (crime of humanity),apalagi

Tahun Sidang : Masa Persidangan : III Rapat ke :

RAHASIA MATA UANG DOLAR AMERIKA

Mam MAKALAH ISLAM. Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI

MEMAHAMI FIQH MODERAT DAN FIQH RADIKAL

RENCANA KEGIATAN PELIBATAN KOMUNITAS SENI BUDAYA DALAM PENCEGAHAN TERORISME MELALUI FORUM KOORDINASI PENCEGAHAN TERORISME (FKPT). TAHUN ANGGARAN 2017

I. PENDAHULUAN. Sejak lima tahun terakhir ini terorisme menjadi salah satu wacana yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kejahatan terorisme sudah menjadi fenomena internasional, melihat

Peningkatan Keamanan dan Ketertiban serta Penanggulangan Kriminalitas

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998,

BAB I PENDAHULUAN. Satu dekade ini terdapat 2 bentuk kejahatan yang paling sangat berpengaruh di

There are no translations available.

BAB I PENDAHULUAN. memberantas tindak terorisme global khusunya ISIS (Islamic State of Irak and

Kata Kunci : Peran FKPT, pencegahan dan kebijakan pengaturannya.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

CEGAH PERKEMBANGAN RADIKALISME DENGAN DERADIKALISASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. umat islam di Indonesia. Kepercayaan, sikap-sikap dan nilai-nilai masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3

BAB I PENDAHULUAN. signifikan terhadap perkembangan penetapan hukum di dunia ini, dimana

Amabelle BooksABDULLA SECRET MISSION #2 : JIHAD KE NEGARA ISLAM SURIAH ADNAN ABDULLAH

Tahun Sidang : Masa Persidangan : IV Rapat ke :

BAB II BALI SEBELUM DAN SETELAH BOM 2002 DAN 2005

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Muslim dunia (Top ten largest with muslim population, 2012). Muslim

Saleem Achia, Aktivis Hizbut Tahrir Inggris

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan media elektronik yang memiliki pengaruh sangat

Tabel 1. Potensi Ancaman Perang Asimetris di Indonesia Ditinjau dari Berbagai Aspek Pelaku Sasaran Skala Metode Motif Dampak

BAB II POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT. dan melindungi negara sekutu. Politik luar negeri Amerika Serikat selalu sejalan

Bom Solo sebagai bentuk pengalihan isu yang mendera partai berkuasa?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai

HUKUMAN MATI NARAPIDANA NARKOBA DAN HAK ASASI MANUSIA Oleh : Nita Ariyulinda *

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Pandangan Agama Islam Mengenai Terorisme, Kekerasan, dan Jihad Oleh : Aprillani Arsyad, S.H., M.H. 1

menjadi pemberitaan yang sering kali dikaitkan dengan isu agama. Budi Gunawan dalam bukunya Terorisme : Mitos dan Konspirasi (2005, 57) menekankan : K

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terorisme merupakan suatu tindak kejahatan luar biasa yang menjadi

BAB III. A. Tinjauan Polresta Medan dan Susunan Fungsi Unit Jatanras. Satuan Reserse Kriminal Polresta Medan disingkat Sat Reskrim

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

Oleh Juwono Sudarsono

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. membentak, dan berbicara kasar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa agresivitas

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi perhatian dunia sekarang ini terutama di Indonesia.

PENDAHULUAN. pluralis melihat media sebagai saluran yang bebas dan netral, semua pihak dapat

POLITIK HUKUM DAN KERJASAMA INTERNASIONAL DALAM PENANGGULANGAN TERORISME PASCA TRAGEDI 11 SEPTEMBER 2001 DAN IMPLEMENTASINYA DI INDONESIA SKRIPSI

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. Septian Arista Maulana, Pemanfaatan Tayangan Film untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Analisis Siswa dalam Pembelajran IPS

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (Word Health

T E R O R I S M E. Oleh: Kolonel Inf Loudewijk F Paulus, Kopassus

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan dan dilansir media massa di seluruh dunia saat ini. Definisi terorisme

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki fokus dan kepedulian pada bidang-bidang kemanusiaan. Didirikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Potensi ideologisasi..., Rocky Sistarwanto, FISIP UI, 2010.

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN

TERORISME, PESANTREN, DAN TOLERANSI AGAMA: PERSPEKTIF KAUM MUSLIM INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Ribuan massa turun ke jalan pada 9 Desember memperingati Hari Anti Korupsi se-dunia. Apakah aksi tersebut berdampak pada perubahan?

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

Negara Jangan Cuci Tangan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan

*SEKITAR TERORIS-KANAN ANDREAS BREIVIK*

Press Release HASIL SURVEI NASIONAL Persepsi Publik terhadap Penanganan Terorisme & Rancangan Undang-undang Intelijen

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terorisme di dunia bukanlah merupakan hal baru, namun menjadi aktual terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York, Amerika Serikat pada tanggal 11 September 2001, dikenal sebagai September Kelabu, yang memakan ribuan korban. Serangan dilakukan melalui udara, tidak menggunakan pesawat tempur, melainkan menggunakan pesawat komersil milik perusahaan Amerika sendiri, sehingga tidak tertangkap oleh radar Amerika Serikat. Tiga pesawat komersil milik Amerika Serikat dibajak, dua diantaranya ditabrakkan ke menara kembar Twin Towers World Trade Centre dan gedung Pentagon. Osama, begitulah masyarakat dunia mengenal sosok dari pimpinan Al- Qaedah yang bernama lengkap Osama bin Laden. Nama Osama melejit ke permukaan sejak terjadinya peristiwa hancurnya gedung WTC dan Pentagon yang mana Osama dituduh sebagai otak dari aksi pada peristiwa tersebut. Peristiwa yang terjadi pada 11 september 2001 ini telah menyita perhatian masyarakat dunia. Banyak yang berargumen bahwa peristiwa tersebut ialah bentuk kekejaman orang islam yang diwakili oleh Osama bin Laden tapi tidak sedikit pula yang beranggapan bahwa ini merupakan salah satu bentuk skenario Amerika dan Zionis Israel. Terlepas dari spekulasi yang mengatakan bahwa Osama bin Laden adalah boneka Amerika, pengejaran Osama bin Laden

tersebut bagaikan skenario film yang dimainkan dalam panggung nyata. Osama, yang dulunya merupakan binaan Badan Intelijen Pusat Amerika (CIA) pada tahun 1980, kini mereka memerangi hasil binaannya sendiri dengan mengecap Osama sebagai teroris dunia. Tindakan teror memang tidak selamanya berwujud kekerasan tapi selalu identik dengan kekerasan. Terorisme level dunia sangat identik dengan kekerasan yang dilakukan atas nama politik Negara. Meminjam pernyataan Syafi i Ma arif bahwa Amerika berada dalam kendali Israel yang melegalkan segala cara untuk membumihanguskan tanah Palestina. Negara lain seakan dibungkam dan diikat untuk tidak memihak dan tidak bersuara kepada negara tertindas. Kabar terbaru tentang teroris dunia yaitu terbunuhnya Osama bin Laden pada 1 Mei 2011 di Pakistan. Meskipun kabar tersebut penuh dengan kejanggalan dan banyak keraguan publik yang mulai bermunculan, Osama bin Laden kini tidak lagi bisa memerangi Amerika. Terlepas dari hal di atas, Indonesia pun menjadi sorotan utama di dunia karena adanya aksi terorisme yang terjadi. Tragedi Bali I, tanggal 12 Oktober 2002 yang merupakan tindakan teror, menimbulkan korban sipil terbesar di dunia, yaitu menewaskan 184 orang dan melukai lebih dari 300 orang. Sepanjang dasawarsa ini telah terjadi aksi pengeboman di beberapa tempat di indonesia, seperti pada JW Marriot, Bom Kuningan, Bom Bali 2, Ritz-Carlton, dan Bom Buku belakangan ini yang terjadi di Markas Kepolisian Kota Cirebon. Menyadari sedemikian besarnya kerugian yang ditimbulkan oleh suatu tindak Terorisme, serta dampak yang dirasakan secara langsung oleh Indonesia,

merupakan kewajiban pemerintah untuk secepatnya mengusut tuntas Tindak Pidana Terorisme itu dengan mempidana pelaku dan aktor intelektual dibalik peristiwa tersebut. Hal ini menjadi prioritas utama dalam penegakan hukum. Aksi-aksi teroris menimbulkan ketakutan yang luar biasa terhadap masyarakat, karena menimbulkan beberapa dampak negatif seperti kepanikan, kegelisahan, trauma, serta ketidaknyamanan berada di suatu tempat. Sehingga perlu adanya sebuah sosialisasi atau menginformasikan tentang terorisme, agar masyarakat tidak takut dan merasa aman. Disamping itu perekrutan teroris dari kalangan pelajar, belakangan ini makin marak. Modus yang digunakan seringkali mengaburkan pemahaman kenegaraan (Pancasila) dengan Islam (Al-Quran) atau mengaburkan antara hukum Islam dengan hukum negara. Setelah seorang pelajar tanpa sadar terpancing mengikuti paham radikalis, barulah para teroris mendorongnya untuk dibaiat dengan mengajak berjabat tangan. Menurut Nasir, kalau sudah dibaiat, pelajar tersebut tak bisa lepas dari ikatan organisasi terorisme. Dia diharuskan menunjukkan loyalitas kepada organisasi. Biasanya, pelajar yang kena bujuk rayu memiliki pemahaman Islam yang kurang mendalam dan hanya ikut omongan orang yang dianggapnya sebagai ustadz atau mengerti agama Islam. Padahal, belum tentu ustadz itu membimbing ke jalan yang benar dan mengarahkan pikiran kepada hal-hal positif. Maraknya rekrutmen teroris pelajar, dibuktikan dengan munculnya Dani, pelaku bom manusia di Hotel JW Marriot 2009 silam yang berusia remaja. Selain itu, banyak taklim dengan peserta siswa SMA dan mahasiswa yang mengajarkan

ideologi menjurus ke radikalisasi. Dikatakan deradikalisasi tak semata melalui pemahaman ideologi Islam yang kaffah (lurus), melainkan para remaja harus mengedepankan sikap kritis kepada orang yang mengajak bicara serta membiasakan bersikap terbuka dan suka berbagi cerita kepada orang tua, guru, dan teman-temannya. Hal itu terbukti efektif menyelamatkan pelajar dari ancaman menjadi calon teroris. Dari hasil survei yang dilakukan oleh SETARA Institute pada bulan Oktober 2011 lalu, ditemukan bahwa segmen sosial yang menjadi anggota/pengikut kelompok Islam radikal berdasar jawaban responden menunjukkan unsur pendukung kelompok Islam radikal relatif multi-segmen, yaitu kalangan pelajar 24,9% dan kaum pengangguran 13,5% merupakan unsur yang paling menonjol. Jumlah kaum muda yang menjadi pengikut kelompok Islam radikal berjumlah 38,4%. Dari angka itu, pemerintah harus lebih waspada terhadap gerak perekrutan terorisme dan juga harus lebih melakukan pengawasan terhadap para pelajar atau generasi muda pada umumnya. Sebab tidak lagi dipungkiri belakangan ini diantara para pelaku aksi teroris banyak berasal dari kalangan muda atau pelajar. Rangkaian tindakan terorisme di Indonesia telah menimbulkan kerugian yang cukup besar baik jiwa maupun harta, mengungkap dan mendeteksi secara dini aksi teroris yang memiliki jaringan terorisme Internasional sampai saat ini belum dapat dijangkau secara keseluruhan oleh lembaga dan aparat pemerintah di Indonesia. Pemerintah harus segera menyelesaikan permasalahan yang menjadi pokok permasalahan yang paling menakutkan karena dampak yang

ditimbulkan dari aksi terorisme yaitu merusak mental, melemahkan semangat dan daya juang masyarakat dan dalam jangka panjang akan dapat melumpuhkan sendi-sendi kehidupan masyarakat. Kaum remaja adalah kelompok yang paling rentan untuk menjadi sasaran perekrutan dari kelompok teroris untuk dijadikan pelaku bom bunuh diri atau "pengantin" bom. Remaja direkrut karena mereka umumnya belum mempunyai beban kehidupan. Kondisi ini kini juga masih dimanfaatkan oleh kelompok jaringan teroris. Karena merasa tak punya beban, remaja yang berhasil direkrut kelompok teroris akan melakukan apa pun yang diminta. Untuk menangkal bujukan kelompok jaringan teroris, kaum remaja harus bersikap kritis. Banyak bertanya dan berdiskusi jika menerima ajaran dari orang lain. Remaja yang kritis biasanya akan dijauhi kelompok teroris. 1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah yang dapat dijelaskan permasalahan tentang : 1. Kurangnya pemahaman para pelajar tentang terorisme 2. Sosialisasi atau menginformasikan dampak bahaya tentang terorisme kepada pelajar, sehingga timbul rasa tidak peduli, agar pelajar tidak dapat terpengaruh atau ikut dalam jaringan terorisme. 3. Informasi secara visual tentang kewaspadaan terhadap terorisme yang tidak efisien.

4. Adanya pelajar atau masyarakat yang tiba-tiba menghilang karena perekrutan teroris 1.3 Fokus Permasalahan Dalam fokus permasalahan yaitu mengembangkan bagaimana cara untuk mengingatkan masyarakat khususnya generasi muda agar tidak terjerumus menjadi anggota teroris. 1.4 Tujuan Rancangan Tujuan perancangan kampanye ini adalah : Meningkatkan kewaspadaan kepada para pelajar dalam aksi-aksi terorisme yang akan terjadi, sehingga para pelajar mengerti. Memberikan informasi secara visual pada pelajar tentang kewaspadaan terhadap terorisme.