IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Tempat Penelitian Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Sapi Potong atau BPPT merupakan salah satu UPTD lingkup Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 113 Tahun 2009 tentang Ornagisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Badan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang didirikan pada tahun 2002 dan diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat tanggal 13 Mei 2003. Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Sapi Potong merupakan salah satu UPTD lingkup Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, yang berlokasi di Dusun Kidul RT 11 RW 04 Desan Cijeungjing Kabupaten Ciamis dengan ketinggian 312 meter diatas permukaan laut. Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Sapi Potong Ciamis mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang pengujian dan pengembangan perbibitan ternak sapi potong. Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, balai mempunyai fungsi yaitu penyelenggara pengkajian bahan petunjuk teknis pengujian dan pengembangan perbibitan ternak sapi potong. 4.1.1. Lingkungan Suhu udara di BPPT Cijeungjing berkisar antara 28-32 o C, kelembaban ratarata 62-71% dan curah hujan berkisar 22.414 mm/tahun. Keadaan tersebut tentunya memiliki temperatur yang panas dan mempengaruhi ukuran tubuh ternak karena tidak sesuai dengan batas suhu ideal untuk ternak, sedangkan batas suhu udara yang
22 ideal untuk kehidupan terbaik ternak di daerah tropis adalah 10 0 C sampai 27 0 C (Williamson dan Payne, 1993). Luas lahan yang tersedia 130.360 m 2. Dari luas lahan 130.360 m 2 tersebut digunakan untuk kebun rumput sekitar 100.000 m 2, emplasemen sekitar 21.000 m 2 dan sisanya merupkan lahan yang kurang maksimal untuk ditanami hijauan sebagai akibat kemiringan tanah yang kurang mendukung. 4.2. Nilai Lingkar Dada, Panjang Badan dan Bobot Badan 4.2.1. Lingkar Dada Sebanyak 50 ekor sapi Pasundan telah diukur pada bagian lingkar dada. Pengukuran ini menggunakan alat ukur berupa pita ukur dengan ketelitian 0,1 sentimeter. Hasil dari pengukuran lingkar dada sapi Pasundan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Pengukuran Lingkar Dada Sapi Pasundan No Statistik Nilai 1 Rata-rata/Mean (cm) 124,13 2 Ragam (cm 2 ) 307,73 3 Simpangan Baku (cm) 17,54 4 Koefisien Variasi (%) 14,13 Dari Tabel 2. diatas dapat diketahui lingkar dada sapi Pasundan rata-rata sebesar 124,13 17,54 sentimeter. Koefisien variasi hasil pengukuran lingkar dada sapi Pasundan sebesar 14,13%, yang artinya dapat dikatakan bahwa lingkar
23 dada sapi Pasundan seragam. Menurut Nasution (1992), bila nilai koefisien variasi dibawah 15% maka masih dianggap seragam. Standar ukuran lingkar dada sapi Pasundan menurut Keputusan Mentri Pertanian Republik Indonesia Nomor 1051/Kpts/SR.120/10/2014 tentang penetapan rumpun sapi Pasundan bahwa sapi Pasundan memiliki kisaran lingkar dada sebesar 138,22 11,85 sentimeter. Berdasarkan hasil uji t pada lampiran 3 diperoleh bahwa lingkar dada sapi Pasundan lebih rendah dibandingkan dengan standar ukuran menurut Kementan. Hasil tersebut dipengaruhi oleh suhu udara di BPPT Cijeungjing berkisar antara 28-32 o C, sedangkan batas udara yang ideal untuk kehidupan ternak di daerah tropis adalah 10 o C-27 o C (Williamson dan Payne, 1993). Suhu dan kelembaban lingkungan yang tinggi dapat menyebabkan stress terhadap ternak sehingga fisiologis ternak tersebut meningkat dan konsumsi pakan menurun, sehingga produktivitasnya juga menurun. 4.2.2. Panjang Badan Sebanyak 50 ekor sapi Pasundan telah diukur pada bagian panjang badan. Pengukuran ini menggunakan alat ukur berupa tongkat ukur dengan ketelitian 0,1 sentimeter. Hasil pengukuran panjang badan sapi Pasundan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Pengukuran Panjang Badan Sapi Pasundan. No Statistik Nilai 1 Rata-rata/Mean (cm) 104,72 2 Ragam (cm 2 ) 135,06 3 Simpangan Baku (cm) 11,62 4 Koefisien Variasi (%) 11,10
24 Dari Tabel 3. diatas dapat diketahui panjang badan sapi Pasundan rata-rata sebesar 104,72 11,62 sentimeter. Koefisien variasi hasil pengukuran panjang badan sapi Pasundan sebesar 11,1%, yang artinya dapat dikatakan bahwa panjang badan sapi Pasundan seragam karena masih dibawah 15%. Standar ukuran panjang badan sapi Pasundan menurut Keputusan Mentri Pertanian Republik Indonesia Nomor 1051/Kpts/SR.120/10/2014 tentang penetapan rumpun sapi Pasundan bahwa sapi Pasundan memiliki kisaran panjang badan sebesar 110,09 9,80 sentimeter. Berdasarkan hasil uji t pada lampiran 5 diperoleh bahwa panjang badan sapi Pasundan lebih rendah dibandingkan dengan standar ukuran menurut Kementan. Hasil tersebut dipengaruhi oleh suhu udara di BPPT Cijeungjing berkisar antara 28-32 o C, sedangkan batas udara yang ideal untuk kehidupan ternak di daerah tropis adalah 10 o C-27 o C (Williamson dan Payne, 1993). Suhu dan kelembaban lingkungan yang tinggi dapat menyebabkan stress terhadap ternak sehingga fisiologis ternak tersebut meningkat dan konsumsi pakan menurun, sehingga produktivitasnya juga menurun. 4.2.3. Bobot Badan Sebanyak 50 ekor sapi Pasundan telah diukur pada bagian bobot badan. Pengukuran bobot badan sapi Pasundan dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa timbangan dengan ketelitian 0,5 pound. Kemudian untuk mendapatkan satuan kilogram dapat menggunakan asumsi 1 pound = ±0,5 kilogram. Hal tersebut dilakukan karena tidak tersedianya timbangan dengan satuan kilogram di tempat penelitian. Hasil pengukuran bobot badan sapi Pasundan dapat dilihat pada Tabel 4, dengan rata-rata dari hasil penimbangan dari 50 ekor sapi Pasundan yang telah ditimbang.
25 Tabel 4. Hasil Pengukuran Bobot Badan Sapi Pasundan. No Statistik Nilai 1 Rata-rata/Mean (kg) 198,00 2 Ragam (kg 2 ) 582,00 3 Simpangan Baku (kg) 24,12 4 Koefisien Variasi (%) 12,18 Dari Tabel 4. diatas dapat diketahui bobot badan sapi Pasundan rata-rata sebesar 198 ± 24,12 kilogram. Koefisien variasi hasil pengukuran bobot badan sapi Pasundan sebesar 12,18%, yang artinya dapat dikatakan bahwa bobot badan sapi Pasundan seragam. Standar ukuran bobot badan sapi Pasundan menurut Keputusan Mentri Pertanian Republik Indonesia Nomor 1051/Kpts/SR.120/10/2014 tentang penetapan rumpun sapi Pasundan bahwa sapi Pasundan memiliki kisaran bobot badan sebesar 220,30 ± 22,00 kilogram. Berdasarkan hasil uji t pada lampiran 7 diperoleh bahwa panjang badan sapi Pasundan lebih rendah dibandingkan dengan standar ukuran menurut Kementan. Hasil tersebut dipengaruhi oleh suhu udara di BPPT Cijeungjing berkisar antara 28-32 o C, sedangkan batas udara yang ideal untuk kehidupan ternak di daerah tropis adalah 10 o C-27 o C (Williamson dan Payne, 1993). Suhu dan kelembaban lingkungan yang tinggi dapat menyebabkan stress terhadap ternak sehingga fisiologis ternak tersebut meningkat dan konsumsi pakan menurun, sehingga produktivitasnya juga menurun.
26 4.3. Korelasi Antara Bobot Badan dengan Ukuran-ukura Tubuh Nilai Korelasi antara bobot badan denga ukuran-ukuran tubuh pada sapi Pasundan sebanyak 50 ekor disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Nilai Korelasi Antara Bobot Badan dengan Ukuran-ukuran Tubuh. Nomor Variabel Bobot Badan (BB) 1 Lingkar Dada 0,839 2 Panjang Badan 0,762 Berdasarkan Tabel 5., tampak bahwa hubungan antara bobot badan dengan lingkar dada dan panjang badan memiliki hubungan yang kuat karena memiliki nilai 0,893 dan 0,762. Warwick, dkk. (1995) menyatakan bahwa tingkat keeratan hubungan antara dua variabel diukur dengan nilai korelasi. Nilai ini dapat dikelompokan kedalan : lemah (0,1-0,5); kuat (0,5-1). Nilai korelasi antara bobot badan dengan lingkar dada mempunyai nilai lebih tinggi daripada nilai korelasi antara bobot badan dengan panjang badan. Hubungan korelasi yang positif berarti nilai-nilai suatu variabel meningkat diikuti dengan meningkatnya variabel lain dan sebaliknya menurunnya suatu variabel diikuti dengan menurunnya variabel lain. Lingkar dada diketahui memiliki hubungan yang positif terhadap bobot badan. Semakin besar ukuran lingkar dada maka akan semakin besar pula bobot badan seekor ternak (Hammond, 1960). Begitu pula dengan panjang badan, panjang badan juga memiliki hubungan korelasi yang positif. Panjang badan menunjukan perkembangan tulang sehingga semakin panjang badan maka bobot badannya juga akan bertambah.
27 4.4. Model Penduga Bobot Badan Sapi Pasundan Berdasarkan Lingkar Dada dan Panjang Badan Hasil perhitungan analisis regresi linear sederhana dan berganda dengan variabel bebas (lingkar dada dan tinggi pundak) serta variabel terikat (bobot badan) pada sapi pasundan sebanyak 50 ekor dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Regresi Linear Sederhana dan Berganda Dua Variabel. Variabel Persamaan Regresi R R 2 SE Y berdasarkan X1 Y=54,762+1,153X1 0,839 0,697 13,25 Y berdasarkan X2 Y=32,263+1,582X2 0,762 0,572 15,77 Y berdasarkan X1 dan X2 Y=38,981+0,914X₁+0,434X₂ 0,847 0,705 13,09 Keterangan : Y = bobot badan X1 = lingkar dada X2 = panjang badan Berdasarkan Tabel 6, dapat diperoleh persamaan regresi terbaik untuk menduga bobot badan sapi pasundan adalah model regresi linear berganda dengan bentuk persamaan Y=38,981+0,914X₁+0,434X₂, karena memiliki nilai koefisien determinasi (R 2 ) terbesar diantara model regresi yang lain yaitu 0,705. Nilai koefisien determinasi ini menunjukan bobot badan sebesar 70,5% dapat diduga berdasarkan lingkar dada dan panjang badan.