IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian dilakukan di Nusantara Polo Club bertempat di kawasan
|
|
- Suryadi Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 24 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Nusantara Polo Club bertempat di kawasan Jagorawi Golf & Country Club, Jalan Karanggan Raya, Kampung Kranji Timur, Kelurahan Ciriung, Kecamatan Cibinong berbatasan dengan kota Depok dan kota Jakarta. Nusantara Polo Club berada di titik koordinat 6 27'35.45" LS dan '46.76" BT. Keadaan suhu di Nusantara Polo Club sebesar 27 o C, serta kelembaban 79-85%. Nusantara Polo Club memiliki lapangan berukuran 320 m x 130 m dengan ditanami rumput. Kandang memiliki dua, yaitu Alfa stable dan Bravo Stable. Alfa Stable merupakan tempat kuda aktif yang biasa digunakan untuk olahraga polo sedangkan Bravo Stable terdiri dari kuda yang sudah tidak aktif olahraga polo, kuda penjantan dan kuda member. 4.2 Tata Laksana Pemeliharaan Kuda Perawatan kuda Perawatan Pemeliharaan kuda di Nusantara Polo Club terdiri dari pembersihan bulu, perawatan kuku, memandikan kuda, mengganti tapal kuda, pencukuran bulu rambut kepala dan ekor. Pembersihan bulu dilakukan dengan cara disikat bagian kepala, badan sampai kaki pada pagi dan sore hari. Memandikan kuda dilakukan tidak terlalu sering hanya dimandikan apabila kuda terlihat kotor dan berkeringat setelah digunakan latihan polo. pencukuran bulu dilakukan 1 minggu sekali dan pencukuran dilakukan apabila bulu ekor maupun rambut sudah mulai memanjang.
2 25 Perawatan kuku dilakukan setiap hari agar terhindar dari penyakit kuku yang disebabkan kotoran menempel pada bagian kuku. Pemotongan kuku dilakukan setelah exersice, bermain polo atau melakukan aktivitas dan penggantian tapal kuda dilakukan antara 1-2 bulan sekali. Kuda yang telah selesai dibersihkan, dibawa untuk exercise selama 30 menit apabila ditunggangi di rumput, atau selama 15 menit di batu atau alas yang keras, setelah selesai melakukan exercise kuda dimasukkan kembali ke dalam kandang. Saat kuda di dalam kandang, uap air (fogging) dan kipas dinyalakan untuk menyesuaikan suhu. Peralatan yang digunakan untuk pemeliharaan kuda di Nusantara Polo Club terdiri dari sikat, sisir, roskam, pencungkil kuku, sabun dan shampo Perkandangan Kandang yang digunakan setiap individu berukuran 3m x 3m, dengan fasilitas kipas angin fogging uap air di setiap kandang yang terletak diatas setiap kandang individu, untuk menjaga suhu udara agar kuda tidak kepanasan dan stres, karena sebelumnya kuda tersebut dari daerah subtropis. Panjang setiap barisan koridor kandang individu adalah 20 m atau 6 kandang individu, dengan jarak lebar kandang (face-to-face type) dan kandang depannya sejauh 5 m. Kandang beralaskan serutan kayu sebagai litter yang tidak terlalu halus setebal 15 cm. Pada pojok kiri bagian belakang terdapat tempat air minum dengan volume 50 liter dan bagian depan terdapat tempat makan untuk diberikan pellet Pakan Pemberian pakan merupakan salah satu hal terpenting dalam pemeliharaan kuda, pemberian pakan berupa rumput dan konsentrat. Makanan pokok bagi kuda adalah rumput saja dapat bertahan hidup, tetapi untuk meningkatkan prestasi maka kuda diberikan makanan tambahan berupa konsentrat, selain rumput dan
3 26 konsentrat juga diberikan vitamin dan mineral (Suharjono, 1990). Pemberian pakan di Nusantara Polo Club, yaitu pellet dan rumput. Pemberian konsentrat yang diberikan yaitu berbentuk pellet, pemberian pellet dilakukan pada pukul pagi dan sore. Kuda yang masih aktif digunakan bermain olahraga polo diberikan pellet sebanyak 3 kg dalam sekali pemberian dan kuda yang tidak aktif diberikan pellet sebanyak 2,5 kg, untuk pemberian rumput biasanya dilakukan pada pukul pagi dan sore. Tambahan pakan grand pix diberikan pada kuda yang aktif Penanganan Kesehatan Penanganan kesehatan kuda harus diperhatikan karena hal ini merupakan antisipasi agar kuda tidak terkena penyakit yang dapat mengganggu dalam olahraga kuda polo ini. Pemberian obat yang rutin dilakukan di Nusantara Polo Club yaitu pemberian obat cacing panacur sebanyak ml yang dilakukan 3 bulan sekali. Pemberian vitamin dan suplemen pun diberikan setiap 3 bulan sekali pada saat off season, dan satu bulan sekali pada saat active season. Jika kuda mengalami luka- luka, penangannya dengan dibersihkan menggunakan rivanol konsetrasi 0,1%, setelah itu diteteskan betadine dan limoxin spray. Kuda yang terserang penyakit kolik, penanganannya dapat dilakukan exercise atau lunging selama 30 menit, dan disuntik dengan flunixin norbrook 15 ml. jika kolik tidak kunjung sembuh, maka 8 jam kemudian kuda disuntik kembali dengan flunixin. Cara untuk melihat apakah kuda terserang kolik atau tidak, yaitu dilihat bagaimana konsentrasi fesesnya keras apa tidak, kuda tampak gelisah, dan kuda menggaruk-garuk lantai dengan melihat kearah perut.
4 Hasil Pengukuran Tinggi Pundak, Panjang Badan dan Kecepatan Tinggi Pundak Data hasil pengukuran mengenai Tinggi Pundak yang diperoleh di Nusantara Polo Club sebagai berikut : Tabel 3. Ukuran Tinggi Pundak kuda di Nusantara Polo Club Analisis Statistik Nilai Maksimum (cm) 157 Minimum (cm) 142 Rata-rata (cm) 152 Simpangan Baku (cm) Ragam (cm) 3,32 11,08 Koefisien Variasi (%) 2,19 Keterangan : Populasi 25 Pada Tabel 3 menunjukan bahwa ukuran tinggi pundak Kuda Polo adalah sebesar ,32 cm, ragam 11,08 dan koefisian variasi sebesar 2,19%. Ukuran tinggi pundak tertinggi adalah 157 dan tinggi pundak terendah adalah 142 cm. Berdasarkan nilai koefisien variasi kondisi data tinggi pundak Kuda Polo adalah seragam, karena nilai koefisien variasi dari tinggi pundak yaitu 2,19%. Hal ini mengacu pada pendapat (Nasoetion yang dikutip dari Sastrosupadi, 2000) bahwa koefisien variasi dibawah 15 % bearti populasi yang diamati seragam. Tinggi pundak merupakan tinggi puncak tertinggi sampai tanah yang diukur dengan menggunakan tongkat ukur dalam satuan (cm). Jika dilihat dari data tinggi pundak bahwa kuda polo yang berada di Nusantara Polo Club merupakan tipe kuda ringan, hal ini sesuai bahwa kuda polo termasuk kuda tunggang yaitu kuda tipe ringan dengan bobot badan kg dan tinggi pundak cm (Blakeley dan Bade, 1998). Kategori umum tinggi pundak menurut Sasimowski (1987) adalah ukuran pundak < 130 cm termasuk ke dalam kategori sangat kecil, cm kecil, cm
5 28 sedang, cm besar, >170 cm sangat besar. Rataan tinggi pundak polo di Nusantara Polo Club ,32 cm, jika dimasukan ke dalam kategori umum tinggi pundak maka Kuda Polo di Nusantara Polo Club termasuk ke dalam kategori sedang. Tinggi pundak sangat penting bagi seekor kuda karena semakin tinggi pundak maka akan diperoleh postur tubuh yang ideal untuk memiliki kecepatan berlari yang tinggi (Bandiati, 1990) Panjang Badan Data hasil pengukuran mengenai panjang badan yang diperoleh di Nusantara Polo Club sebagai berikut : Tabel 4. Ukuran Panjang Badan kuda di Nusantara Polo Club Analisis Statistik Nilai Maksimum (cm) 164 Minimum (cm) 152 Rata-rata (cm) 157 Simpangan Baku (cm) Ragam (cm) 3,33 11,14 Koefisien Variasi (%) 2,11 Keterangan : Populasi 25 Pada tabel 4 menunjukan bahwa ukuran panjang badan Kuda Polo di Nusantara Polo Club adalah sebesar ,33 cm, ragam 11,14 dan koefisien variasi 2,11%. Ukuran panjang badan tertinggi adalah 164 cm dan nilai ukuran panjang badan terendah adalah 152 cm. Data Panjang badan kuda Polo di Nusantara Polo Club adalah seragam karena, nilai koefisien variasi dari panjang badan yaitu 2,11%, hal ini mengacu pada pendapat (Nasoetion yang dikutip dari Sastrosupadi, 2000) bahwa koefisien variasi dibawah 15 % bearti populasi yang diamati seragam. Panjang badan pada umumnya memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai tinggi pundak. Menurut (Bandiati, 1990) menyatakan
6 29 bahwa semakin panjang badan akan semakin cepat larinya pada jarak lintasan yang pendek. Panjang badan akan mempengaruhi kualitas langkah pada kaki kuda baik tipe jarak panjang maupun jarak yang pendek berupa pencapaian jarak dalam waktu singkat Kecepatan Lari Data hasil pengukuran mengenai kecepatan lari kuda yang diperoleh di Nusantara Polo Club sebagai berikut : Tabel 5. Ukuran Kecepatan Lari kuda di Nusantara Polo Club Analisis Statistik Nilai Maksimum (m/dtk) 20,06 Minimum (m/dtk) 13,27 Rata-rata (m/dtk) 17,66 Simpangan Baku (m/dtk) Ragam (m/dtk) 1,61 2,62 Koefisien Variasi (%) 9,16 Keterangan : Populasi 25 Pada tabel 5 menunjukan bahwa rata-rata Kecepatan Lari Kuda Polo di Nusantara Polo Club adalah sebesar 17,66 + 1,61 m/dtk, ragam 2,62 dan koefisien variasi 9,16. Kecepatan lari tertinggi adalah 18,06 m/dtk dan terendah adalah 11,27 m/dtk. Kecepatan lari kuda polo adalah seragam karena, nilai koefisien variasi dari panjang badan yaitu 9,16 hal ini mengacu pada pendapat (Nasoetion yang dikutip dari Sastrosupadi, 2000) bahwa koefisien variasi dibawah 15 % bearti populasi yang diamati seragam. Kecepatan lari merupakan waktu yang dibutuhkan kuda untuk menempuh jarak tertentu. Data mengenai kecepatan diambil pada sesaat kuda sedang melakukan latihan lari gallop dengan jarak 200 m. Kecepatan ini merupakan hal terpenting dalam pertandingan polo berkuda, karena kecepatan lari merupakan tolak ukur prestasi yang menunjang dari setiap kuda polo.
7 30 Jika dilihat dari data kecepatan lari gallop kuda pada saat latihan di Nusantara Polo Club kecamatan Cibinong kabupaten Bogor memiliki rata-rata kecepatan lari gallop 17,66 m/dtk. menurut (harris, 1993) bahwa Rata-rata kecepatan lari gallop sekitar m/dtk, ini tergantung panjang langkah dari kuda. 4.4 Analisis Korelasi Analisis korelasi digunakan untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih, baik hubungan kausal, simetris dan reciprocal. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama untuk data kuantitatif dinamakan koefisien korelasi (r). Tabel 6. Korelasi antara Tinggi Pundak dan Panjang Badan dengan Kecepatan Lari Konformasi Badan Korelasi dengan kecepatan Tinggi Pundak 0,84 Panjang Badan 0,52 Koefisien korelasi (r) mengukur derajat hubungan antara dua variabel atau lebih Nilai r berkisar dari -1,0 sampai +1,0, korelasi sama dengan +1,0 menunjukan bahwa untuk setiap unit peningkatan dalam satu variabel akan terjadi satu unit peningkatan pada sifat yang berkorelasi itu. Koefisien korelasi dapat terletak dimanapun diantaranya keduanya, dengan nilai 0 yang bearti tidak ada hubungan antara dua perubah, Kisaran nilai koefisien korelasi tidak ada korelasi 0, korelasi sangat lemah berkisar 0,01-0,25; korelasi cukup berkisar 0,25-0,50; korelasi kuat berkisar 0,51-0,75; korelasi sangat kuat berkisar 0,75-0,99; korelasi sempurna 1(sarwono, 2006). Hubungan yang kuat atau besar terlihat dari besarannya nilai koefisien korelasi antara variabel-variabelnya yaitu mendekati 1. Hubungan korelasi yang positif bearti nilai-nilai suatu variabel naik diikuti dengan
8 31 meningkatnya variabel lain dan sebaliknya suatu variabel akan turun nilainya apabila diikuti penurunan variabel (Warwick, 1995). Dari tabel 6, maka dapat dilihat bahwa nilai memiliki korelasi positif dan terdapat hubungan yang signifikan dari tinggi pundak dan panjang badan dengan kecepatan lari kuda polo. Besar Koefisien Korelasi dari tinggi pundak adalah 0,84. Hal tersebut menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi termasuk dalam kategori sangat kuat. Hubungan yang terjadi antara tinggi pundak dan kecepatan lari signifikan terlihat dari nilai yang dihasilkan. Nilai ini juga dapat menggambarkan jika Tinggi Pundak naik satu satuan maka Kecepatan Lari hanya akan naik sebesar 0,84. Begitu pula dengan Panjang Badan, nilai koefisien korelasinya sebesar 0,52. Terdapat hubungan yang signifikan dari panjang badan dengan kecepatan lari kuda polo terlihat dari koefisien korelasi yang dihasilkan. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,52 menunjukan hubungan antara panjang badan dengan kecepatan lari pada kategori kuat. Nilai ini juga dapat menggambarkan, apabila panjang badan naik satu satuan maka kecepatan lari akan naik sebesar 0,52. Dari analisis korelasi tersebut menunjukan terdapat hubungan korelasi positif yang signifikan. Artinya apabila variabel naik satu satuan akan diikuti oleh yang lainnya. Dari nilai koefisien kedua variabel ini menunjukan tinggi pundak dan panjang badan memberikan korelasi dalam kategori kuat dengan kecepatan lari. Tinggi pundak dan panjang badan diasumsikan sebagai salah satu indikator yang dapat mengukur sebaik apa perfoma kuda polo, salah satunya pada kecepatan lari. Namun dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa korelasi dua variabel tersebut signifikan. Ini bearti tinggi pundak dan panjang badan akan dapat menunjang lari kuda polo.
9 Analisis Regresi Analisis Regresi dipergunakan untuk menggambarkan bentuk hubungan dari dua variabel atau lebih. Variabel-variabel dikelompokan menjadi variabel independen yang biasanya dinotasikan dengan huruf x dan variabel dependen dinotasikan dengan huruf y. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Pada penelitian ini terdapat dua variabel independen yaitu tinggi pundak (x 1 ), panjang badan (x 2 ) dan variabel dependen yaitu kecepatan lari (y) Hasil analisis regresi akan disajikan pada tabel 7 dan 8. Tabel 7. Regresi linier ganda antara Tinggi Pundak dan Panjang Badan dengan Kecepatan Lari. Model B Standar Error Sig (Konstan) -65,974 8,322 0,000 Tinggi Pundak 0,374 0,043 0,000 Panjang Badan 0,170 0,043 0,000 Berdasarkan tabel 7 model yang tepat untuk menduga persamaan linier berganda antara tinggi pundak dan panjang badan dengan kecepatan lari adalah Ŷ = -65, ,374x 1 + 0,170x 2, Persamaan regresi tersebut bahwa nilai alfa 1 = 0,374 bertanda posititf dan alfa 2 = 0,170 bertanda positif. Tabel 8. Koefisien Determinasi antara Tinggi Pundak dan Panjang Badan dengan Kecepatan Lari. R R Square Standar Error 0,914 0,835 0,68667 Berdasarkan hasil analisis regresi pada tabel 8 diperoleh nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 83,5%, nilai ini temasuk ke dalam kategori tinggi, hal ini
10 33 menunjukan bahwa variabel terikat atau kecepatan lari (y) dapat diduga berdasarkan tinggi pundak dan panjang badan. Koefisien Determinasi berganda (R 2 ) digunakan untuk mengetahui sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui besarnya Koefisien Determinasi (R 2 ) masing-masing prediktor yang digunakan. Berdasarkan hasil data penelitian didapatkan nilai R sebesar 0,91 yang artinya variabel x 1 dan x 2 mempunyai hubungan yang tinggi. Sedangkan nilai koefisien determinasi R 2 (R square) sebesar 0,835 atau 83,5%. Dengan kata lain pengaruh x 1 dan x 2 secara bersama-sama terhadap y adalah sebesar 83,5% sedangkan sisanya 16,5% ditentukan oleh faktor-faktor lainnya, diluar x 1 dan x 2 terhadap y. Model tersebut dapat dijadikan model untuk menunjukan suatu hubungan antara tinggi pundak dan panjang badan dengan kecepatan lari kuda polo di Nusantara Polo Club, karena pengaruh tinggi pundak (x 1 ) dan panjang badan (x 2 ) dengan kecepatan lari (y) sebesar 83,5%. Faktor-faktor lain sebesar 16,5% bahwa sebagian besar pengaruh berada diluar tinggi pundak (x 1 ) dan panjang badan (x 2 ). Faktor-faktor seperti kemampuan joki, kondisi lapangan, sistem manajemen pemeliharaan memberi sumbangan terhadap kecepatan kuda, faktor lain yang berpengaruh terhadap kecepatan Kuda yang terlatih memiliki kemampuan untuk berlari dengan daya tahan rangka lebih besar dibandingkan dengan yang tidak terlatih. Kuda yang memiliki panjang badan dan tinggi pundak yang panjang mempunyai ruang langkah kaki yang luas yang menjadikan kuda dapat belari dengan cepat. Menurut Bruin dkk (1994) pengaruh lingkungan permanen pada performa berlari kuda adalah faktor nutrisi, cidera, pemilik, dan pelatih.
DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian. Lokasi penelitian adalah di Nusantara Polo Club bertempat di
21 DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Lokasi penelitian adalah di Nusantara Polo Club bertempat di kawasan Jagorawi Golf & Country Club, Jalan Karanggan Raya, Kampung Kranji Timur, Kelurahan
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN
20 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Sumber :Nusantara-Polo.com Ilustrasi 1. Nusantara Polo Club Nusantara Polo Club adalah sebuah club olahraga kuda polo satu satunya berada di
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Analisis Deskriptif Tinggi Pundak dan Panjang badan dengan panjang langkah Trot kuda delman.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Deskriptif Tinggi Pundak dan Panjang badan dengan panjang langkah Trot kuda delman. Tabel 2. Hasil analisis Tinggi Pundak dan Panjang Badan dengan panjang langkah
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. dijadikan sebagai simbol status sosial pada kebudayaan tertentu. Seiring
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuda Equus caballus telah dikenal banyak orang sebagai hewan yang memiliki banyak fungsi. Hubungan kuda dengan manusia sangat erat kaitannya seperti peranan kuda sebagai
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. olahraga polo. Tinggi kuda polo berkisar antara 142 sampai dengan 159 cm
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Kuda Polo Kuda yang menjadi objek penelitian adalah kuda yang sedang aktif olahraga polo. Tinggi kuda polo berkisar antara 142 sampai dengan 159 cm dengan rataan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 113 Tahun 2009 tentang Ornagisasi dan
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Tempat Penelitian Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Sapi Potong atau BPPT merupakan salah satu UPTD lingkup Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat sesuai dengan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. alat transportasi aktivitas sehari-hari, bahkan sejauh ini kuda dijadikan hewan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuda merupakan hewan yang memiliki cukup banyak manfaat untuk kehidupan manusia. Kuda sebagai sumber pangan daging dan susu, rekreasi dan alat transportasi aktivitas
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah kuda kavaleri yang telah lulus program remonte di
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Alat Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah kuda kavaleri yang telah lulus program remonte di Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud) Pusat
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dibangun oleh Prabowo Subianto di kawasan Jagorawi Golf dan Country Club.
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang NPC adalah klub polo berkuda eksklusif pertama di Indonesia yang dibangun oleh Prabowo Subianto di kawasan Jagorawi Golf dan Country Club. NPC membina tim nasional polo
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Pusat Pembibitan dan Penggemukan Ternak Wonggahu pada tahun 2002 dikelola oleh Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Peternakan Domba CV. Mitra Tani Farm, Desa Tegal Waru RT 04 RW 05, Ciampea-Bogor. Waktu penelitian dimulai pada tanggal 24 Agustus
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pembuatan pellet dilakukan di
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. mengevaluasi performa dan produktivitas ternak. Ukuran-ukuran tubuh
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Bobot Badan Bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh dapat menjadi acuan untuk mengevaluasi performa dan produktivitas ternak. Ukuran-ukuran tubuh mempunyai kegunaan untuk menaksir
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumba Timur terletak di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
25 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Kabupaten Sumba Timur terletak di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kabupaten Sumba Timur terletak di antara 119 45 120 52 Bujur
Lebih terperinciPENDAHULUAN. untuk alat transportasi, yaitu delman. Delman merupakan alat transportasi yang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia kuda umumnya dimanfaatkan tenaganya sebagai penghela untuk alat transportasi, yaitu delman. Delman merupakan alat transportasi yang masih banyak ditemui di
Lebih terperinciPENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba merupakan salah satu ternak ruminansia kecil yang memiliki potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan sudah sangat umum dibudidayakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Kondisi Lingkungan Kelinci dipelihara dalam kandang individu ini ditempatkan dalam kandang besar dengan model atap kandang monitor yang atapnya terbuat dari
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Burung Merpati Balap Tinggian Karakteristik dari burung merpati balap tinggian sangat menentukan kecepatan terbangnya. Bentuk badan mempengaruhi hambatan angin, warna
Lebih terperinciPENYIMPANGAN BOBOT BADAN MENURUT RUMUS SCHOORL TERHADAP BOBOT BADAN AKTUAL PADA KUDA POLO DI NUSANTARA POLO CLUB
PENYIMPANGAN BOBOT BADAN MENURUT RUMUS SCHOORL TERHADAP BOBOT BADAN AKTUAL PADA KUDA POLO DI NUSANTARA POLO CLUB THE DIVERGENCE OF BODY WEIGHT USING THE SCHOORL FORMULA TO ACTUAL BODY WEIGHT OF POLO PONY
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Konsumsi Pakan
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Kandang adalah salah satu kebutuhan penting dalam peternakan. Fungsi utama kandang adalah untuk menjaga supaya ternak tidak berkeliaran dan memudahkan pemantauan
Lebih terperinciBAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. sebanyak 25 ekor, yang terdiri dari 5 ekor jantan dan 20 ekor betina dan berumur
15 III BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuda polo sebanyak 25 ekor, yang terdiri dari 5 ekor jantan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Bagian Kelinci, Balai Penelitian Ternak Ciawi Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, yaitu pada bulan Agustus 2012 sampai
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Pendataan dan Identifikasi Domba Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol Institut Pertanian Bogor (UP3J-IPB) Desa Singasari Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. tunggang dan juga dapat digunakan dalam bidang olahraga. Salah satu bidang
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuda telah banyak dikenal masyarakat sebagai hewan yang memiliki banyak fungsi seperti hewan peliharaan, hewan ternak, sarana transportasi, kuda tunggang dan juga dapat
Lebih terperinciMETODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di kandang domba Integrated Farming System, Cibinong Science Center - LIPI, Cibinong. Analisis zat-zat makanan ampas kurma dilakukan di Laboratorium Pengujian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Assolihin Aqiqah bertempat di Jl. Gedebage Selatan, Kampung Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini lokasinya mudah ditemukan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. tetas dan ruang penyimpanan telur. Terdapat 4 buah mesin tetas konvensional dengan
19 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Pusat Pembibitan Puyuh Penelitian ini telah dilakukan di Pusat Pembibitan Puyuh Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Pusat pembibitan ini terdiri atas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum BBPTU-HPT Baturraden Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang ada
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 6. Kondisi Kandang Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Laboratorium Lapang Ternak Daging dan Kerja Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor merupakan laboratorium lapang yang terdiri dari empat buah bangunan
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Sapi perah Sapi perah (Bos sp.) merupakan ternak penghasil susu yang sangat dominan dibanding ternak perah lainnya dan sangat besar kontribusinya dalam memenuhi
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah transaksi domba antara pengepul atau pembeli
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah transaksi domba antara pengepul atau pembeli domba dengan peternak di kawasan peternakan domba Amis, Bolang dan Loyang Kecamatan
Lebih terperinciIV HASIL dan PEMBAHASAN
IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum 4.1.1. Lokasi Penelitian Desa Sumber Lor merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Cirebon. Keadaan geografis Desa Sumber Lor berada di dataran rendah pada ketinggian
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara semiorganik sampai umur
14 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN DAN PERALATAN 3.1.1 Objek Penelitian Penelitian menggunakan ayam Sentul jantan generasi ke dua umur satu hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara
Lebih terperinciMETODE. Lokasi dan Waktu
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di peternakan domba PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. yang berada di desa Tajur Kecamatan Citeureup, Bogor. Penelitian dilakukan selama 9 minggu mulai
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Detaseman Kavaleri Berkuda (Denkavkud) berada di Jalan Kolonel Masturi, Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pemeliharaan ayam dan penampungan semen dilakukan di Kandang B, Laboratorium Lapang, Bagian Ilmu Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. atau kuda Sandelwood Pony, hasil perkawinan silang kuda poni lokal (grading
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuda Sumba merupakan kuda poni yang kemudian diberi nama kuda Sandel atau kuda Sandelwood Pony, hasil perkawinan silang kuda poni lokal (grading up) dengan kuda Arab
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. yang didapatkan dari puyuh Coturnix-cotunix japonica pada umur 15 minggu yang
12 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah puyuh dan telur yang didapatkan dari puyuh Coturnix-cotunix japonica
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Daerah Penelitian Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. KUNAK didirikan berdasarkan keputusan presiden
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di peternakan merpati di area Komplek Alam Sinar Sari, Desa Sinarsari, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini berlangsung selama bulan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. berbeda dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Agustus 2016 di kandang domba
12 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai produksi karkas dan non karkas domba ekor tipis jantan lepas sapih yang digemukkan dengan imbangan protein dan energi pakan berbeda dilaksanakan mulai bulan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE PENELITIAN
MATERI DAN METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Rawamangun Selatan, Gg. Kana Tanah Merah Lama, Jakarta Timur. Penelitian dilakukan empat bulan, yaitu mulai bulan Agustus sampai
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kecamatan Leles dan Desa Dano
23 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kecamatan Leles dan Desa Dano 4.1.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat sebelah selatan, di antara 6
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Lokasi Pembuatan biskuit limbah tanaman jagung dan rumput lapang dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,
Lebih terperinciPenyimpangan Bobot Badan dengan Rumus Winter Alfi Fauziah
PENYIMPANGAN BOBOT BADAN DUGAAN BERDASAR RUMUS WINTER TERHADAP BOBOT BADAN AKTUAL KUDA POLO DI NUSANTARA POLO CLUB DEVIATION OF ESTIMATED BODY WEIGHT BASED ON WINTER FORMULA TO ACTUAL BODY WEIGHT OF POLO
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN. Kuda dengan nama lain Equus dikenal sebagai hewan yang diburu pada
7 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Asal Usul Kuda Kuda dengan nama lain Equus dikenal sebagai hewan yang diburu pada zaman tua (paleolithic) yaitu sekitar 25000 tahun silam, sedangkan pada zaman neolithic yaitu
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Waktu penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciMETODE. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pendidikan Penelitian Peternakan Jonggol (UP3J) mulai bulan Juli hingga November 2009.
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pendidikan Penelitian Peternakan Jonggol (UP3J) mulai bulan Juli hingga November 2009. Materi Ternak Ternak yang digunakan adalah 50 ekor domba
Lebih terperinciKajian Status Kuda Faali Kuda Polo... M Arif Rahman
KAJIAN STATUS FAALI KUDA POLO SEBELUM DAN SESUDAH DILATIH DI NUSANTARA POLO CLUB (Kuda, status faali, frekuensi respirasi, frekuensi denyut jantung, suhu tubuh) STUDY OF THE PHYSIOLOGICAL STATUS OF POLO
Lebih terperinciPEMBAHASAN. Pulau Sumba terletak di Barat-Daya Propinsi NTT, berjarak sekitar 96 km
23 IV PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografis Pulau Sumba terletak di Barat-Daya Propinsi NTT, berjarak sekitar 96 km di sebelah selatan Pulau Flores, 295 km di sebelah Barat-Daya
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. dan pengembangan perbibitan ternak domba di Jawa Barat. Eksistensi UPTD
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Keadaan Umum Balai Pengembangan Ternak Domba Margawati merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas di lingkungan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat yang mempunyai tugas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organisasi Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama dalam suatu pembagian kerja untuk mencapai tujuan bersama (Moekijat, 1990). Fungsi struktur
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Faktor manajemen lingkungan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ternak. Suhu dan kelembaban yang sesuai dengan kondisi fisiologis ternak akan membuat
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuda delman sebanyak
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuda delman sebanyak 30 ekor kuda di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Cicendo Kota
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Kamruton adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lebak Wangi,
1 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Manajemen Pemeliharaan dan Pakan Desa Kamruton adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lebak Wangi, yang berbatasan dengan desa teras bendung di sebelah utara dan desa jeruk
Lebih terperinci: Putri Noviawati NPM : Pembimbing : Rofi ah,se.,mm
PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KAMERA DIGITAL SLR MEREK CANON (STUDI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN ANGKATAN 2013) Nama :
Lebih terperinciGambar 2. Foto Udara Nusantara Polo Club (Google Earth), A. Kandang Alfa dan B. Kandang Bravo
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi Penelitian Nusantara Polo Club (NPC) adalah klub polo berkuda eksklusif pertama di Indonesia, letaknya di kawasan Jagorawi Golf Country Club, Cibinong, Kabupaten
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor
29 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Telur Tetas Itik Rambon Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor dengan jumlah itik betina 42 ekor dan itik jantan 6 ekor. Sex ratio
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3. Bahan Penelitian 3.. Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan bobot badan 300-900 gram per ekor sebanyak 40 ekor (34 ekor
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan
14 METODE PENELITIAN Penelitian ini dibagi menjadi dua percobaan yaitu 1) Percobaan mengenai evaluasi kualitas nutrisi ransum komplit yang mengandung limbah taoge kacang hijau pada ternak domba dan 2)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Oktober 2013, pengambilan sampel sudah dilaksanakan di Pantai Patra Sambolo, Kecamatan Anyer Kabupaten
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. a b c Gambar 2. Jenis Lantai Kandang Kelinci a) Alas Kandang Bambu; b) Alas Kandang Sekam; c) Alas Kandang Kawat
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pelaksanaan penelitian dimulai
Lebih terperinciTERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT
TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN Ternak kambing sudah lama diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai usaha sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik daging, susu,
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi perah termasuk kedalam famili Bovidae dan ruminansia yang
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Sapi Perah Sapi perah termasuk kedalam famili Bovidae dan ruminansia yang mempunyai tanduk berongga. Sapi perah Fries Holland atau juga disebut Friesian Holstein
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Kuda merupakan mamalia ungulata yang berukuran paling besar di
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuda merupakan mamalia ungulata yang berukuran paling besar di kelasnya. Kuda dari spesies Equus caballus yang dahulu merupakan bangsa dari jenis kuda liar, kini sudah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman pada Domba Ekor Gemuk dan Domba Ekor Tipis pada Kelompok Umur I 0.
HASIL DAN PEMBAHASAN Ukuran-ukuran Tubuh pada Domba Ekor Gemuk dan Domba Ekor Tipis Penggunaan ukuran-ukuran tubuh dilakukan berdasarkan ukuran yang umum pada ternak, yaitu sifat kuantitatif untuk dapat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih.. Dalam
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 21 Pengertian Regresi Linier Pengertian regresi secara umum adalah sebuah alat statistik yang memberikan penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu
HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu Masa laktasi adalah masa sapi sedang menghasilkan susu, yakni selama 10 bulan antara saat beranak hingga masa kering kandang. Biasanya peternak akan mengoptimalkan reproduksi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Tabel 3. Jumlah Kuda Delman yang Diamati pada Masing-masing Lokasi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini menggunakan data sekunder pengamatan yang dilakukan oleh Dr. Ir. Ben Juvarda Takaendengan, M.Si. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Ayam Broiler Awal Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Ayam Broiler Awal Penelitian DOC yang dipelihara pada penelitian ini sebanyak 1000 ekor. DOC memiliki bobot badan yang seragam dengan rataan 37 g/ekor. Kondisi DOC sehat dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Jantan Tipe Medium Berdasarkan bobot maksimum yang dapat dicapai oleh ayam terdapat tiga tipe ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan (Babcock,
Lebih terperinciL a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1
L a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1 PERSAMAAN LAJU PERTUMBUHAN DOMBA LOKAL JANTAN DAN BETINA UMUR 1-12 BULAN YANG DITINJAU DARI PANJANG BADAN DAN TINGGI PUNDAK (Kasus Peternakan Domba Di
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction).
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Suhu dan Kelembaban Ruang Penyimpanan Penyimpanan adalah salah satu tindakan pengamanan yang bertujuan untuk mempertahankan dan menjaga kualitas produk. Penyimpanan pakan dalam industri
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pelaksanaan penelitian mulai bulan Februari 2012 sampai dengan bulan April 2012. Pembuatan pakan dilaksanakan di CV. Indofeed. Analisis Laboratorium dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan dari bulan Juli sampai Oktober 2011 di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Lebih terperinci1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :
BUDIDAYA SAPI POTONG I. Pendahuluan. Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di
6 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 1.1 Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di seluruh daratan, kecuali Amerika. Awalnya puyuh merupakan ternak
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar kimia SMA Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Diskripsi Data Diskripsi hasil penelitian ini didasarkan pada skor dari kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pengaruh motivasi dan iklim
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Secara umum penelitian ini sudah berjalan dengan cukup baik. Terdapat sedikit hambatan saat akan memulai penelitian untuk mencari ternak percobaan dengan umur
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja untuk tahap pemeliharaaan serta analisis sampel di Laboratorium Ilmu dan Teknologi
Lebih terperinciINTENSIFIKASI TERNAK AYAM BURAS
INTENSIFIKASI TERNAK AYAM BURAS 1. PENDAHULUAN Perkembangan ayam buras (bukan ras) atau lebih dikenal dengan sebutan ayam kampung di Indonesia berkembang pesat dan telah banyak dipelihara oleh peternak-peternak
Lebih terperinciPENDUGAAN REPITABILITAS SIFAT KECEPATAN DAN KEMAMPUAN MEMPERTAHANKAN KECEPATAN PADA KUDA PACU SULAWESI UTARA
55 PENDUGAAN REPITABILITAS SIFAT KECEPATAN DAN KEMAMPUAN MEMPERTAHANKAN KECEPATAN PADA KUDA PACU SULAWESI UTARA Pendahuluan Kuda pacu Indonesia merupakan ternak hasil silangan antara kuda lokal Indonesia
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Kabupaten Kaur, Bengkulu. Gambar 1. Peta Kabupaten Kaur
TINJAUAN PUSTAKA Kabupaten Kaur, Bengkulu (Sumber : Suharyanto, 2007) Gambar 1. Peta Kabupaten Kaur Kabupaten Kaur adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Bengkulu. Luas wilayah administrasinya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kosong (empty body weight). Ternak telah berpuasa sejak diberi makan pada sehari
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Bobot Badan dan Ukuran -Ukuran Tubuh Bobot badan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara sapi dinaikkan ke atas bantalan timbangan dengan posisi kaki sejajar satu sama
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. parsial maupun simultan. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengaruh pembiayaan jual beli (X 1 ), pembiayaan bagi hasil (X 2 ), pembiayaan sewa (X 3 ), dan rasio non performing financing
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilakukan di Desa Koto Perambahan Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar Provinsi Riau, pada bulan Oktober sampai November 2014. 3.2.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia
10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Dalam ilmu statistika teknik yang umum digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua variabel atau lebih adalah analisa regresi linier. Regresi pertama
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Stadion Manahan Solo. Berdasarkan beberapa pertimbangan terkait waktu, tempat, dan biaya maka penelitian ini
Lebih terperinciPERFORMANS AYAM MERAWANG BETINA DEWASA BERDASARKAN KARAKTER KUALITATIF DAN UKURAN- UKURAN TUBUH SEBAGAI BIBIT
PERFORMANS AYAM MERAWANG BETINA DEWASA BERDASARKAN KARAKTER KUALITATIF DAN UKURAN- UKURAN TUBUH SEBAGAI BIBIT HASNELLY Z. dan RAFIDA ARMAYANTI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan
16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan kadar protein dan energi berbeda pada kambing Peranakan Etawa bunting dilaksanakan pada bulan Mei sampai
Lebih terperinciPROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA JUDUL PROGRAM
PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA JUDUL PROGRAM Mini Hospital Farm Sebagai upaya pengobatan dan usaha penggemukan ternak kambing Oleh : Nama Nim : Ananda Saka Prayogo : H0512010 UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
Lebih terperinciMATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan pada bulan Juni sampai September 2011 bertempat di Peternakan Kambing Darul Fallah - Ciampea Bogor; Laboratorium
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar Hubungan
22 4.1 Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar Hubungan Kekuatan Otot Perut Terhadap Ketepatan Service pada Cabang Olahraga Tenis
Lebih terperinciANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga
VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Peternakan Kelompok Tani Marga Rahayu Sri Murni (KTMRSM)
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Peternakan Penelitian dilakukan di dua kabupaten yang terdapat di Provinsi Jawa Barat dengan mengambil lokasi pada lima daerah yang berbeda ketinggiannya dari permukaan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Tempat Penelitian 4.1.1. Sejarah UPTD BPPTD Margawati Garut Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Domba atau disingkat UPTD BPPTD yaitu
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September
16 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September 2012 yang bertempat di Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus. Analisis
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Pemilihan Bibit
HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Domba dan kambing yang dipelihara di Kawasan Usaha Peternakan Berkah Sepuh Farm meliputi domba ekor tipis dan kambing kacang. Domba yang digunakan sebanyak 51 ekor
Lebih terperinci