ANALISIS HAMBATAN DAN PELUANG PENGGUNAAN BATA DAN BETON RINGAN AAC PADA PROYEK GEDUNG DAN PERUMAHAN DI SURABAYA Pramono Setiabudi Prabowo 1) dan I Putu Artama Wiguna 2) 1) Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya,60111, Indonesia e-mail: pramono_d3its@yahoo.co.id 2) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Kinerja proyek konstruksi dapat dinilai dari biaya,mutu dan waktu yang dibutuhkan. Tingginya upah tenaga kerja dan tingginya harga material berdampak pada tingginya biaya pembangunan. dan beton ringan AAC muncul dengan keunggulan yang bertujuan mempercepat waktu pekerjaan dengan biaya yang rendah dan mutu yang sesuai. Sebagai material pengganti material konvensional, bata dan beton ringan AAC masih menemui kendala dikarenakan adanya perbedaan persepsi konsumen dalam pembangunan High rise building dan low rise building. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan faktor-faktor yang menjadi kesuksesan maupun hambatan yang ada pada kontraktor high rise building dan low rise building dalam penerapan bata dan beton ringan AAC sebagai alternatif pengganti material konvensional. Hasil dari penelitian ini didapatkan adanya perbedaan faktor peluang dan hambatan yang mempengaruhi penggunaan bata ringan ataupun beton ringan pada tiap jenis bangunan. Kata Kunci: Ringan, Ringan, Hambatan, Peluang. PENDAHULUAN Latar Belakang Pelaksanaan konstruksi adalah kegiatan membangun bangunan/konstruksi yang telah dirancang/didesain. (Mesah,2008). Pada suatu proyek konstruksi selain bergantung pada metode pelaksanaan yang dipilih dan disesuaikan dengan kondisi lapangan, faktor material dan tenaga kerja juga memegang peranan penting yang saling terkait sehingga kontraktor harus dapat mengolah dan menggabungkan dengan baik agar menghasilkan proyek konstruksi yang sesuai berdasarkan biaya, mutu dan waktu yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan Winter & Nilon (1979) yang menyatakan bahwa kecende rungan biaya konstruki semakin meningkat bila dibandingkan dengan biaya pada industri manufaktur, salah satu penyebab tersebut adalah tingginya upah tenaga kerja dan adanya proses konstruksi yang konvensional/tradisional. dan sesuai dengan Ferianto (2007) yang menyatakan bahwa biaya material dan peralatan merupakan bagian terbesar dari keseluruhan biaya proyek, di mana nilainya dapat mencapai 50 60 % dari keseluruhan total biaya proyek. Berdasarkan hal tersebut, maka sekarang ini banyak berkembang industri yang memproduksi bahan material pengganti konvensional yang bertujuan untuk mempercepat waktu proyek kontruksi dengan biaya yang rendah dan mutu yang sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Material pengganti ini pun mempunyai berbagai macam keunggulan dalam kualitasnya dibandingkan dengan material konvensional, keunggulan yang ada tidak hanya B-12-1
berdampak langsung terhadap kontraktor sebagai pengaplikasi material tetapi juga berdampak terhadap pemilik sebagai pengguna. Salah satu industri yang berkembang sangat pesat saat ini adalah industri bata dan beton ringan AAC ( Autoclaved Aerated Concrete), industri ini menghasilkan produk dengan produksi masal dan bersifat pengulangan. Ditinjau dari adanya kebutuhan proyek kontruksi terhadap bahan material dan tenaga kerja untuk mendapatkan pembangunan yang efisien terhadap biaya, mutu dan waktu yang diinginkan, bata dan beton ringan AAC dengan berbagai keunggulan seharusnya memiliki peluang sebagai material alternatif pengganti material konvensional, tetapi pada kenyataannya produsen-produsen bata dan beton ringan AAC memiliki berbagai kendala dalam mengenalkan dan memasarkan produknya kepada masyarakat termasuk didalamnya kontraktor baik pada proyek high rise building ataupun perumahan. Maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor kesuksesan ataupun yang menjadi hambatan jika bata dan beton ringan AAC diaplikasikan pada proyek high rise building dan proyek perumahan. Tujuan Penulisan Mengetahui faktor-faktor yang menjadi kesuksesan maupun hambatan kontraktor dalam penerapan bata dan beton ringan AAC sebagai material pengganti dengan teknologi baru pada proyek gedung dan perumahan di Surabaya. Studi Literatur Faktor Kualitas Bahan Kualitas bangunan sangat bergantung dari mutu setiap jenis bahan pendukungnya, Jenis bahan ini harus mempunyai standart mutu yang dapat diujikan dan juga disesuaikan dengan persyaratan yang telah ditentukan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu dilakukan kegiatan pengawasan dan pengendalian mutu yang meliputi pemilihan bahan, pengujian berkala, cara pelaksanaan, perawatan, dan pemeliharaannya serta tingkat kenyamanan pemilik bangunan. Pemilihan bahan dapat dengan mempertimbangkan kesesuaian bahan yang dipilih terhadap fungsinya, jika telah didapatkan bahan yang sesuai dapat dilakukan dengan membandingkan melalui pengujian terhadap mutu bahan yang memiliki fungsi sama, pengujian ini pada umumnya pada kekuatan bahan dan karakteristik bahan yang dipilih. Faktor Fungsi dan Tugas Material Setiap pemilihan bahan bangunan harus memperhitungkan fungsi dan tugas bahan tersebut, setiap proyek memiliki kriteria tersendiri untuk memilih bahan bangunan yang sesuai, hal ini bergantung pada beberapa hal antara lain adanya kebutuhan proyek terhadap pemakaian material, spesifikasi telah ditentukan oleh konsultan perencana saat desain bangunan, dan pemakaian material dikarenakan permintaan langsung oleh pemilik bangunan. Faktor Pelaksanaan Pemilihan bahan bangunan harus dilihat dari beberapa faktor yang terkait dengan pelaksanaannya yang secara umum dapat digolongkan menjadi faktor sosial yang merupakan segala faktor yang berhubungan dengan masyarakat disekitar proyek antara lain keamanan, kepuasan konsumen, kesehatan, desain tata ruang, fleksibilitas, keindahan bangunan dan ramah lingkungan. Faktor ekonomi adalah segala sesuatu yang berhubungan ataupun yang berdampak terhadap keuangan dari proyek yang berjalan antara lain biaya bangunan, harga material, finansial dan faktor bahan bangunan, manajemen waktu, produktivitas proyek dan biaya pemeliharaan bangunan. Faktor berikutnya adalah faktor bahan bangunan yaitu segala sesuatu yang terkait dengan bahan material yang akan digunakan proyek antara lain cara B-12-2
pemasangan, kemudahan mendapatkannya, sesuai dengan lingkungan proyek dan teknologi yang diterapkan untuk pemasangan sesuai standart. Faktor Pemasaran Salah satu hal yang mempengaruhi pemilihan bahan bangunan adalah Faktor pemasaran yaitu kecepatan maupun kemudahan pemilik bangunan untuk memasarkan atau menjual kembali bangunan yang dihasilkan ke masyarakat yang memerlukan seperti kemudahan dalam pemasarannya dan nilai jual kembali bangunan. METODE Dalam penelitian ini mempergunakan metode deskriptif, dimana dirancang untuk mengumpulkan informasi mengenai keadaan nyata sekarang. Identifikasi variabel dalam penelitian dilakukan melalui proses kajian pustaka pada buku ataupun penelitian sebelumnya. Adapun variabel penenentu pemakaian material adalah Permasalahan dan analisis, perwujudan struktural, dan permasalahan dalam pelaksanaan (Frinz, 2001). Hasil kajian pustaka akan disebarkan kebeberapa responden sebagai kuisioner pendahuluan dan hasilnya akan diolah kembali untuk dijadikan sebagai variabel pada kuisioner utama. Hipotesis awal dari penelitian ini adalah tidak adanya perbedaan hambatan dan peluang pada kontraktor high rise building dan low rise building dalam pemakaian bata dan beton ringan AAC di proyek. Pengolahan data akan dilakukan menggunakan Uji-T untuk mengetahui perbedaan penyebab penggunaan bata dan beton ringan AAC pada setiap jenis proyek. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji T dilakukan pada setiap peluang dan hambatan yang terjadi pada kontraktor high rise building dan low rise building juga pada masing-masing material baik bata ringan ataupun beton ringan. Data yang diolah menggunakan Uji T harus merupakan data yang bersifat normal dan homogen, untuk itu perlu dilakukan beberapa pengujian sebagai syarat Uji T. Uji Normalitas Uji normalitas terhadap variabel bebas dan tidak bebas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan hipotesis sebagai berikut (α = 0,05) : H 0 : Data terdistribusi normal (> α = 0,05) H 1 : Data tidak terdistribusi normal (< α = 0,05) Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa nilai sig. untuk semua variabel hanbatan dan peluang pada kontraktor high rise building dan low rise building > α = 0,05, maka hipotesis nol (Ho) diterima dan data terdistribusi normal. Uji Homogenitas Uji homogenitas terhadap variabel bebas dan tidak bebas dilakukan untuk melihat kategori di dalam variabel memiliki varian yang setara, uji ini merupakan syarat untuk uji hipotesis perbedaan. Pengujian ini menggunakan uji Levene Test dengan hipotesis sebagai berikut (α = 0,05) : H 0 : Data homogen (> α = 0,05) H 1 : Data tidak homogen (< α = 0,05) Berdasarkan hasil uji diperoleh bahwa nilai sig. untuk semua variabel hambatan dan peluang pada kontraktor high rise building dan low rise building > α = 0,05, maka hipotesis nol (Ho) diterima dan data memiliki varian yang setara (homogen). B-12-3
Uji T Uji T dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel independent terhadap variabel dependen secara parsial. Uji T dapat dilakukan jika telah terpenuhi syaratsyarat pengujian data yaitu uji normalitas data dan uji homogenitas data. Uji T dalam penelitian ini dilakukan dengan program SPSS. Adapun hipotesis dalam uji-t adalah sebagai berikut (α = 0,05) : H 0 : Tidak terdapat perbedaan antara variabel yang ditinjau (< α = 0,05) H 1 : Terdapat perbedaan antara variabel yang ditinjau (> α = 0,05). Dari hasil pengolahan data diperoleh bahwa semua faktor peluang yang dibandingkan terdapat perbedaan (H 0 diterima). Pada faktor hambatan yang dibandingkan, perbedaan (H 0 diterima) hanya terdapat pada perbandingan data low rise building, sedangkan perbandingan yang lain tidak terdapat perbedaan data yang signifikan (H 1 diterima). Hasil secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1. Hasil Rekapitulasi Uji T Uji T Deskripsi Syarat Syarat (Sig. Sig. > Normalitas Sig > Homogenitas Sig > 2-0,05 (H0 (Sig.) 0,05 (Sig.) 0,05 tailed) diterima) High Ringan 0,200 0,136 0,041 H0 Ringan 0,200 0,042 Low Ringan 0,200 0,085 0,042 H0 Ringan 0,076 0,043 0,200 0,105 0,040 H0 0,200 0,040 0,200 0,052 0,042 H0 0,076 0,042 High Ringan 0,200 0,134 0,956 H0 Diterima Ringan 0,200 0,956 Low Ringan 0,149 0,939 0,040 H0 Ringan 0,153 0,040 0,200 0,769 0,294 H0 Diterima 0,149 0,294 0,200 0,332 0,240 H0 Diterima 0,153 0,240 Peluang Hambatan B-12-4
Diskusi dan Hasil Penelitian Secara garis besar berikut variabel-variabel yang mempengaruhi pemilihan material bata dan beton ringan AAC. ringan AAC lebih dipilih oleh kontraktor high rise building untuk pembangunan dikarenakan fungsi dan tugas bangunan telah sesuai (dengan beda ratarata 0,9317), dampak dari pengaruh luar (0,777), dan karakteristik bahan yang dapat mempercepat proyek. Hal terebut berlaku sama pada kontraktor low rise building tetapi pada kontraktor low rise building lebih mementingkan dampak sosial yang terjadi dibandingkan adanya pengaruh dari luar. Jika ditinjau dari penggunan material, bata ringan lebih berpeluang untuk digunakan oleh kontraktor high rise building dikarenakan adanya keefisienan yang ditimbulkan pada struktur bangunan, adanya kebutuhan proyek gedung yang menghendaki keberlanjutan material dan harga yang murah, serta faktor ekonomi yang ditimbulkan dengan penghematan biaya proyek dan percepatan proyek. Sedangkan untuk material beton ringan cenderung lebih dipilih oleh kontraktor low rise building dikarenakan penghematan dalam struktur bangunan, karakteristik bahan beton ringan AAC yang dapat mempercepat waktu proyek, dan pasar bahan yang meliputi ketersediaan stok material sehingga tidak menghambat proyek. Adapun faktor-faktor yang menghambat penggunaan bata dan beton ringan AAC oleh kontraktor low rise building adalah sebagai berikut harga material yang masih dirasakan mahal oleh beberapa kontraktor, faktor sosial dimana munculnya kesan rapuh pada bata dan beton ringan AAC, dan belum terbiasanya kontraktor dalam mengaplikasikan bata dan beton ringan AAC sesuai standar yang telah ditentukan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa Penggunaan bata dan beton ringan AAC di proyek oleh kontraktor high rise building dan kontraktor low rise building memiliki perbedaan peluang yang menjadikan bata dan beton ringan AAC dapat digunakan. Perbedaan juga terjadi pada alasan yang menghambat pemilihan material pada kontraktor low rise building. Sedangkan pada faktor penghambat lainnya tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Saran Saran yang dapat diberikan untuk penelitian lebih lanjut, yaitu: 1. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menganalisa juga tingkat kepuasan pada konsumen terhadap pemakaian bata dan beton ringan AAC sehingga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi pemilihan material. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap jenis-jenis material pengganti lain yang ditinjau baik terhadap material konvensional maupun dengan sesama material pengganti lainnya. DAFTAR PUSTAKA Frick, Heinz. Dan Setiawan, L.Pujo. (2001). Ilmu Konstruksi Struktur Bangunan. Kanisius : Yogyakarta. Iskandarini. (2004). Analisis Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan. USU Digital Library. B-12-5
Limanto, Sentosa. Witjaksono, Yuda Endro. W.A.Sumarlin. P.W. Indra. (2010). Produktivitas Material Ringan Dalam Pemakaian Sebagai Konstruksi Dinding. Konfrensi Nasional Teknik Sipil 4. Bali. Hal 193-199. Messah, Yunita, Alfiana. Widodo, Theodorus. Adoe, Marisya L. (2013). Kajian Penyebab Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Konstruksi Gedung di Kota Kupang. Jurnal Teknik Sipil Vol 2. Raharjo, Ferianto. (2007). Kajian Faktor Yang Dipertimbangkan Kontraktor Dalam Memilih Pemasok Material. Jurnal Teknik Sipil Vol.7. hal 119-130. B-12-6