TINGKAT KENYATAAN DAN HARAPAN RUMAH TINGGAL HEMAT ENERGI MENURUT PERSEPSI KONSUMEN DI PERUMAHAN CITRALAND UTARA SURABAYA
|
|
- Yuliani Widya Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TINGKAT KENYATAAN DAN HARAPAN RUMAH TINGGAL HEMAT ENERGI MENURUT PERSEPSI KONSUMEN DI PERUMAHAN CITRALAND UTARA SURABAYA Diah Sari Pardina 1), Purwanita Setijanti 2) dan Christiono Utomo 3) 1) Program Studi Pascasarjana Arsitektur Alur Perencanaan Real Estat, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2) Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember 3) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Sejak fenomena pemanasan global muncul di dunia, isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan banyak di perkenalkan di berbagai bidang termasuk properti. Di bidang ini, pemilihan material atau bahan bangunan adalah salah satu langkah yang dilakukan dalam upaya menciptakan green property atau properti yang ramah lingkungan. Kaitan dengan isu diatas maka pengembang diharapkan lebih tanggap sehingga perlu mengetahui variabel-variabel yang terkait pada rumah hemat energi menurut persepsi konsumen. Pada penelitian ini mengambil populasi konsumen Perumahan Citraland Utara Surabaya, yang dalam pemasaran produk perumahannya menggunakan slogan green building. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kenyataan dan harapan rumah hemat energi menurut persepsi konsumen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan menggunakan kuisioner. Analisis yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian ini pada tingkat kenyataan faktor dominan yang menjadi variabel kenyataan yang ada pada rumah hemat energi adalah variabel cat dinding, tumbuhan di depan rumah sebagai peneduh, penerangan siang hari dan penyediaan lahan untuk sistem biopori. Sedangkan tingkat harapan dari responden yang paling dominan terdapat 12 variabel. Kata kunci: Harapan, Kenyataan, Persepsi, Rumah tinggal hemat energi. PENDAHULUAN Dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk yang pesat, Indonesia berkepentingan untuk mengelola dan menggunakan energi se-efektif dan se-efisien mungkin. Terdapat empat sektor utama pengguna energi, yaitu sektor rumah tangga, komersial, industri dan transportasi. Saat ini pengguna energi terbesar adalah sektor industri dengan pangsa 44,2%. Konsumsi terbesar berikutnya adalah sektor transportasi dengan pangsa 40,6%, diikuti dengan sektor rumah tangga sebesar 11,4% dan sektor komersial sebesar 3,7%. Sektor rumah tangga mengkonsumsi kira-kira 11% dari total energi di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, upaya efisiensi energi di sektor ini sangatlah penting, bukan hanya untuk menghemat biaya pemakaian energi di rumah tangga tersebut, namun juga untuk mengerem pemakaian energi secara keseluruhan. (EECHI). B-13-1
2 Masyarakat sebagai konsumen pembeli rumah tidak begitu saja membeli rumah tanpa mempertimbangkan tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mereka dalam pengambilan keputusan seperti harga, lokasi, produk, promosi (Kotler, 1997). Proses tersebut tidak berakhir dengan terjadinya transaksi pembelian, akan tetapi diikuti oleh tahap prilaku purnabeli ( post purchase behavior). Pada tahap ini konsumen akan merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan yang akan mempengaruhi prilaku selanjutnya. Konsumen yang merasa puas akan cenderung mengatakan hal yang baik terhadap produk dan perusahaan yang bersangkutan kepada orang lain (Kotler dan Gary, 1996). Sejak fenomena pemanasan global muncul di dunia, isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan banyak di perkenalkan di berbagai bidang termasuk properti. Di bidang ini, pemilihan material atau bahan bangunan adalah salah satu langkah yang dilakukan dalam upaya menciptakan green property atau properti yang ramah lingkungan. Ada kecenderungan masyarakat Indonesia saat ini semakin sadar akan pentingnya memilih bahan atau material yang mengakomodasi isu-isu lingkungan misalnya yang menyangkut go green, low energy, dan antitoksin (Sukendar dalam Pandy,2012). Pembangunan properti yang mengarah ke green property berdasar dari pembangunan berkelanjutan (sustainable development) artinya pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia masa kini tanpa mengorbankan potensi generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri ( GH Bruntland,1987). Pengertian lainnya yaitu arsitektur hijau ( green architecture) adalah arsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam, termasuk energi, air, dan material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan (Karyono, 2010). Beberapa penelitian yang telah dilakukan adalah penelitian dari Sartori & Hestnes (2006), tentang Energy use in the life cycle of conventional and low-energy buildings mengenai pembuktian perbandingan siklus energi yang terjadi antara bangunan konvensional dan bangunan hemat energi. Perumahan Citraland Utara Surabaya merupakan perumahan yang dalam memasarkan produk perumahannya menggunakan slogan green building dengan kriteria-kriteria yang ada dalam perumahan tersebut menjadi dasar pemilihan responden pada perumahan Citraland Utara Surabaya. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dilihat bahwa kecenderungan masyarakat Indonesia saat ini semakin sadar akan pentingnya memilih bahan atau material yang mengakomodasi isu-isu lingkungan misalnya yang menyangkut go green, low energy, dan antitoksin (Suken dar dalam Pandy,2012). Tetapi pada kenyataannya masih banyak pengembang yang menyatakan perumahannya sebagai green building hanya sebagai tagline saja untuk menjaring pembeli. Oleh karena itu perlu adanya penelitian mengetahui tingkat kenyataan dan harapan rumah tinggal hemat energi menurut persepsi konsumen di perumahan citraland utara surabaya METODE Penelitian ini dilakukan secara garis besar terdiri atas tiga tahap, yaitu survei pendahuluan, survei utama, pengolahan data statistik deskriptif dengan menggunakan diagram kartesius untuk menentukan tingkat kenyataan dan harapan rumah hemat energi menurut persepsi konsumen. Tahap penelitian pendahuluan dilakukan untuk menambah variabel yang telah dikumpulkan pada saat studi literatur. Survei utama dilakukan pada 57 responden dengan menggunakan kuisioner yang dibuat dari variabel yang terkumpul B-13-2
3 dari survei pendahuluan dan studi literatur. Analisis statistik desktiptif mengambarkan atau menjelaskan berbagai karakteristik data seperti seberapa besar rata-rata dan seberapa jauh data tersebut bervariasi. Diagram kartesius mean-standart deviasi untuk mengurutkan faktor dominan dengan nilai mean tertinggi dan nilai standart deviasi terendah. Mean digunakan sebagai sumbu X dan standar deviasi digunakan sebagai sumbu Y untuk membentuk kordinat pada diagram kartesius. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Mean Kenyataan Rumah Hemat Energi Menurut Konsumen Dalam mendapatkan faktor dominan berdasarkan skor yang telah diberikan oleh responden, sebanyak 16 variabel diurutkan berdasarkan nilai mean dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Kemudian akan dilakukan pemetaan/plotting pada diagram mean dan deviasi atau yang disebut diagram kartesian. Pada Tabel 1 terlihat hasil dari variabel indentifikasi keberhasilan berdasarkan nilai mean yang dilihat dari skor mean tertinggi sampai skor terendah. Semakin besar nilai mean yang dihasilkan dapat diartikan semakin besar tingkat persepsi kenyataan responden terhadap variabel tersebut. Menunjukkan bahwa nilai mean tertinggi pilihan responden adalah warna cat dinding, hal ini berkaitan pada kenyataan yang ada di lapangan warna cat dindingnya merupakan dominan abu-abu muda sehingga cenderung tidak menyerap panas. Tabel 1 Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Mean Kenyataan Rumah Hemat Energi Menurut Persepsi Konsumen No. Kod Var. Nilai Mean 1 P11 Warna cat dinding P1 Penerangan siang hari P8 Tumbuhan di depan rumah sebagai peneduh P4 Bukaan jendela P14 Material atap P7 Penyediaan lahan untuk sistem biopori P5 Halaman dibelakang rumah P15 Material dinding P12 Proporsi luas bangunan dengan ruang terbuka P6 Tinggi langit-langit/ plafond P3 Penghawaan P13 Orientasi Bangunan P2 Ada Jarak bangunan dengan sekitar P10 Plesteran dinding P16 Solar cell P9 Bak sampak organik dan anorganik 1.56 Analisis Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Standar Deviasi Kenyataan Rumah Hemat Energi Menurut Konsumen Variabel indentifikasi keberhasilan berdasarkan nilai standar deviasi yang dilihat dari skor mean tertinggi sampai skor terendah. Semakin kecil nilai standar deviasi yang dihasilkan mengindikasikan semakin tinggi tingkat kesepakatan seluruh responden terhadap tingkat rata-rata persepsi. Pada Tabel 2 menunjukkan variabel yang diurutkan berdasarkan nilai standar deviasi. Urutan variabel dimulai dari nilai terendah hingga nilai yang tertinggi. Pilihan responden adalah Solar cell yang pada kenyataan dilapangan Solar cell tidak terdapat pada rumah yang mereka tempati. B-13-3
4 Tabel 2 Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Standar Deviasi Kenyataan Rumah Hemat Energi Menurut Persepsi Konsumen No. Kode Var. Faktor Nilai Standar Deviasi 1 P16 Solar cell P9 Bak sampak organik dan anorganik P2 Ada Jarak bangunan dengan sekitar P11 Warna cat dinding P10 Plesteran dinding P8 Tumbuhan di depan rumah sebagai peneduh P7 Penyediaan lahan untuk sistem biopori P1 Penerangan Siang hari P14 Material Atap P12 Proporsi bangunan dengan ruang terbuka P13 Orientasi Bangunan P6 Tinggi langit-langit/ plafond P15 Material Dinding P4 Bukaan Jendela P3 Penghawaan P5 Halaman dibelakang rumah 1.94 Analisis Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Mean dan Nilai Standar Deviasi Rumah Hemat Energi Kuadran IV Kuadran III Kuadran II Kuadran I Diagram Mean-Standar Deviasi menggambarkan plotting/pemetaan masing-masing variabel yang diurutkan berdasarkan nilai Mean dan Standar deviasi. Variabel tersebut dipetakan pada sebuah diagram yang terbagi menjadi empat bagian kuadran. Gambar 1 Diagram Kartesius Mean Standar Deviasi Kenyataan Rumah Hemat Energi Menurut Konsumen Tabel 3 Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Mean dan Nilai Standar Deviasi Kenyataan Rumah Hemat Energi Menurut Konsumen Kode Var. Faktor Nilai Mean Standar Deviasi Kuadran 1 P11 Warna cat dinding P8 Tumbuhan di depan rumah sebagai peneduh P1 Penerangan siang hari P7 Penyediaan lahan untuk sistem biopori Kuadran 2 P4 Bukaan jendela P14 Material atap P5 Halaman dibelakang rumah P15 Material dinding P12 Proporsi luas bangunan dengan ruang terbuka Kuadran 3 P2 Ada Jarak bangunan dengan sekitar P10 Plesteran dinding P16 Solar cell P9 Bak sampak organik dan anorganik Kuadran 4 P6 Tinggi langit-langit/ plafond P3 Penghawaan P13 Orientasi Bangunan B-13-4
5 Berdasarkan hasil analisis penelitian secara deskriptif melalui tabel mean dan standar deviasi, diketahui bahwa variabel warna cat dinding merupakan variabel yang berada dalam urutan pertama serta berada di kuadran I karena memiliki nilai mean yang tinggi dan nilai standar deviasi yang rendah. Kuadran I menunjukkan variabel-variabel yang memiliki urutan pertama karena memiliki nilai mean terbesar dan nilai standar deviasi terendah. Sedangkan untuk variabel yang berada pada kuadran II merupakan variabel kedua utama yang dipilih responden dalam pertimbangan membeli rumah. Setelah itu disusul pada kuadran III dan kuadran IV. Hasil pemetaan dapat dilihat pada Gambar 1 dan Tabel 3. Analisis Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Mean Energi Menurut Konsumen Harapan Rumah Hemat Pada Tabel 4 terlihat hasil dari variabel indentifikasi keberhasilan berdasarkan nilai mean yang dilihat dari skor mean tertinggi sampai skor terendah. Semakin besar nilai mean yang dihasilkan dapat diartikan semakin besar tingkat persepsi harapan responden terhadap variabel tersebut. Mean tertinggi dari harapan responden terhadap rumah hemat energi adalah pemisahan bak sampah organik dan anorganik yang artinya belum ada sistem pengolahan sampah di lingkungan perumahan Citraland Utara. Tabel 4 Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Mean Harapan Rumah Hemat Energi Menurut Konsumen No. Kode Var. Faktor Nilai Mean 1 P9 Bak sampak organik dan anorganik P8 Tumbuhan di depan rumah sebagai peneduh P16 Solar cell P7 Penyediaan lahan untuk biopori P2 Jarak bangunan dengan sekitar P11 Warna cat dinding P12 Proporsi bangunan dengan ruang terbuka P6 Tinggi langit-langit/ plafond P1 Penerangan Siang hari P14 Material Atap P10 Plesteran dinding P15 Material Dinding P5 Halaman dibelakang rumah P3 Penghawaan P4 Bukaan Jendela P13 Orientasi Bangunan 2.79 Analisis Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Standar Deviasi Harapan Rumah Hemat Energi Menurut Konsumen Tabel 5 Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Standar Deviasi Harapan Rumah Hemat Energi Menurut Konsumen No. Kode Var. Faktor Nilai Standar Deviasi 1 P8 Tumbuhan di depan rumah sebagai peneduh P7 Penyediaan lahan untuk sistem biopori P9 Bak sampak organik dan anorganik P16 Solar cell P2 Ada Jarak bangunan dengan sekitar P11 Warna cat dinding P12 Proporsi bangunan dengan ruang terbuka P14 Material Atap P6 Tinggi langit-langit/ plafond P10 Plesteran dinding P1 Penerangan Siang hari P15 Material Dinding P13 Orientasi Bangunan P5 Halaman dibelakang rumah P3 Penghawaan P4 Bukaan Jendela 1.82 B-13-5
6 Pada Tabel 5 terlihat hasil dari variabel indentifikasi keberhasilan berdasarkan nilai standar deviasi yang dilihat dari skor mean tertinggi sampai skor terendah. Semakin kecil nilai standar deviasi yang dihasilkan mengindikasikan semakin tinggi tingkat kesepakatan seluruh responden terhadap tingkat rata-rata persetujuan. Tumbuhan didepan rumah sebagai peneduh menempati urutan pertama faktor dominan berdasarkan standart deviasi harapan rumah hemat energi yang berarti tumbuhan peneduh masih kurang di rumah tersebut. Analisis Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Mean dan Nilai Standar Deviasi Harapan Rumah Hemat Energi Menurut Konsumen Berdasarkan hasil analisis penelitian secara deskriptif melalui tabel mean dan standar deviasi, diketahui bahwa variabel P9 merupakan variabel yang berada dalam urutan pertama serta berada di kuadran I karena memiliki nilai mean yang tinggi dan nilai standar deviasi yang rendah. Kuadran IV Kuadran II Kuadran I menunjukkan variabelvariabel yang memiliki urutan pertama karena memiliki nilai mean terbesar dan nilai standar deviasi terrendah. Sedangkan untuk variabel yang berada pada kuadran II merupakan variabel kedua utama yang dipilih responden untuk variabel yang ada pada rumah hemat energi. Setelah itu disusul pada kuadran III dan kuadran IV. Kuadran III Kuadran I Hasil analisis dapat dilihat pada Gambar 2 dan Tabel 6 Gambar 2 Diagram Kartesius Mean Standar Deviasi (Harapan) Tabel 6 Faktor Dominan Berdasarkan Nilai Mean dan Nilai Standar Deviasi Harapan Rumah Hemat Energi Menurut Konsumen Kode Var. Faktor Nilai Mean Standar Deviasi Kuadran 1 P9 Bak sampak organik dan anorganik P8 Tumbuhan di depan rumah sebagai peneduh P16 Solar cell P7 Penyediaan lahan untuk biopori P2 Jarak bangunan dengan sekitar P11 Warna cat dinding P12 Proporsi bangunan dengan ruang terbuka P6 Tinggi langit-langit/ plafond P1 Penerangan Siang hari P14 Material Atap P10 Plesteran dinding P15 Material Dinding Kuadran 2 P5 Halaman dibelakang rumah P3 Penghawaan P4 Bukaan Jendela Kuadran 3 P13 Orientasi Bangunan B-13-6
7 KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian tingkat kenyataan dan harapan rumah hemat energi menurut persepsi konsumen maka dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kenyataan variabel yang memiliki nilai tinggi seluruh responden terhadap tingkat rata-rata persetujuan terdapat 4 (empat) variabel. Jadi pada tingkat kenyataan variabel yang menurut responden sudah ada adalah variabel warna cat dinding, variabel tumbuhan di depan rumah sebagai peneduh, variabel penerangan siang hari, dan variabel penyediaan lahan untuk sistem biopori. Pada tingkat harapan menurut responden yang merupakan variabel yang harus ada dan kurang pada rumah hemat energi ada 12 (dua belas) variabel. Variabel tersebut bisa menjadi pertimbangan bagi pihak pengembang untuk rumah hemat energi di perumahannya. Untuk memperbaiki hasil penelitian ini, maka disarankan : 1. Untuk dapat dibandingkan maka perlu diketahui persepsi dari pihak pengembang sehingga mendapat hasil yang seimbang. 2. Untuk selanjutnya dapat menggunakan metode analisis faktor untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA Energy Efficiency and Conservation Clearing House Indonesia (EECCHI), Kotler, P. and Gary A. (1996), Principles of Marketing, 7th Edition, Prentice Hall Inc., New Jersey. Pandy, I P. G. A. (2012), Penggunaan Material dengan Konsep Hemat Energi (artikel diunduh pada tanggal 13 Maret Bruntland, G. H. (1987), World Commission on Environment and Development, dalam Our Common Future, Oxford: Oxford University Press, halaman 27. Karyono, T. H. (2010), GREEN ARCHITECTURE: Pengantar Pemahaman Arsitektur Hijau di Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, halaman Sartori, I dan Hesrnes, A.G. (2006), Energy use in the life cycle of conventional and low-energy buildings, A review article, Department of Architectural Design, History and Technology, Norwegian University of Science and Technology (NTNU). B-13-7
PEMILIHAN LOKASI RUMAH TINGGAL PADA PERUMAHAN MENENGAH DI SURABAYA TIMUR
PEMLHAN LOKAS RUMAH TNGGAL PADA PERUMAHAN MENENGAH D SURABAYA TMUR Nadira 1), Purwanita Setijanti 2) dan Christiono Utomo 3) 1) Program Studi Pascasarjana Arsitektur Alur Perencanaan Real Estat, nstitut
Lebih terperinciANTUSIASME PASAR TERHADAP RUMAH BERKONSEP HIJAU DI CITRALAND SURABAYA
ANTUSIASME PASAR TERHADAP RUMAH BERKONSEP HIJAU DI CITRALAND SURABAYA Rizky Aulia 1), Happy R. Santosa, dan Ima Defiana 2) 1) Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo,
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Hemat energi merupakan salah satu prinsip dari green building, pengembang perumahan mulai banyak mengembangkan prinsip tersebut dalam pengembangan perumahannya.
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, konsumsi energi listrik pada masyarakat sangat meningkat yang diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan bertambahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep bangunan hijau merupakan sebuah isu penting dalam desain arsitektur. Menurut Konsil Bangunan Hijau Indonesia, bangunan hijau adalah bangunan yang dalam tahap
Lebih terperinciArsitektur dan Lingkungan. Lilis Widaningsih
Arsitektur dan Lingkungan Lilis Widaningsih Sustainable : Brundtland Comission (World comission on Environment and Development) tahun 1987 yaitu: Sustainable Development is development that meets the needs
Lebih terperinciSTUDY OF STANDARD HOUSE REDESIGN BY THE CONSUMER STUDI PERUBAHAN DESAIN RUMAH STANDAR OLEH KONSUMEN
STUDY OF STANDARD HOUSE REDESIGN BY THE CONSUMER (CASE STUDY: HOUSING VILLA IMAGE AND BUMI PERMATA LAMNYONG RESIDENCE) STUDI PERUBAHAN DESAIN RUMAH STANDAR OLEH KONSUMEN (STUDI KASUS : PERUMAHAN VILLA
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Penelitian. menjadi bagian yang tak terpisahkan dari arsitektur. Ketergantungan bangunan
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, energi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari arsitektur. Ketergantungan bangunan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kepedulian masyarakat di seluruh dunia terhadap isu-isu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kepedulian masyarakat di seluruh dunia terhadap isu-isu lingkungan dan perubahan iklim meningkat pesat akhir-akhir ini. Berbagai gerakan hijau dilakukan untuk
Lebih terperinciPENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL
PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL Allan Subrata Ottong 1, Felix Yuwono 2, Ratna S. Alifen 3, Paulus Nugraha 4 ABSTRAK : Pembangunan rumah tinggal di Indonesia adalah salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek Perkembangan kota Jakarta sebagai ibukota negara berlangsung dengan cepat. Dengan banyaknya pembangunan disana-sini semakin mengukuhkan Jakarta
Lebih terperinciANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN DESAIN RUMAH STANDAR OLEH KONSUMEN
ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN DESAIN RUMAH STANDAR OLEH KONSUMEN Doni Ardianto, Nadjadji Anwar Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU
BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU 3.1. Tinjauan Tema a. Latar Belakang Tema Seiring dengan berkembangnya kampus Universitas Mercu Buana dengan berbagai macam wacana yang telah direncanakan melihat
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP PERANCANGAN
BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1 Green Arsitektur Green Architecture ialah sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun
Lebih terperinciKONSEP ANALISA PENGARUH KRITERIA GREEN BUILDING TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI PADA PENGEMBANG PROPERTI DI SURABAYA
KONSEP ANALISA PENGARUH KRITERIA GREEN BUILDING TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI PADA PENGEMBANG PROPERTI DI SURABAYA Intan Mayasari 1) dan Christiono Utomo 2) 1) Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciArsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri.
BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK III.1 TINJAUAN TEMA III.1.1 Latar Belakang Tema Sebuah Club house pada dasarnya berfungsi sebagai tempat berolah raga dan rekreasi bagi penghuni perumahan serta masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup semakin besar. Salah satu yang menjadi perhatian, termasuk di Indonesia, adalah isu pemanasan global.
Lebih terperinciPengembangan RS Harum
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. ARSITEKTUR HIJAU (GREEN ARCHITECTURE) Arsitektur hijau merupakan langkah untuk mempertahankan eksistensinya di muka bumi dengan cara meminimalkan perusakan alam dan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena global warming (pemanasan global) dan isu-isu kerusakan lingkungan yang beraneka ragam semakin marak dikaji dan dipelajari. Salah satu efek dari global warming
Lebih terperinciaktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu pemanasan global semakin marak di dunia. Berbagai aspek sering dikaitkan dengan isu pemanasan global, mulai dari hal sederhana seperti penggunaan kertas dan tisu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability) dan menerapkan praktik-praktik ramah lingkungan. Konsep ini sudah tidak asing
Lebih terperinciMada Asawidya [ ] Yusronia Eka Putri, ST, MT Christiono Utomo, ST, MT, Ph.D
Oleh : Mada Asawidya [31.07.100.051] Dosen Pembimbing : Yusronia Eka Putri, ST, MT Christiono Utomo, ST, MT, Ph.D ABSTRAK konsep mengenai pembangunan suatu gedung maupun bangunan lainnya mengacu pada konsep
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN BERBELANJA DI PASAR MODERN PLAJU
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN BERBELANJA DI PASAR MODERN PLAJU Endang Kusmala Dewi 1), Christiono Utomo 2) 1) Manajemen Aset FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Gedung Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini isu mengenai Global Warming dan keterbatasan energi kerap menjadi perbincangan dunia. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui kelompok penelitinya yaitu
Lebih terperinciANALISIS KRITERIA PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institute Teknologi Sepuluh Nopember MAKALAH TUGAS AKHIR ANALISIS KRITERIA PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Mada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya secara efisien selama proses pembuatannya hingga pembongkarannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Green building adalah bangunan di mana sejak dimulai dalam tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian hingga dalam operasianal pemeliharaannya memperhatikan aspek-aspek
Lebih terperinciKonsep Arsitektur Hijau Sebagai Penerapan Hunian Susun di Kawasan Segi Empat Tunjungan Surabaya
G96 Konsep Arsitektur Hijau Sebagai Penerapan Hunian Susun di Kawasan Segi Empat Tunjungan Surabaya Putu Dera Lesmana Prawibawa dan Happy Ratna Santosa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro atau yang biasa kita sebut UNDIP merupakan salah satu universitas ternama di Jawa Tengah yang berada di Kota Semarang. Berdiri sejak tahun 1956
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi sangat penting di pusat-pusat perkotaan untuk transportasi, produksi industri, kegiatan rumah tangga maupun kantor. Kebutuhan pada saat sekarang di
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ARSITEKTUR II
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Green Architecture (Materi pertemuan 7) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PRINSIP-PRINSIP GREEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting oleh banyak kalangan. Banyak faktor yang dinilai menjadi penyebab
BAB I A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Pemanasan global telah menjadi sorotan utama masyarakat dunia, terutama negara yang mengalami industrialisasi dan pola konsumsi tinggi (gaya hidup konsumtif).
Lebih terperinciKINERJA PENGEMBANG GEDUNG BERTINGKAT DALAM PENGGUNAAN MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN (191K)
KINERJA PENGEMBANG GEDUNG BERTINGKAT DALAM PENGGUNAAN MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN (191K) Dewi Rintawati 1, Bambang E. Yuwono 2 dan Mohammad Iqram 3 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Jl. Kyai
Lebih terperinciBAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green
BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA 3.1 Tinjauan Pustaka Tema Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green Architecture atau yang lebih dikenal dengan Arsitektur Hijau. Pada bagian
Lebih terperinciMODEL SMALL BUILDING SEBAGAI SALAH SATU WUJUD EFFEKTIFITAS RUANG DAN IMPLEMENTASI ARSITEKTUR BERKELANJUTAN
MODEL SMALL BUILDING SEBAGAI SALAH SATU WUJUD EFFEKTIFITAS RUANG DAN IMPLEMENTASI ARSITEKTUR BERKELANJUTAN Primadella Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jl. Raya Prabumulih
Lebih terperinciIDENTIFIKASI INDIKATOR GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA. Oleh:
IDENTIFIKASI INDIKATOR GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA Oleh: Wulfram I. Ervianto 1, Biemo W. Soemardi 2, Muhamad Abduh dan Suryamanto 4 1 Kandidat Doktor Teknik Sipil,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bagian ini memaparkan pendahuluan dari penelitian yang dilakukan. Pendahuluan ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematis
Lebih terperinciScience&Learning&Center!di!Universitas!Mulawarman!! dengan!konsep!green&building!
Science&Learning&CenterdiUniversitasMulawarman dengankonsepgreen&building IntanTribuanaDewi 1,AgungMurtiNugroho 2,MuhammadSatyaAdhitama 2 1MahasiswaJurusanArsitektur,FakultasTeknik,UniversitasBrawijaya
Lebih terperinciPERANAN URBAN FARMING DALAM MENARIK MINAT BELI KONSUMEN PADA REAL ESTATE PERUMAHAN DI SURABAYA
PERANAN URBAN FARMING DALAM MENARIK MINAT BELI KONSUMEN PADA REAL ESTATE PERUMAHAN DI SURABAYA Ayu Kemala Ghana 1), Ispurwono Soemarno 2) dan Christiono Utomo 3) 1) Program Studi Pascasarjana Arsitektur
Lebih terperinciBEDZED: BANGUNAN TANPA ENERGI FOSIL
INDONESIA design September 2010 BEDZED: BANGUNAN TANPA ENERGI FOSIL Oleh Tri Harso Karyono Go straight forward for about ten minutes; look to the left hand side, you will see some funny buildings over
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Penerapan Konsep Green Building Terhadap Keputusan Investasi pada National Hospital Surabaya
1 Analisa Pengaruh Penerapan Konsep Green Building Terhadap Keputusan Investasi pada National Hospital Surabaya Rizki Andini dan Christiono Utomo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE
BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE 3.1. SUSTAINABLE ARCHITECTURE Sustainable Architecture (arsitektur berkelanjutan) memiliki tujuan untuk mencapai kesadaran lingkungan dan memanfaatkan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. begitu menggema di masyarakat dunia, termasuk juga di Indonesia.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerusakan lingkungan dan pemanasan global sudah menjadi isu yang begitu menggema di masyarakat dunia, termasuk juga di Indonesia. Perkembangan proyek konstruksi
Lebih terperinciEVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya)
EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya) Widiastuti Hapsari dan Ria Asih Aryani Soemitro Bidang Keahlian Manajemen
Lebih terperinciFENG SHUI : PERAN NON-TEKNOLOGI DALAM PEMILIHAN RUMAH TINGGAL DI SURABAYA TIMUR
FENG SHUI : PERAN NON-TEKNOLOGI DALAM PEMILIHAN RUMAH TINGGAL DI SURABAYA TIMUR Karina Anindita 1, *), Purwanita Setijanti 2) dan Murni Rachmawati 3) 1) Program Magister, Bidang Keahlian Perencanaan Real
Lebih terperinciANALISA FAKTOR- FAKTOR EKSTERNAL PEMASARAN STUDENT APARTMENT DI SURABAYA
ANALISA FAKTOR- FAKTOR EKSTERNAL PEMASARAN STUDENT APARTMENT DI SURABAYA Reno Bramantyo 1, *), Purwanita Setijanti 2) dan Ispurwono Soemarno 3) 1) Program Magister, Bidang Keahlian Perencanaan Real Estate
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, ketergantungan manusia terhadap energi sangat tinggi. Sementara itu, ketersediaan sumber energi tak terbaharui (bahan bakar fosil) semakin menipis
Lebih terperinciDAMPAK PENGGUNAAN DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN DI RUANG KULIAH FPTK BARU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA:
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung dalam suatu lingkungan yaitu lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bel dan Hotel Sahid Jogja Lifestyle City di Yogyakarta sebagai berikut :
19 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Hasil penelitian melalui penyebaran kuesioner kepada responden kontraktor dan manajemen konstruksi Hotel Tentrem, Hotel Citra, Hotel Fave, Hotel Swiss Bel
Lebih terperinciANALISIS HAMBATAN DAN PELUANG PENGGUNAAN BATA DAN BETON RINGAN AAC PADA PROYEK GEDUNG DAN PERUMAHAN DI SURABAYA
ANALISIS HAMBATAN DAN PELUANG PENGGUNAAN BATA DAN BETON RINGAN AAC PADA PROYEK GEDUNG DAN PERUMAHAN DI SURABAYA Pramono Setiabudi Prabowo 1) dan I Putu Artama Wiguna 2) 1) Program Studi Magister Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR PERMUKIMAN DI KOTA MALANG
PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR PERMUKIMAN DI KOTA MALANG Asri Hayyu Rinpropadebi 1), Joni Hermana 1 dan Rachmat Boedisantoso 1 1) Teknik Lingkungan,
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PENGADUAN KONSUMEN PASCA PENYERAHAN RUMAH (Studi Kasus Pada Perumahan Menengah-Bawah)
C-7-1 IDENTIFIKASI PENGADUAN KONSUMEN PASCA PENYERAHAN RUMAH (Studi Kasus Pada Perumahan Menengah-Bawah) Suharman Hamzah Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian organik masih terus berkembang dan bertahan hingga saat ini di tengah gempuran modernisasi pertanian melalui revolusi hijau. Merujuk sejarah perkembangannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dunia pendidikan arsitektur di Indonesia masih belum dapat disejajarkan dengan nama besar universitas di luar yang memiliki embel-embel world class university seperti
Lebih terperinciAnalisis Itensitas Pencahayaan Alami pada Ruang Kuliah Prodi Arsitektur Universitas Malikussaleh
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Analisis Itensitas Pencahayaan Alami pada Ruang Kuliah Prodi Arsitektur Universitas Malikussaleh Nova Purnama Lisa (1), Nurhaiza (2) novapurnamalisa@gmail.com (1) Perencanaan dan
Lebih terperinciGedung Pascasarjana B Universitas Diponegoro. utama (Tepat Guna
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dalam bidang konstruksi bangunan atau properti dari tahun ke tahun semakin berkembang baik dari segi desain maupun kualitas bangunan tersebut. Saat ini
Lebih terperinciPengembangan Stasiun Pusat RegionaL di Manggarai Jakarta Selatan
G14 Pengembangan Stasiun Pusat RegionaL di Manggarai Jakarta Selatan Muhamad Agra Adhiprasasta dan Vincent Totok Noerwasito Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Berdasarkan sensus, Jakarta merupakan salah satu kota dengan penduduk terpadat yaitu 8.509.170 jiwa (Dinas Kependudukan dan catatan Sipil 2008). Tingginya tingkat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY
81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TURNOVER PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA. Ana Rakhmawati Christiono Utomo, ST, MT, Phd ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TURNOVER PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Ana Rakhmawati Christiono Utomo, ST, MT, Phd ABSTRAK Pekerja merupakan salah satu elemen dominan dalam sebuah proyek.
Lebih terperinciPersepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi
TEMU ILMIAH IPLBI 06 Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi Tri Amartha Wiranata Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung Abstrak Saat ini, isu penggunaan energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Krisis Energi Kebutuhan energi di segala aspek kehidupan manusia saat ini semakin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Krisis Energi Kebutuhan energi di segala aspek kehidupan manusia saat ini semakin meningkat dengan pesat, sedangkan persediaan sumber energi semakin berkurang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya bencana lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, hal ini dicetuskan oleh adanya kekhawatiran kemungkinan besar terjadinya
Lebih terperinciANALISA PENGARUH ATRIBUT PROPERTI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PERUMAHAN
ANALISA PENGARUH ATRIBUT PROPERTI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PERUMAHAN I Putu Weka Wendyputra 1), Purwanita Setijanti 2), dan Totok Noerwasito 3) 1) Program Studi Magister Perencanaan Real Estate - ITS
Lebih terperinciMEMBANGUN KEBERLANJUTAN DI ORLANDO MAGIC AWAY
Kelompok 3 MEMBANGUN KEBERLANJUTAN DI ORLANDO MAGIC AWAY Ketika Amway center dibuka di orlando pada 2011, menjadi LEED (Kepemimpinan dalam desain Energi dan Lingkungan) pertama yang meraih arena bola basket
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 menurut Bank Dunia akan mengalami perlambatan peningkatan sekitar 5,2% dari prediksi sebelumnya yang diprediksi tumbuh
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. benua. 1 Bahasa dari setiap belahan di dunia digunakan dan dituturkan oleh semua
benua. 1 Bahasa dari setiap belahan di dunia digunakan dan dituturkan oleh semua Pusat Bahasa di Yogyakarta BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Dalam perkembangan zaman saat ini, manusia
Lebih terperinciANALISIS NILAI AGUNAN RUMAH TINGGAL JL. SEMOLOWARU SELATAN XII SURABAYA
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-1 1 ANALISIS NILAI AGUNAN RUMAH TINGGAL JL. SEMOLOWARU SELATAN XII SURABAYA I Made Dwiyanta Putra, I Putu Artama Wiguna Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Lebih terperinciPenilaian Kriteria Green building pada Gedung Rektorat ITS
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-186 Penilaian Kriteria Green building pada Gedung Rektorat ITS Dedy Darmanto dan I Putu Artama Wiguna, Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. dapat dilihat dari nilai rata-rata 2,99.
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pemanfaatan green material pada proyek konstruksi di Yogyakarta dapat disimpulkan bahwa : 1. Pemanfaatan green material berdasarkan
Lebih terperinciAnalisa Biaya Dan Permintaan Pada Penetapan Harga Marginal Unit Rumah Di Perumahan Royal Regency, Lumajang
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-36 Analisa Dan Permintaan Pada Penetapan Harga Marginal Unit Rumah Di Perumahan Royal Regency, Lumajang Rachma Damayanti dan
Lebih terperinciPENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS Dedy Darmanto, I Putu Artama Wiguna, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan lingkungan menjadi fenomena penting yang menjadi fokus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Permasalahan lingkungan menjadi fenomena penting yang menjadi fokus akademinis di dunia, permasalahan ini fokus pada pencemaran lingkungan yang dilakukan
Lebih terperinciTANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU
TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU Jimantoro 1, Billie Jaya 2, Herry P. Chandra 3 ABSTRAK : Pemanasan global dan perubahan iklim
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan
BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Proyek Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan penduduk. Seiring dengan perkembangan waktu, semakin banyak orang yang datang
Lebih terperinciPENERAPAN KONSEP PENGHAWAAN ALAMI PADA WISMA ATLET SENAYAN
PENERAPAN KONSEP PENGHAWAAN ALAMI PADA WISMA ATLET SENAYAN Stefani Gillian Tania A. Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Indonesia Abstrak Wisma atlet sekarang ini sudah tidak digunakan lagi karena kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan merupakan sesuatu yang berada disekitar manusia secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan merupakan sesuatu yang berada disekitar manusia secara langsung ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Lingkungan dapat memberikan dampak
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Salah satu reaksi dari krisis lingkungan adalah munculnya konsep Desain Hijau atau green design yang mengarah pada desain berkelanjutan dan konsep energi. Dalam penelitian ini mengkajiupaya terapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, makhluk hidup, dan perilakunya. Mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta
Lebih terperinciPemilihan Material Fasad pada Malang Convention and Exhibition Centre Sesuai Standar GBCI dengan Perhitungan OTTV
Pemilihan Material Fasad pada Malang Convention and Exhibition Centre Sesuai Standar GBCI dengan Perhitungan OTTV Nugraha Putra Hutama 1, Heru Sufianto 2, Ary Dedy Putranto 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik itu dari sisi produksi maupun sisi konsumsi, yang berbanding terbalik dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis manajemen energi adalah keadaan dimana sumber energi yang ada tidak mampu dikelola untuk memenuhi kebutuhan energi di wilayah tertentu. Indonesia adalah salah
Lebih terperinciANALISIS KRITERIA BANGUNAN HIJAU BERDASARKAN GREENSHIP HOME VERSI 1.0 STUDI KASUS PADA VILA BIU-BIU ( METODE LRFD )
ANALISIS KRITERIA BANGUNAN HIJAU BERDASARKAN GREENSHIP HOME VERSI 1.0 STUDI KASUS PADA VILA BIU-BIU ( METODE LRFD ) TUGAS AKHIR (TNR, capital, font 14, bold) Oleh : I Wayan Agus Saputra 0919151010 (TNR,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi bumi kini tidak hanya dipengaruhi oleh rotasi, evolusi, siklus hidrologi, siklus biogeokimia, dan lain sebagainya, melainkan juga dipengaruhi oleh aktivitas
Lebih terperinciTANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA
TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA Alfonsus Dwiputra W. 1, Yulius Candi 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK: Proses pembangunan perumahan sebagai
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SDM DALAM PERAWATAN GEDUNG KANTOR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SDM DALAM PERAWATAN GEDUNG KANTOR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG L. Rury Purwanty1), Christiono Utomo2) S2- Manajemen Aset, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciPengaruh Konfigurasi Atap pada Rumah Tinggal Minimalis Terhadap Kenyamanan Termal Ruang
Pengaruh Konfigurasi Atap pada Rumah Tinggal Minimalis Terhadap Kenyamanan Termal Ruang Yogi Misbach A 1, Agung Murti Nugroho 2, M Satya Adhitama 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciSustainable Green Campus
Sustainable Green Campus Kampus-kampus Hijau Ramah Lingkungan Delapan belas tahun menjadi warga Bogor, perubahan besar yang saya rasakan adalah peningkatan suhu lingkungan, perkembangan kota menjadi pusat-pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Arsitek pada jaman ini memiliki lebih banyak tantangan daripada arsitekarsitek di era sebelumnya. Populasi dunia semakin bertambah dan krisis lingkungan semakin menjadi.
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KEPUASAN KARYAWAN TERHADAP SOFTWARE CLIPPER PADA PT. PRIMAJASA
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KARYAWAN TERHADAP SOFTWARE CLIPPER PADA PT. PRIMAJASA Suryanto 1 e-mail : Suryanto1865@yahoo.com Diterima :20 Juli 2010 /Disetujui : 12 Agustus 2010 ABSTRACT Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beragam dimulai dari isu-isu lingkungan di bumi yang semakin merebak,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini terdapat banyak permasalahan yang sangat beragam dimulai dari isu-isu lingkungan di bumi yang semakin merebak, menyebabkan kerusakan
Lebih terperinciKAJIAN KINERJA PELAYANAN DAN TARIF KERETA API EKSEKUTIF JURUSAN MALANG JAKARTA (Studi Kasus Kereta Api Eksekutif Bima)
1 KAJIAN KINERJA PELAYANAN DAN TARIF KERETA API EKSEKUTIF JURUSAN MALANG JAKARTA (Studi Kasus Kereta Api Eksekutif Bima) Ahmad Afif Afiyat, Bietrix Rosalina, M. Zainul Arifin, Achmad Wicaksono Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jakarta yang mempunyai wilayah seluas 740 km 2. menjadikan Jakarta sebagai kota yang sangat padat penduduknya.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Latar Belakang Proyek Jakarta yang mempunyai wilayah seluas 740 km 2 dengan jumlah populasi 2 sebesar 8.792.000 jiwa dan memiliki kepadatan penduduk sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, permasalahan yang sering sekali menjadi pusat perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi. Di Indonesia, hal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tempatnya tinggal menjadi semakin rusak karena ulah mereka sendiri. Salah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di jaman yang semakin maju ini, kesadaran masyarakat akan lingkungan semakin tinggi. Kini orang-orang makin menyadari bahwa lingkungan tempatnya tinggal menjadi semakin
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real
BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) adalah pemilik, pengembang dan pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh terjadinya Global warming yang terjadi pada saat ini. Hal ini sangat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Di era modern seperti sekarang ini banyak sekali kegiatan-kegiatan yang dilakukan manusia berdampak tidak baik bagi lingkungan. Saat ini adalah dimana terjadinya
Lebih terperincitetap akan memberikan kontribusi besar terhadap penurunan konsumsi energi secara nasional. Bangunan merupakan penyaring faktor alamiah penyebab
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Umum Perkembangan teknologi, khususnya di Indonesia, cukup mengalami kemajuan yang signifikan dari waktu ke waktu. Meskipun begitu, Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Prestasi atlet Indonesia merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi Indonesia maupun daerahnya masing-masing. Pemerintah harus turut berpartisipasi dalam meningkatkan
Lebih terperinciDESKRIPSI PENYEBAB TURNOVER PEKERJA KONSTRUKSI DI SURABAYA DARI SUDUT PANDANG MANAJER
DESKRIPSI PENYEBAB TURNOVER PEKERJA KONSTRUKSI DI SURABAYA DARI SUDUT PANDANG MANAJER Syahrul Labib 1) dan Christiono Utomo 2) 1) Program Pascasarjana Manajemen Proyek Konstruksi Teknik Sipil FTSP ITS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis yang prospektif dan semakin diminati para pengembang properti di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis real estate berjenis residensial atau perumahan merupakan salah satu bisnis yang prospektif dan semakin diminati para pengembang properti di Indonesia. Hal ini
Lebih terperinci