ANALISIS HASIL PEMETAAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN DI KOTA GORONTALO

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI METODE CUSUM (CUMMULATIVE SUMMARY) UNTUK MENENTUKAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN BERBASIS WEB DI KOTA LHOKSEUMAWE

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Denpasar merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Bali.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena fungsi utama jalan raya adalah sebagai prasarana untuk melayani pergerakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, Laju pertumbuhan penduduk dan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kepolisian Republik Indonesia dalam menciptakan situasi keamanan dan

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN PROF. DR. IDA BAGUS MANTRA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini menyebabkan kepadatan arus Lalu Lintas yang terjadi pada jam jam

IDENTIFIKASI KECELAKAAN LALU LINTAS (Study Kasus Jalan Dalu-Dalu sampai Pasir Pengaraian)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas adalah usia produktif (22 50 tahun). Terdapat sekitar

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau oleh daya beli masyarakat (Pasal 3, Undang-undang No. 14 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. orang meninggal dunia setiap tahun nya dan lebih dari 50 jt jiwa mengalami luka luka

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA RUAS JALAN KARANGMOJO-SEMIN

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan sarana dan prasarana transportasi itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jalan sebagai prasarana

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat, sebaliknya peningkatan taraf

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. mencapai tujuan nasional (Lemhannas,1997). Mencermati kondisi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dengan insfraktuktur jalan arteri yang bagus. Kota Semarang banyak terhubung dengan kota-kota besar di Pulau Jawa,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang jenis. termasuk di dalamnya jeep, sedan dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Sleman merupakan salah satu daerah administrasi yang luas dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. meningkatnya berbagai aktivitas pemenuhan kebutuhan, salah satunya adalah

Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dengan ruas jalan lain, yang disebut persimpangan. Jalan Letnan Jendral M. T. Haryono, Jalan Serangan Umum 1 Maret (Jalan

PENENTUAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN BERDASARKAN METODE EQUIVALENT ACCIDENT NUMBER DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan kepemilikan kendaraan makin meningkat, pada gilirannya. berdampak pada kecelakaan yang terjadi cenderung meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu. Alat pendukung. aman, nyaman, lancar, cepat dan ekonomis.

Epidemiologi Kecelakaan Lalu Lintas PERTEMUAN 9 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

ANALISIS DAERAH RAWAN KECELAKAAN LALU-LINTAS PADA JALAN ARTERI/NASIONAL (STUDI KASUS KABUPATEN MAMUJU PROVINSI SULAWESI BARAT)

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS YANG MELIBATKAN SEPEDA MOTOR DI KABUPATEN KARANGASEM TUGAS AKHIR. Oleh: I KETUT CAHYADI

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III LOKASI DAN METODOLOGI PENELITIAN

STUDI RAWAN KECELAKAAN LALULINTAS DI JALAN SOEKARNO-HATTA ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. tahun 2010 jumlah kecelakaan yang terjadi sebanyak sedangkan pada tahun

Penentuan Titik Rawan Kecelakaan (Black spot) Berdasarkan Angka Ekuivalen Kecelakaan pada Ruas Jalan PH. H Mustofa - AH. Nasution Di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Bajo, kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur. Perkembangan yang. sektor, salah satunya yang sangat pesat ialah pariwisata.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlangsung tanpa diduga atau diharapkan, pada umumnya ini terjadi dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Kecelakaan. 1. Jumlah kecelakaan dan jumlah korban kecelakaan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan. lintas melalui rekayasa dan upaya lain adalah keselamatan berlalu lintas. Konsep

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Jalan adalah sarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan pulang-pergi dengan menggunakan sepeda motor setiap harinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

KATA HANTAR ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA AREA BLACK SPOT DI. RUAS JALAN YOGYA-MAGELANG ANTARA KM 4-KM 17 yang disusun

ANALISIS DATA KERAWANAN KECELAKAAN LALU LINTAS MENGGUNAKAN METODE K-MEANS (STUDI KASUS POLRES BANTUL)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jalan sebagai prasarana

APLIKASI METODE SEDERHANA DALAM PENENTUAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN (LRK) DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. sepeda motor yang tidak memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi). Kurangnya

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dikunjungi. Daerah Kabupaten Kulon Progo yang letaknya sangat

Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas pada Daerah Rawan Kecelakaan di Kecamatan Banjarmasin Tengah Kota Banjarmasin

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda (Undang-undang

TREND KECELAKAAN LALU LINTAS DI INDONESIA ( ) 12/8/2014. Pertemuan Kesebelas. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. lintas merupakan hal yang tidak asing lagi.

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap fasilitas-fasilitas umum dan timbulnya korban yang meninggal dunia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat pesat pada saat ini dan tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2004 merupakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Wilayah studi ini dilakukan di kota Kota Bandar Lampung. Kota Bandar

STUDI KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN SOEKARNO HATTA BANDUNG

BAB I. A. Latar Belakang

PEMETAAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN ( STUDI KASUS BUNDARAN WARU ) DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. sangat kompleks terhadap kehidupan masyarakat termasuk diantaranya

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang semula didominasi oleh penyakit infeksi atau menular bergeser ke penyakit non

BAB I PENDAHULUAN. pinus. Dengan banyaknya desa yang telah disalurkan bantuan bibit pohon pinus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

ANALISIS HASIL PEMETAAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN DI KOTA GORONTALO Firman Rahmatullah Jahja 1, Arip Mulyanto 2, Abd. Aziz Bouty 3 1 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Negeri Gorontalo email : babol.jahja@gmail.com 2 Dosen Teknik Informatika Universitas Negeri Gorontalo email : arip.mulyanto@ung.ac.id 3 Dosen Teknik Informatika Universitas Negeri Gorontalo email : abd.azizbouty@ung.ac.id Abstrak Meningkatnya sarana dan prasarana transportasi jika tidak berjalan beriringan dengan meningkatnya kualitas jalan dan pengaturan lalu lintas yang baik maka akan menyebabkan timbulnya beberapa masalah, diantaranya kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil pemetaan daerah rawan kecelakaan di Kota Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Guide pengembangan Sistem Informasi Geografis dengan tahapan meliputi Penaksiran Kebutuhan, Perancangan Konseptual, Survei Data, Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak SIG, Perencanaan dan Perancangan Basis Data, Studi Percontohan dan Pengujian, Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak SIG, Konstruksi Basis Data SIG, Integrasi Sistem SIG dan Pengembangan Aplikasi SIG. Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi yang memberikan informasi tentang daerah-daerah rawan kecelakaan di Kota Gorontalo beserta analisis data anatomi dari pemetaan daerah rawan kecelakaan. Kata Kunci : Transportasi, Sistem Infromasi Geografis, Guide, Pemetaan.

1. PENDAHULUAN Menurut data yang diperoleh, jumlah kecelakaan di Kota Gorontalo cenderung meningkat tiap tahunnya. Jumlah kecelakaan di Kota Gorontalo dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 mencapai 1.114 kasus, baik yang melibatkan sepeda motor, mobil penumpang, truk, bentor dan kenderaan bermotor lainnya (Kepolisian Resor Gorontalo Kota Satuan Lalu Lintas,2013). Menurut pengamatan yang dilakukan, informasi tentang daerah rawan kecelakaan yang tersedia saat ini hanya berupa peta tradisional dan juga beberapa rambu-rambu lalu lintas. Dengan keterbatasan informasi yang ada, maka perlu adanya upaya meningkatkan informasi tentang daerah rawan kecelakaan dengan merancang sebuah sistem tentang pemetaan daerahdaerah rawan kecelakaan. Penelitian tentang daerah rawan kecelakaan pernah dilakukan oleh Ramadhana (2012). Penelitian ini mengidentifikasikan penyebabpenyebab terjadi kecelakaan pada ruas jalan arteri, dalam hal ini ruas jalan Urip Sumoharjo dengan menampilkannya dalam Sistem Informasi Geografis. Pada penelitian ini menghasilkan data kecelakaan lalu lintas dengan melalukan tabulasi berdasarkan kriteria tertentu. Kekurangan yang terdapat pada penelitian ini yaitu peneliti hanya mengidentifikasi satu daerah atau satu ruas jalannya saja yang dianggap rawan terjadi kecelakaan di Kota Makassar. Penelitian yang dilakukan oleh Yudhatama (2012) adalah penelitian tentang Analisis kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Karangmojo-Semin (ruas jalan Karangmojo-Semin Km 0.00-10 Km). Penelitian ini hanya menganalisis data-data kecelakaan yang terjadi di ruas jalan Karangmojo-Semin selama 5 tahun terakhir dan tidak memvisualisasikannya dalam Sistem Informasi Geografis. Dari penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya, perbedaan penelitian ini dengan penelitian terkait yang pernah dilakukan diatas yaitu penelitian ini bukan hanya mengidentifikasi daerah rawan kecelakaan berserta data kecelakaan disatu ruas jalan saja, tapi penelitian ini akan mengidentifikasi daerah-daerah rawan kecelakaan yang ada di Kota Gorontalo berdasarkan data yang diperoleh dari Kepolisian Resor Gorontalo Kota Satuan Lalu Lintas. 2. TINJAUAN PUSTAKA a. Kecelakaan Kecelakaan lalu lintas menurut UU RI Pasal 1 No. 22 tahun 2009 pasal 1 adalah suatu peristiwa di jalan raya tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda (Wedasana, 2011). b. Metode Guide Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Guide pengembangan Sistem Informasi Geografis Bagi Pemerintah Daerah. Metode ini memiliki 11 tahapan dalam proses perancangannya, yaitu : 1. Penaksiran Kebutuhan 2. Perancangan Konseptual 3. Survei Data 4. Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak SIG 5. Perencanaan dan Perancangan Basis Data 6. Studi Percontohan dan Pengujian 7. Akusisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak SIG 8. Konstruksi Basis Data SIG 9. Integrasi Sistem SIG

10. Pengembangan Aplikasi SIG 11. Penggunaan SIG dan Pemeliharaan Basis Datanya 3. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Guide pengembangan Sistem Informasi Geografis Bagi Pemerintah Daerah. Metode ini memiliki 11 tahapan dalam proses perancangannya, yaitu : 1. Penaksiran Kebutuhan Pada tahap awal ini, yang dilakukan wawancara dengan Satlantas Polres Gorontalo Kota, tentang sistem apa yang dibutuhkan sehingga menghasilkan laporan kelayakan perencanaan pengembangan sistem. 2. Perencanaan Konseptual Pada tahapan ini akan dilakukan perancangan sistem sesuai yang kebutuhan yang diperlukan pada Polres Gorontalo Kota Satuan Lalu Lintas. Pada tahapan ini dibuat diagram konteks dan juga diagram alir data level 0. 3. Survei Data Tahap selanjutnya yaitu melalukan survei terhadap ketersediaan data dan pengumpulan data kecelakaan sesuai dengan sistem yang akan dirancang. Setelah data tentang kecelakaan dikumpulkan maka akan dievaluasi sesuai dengan kebutuhan sistem. 4. Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem Informasi Geografis Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mengembangkan sistem. Perangkat keras yang digunakan harus dapat menjalankan perangkat lunak sesuai dengan kebutuhan. 5. Perencanaan dan Perancangan Basis Data Tahapan selanjutnya dilakukan untuk merancang logika dan fisik basis data yang dibuat, seperti melakukan pointing dan digitasi untuk membentuk pemetaan daerah rawan kecelakaan berdasarkan kebutuhan Polres Kota Gorontalo Satuan Lalu Lintas. 6. Studi Percontohan dan Pengujian Pada tahapan ini, dilakukan untuk memperlihatkan kesesuain perangkat lunak Sistem Informasi Geografis dengan perancangan basis data yang telah dilakukan. Tahapan ini juga dilakukan untuk memastikan bahwa sistem yang dirancang sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan pada objek penelitian. 7. Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak SIG Tahapan ini adalah tahapan dimana penentuan perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan untuk perancangan sistem informasi geografis pemetaan daerah rawan kecelakaan di Kota Gorontalo ini. 8. Konstruksi basis data Sistem Informasi Geografis Pada tahapan ini merupakan proses pembuatan basis data digital pada sistem yang akan dirancang. 9. Integrasi system SIG Integrasi system SIG yaitu tahap dimana kita akan mengitegrasikan semua komponen seperti basis data, perangkat keras, perangkat lunak dan semua komponen yang berkaitan dengan pembuatan sistem, sehingga dapat menjadikan sistem yang dibutuhkan oleh Polres Kota Gorontalo Satuan Lalu Lintas. 10. Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Perencanaan yang telah dibuat pada tahapan-tahapan sebelumnya, diimplementasikan dalam pembuatan aplikasi. Pada aplikasi ini akan dirancang sebuah sistem yang menampilkan informasi-informasi yang diperlukan, seperti menampilkan peta, informasi data kecelakaan, jenis kecelakaan, jumlah kecelakaan serta data-data yang telah survei pada tahapan diatas. 11. Penggunaan SIG dan pemeliharaan basis datannya

Tahapan terakhir ini, dilakukan untuk mengimplementasikan sistem yang telah dibuat lalu digunakan pada objek penelitian. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini adalah Pemetaan Daerah Rawan Kecelakaan Di Kota Gorontalo yang diaplikasikan berbasis web dengan digitasi peta menggunakan peta google maps untuk sebaran daerah rawan kecelakan di Kota Gorontalo. Sistem ini dibangun untuk membantu petugas dalam pendataan dan pelaporan data anatomi daerah rawan kecelakaan sekaligus dapat menampilkan analisis data anatomi daerah rawan kecelakaan dalam bentuk grafik dan rekapan data. Berdasarkan data jumlah kecelakaan yang terjadi, dapat dilihat bahwa angka kecelakaan di Kota Gorontalo dari tahun 2010 2013 cenderung meningkat dengan total jumlah kecelakaan yang terjadi selama kurun waktu tersebut adalah 147 kasus kecelakaan, sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.3 berikut ini. Tabel 1 Data Jumlah Kecelakaan di Kota Gorontalo dari tahun 2010 2013 sebanyak 19 kasus, jalan Jhon Ario Katili (Kelurahan Tapa) sebanyak 15 kasus, jalan Laksamana Martadinata (Leato) sebanyak 14 kasus dan jalan Jhon Ario Katili (Kelurahan Paguyaman) sebanyak 8 kasus. Gambar peta untuk kelima jalan di atas dalam dilihat pada gambar 1, 2, 3, 4 dan 5. Gambar 1 Peta Jalan Mayor Dulah Gambar 2 Peta Jalan Raja Eyato (Molosifat W) Dari angka kecelakaan yang mencapai 147 kasus, terdapat 5 titik daerah rawan kecelakaan yang yang menyumbang kasus kecelakaan terbanyak yaitu jalan Mayor Dulah (Talumolo) sebanyak 26 kasus, jalan Raja Eyato (kelurahan Molosifat W)

Gambar 3 Peta Jalan Jhon Ario Katili (Kelurahan Tapa) dengan kenderaan yang ada di depan atau disampingnya. Hal lain yang sering menjadi penyebab laka lantas di Kota Gorontalo yaitu masih seringnya para pengedara kenderaan bermotor mendahului kenderaan lain tanpa memperhitungkan jarak dan waktu yang tepat untuk mendahului kenderaan lain. Penyebab laka di daerah rawan kecelakaan diatas berbanding lurus dengan penyebab laka lantas di Kota Gorontalo. Presentase penyebab laka lantas di Kota Gorontalo dalam dilihat pada gambar 6. Gambar 4 Peta Jalan Laksaman Martadinata Gambar 5 Peta Jalan Jhon Ario Katili (Kelurahan Paguyaman) Penyebab laka lantas di kelima daerah rawan kecelakaan di atas lebih banyak terjadi akibat para pengendara kenderaan bermotor kurang antisipasi Gambar 6 Penyebab Laka Lantas Dari analisis data hasil pemetaan daerah rawan kecelakaan di Kota Gorontalo ditinjau dari variabel jumlah kecelakaan dan penyebab laka lantas, selanjutnya akan dianalisis data hasil pemetaan ditinjau dari variabel tipe tabrakan. Tipe tabrakan di Kota Gorontalo berdasarkan data yang di ambil peneliti menunjukan bahwa tipe tabrakan depan-depan merupakan tipe tabrakan dengan tingkat kasus kejadian terbanyak di Kota Gorontalo dengan jumlah sebanyak 36 kasus kecelakaan.tipe tabrakan depan belakang berada di posisi kedua dengan 33 kasus kecelakaan, selanjutnya tipe tabrakan depan samping dengan 31 kasus kecelakaan. Berikut ini tipe tabrakan yang terjadi di Kota Gorontalo seperti yang tunjukan pada gambar 7.

Gambar 7 Tipe Tabrakan Tipe tabrakan ini, sangat berhubungan dengan penyebab laka lantas yang sering terjadi di Kota Gorontalo. Akibat seringnya para pengendera kenderaan bermotor yang kurang antisipasi ataupun mendahului kenderaan lain dengan kurang aman maka akan terjadi tipe tabrakan depandepan ataupun tabrakan depan belakang. Dari angka jumlah kecelakaan di Kota Gorontalo yang mencapai 151 kasus kecelakaan dari kurun waktu 2010-2013 menyebabkan korban jiwa yang tidak sedikit. Dengan sebaran korban meninggal dunia sebanyak 11 orang, luka berat sebanyak 32 orang dan luka ringan sebanyak 146 orang, Seperti terlihat pada gambar 8. Gambar 8 Korban Jiwa Korban kecelakaan terbanyak dapat di asumsikan berasal dari para pengendera kenderaan bermotor beroda dua. Hal ini didasari dari data yang diambil yang menyebutkan bahwa kenderaan bermotor beroda dua mendominasi kenderaan yang terlibat kecelakaan dengan 152 (51.9%) unit. Kenderaan lain yang sering terlibat dalam kasus kecelakaan di daerah rawan kecelakaaan yaitu mobil dengan 61 unit (20.2%) dan bentor dengan 51 unit (17.4%). Hal ini seperti terlihat pada gambar 9. Gambar 9 Kenderaan yang terlibat 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah aplikasi mampu menampilkan titik daerah rawan kecelakaan, dan mampu menampilkan hasil rekapan anatomi data daerah rawan kecelakaan. Adapun saran untuk pengembangan selanjutnya diharapkan dapat dikembangkan dengan data yeng lebih detail untuk seluruh jalan yang ada di Kota Gorontalo, bukan hanya pada daerah atau jalan yang di anggap rawan kecelakaan, serta dapat dikembangkan pada aplikasi perangkat mobile. 6. DAFTAR PUSTAKA Kepolisian Resor Gorontalo Kota Satuan Lalu Lintas. 2013. Data Laka Lantas Anatomi Peta Rawan Laka. Polres Gorontalo Kota. Ramadhana, Z. 2012. Indentifikasi Penyebab Kecelakaan Dan Solusi Penanggulungannya Pada Jalan Arteri (Studi Kasus Jl. Urip Sumoharjo).

Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin. Wedasana, A, S. 2011. Analisis Daerah Rawan Kecelakaan Dan Penyusunan Database Berbasis Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus Kota Denpasar). [Tesis]. Teknik Sipil. Universitas Udayana Denpasar. Yudhatama, B,P. 2012. Analsis Kecelakaan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Karangmojo- Semin. [Tugas Akhir]. Fakultas Teknik Sipil. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. (http://ejournal.uajy.ac.id/893/, diakses 19 Februari 2012).