ANALISIS HASIL PEMETAAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN DI KOTA GORONTALO Firman Rahmatullah Jahja 1, Arip Mulyanto 2, Abd. Aziz Bouty 3 1 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Negeri Gorontalo email : babol.jahja@gmail.com 2 Dosen Teknik Informatika Universitas Negeri Gorontalo email : arip.mulyanto@ung.ac.id 3 Dosen Teknik Informatika Universitas Negeri Gorontalo email : abd.azizbouty@ung.ac.id Abstrak Meningkatnya sarana dan prasarana transportasi jika tidak berjalan beriringan dengan meningkatnya kualitas jalan dan pengaturan lalu lintas yang baik maka akan menyebabkan timbulnya beberapa masalah, diantaranya kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil pemetaan daerah rawan kecelakaan di Kota Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Guide pengembangan Sistem Informasi Geografis dengan tahapan meliputi Penaksiran Kebutuhan, Perancangan Konseptual, Survei Data, Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak SIG, Perencanaan dan Perancangan Basis Data, Studi Percontohan dan Pengujian, Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak SIG, Konstruksi Basis Data SIG, Integrasi Sistem SIG dan Pengembangan Aplikasi SIG. Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi yang memberikan informasi tentang daerah-daerah rawan kecelakaan di Kota Gorontalo beserta analisis data anatomi dari pemetaan daerah rawan kecelakaan. Kata Kunci : Transportasi, Sistem Infromasi Geografis, Guide, Pemetaan.
1. PENDAHULUAN Menurut data yang diperoleh, jumlah kecelakaan di Kota Gorontalo cenderung meningkat tiap tahunnya. Jumlah kecelakaan di Kota Gorontalo dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 mencapai 1.114 kasus, baik yang melibatkan sepeda motor, mobil penumpang, truk, bentor dan kenderaan bermotor lainnya (Kepolisian Resor Gorontalo Kota Satuan Lalu Lintas,2013). Menurut pengamatan yang dilakukan, informasi tentang daerah rawan kecelakaan yang tersedia saat ini hanya berupa peta tradisional dan juga beberapa rambu-rambu lalu lintas. Dengan keterbatasan informasi yang ada, maka perlu adanya upaya meningkatkan informasi tentang daerah rawan kecelakaan dengan merancang sebuah sistem tentang pemetaan daerahdaerah rawan kecelakaan. Penelitian tentang daerah rawan kecelakaan pernah dilakukan oleh Ramadhana (2012). Penelitian ini mengidentifikasikan penyebabpenyebab terjadi kecelakaan pada ruas jalan arteri, dalam hal ini ruas jalan Urip Sumoharjo dengan menampilkannya dalam Sistem Informasi Geografis. Pada penelitian ini menghasilkan data kecelakaan lalu lintas dengan melalukan tabulasi berdasarkan kriteria tertentu. Kekurangan yang terdapat pada penelitian ini yaitu peneliti hanya mengidentifikasi satu daerah atau satu ruas jalannya saja yang dianggap rawan terjadi kecelakaan di Kota Makassar. Penelitian yang dilakukan oleh Yudhatama (2012) adalah penelitian tentang Analisis kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Karangmojo-Semin (ruas jalan Karangmojo-Semin Km 0.00-10 Km). Penelitian ini hanya menganalisis data-data kecelakaan yang terjadi di ruas jalan Karangmojo-Semin selama 5 tahun terakhir dan tidak memvisualisasikannya dalam Sistem Informasi Geografis. Dari penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya, perbedaan penelitian ini dengan penelitian terkait yang pernah dilakukan diatas yaitu penelitian ini bukan hanya mengidentifikasi daerah rawan kecelakaan berserta data kecelakaan disatu ruas jalan saja, tapi penelitian ini akan mengidentifikasi daerah-daerah rawan kecelakaan yang ada di Kota Gorontalo berdasarkan data yang diperoleh dari Kepolisian Resor Gorontalo Kota Satuan Lalu Lintas. 2. TINJAUAN PUSTAKA a. Kecelakaan Kecelakaan lalu lintas menurut UU RI Pasal 1 No. 22 tahun 2009 pasal 1 adalah suatu peristiwa di jalan raya tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda (Wedasana, 2011). b. Metode Guide Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Guide pengembangan Sistem Informasi Geografis Bagi Pemerintah Daerah. Metode ini memiliki 11 tahapan dalam proses perancangannya, yaitu : 1. Penaksiran Kebutuhan 2. Perancangan Konseptual 3. Survei Data 4. Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak SIG 5. Perencanaan dan Perancangan Basis Data 6. Studi Percontohan dan Pengujian 7. Akusisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak SIG 8. Konstruksi Basis Data SIG 9. Integrasi Sistem SIG
10. Pengembangan Aplikasi SIG 11. Penggunaan SIG dan Pemeliharaan Basis Datanya 3. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Guide pengembangan Sistem Informasi Geografis Bagi Pemerintah Daerah. Metode ini memiliki 11 tahapan dalam proses perancangannya, yaitu : 1. Penaksiran Kebutuhan Pada tahap awal ini, yang dilakukan wawancara dengan Satlantas Polres Gorontalo Kota, tentang sistem apa yang dibutuhkan sehingga menghasilkan laporan kelayakan perencanaan pengembangan sistem. 2. Perencanaan Konseptual Pada tahapan ini akan dilakukan perancangan sistem sesuai yang kebutuhan yang diperlukan pada Polres Gorontalo Kota Satuan Lalu Lintas. Pada tahapan ini dibuat diagram konteks dan juga diagram alir data level 0. 3. Survei Data Tahap selanjutnya yaitu melalukan survei terhadap ketersediaan data dan pengumpulan data kecelakaan sesuai dengan sistem yang akan dirancang. Setelah data tentang kecelakaan dikumpulkan maka akan dievaluasi sesuai dengan kebutuhan sistem. 4. Survei Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Sistem Informasi Geografis Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mengembangkan sistem. Perangkat keras yang digunakan harus dapat menjalankan perangkat lunak sesuai dengan kebutuhan. 5. Perencanaan dan Perancangan Basis Data Tahapan selanjutnya dilakukan untuk merancang logika dan fisik basis data yang dibuat, seperti melakukan pointing dan digitasi untuk membentuk pemetaan daerah rawan kecelakaan berdasarkan kebutuhan Polres Kota Gorontalo Satuan Lalu Lintas. 6. Studi Percontohan dan Pengujian Pada tahapan ini, dilakukan untuk memperlihatkan kesesuain perangkat lunak Sistem Informasi Geografis dengan perancangan basis data yang telah dilakukan. Tahapan ini juga dilakukan untuk memastikan bahwa sistem yang dirancang sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan pada objek penelitian. 7. Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak SIG Tahapan ini adalah tahapan dimana penentuan perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan untuk perancangan sistem informasi geografis pemetaan daerah rawan kecelakaan di Kota Gorontalo ini. 8. Konstruksi basis data Sistem Informasi Geografis Pada tahapan ini merupakan proses pembuatan basis data digital pada sistem yang akan dirancang. 9. Integrasi system SIG Integrasi system SIG yaitu tahap dimana kita akan mengitegrasikan semua komponen seperti basis data, perangkat keras, perangkat lunak dan semua komponen yang berkaitan dengan pembuatan sistem, sehingga dapat menjadikan sistem yang dibutuhkan oleh Polres Kota Gorontalo Satuan Lalu Lintas. 10. Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Perencanaan yang telah dibuat pada tahapan-tahapan sebelumnya, diimplementasikan dalam pembuatan aplikasi. Pada aplikasi ini akan dirancang sebuah sistem yang menampilkan informasi-informasi yang diperlukan, seperti menampilkan peta, informasi data kecelakaan, jenis kecelakaan, jumlah kecelakaan serta data-data yang telah survei pada tahapan diatas. 11. Penggunaan SIG dan pemeliharaan basis datannya
Tahapan terakhir ini, dilakukan untuk mengimplementasikan sistem yang telah dibuat lalu digunakan pada objek penelitian. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini adalah Pemetaan Daerah Rawan Kecelakaan Di Kota Gorontalo yang diaplikasikan berbasis web dengan digitasi peta menggunakan peta google maps untuk sebaran daerah rawan kecelakan di Kota Gorontalo. Sistem ini dibangun untuk membantu petugas dalam pendataan dan pelaporan data anatomi daerah rawan kecelakaan sekaligus dapat menampilkan analisis data anatomi daerah rawan kecelakaan dalam bentuk grafik dan rekapan data. Berdasarkan data jumlah kecelakaan yang terjadi, dapat dilihat bahwa angka kecelakaan di Kota Gorontalo dari tahun 2010 2013 cenderung meningkat dengan total jumlah kecelakaan yang terjadi selama kurun waktu tersebut adalah 147 kasus kecelakaan, sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.3 berikut ini. Tabel 1 Data Jumlah Kecelakaan di Kota Gorontalo dari tahun 2010 2013 sebanyak 19 kasus, jalan Jhon Ario Katili (Kelurahan Tapa) sebanyak 15 kasus, jalan Laksamana Martadinata (Leato) sebanyak 14 kasus dan jalan Jhon Ario Katili (Kelurahan Paguyaman) sebanyak 8 kasus. Gambar peta untuk kelima jalan di atas dalam dilihat pada gambar 1, 2, 3, 4 dan 5. Gambar 1 Peta Jalan Mayor Dulah Gambar 2 Peta Jalan Raja Eyato (Molosifat W) Dari angka kecelakaan yang mencapai 147 kasus, terdapat 5 titik daerah rawan kecelakaan yang yang menyumbang kasus kecelakaan terbanyak yaitu jalan Mayor Dulah (Talumolo) sebanyak 26 kasus, jalan Raja Eyato (kelurahan Molosifat W)
Gambar 3 Peta Jalan Jhon Ario Katili (Kelurahan Tapa) dengan kenderaan yang ada di depan atau disampingnya. Hal lain yang sering menjadi penyebab laka lantas di Kota Gorontalo yaitu masih seringnya para pengedara kenderaan bermotor mendahului kenderaan lain tanpa memperhitungkan jarak dan waktu yang tepat untuk mendahului kenderaan lain. Penyebab laka di daerah rawan kecelakaan diatas berbanding lurus dengan penyebab laka lantas di Kota Gorontalo. Presentase penyebab laka lantas di Kota Gorontalo dalam dilihat pada gambar 6. Gambar 4 Peta Jalan Laksaman Martadinata Gambar 5 Peta Jalan Jhon Ario Katili (Kelurahan Paguyaman) Penyebab laka lantas di kelima daerah rawan kecelakaan di atas lebih banyak terjadi akibat para pengendara kenderaan bermotor kurang antisipasi Gambar 6 Penyebab Laka Lantas Dari analisis data hasil pemetaan daerah rawan kecelakaan di Kota Gorontalo ditinjau dari variabel jumlah kecelakaan dan penyebab laka lantas, selanjutnya akan dianalisis data hasil pemetaan ditinjau dari variabel tipe tabrakan. Tipe tabrakan di Kota Gorontalo berdasarkan data yang di ambil peneliti menunjukan bahwa tipe tabrakan depan-depan merupakan tipe tabrakan dengan tingkat kasus kejadian terbanyak di Kota Gorontalo dengan jumlah sebanyak 36 kasus kecelakaan.tipe tabrakan depan belakang berada di posisi kedua dengan 33 kasus kecelakaan, selanjutnya tipe tabrakan depan samping dengan 31 kasus kecelakaan. Berikut ini tipe tabrakan yang terjadi di Kota Gorontalo seperti yang tunjukan pada gambar 7.
Gambar 7 Tipe Tabrakan Tipe tabrakan ini, sangat berhubungan dengan penyebab laka lantas yang sering terjadi di Kota Gorontalo. Akibat seringnya para pengendera kenderaan bermotor yang kurang antisipasi ataupun mendahului kenderaan lain dengan kurang aman maka akan terjadi tipe tabrakan depandepan ataupun tabrakan depan belakang. Dari angka jumlah kecelakaan di Kota Gorontalo yang mencapai 151 kasus kecelakaan dari kurun waktu 2010-2013 menyebabkan korban jiwa yang tidak sedikit. Dengan sebaran korban meninggal dunia sebanyak 11 orang, luka berat sebanyak 32 orang dan luka ringan sebanyak 146 orang, Seperti terlihat pada gambar 8. Gambar 8 Korban Jiwa Korban kecelakaan terbanyak dapat di asumsikan berasal dari para pengendera kenderaan bermotor beroda dua. Hal ini didasari dari data yang diambil yang menyebutkan bahwa kenderaan bermotor beroda dua mendominasi kenderaan yang terlibat kecelakaan dengan 152 (51.9%) unit. Kenderaan lain yang sering terlibat dalam kasus kecelakaan di daerah rawan kecelakaaan yaitu mobil dengan 61 unit (20.2%) dan bentor dengan 51 unit (17.4%). Hal ini seperti terlihat pada gambar 9. Gambar 9 Kenderaan yang terlibat 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah aplikasi mampu menampilkan titik daerah rawan kecelakaan, dan mampu menampilkan hasil rekapan anatomi data daerah rawan kecelakaan. Adapun saran untuk pengembangan selanjutnya diharapkan dapat dikembangkan dengan data yeng lebih detail untuk seluruh jalan yang ada di Kota Gorontalo, bukan hanya pada daerah atau jalan yang di anggap rawan kecelakaan, serta dapat dikembangkan pada aplikasi perangkat mobile. 6. DAFTAR PUSTAKA Kepolisian Resor Gorontalo Kota Satuan Lalu Lintas. 2013. Data Laka Lantas Anatomi Peta Rawan Laka. Polres Gorontalo Kota. Ramadhana, Z. 2012. Indentifikasi Penyebab Kecelakaan Dan Solusi Penanggulungannya Pada Jalan Arteri (Studi Kasus Jl. Urip Sumoharjo).
Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin. Wedasana, A, S. 2011. Analisis Daerah Rawan Kecelakaan Dan Penyusunan Database Berbasis Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus Kota Denpasar). [Tesis]. Teknik Sipil. Universitas Udayana Denpasar. Yudhatama, B,P. 2012. Analsis Kecelakaan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Karangmojo- Semin. [Tugas Akhir]. Fakultas Teknik Sipil. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. (http://ejournal.uajy.ac.id/893/, diakses 19 Februari 2012).