III. METODOLOGI PENELITIAN. Wilayah studi ini dilakukan di kota Kota Bandar Lampung. Kota Bandar
|
|
- Sonny Tedjo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Wilayah Studi Wilayah studi ini dilakukan di kota Kota Bandar Lampung. Kota Bandar Lampung memiliki jaringan jalan sepanjang km yang terdiri dari km jalan dalam kondisi baik, sisanya mengalami rusak ringan, sedang, dan berat yang rusaknya mencapai 70% dari keseluruhan jaringan jalan yang ada. (Kepala Dinas PU Profinsi Lampung, Taufik Hidayat, Senin 12 Juli 2012) Pembangunan prasarana jalan raya di Kota Bandar Lampung mengutamakan peningkatan kondisi atau kualitas jalan-jalan yang sudah ada, sedangkan untuk pembangunan jalan baru diarahkan dalam rangka perluasan kota dan membuka daerah yang sedang terisolir. Pembangunan sektor transportasi di Kota Bandar Lampung menitik beratkan pada angkutan jalan raya atau transportasi darat yang berfungsi sebagai penghubung antar daerah, antar kota, dan juga pergerakan dalam kota. Berkaitan dengan penelitian ini, sistem transportasi dan juga sarana dan prasarana transportasi berpengaruh terhadap banyaknya jumlah kecelakaan yang terjadi di Kota Bandar Lampung. Di bawah ini ialah tabel daerah rawan kecelakaan dan penyebabnya di Kota Bandar Lampung.
2 30 Tabel 6. Daerah Rawan Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Bandar Lampung LOKASI 1. Jl. Soekarno-Hatta 2. Jl. Ir.Sutami 3. Jl. Yos Sudarso (Dari simpang Jl. Teluk Ambon s/d Simpang Jl. Gatot Subroto) 4. Jl. Gatot Subroto (Dari Polsek TBS s/d simpang Jl. Yos Sudarso) 5. Jl. Yos Sudarso (Depan Bumi waras Bandar Lampung) 6. Jl. Soekarno-Hatta Batu Serampok Panjang 7. Jl. Soekarno-Hatta (depan Polda Tribrata) Sumber : Direktorat Lalu Lintas Polda Lampung, 2012 PENYEBAB KECELAKAAN Jalan bergelombang, tanjakan, turunan, dan tikungan. Di sisi kanan dan kiri jalan banyak terdapat gudang sehingga banyak kendaraan yang keluar masuk, juga merupakan jalan lintas Sumatra. Turunan tajam dan tikungan, kiri dan kanan jalan jurang dan tebing, banyak dilewati kendaraan muatan berat. Tidak ada penerangan jalan/lampu jalan. Badan jalan digunakan untuk parkir truck. Tempat hiburan malam. Marka dan rambu jalan tidak kelihatan. B. Metode Pendekatan Dalam analisis ini akan menggunakan Metode The Gross Output (Human Capital) untuk menghitung besarnya biaya korban kecelakaan, adapun unsur biaya yang akan dihitung adalah : Biaya yang terhitung karena adanya kerugian langsung. Biaya yang dihitung akibat kerugian penghasilan yang akan datang. Melalui pendekatan data dari : Biaya perlakuan rumah sakit terhadap penanganan korban kecelakaan lalu lintas. Biaya kerugian penghasilan korban akibat kecelakaan lalu lintas.
3 31 Asumsi dasar yang digunakan untuk memperoleh data adalah : 1. Data dari rumah sakit (Medical Record) untuk memperoleh/menghitung biaya perawatan korban dalam berbagai tingkatan korban kecelakaan. 2. Data Badan Pusat Statistik (BPS) seperti PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), untuk memperoleh nilai produktivitas rata-rata usia. C. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan berupa data sekunder yang didapatkan dari instansi terkait yaitu 1. Direktorat Lalu Lintas Polda Lampung dan Polresta Kota Bandar Lampung. Data tersebut merupakan data yang berhubungan dengan kecelakaan lalu lintas dari tahun , yaitu : Jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas Kendaraan bermotor yang terlibat kecelakaan lalu lintas Faktor penyebab kecelakaan lalu lintas Kecelakaan berdasarkan posisinya Usia korban kecelakaan Profesi korban kecelakaan 2. Jasa Raharja Untuk mendapatkan data korban kecelakaan lalu lintas, berupa biaya dan lama perawatan korban kecelakaan lalu lintas di Kota Bandar Lampung pada tahun 2011 berdasarkan tingkatan keparahan korban. Data ini dikelompokkan berdasarkan tingkatan keparahan korban dan rumah sakit
4 32 tempat korban dirawat yang mengklaim ke Jasa Raharja, adapun rumah sakit tersebut ialah : RSUD Dr. H. Abdul Muloek RS Advent Bandar Lampung RS Immanuel Bandar Lampung RS Urip Sumoharjo RS Bumi Waras Kelima rumah sakit tersebut dirasa cukup mewakili rumah sakit-rumah sakit yang ada di Kota Bandar Lampung, selain karena rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit terbesar yang ada di Kota Bandar Lampung, juga dikarenakan banyak korban kecelakaan yang dirawat dirumah sakit tersebut dan mengklaim ke Jasa Raharja untuk mendapatkan santunan akibat kecelakaan lalu lintas. 3. Badan Pusat Statistik (BPS) Untuk mendapatkan nilai produktivitas rata-rata usia. D. Analisis Data 1. Merekap data kecelakaan lalu lintas di Kota Bandar Lampung berdasarkan jumlah kejadian kecelakaan, tingkat keparahan korban, kendaraan yang terlibat kecelakaan, faktor penyebab kecelakaan, jenis kecelakaan berdasarkan posisinya, serta usia dan pekerjaan korban. 2. Merekap data yang berkaitan dengan biaya kecelakaan lalu lintas yang didapat dari instansi-instansi terkait seperti Jasa Raharja dan BPS.
5 33 3. Membuat grafik statistik kecelakaan untuk menampilkan persentase kecelakaan menurut jumlah korban, tingkat keparahan korban, faktor penyebab kecelakaan, kendaraan yang terlibat kecelakaan, jenis kecelakaan, usia, dan pekerjaan korban sehingga dapat diketahui karakteristik kecelakaan di Kota Bandar Lampung. 4. Menghitung besarnya biaya korban kecelakaan lalu lintas. Metode yang digunakan ialah metode The Gross Output (Human Capital). Dalam penelitian ini memperhitungakan biaya langsung berupa biaya perawatan korban dan biaya tidak langsung berupa kerugian produktivitas korban. a. Biaya perawatan korban Yaitu dengan mengambil biaya rata-rata dari setiap biaya yang harus dikeluarkan korban kecelakaan, berdasarkan keadaan korban kecelakaan Korban meninggal Korban luka berat Korban luka ringan b. Biaya kerugian produktivitas korban BKP : Jumlah hari tidak produksi x PDRB/jumlah penduduk/ jumlah hari kerja dimana: BKP PDRB : Biaya Kerugian Produktivitas : Produk Domestik Regional Bruto BSKO (Tn) = a + b (1) BBKO (Tn) = (JKO i x BSKO i (Tn)) (2)
6 34 Dimana : BSKO (Tn) = Biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas pada tahun n untuk setiap kategori korban, dalam rupiah/korban. JKO i = Jumlah korban kecelakaan lalu lintas untuk setiap kategori korban, dalam korban/tahun. BBKO (Tn) = Besaran biaya korban kecelakaan lalu lintas di suatu ruas jalan atau persimpangan atau wilayah dalam rupiah/tahun. 5. Melakukan pengamatan langsung di titik rawan kecelakaan (Black Spot) di Kota Bandar lampung untuk melihat faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. Faktor kecelakaan yang diamati ialah faktor jalan, baik faktor secara fisik (tata letak jalan, permukaan dan disain jalan) maupun piranti pengatur lalu lintasnya (marka jalan, penerangan jalan, rambu-rambu lalu lintas). Selanjutnya membandingkan hasil pengamatan langsung dengan hasil pengolahan data sekunder yang didapat dari Polresta Kota Bandar Lampung mengenai faktor-faktor penyebab kecelakaan lalu lintas di Kota Bandar Lampung. E. Diagram Alir Penelitian Dari tahapan-tahapan penelitian yang telah dijelaskan di atas, dapat dibuatlah diagram alir penelitian seperti gambar 1, sebagai berikut :
III. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Wilayah Studi Daerah rawan kecelakaan adalah daerah yang mempunyai angka kecelakaan tinggi, resiko kecelakaan tinggi dan potensi kecelakaan tinggi pada suatu ruas jalan. Daerah
Lebih terperinciPerhitungan besaran biaya kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan metoda the gross output (human capital)
Perhitungan besaran biaya kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan metoda the gross output (human capital) 1 Ruang lingkup Pedoman ini menetapkan prosedur untuk melakukan perhitungan besaran biaya kecelakaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kota adalah prasarana transportasi jalan. Transportasi darat merupakan prasarana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu faktor yang menjadi pendukung perkembangan dan kualitas suatu kota adalah prasarana transportasi jalan. Transportasi darat merupakan prasarana kota
Lebih terperinciPrakata. Pd. T B
Prakata Pedoman perhitungan besaran biaya kecelakaan lalu lintas dipersiapkan oleh Panitia Teknik Standarisasi Bidang Konstruksi dan Bangunan melalui Gugus kerja Bidang Ekonomi Transportasi pada Sub Panitia
Lebih terperinciPEDOMAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. Perhitungan besaran biaya kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan metoda the gross output (human capital)
PEDOMAN Konstruksi dan Bangunan Pd T-02-2005-B Perhitungan besaran biaya kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan metoda the gross output (human capital) DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Daftar Isi Daftar isi...
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS Studi Kasus : Jalan Nasional (Jalan Lintas Sumatera) Kabupaten Serdang Bedagai
STUDI KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS Studi Kasus : Jalan Nasional (Jalan Lintas Sumatera) Kabupaten Serdang Bedagai Markus Branly Siregar 1, Irwan S Sembiring 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciJalan raya merupakan prasarana transportasi yang paling besar pengaruhnya. merupakan sarana transportasi yang paling besar menerima pengaruh adanya
BAB I PENDAHULIAN 1.1 Latar Belakang Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang paling besar pengaruhnya terhadap pcrkembangan sosial dan ekonomi masyarakat. Dari berbagai scktor transportasi yang
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa : A. Accident Rate lalu lintas di kota Ambon pada tahun 2006-2010 adalah sebagai berikut 1. Januari 2006 Januari 2007
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa : 1. Berikut ini adalah hasil perhitungan accident rate lalu lintas dan karakteristiknya sebagai berikut : a. Accident
Lebih terperinciFINAL KNKT
FINAL KNKT-08-09-04-01 KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TRUK KAYU PADI MAS NOMOR KENDARAAN EB 2144 AC MASUK JURANG DI JALAN JURUSAN
Lebih terperinciANALISIS KARAKTERISTIK DAN BIAYA KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA KUPANG
ANALISIS KARAKTERISTIK DAN BIAYA KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA KUPANG Margareth E. Bolla 1 (mgi_ub08@yahoo.com) Jean T. R. N. Blegur 2 (jean_blegur@yahoo.com) Ruslan Ramang 3 (ruslan_ramang@gmail.com)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan sarana dan prasarana transportasi itu sendiri.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Semakin berkembang suatu wilayah maka kebutuhan transportasi akan semakin meningkat dan permasalahan di dalamnya pun akan bertambah. Masyarakat dituntut untuk memiliki mobilitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan lalu lintas didefinisikan sebagai kondisi dimana pengguna jalan terhindar dan jauh dari adanya kecelakan. Menurut Undang- Undang No. 22 Tahun 2009 tentang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keselamatan Lalu Lintas Jalan Keselamatan berasal dari kata dasar selamat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia selamat adalah terhindar dari bencana; aman sentosa; sejahtera;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Jalan adalah sarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Jalan adalah sarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya dan diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Semakin berkembang suatu wilayah maka kebutuhan transportasi akan semakin meningkat dan permasalahan di dalamnya pun akan bertambah. Masyarakat dituntut untuk memiliki mobilitas
Lebih terperinciKOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI
FINAL KNKT-12-09-08-01 KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MOBIL BUS MITSUBISHI FE 304 COLT E-7586-Y MASUK JURANG DI JALAN
Lebih terperinciPENENTUAN ANGKA KONVERSI TINGKAT KECELAKAAN FATAL DI KOTA BANDUNG
PENENTUAN ANGKA KONVERSI TINGKAT KECELAKAAN FATAL DI KOTA BANDUNG Dinar Khalik Ibrahim NRP : 0621044 Pembimbing : Ir. Budi Hartanto Susilo, M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Geometrik Jalan Antar Kota Dalam Buku Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/TBM/1997 ini merupakan salah satu konsep dasar yang dihasilkan oleh Direktorat Jenderal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jalan sebagai prasarana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jalan sebagai prasarana transportasi sangat
Lebih terperinciANALISIS KARAKTERISTIK LALU LINTAS LOKASI RAWAN KECELAKAAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG. Rudi Yulianto¹ ) Rahayu Sulistyorini 2) Tas an Junaedi 3) ABSTRAK
ANALISIS KARAKTERISTIK LALU LINTAS LOKASI RAWAN KECELAKAAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG Rudi Yulianto¹ ) Rahayu Sulistyorini 2) Tas an Junaedi 3) ABSTRAK Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui inventarisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena fungsi utama jalan raya adalah sebagai prasarana untuk melayani pergerakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang berpengaruh terhadap perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat, sebaliknya peningkatan taraf hidup masyarakat akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan terbentuk atas beberapa lapisan perkerasan yang akan mengalami penurunan kondisi selama masa layannya. Menurunnya tingkat pelayanan jalan ditandai dengan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini menyebabkan kepadatan arus Lalu Lintas yang terjadi pada jam jam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul mempunyai banyak pantai yang indah dan merupakan tempat tujuan wisata dengan berbagai keindahan yang menakjubkan, sehinga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keselamatan Jalan Keselamatan jalan adalah upaya dalam penanggulangan kecelakaan yang terjadi di jalan raya yang tidak hanya disebabkan oleh faktor kondisi kendaraan maupun pengemudi,
Lebih terperinciSTUDI KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN SOEKARNO HATTA BANDUNG
STUDI KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN SOEKARNO HATTA BANDUNG ANGKY ADHINUGRAHA NRP : 0221020 Pembimbing : Ir. Budi Hartanto S.,M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas menurut UU RI No. 22 tahun 2009 merupakan suatu peristiwa di jalan raya tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Sleman merupakan salah satu daerah administrasi yang luas dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Sleman merupakan salah satu daerah administrasi yang luas dan berkembang sangat cepat di berbagai bidang. Perkembangan yang cepat ini didukung dengan tingginya
Lebih terperinciANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA TEBING TINGGI
ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA TEBING TINGGI Gom Gom E P Manalu 1, Yusandy Aswad ST.MT 2 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email: gomestosnomos@gmail.com
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan masyarakat saat ini maka kebutuhan sarana dan prasarana yang terkait dengan transportasi guna mendukung produktivitas di berbagai bidang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, Laju pertumbuhan penduduk dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, Laju pertumbuhan penduduk dan meningkatnya jumah kepemilikan kendaraan tak dapat dibatasi sehingga semakin banyak pula kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang meninggal dunia setiap tahun nya dan lebih dari 50 jt jiwa mengalami luka luka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keselamatan jalan merupakan isu yang cenderung mengemuka dari tahun ke tahun dan saat ini sudah menjadi permasalahan global. Hal ini sangat tepat terutama
Lebih terperinciPELAKSANAAN UJI COBA SISTEM INFORMASI KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN UNTUK DAERAH BALI DAN SUMATERA BAGIAN UTARA
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 70 TAHUN 1999 TENTANG PELAKSANAAN UJI COBA SISTEM INFORMASI KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN UNTUK DAERAH BALI DAN SUMATERA BAGIAN UTARA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang
Lebih terperinciKOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI
FINAL KNKT-11-03-03-01 KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN MOBIL GRAND MAX LUXIO BK 1394 KO TERJUN KE SUNGAI BATANG GADIS DI DESA HUSORTOLANG,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. meningkatnya berbagai aktivitas pemenuhan kebutuhan, salah satunya adalah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan suatu kota dikaitkan dan dipengaruhi oleh jumlah penduduknya. Pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk yang besar menyebabkan meningkatnya berbagai aktivitas
Lebih terperinciANALISIS KECELAKAAN TIKUNGAN JALAN YOGYAKARTA - SEMARANG DI DUSUN KEDUNGBLONDO, DESA NGIPIK, KECAMATAN PRINGSURAT, TEMANGGUNG. Laporan Tugas Akhir
ANALISIS KECELAKAAN TIKUNGAN JALAN YOGYAKARTA - SEMARANG DI DUSUN KEDUNGBLONDO, DESA NGIPIK, KECAMATAN PRINGSURAT, TEMANGGUNG Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa ini membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciAgar penelitian ini dapat terarah dan mendapatkan hasil yang optimal dan sesuai
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Daerah yang diteliti adalah sebagian Kabupaten Klaten dan sebagian DIY. Agar penelitian ini dapat terarah dan mendapatkan hasil yang optimal dan sesuai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keselamatan Jalan Komite Nasional Keselamatan Transportasi, menyatakan bahwa Inspeksi Keselamatan Jalan (IKJ) merupakan pemeriksaan sistematis terhadap jalan atau segmen jalan
Lebih terperinciKOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI
FINAL KNKT-08-12-06-01 KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN BUS PO PENANTIAN UTAMA NOMOR KENDARAAN BE 2334 FC MASUK JURANG JALAN LINTAS
Lebih terperinciFaktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas pada Daerah Rawan Kecelakaan di Kecamatan Banjarmasin Tengah Kota Banjarmasin
JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 2, No 3, Mei 2015 Halaman 20-37 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas pada Daerah Rawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam suatu negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, sektor transportasi sangat mempengaruhi lajunya pembangunan. Transportasi dengan bermacam jenis dan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Sebagai gambaran pada pada kondisi puncak, yaitu saat lebaran jumlah total pemudik pada tahun 2012 ini adalah sebanyak 14,41 juta
Laporan Akhir (Final Report) PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG Dalam rangka Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi khususnya di Pulau Jawa selain dibutuhkan penciptaan kawasankawasan ekonomi baru,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat yang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1,1. Latar Belakang Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat yang mempunyai pengaruh sangat besar dalam menentukan keberhasilan perkembangan daerah. Kebutuhan akan transportasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor transportasi merupakan salah satu subsektor penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sektor transportasi merupakan salah satu subsektor penting dalam pembangunan ekonomi. Buruknya pembangunan subsektor transportasi akan menghambat roda
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jalan Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipergunakan untuk menunjang perekonomian maupun kegiatan-kegiatan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Jalan raya adalah salah satu sarana transportasi yanag paling banyak dipergunakan untuk menunjang perekonomian maupun kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari. Jalan raya berfungsi
Lebih terperinciBAB I BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh suatu negara kepada rakyatnya. Transportasi adalah kegiatan pemindahan manusia/barang dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI ABASTRAK... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian... 3 1.4
Lebih terperinciJurnal Spektran Vol. 2. No, 2, Juli 2014
ANALISIS BIAYA DAN PENANGANAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA DENPASAR I.G.A Putri Adnya Swari 1, P. Alit Suthanaya 2, I.N. Widana Negara 2 Abstrak: Kota Denpasar memiliki
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN ANALISIS TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DITINJAU DARI PERSPEKTIF GEOMETRIK JALAN ( STUDI KASUS : RUAS NGAWI MANTINGAN ) TESIS
LEMBAR PENGESAHAN ANALISIS TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DITINJAU DARI PERSPEKTIF GEOMETRIK JALAN ( STUDI KASUS : RUAS NGAWI MANTINGAN ) TESIS Diajukan dan telah dipertahankan pada Ujian Pendadaran Tesis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional. Salah satu bidang yang terus mengalami perkembangan yaitu Bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terus mengalami perkembangan dalam hal Pembangunan Nasional. Salah satu bidang yang terus mengalami perkembangan yaitu Bidang Transportasi. Salah satu indikasinya
Lebih terperinciLAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOYOTA KIJANG NOMOR KENDARAAN T 1756 DC TERJUN KE SUNGAI LUBAI, JEMBATAN BERINGIN
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI FINAL KNKT-09-02-01-01 LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOYOTA KIJANG NOMOR KENDARAAN T 1756 DC TERJUN KE SUNGAI LUBAI, JEMBATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lalu lintas dan angkutan jalan memegang peranan penting dalam menunjang, memperlancar dan meningkatkan pembangunan perekonomian baik regional maupun nasional. Kendaraan
Lebih terperinciAPLIKASI PENGOLAHAN DATA DIVISI PELAYANAN KLAIM PT. JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PALEMBANG MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI 2007 DAN SQL SERVER 2008
APLIKASI PENGOLAHAN DATA DIVISI PELAYANAN KLAIM PT. JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PALEMBANG MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI 2007 DAN SQL SERVER 2008 Yan Handel Jurusan Manajemen Informatika POLITEKNIK PalComTech
Lebih terperinciANALISA DAERAH RAWAN KECELAKAAN DAN PENANGANANNYA (STUDI KASUS : JALAN TOL CAWANG TOMANG CENGKARENG)
ANALISA DAERAH RAWAN KECELAKAAN DAN PENANGANANNYA (STUDI KASUS : JALAN TOL CAWANG TOMANG CENGKARENG) Risthy Marleny Hully Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H. Syahdan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan mengikuti bagan alir pada Gambar 3.1. Mulai Studi Pustaka Survei Pendahuluan Pelaksanaan dan Pengumpulan Data Data Primer:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di daerah kota-kota besar di Indonesia contohnya kota Medan. Hal seperti ini sering terjadi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat mungkin dialami oleh setiap pengguna jalan. Hal ini terjadi karena pengemudi kendaraan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Aktifitas kegiatan di perkotaan seperti perdagangan, pemerintahan, persaingan yang kuat di pusat kota, terutama di kawasan yang paling
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktifitas kegiatan di perkotaan seperti perdagangan, pemerintahan, pemukiman semakin lama membutuhkan lahan yang semakin luas. Terjadi persaingan yang kuat di pusat kota,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertambahan kepemilikan kendaraan makin meningkat, pada gilirannya. berdampak pada kecelakaan yang terjadi cenderung meningkat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan teknologi, bertambah pula mobilisasi masyarakat, masyarakat tidak hanya melakukan aktivitas hanya sebatas di lingkungannya, namun sudah
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.276, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Dana Alokasi Khusus. Keselamatan Transportasi Darat. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 9
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Tanjakan Ale Ale Padang Bulan, Jayapura, dapat disimpulkan bahwa:
66 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Hasil pengelolaan data dan analisis kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Tanjakan Ale Ale Padang Bulan, Jayapura, dapat disimpulkan bahwa: 1. Lokasi kejadian
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR Latar Belakang. mencapai tujuan nasional (Lemhannas,1997). Mencermati kondisi masyarakat
1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Ketahanan wilayah merupakan bagian dari Ketahanan Nasional yang secara terus menerus harus ditingkatkan, sehingga akan menciptakan situasi yang kondusif dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persimpangan adalah simpul dalam jaringan transportasi dimana dua atau lebih ruas jalan bertemu dan disini pulalah banyak terjadi konflik dalam lalu lintas. Konflik
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. hanya melibatkan satu kendaraan tetapi beberapa kendaraan bahkan sering sampai
19 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi pasti akan menimbulkan korban jiwa dan juga kerugian secara materil. Kasus inilah juga yang sering terjadi di Jalan Tanjakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak terhadap perkembangan kota di Indonesia. Penduduk merupakan faktor utama dalam perkembangan kota sebagai pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian kecelakaan lalu lintas dewasa ini dilaporkan semakin meningkat padahal telah banyak sarana dan prasarana untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas, contohnya
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Kerusakan Jalan, bangunan pelengkap, fasilitas pendukung.
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PADA KONTRUKSI JALAN, BANGUNAN PELENGKAP DAN FASILITAS PENDUKUNG JALAN STUDI KASUS JALAN DURI- PEKANBARU KM 30-31 KECAMATAN MINAS KABUPATEN SIAK Fitridawati Soehardi; Fadrizal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH
BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH Penyusunan garis besar langkah kerja merupakan suatu tahapan kegiatan dengan menggunakan metodologi. Metodologi pendekatan analisis dilakukan dengan penyederhanaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Pertumbuhan dan penggunaan sepeda motor di Negara Indonesia sebagai salah
PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan dan penggunaan sepeda motor di Negara Indonesia sebagai salah satu alat transportasi semakin tinggi. Hal ini dikarenakan rata-rata masyarakat Indonesia lebih
Lebih terperincidata primer dan data sekunder. Masing-masing kelompok data dijelaskan sebagai
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Data Data yang mendukung penelitian dikelompokkan dalam dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Masing-masing kelompok data dijelaskan sebagai berikut: 1. Data
Lebih terperinciSTUDI RAWAN KECELAKAAN LALULINTAS DI JALAN SOEKARNO-HATTA ABSTRAK
STUDI RAWAN KECELAKAAN LALULINTAS DI JALAN SOEKARNO-HATTA Rizky Adelwin NRP : 0621050 Pembimbing : Ir. Budi Hartanto Susilo, M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
21 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Metodologi penelitian merupakan suatu cara bagi seorang peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan kemudian selanjutnya data dapat digunakan dan dianalisa sehingga
Lebih terperinciBIAYA KECELAKAAN PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH PURBALINGGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GROSS OUTPUT
BIAYA KECELAKAAN PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH PURBALINGGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GROSS OUTPUT Safety Husna Pangestika Program Studi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Jalan Wonosari, Piyungan, Bantul, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi pasti akan menimbulkan korban jiwa dan juga kerugian secara materil. Kasus inilah yang juga sering terjadi di Jalan Wonosari,
Lebih terperinciANALIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA JALAN ARTERI TUBAN/KM 0,000 - REMBANG/KM 47,900. Tri Surya Fendi 1, Saiful Arfaah 2 ABSTRAK
ANALIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA JALAN ARTERI TUBAN/KM 0,000 - REMBANG/KM 47,900 Tri Surya Fendi 1, Saiful Arfaah 2 1 Mahasiswa Program Penelitian Teknik Sipil Universitas Darul Ulum Jombang 2 Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jalan sebagai prasarana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jalan sebagai prasarana transportasi sangat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Alternatif Pendekatan Masalah. Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder
III - 1 BAB III METODOLOGI Persiapan Mulai Studi Pustaka Pengamatan Pendahuluan Identifikasi Masalah Alternatif Pendekatan Masalah Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder T Data Cukup Y Analisa Jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Denpasar merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Bali.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Denpasar merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Bali. Secara geografis Kota Denpasar terletak pada 8 o 35 31 sampai 8 o 44 49 (Lintang Selatan) dan
Lebih terperinciANALISIS KECELAKAAN DITINJAU DARI FAKTOR KELENGKAPAN FASILITAS JALAN DAN STRUKTUR JALAN
ANALISIS KECELAKAAN DITINJAU DARI FAKTOR KELENGKAPAN FASILITAS JALAN DAN STRUKTUR JALAN (Studi Kasus di Ruas Jalan Caruban - Ngawi Km 0,0 - Km 10 Jawa Timur) LAPORAN TUGAS AKHIR Sebagai salah satu syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang banyak melakukan kegiatan-kegiatan dalam pembangunan khususnya kegiatan di bidang ekonomi. Pergerakan di bidang ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah kepemilikan kendaraan dewasa ini sangat pesat.
14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan jumlah kepemilikan kendaraan dewasa ini sangat pesat. Semakin tinggi jumlah kendaraan, tentu akan membawa dampak pada kelancaran lalu lintas. Gangguan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Wilayah Studi Wilayah studi ini dilakukan di jalan fly over natar Kabupaten Lampung Selatan. Survei kecepatan penyeberang jalan, kecepatan kendaraan moving car observer dilakukan
Lebih terperinciBUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG
-1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN WAY KANAN DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kecelakaan angkutan jalan pertahun (www.dishub.co.id/info darat)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan adanya uji kelayakan kendaraan di Indonesia yang dilakukan oleh DISHUB, angka kecelakaan angkutan jalan seharusnya menurun atau minimal tidak mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di sisi jalan. hal ini seringkali mengakibatkan terjadinya penumpukan kendaraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai kawasan Kota Industri, wilayah Kabupaten Tangerang khususnya wilayah Balaraja Barat juga tidak lepas dari masalah kemacetan yang merupakan masalah umum yang
Lebih terperinciKAJIAN PERGERAKAN KENDARAAN BELOK KIRI LANGSUNG PADA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS DI KOTA PASURUAN)
KAJIAN PERGERAKAN KENDARAAN BELOK KIRI LANGSUNG PADA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS DI KOTA PASURUAN) Khusnul Khotimah *1, Harnen Sulistio 2, Hendi Bowoputro 2 1 Mahasiswa/Program Magister/Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Lokasi kejadian kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Yogya-Magelang
67 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil pengelolaan data dan analisis kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Yogya-Magelang antara Km 4 sampai dengan Km 17, dapat disimpulkan bahwa : 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini semakin pesat, khususnya di bidang transportasi. Perkembangan ini muncul dikarenakan semakin banyaknya
Lebih terperinciBPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MEI 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/07/18/Th. IV, 1 JULI 2016
BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MEI 2016 PROVINSI LAMPUNG No. 12/07/18/Th. IV, 1 JULI 2016 Jumlah penumpang kereta api yang berangkat dari Stasiun Kereta Api Tanjung Karang Lampung pada
Lebih terperinciANALISIS KECELAKAAN DITINJAU DARI FAKTOR KELENGKAPAN FASILITAS JALAN DAN GEOMETRIK (Studi Kasus di Jalan Bawen Kabupaten Semarang) Oleh :
ANALISIS KECELAKAAN DITINJAU DARI FAKTOR KELENGKAPAN FASILITAS JALAN DAN GEOMETRIK (Studi Kasus di Jalan Bawen Kabupaten Semarang) Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Lebih terperincia. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 %
Traffic safety (keselamatan lalulintas) l li Penyebab kecelakaan di Indonesia: a. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 % Manusia penyebab utama kecelakaan lalulintas Penyebab
Lebih terperinciANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOL KRAPYAK - SRONDOL, SEMARANG 1
ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOL KRAPYAK - SRONDOL, SEMARANG 1 Marwoto 2, Epf. Eko Yulipriyono, Joko Siswanto 3 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang sebagai Ibukota Propinsi Jawa Tengah
Lebih terperinciANALISIS HASIL PEMETAAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN DI KOTA GORONTALO
ANALISIS HASIL PEMETAAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN DI KOTA GORONTALO Firman Rahmatullah Jahja 1, Arip Mulyanto 2, Abd. Aziz Bouty 3 1 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Negeri Gorontalo email : babol.jahja@gmail.com
Lebih terperinciPenentuan Titik Rawan Kecelakaan (Black spot) Berdasarkan Angka Ekuivalen Kecelakaan pada Ruas Jalan PH. H Mustofa - AH. Nasution Di Kota Bandung
Jumlah Kecelaaan 8th Industrial Research Workshop and National Seminar Penentuan Titik Rawan Kecelakaan (Black spot) Berdasarkan Angka Ekuivalen Kecelakaan pada Ruas Jalan PH. H Mustofa - AH. Nasution
Lebih terperinciKOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI
FINAL KNKT-12-03-03-01 KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MOBIL PENUMPANG SUZUKI CARRY Z-951-W TERTABRAK KERETA API PASUNDAN
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi,
18 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Menurut Miro (2002), seiring dengan perkembangan jaman, objek yang diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi, produksi ekonomi, pendapatan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 13 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN LOMBA TERTIB LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KOTA
. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 13 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN LOMBA TERTIB LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu ibu kota provinsi dan salah satu kota besar yang berada di bagian barat pulau Sumatra, kota Padang terus berkembang dengan arus globalisasi yang
Lebih terperinci