KEMENTAN. Tata Naskah Dinas. Pencabutan.

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116/Permentan/OT.140/10/2014 TENTANG TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PERTANIAN

- 2 - PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 07/Permentan/TU.120/2/2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PERTANIAN

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Nomor Negara 109, Repu

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nom

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB I PENDAHULUAN

-5- BAB I PENDAHULUAN

2014, No Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara Republik Indon

2014, No

PETUNJUK PELAKSANAAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB)

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Kementerian Nomor Negara 39 Tahun (Lembaran 2008 Negara tentang Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

BERITA NEGARA. No.449, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Tata Naskah Dinas. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia Pengawas. Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2012, No BAB I PENDAHULUAN

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARTUR NEGRA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESI

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52/PERMEN-KP/2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294, Tambahan Lembaran Nega

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. D. Asas...

- 1 - FORMAT NASKAH DINAS

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS BAB I PENDAHULUAN

- 1 - PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B PETUNJUK PELAKSANAAN TATA NASKAH DINAS PENGADILAN NEGERI BANTUL BAB I PENDAHULUAN

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

- 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan L

R E P U B L I K I A I N D O N E S

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 010/E/2013 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

PEDOMAN TATA NASKAH MAJELIS AKREDITASI BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI (MA BAN-PT)

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara

PERATURAN NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

TEKNIK PENYUSUNAN NASKAH DINAS

- 1 - MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

2015, No Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 19)

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

BAB III PENYUSUNAN NASKAH DINAS

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2013, No.568 6

: PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Sasaran D. Asas -asas...

JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BERITA NEGARA. Tata Naskah Dinas. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomo

NSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

- 1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT, REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Tata Naskah Dinas. Pedoman. Pencabutan.

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB III PENATAAN SURAT JABATAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

BAB II JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS

BERITA NEGARA. No.2082, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

TATA TERTIB ADMINISTRASI SURAT MENYURAT DALAM KESATUAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

- 1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT,

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum d

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 151/PMK.01/2010 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III PENATAAN NASKAH DINAS

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL ANGGARAN NOMOR PER-06/AG/2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PERPUSTAKAAN NASIONAL

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-AA TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

ARSIP UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

ADMINISTRASI PERKANTORAN

Transkripsi:

No.1519, 2014 KEMENTAN. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116/Permentan/OT.140/10/2014 TENTANG TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/Permentan/OT.140/7/2010 telah ditetapkan Petunjuk Pelaksanaan Tata Naskah Dinas Kementerian Pertanian; b. bahwa dengan dinamika perkembangan peraturan perundangan dan teknologi informasi guna memperlancar arus informasi serta komunikasi tulis kedinasan perlu pengembangan tata naskah dinas; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b serta tertib administrasi dan peningkatan pelayanan publik, perlu mengatur Tata Naskah Dinas Kementerian Pertanian; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5035); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2014, No.1519 2 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 3. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II; 4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 24); 5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 25); 6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/ OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian; 7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas Elektronik di Lingkungan Instansi Pemerintah; 8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 80 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi Pemerintah; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PERTANIAN. Pasal 1 Tata Naskah Dinas Kementerian Pertanian tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 2 Tata Naskah Dinas Kementerian Pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 sebagai acuan bagi unit kerja lingkup Kementerian Pertanian dalam melaksanakan tugas kedinasan. Pasal 3 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/Permentan.OT.140/7/2010 tentang Petunjuk

3 2014, No.1519 Pelaksanaan Tata Naskah Dinas Kementerian Pertanian, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 4 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 6 Oktober 2014 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, SUSWONO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 10 Oktober 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, AMIR SYAMSUDIN

2014, No.1519 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 116/Permentan/OT.140/10/2014 TANGGAL: 6 Oktober 2014 TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyesuaian dan penyempurnaan tata naskah dinas sebagai bagian dari unsur administrasi umum perlu mempertimbangkan dinamika perkembangan peraturan perundangan dan teknologi informasi untuk memperlancar arus informasi serta komunikasi tulis kedinasan. Ketatalaksanaan Pemerintah merupakan pengaturan tentang cara melaksanakan tugas dan fungsi dalam berbagai bidang kegiatan pemerintahan di lingkungan instansi Pemerintah pusat dan daerah. Ruang lingkup administrasi umum yang meliputi tata naskah dinas, penamaan lembaga, singkatan dan akronim, kearsipan, serta tata ruang perkantoran. Tata naskah dinas sebagai salah satu unsur administrasi umum meliputi antara lain pengaturan tentang jenis dan penyusunan naskah dinas, penggunaan lambang negara, logo dan cap dinas, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, pengelolaan naskah dinas korespondensi, kewenangan, perubahan, pencabutan, pembatalan, serta ralat. Ketentuan tentang tata naskah dinas di Kementerian Pertanian telah diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/Permentan/OT.140/7/2010 tentang Tata Naskah Dinas Kementerian Pertanian. Dengan terbitnya Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 80 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi

5 2014, No.1519 Pemerintah, serta saran dan masukan dari unit kerja yang ada di Pusat dan Unit Pelaksana Teknis Pusat yang ada di daerah terhadap pelaksanaan di lapangan, maka Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/Permentan/OT.140/7/2010 perlu ditinjau kembali. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Tata Naskah Dinas Kementerian Pertanian dimaksudkan sebagai acuan pengelolaan tata naskah dinas unit kerja lingkup Kementerian Pertanian. 2. Tujuan Tata Naskah Dinas Kementerian Pertanian bertujuan menciptakan kelancaran komunikasi, keseragaman, kerapihan dan ketertiban dalam penyusunan format naskah dinas yang efektif dan efisien lingkup Kementerian Pertanian. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup Tata Naskah Dinas Kementerian Pertanian meliputi jenis naskah dinas, penyusunan naskah dinas, pejabat penandatangan naskah dinas, penggunaan lambang negara, logo, dan cap dinas. D. Pengertian Umum Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Naskah Dinas adalah informasi tertulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang dibuat dan/atau dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di lingkungan instansi pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan. 2. Tata Naskah Dinas adalah pengelolaan informasi tertulis yang meliputi pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi dan penyimpanan naskah dinas, serta media yang digunakan dalam komunikasi kedinasan.

2014, No.1519 6 3. Administrasi Umum adalah rangkaian kegiatan administrasi yang meliputi tata naskah dinas, penamaan lembaga, singkatan dan akronim, kearsipan, dan tata ruang perkantoran. 4. Penandatangan Naskah Dinas adalah pejabat yang menandatangani Naskah Dinas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab kedinasan pada jabatanya. 5. Instansi Pemerintah adalah kementerian negara, lembaga pemerintahan non kementerian, sekretariat lembaga negara, dan pemerintahan daerah. 6. Kewenangan Penandatanganan Naskah Dinas adalah hak dan kewajiban yang ada pada pejabat untuk menandatangani naskah dinas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab kedinasan pada jabatannya. 7. Lambang Negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. 8. Logo adalah gambar/huruf sebagai identitas Instansi Pemerintah, baik Pusat maupun daerah. 9. Cap Dinas adalah tulisan dan/atau lambang tingkat jabatan dan/ atau instansi yang digunakan sebagai tanda pengenal yang sah dan berlaku yang dibubuhkan pada ruang tandatangan. 10. Salinan adalah lembaran hasil penggandaan yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang. 11. Pejabat Negara adalah pimpinan dan anggota lembaga tertinggi/tinggi negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Pejabat Negara lainnya yang ditentukan oleh Undang-Undang A. Naskah Dinas Arahan BAB II JENIS NASKAH DINAS Naskah dinas yang memuat kebijakan pokok atau kebijakan pelaksanaan yang harus dipedomani dan dilaksanakan

7 2014, No.1519 dalam penyelenggaraan tugas dan kegiatan setiap instansi pemerintah yang berupa produk hukum yang bersifat pengaturan, penetapan dan penugasan. 1. Naskah Dinas Pengaturan Ketentuan mengenai tata naskah dinas tidak berlaku terhadap naskah Peraturan Perundang-undangan. Penyusunan Rancangan Peraturan perundangundangan, dilakukan sesuai dengan teknik penyusunan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana diatur dalam Lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan. Penyusunan Peraturan Perundang-undangan lingkup Kementerian Pertanian yang bersifat pengaturan dan penetapan diatur dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 98/Permentan/ OT.140/7/2014 tentang Tata Cara Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Lingkup Kementerian Pertanian. Jenis naskah dinas pengaturan pada tata naskah dinas Kementerian Pertanian hanya mengatur satu jenis naskah yaitu Surat Edaran. Surat Edaran Naskah Dinas yang memuat pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap penting dan mendesak, dengan susunan dan wewenang sebagai berikut. a. Susunan 1) Kepala Bagian kepala instruksi terdiri atas: a) kop naskah dinas, yang berisi gambar lambang negara/ logo instansi dan nama jabatan/instansi, yang ditulis dengan huruf kapital, diletakkan secara simetris. b) tulisan Surat Edaran, yang dicantumkan di bawah lambang negara/logo instansi, ditulis

2014, No.1519 8 dengan huruf kapital serta nomor Surat Edaran di bawahnya secara simetris. c) kata tentang, yang dicantumkan di bawah kata Surat Edaran ditulis dengan huruf kapital secara simetris. d) rumusan judul Surat Edaran, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris di bawah kata tentang. 2) Batang Tubuh Bagian batang tubuh Surat Edaran terdiri atas: a) alasan tentang perlunya dibuat Surat Edaran. b) peraturan perundang-undangan atau naskah dinas lain yang menjadi dasar pembuatan Surat Edaran. c) pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap mendesak. 3) Kaki Bagian kaki Surat Edaran terdiri dari: a) tempat dan tanggal penetapan. b) nama jabatan pejabat penandatangan, yang ditulis dengan huruf kapital, diakhiri dengan tanda baca koma. c) tanda tangan pejabat penandatangan. d) nama lengkap pejabat penandatangan, yang ditulis dengan huruf kapital. e) cap dinas. 4) Distribusi Surat Edaran disampaikan dengan surat dinas/memorandum/nota dinas dari pejabat yang berwenang kepada pejabat dan pihak terkait lainnya. b. Wewenang Penetapan dan Penandatanganan Kewenangan untuk menetapkan dan menandatangani surat edaran oleh pejabat pimpinan tertinggi instansi

9 2014, No.1519 pemerintah dapat dilimpahkan kepada pejabat pimpinan sekretariat instansi pemerintah atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan substansi surat edaran. Surat Edaran tercantum dalam Format 1A dan Format 1B. 2. Naskah Dinas Penugasan Naskah dinas yang dibuat oleh atasan atau pejabat yang berwenang kepada bawahan atau pejabat lain yang diperintah/diberi tugas, yang memuat hal-hal yang harus dilakukan. a. Instruksi Naskah dinas yang memuat perintah atau arahan untuk melakukan pekerjaan atau melaksanakan tugas yang bersifat sangat penting. 1) Susunan a) Kepala Bagian kepala instruksi terdiri atas: (1) kop naskah dinas yang berisi gambar lambang negara dan tulisan nama jabatan (untuk pejabat negara) atau logo instansi dan nama instansi (untuk nonpejabat negara), yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris; (2) kata instruksi dan nama jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris; (3) nomor instruksi, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris; (4) kata tentang, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris; (5) judul instruksi, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris; (6) nama jabatan pejabat yang menetapkan

2014, No.1519 10 instruksi, yang ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma secara simetris. b) Konsiderans Bagian konsiderans instruksi terdiri atas: (1) kata menimbang, yang memuat latar belakang penetapan instruksi; (2) kata mengingat, yang memuat dasar hukum sebagai landasan penetapan instruksi; c) Batang Tubuh Bagian batang tubuh instruksi memuat substansi instruksi. d) Kaki Bagian kaki instruksi terdiri atas: (1) tempat (kota sesuai dengan alamat instansi) dan tanggal penetapan instruksi; (2) nama jabatan pejabat yang menetapkan instruksi, yang ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda koma; (3) tanda tangan pejabat yang menetapkan instruksi; (4) nama lengkap pejabat yang menandatangani instruksi, yang ditulis dengan huruf kapital, tanpa mencantumkan gelar. 2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani Instruksi yaitu Menteri Pertanian. 3) Distribusi dan Tembusan Instruksi yang telah ditetapkan didistribusikan kepada yang berkepentingan. 4) Hal yang Perlu Diperhatikan

11 2014, No.1519 a)instruksi merupakan pelaksanaan kebijakan pokok sehingga harus merujuk pada suatu peraturan perundang-undangan. b)wewenang penetapan dan penandatanganan instruksi tidak dapat dilimpahkan kepada pejabat lain. Instruksi tercantum dalam Format 2A dan Format 2B. b. Surat Perintah Naskah dinas dari atasan atau pejabat yang berwenang yang ditujukan kepada bawahan atau pegawai lainnya yang berisi perintah untuk melaksanakan pekerjaan tertentu. 1) Susunan a. Kepala Bagian kepala surat perintah terdiri atas: (1) kop naskah dinas, yang berisi lambang negara dan nama jabatan (untuk pejabat negara) atau logo dan nama instansi (untuk nonpejabat negara), yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris; (2) kata surat perintah, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris; (3) nomor, yang berada di bawah tulisan surat perintah. b. Batang Tubuh Bagian batang tubuh surat perintah terdiri atas: a) konsiderans meliputi pertimbangan dan/atau dasar: pertimbangan memuat alasan ditetapkannya surat perintah; dasar memuat ketentuan yang dijadikan landasan ditetapkannya surat perintah tersebut; b) diktum dimulai dengan frasa memberi perintah, yang ditulis dengan huruf kapital

2014, No.1519 12 c. Kaki dicantumkan secara simetris, diikuti kata kepada di tepi kiri serta nama dan jabatan pegawai yang mendapat perintah. Di bawah kata kepada ditulis kata untuk disertai perintah-perintah yang harus dilaksanakan. Bagian kaki surat perintah terdiri atas: a) tempat dan tanggal surat perintah; b) nama jabatan pejabat yang menandatangani, yang ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap awal unsurnya, dan diakhiri dengan tanda baca koma; c) tanda tangan pejabat yang menugasi; d) nama lengkap pejabat yang menandatangani surat perintah, yang ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap awal unsurnya; e) cap dinas. d) Distribusi dan Tembusan (1) surat tugas disampaikan kepada yang mendapat perintah; (2) tembusan surat tugas disampaikan kepada pejabat/ instansi yang terkait. e) Hal yang Perlu Diperhatikan (1) bagian konsiderans memuat pertimbangan atau dasar; (2) jika tugas merupakan tugas kolektif, daftar pegawai yang ditugasi dimasukkan ke dalam lampiran yang terdiri atas kolom nomor urut, nama, pangkat, NIP, jabatan, dan keterangan; (3) surat perintah tidak berlaku lagi setelah tugas selesai dilaksanakan.

13 2014, No.1519 2) Wewenang Pembuatan dan Penandatangan Surat perintah dibuat dan ditandatangani oleh atasan atau pejabat yang berwenang berdasarkan lingkup tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya. Surat Perintah tercantum dalam Format 3A dan Format 3B. c. Surat Tugas Naskah dinas dari atasan atau pejabat yang berwenang yang ditujukan kepada bawahan atau pegawai lainnya yang berisi penugasan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsi. 1) Susunan a) Kepala Bagian kepala surat perintah terdiri atas: (1) kop naskah dinas, yang berisi lambang negara dan nama jabatan (untuk pejabat negara) atau logo dan nama instansi (untuk nonpejabat negara), yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris; (2) kata surat tugas, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris; (3) nomor, yang berada di bawah tulisan surat tugas. b) Batang Tubuh Bagian batang tubuh surat tugas terdiri atas: (1) konsiderans meliputi pertimbangan dan/atau dasar: pertimbangan memuat alasan ditetapkannya surat tugas; dasar memuat ketentuan yang dijadikan landasan ditetapkannya surat tugas tersebut;

2014, No.1519 14 (2) diktum dimulai dengan frasa memberi tugas, yang ditulis dengan huruf kapital dicantumkan secara simetris, diikuti kata kepada di tepi kiri serta nama dan jabatan pegawai yang mendapat tugas. Di bawah kata kepada ditulis kata untuk disertai tugastugas yang harus dilaksanakan. c) Kaki Bagian kaki surat tugas terdiri atas: (1) tempat dan tanggal surat tugas; (2) nama jabatan pejabat yang menandatangani, yang ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap awal unsurnya, dan diakhiri dengan tanda baca koma; (3) tanda tangan pejabat yang menugasi; (4) nama lengkap pejabat yang menandatangani surat tugas, yang ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap awal unsurnya; (5) cap dinas. 2) Distribusi dan Tembusan a) Surat tugas disampaikan kepada yang mendapat tugas; b) Tembusan surat tugas disampaikan kepada pejabat/ instansi yang terkait. 3) Hal yang Perlu Diperhatikan a) Bagian konsiderans memuat pertimbangan atau dasar; b) Jika tugas merupakan tugas kolektif, daftar pegawai yang ditugasi dimasukkan ke dalam lampiran yang terdiri atas kolom nomor urut, nama, pangkat, NIP, jabatan, dan keterangan; c) Surat tugas tidak berlaku lagi setelah tugas yang termuat selesai dilaksanakan.

15 2014, No.1519 4) Wewenang Pembuatan dan Penandatangan Surat tugas dibuat dan ditandatangani oleh atasan atau pejabat yang berwenang berdasarkan lingkup tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya. Surat Tugas tercantum dalam Format 4. B. Naskah Dinas Korespondensi Korespondensi sangat penting untuk mendukung terselenggaranya tugas fungsi organisasi. Jika pelaksanaannya tidak diatur dengan cermat dan teliti, akan diperlukan banyak waktu dan biaya. Pengurusan naskah dinas korespondensi yang baik akan meningkatkan efektivitas dan efisiesi penyelenggaraan administrasi instansi pemerintah. 1. Naskah Dinas Korespondensi Intern Pengelolaan nota dinas/memorandum yaitu pengelolaan nota dinas/ memorandum yang diterima dan dikirim. Pengurusan nota dinas/ memorandum itu sebaiknya dipusatkan di kesekretariatan atau di bagian lain yang menyelenggarakan fungsi kesekretariatan untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian. a. Nota Dinas Naskah dinas intern yang dibuat oleh pejabat dalam melaksanakan tugas guna menyampaikan laporan, pemberitahuan, pernyataan, permintaan, atau penyampaian kepada pejabat lain. Nota dinas memuat hal yang bersifat rutin, berupa catatan ringkas yang tidak memerlukan penjelasan yang panjang, dan dapat langsung dijawab dengan disposisi oleh pejabat yang dituju. 1) Susunan

2014, No.1519 16 a) Kepala Bagian kepala nota dinas terdiri atas: (1) kop naskah dinas, yang berisi nama instansi/satuan organisasi yang ditulis secara simetris di tengah atas; (2) kata nota dinas, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris; (3) kata nomor, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris; (4) kata yth. yang ditulis dengan huruf awal kapital, diikuti dengan tanda baca titik; (5) kata dari, yang ditulis dengan huruf awal kapital; (6) kata hal, yang ditulis dengan huruf awal kapital; (7) kata tanggal, yang ditulis dengan huruf awal kapital. b) Batang Tubuh Bagian batang tubuh nota dinas terdiri atas alinea pembuka, isi, dan penutup yang singkat, padat, dan jelas. c) Kaki Bagian kaki nota dinas terdiri dari tanda tangan, nama pejabat, dan tembusan (jika perlu). 2) Hal yang Perlu Diperhatikan a) Nota dinas tidak dibubuhi cap dinas. b) Tembusan nota dinas berlaku di lingkungan intern instansi. c) Penomoran nota dinas dilakukan dengan mencantumkan nomor nota dinas, kode klasifikasi arsip, kode jabatan penanda tangan, bulan dan tahun. d) Nota dinas dipergunakan sebagai laporan

17 2014, No.1519 bawahan ke atasan. 3) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan Nota Dinas dibuat oleh pejabat dalam satu lingkungan instansi/satuan organisasi sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggungjawabnya. Nota Dinas tercantum dalam Format 5. b. Memorandum Naskah dinas intern yang bersifat mengingatkan suatu masalah, menyampaikan arahan, peringatan, saran, dan pendapat kedinasan. 1) Susunan a) Kepala Bagian kepala Memorandum terdiri atas: (1) kop naskah dinas, yang berupa nama instansi yang ditulis secara simetris di tengah atas atau kecuali memorandum yang ditandatangani oleh Menteri/ pejabat negara, kop naskah dinas menggunakan lambang negara; (2) kata memorandum, yang ditulis di tengah dengan huruf kapital; (3) kata nomor, yang ditulis di bawah kata memorandum dengan huruf kapital; (4) kata yth. yang ditulis dengan huruf awal kapital; (5) kata dari, yang ditulis dengan huruf awal kapital; (6) kata hal, yang ditulis dengan huruf awal kapital; (7) kata tanggal, yang ditulis dengan huruf awal kapital.

2014, No.1519 18 b) Batang Tubuh Batang tubuh memorandum terdiri dari alinea pembuka, alinea isi dan alinea penutup yang singkat, padat, dan jelas. c) Kaki Bagian kaki memorandum terdiri dari tandatangan dan nama pejabat serta tembusan jika diperlukan. 2) Hal yang Perlu Diperhatikan a) Memorandum tidak dibubuhi cap dinas; b) Tembusan memorandum berlaku di lingkungan intern instansi; c) Penomoran memorandum dilakukan dengan mencantumkan nomor memorandum, kode klasifikasi arsip, kode jabatan penandatangan, bulan dan tahun; d) Memorandum digunakan dari atasan ke bawahan. 3) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan. Memorandum dibuat oleh pejabat dalam lingkungan instansi/ unit kerja sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawab. Memorandum tercantum dalam Format 6A dan Format 6B. 2. Naskah Dinas Korespondensi Ekstern Jenis naskah dinas korespondensi ekstern yaitu surat dinas. Surat dinas adalah naskah dinas pelaksanaan tugas pejabat dalam menyampaikan informasi kedinasan berupa pemberitahuan, pernyataan, permintaan, penyampaian naskah dinas atau barang, atau hal kedinasan lainnya kepada pihak lain di luar instansi/ organisasi yang bersangkutan.

19 2014, No.1519 a. Susunan Surat Dinas 1) Kepala Bagian kepala surat dinas terdiri atas: a) kop naskah dinas, yang berisi lambang negara dan nama jabatan (untuk pejabat negara) atau logo dan nama instansi (untuk nonpejabat negara) secara simetris; b) nomor, sifat, lampiran, dan hal, yang diketik dengan huruf awal kapital di sebelah kiri di bawah kop naskah dinas; c) tanggal pembuatan surat, yang diketik di sebelah kanan atas sejajar/sebaris dengan nomor; d) kata Yth., ditulis di bawah Hal, diikuti dengan nama jabatan yang dikirimi surat; e) alamat surat, yang ditulis di bawah Yth. 2) Batang Tubuh Bagian batang tubuh surat dinas terdiri dari alinea pembuka, isi dan penutup. 3) Kaki Bagian kaki surat dinas terdiri atas: a) nama jabatan, yang ditulis dengan huruf awal kapital, diakhiri tanda baca koma; b) tanda tangan pejabat; c) nama lengkap pejabat/penandatangan, yang ditulis dengan huruf awal kapital; d) stempel/cap dinas, yang digunakan sesuai dengan ketentuan; e) tembusan, yang memuat nama jabatan pejabat penerima (jika ada). 4) Distribusi Surat dinas disampaikan kepada penerima yang

2014, No.1519 20 berhak. 5) Hal yang Perlu Diperhatikan a) Kop naskah dinas dengan memakai logo Kementerian Pertanian hanya digunakan pada halaman pertama surat dinas; b) Jika surat dinas disertai lampiran, pada kolom Lampiran dicantumkan jumlahnya; c) Hal berisi pokok surat sesingkat mungkin yang ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap unsurnya, tanpa diakhiri tanda baca. 6) Wewenang Penandatanganan Surat dinas ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawabnya. Surat Dinas tercantum dalam Format 7A dan Format 7B. b. Ketentuan Penyusunan Surat Dinas 1) Penyelenggaraan urusan kedinasan melalui suratmenyurat dinas harus dilaksanakan secara cermat dan teliti agar tidak menimbulkan salah penafsiran. 2) Koordinasi antar pejabat sebaiknya dilakukan dengan mengutamakan metode yang paling cepat dan tepat seperti; diskusi, kunjungan pribadi, dan jaringan telepon lokal. Jika dalam penyusunan surat dinas diperlukan koordinasi, pejabat yang bersangkutan melakukannya mulai tahap penyusunan draf sehingga perbaikan/kesalahan pada konsep final dapat dihindari. 3) Urusan kedinasan yang dilakukan dengan menggunakan tata cara dan prosedur suratmenyurat harus menggunakan sarana komunikasi resmi.

21 2014, No.1519 4) Jawaban terhadap Surat yang Masuk a) Instansi pengirim harus segera menginformasikan kepada penerima surat atas keterlambatan jawaban dalam suatu proses komunikasi; b) Instansi penerima harus segera memberikan jawaban terhadap konfirmasi yang dilakukan oleh instansi pengirim. 5) Waktu Penandatanganan Surat Waktu penandatanganan surat harus memperhatikan jadwal pengiriman surat yang berlaku di instansi masing-masing dan segera dikirim setelah ditandatangani. c. Pengurusan Surat Masuk Surat masuk adalah semua surat dinas yang diterima. Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian, penerimaan surat masuk sebaiknya dipusatkan di sekretariat atau bagian lain yang menyelenggarakan fungsi kesekretariatan. Jika surat masuk disampaikan langsung kepada pejabat yang membidangi urusannya, pejabat tersebut berkewajiban memberi tahu kepada pihak sekretariat atau pejabat yang diberi wewenang melaksanakan penerimaan surat tersebut. Pengurusan surat masuk dilaksanakan melalui tahapan berikut: 1). Penerimaan Surat masuk yang diterima dalam sampul tertutup dikelompokkan berdasarkan tingkat keamanan (SR, R, dan B) dan tingkat kecepatan penyampaiannya (kilat, sangat segera, segera, dan biasa). Selanjutnya, surat ditangani sesuai dengan tingkat keamanan dan tingkat kecepatan penyampaiannya.

2014, No.1519 22 2). Pencatatan a) Surat masuk yang diterima dicatat pada buku agenda menurut tingkat keamanan; b) Pencatatan surat dinas yang mempunyai tingkat keamanan SR dan R dilakukan oleh pimpinan kesekretariatan atau pejabat tertentu yang mendapatkan kewenangan dari pimpinan instansi; c) Pencatatan surat dinas yang mempunyai tingkat keamanan B dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk oleh pimpinan kesekretariatan; d) Pencatatan surat dilaksanakan dengan prioritas sesuai dengan tingkat kecepatan penyampaian; e) Pencatatan dilakukan pula pada Lembar Disposisi dan surat mengenai nomor agenda dan tanggal penerimaan; f) Pencatatan surat masuk dimulai dari Nomor urut 1 pada bulan Januari dan berakhir pada nomor terakhir dalam satu tahun, yaitu nomor terakhir pada tanggal 31 Desember; g) Pencatatan surat selalu dilakukan pada setiap terjadi pemindahan dan penyimpanan. 3) Penilaian a) Kegiatan penilaian surat masuk sebenarnya sudah mulai dilaksanakan pada tahap pencatatan; b) Pada tahap penilaian, surat dinilai apakah akan disampaikan pimpinan atau dapat disampaikan langsung kepada pejabat yang menangani. Tiap instansi sudah diatur surat yang harus melalui pimpinan dan surat yang dapat langsung disampaikan kepada pejabat tertentu; c) Selain penilaian penyampaian surat, dilakukan

23 2014, No.1519 pula penilaian penanganan surat, apakah surat masuk itu akan diproses biasa atau melalui proses pemberkasan naskah; d) Surat masuk yang beralamat pribadi (nama orang) dinilai termasuk surat yang harus disampaikan langsung kepada yang bersangkutan dalam keadaan sampul tertutup; e) Penilaian dilakukan dengan berpedoman kepada tingkat keamanan dan tingkat kecepatan penyampaian surat. 4) Pengolahan a) Pada tahap pengolahan, pimpinan/pejabat memutuskan tindakan yang akan diambil sehubungan dengan surat masuk tersebut; b) Dari hasil pengolahan dapat diputuskan tindaklanjutnya, yaitu langsung disimpan atau dibuat naskah dinas baru misalnya berupa surat dinas, keputusan, dan instruksi; c) Pengolahan surat masuk dapat menggunakan proses pemberkasan naskah atau proses administrasi biasa sesuai dengan kebutuhan. 5) Penyimpanan a) Surat dinas harus disimpan sedemikian rupa sehingga mudah ditemukan kembali jika diperlukan; b) Surat masuk yang melalui proses pemberkasan naskah disimpan dalam berkas naskah dinas menurut bidang permasalahan; c) Surat masuk yang diproses tidak melalui proses pemberkasan, naskah dinas disimpan dalam himpunan sesuai dengan kebutuhan. Beberapa cara menghimpun surat adalah sebagai berikut.

2014, No.1519 24 (1) Seri adalah himpunan satu jenis surat dinas yang disusun berdasarkan format surat atau jenis naskah dinas, misalnya Keputusan, Instruksi, Petunjuk Pelaksanaan, dan Surat Edaran, disusun secara kronologis. Himpunan menurut seri selain dibatasi oleh kemampuan/daya tampung map juga dibatasi oleh tahun naskah dinas. (2) Rubrik adalah himpunan dari satu macam masalah/ hal/pokok persoalan yang disusun secara kronologis, misalnya cuti, kunjungan dinas, kerja lapangan. Himpunan menurut rubrik dibatasi dengan tahun atau dibatasi sampai dengan masalah selesai. (3) Dosir adalah himpunan satu macam kegiatan atau persoalan yang disusun secara kronologis dari awal sampai akhir. Misalnya, fail/berkas pegawai adalah himpunan naskah dinas dari mulai lamaran sampai dengan pemberhentian. d) Penyimpanan surat atau himpunan dilakukan sebagai berikut. (1) Lateral adalah penyimpanan surat/himpunan yang diletakkan sedemikian rupa sehingga yang terlihat hanya bagian sisi samping misalnya penyimpanan dalam ordner, kotak arsip atau boks fail. (2) Vertikal adalah penyimpanan surat/himpunan yang diletakkan sedemikian rupa sehingga yang terlihat hanya bagian muka, misalnya penyimpanan surat/map pada lemari berkas (filing kabinet). (3) Horizontal adalah penyimpanan surat/himpunan yang diletakkan sedemikian rupa sehingga muka surat/ himpunan terlihat di sebelah atas misalnya

25 2014, No.1519 penyimpanan peta atau gambar konstruksi. e) Surat yang masih aktif, tetap berada di unit pengolah. Setelah surat menjadi arsip inaktif, penyimpanannya harus sudah dialihkan ke unit kearsipan sesuai dengan ketentuan kearsipan yang berlaku. 6) Sarana Penanganan Surat Masuk a) Buku agenda adalah sarana utama pengendalian dan pengawasan surat masuk. Semua surat masuk pertama kali dicatat pada buku agenda, yang disusun dalam kolom catatan sebagai berikut: (1) tanggal; (2) nomor agenda; (3) nomor dan tanggal surat masuk; (4) lampiran; (5) alamat pengirim; (6) hal/isi surat; (7) keterangan. Sesuai dengan kebutuhan, kolom catatan dapat ditambah, misalnya dengan petunjuk pada nomor yang lalu dan petunjuk pada nomor berikutnya. b) Pengurusan surat masuk yang tidak melalui proses pemberkasan naskah dinas, selain buku agenda, dapat digunakan sarana lain yang diatur sesuai dengan kebutuhan setiap instansi. c) Sarana pengurusan surat masuk melalui proses pemberkasan naskah, selain buku agenda juga digunakan sarana lain. d. Pengurusan Surat Keluar Surat keluar adalah semua surat dinas yang akan dikirim kepada pejabat yang tercantum pada alamat surat dinas dan sampul surat dinas. Penanganan surat keluar, pencatatan, pemberian nomor/cap dan

2014, No.1519 26 pengiriman surat keluar sebaiknya dipusatkan di sekretariat atau bagian lain yang menyelenggarakan fungsi kesekretariatan untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian. Pengurusan surat keluar dilakukan sebagai berikut: melalui tahap 1) Pengolahan a) Kegiatan pengolahan dimulai dari penyiapan hingga ke penandatanganan surat dinas. Penyiapan surat keluar dilaksanakan, antara lain karena: (1) adanya kebijaksanaan pimpinan; (2) reaksi atas suatu aksi; (3) adanya konsep baru. b) Penyiapan/penyusunan konsep surat keluar adalah sebagai berikut: (1) Penyiapan/penyusunan konsep dilakukan oleh pejabat/pegawai yang membidangi, seperti sekretaris/ pimpinan sekretariat atau pejabat yang ditunjuk; (2) Setiap konsep yang disiapkan harus didasarkan pada kebijaksanaan dan pengarahan pimpinan; (3) Setiap konsep yang akan diajukan kepada pimpinan terlebih dahulu harus diteliti oleh sekretaris/ pimpinan sekretariat atau pejabat yang diserahi wewenang. Sesuai dengan petunjuk pimpinan atau menurut pertimbangannya sendiri terhadap isi surat dinas, sekretaris pimpinan sekretariat menetapkan tingkat kecepatan penyampaian dan tingkat keamanan surat;

27 2014, No.1519 (4) Setiap konsep surat dinas sebelum ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dibubuhi paraf terlebih dahulu oleh para pejabat dua tingkat di bawahnya yang bertugas menyiapkan konsep surat dinas tersebut; (5) Letak pembubuhan paraf diatur sebagai berikut: 2) Pencatatan (a) Paraf pejabat yang berada dua tingkat di bawah pejabat penandatangan surat dibubuhkan disebelah kiri/sebelum nama pejabat penandatangan surat; (b) Paraf pejabat yang berada satu tingkat di bawah pejabat penandatangan surat dibubuhkan disebelah kanan/setelah nama pejabat penandatangan surat. (c) Setelah surat dinas diparaf oleh pejabat yang bersangkutan dan tidak lagi mengandung kekurangan/kesalahan yang perlu diperbaiki, proses selanjutnya adalah pengajuan kepada pejabat yang akan menandatangani surat; penandatanganan oleh pejabat yang bersangkutan; pembubuhan cap; pemberian nomor. Semua surat keluar dicatat dalam buku pencatatan surat keluar yang bentuk, susunan, dan tata cara pencatatannya diatur oleh setiap instansi. 3) Penggandaan a) Penggandaan adalah kegiatan memperbanyak surat dinas dengan sarana reproduksi yang tersedia sesuai dengan banyaknya alamat yang dituju; b) Penggandaan hanya dilakukan setelah surat keluar ditandatangani oleh pejabat yang berhak;

2014, No.1519 28 c) Cap dinas yang dibubuhkan pada hasil penggandaan harus asli (bukan salinan); d) Jumlah yang digandakan sesuai dengan alamat yang dituju (alamat distribusi); e) Penggandaan surat keluar yang tingkat kecepatan penyampaiannya kilat dan sangat segera harus didahulukan; f) Penggandaan surat keluar yang tingkat keamanannya sangat rahasia/rahasia harus diawasi dengan ketat; g) Sekretaris/pimpinan sekretariat berkewajiban menjaga agar penggandaan dilaksanakan menurut ketentuan yang diatur oleh oleh setiap instansi. 4) Pengiriman a) Surat keluar yang akan dikirimkan dimasukkan ke dalam sampul; b) Sampul surat keluar yang tingkat keamanannya biasa (B), rahasia (R), dan sangat rahasia (SR) dicantumkan alamat lengkap, nomor surat dinas, dan dibubuhi cap yang sesuai dengan tingkat kecepatan penyampaian (kilat/ segera/sangat segera/biasa). c) Pada sampul surat yang tingkat keamanannya SR atau R dimasukkan ke dalam sampul, dibubuhi alamat lengkap, nomor surat dinas, cap dinas, cap yang sesuai dengan tingkat kecepatan penyampaian dan cap tingkat keamanan. Selanjutnya, sampul ini dimasukkan ke dalam sampul kedua dengan tanda-tanda yang sama kecuali cap tingkat keamanan. d) Semua surat keluar yang dikirim dicatat dalam buku ekspedisi sebagai bukti pengiriman atau dibuatkan tanda bukti pengiriman tersendiri.

29 2014, No.1519 e) Untuk kepentingan keamanan, sekretaris/pimpinan sekretariat mengusahakan keselamatan pengiriman semua surat keluar, khususnya yang tingkat keamanannya SR/R. 5) Penyimpanan a) Semua arsip surat keluar (pertinggal) harus disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentang kearsipan; b) Naskah asli surat dinas keluar dan naskah yang diparaf harus disimpan; c) Tata cara penyimpanan surat keluar diatur oleh instansi masing-masing. 3. Surat Undangan Surat dinas yang memuat undangan kepada pejabat/pegawai yang tersebut pada alamat tujuan untuk menghadiri suatu acara kedinasan tertentu, seperti rapat, upacara, dan pertemuan. a. Susunan 1) Kepala Bagian kepala surat undangan terdiri atas: a) kop naskah dinas, yang berisi lambang negara dan nama jabatan (untuk pejabat negara) atau logo dan nama instansi (untuk nonpejabat negara); b) nomor, sifat, lampiran, dan hal, yang diketik di sebelah kiri di bawah kop naskah dinas; c) tanggal pembuatan surat, yang diketik di sebelah kanan atas sejajar/sebaris dengan nomor; d) kata Yth. yang ditulis di bawah hal, yang diikuti dengan nama jabatan, dan alamat yang dikirimi surat (jika diperlukan).

2014, No.1519 30 2) Batang Tubuh Bagian batang tubuh surat undangan terdiri atas: a) alinea pembuka; b) isi undangan, yang meliputi hari, tanggal, waktu, tempat, dan acara; c) alinea penutup. 3) Kaki Bagian kaki surat undangan terdiri dari nama jabatan yang ditulis dengan huruf awal kapital, tanda tangan, dan nama pejabat yang ditulis dengan huruf awal kapital. b. Hal yang Perlu Diperhatikan 1) Format surat undangan sama dengan format surat dinas, yang membedakannya adalah bahwa pihak yang dikirimi surat pada surat undangan dapat ditulis pada lampiran yang diundang dalam jumlah banyak; 2) Surat undangan untuk keperluan tertentu dapat berbentuk kartu. c. Kewenangan Surat undangan ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawabnya. Surat Undangan dan Lampiran tercantum dalam Format 8A, Format 8B, dan Format 8C. Sedangkan Surat Undangan dalam bentuk Kartu Undangan tercantum dalam Format 8D.

31 2014, No.1519 C. Naskah Dinas Khusus Naskah Dinas Khusus dalam bentuk Surat Perjanjian lingkup Kementerian Pertanian diatur dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 05/Permentan/OT.140/1/2014 tentang Pedoman Penyusunan Naskah Perjanjian Lingkup Kementerian Pertanian. Sedangkan Naskah Dinas Khusus lainnya meliputi: 1. Surat Kuasa Naskah dinas yang berisi pemberian wewenang kepada badan hukum/ kelompok orang/perseorangan atau pihak lain dengan atas namanya untuk melakukan suatu tindakan tertentu dalam rangka kedinasan. Susunan surat kuasa adalah sebagai berikut. a. Kepala Bagian kepala Surat Kuasa terdiri atas: 1) kop naskah dinas yang berisi logo dan nama instansi, yang diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital; 2) judul Surat Kuasa; 3) nomor surat kuasa. b. Batang tubuh Bagian batang tubuh surat kuasa memuat materi yang dikuasakan. c. Kaki Bagian kaki surat kuasa memuat keterangan tempat, tanggal, bulan, dan tahun pembuatan serta nama dan tanda tangan para pihak yang berkepentingan, dan dibubuhi meterai sesuai dengan peraturan perundangundangan. Khusus untuk surat kuasa dalam bahasa Inggris tidak menggunakan meterai. Surat Kuasa tercantum dalam Format 9.

2014, No.1519 32 2. Berita Acara Naskah dinas yang berisi uraian tentang proses pelaksanaan suatu kegiatan yang harus ditandatangani oleh para pihak dan para saksi apabila diperlukan. Susunan berita acara adalah sebagai berikut. a. Kepala Bagian kepala Berita Acara terdiri atas: 1) kop naskah dinas, yang berisi logo dan nama instansi diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital; 2) judul berita acara; 3) nomor berita acara. b. Batang tubuh Bagian batang tubuh berita acara terdiri dari: 1) tulisan hari, tanggal, dan tahun, serta nama dan jabatan para pihak yang membuat berita acara; 2) substansi berita acara. c. Kaki Bagian kaki berita acara memuat tempat pelaksanaan penandatanganan, nama jabatan/pejabat dan tanda tangan para pihak dan para saksi apabila diperlukan. Berita Acara tercantum dalam Format 10. 3. Surat Keterangan Naskah dinas yang berisi informasi mengenai hal atau seseorang untuk kepentingan kedinasan. a. Susunan 1) Kepala Bagian kepala surat keterangan terdiri atas: a) kop naskah dinas Keterangan, yang berisi logo Kementerian Pertanian dan nama instansi diletakkan secara simetris dan ditulis dengan

33 2014, No.1519 huruf kapital; b) judul surat keterangan; c) nomor surat keterangan. 2) Batang Tubuh Bagian batang tubuh surat keterangan memuat pejabat yang menerangkan dan pegawai yang diterangkan serta maksud dan tujuan diterbitkannya surat keterangan. 3) Kaki Bagian kaki surat keterangan memuat keterangan tempat, tanggal, bulan, tahun, nama jabatan, tanda tangan, dan nama pejabat yang membuat surat keterangan tersebut. Posisi bagian kaki terletak pada bagian kanan bawah. b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan Surat keterangan dibuat dan ditandatangani oleh pejabat yang sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggungjawabnya. Surat Keterangan tercantum dalam Format 11. 4. Surat Pengantar Naskah dinas yang digunakan untuk mengantar/menyampaikan barang atau naskah. a. Susunan 1) Kepala Bagian kepala surat pengantar terdiri atas: a) kop naskah dinas; b)nomor; c) tanggal; d)nama jabatan/alamat yang dituju; e) tulisan surat pengantar yang diletakkan secara simetris.

2014, No.1519 34 2)Batang Tubuh Bagian batang tubuh surat pengantar dalam bentuk kolom terdiri atas: a) nomor urut; b) jenis yang dikirim; c) banyaknya naskah/barang; d) keterangan. 3) Kaki Bagian kaki surat pengantar terdiri atas: pengirim yang berada di sebelah kanan, yang meliputi: a) nama jabatan pembuat pengantar; b) tanda tangan; c) nama dan NIP; d) stempel jabatan/instansi. penerima yang berada di sebelah kiri, yang meliputi: a) nama jabatan penerima; b) tanda tangan; c) nama dan NIP; d) cap instansi; e) nomor telepon/faksimile; f) tanggal penerimaan. b. Hal yang Perlu Diperhatikan Surat pengantar dikirim dalam dua rangkap: lembar pertama untuk penerima dan lembar kedua untuk pengirim. c. Penomoran Penomoran surat pengantar sama dengan penomoran surat dinas.

35 2014, No.1519 d. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan Surat keterangan dibuat dan ditandatangani oleh pejabat yang sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggungjawabnya. Surat Pengantar tercantum dalam Format 12. 5. Pengumuman Naskah dinas yang memuat pemberitahuan yang ditujukan kepada semua pejabat/pegawai dalam instansi atau perseorangan dan golongan di dalam atau di luar instansi. a. Susunan 1) Kepala Bagian kepala pengumuman terdiri atas: a) kop naskah dinas yang memuat logo Kementerian Pertanian dan nama instansi, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris; b) tulisan pengumuman dicantumkan di bawah logo instansi, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris dan nomor pengumuman dicantumkan di bawahnya; c) kata tentang, yang dicantumkan di bawah pengumuman ditulis dengan huruf kapital secara simetris; d) rumusan judul pengumuman, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris di bawah tentang. 2) Batang Tubuh Batang tubuh pengumuman hendaknya memuat: a) alasan tentang perlunya dibuat pengumuman; b) peraturan yang menjadi dasar pembuatan pengumuman;

2014, No.1519 36 D. Laporan c) pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap mendesak. 3) Kaki Bagian kaki pengumuman terdiri atas: a) tempat dan tanggal penetapan; b) nama jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan huruf awal kapital, diakhiri dengan tanda baca koma; c) tanda tangan pejabat yang menetapkan; d) nama lengkap yang menandatangani, yang ditulis dengan huruf awal kapital; e) cap dinas. b. Hal yang Perlu Diperhatikan 1) Pengumuman tidak memuat alamat, kecuali yang ditujukan kepada kelompok/golongan tertentu; 2) Pengumuman bersifat menyampaikan informasi, tidak memuat cara pelaksanaan teknis suatu peraturan. c. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan Pengumuman dibuat dan ditandatangani oleh pejabat yang mengumumkan atau pejabat lain yang ditunjuk. Pengumuman tercantum dalam Format 13. Naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang pelaksanaan suatu kegiatan/kejadian. 1. Susunan a) Kepala Bagian kepala laporan memuat judul laporan yang ditulis dalam huruf kapital dan diletakkan secara simetris.

37 2014, No.1519 b) Batang Tubuh Bagian batang tubuh laporan terdiri atas: 1) Pendahuluan, memuat penjelasan umum, maksud dan tujuan, serta ruang lingkup dan sistematika laporan; 2) Materi laporan, yang terdiri atas kegiatan yang dilaksanakan, faktor yang mempengaruhi, hasil pelaksanaan kegiatan, hambatan yang dihadapi, dan hal lain yang perlu dilaporkan; 3) Kesimpulan dan saran, sebagai bahan pertimbangan; 4) Penutup, merupakan akhir laporan, memuat harapan/ permintaan arahan/ucapan terima kasih. c) Kaki Bagian kaki laporan terdiri atas: 1) tempat dan tanggal pembuatan laporan; 2) nama jabatan pejabat pembuat laporan, yang ditulis dengan huruf awal kapital; 3) tanda tangan; 4) nama lengkap, yang ditulis dengan huruf awal kapital. 2. Wewenang Pembuatan dan Penandatangan. Laporan ditandatangani oleh pejabat yang diserahi tugas. Laporan tercantum dalam Format 14. E. Telaahan Staf Bentuk uraian yang disampaikan oleh pejabat atau staf yang memuat analisis singkat dan jelas mengenai suatu persoalan dengan memberikan jalan keluar/pemecahan yang disarankan. Susunan telaah staf adalah sebagai berikut. 1. Kepala Bagian kepala telaahan staf terdiri atas:

2014, No.1519 38 a. judul telaahan staf dan diletakkan secara simetris di tengah atas; b. uraian singkat tentang permasalahan. 2. Batang Tubuh Bagian batang tubuh telaahan staf terdiri atas: a. persoalan, yang memuat pernyataan singkat dan jelas tentang persoalan yang akan dipecahkan; b. praanggapan, yang memuat dugaan yang beralasan, berdasarkan data yang ada, saling berhubungan sesuai dengan situasi yang dihadapi, dan merupakan kemungkinan kejadian di masa yang akan datang; c. fakta yang mempengaruhi, yang memuat fakta yang merupakan landasan analisis dan pemecahan persoalan; d. analisis pengaruh praanggapan dan fakta terhadap persoalan dan akibatnya, hambatan serta keuntungan dan kerugiannya, pemecahan atau cara bertindak yang mungkin atau dapat dilakukan; e. kesimpulan, yang memuat intisari hasil diskusi, yang merupakan pilihan cara bertindak atau jalan keluar; f. tindakan yang disarankan, yang memuat secara ringkas dan jelas saran atau usul tindakan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi. 3. Kaki Bagian kaki telaahan staf terdiri atas: a. nama jabatan pembuat telaahan staf, yang ditulis dengan huruf awal kapital; b. tanda tangan; c. nama lengkap; d. daftar lampiran. Telaahan Staf tercantum dalam Format 15.

39 2014, No.1519 F. Formulir Formulir merupakan bentuk pengaturan alokasi ruang atau lembar naskah untuk mencatat berbagai data dan informasi. Formulir dibuat dalam bentuk kartu atau lembaran tercetak dengan judul tertentu berisi keterangan yang diperlukan. G. Naskah Dinas Elektronik Naskah dinas berupa komunikasi dan informasi yang dilakukan secara elektronik atau yang terekam dalam multimedia elektronik. Naskah dinas elektronik mencakup surat-menyurat elektronik, arsip dan dokumentasi elektronik, transaksi elektronik, dan naskah dinas elektronik lainnya. Ketentuan lebih lanjut tentang tata naskah dinas elektronik diatur dalam pedoman tersendiri, yang mengacu pada Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas Elektronis di Lingkungan Instansi Pemerintah. A. Persyaratan Penyusunan BAB III PENYUSUNAN NASKAH DINAS Setiap naskah dinas harus merupakan kebulatan pikiran yang jelas, padat, dan meyakinkan dalam susunan yang sistematis. Dalam penyusunannya perlu memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut: 1. Ketelitian Dalam menyusun naskah dinas harus tercermin ketelitian dan kecermatan, dilihat dari bentuk, susunan pengetikan,

2014, No.1519 40 isi, struktur, kaidah bahasa, dan penerapan kaidah ejaan di dalam pengetikan. Kecermatan dan ketelitian sangat membantu pimpinan dalam mengurangi kesalahan pengambilan keputusan/kebijakan. 2. Kejelasan Naskah dinas harus memperlihatkan kejelasan, aspek fisik, dan materi. 3. Singkat dan Padat Naskah harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (bahasa formal, efektif, singkat, padat, dan lengkap). 4. Logis dan Meyakinkan Naskah dinas harus runtut dan logis yang berarti bahwa penuangan gagasan ke dalam naskah dinas dilakukan menurut urutan yang logis dan meyakinkan. Struktur kalimat harus lengkap dan efektif sehingga memudahkan pemahaman penalaran bagi penerima naskah dinas. 5. Pembakuan Naskah Dinas harus mengikuti aturan baku yang berlaku sesuai dengan tujuan pembuatan, baik dilihat dari sudut format maupun dari penggunaan bahasanya agar memudahkan dan memperlancar pemahaman isi naskah dinas. B. Nama Instansi/Jabatan pada Kepala Naskah Dinas Untuk memberikan identifikasi pada naskah dinas, pada halaman pertama naskah dinas dicantumkan kepala naskah dinas, yaitu nama jabatan atau nama instansi. Kepala nama jabatan digunakan untuk mengidentifikasikan bahwa naskah dinas ditetapkan oleh pejabat negara, sedangkan kepala nama instansi digunakan untuk mengidentifikasikan bahwa naskah dinas ditetapkan oleh nonpejabat negara.

41 2014, No.1519 Pencantuman kepala naskah dinas adalah sebagai berikut: 1. Nama Jabatan Kertas dengan kepala nama jabatan dan lambang negara hanya digunakan untuk naskah dinas yang ditandatangani sendiri oleh pejabat negara. Kepala nama jabatan berturut-turut terdiri dari gambar lambang negara dan nama jabatan yang seluruhnya ditulis dengan huruf kapital, dicetak di atas secara simetris. Perbandingan ukuran lambang negara dengan huruf yang digunakan hendaknya serasi dan sesuai dengan ukuran kertas. 2. Nama Instansi/Unit Organisasi Kertas kepala nama instansi dan logo kementerian serta alamat lengkap digunakan untuk naskah dinas yang ditandatangani pejabat berwenang. Kepala nama instansi ditulis dengan huruf kapital. Bagi instansi yang telah memiliki sertifikat ISO dapat dicantumkan di sebelah kanan atas pada kepala naskah/surat dinas. C. Susunan Surat Dinas 1. Kop Naskah Dinas Kop naskah dinas mengidentifikasikan nama jabatan atau nama instansi pembuat surat dan alamat dengan ketentuan sebagai berikut: a. Kop Naskah Dinas Nama Jabatan 1) Kop naskah dinas nama jabatan adalah kepala surat yang menunjukkan jabatan tertentu. Kertas dengan kop naskah dinas nama jabatan hanya digunakan untuk surat yang ditandatangani oleh pejabat negara; 2) Kop naskah dinas untuk pejabat negara terdiri atas lambang negara (garuda emas) di tengah dan nama jabatan yang ditulis paling banyak tiga baris (apabila nama jabatan terlalu panjang digunakan singkatan

2014, No.1519 42 atau akronim tanpa mengorbankan kejelasan). Perbandingan ukuran lambang negara dan huruf yang digunakan hendaknya serasi sesuai dengan ukuran kertas. b. Kop Naskah Dinas Nama Instansi 1) Kop naskah dinas Nama Instansi menunjukkan nama dan alamat instansi di lingkungan Kementerian Pertanian, kertas dengan kop naskah dinas dimaksud digunakan untuk kemudahan dalam surat menyurat; 2) Kop naskah dinas Kementerian Pertanian menggunakan logo Kementerian Pertanian diletakkan di kiri atas, dan nama unit kerja tersebut ditulis sebanyak-banyaknya tiga baris; logo ditulis setingkat lebih tinggi (serasi) di atas nama unit kerja pembuat surat; 3) Surat yang ditandatangani oleh pejabat pada tataran kepemimpinan adalah surat jenis nota dinas, memorandum, dan surat pengantar; surat dari instansi yang tidak mempunyai logo instansi tidak perlu mencantumkan logo instansi pada kop naskah dinas. Namun, seyogianya setiap unit kerja mencantumkan logo; 2. Tanggal Surat Tanggal surat ditulis dengan tata urut sebagai berikut: a. tanggal ditulis dengan angka latin; b. bulan ditulis lengkap; c. tahun ditulis lengkap empat digit dengan angka Arab. Contoh: 03 Juli 2014 3. Hal Surat Hal adalah materi pokok surat yang dinyatakan dengan kelompok kata singkat tetapi jelas. Hal perlu dicantumkan dengan alasan berikut: a. menyampaikan penjelasan singkat tentang materi yang dikomunikasikan dan menjadi rujukan dalam