SNORKELING AND DIVING CENTER DI TANJUNG LESUNG Evans Persadagubta L. Tobing 20305014 ABSTRAKSI Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini olah raga bawah laut menjadi pilihan. Olah raga selam adalah jenis atau cabang olah raga yang istimewa, karena olah raga ini memiliki muatan yang dapat dikembangkan kearah prestasi, rekreasi maupun profesi. Dari olahraga selam ada beberapa jenis seperti Snorkeling dan Scuba Diving. Snorkeling (selam permukaan) atau selam dangkal (skin diving) adalah kegiatan berenang atau menyelam dengan mengenakan peralatan berupa masker selam dan snorkel. Di Indonesia begitu banyaknya perairan yang memberikan keindahan bawah lautnya, terutama di daerah Banten, Jawa Barat tepatnya di Tanjung Lesung. Perkembangan daerah wisata air terutama olah raga selam tidak di dukung fasilitas bangunan yang dapat menampung segala kegiatan selam, pertunjukkan, perlombaan dan rekreasi. Dari suasana yang sangat indah Tanjung Lesung adalah salah satu tempat rekreasi yang tidak semua orang tahu akan keindahan lautnya. Dengan pengembangan yang direncanakan oleh Pemerintah Kota Banten dari segi tempat rekreasi pantainya, Tanjung Lesung akan dijadikan tempat rekreasi bertaraf internasional. Oleh kerena itu, saya membuat Pusat menyelam atau Diving Center dikarenakan untuk memenuhi dan melengkapi kebutuhan pariwisata di Tanjung Lesung. Kata Kunci : Snorkeling, Diving Center, Tanjung Lesung PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara bahari yang besar, oleh karena itu kita para penerus negeri wajib menjaga dan memelihara serta mengembangkan potensi sumber daya laut ada. Para generasi penerus sudah sedini mungkin menanamkan jiwa bahari mereka, agar pada saat berhubungan dengan dunia bahari mereka tidak asing dengan hal-hal tersebut. Alangkah indahnya bila para generasi penerus dapat menjadikan 1
negara kita sebagai negeri bahari yang kuat. Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini olah raga bawah laut menjadi pilihan. Olah raga selam adalah jenis atau cabang olah raga yang istimewa, karena olah raga ini memiliki muatan yang dapat dikembangkan kearah prestasi, rekreasi maupun profesi. Di Indonesia begitu banyaknya perairan yang memberikan keindahan bawah lautnya, terutama di daerah Banten, Jawa Barat tepatnya di Tanjung Lesung. Perkembangan daerah wisata air terutama olah raga selam tidak di dukung fasilitas bangunan yang dapat menampung segala kegiatan selam, pertunjukkan, perlombaan dan rekreasi. Dengan pengembangan yang direncanakan oleh Pemerintah Kota Banten dari segi tempat rekreasi pantainya, Tanjung Lesung akan dijadikan tempat rekreasi bertaraf internasional. TANJUNG LESUNG Banten adalah provinsi yang berkembang daerah wisatanya, terbukti dengan adanya tempat wisata seperti Taman Nasional Ujung Kulon, Pulau Umang, Kawasan wisata Tanjung Lesung, Pantai Anyer, Pantai Carita dan sebagainya. Gambar 1. Lokasi Pandeglang di peta Banten Dari salah satu tempat itu, ada satu area wisata yang sangat menarik yaitu Tanjung Lesung, daerah wisata tersebut adalah salah satu kawasan strategis area wisata, yang akan berkembang sebagai tempat zona wisata bertaraf Internasional. Tanjung Lesung berbatasan dengan Selat Sunda dari sebelah utara, di sebelah timur Pantai Carita, di sebelah barat Ujung Kulon, dan sebelah selatan dengan Taman Nasional Ujung Kulon. Tapak yang dipilih adalah tapak yang diperuntukan untuk pembangunan area wisata termasuk tempat pusat diving dan snorkeling berdasarkan RT/RW Bappeda Pandeglang. 2
SITE Berada di Jalan Raya Tanjung Lesung, Beach Club. Berdekatan dengan pantai yang cocok untuk wisata pantai. Gambar 2. Lokasi Site Gambar 4. Eksisting Site Terpilih Gambar 4. Keadaan Site Gambar 3. Batasan Site Kondisi Site : Kondisi tapak tidak berkontur atau rata. Keadaan lingkungan sebagai kawasan komersial dan pemukiman. TEMA DYNAMIC KINETIK Tema yang diangkat pada proyek Snorkeling and Diving Center ini adalah Dynamic Kinetik. Dynamic adalah penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan, mengandung dinamika. Sedangkan Kinetik adalah inti gerak atau titik gerak pada tubuh. Sebuah benda dikatakan bergerak jika benda itu berpindah kedudukan terhadap benda lainnya baik perubahan kedudukan yang menjauhi maupun yang mendekati. Gambar 5. Dynamic Kinetik dalam Dive 3
Gerakan pada objek (benda) menghasilkan bentuk bentuk yang menyesuaikan dengan bidang ia bergerak, bentuk objek, arah gerakan, hingga hasil akhir dari gerakan tersebut. Sehingga gerakan mampu memberikan gambaran secara nyata maupun tidak terhadap objek sehingga mempunyai sifat dinamis. GUBAHAN MASSA pergerakan tubuh dan titik-titik inti pada pergerakkan disaat menyelam. Pada titik-titik inti gerak tersebut menghasilkan bentuk yang Dynamic. Dari Inti gerak tersebut dibuatlah bentuk bangunan berdasarkan titik-titik gerak. Kepala sebagai Inti pembuat gerak, badan sebagai kekuatan gerak, tangan sebagai penyeimbang gerak, kaki sebagai pembantu gerak. Gambar 7. Aplikasi Bentuk ZONING Dari gambar dibawah terlihat peletakan berdasarkan zoning yang sesuai dengan fungsi. Gambar 6. Konsep Bentuk Konsep yang dipilih yaitu Body Style Movement dengan aplikasi pada Tema yang diangkat adalah Dynamic Kinetik. Dengan penerapan antara Gambar 8. Peletakan Zoning 4
TATA LETAK Posisi tata letak bangunan berdasarkan pada kelompok kegiatan serta arah orientasi bangunan yang didasari berdasarkan tema dan konsep. Gambar 11. Sirkulasi Pejalan Kaki Gambar 9. Peletakan Fungsi ORIENTASI SITE DAN BANGUNAN Potensi orientasi site dan bangunan memaksimalkan ke arah pantai. SIRKULASI DALAM SITE Pada perencanaan Snorkeling and Diving Center ini memungkinkan rincian mengenai ruang terbuka atau plaza disekitar main entrance bangunan sebagai area penerimaan juga sebagai sirkulasi perpindahan massa yang ada. Gambar 10. Sirkulasi Kendaraan Gambar 12. Orientasi Site dan Bangunan 5
VEGETASI Vegetasi yang ada pada site banguanan ada beberapa yang mempertahankan kondisi vegetasi awal, seperti vegetasi yang ada disepanjang pinggir site yang digunakan sebagai peneduh bagi pejalan kaki. Rancangan bangunan ini menyediakan open space (ruang terbuka hijau yang cukup luas). batas-batas terluar site. Bagian bangunan yang mengarah kepantai berinteraksi dengan bentuk alur pantai. Aplikasi dari tema dengan mengikuti titik-titik gerak manusia disaat menyelam, dan peletakkan zoning pada bangunan. HASIL RANCANGAN Gambar 13. Vegetasi Gambar 15. Peta Kunci Situasi BENTUK BANGUNAN Gambar 14. Konsep Bentuk Bangunan Konsep bentuk bangunan Snorkeling and Diving Center mengikuti garis luar site. Bentuk-bentuk bangunan didapat dari garis maya yang menjadi Keterangan : 1. Pintu Masuk Utama 2. Pintu Masuk Pengelola 3. Kolam 4. Lobby 5. Pengelola 6. Rekreasi 7. Pameran 8. Pelatihan 9. Parkir Pengelola 10. Parkir Pengunjung 11. Pintu Keluar Drop Off 12. Pintu Keluar Utama 13. Restoran 14. Rekreasi Snorkeling 6
1. Pintu Masuk Utama 4. Lobby Gambar 16. Pintu Masuk Utama 2. Pintu Masuk Pengelola 5. Pengelola Gambar 19. Lobby Gambar 17. Pintu Masuk Pengelola 3. Kolam 6. Rekreasi Gambar 20. Pengelola Gambar 18. Kolam Gambar 21. Rekreasi 7
7. Pameran 10. Parkir Pengunjung Gambar 22. Pameran Gambar 25. Parkir Pengunjung 8. Pelatihan 11. Pintu Keluar Drop Off Gambar 23. Pelatihan Gambar 26. Pintu Keluar Drop Off 9. Parkir Pengelola 12. Pintu Keluar Utama Gambar 24. Parkir Pengelola Gambar 27. Pintu Keluar Utama 8
13. Restoran Gambar 28. Restoran 14. Rekreasi Snorkeling Gambar 31. Interior Pelatihan Gambar 29. Rekreasi Snorkeling INTERIOR Gambar 30. Interior Rekreasi Gambar 32. Interior Restoran 9
DAFTAR PUSTAKA Agus, Dharma., Teori Arsitektur 2, Penerbit Gunadarma, Jakarta, 1998. Anonim., Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta. GRIDesaign2000. Jakarta: 2005. Ching, Francis D.K., Arsitektur Bentuk Ruang dan Susunannya, Penerbit Erlangga, Jakarta : 1991. Ching, Francis D.K., Ilustrasi Konstruksi Bangunan, Penerbit Erlangga, Jakarta : 2008. Jolanda, Meydian, Estetika Bentuk, Penerbit Gunadarma, Jakarta: 1999. Makowski, Z. S., Konstruksi Ruang Baja, Penerbit ITB. Bandung: 1988. Neufert. Ernst, Data Arsitek edisi kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta: 1992. Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1978. http://www.google.com http://www.googleearth.com http://www.wikimapia.com http://www.wikipedia.com http://www.yahoo.com 10