IDENTIFIKASI FLAVONOID DAUN TEH HIJAU (Camelia sinensis L. Kuntze) SECARA REAKSI WARNA DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS. Afriani Kusumawati

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI SIMPLISIA BASAH DAN SIMPLISIA KERING DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) Tiara Mega Kusuma, Nurul Uswatun

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU YANG BEREDAR DI PURWOKERTO

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Determinasi Tanaman. acuan Flora of Java: Spermatophytes only Volume 2 karangan Backer dan Van

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA KIMIA DARI FRAKSI KAYU SANREGO (Lunasia amara Blanco) SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DALAM FASE n-butanol DARI EKSTRAK METANOL DAUN MAHKOTA DEWA Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: set alat destilasi,

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. (1965). Hasil determinasi tanaman. Determinasi dari suatu tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran

Lampiran 1. Surat identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L.) Merr).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

POTENSI PENANGKAPAN RADIKAL BEBAS HASIL HIDROLISIS EKSTRAK ETANOL DAUN KEPEL (Stelechocarpus burahol, (Bl.) Hook f. & Th.) DENGAN METODE DPPH

5. Media Mekanisme kerja antimikroba Pengukuran aktivitas antibiotik Ekstraksi Kromatografi Lapis Tipis

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

Lampiran 1. Lampiran Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

RatnaDjamil, WiwiWinarti, Indah Yuniasari FakultasFarmasiUniversitasPancasila, Jakarta 12640,Indonesia

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

3 Percobaan dan Hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

BAB 3 PERCOBAAN. Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci albino New Zealand yang diperoleh dari peternakan kelinci di Lembang.

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang didapatkan dari 20 kg buah naga merah utuh adalah sebanyak 7 kg.

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan rhodamin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KANDUNGAN TUMBUHAN OBAT. ANALISIS Etil p-metoksi sinamat DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.)

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

IDENTIFIKASI RHODAMIN B PADA SAUS TOMAT YANG BEREDAR DI PASAR PAGI SAMARINDA. Eka Siswanto Syamsul, Reny Nur Mulyani, Siti Jubaidah

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

UJI METABOLIT SEKUNDER AIR PERASAN KULIT BUAH NAGA DAGING PUTIH ( Hylocereus undatus )SERTA PROFIL KROMATOGRAMNYA

Isolasi Senyawa Flavonoid dari Ekstrak Metanol Daun Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr), Euphorbiaceae

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi

OLEH Burhanuddin Taebe Andi Reski Amalia Sartini

IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA DAN UJI DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH DENGEN (DilleniaserrataThunbr.)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Agustiningsih. Achmad Wildan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang. Mindaningsih Sekolah Menengah Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Deskripsi METODE SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON MONOSUBSTITUSI (EURIKUMANON MONOVALERAT)SEBAGAI ANTIPLASMODIUM

ABSTRAK. Kata kunci : Flavonoid, fase n-butanol, Averrhoa bilimbi Linn, oxalidaceae, penapisan fitokimia, spektrofotometri ultraviolet-cahaya tampak.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN KADAR KATEKIN DARI BEBERAPA JENIS KUALITAS TEH HITAM (Camellia sinensis L.[O] Kuntze) DI PUSAT PENELITIAN TEH DAN KINA (PPTK) GAMBUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI HASIL FRAKSINASI DARI EKSTRAK METANOL DAUN KATUK (Sauropus androgynus) TERHADAP BEBERAPA BAKTERI PATOGEN

Lampiran 1 Bagan alir lingkup kerja penelitian

III. Metode Penelitian A. Waktu dan Tempat Penelitian kelimpahan populasi dan pola sebaran kerang Donax variabilis di laksanakan mulai bulan Juni

Transkripsi:

As-Syifaa Vol 08 (02) : Hal. 58-63, Desember 2016 ISSN : 2085-4714 IDENTIFIKASI FLAVONOID DAUN TEH HIJAU (Camelia sinensis L. Kuntze) SECARA REAKSI WARNA DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS Afriani Kusumawati Akademi Farmasi Tadulako Farma Palu Email :afriani.kusumawati@yahoo.com ABSTRACT Green tea plant (Camellia sinensis L. Kuntze) were examined in this study were taken from green tea products Cap Head Djenggot, from the area of Solo, Central Java. This plant thrives in the area of Green Tea plantation in the Solo area. For identification of the content of flavonoids in green tea leaves can be done Thin Layer Chromatography is accompanied by a color reaction.spotting obtained detected with ammonia vapor is then observed with UV light UV 254 nm and 366 nm. In observation using a 254 nm UV light there is a blackish brown spots on the fraction of water-chloroform, the chloroform fraction of the spots are a light green color, and the n-butanol fraction contained a brown patches muda.dengan using 366 nm UV rays are one dark brown spots on the fraction of water-chloroform, the chloroform fraction contained patches of light green color, and the n-butanol fraction contained a light brown spots.based on data obtained from the reaction of color and Thin Layer Chromatography showed that the compound contained flavonoids in green tea leaves. Keywords:Green tea leaves, flavonoids, thin layer chromatography PENDAHULUAN Teh hijau (Green Tea) memiliki banyak manfaat dari senyawa bioaktif yang terkandung didalamnya.zat bioaktif itu disebut Flavanoid.Flavanoid itu sendiri digolongkan menjadi enam kelas yaitu flavone, flavanone, isoflavone, flavonol, flavanol dan anthocyanin. 1 Penelitian tentang Teh Hijau terus dilakukan, hingga pada tahun 2004 diketahuilah secara menyeluruh adanya komponen-komponen dalam Teh Hijau sebagai antioksidan kuat, yaitu yang mampu menangkal serangan radikal bebas yang menyebabkan gangguan degenerasi pada organ-organ manusia, termasuk timbulnya berbagai jenis kanker, diantaranya di esofagus (saluran masuk makanan ke lambung), lambung, pankreas, usus, dubur, kandung kemih, prostat, bahkan juga paru-paru dan payudara. 2 58

Selain itu, semua bagian tanaman Teh Hijau juga bisa digunakan sebagai bahan-bahan kosmetik. Dari banyaknya produk yang bisa dihasilkan dari tanaman Teh Hijau ini dapat membuktikan bahwa tanaman Teh Hijau bukan hanya bisa digunakan sebagai minuman dan obat saja, tetapi bisa juga digunakan untuk pembuatan produk-produk yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 1 Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kandungan Flavonoid yang terdapat pada daun Teh Hijau (Camelia sinensis L. Kuntze) dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis dan reaksi warna. 3 METODE PENELITIAN Bahan yang digunakan adalah Serbuk daun Teh Hijau, etanol 96 %, kloroform, n-butanol, serbuk magnesium, HCl pekat, aseton, asam borat, asam oksalat, eter, asam sitrat, lempeng silika gel, n-butanol : asam asetat : air ( 4: 1 : 5 v/v, fase atas). Prosedur kerja Penyiapan bahan utama Daun Teh Hijau yang digunakan dalam penelitian sudah dalam keadaan kering dan berbentuk serbuk. Sehingga tidak perlu lagi dilakukan proses pengeringan. Karena serbuk daun Teh Hijau yang digunakan pada penelitian ini sudah dalam bentuk produk teh celup cap Kepala Djenggot. Penyarian senyawa Flavonoid Serbuk daun Teh Hijau ditimbang sebanyak 15 gram, kemudian diekstraksi dengan menggunakan soxhlet dengan pelarut etanol 96 % sebanyak 200 ml. Kemudian dipanaskan diatas penangas air dengan suhu berkisar antara 70 80 C. Penyarian dihentikan setelah terjadi dua kali sirkulasi dengan menghasilkan filtrat yang berwarna hijau tua pekat. Selanjutnya filtrat yang dihasilkan tadi dipekatkan dengan menggunakan alat vakum evaporator hingga diperoleh ekstrak kental sebanyak 20 ml. Fraksinasi Flavonoid Ekstrak etanol ditambahkan air sebanyak 5 ml untuk mendapatkan ekstrak etanol-air dilakukan fraksinasi dengan menggunakan pelarut non polar yaitu dengan ditambahkan kloroform sebanyak 20 ml. Kemudian dimasukkan kedalam corong pisah dan dikocok sehingga menghasilkan fraksi air-kloroform. Fraksi air-kloroform yang diperoleh kemudian difraksinasi dengan menggunakan n- butanol.dengan cara fraksi air- 59

kloroform ditambahkan n-butanol sebanyak 30 ml, dikocok dalam corong pisah.fraksi yang diperoleh dari hasil pemisahan ini adalah fraksi airkloroform, fraksi kloroform dan fraksi n-butanol. Masing-masing fraksi yang dihasilkan dipekatkan, kemudian diuji dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis. Identifikasi kandungan Flavanoid masing-masing fraksi secara Kromatografi Lapis Tipis Pemeriksaan kandungan Flavanoid dilakukan pada masingmasing fraksi secara Kromatografi Lapis Tipis dengan menggunakan fase diam Silika gel dan fase gerak yang digunakan adalah n-butanol : asam asetat : air (4:1:5 v/v, fase atas). Deteksi awal bercak dilakukan dibawah sinar UV 254 nm dan 366 nm sebelum dan sesudah diuapi amonia dan disemprot dengan aluminium (III) klorida. Identifikasi warna senyawa Flavonoid Uji Shinoda untuk Flavonoid Diambil larutan percobaan dari fraksi air-kloroform, fraksi kloroform, dan fraksi n-butanol masing-masing sebanyak 1 ml, diuapkan hingga kering dan sisanya dilarutkan kembali dengan 1 ml etanol 95 %. Selanjutnya ditambahkan 100 mg logam magnesium dan 10 ml HCl pekat.jika terjadi warna merah sampai merah ungu, menunjukkan adanya Flavonoid. Reaksi Taubeck untuk Flavanoid Diambil larutan percobaan dari fraksi air-kloroform, fraksi kloroform, dan fraksi n-butanol masing-masing sebanyak 1 ml, diuapkan hingga kering dan sisanya dibasahi dengan aseton, ditambahkan sedikit serbuk asam borat dan asam oksalat. Dipanaskan diatas penangas air tetapi dihindari panas yang berlebihan. Kemudian ke dalam sisa ini ditambahkan 10 ml eter.dilakukan pengamatan dibawah sinar UV 366 nm dan terjadi fluoresensi kuning. Reaksi Wilson utuk Flavonoid Diambil larutan percobaan dari fraksi air-kloroform, fraksi kloroform, dan fraksi n-butanol masing-masing sebanyak 1 ml, diuapkan hingga kering dan sisanya dibasahi dengan aseton, ditambahkan sedikit serbuk asam borat dan asam sitrat. Dipanaskan diatas penangas air tetapi dihindari panas yang berlebihan. Kemudian kedalam sisa ini ditambahkan 10 ml aseton.dilakukan pengamatan dibawah sinar UV 366 nm dan terjadi warna kuning tetapi tidak berfluoresensi. 60

HASIL DAN PEMBAHASAN Penyiapan bahan utama Daun Teh Hijau (Camelia sinensis L. Kuntze) yang digunakan pada penelitian ini merupakan suatu produk jasi yang berasal dari Solo (Jawa Tengah). Sehingga daun Teh Hijau ini tidak perlu lagi mengalami proses pembersihan,pengeringan, penyerbukan, maupun pengayakan lagi.. Karena daun Teh Hijau, pada saat proses produksi sudah tentu mengalami semua proses tersebut. Sehingga tidak perlu dilakukan proses itu lagi. Penyarian senyawa Flavonoid Penyarian yang dilakukan menggunakan cara soxhletasi yang dapat mengektraksi secara berkesinambungan sehingga tidak memerlukan cairan penyari yang terlalu banyak untuk mendapatkan ekstrak daun Teh Hijau yang sempurna. Karena sebagian besar senyawa Flavonoid pada tumbuhan berbentuk glikosida.maka umumnya Flavonoid bersifat polar.cairan penyari yang digunakan pada penelitian ini yaitu etanol 96 %.Etanol 96 % merupakan pelarut umum, dimana sebagian besar senyawa-senyawa Flavonoid dapat tersari dari serbuk daun Teh Hijau. Hasil penyarian diperoleh filtrat berwarna hijau tua.kemudian filtrat dipekatkan dengan menggunakan vakum evaporator. Proses penguapan yang dilakukan pada alat vakum evaporator tersebut bertujuan untuk menguapkan sebagian pelarut etanol untuk memperoleh ekstrak yang kental. Proses ini juga sekaligus berfungsi untuk memisahkan senyawa klorofil. Sebab klorofil yang ada pada estrak tersebut dapat dipisahkan dengan adanya proses pemutaran yang kecepatannya relatif tinggi dengan menggunakan alat vakum evaporator. Jika kadar klorofil yang terkandung pada ekstrak tersebut terlalu tinggi, maka hal ini dapat menggangu proses identifikasi senyawa Flavonoid pada Kromatografi Lapis Tipis danreaksi warna. Fraksinasi Flavonoid Ekstrak etanol Teh Hijau yang telah dipekatkan ditambahkan dengan sedikit air lalu dilakukan fraksinasi dengan kloroform dan n- butanol.fraksinasi ini bertujuan untuk memisahkan senyawa Flavonoid sesuai dengan tingkat kepolaran masing-masing pelarut. Pada ekstrak etanol Teh Hijau yang ditambahkan dengan sedikit air, dan difraksinasi dengan kloroform yang menghasilkan fraksi air- 61

kloroform.tidak terjadi pemisahan, hal ini disebabkan estrak etanol Teh Hijau dapat larut dalam air dan kloroform. Setelah fraksi air-kloroform ditambahkan dengan n-butanol dan difraksinasi.maka pada fraksinasi tersebut terjadi pemisahan antara fraksi kloroform dengan fraksi n- butanol. Sehingga proses fraksinasi tersebut menghasilkan fraksi airkloroform, fraksi kloroform, dan fraksi n-butanol. Identifikasi kandungan Flavanoid masing-masing fraksi secara Kromatografi Lapis Tipis Identifikasi kandungan Flavonoid dilakukan pada fraksi airkloroform, fraksi kloroform, dan fraksi n-butanol.dari hasil pemeriksaan secara Kromatografi Lapis Tipis yang mengandung senyawa Flavonoid hanya terdapat pada fraksi airkloroform dan fraksi n-butanol.hal ini dikarenakan hasil dari Kromatografi Lapis Tipis pada fraksi air-kloroform terdapat satu bercak warna coklat tua dan pada fraksi n-butanol terdapat satu bercak warna coklat muda. Pada fraksi kloroform hasil yang diperoleh tidak menunjukkan adanya senyawa Flavonoid, hal ini dikarenakan bercak yang diperoleh warnanya hiaju. Identifikasi kandungan Flavonoid pada fraksi air-kloroform, fraksi kloroform, dan fraksi n-butanol dilakukan secara Kromatografi Lapis Tipis dengan menggunakan fase diam Silika gel dan fase gerak BAW/ n- butanol : Asam asetat : Air (4:1 : 5 v/v, fase atas). Dari hasil analisis secara Kromatografi Lapis Tipis Fraksi n- butanol memberikan intensitas bercak yang jelas dan pemisahan yang paling baik sehingga kemungkinan kandungan Flavonoid yang paling banyak terdapat pada fraksi n-butanol. Identifikasi warna bercak dideteksi sebelum dan sesudah diuapi dengan amonia, kemudian disemprot dengan aluminium (III) klorida, setelah itu dilakukan pengamatan dibawah sinar UV 254 nm dan 366 nm. Hasil identifikasi menunjukkan terdapat senyawa Flavonoid pada daun Teh Hijau. Identifikasi warna senyawa Flavonoid Dari masing- masing fraksi, yakni fraksi air-kloroform, fraksi kloroform, dan fraksi n-butanol diidentifikasi dengan beberapa pereaksi yaitu larutan eter, aseton dan magnesium dalam HCl. Dari hasil reaksi warna yang dilakukan juga menunjukkan terdapat senyawa Flavonoid pada daun Teh Hijau. 62

Uji daya hambat ekstrak etil asetat daun binahong (Anredera coliforlia (Ten.) Steenis) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. KESIMPULAN Hasil Analisis Identifikasi kandungan Flavanoid pada daun Teh Hijau dapat dilakukan secara Kromatografi Lapis Tipis yang disertai dengan reaksi warna.bercak yang diperoleh dideteksi dengan uap amonia kemudian diamati dengan sinar UV 254 nm dan UV 366 nm. Pada pengamatan dengan menggunakan sinar UV 254 nm terdapat satu bercak warna coklat kehitaman pada fraksi air-kloroform, pada fraksi kloroform terdapat satu bercak warna hijau muda, dan pada fraksi n-butanol terdapat satu bercak warna coklat muda.dengan menggunakan sinar UV 366 nm terdapat satu bercak warna coklat tua pada fraksi air-kloroform, pada fraksi kloroform terdapat bercak warna hijau muda, dan pada fraksi n-butanol terdapat satu bercak warna coklat muda.berdasarkan data yang diproleh dari hasil reaksi warna dan Kromatografi Lapis Tipis menunjukkan bahwa terdapat senyawa Flavonoid dalam daun Teh Hijau. DAFTAR PUSTAKA 1. Fulder S. Khasiat Teh Hijau. Jakarta, 2004. 2. Ibrahim AM, Adijuwana H. Teknik Pemisahan dalam Analisis Biologis. Bogor : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat antar Universitas Ilmu Hayat Institute Pertanian, 2005. 3. Palevi R. Pemeriksaan Kandungan Flavonoid Daun Benalu Batu Secara Kromatografi Lapis Tipis (Karya Tulis Ilmiah). Palu : Akademi Farmasi Tadulako Farma, 2005. 63