Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KECEPATAN KELUARNYA ASI PADA IBU POST PARTUM DI BPS FIRDA TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

PENDAHULUAN. Dwi Rukma Santi STIKES NU TUBAN ABSTRAK

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KECEPATAN PENGELUARAN COLOSTRUM DI WILAYAH PUSKESMAS POLANHARJO KLATEN

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA IBU POST PARTUM. Mimatun Nasihah* Dina Mahaijiran** ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI BAYI DI BPM APRI OGAN ILIR

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG

1

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir memiliki hak untuk segera menyusu dini dengan membiarkan

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

BAB 1 PENDAHULUAN. reproduksi kembali ke keadaan sebelum masa hamil (Reeder, 2011). Masa ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB I PENDAHULUAN. Kolostrum merupakan air susu yang pertama kali keluar seringkali berwarna

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran hidup, sesuai dengan target pencapaian Sustainable Development

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. IBU Surakarta, yang dikumpulkan pada tanggal November 2013,

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekitar 36% selama periode Berdasarkan hasil Riskesdas. Provinsi Maluku sebesar 25,2% (Balitbangkes, 2013).

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI DESA MRANGGEN KECAMATAN JATINOM KLATEN MEILANI YUDI ARINI INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PROSES PENGELUARAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui pengetahuan yang baik tentang pentingnya dan manfaat kolostrom

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisaiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan proses satu jam pertama pasca bayi

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM HARI KE-3 DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

BAB I PENDAHULUAN. Indikator Human Development Index (HDI). Tidak hanya di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. AKB tahun 2007 yaitu 34 per KH, dengan target tahun 2015 sebesar 23 per

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB I PENDAHULUAN. satupun produk formula yang dapat menyamai keunggulan ASI. ASI. ASI mengikuti pola pertumbuhan dan kebutuhan bayi untuk proses

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PENINGKATAN SUHU TUBUH BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI PUJI LESTARI MAWUNG TRUCUK

BAB I PENDAHULUAN. pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

PENELITIAN DETERMINAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI. R. Pranajaya*, Novita Rudiyanti*

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN PAYUDARA DENGAN PENGELUARAN COLOSTRUM PADA KEHAMILAN TRIMESTER III

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah pembangunan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam

PENGARUH KONTRASEPSI SUNTIK TERHADAP PENGELUARAN ASI EKSKLUSIF DI BPS TRIPARYATI KEMALANG KEMALANG KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. ASI (Air Susu Ibu) adalah nutrisi terbaik untuk bayi yang baru lahir, karena memiliki

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI, DURASI MENYUSUI DENGAN BERAT BADAN BAYI DI POLIKLINIK BERSALIN MARIANI MEDAN

PENDAHULUAN. dalam kandungan disertai dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU BIDAN PRAKTEK SWASTA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM INISIASI MENYUSU DINI DI KOTA MEDAN TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas agar masyarakat Indonesia dapat melanjutkan

LEMBAR KESEDIAN dalam PENELITIAN

PENGARUH KONSUMSI JANTUNG PISANG TERHADAP KELANCARAN ASI PADA IBU NIFAS

PIJAT OKSITOSIN UNTUK MEMPERCEPAT PENGELUARAN ASI PADA IBU PASCA SALIN NORMAL DI DUSUN SONO DESA KETANEN KECAMATAN PANCENG GRESIK.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan umur bayi atau lebih dari 90 persen.

BAB I PENDAHULUAN UKDW kelahiran hidup (World Health Organization, 2012). perubahan pada tahun 2012 (Dinkes Jawa Tengah, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Para ahli meneliti bayi yang meninggal pada usia 28 hari sampai satu tahun terjadi akibat

BAB I PENDAHULUAN. Air susu ibu (ASI) merupakan cairan yang berisi zat penting untuk

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

Dinamika Kebidanan vol. 1 no. 2 Agustus 2011

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. kandungan disertai dengan pemberian air susu ibu (ASI) sejak usia dini, terutama

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI DENGAN KELANCARAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLANG BINTANG ACEH BESAR JURNAL

Transkripsi:

PENELITIAN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM Helmi Yenie* dan Mugiati* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Peraturan Pemerintah (PP) No.33/2012 mengenai Pemberian ASI eksklusif disahkan pada 1 Maret 2012. PP itu lahir sebagai jaminan pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan sumber makanan terbaik (ASI) sejak dilahirkan sampai berusia enam bulan. Di dalam peraturan tersebut berisi tentang Program Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI eksklusif. Inisiasi menyusu dini adalah proses menyusui yang pertama kali dilakukan oleh seorang ibu kepada bayinya. Bayi pada usia 30 menit harus disusukan pada ibunya, bukan untuk pemberian nutrisi (Nutritif Sucking) tetapi untuk belajar menyusu atau membiasakan menghisap puting susu, dan juga guna mempersiapkan ibu untuk mulai memproduksi ASI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan inisiasi menyusu dini dengan waktu pengeluaran kolostrum pada ibu bersalin di BPM wilayah kerja Puskesmas Kalirejo Kab. Pesawaran tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian kohort, dengan sampel berjumlah 48 orang dari populasi ibu post partum yang ada di waktu dan tempat penelitian. Pengumpulan data secara observasi menggunakan checklist. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square melalui program komputer untuk menganalisis secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menyatakan bahwa dari 24 responden yang tidak IMD sebanyak 37,5 % (9 responden) dengan waktu pengeluaran kolostrum kategori cepat, sedangkan dari 24 responden yang melakukan IMD sebanyak 79,2 % (19 responden) dengan waktu pengeluaran kolostrum kategori cepat. Hasil uji statistik diperoleh nilai ρ = 0,008 yang mengandung arti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara IMD dengan waktu pengeluaran kolostrum. Dari hasil analisis diperoleh nilai OR = 6,333 artinya ibu yang melakukan IMD berpeluang 6,333 kali untuk pengeluaran kolostrum lebih cepat dibandingkan ibu yang tidak melakukan IMD. Kata Kunci : : IMD, Waktu Pengeluaran Kolostrum LATAR BELAKANG Inisiasi menyusu dini adalah proses menyusui yang pertama kali dilakukan oleh seorang ibu kepada bayinya. Bayi pada usia 30 menit harus disusukan pada ibunya, bukan untuk pemberian nutrisi (Nutritif Sucking) tetapi untuk belajar menyusu atau membiasakan menghisap puting susu, dan juga guna mempersiapkan ibu untuk mulai memproduksi ASI. Gerakan refleks untuk menghisap pada bayi baru lahir akan mencapai puncaknya pada waktu berusia 20-30 menit, sehingga apabila terlambat menyusui refleks ini akan berkurang dan tidak akan kuat lagi sampai beberapa jam kemudian. Satu jam pertama setelah bayi lahir adalah kesempatan emas yang akan menentukan keberhasilan ibu untuk menyusui bayinya secara optimal karena bayi sudah terlatih secara naluriah menemukan sendiri puting susu ibunya. Bila bayi bisa menyusu dalam 20-30 menit akan membantu bayi memperoleh ASI pertamanya, membangun ikatan kasih sayang ibu dan bayi, sehingga dapat meningkatkan produksi ASI yang akhirnya proses menyusu berikutnya akan lebih baik (Roesli, 2008). Peraturan Pemerintah (PP) No.33/2012 mengenai Pemberian ASI eksklusif disahkan pada 1 Maret 2012. PP itu lahir sebagai jaminan pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan sumber makanan terbaik (ASI) sejak dilahirkan sampai berusia enam bulan. Di dalam peraturan tersebut berisi tentang Program Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI eksklusif. Inisiasi menyusu dini (IMD) terjadi pada masa nifas yaitu pada masa ini terjadi perubahan-perubahan secara fisiologis sehingga memerlukan pengawasan dan pemantauan yang disebut Asuhan masa nifas yang terdiri dari laktasi, involusi dan lokhea, pada periode ini asuhan masa nifas diperlukan karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya, dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60 % kematian bayi [299]

baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir (Prawirohardjo, 2010). Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif baik bagi ibu maupun bayinya. Bagi bayi, menyusui mempunyai peran penting yang fundamental pada kelangsungan hidup bayi, kolostrum yang kaya dengan zat antibodi, pertumbuhan yang baik, kesehatan, dan gizi bayi. Kolostrum merupakan air susu ibu yang keluar pada hari-hari pertama yang berwarna bening atau putih kekuningkuningan. Pemberian kolostrum merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kekebalan bayi baru lahir dan mematangkan usus bayi. Namun masyarakat masih ada persepsi dan perilaku yang kurang tepat terhadap kolostrum, karena dianggap kotor, basi atau tidak baik untuk bayi (Kemenke RI, 2011) Pada proses laktasi dikenal 2 reflek yang mempengaruhi pembentukan dan pengeluaran ASI, reflek let down merupakan rangsangan dalam pengeluaran ASI yang berasal dari isapan bayi, semakin awal IMD dilakukan maka akan semakin cepat pengeluaran ASI. Berdasarkan teori tersebut proses laktasi pada masa nifas dapat mencegah kematian bayi dengan cara bayi disusui oleh ibunya dalam satu jam pertama setelah lahir yang disebut inisiasi menyusu dini (IMD). Lebih dari 95 % ibu pernah menyusui bayinya, namun yang menyusui dalam 1 jam pertama cenderung menurun dari 8 % pada tahun 1997 menjadi 3,7 % pada tahun 2002. Berdasarkan SDKI 2007 sebanyak 79 % ibu menyusui bayinya tetapi hanya 41,8 % yang menyusui pada 1 jam pertama. Menurut data dari Puskesmas Kalirejo, terdapat 7 orang bidan yang berpraktek secara mandiri ( BPM ), data tahun 2014 terdapat 42,0% ibu nifas tidak melakukan IMD. Peneliti melakukan pre survei pada bulan Januari 2015 di dua tempat/ BPM yang aktif melakukan motivasi IMD, terhadap 8 orang ibu post partum yang ditemui saat itu, didapatkan data 3 orang (37,5 %) mengatakan saat persalinan bayi tidak disusui segera setelah melahirkan karena ASI nya tidak keluar, 2 orang (25,0%) belum dapat menyusui dengan baik karena ASI nya baru keluar sedikit, 3 orang (37,5 %) mengatakan akan menyusui secara eksklusif karena ASI nya banyak. Bidan Praktik Mandiri ( BPM ) Sri Kadarwati merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kalirejo, cakupan persalinan rata- rata perbulan 50 60 persalinan. Sejak tahun 2013 BPM ini sudah menerapkan IMD pada setiap persalinan namun sampai saat ini masih menemui beberapa kendala sehingga proses IMD belum dapat berjalan sebagaimana mestinya. Penelitian ini penulis lakukan karena masih ada bayi yang tidak menyusu segera setelah lahir, dan sebagian ibu belum menyusui bayinya karena pengeluaran ASI yang belum sempurna setelah persalinan METODE Penelitian ini merupakan penelitian cohort melalui pendekatan prospektif dimana pengambilan data faktor resiko (variabel bebas) inisiasi menyusu dini (IMD) diidentifikasi terlebih dahulu kemudian baru dilakukan pengambilan data efek (variabel terikat) waktu pengeluaran kolostrum.. Populasi penelitian adalah seluruh ibu bersalin yang belum keluar kolostrum sebelum persalinan sejumlah 48 orang. Cara pengambilan sampel menggunakan total sampel, sehingga sampel yang digunakan sebanyak 48 orang. Lokasi penelitian di BPM Sri Kadarwati, waktu penelitian dari bulan Juli-September 2015. Alat ukur yang digunakan adalah checklist untuk menilai lamanya pelaksanaan IMD, jika IMD dilakukan 1 jam maka ibu dikatakan melakukan IMD.Untuk menguji hipotesis, teknik korelasi yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah Chi- Square. [300]

HASIL Karakteristik responden Tabel 1: Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Pendidikan dan Paritas. Usia f % < 20 tahun 4 8,3 20-35 41 85,4 >35 tahun 3 6,2 Pendidikan SD 4 8,3 SMP 17 35,4 SMA 27 56,2 Paritas Primipara 19 39,6 Mulitipara 29 60,4 Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 48 responden terdapat 85,4 % (41 responden) yang berusia antara 20-35 tahun, 56,2% (27 responden) yang berpendidikan SMA dan 60,4 % (29 responden) ibu dengan paritas multipara. Analisa Univariat Tabel 2: Distribusi Responden Berdasarkan Pelaksanaan IMD Pelaksanaan IMD f % IMD 24 50,0 Tidak IMD 24 50,0 Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 48 responden sebanyak 24 (50%) menjadi sampel kasus dan 50% menjadi kontrol nya. Tabel 3: Distribusi Frekuensi waktu pengeluaran kolostrum Pada Ibu Bersalin Waktu pengeluaran kolostrum f % Cepat 28 58,3 Lambat 20 41,7 Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa sebanyak 58,3 % (28 responden) dengan waktu pengeluaran kolostrum kategori cepat, yaitu berlangsung dalam kurun waktu 1 sampai 3 jam pertama kolostrum sudah keluar. Analisis Bivariat Tabel 4: Hubungan Inisiasi Menyusui Dini dengan Waktu Pengeluaran Kolostrum Waktu Pengeluaran IMD Kolostrum Total Cepat Lambat f % f % f % Ya 19 79,2 5 20,8 24 100 Tidak 9 37,5 15 62,5 24 100 Total 28 58,3 20 41,7 48 100 p value 0,008 OR 6,333 (1,751-22,912) Hasil analisis hubungan antara inisiasi menyusu dini dengan waktu pengeluaran kolostrum diperoleh bahwa ada sebanyak 19 dari 24 (79,2 %) ibu yang melaksanakan IMD mengalami waktu pengeluaran kolostrum dengan cepat sedangkan ibu yang tidak melakukan IMD ada 9 dari 24 (37,5 %) yang mengalami waktu pengeluaran kolostrum dengan cepat. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,008 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara IMD dengan waktu pengeluaran kolostrum. Dari hasil analisis diperoleh nilai OR = 6,333 artinya ibu yang melakukan IMD berpeluang 6,333 kali untuk pengeluaran kolostrum lebih [301]

cepat dibandingkan ibu yang melakukan IMD. PEMBAHASAN tidak Pada proses pelaksanaan IMD berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa dari 48 responden sebanyak 50,0 % (24 orang) yang melakukan Inisiasi Menyusui Dini. Menurut Roesli (2008) Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Melakukannya juga tidak sulit, hanya membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua jam. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara Berdasarkan hasil penelitian diatas menggambarkan bahwa separuh responden telah melakukan IMD segera setelah bayi lahir. dengan cara ditengkurapkan di dada ibu, sehingga kulit ibu melekat pada kulit bayi, dan waktu yang digunakan untuk IMD minimal satu jam atau sampai menyusu awal selesai. Hal ini juga menunjukkan ibu dan bayi dalam keadaan stabil sehingga tidak adanya gangguan kemampuan ibu dan janin selama melakukan proses IMD. Menurut penulis Inisiasi menyusu dini adalah proses menyusui yang pertama kali dilakukan oleh seorang ibu kepada bayinya. Bayi setelah lahir harus segera disusukan pada ibunya, bukan untuk pemberian nutrisi (Nutritif Sucking) tetapi untuk belajar menyusu atau membiasakan menghisap puting susu, dan juga guna mempersiapkan ibu untuk mulai memproduksi ASI. Gerakan refleks untuk menghisap pada bayi baru lahir akan mencapai puncaknya pada waktu berusia 20-30 menit, sehingga apabila terlambat menyusui refleks ini akan berkurang dan tidak akan kuat lagi sampai beberapa jam kemudian. Hal ini sejalan dengan pendapat (Sujiyatini, Nurjanah, Kurniati, (2010), bahwa Inisiasi menyusu dini harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu. Namun berdasarkan hasil penelitian juga ditemuai 50 % responden yang kerap kali menolak untuk menyusui anaknya dengan berbagai alasan diantaranya kondisi yang lelah setelah persalinan, sehingga ibu hanya menyusui bayi < dari 1 jam. Bidan penolong persalinan hendaknya dapat membantu ibu memberikan rasa aman dan nyaman setelah proses persalinan serta memberi motivasi agar ibu bersalin siap untuk menyusui bayinya minimal selama 1 jam, sehingga proses IMD dapat berjalan dengan baik. Di lihat dari Waktu Pengeluaran Kolostrum, berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa dari 48 responden sebanyak 58,3 % (28 responden) dengan waktu pengeluaran kolostrum kategori cepat. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden mengalami pengeluaran kolostrom 3 jam post partum.peneliti berpendapat bahwa dengan melakukan IMD sebagian besar responden tanpa disadari sudah memberikan kekebalan alamiah terhadap berbagai serangan kuman kepada bayinya, karena kolostrom merupakan cairan pertama kali keluar dari payudara ibu. hal ini sejalan dengan pendapat Roesli (2008), bahwa Kolostrum ini disekresi oleh kelenjar payudara pada 1-3 hari setelah melahirkan yang berwarna kuning atau jernih. Volume kolostrum sekitar 150-300 ml/24 jam. Komposisi kolostrum berubah setiap hari. Kandungan protein kolostrum lebih banyak dari pada ASI matang, namun kandungan karbohidrat dan total energinya lebih rendah daripada ASI matang. Kolostrum mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak dibandingkan dengan ASI matang. Selain itu kolostrum merupakan cairan pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak dibutuhkan dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran cerna bayi terhadap makanan yang akan datang. Proses produksi ASI yang diawali dengan pengeluaran kolostrum merupakan proses alamiah tubuh ibu yang komplek dengan melibatkan beberapa fungsi [302]

kelenjar dan hormon hormon didalam tubuh ibu. Kelancaran berjalannya proses ini sangat tergantung kepada kondisi kesehatan dan nutrisi ibu mulai dari kehamilan sampai proses persalinan serta dipengaruhi juga oleh proses hisapan bayi. Semakin sering puting susu dihisap oleh bayi maka semakin banyak pula pengeluaran ASI. Ibu hendaknya selalu menjaga kesehatan dan asupan nutrisinya dengan makan makanan yang bergizi selama kehamilan hingga saat persalinan. Hal ini untuk menjaga kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya sehingga proses kehamilan, persalinan, dan menyusui dapat berjalan dengan lancar. Berdasarkan hasil penelitian diatas diperoleh bahwa ada sebanyak 19 dari 24 (79,2 %) ibu yang melaksanakan IMD mengalami waktu pengeluaran kolostrum dengan cepat sedangkan ibu yang tidak melakukan IMD ada 9 dari 24 (37,5 %) yang mengalami waktu pengeluaran kolostrum dengan cepat. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,008 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara IMD dengan waktu pengeluaran kolostrum. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 6,333 artinya antara ibu yang melakukan IMD mempunyai peluang 6,333 kali mengalami waktu pengeluaran kolostrum dengan cepat dibanding ibu yang tidak melakukan IMD. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Aris Puji Utami (2010), di BPS Firda Tuban, dengan hasil Uji korelasi Spearman didapatkan nilai = 0,771 sehingga hasil t hitung = 5,675 dan t tabel ( á = 0,05 ; df = 22 ) = ± 2,074 yang berarti t hitung > t tabel. Maka H1 diterima dengan nilai OR 2. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara inisiasi menyusu dini dengan kecepatan keluarnya ASI pada ibu post partum di BPS Firda Tuban. Hasil penelitian hubungan pengetahuan ibu tentang Inisisasi Menyusu Dini (IMD) dengan pelaksanaan IMD di RS Muhamadiyah Gresik. Hasil penelitian dari 42 responden terdapat 29 orang berpengetahuan baik tentang IMD sebagian besar (75,86%) melaksanakan IMD. Dari 8 orang yang berpengetahuan cukup tentang IMD sebagian (50,00%) melakukan IMD. Dan dari 5 orang yang berpengetahuan kurang tidak ada yang melakukan IMD. Menururt Maritalia (2011), pada proses laktogenesis II yaitu saat melahirkan keluarnya plasenta menyebabkan turunnya kadar hormon progesteron, estogen, HPL secara tiba-tiba, namun kadar hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besarbesaran. Apabila payudara dirangsang oleh isapan bayi jumlah prolaktin dalam darah akan meningkat dan mencapai puncaknya dalam periode 45 menit, kemudian kembali ke kadar sebelum rangsangan 3 jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga terdapat dalam ASI itu sendiri. Menurut Prawirohardjo (2008) Sesudah partus kolostrum berwarna agak kuning dan kental. Meskipun kolostrum telah dapat dikeluarkan, pengeluaran air susu belum berjalan oleh karena prolaktin ini ditekan oleh PIH (Prolaktin Inhibiting Hormone). Post partum - dengan dilahirkannya plasenta - pengaruh estrogen, progesteron dan somatotropin terhadap hipotalamus hilang, sehingga prolaktin dapat dikeluarkan dan laktasi terjadi. Berdasarkan hasil penelitian dan teori diatas maka peneliti berpendapat bahwa dengan melakukan IMD maka waktu pengeluaran kolostrum akan semakin cepat demikian juga sebaliknya dengan tidak melakukan IMD maka waktu pengeluaran kolostrum akan menjadi lambat. Salah satu faktor yang mempengaruhi pengeluaran ASI adalah pemberian ASI segera setelah lahir atau Inisiasi Menyusu Dini. Idealnya proses menyusui dapat dilakukan segera setelah bayi lahir, bayi yang lahir cukup bulan akan memiliki naluri untuk menyusu pada ibunya 20-30 menit setelah melahirkan. Ada alasan mengapa menyusui perlu dilakukan sesegera mungkin dalam waktu setengah jam setelah pesalinan. Yang [303]

pertama penghisapan oleh bayi paling kuat dilakukan dalam waktu setengah jam setelah lahir. Isapan bayi pada puting akan merangsang hormon prolaktin yang merangsang produksi ASI dan hormon oksitosin yang merangsang pengeluaran ASI. Kerja hormon tersebut akan membuat kolostrum lebih cepat keluar. Sedangkan dari hasil penelitian yang diperoleh dari 24 responden yang melakukan inisiasi menyusu dini terdapat 5 responden (20,8 %) yang waktu keluarnya ASI lambat (>3 jam post partum). Hal ini terjadi pada ibu primipara dengan usia < 20 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak faktor yang dapat mempengaruhi pengeluaran ASI, diantaranya adalah faktor psikologis ibu seperti perasaan takut, malu atau nyeri hebat saat proses persalinan akan mempengaruhi refleks oksitosin yang akhirnya menekan pengeluaran ASI. Namun berdasarkan hasil penelitian juga diperoleh dari 24 responden yang tidak melakukan Inisiasi Menyusui Dini, terdapat responden (37,5 %) yang mengalami waktu pengeluaran kolostrum cepat. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan yang berpengaruh terhadap perilaku ibu dalam menyusui. semakin baik pengetahuan ibu maka semakin baik keinginan ibu untuk melakukan IMD. Hal ini juga dapat terjadi karena dua hal yaitu : pertama dikarenakan perasaan ibu yang bahagia, senang, perasaan menyayangi bayi, memeluk, mencium dan mendengarkan bayinya menangis atau perasaan bangga, akan meningkatkan pengeluaran ASI. Yang kedua juga ibu yang sudah melakukan perawatan payudara sebelum melahirkan, dimana perawatan payudara dapat melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI. Bagi petugas kesehatan yang terlibat dalam proses persalinan, termasuk dokter, suster dan bidan agar membantu ibu - ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini segera setelah melahirkan. Sebagai upaya merangsang keluarnya ASI. Karena bila tidak, berarti sudah menghambat pengeluaran ASI karena membiarkan hormon pembuat ASI turun atau bahkan hilang dari peredaran darah ibu dan hal ini tentunya sangat merugikan bayi maupun ibu. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan mulai 1 jam pertama sejak bayi kontak dengan ibu didapat data bahwa yang mengalami waktu pengeluaran kolostrum lebih cepat ( kurang dari 3 jam ) sebanyak 28 ibu bersalin (58,3%). Dari hasil analisa Chi- Square secara bivariat didapatkan hasil p- value sebesar 0,008 yang menandakan terdapat hubungan yang signifikan antara Inisiasi Menyusu Dini dengan waktu pengeluaran kolostrum Petugas kesehatan khususnya Bidan hendaknya memberikan penyuluhan, konseling, motivasi dan melatih ibu hamil setiap bulan pada saat kegiatan kelas ibu hamil agar ibu yang akan bersalin di BPS mengetahui bahwa IMD merupakan suatu bagian yang tidak kalah pentingnya selain proses persalinan itu sendiri dan juga bagi BPS dapat melaksanakan IMD pada seluruh ibu bersalin. DAFTAR PUSTAKA Kemenkes RI. 2011. Laporan Riskesdas 2010. Jakarta:Badan Litbangkes Prawirohardjo, 2008. Ilmu Kebidanan. Cetakan Kesepuluh. Edisi Ketiga. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka. Roesli, Utami. 2008. Bayi sehat berkat ASI Eksklusif. Cetakan Kelima. Jakarta. [304]