Problem dan Tantangan dalam Implementasi Skema Pensiun Publik Indonesia di masa datang yang berdasarkan pada UU No 40/2004 tentang SJSN

dokumen-dokumen yang mirip
TANTANGAN PENETAPAN STANDAR UPAH MINIMUM NASIONAL DAN REGIONAL

BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA. D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial

Program Jaminan Pensiun SJSN: Pandangan Pemberi Kerja

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

Program Jaminan Pensiun Di Masa Datang dan Implikasinya bagi Pasar Kerja di Indonesia

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 150, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456).

PENINGKATAN KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN KEPADA PEKERJA

BAB III BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN. menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor

PENGELOLAAN, MONITORING DAN EVALUASI ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN PADA BPJS KESEHATAN. bpjs-kesehatan.go.id

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PENDAPAT HUKUM. perumahan dan/atau manfaat lain tidak sesuai dengan Pasal 37 UU. SJSN. Kedua, Pasal 26 ayat (5) PP No. 46 Tahun 2015 diubah dengan PP

Kesejahteraan Hari Tua Tingkat Penghasilan Pensiun dan Pendanaan Pesangon

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi setiap individu, hal ini dinyatakan dalam organisasi

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan. Pelaksanaan pembangunan nasional dalam sektor ketenagakerjaan ini

SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL BIDANG KETENAGAKERJAAN (SJSN-TK)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kajian Aktuaria reformasi BPJS Ketenagakerjaan

Harmonisasi Peraturan Per-UUan Jaminan Pensiun Menyongsong Pelaksanaan Jaminan Pensiun SJSN

Implementasi Program Jaminan Sosial untuk Pekerja Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

RAMBU-RAMBU IMPLEMENTASI AZAS DAN PRINSIP SJSN DALAM PENGELOLAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL OLEH BPJS KETENAGAKERJAAN. Jakarta, 31 Maret 2016

ESENSI DAN UPDATE RENCANA PENYELENGGARAAN BPJS KESEHATAN 1 JANUARI 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Indonesia. Lembaga penyelenggara jaminan sosial nasional bertujuan memberikan

Kuningan City, Jakarta, 22 Oktober Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua

*15906 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 40 TAHUN 2004 (40/2004) TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

ISU STRATEGIS, TANTANGAN DAN KENDALA PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN. Dewan Jaminan Sosial Nasional

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Jaminan Hari Tua (JHT) & Jaminan Pensiun (JP) Pekerja. Timoer Sutanto, DPN Apindo, Ketua Bidang Jaminan Sosial Jakarta, 24 April 2015

Transformasi BPJS 2. September 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. 6

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan. Dalam Undang Undang 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang

Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia

drg. Usman Sumantri, MSc. Dewan Jaminan Sosial Nasional

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENYELENGGARAAN SISTEM JAMINAN SOSIAL (SJS) DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF INTERNASIONAL


PERANAN DJSN DALAM KAJIAN DAN USULAN PEMBIAYAAN JKN YANG TEPAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Jaminan Pensiun SJSN: Usulan Besar Manfaat dan Iuran

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

2 Untuk memberikan derajat kehidupan yang layak bagi Peserta dan keluarganya yang memasuki Usia Pensiun, Pemerintah menetapkan program Jaminan Pensiun

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB II GAMBARAN UMUM PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI INDONESIA. bisa datang ketika kita masih produktif, berpenghasilan cukup,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR. TAHUN. TENTANG JAMINAN HARI TUA, JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN KEMATIAN

Jaminan Pensiun Sebagai Hak Dasar Pekerja. Oleh : Timboel Siregar

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang ditetapkan dalam UU nomor 40 tahun

UPDATE PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL BIDANG KETENAGAKERJAAN. Oleh: Achmad Djunaedi, SH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

Pencapaian dan Tantangan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Dewan Jaminan Sosial Nasional

IMPLEMENTASI SJSN. Rapat Pakar tentang Jaminan Sosial dan Landasan Perlindungan Sosial: Belajar dari Pengalaman Regional

Sistem Jaminan Sosial, Peluang dan Tantangan

Asesmen Perlindungan Sosial Berbasis Dialog Nasional di Indonesia

UNDANG-UNDANG NO. 40 TH 2004 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

Ketenagakerjaan Indonesia dan Distribusi Upah Peserta Jaminan Pensiun

- Penyempurnaan redaksional. - Kata yang setelah frasa Sistem Jaminan Sosial Nasional dihapus.

NOMOR... TAHUN... TENTANG PROGRAM JAMINAN KOMPENSASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RAMBU-RAMBU IMPLEMENTASI AZAS DAN PRINSIP SJSN DALAM PENGELOLAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL OLEH BPJS KESEHATAN. Jakarta, 30 Maret 2016

JAMINAN PENSIUN UNTUK SELURUH PEKERJA. Oleh : AGUS SUPRIYADI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SJSN Ketenagakerjaan Tanggal 1 Juli M. Aditya warman, MBA Director Business Development ATC DPN APINDO

Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Perluasan cakupan peserta dan peningkatan kolektabilitas Iuran Jamsos Bid. Ketenagakerjaan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UU 3/1992 Jamsostek UU 40/2004 SJSN. Kesehatan. UU 13/2003 Ketenagakerjaan PHK: Kerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan dalam bidang ketenagakerjaan merupakan bagian dari usaha

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. IV.1. Letak Geografis dan Batas Wilayah Administrasi. 1. Sebelah Utara : Kota Yogyakarta Dan Kabupaten Sleman

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

Implementasi Program dan Perubahan Regulasi BPJS Ketenagakerjaan

Perlindungan sosial untuk pekerja migran di ASEAN. Celine Peyron Bista Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik Jakarta, 29 September 2016

BAB II PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DALAM SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL (SJSN) DI INDONESIA

OPTIMALISASI PENGELOLAAN ASET DAN LIABILITAS UNTUK SUSTAINABILITAS BPJS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. juga tak lepas dari pertimbangan dari hasil pekerjaan yang didapat. Tabungan

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT

VISI DAN MISI BPJS KESEHATAN TAHUN Fachmi Idris Direktur Utama

Transkripsi:

1 Problem dan Tantangan dalam Implementasi Skema Pensiun Publik Indonesia di masa datang yang berdasarkan pada UU No 40/2004 tentang SJSN H. Bambang Purwoko Anggota DJSN dan Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pancasila Serangkaian Konsultasi tingkat Nasional oleh ILO bekerjasama dengan Dewan Ekonomika Sosial PBB tertanggal 24-25 Februari 2015 di Hotel Borobudur-Jakarta

2 DAFTAR ISI 1. Bentuk Pensiun Publik di Indonensia seperti apa?... 3 2. Masalah-Masalah Implementasi Pensiun Publik,... 6 3. Tujuan Penyelenggaraan Pensiun Publik,... 8 4. Implementasi Strategi Pensiun Publik,... 14 5. Kesimpulan dan Rekomendasi,... 16 6. Sumber Referensi Terbatas,... 17

3 1. PENSIUN PUBLIK DI INDONESIA SEPERTI APA? Pensiun publik Indonesia sebagai pensiun jaminan sosial (PJS) mengacu pada UU No 40/2004 tentang SJSN sedangkan operasional2-nya tunduk pada Pasal-pasal 2-3-4, 39-42: - Pasal 2: Asas2 kemanusiaan, keadilan dan kemanusiaan - Pasal 3: SJSN bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan anggota keluarganya - Pasal 4: Prinsip-prinsip SJSN a. Kegotong-royongan b. Nirlaba c. Keterbukaan d. Kehati-hatian e. Akuntabilitas f. Portabilitas g. Kepesertaan bersifat wajib h. Dana amanat i. Imbalan investasi dipergunakan untuk program dan peserta

4 - Pasal 39 Ayat 1: PJS diselenggarakan dengan prinsip asuransi atau tabungan wajib. - Pasal 39 Ayat 2: PJS dikelola untuk mempertahankan kehidupan yang layak pada saat peserta kehilangan pekerjaan atau berkurang penghasilan-nya karena memasuki masa usia pensiun atau mengalami cacat total tetap. - Pasal 39 Ayat 3: Tipe PJS berdasarkan pada manfaat pasti. - Pasal 40: Peserta PJS adalah pekerja yang telah membayar iuran - Pasal 41 Ayat 1: Manfaat PJS berwujud uang tunai yang diterima setiap bulan sebagai pensiun hari tua, pensiun janda / duda, pensiun ahli waris anak s/d usia 23 tahun dan pensiun orang tua. - Pasal 41 Ayat 2: Setiap peserta atau ahli waris berhak mendapatkan uang pensiun berkala setiap bulan setelah memenuhi masa iur minimal 15 tahun. - Pasal 41 Ayat 3: Manfaat JP dibayarkan kepada peserta yang telah mencapai usia pensiun sesuai formula yang ditetapkan.

5 - Pasal 41 Ayat 5: Apabila peserta mencapai usia pensiun sebelum memenuhi masa iur 15 tahun, peserta tsb berhak mendapatkan seluruh akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannya. - Pasal 41 Ayat 7: Manfaat pensiun cacat dibayarkan kepada peserta yang mengalami cacat total tetap meskipun peserta tsb belum mencapai usia pensiun. - Pasal 42 Ayat 1: Besarnya iuran JP untuk peserta yang menerima upah ditentukan berdasarkan persentase tertentu dari upah atau penghasilan atau sejumlah nominal tertentu yang ditanggung bersama antara pemberi-kerja dan pekerja. Jadi tata-kelola pemerintah dan kepatuhan stakeholders: a. Acuan usia pensiun pekerja sektor swasta mengacu pada usia 55 sedang usia 60 sedang dalam usulan. b. Akumulasi iuran harus dimasukkan ke dalam satu pot agar membentuk kumpulan dana untuk pembayaran kembali santunan pensiun kepada pensiunan.

6 2. MASALAH-MASALAH IMPLEMENTASI PENSIUN PUBLIK a. Dari Sisi Perekonomian i. Usulan pertumbuhan perekonomian 6% dalam tahun 2015-2016 akan sulit dicapai karena pertumbuhan perekonomian tahun lalu masih harus dikoreksi dari 5,7 ke 5,5% (Business.com-Jakarta, 2014). ii. Konsekuensi implementasi PJS akan berdampak pada bertambahnya beban fiskal dalam 2040-2050. Hal ini merupakan masalah besar, karena rendahnya rasio pajak yang hanya 11% di tahun 2014 (BKF- Kemkeu). Untuk hal ini, tidak ada pilihan bagi Pemerintah Indonesia untuk menciptakan lapangan pekerjaan lebih banyak lagi. iii. Jumlah kemiskinan di tahun 2014 masih tinggi sebesar 86,4 juta yang merefleksikan 36% dibandingkan dengan jumlah penduduk 240 juta yang berarti bahwa 1 dari 3 orang Indonesia miskin. SJSN adalah cara efektif untuk reduksi kemiskinan secara sistemik (Kebj DJSN, 2014). iv. Karena kurangnya koordinasi kebijakan diantara K-L yang terkait dgn penyelenggaraan pensiun pegawai negeri di masa lampau, maka hal ini, PJS dirancang untuk seluruh pekerja agar memiliki penghasilan hari tua sebagai bagian dari reduksi kemiskinan secara bertahap.

7 b. Dari Sisi Ketenaga-kerjaan i. Berhasilnya kepesertaan pekerja dalam pensiun publik sesuai UU SJSN tergantung sepenuhnyaa dari kondisi ketenaga-kerjaan. Akan tetapi, tidak ada prospek ketenaga-kerjaan di tahun 2015 ini. ii. Masalah-masalah utama ketenaga-kerjaan terjadi karena terbatasnya kesempatan kerja; masalah jaminan pekerjaan; rendahnya upah pekerja di sektor formal dan juga rendahnya kepesertaan jaminan sosial (BPS, 2014). iii. Komposisi ketenaga-kerjaan antara sektor formal dan sektor informal lebih dominan pada sektor informal sebanyak 63.32% tanpa jaminan sosial. c. Dari Sisi Pandangan Pemberi-kerja i. Resistensi majikan dalam partisipasinya terhadap PJS yg berdasarkan UU SJSN adalah alasan tanggung-jawab ganda, yaitu pesangon sesuai UU 3/2003 dan pensiun privat sesuai UU 11/1992. ii. Tidak ada jaminan pemberi-kerja untuk memperkerjakan karyawan-nya sendiri lebih dari 15 tahun.

8 3. TUJUAN PENYELENGGARAAN PENSIUN PUBLIK DI INDONESIA a. Tujuan PJS bagi pekerja aktif saat sekarang adalah untuk mengurangi potensi kemiskinan yang bersangkutan di masa datang agar memperoleh bonus demografi yang akan terjadi dalam periode 2040-2050. b. PJS adalah manfaat FLAT secara relatif sebagai kekhasan jaminan sosial. c. Data rata2 upah, masa iur, usia peserta, inflasi dan seterusnya dengan basis kepesertaam digunakan dalam kalkulasi manfaat-iuran PJS. d. Mekanisme pembayaran manfaat pensiun sesuai prinsip gotong-royong e. Sumber2 utama pembiayaan iuran berasal dari pemberikerja- pekerja. f. Persyaratan penarikan manfaat PJS berlaku pada usia 55. g. JP-SJSN dapat merupakan tabungan wajib bagi peserta yang belum memenuhi masa iur 15 tahun tetapi ybs telah mencapai usia 55 tahun h. Iuran PJS dalam tahap awal di tahun 2015 adalah 8% yang mengacu pada pengalaman di Filipina, Trinidad dan Tobago sebesar 8,4%, kemudian iuran tsb akan disesuaikan sesuai progres perekonomian.

9 Bagaimana menghitung iuran pensiun publik bagi pekerja secara efektif? a. Tetapkan terlebih dulu secara subjektif, yaitu 8% yang merujuk pada kasus di Filipina, Trinidad dan Tobago bahwa iuran pensiun publik sebesar 8,4%. b. Gunakan indek waktu, yaitu rasio antara masa iur (c) dan masa menerima manfaat (b) yang diseting >1, kemudian tentukan iuran dasar antara 5-8%. Hasil perhitungan iuran adalah antara 6.25-10% (lihat Tabel 1). Tabel 1 Hasil Perhitungan Iuran Pensiun Publik dalam UU SJSN No Masa Iur Masa Menerima Indek Iuran Iuran (tahun) Manfaat Waktu Dasar Dasar (1) (2) (tahun) (3) (4)=(2)/(3) 5% (5)=(4)0,05 8% (6)=(4)0,08 1 15 10 1.50 0,0750 0,1200 2 20 15 1.33 0,0665 0,1064 3 25 20 1.25 0,0625 0,1000 4 30 25 1.20 0,0600 0,0960 5 35 30 1.16 0,0580 0,0928 Rata2 25 20 1.25 0,0625 0,1000

10 Tabel 2 Replacement Rates Menurut % Manfaat dan Masa Iur No Persentase Manfaat Pensiun Masa Iur (tahun) 15 20 25 30 1 1,00 0,150 0,200 0,250 0,300 2 1,50 0,225 0,300 0,375 0,450 3 2,00 0,300 0,400 0,500 0,600 4 2,50 0,375 0,500 0,625 0,750 Rata2 1,75 0,262 0,350 0,437 0,525 Tabel 3 Iuran Pensiun Publik SJSN Menjurut Komposisi Peserta Aktif dan Pensiunan dan Menurut Replacement rate yang diusulkan No Komposisi Peserta aktif dan Pensiunan Replacement Rate yang diusulkan (%) 33,34 50,00 66,67 75,00 1 2 : 1 16,67 25,00 33,33 30,50 2 3 : 1 11,00 16,50 22,00 24,75 3 4 : 1 8,33 12,50 16,67 18,75 4 5 : 1 6,67 10,00 13,33 15,00 Rata2 0,32 10,67 16,00 21,33 24,00

11 Tabel 4 Rujukan 5 x Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP), Batas Atas Upah dan Batas Bawah Upah serta Besarnya Manfaat Pensiun Publik No (0) PTKP sebagai satu2 nya katagori (x) (1) Variasi Upah (Rp Juta) (2)=(1)(2) Meningkatnya replacement rate sesuai penurunan upah (%) (3) Manfaat pensiun bulanan (Rp Juta) (4)=(2)(3) 1 5,0 10,0 33,34 3,34 2 4,5 9,0 37,00 3,33 3 4,0 8,0 37,34 2,98 4 3,5 7,0 38,00 2,66 5 3,0 6,0 39,00 2,34 6 2,5 5,0 40,00 2,00 7 2,0 4,0 41,67 1,67 8 1,5 3,0 44,67 1,34 9 1,0 2,0 50,00 1,00 Sumber: Purwoko, 2014 PTKP yang terendah Rp 2 juta sebagai pengganti UMP, karena inkonsistensi UMP yang terjadi di masing masing provinsi.

12 Tabel 5 Proyeksi Kasar tentang PTKP Batas Atas dan Batas Bawah dengan rata2 Inflasi Tahunan 5% (Rp juta) No 2015 2020 2025 2030 1 10,0 12,76 16,28 20,78 2 9,0 11,48 14,66 18,70 3 8,0 10,21 13,03 16,62 4 7,0 8,93 11,40 14,55 5 6,0 7,66 9,77 12,47 6 5,0 6,38 8,14 10,39 7 4,0 5,10 6,51 8,31 8 3,0 3,83 4,88 6,23 9 2,0 2,55 3,26 4,15 Sumber: Purwoko, 2014

13 Tabel 6 Proyeksi Kasar tentang Manfaat Pensiun Bulanan atas dasar Rata2 Inflasi Tahunan 5% (Rp Juta) No 2015 2030 2035 2040 1 3,34 6,94 8,86 11,31 2 3,33 6,92 8,83 11,27 3 2,98 6,19 7,91 10,09 4 2,66 5,53 7,06 9,00 5 2,34 4,86 6,21 7,91 6 2,00 4,15 5,31 6,77 7 1,67 3,47 4,43 5,65 8 1,34 2,78 3,55 4,54 9 1,00 2,07 2,65 3,38 Sumber: Purwoko, 2014

14 4. IMPLEMENTASI STRATEGI PENSIUN PUBLIK Implementasi strategi didefinisikan sebagai persiapan Pemeritnah, DJSN dan pihak2 lain untuk melakukan berikut aksi-aksi secara berahap: a. Mematuhi UU SJSN terlebih dulu khususnya Pasal-pasal 2-3-4 dan 39-42 tentang Pensiun SJSN sebagai pensiun publik; b. Memperluas kepesertaan pensiun publik sebagai aksi prioritas sebagai amanat UU SJSN tanpa opsi; c. Merancang metoda pembiayaan pensiun publik yang bisa diterima oleh pekerja, pemberi-kerja dan pemerintah; d. Melakukan cut off terhadap program pensiun yang ada, sebagai contoh kepesertaan pensiun publik berlaku untuk pekerja baru sama sekali; e. Memberikan prioritas bagi pekerja yang sama sekali belum memiliki program program pensiun agar menjadi peserta pensiun publik yang dikelola BPJS Ketenaga-kerjaan f. Melakukan kontrol oleh DJSN terhadap implementasi pensiun publik yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenaga-kerjaan; g. Menghitung besarnya iuran pensiun publik yang diskedul untuk penyesuaian secara bertahap (lihat tabel 7); h. Menjalin hubungan yang erat dengan para pemangku-kepentingan sambil mengembangkan kultur yang sehat untuk tujuan tercapainya pensiun jaminan sosial yang komprehensif bagi seluruh pekerja.

15 Tabel 7 Penyesuaian Iuran, Iuran Bersama dan Replacement Rates 2015-17 2018-20 2021-23 2024-26 2027-29 1. Penyesuaian Iuran 8% 10% 12% 14% 16% 2. Iuran a. Majikan 5% 6% 7% 8% 9% b. Pekerja 3% 4% 5% 6% 7% 3. Replacement rate yang diusulkan 4. Usulan usia pensiun 33% 40% 48% 56% 64% 55 58 60 62 65 5. Skedul implementasi Awal operasi Rekomendasi ILO Sesuai Pasal 3 UU SJSN Sesuai Pasal 3 UU SJSN Cukup atau berlanjut Sumber: Purwoko, 20 Pebruari 2015

16 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Ada pepatah bahasa Inggris yang kita lupa, yaitu if you are not part of the solution, you are part of the problem: a. Sebagaimana diketahui, kemiskinan lasia tak bisa diselesaikan dengan hanya memberikan BLT. Untuk solusi ke depan kita harus bangun sistem pensiun yang berbasis gotong royong sesuai UU SJSN. b. Pernyataan universal Sekretaris Jendral ILO bahwa, bahwa Dunia tidak kekurangan susmber-sumber untuk menghapus kemiskinan, tetapi yang terjadi adalah tidak adanya prioritas yang benar. Jaminan sosial-pun masih belum merupakan prioritas di negara-negara tertentu. c. Satu2-nya hal yang dapat kita lakukan atas problem pensiun terlepas apakah adanya beban fiskal atau tidak, lebih baik kita lakukan sekarang secara bertahap daripada tidak berbuat apa-apa. Jika tidak, maka kita akan dibayang bayangi hal-hal ketakutan secara terus menerus. d. Konsekuensi Pemerintah dalam implementasi pensiun publik yang wajib begitu banyak, antara lain perlunya persiapan tata-kelola dalam proteksi sosial yaitu dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan menjamin-nya serta perbaikan remunerasi untuk proteksi sosial seluruh pekerja.

17 6. SUMBER BACAAN TERBATAS,Business.com-Jakarta, 2014,UU No 40/2004 tentang SJSN,BPS tentang Statistik Ketenaga-kerjaan (2014),Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, 2014. Purwoko, B, (2011), Sistem Proteksi Sosial dalam dimensi Ekonomika, Penerbit Universitas Islam Jakarta. Purwoko, B, (2013), Persamaan Iuran dan Manfaat JP-SJSN untuk keperluan Keseimbangan Pendanaan Jangka Panjang, Makalah Kebijakan untuk DJSN tgl 7-7- 2013. Purwoko, B, (2013), Pensiun Jaminan Sosial (PJS): suatu Illustrasi dalam Pemberian Manfaat PJS yang relatif sama untuk semua di beberapa Negara sebagai contoh, Makalah untuk DJSN per 26-11-2013 Jakarta, 18-21 Pebruari 2015 BPurwoko