ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

dokumen-dokumen yang mirip
Addr : : Contact No :

Pengantar Sistem Produksi Lanjut. BY Mohammad Okki Hardian Reedit Nurjannah

Pemodelan Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom

Enterprise Resource Planning (ERP)

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)

Pembahasan Materi #11

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

Analisis Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ.

Sistem Informasi Akuntansi I. Modul ke: 13Feb. Pengantar ERP (Enterprise Resource Planning) Fakultas. Afrizon, SE, M.Si, Ak. Program Studi Akuntansi

MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business

Enterprise Resource Planning (ERP)

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

ERP ( Enterprise Resource Planning )

Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU


ERP ( Enterprise Resource Planning ) Perencanaan Sumber Daya Perusahaan

KONSEP SISTEM INFORMASI

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam

MRP(MATERIAL REQUIREMENT PLANNING ) OLEH YULIATI, SE, MM

BAB III Landasan Teori

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10

STRATEGI RANTAI PASOKAN

Enterprise Resource Planning

: Yan Ardiansyah NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

PERENCANAAN PRODUKSI F I T H R O T I N M A U L I D I Y A H A L F A I D A H

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah produk akan sampai ketangan pemakai akhir setelah setidaknya

Pertemuan 4 Sejarah Perkembangan ERP

A. Pengertian Supply Chain Management

Enterprise Resource Planning (ERP)

Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA

Pemodelan Proses Bisnis

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN PROSES PRODUKSI

OBJEK PEMBELAJARAN OBJEK PEMBELAJARAN. Pertemuan 1 Konsep Dasar ERP. Gambaran Umum ERP. Definisi Sistem Informasi Klasifikasi Sistem Informasi

MRP. Master Production. Bill of. Lead. Inventory. planning programs. Purchasing MODUL 11 JIT DAN MRP

Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis

وإذ تا ذن لي ني ن ربكم شكرتم لا زیدنكم ولي ن إنن كفرتم عذابي لشدید Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur

BAB 2 LANDASAN TEORI

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE

BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

PERENCANAAN TEKNOLOGI OLEH: MEGA INAYATI RIF AH, ST., M.SC.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

Pengantar Manajemen Produksi & Operasi

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

SISTEM BISNIS ELEKTRONIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)

BAB 1 PENDAHULUAN. PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat

Informasi harus memeiliki karakteristik seperti di bawah ini agar berguna dalam mengambil keputusan pada rantai pasok :

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 2: STRATEGI SUPPLY CHAIN

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang produksi kapal beserta

Mode Distribusi & Transportasi. Tita Talitha, MT

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2016

ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK

ANALISA PROSES BISNIS

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Tuesday, February 16, 2016 Prepared by Purdianta 1 MANFAAT IMPLEMENTASI. Purdianta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Rantai Pasokan

K E L O M P O K S O Y A : I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8).

SISTEM LINTAS FUNGSI PERUSAHAAN Sistem lintas fungsi perusahaan merupakan sistem yang mendukung/berfokus pada penyelesaian berbagai proses bisnis dasa

BAB 1 PENDAHULUAN I-1

BAB II STRATEGI OPERASI

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

BAB I FUNGSI OPERASI 1.1. Definisi Manajemen Operasi

BAB 2 PEMASOK SUSTAINABEL

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi memiliki dampak penting bagi dunia bisnis. bergantung pada dukungan dan kemampuan sistem TI.

SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga

MEMPRODUKSI BARANG DAN JASA (PRODUCING GOODS AND SERVICES) Gambar 11.1 Proses Transformasi Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 3 Faktor Pengendali Supply Chain

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam

Transkripsi:

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi

Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab 2

Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Industri manufaktur : Satu bahan bentuk produk lain (komponen atau barang jadi) Melibatkan penggunaan mesin dan tenaga manusia dan dilakukan secara bertahap Bahan mentah atau setengah jadi harus dikelola dengan optimal

Berdasarkan tata kelola order atas produk, jenis perusahaan manufaktur : Make to Order (MTO) Make to Stock (MTS) Assembly to Order (ATO) Engineering to Order (ETO) Configure to Order (CTO) Process Manufacturing dan discrete Manufacturing Yang perlu jadi perhatian Bill of materials Value chain

Make to Order (MTO) Mulai mengolah material setelah menerima pesanan bahan baku hanya dibeli jika ada pesanan Biasanya pada perusahaan yang melayani kostumasi produk atau membuat produk yang unik Bergantung pada perencanaan produksi dari perusahaan pemberi order (konsumen) Akhirnya waktu pembuatan produk lama dan butuh biaya produksi yang tinggi

Ciri-ciri : Produksi sesuai spesifikasi customer Customer mau menunggu Biaya pembuatan produk dan penyimpanannya mahal Produsen dan konsumen dapat saling berdiskusi Fokus operasionalnya adalah pada pesanan spesifik, bukan pada partnya Contoh: Pembuatan konstruksi material Pembuatan pagar Pembuatan kaleng minuman

Make to Stock (MTS) Kebalikan dari MTO Produk dibuat dan disimpan di sebuah gudang penyimpanan (warehouse) sebelum menerima pesanan konsumen Konsumen dapat membeli produk baik langsung dari gudang atau outlet ritel Atau perusahaan mengirimkan produk tersebut ke perusahaan lain Sangat tergantung pada analisis pasar dan perkiraan kebutuhan (demand) dalam merencanankan proses produksi Varian produk tidak terlalu banyak Waktu pembuatan produk lebih cepat dan biaya lebih murah

Ciri-ciri: Produk merupakan kebutuhan pokok Produk bukan merupakan barang subtitusi Produk diproduksi secara massal Perusahaan memiliki resiko yang tinggi berkaitan dengan investasi inventori Contoh: Pembuatan sabun Produksi bahan makanan

Assembly to Order (ATO) Order dikerjakan dengan cara melakukan proses perakitan atas komponen-komponen untuk menghasilkan produk Komponen yang dirakit standar Setelah pesanan diterima, baru dirancang jadwal produksi Komponen yang dibutuhkan baru dipesan setelah perusahaan menerima pesanan dari konsumen Metode ini mempersingkat waktu penerimaan order hingga penyerahan produk (delivery) ke konsumen

Ciri-ciri: Hanya memproduksi komponen-komponen penyusun dari produk Produksi komponen secara massal Contoh: Pembuatan mobil (otomotif) Pembuatan kapal Pembuatan komputer

Engineering to Order (ETO) Melayani kostumasi penuh bagi para konsumen Karakteristik variasi, kostumasi dan fleksibilitas atas pengerjaan order Segala produk dibuat berdasarkan order tertentu dan berdasarkan harga tertentu Perusahaan tidak menyimpan bahan baku yang dibutuhkan sebelum mendapat spesifikasi order Biaya produksi tinggi

Ciri-ciri: Tidak ada persediaan produk Pembelian dan permintaan material berdasarkan spesifikasi permintaan customer Perusahaan tidak mempunyai resiko berkaitan dengan investasi inventori ETO sangat cocok untuk produk-produk baru / unik secara total Contoh : Pembangunan perusahaan Pembuatan kapal Pembangunan rumah

Configure to Order (CTO) Perpaduan antara ATO(fitur dan pilihan terbatas) dan ETO(kebebasan pilihan dan fitur) Dapat melakukan penyederhanaan proses penerimaan order dan mempertahankan fleksibilitas ETO

Secara tradisional MTO dapat memilih untuk menjadi ATO atau ETO Pemasok ATO menghadapi tantangan pengembangan produk, fitur dan fleksibilitas dalam memenuhi order Manufaktur ETO menghadapi tekanan kebutuhan standarisasi atas beberapa jenis produk untuk menekan biaya dan mempertahankan posisi kompetitif

diskusikan Jenis perusahaan apa yang telah kelompok kalian tentukan Jelaskan mengapa dimasukkan kategori tersebut

Process Manufacturing dan discrete Manufacturing Klasifikasi lain dari jenis manufaktur berdasarkan produk yang dibuat Process manufacturing adalah pabrik yang membuat produk bahan jadi yang sifatnya kompleks Misal pabrik pengolah minyak bumi, gas, garam, dsb Discrete manufacturing adalah kebalikan dari process manufacturing, dimana jenis produk mudah dihitung Misal pensil, lampu, telepon, sepeda dsb Perbedaanya pada discrete manufacturing, setiap unit kerja membuat bagian yang berbeda dengan unit kerja lain, kemudian digabung menjadi satu

Bill of materials Daftar kebutuhan material (bahan baku dan komponen siap pakai) yang harus disediakan untuk proses manufakturing Dijadikan landasan untuk merancang pengadaan material (pemeriksaan stok/pembelian kekurangan bahan baku) Dijadikan landasan untuk merancang proses produksi (menentukan penjadwalan dan perhitungan kapasitas produksi) EBOM (engineering bill of material) adalah BOM yang dibuat oleh bagian perancangan produk EBOM kadang mengalami beberapa perubahan ketika dikonversikan menjadi desain berdasarkan sudut pandang manufaktur Perubahan ini karena penyesuaian bentuk untuk kemudahan produksi, bahkan dalam kondisi tertentu dapat mengubah struktur komponen, komposisi material atau perhitungan bahan baku yang diperlukan BOM yang dibuat oleh bagian perancangan produksi disebut MBOM (manufacturing Bill of Material)

Contoh BOM Level Product structure for Awesome (A) 0 A 1 B (2) Std. 12 Speaker kit C (3) Std. 12 Speaker kit w/ amp-booster 2 E (2) E (2) F (2) Std. 12 Speaker booster assembly 3 D (2) Packing box and installation kit of wire, bolts, and screws G (1) D (2) Amp-booster 12 Speaker 12 Speaker

Value chain Proses manufaktur dapat digambarkan sebagai sebuah model pertambahan nilai atas bahan baku hingga menjadi produk yang dinikmati konsumen Model yang lazim digunakan untuk memodelkan proses pada industri manufaktur adalah model rantai nilai (value chain) Pada model ini, semua aktifitas manufaktur diidentifikasi dan digambarkan sebagai sebuah rangkaian proses yang berkaitan Sering digunakan untuk mengklasifikasikan aktifitas pada manufaktur dan menentukan dukungan yang diperlukan untuk masing-masing aktifitas Model value chain membagi aktifitas pada industri manufaktur menjadi dua kelompok besar yaitu aktifitas utama dan aktifitas pendukung [POR-1985]

Value chain : aktifitas utama Aktifitas utama adalah aktifitas yang berhubungan dengan kegiatan pertambahan nilai atas produk utama industri tersebut Yang termasuk aktifitas utama antara lain : 1. Inbound logistic (sourcing & procurement) 2. Operations & production 3. Outbond logistics (warehousing, despatch & delivery) 4. Sales dan marketing 5. Services

Value chain

Inbound logistic menggambarkan proses pengadaan bahan baku dari pemasok hingga disimpan di gudang penyimpanan Pada proses inbound logistic terjadi pertambahan nilai atas bahan baku ketika berpindah dari pemasok ke tempat penyimpanan Selanjutnya produk mengalami proses produksi yang membuat produk mengalami pertambahan nilai Outbound logistic menggambarkan aktifitas yang dilakukan terhadap barang output dari proses produksi agar siap diterima konsumen, meliputi Packing (pengemasan) storing (penyimpanan) Shipping (pengiriman)

Setelah itu agar produk dapat terjual dilakukan aktifitas pemasaran produk Terakhir layanan purnajual (services) untuk menjaga kepuasan konsumen dan menjaga kualitas produk Pada tiap rangkaian proses tersebut, barang akan mengalami pertambahan nilai yang dapat meningkatkan keuntungan Aktifitas value chain didasari filosofi bahwa keuntungan (profit) dapat ditentukan : Sejauh mana perusahaan memelakukan penghematan (cost) Sejauh mana perusahaan meningkatkan nilai produk Pada semua rantai proses bisnis yang terjadi

Value chain : aktifitas pendukung Aktifitas utama diatas memerlukan aktifitas pendukung, antara lain : Procurement Technology development Human resource management Infrastructure (keuangan, akuntansi, manajemen) Setiap aktifitas pendukung tersebut dapat mendukung salah satu atau beberapa aktifitas utama Organisasi dengan rantai nilai di atas merupakan bagian dari aliran aktifitas yang lebih besar yang disebut sistem nilai Produsen memiliki value chain sendiri, distributer memiliki value chain sendiri. Konsumen juga memiliki value chain sendiri

diskusikan Proses value chain di perusahaan yang telah kalian buat jelaskan

Rantai Pasok, SCM dan ERP Sub Bab 2

Jika dilanjutkan ternyata semua proses pertambahan nilai (value chain) tersebut merupakan satu mata rantai yang berhubungan Hal ini mengacu pada konsep supply chain Supply chain menggambarkan sebuah mekanisme aliran material, informasi, pembayaran (uang) dan layanan dari pemasok bahan baku(supplier), ke pabrik produsen produk, kemudian ke gudang(warehouse) hingga sampai konsumen. Aktifitas-aktifitas yang terlibat pada supply chain meliputi: Pengadaaan Aliran uang Pengelolaan material Perencanaan dan kontrol produksi Logistic Kontrol inventori Distribusi dan penyaluran produk

Konsep ini kemudian berkembang menjadi manajemen rantai pasok (supply chain management SCM) SCM mengacu pada perencanaan organisasi dan koordinasi semua aktifitas dalam supply chain Pada saat ini SCM mengacu pada sistem terintegrasi yang mampu mengelola SC secara keseluruhan Aktifitas supply chain ini telah berkembang dan berevolusi selama 50 tahun terakhir, terutama dengan dukungan teknologi informasi

Aktifitas supply chain ini awalnya dikelola menggunakan kertas (paper based) yang tentu kurang efisien Muncul software untuk mendukung aktifitas setiap segmennya dan tidak saling berhubungan, tetapi kembali muncul masalah, karena pada dasarnya setiap proses manufaktur berkaitan Konsep MRP (material requirement planning) muncul untuk menjawab masalah tersebut. Dan dipilih manajemen material sebagai dasar karena proses produksi tergantung pada ketersediaan material. MRP ini mengintegrasikan produksi, pengadaan dan manajemen inventory

Konsep MRP ini berkembang menjadi MRPII (Manufacturing Resource Planning) yang menambahkan manajemen alokasi SDM dan keuangan Sistem ini kemudian berevolusi menjadi konsep enterprise Resource Planning (ERP) yang mengembangkan manajemen pengelolaan meliputi konsumen dan pemasok internal Konsep ini terus berkembang hingga meliputi konsumen dan pemasok eksternal yang disebut extended ERP / SCM

Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Sub Bab 3

Semakin berjalannya waktu semakin banyak fungsi yang berkaitan dan meliput berbagai dimensi dalam proses manufaktur Beberapa dimensi yang terkait antara lain : Area fungsional Kombinasi proses transaksi dan dukungan pengambilan keputusan Penyertaan mitra bisnis pada sistem Konsep yang mendasari semua ini adalah integrasi Konsep tersebut hanya akan berhasil jika didukung oleh sebuah sistem software yang terintegrasi

Beberapa manfaat penting dari sistem terintegrasi Manfaat terhitung (tangible): Pengurangan inventory dan SDM Peningkatan produktifitas Pengelolaan order Pengelolaan keuangan Pengurangan biaya TI dan biaya pengadaan Peningkatan manajemen keuangan Pendapatan Pengurangan biaya transportasi dan logistic Pengurangan biaya pemeliharaan Peningkatan kualitas pengiriman produk yang tepat waktu

Manfaat tidak terhitung (intangable) : visibalitas dan transparansi informasi peningkatan proses atau terciptanya proses baru pandangan positif konsumen atas perusahaan fleksibilitas globalisasi dan peningkatan kinerja bisnis

Tugas kelompok Cari contoh perusahaan manufaktur (minimal 2) kemudian tentukan jenis perusahaannya (MTO, MTS, ATO, ETO, CTO) Sebutkan Bill of Material yang membentuk produk yang dihasilkan Dipresentasikan minggu depan, tanggal 26 September 2013 File presentasi diupload di elearning setelah selesai presentasi Jangan lupa beri nama anggota kelompok