(Submited : 6 Maret 2018, Accepted : 31 Maret 2018)

dokumen-dokumen yang mirip
INTISARI TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

ABSTRAK KUALITAS PELAYANAN RESEP DI APOTEK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HADJI BOEDJASIN PELAIHARI

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

Kata Kunci: Kualitas, Pelayanan Obat, Assurance

TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN OBAT DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG

ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS SEMPAJA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya

GAMBARAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN PADA UPT PUSKESMAS MUARA TEWEH DI KABUPATEN BARITO UTARA

INTISARI GAMBARAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DI PUSKESMAS BUNTOK

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

Diarti, et al, Studi Kualitas Pelayanan Apotek Ditinjau dari Tingkat Kepuasan Konsumen...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INTISARI GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN DISTRIBUSI OBAT PT.TRI SAPTA JAYA TERHADAP APOTEK DI WILAYAH BANJARMASIN TENGAH

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

ANALISI KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RSIA CICIK PADANG. Oleh: KHARISMA ROSA BP

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

INTISARI TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS SE KABUPATEN MURUNG RAYA

PERANAN APOTEKER DALAM PEMBERIAN INFORMASI OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI ANDI SULTHAN DAENG RADJA KABUPATEN BULUKUMBA

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, pemerintah telah menetapkan pola dasar pembangunan yaitu. pembangunan mutu sumberdayamanusia(sdm) di berbagai

EVALUASI PELAYANAN APOTEK BERDASARKAN INDIKATOR PELAYANAN PRIMA DI KOTA MAGELANG PERIODE 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

Evaluasi Kepuasan Konsumen terhadap Pelayanan (Farida Baroroh) 135

BAB I PENDAHULUAN. sarana pelayanan kefarmasian oleh apoteker (Menkes, RI., 2014). tenaga teknis kefarmasian (Presiden, RI., 2009).

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

: Dimensi Kualitas, Kepuasan Pasien, Askes Sosial, Pelayanan Rawat Jalan, Rumah Sakit

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

EVALUASI PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR ABSTRAK

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan

GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN OBAT PADA PASIEN BPJS DI DEPO FARMASI BLUD RSUD BALANGAN PERIODE MEI-JUNI TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS BATURETNO

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DI INSTALASI FARMASI RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO

BAB I PENDAHULUAN. menunjang aktivitas sehari-hari. Kesehatan adalah kondisi yang terus

DESKRIPSI MUTU PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI PESERTA PROLANIS BPJS DI PUSKESMAS PATARUMAN III KOTA BANJAR

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

KEPUASAN PASIEN BPJS (BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL) TERHADAP PELAYANAN DI UNIT RAWAT JALAN (URJ) RUMAH SAKIT PERMATA MEDIKA SEMARANG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN Sistem pelayanan kesehatan yang semula berorientasi pada pembayaran

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

Kata kunci : Kualitas pelayanan, Instalasi Farmasi, GAP, RSUD Ratu Zalecha Martapura

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

ABSTRAK. Hairun Nisa 1 ;Erna Prihandiwati,S.F.,Apt 2 ;Riza Alfian,M.Sc.,Apt 3

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. DR. R.

INTISARI GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN OBAT PADA PASIEN BPJS DI DEPO FARMASI BLUD RSUD BALANGAN PERIODEMEI-JUNI

KORELASI ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN HARAPAN SERTA PERSEPSI PASIEN DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK X DI DAERAH SEMINYAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Badan hukum yang

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI

ANALISIS IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS (IPA) TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI APOTEK PONTJOL SEMARANG

ANALISA TINGKAT KEPUASAN PASIEN BPJS TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN UNIT RAWAT JALAN DI IFRS SERANG

Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan di Instalasi Rawat Inap Ruang B2 THT & Kulit Kelamin RSUP Dr. Kariadi Semarang

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI DI PUSKESMAS SONDER

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

ABSTRAK STUDI KASUS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DASAR GRATIS DI KOTA BANJAR. Andini Dwikenia Anjani, 2008, Pembimbing : Felix Kasim, dr.

Kata Kunci : Medication Error, skrining resep, persentase ketidaklengkapan administrasi resep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

ABSTRAK. Kata Kunci : Pelayanan, Informasi Obat.

Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY

INTISARI STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN INFORMASI OBAT ANTIBIOTIK KEPADA PASIEN DI PUSKESMAS SUNGAI MESA BANJARMASIN

sakit, sehingga tidak ada pengelolaan sediaan farmasi, bahan medis habis pakai di

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

LAPORAN KEMAJUAN. Ketua : Dr. rer.nat. I.M.A.G Wirasuta,M.Si.,Apt.

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

Kata Kunci : Kepuasan pasien, Tingkat kepuasan pasien, dan lima dimensi kualitas pelayanan.

ABSTRAK. KUALITAS PELAYANAN RESEP DI PUSKESMAS TELUK DALAM BANJARMASIN H.M.Ridho 1 ; Yugo Susanto. 2 ; M.Erriyadi Fazri 3

KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN RESEP DI APOTEK KOPKAR RUMAH SAKIT BUDHI ASIH JAKARTA

INTISARI STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN INFORMASI OBAT ANTIHIPERTENSI KEPADA PASIEN DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Farmaka Volume 15 Nomor 3 96

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien

BAB I PENDAHULUAN. obat (Drug Oriented) ke pasien yang mengacu kepada Pharmaceutical Care.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

ABSTRAK. Ilma Nurpahmi 1 Emilia 2

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

Patient satisfaction in health services in Tanjung Priok Sub- District Community Health Center North Jakarta 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

*Syafrianti Yatim, ,**Dr. Teti Sutriyati, M. Si, Apt***Madania, S.Farm, M.Sc., Apt. Program Studi Si, Jurusan Farmasi, FIKK, UNG

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),

* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * **

Hubungan Antara Persepsi Ibu Hamil Tentang Mutu Pelayanan Antenatal Dengan Kepuasan Ibu Hamil Di Puskesmas Krobokan Kota Semarang

Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : Vol 6(2) : (Agustus 2017) ISSN-e :

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya yang dinilai mempunyai peranan cukup penting adalah penyelenggara

TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN APOTEK DI KOTA JAMBI ABSTRAK

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

Transkripsi:

TINGKAT KEPUASAN PASIEN PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN (The Level of Patient Satisfaction In Pharmaceutical Care at Puskesmas Pekauman Banjarmasin) (Submited : 6 Maret 2018, Accepted : 31 Maret 2018) Erna Prihandiwati 1, Muhammad Muhajir 1, Riza Alfian 1, Rina Feteriyani 2 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2 Puskesmas Pekauman Banjarmasin Email : ernaprihandiwati1@gmail.com ABSTRAK Pelayanan kefarmasian adalah salah satu bagian yang penting dalam pelayanan kesehatan karena termasuk dalam upaya kesehatan untuk menghilangkan gejala dari suatu penyakit, mencegah penyakit, serta menyembuhkan penyakit. Standar Pelayanan Kefarmasian merupakan tolak ukur yang digunakan sebagai acuan penyelenggaraannya bagi tenaga kefarmasian. Terpenuhinya standar tersebut diharapkan dapat memenuhi harapan dari pasien, yang terangkum dalam kepuasan pasien pada saat menerima pelayanan kefarmasian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kepuasan pasien Puskesmas Pekauman Banjarmasin terhadap pelayanan kefarmasian. Penelitian ini tergolong sebagai penelitian deskriptif. Metode pengumpulan sampel menggunakanconsecutive sampling dengan jumlah sampel 372 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Responden peneltian ini merupakan pasien di Puskesmas Pekauman Banjarmasin yang menerima pelayanan kefarmasian. Pengumpulan data dilakukan pada periode 25 April 13 Mei 2016 dengan menggunakan kuesioner kepuasan pelayanan kefarmasian. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pasien di Puskesmas Pekauman Banjarmasin yang mendapatkan pelayanan kefarmasian secara keseluruhan memiliki nilai rata-rata tingkat kepuasan pasien yaitu 68,03% yang berarti pasien merasa puas terhadap pelayanan kefarmasian yang diberikan berdasarkan indikator pengukuran tingkat kepuasan pasien. Kata kunci: tingkat kepuasan, pelayanan kefarmasian ABSTRACT Pharmacy services is one important element in the pharmaceutical services as required in the majority of health efforts to eliminate the symptoms of an illness, prevent disease, and to cure diseases. Standards of Pharmaceutical Services is a benchmark used as a guideline for pharmacy workers in organizing pharmaceutical services. Compliance to the standards in the pharmaceutical services are expected to meet the expectations of patients, it is summary as the patients satisfaction on pharmaceutical care.the aim this study was to identify the patient satisfaction levelon pharmacy services in Puskesmas Pekauman Banjarmasin. This research is descriptive research method consecutive sampling with a sample of 372 respondents who meet the inclusion and exclusion criteria, respondents present study is patients who receive pharmacy services at health centers Pekauman Banjarmasin. Data collection took place April 25 - May 13, 2016 using a questionnaire.the results of the study patient satisfaction level to pharmacy services at health centers showed Pekauman Banjarmasin in keselurahan value-average patient satisfaction rate is 68.03% which means the patients are satisfied with the pharmaceutical services provided. Keyword: the satisfaction level, pharmaceutical care journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 63

PENDAHULUAN Pelayanan kefarmasian memiliki peranan dalam upaya kesehatan untuk menghilangkan gejala dari suatu penyakit, mencegah penyakit, serta dapat menyembuhkan penyakit. Sebaliknya, pelayanan kefarmasian yang kurang optimal dapat menimbulkan kerugian pada pasien. Oleh sebab itu, pelayanan kefarmasian yang tepat, objektif, dan komprehensif sangat diperlukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Sulistyorini,2009). Pelayanan kefarmasian adalah wujud dari asuhan kefarmasian yang bertujuan untuk menjaga mutu sediaan farmasi dan menunjang keberhasilan terapi yang dijalani oleh pasien dalam pengobatan. Pelayanan kefarmasian adalah salah satu bagian dari pelayanan kesehatan di Puskesmas. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas bertujuan untuk mendukung tiga fungsi pokok pelayanan kesehatan di Puskesmas, yaitu sebagai pusat pemberdayaan masyarakat, pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, dan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang meliputi pelayanan kesehatan individu dan pelayanan kesehatan kelompok masyarakat. Pelayanan Kefarmasian bertujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menuntaskan masalah terkait obat dan masalah kesehatan pada umumnya. Paradigma pelayanan kefarmasian telah berubah dari orientasi produk (drug oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan berdasar kepada asuhan kefarmasian (pharmaceutical care) dalam standar pelayanan kefarmasian (Permenkes RI, 2014). Standar Pelayanan Kefarmasian adalah merupakan pedoman dan indikator bagi tenaga kefarmasian dalam penyelenggaraan pelayanan kefarmasian. Penyelenggaraan tersebut di Puskesmas akan berlangsung optimal dan memiliki mutu yang baik apabila didukung oleh ketersediaan sumberdaya manusia, ketersediaan perbekalan kefarmasian yang cukup, dan standar operasional prosedur sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Permenkes RI, 2014). Terpenuhinya standar dalam pelayanan kefarmasian diharapkan dapat memenuhi harapan dari pasien, yang biasa direpresentasikan sebagai kepuasan pasien. Kepuasan pasien digambarkan sebagai harapan dan kenyataan yang dirasakan pasien pada saat mendapatkan pelayanan kefarmasian. Pasien akan merasa puas apabila pelayanan kefarmasian yang diperoleh pada kenyataannya sama atau melebihi harapannya, sebaliknya pasien akan merasa tidak puas apabila pelayanan kefarmasian yang diperoleh pada kenyataannya tidak sesuai dengan yang diharapkan (Pohan, 2006). Kepuasan pasien akan terpenuhi apabila pemberian jasa pelayanan kesehatan dari Puskesmas kepada pasien sesuai dengan apa yang diharapkan pasien. Oleh karena itu berbagai faktor, seperti perbedaan persepsi yang diharapkan pasien dengan pemberi jasa palayanan kesehatan, maka jasa diterima berbeda dari persepi pasien (Subekti, 2009). Berdasarkan penelitian Isnaniah (2015) tentang Tingkat Kepuasan Pasien Puskesmas Sungai Bilu Banjarmasin terhadap pelayanan kefarmasian pada tahun 2015 disebutkan bahwatingkat kepuasan pasien didominasi kategori puas dengan presentase 73,25%. Kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di kategorikan menjadi 3 tingkat yaitu sangat puas, puas, dan tidak puas (Suprapto, 2011). Puskesmas Pekauman adalah salah satu pusat pelayanan kesehatan primer yang ada di Kota Banjarmasin. Puskesmas tersebut menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. berdasarkan kepada Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas tersebut perlu diukur agar pelayanan yang diberikan senantiasa sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. METODE Penelitian ini menggunakan desain survei dengan cara memberikan kuesioner kepuasan pelayanan kefarmasian kepada pasien untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien Puskesmas Pekauman Banjarmasinterhadap pelayanan kefarmasian. Pasien yang berpartisipasi dalam penelitian ini sejumlah 372 responden. Pengambilan sampel menggunakan metode consecutive sampling. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dijadikan sebagai sampel penelitian. Pada penelitian ini Kriteria inklusi sampel adalah pasien berusia 20 tahun, sehat mental, dan bersedia menjadi sampel penelitian. Kriteria eksklusi sampel penelitian adalah pasien buta huruf dan pasien yang baru pertama kali datang ke Puskesmas Pekauman journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 64

Banjarmasin untuk mendapatkan pelayanan kefarmasian. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar kuesioner yang diambil dari Peraturan Menteri Kesehatan Nomor30 tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian kemudian diberikan kepada pasien yang mendapatkan pelayanan kefarmasian di Puskesmas Pekauman Banjarmasin. Kuesioner yang diberikan terdiri dari 8 (delapan) butir pertanyaan yang meliputi 3 (tiga) butir soal Tangibles, 2 (dua) butir soal Reliability, 1 (satu) butir soal Responsivenes, 1 (satu) butir soal Emphaty, dan 1 (satu) butir soal Assurance dengan hasil skor sangat puas 3 (tiga) poin, puas 2 (dua) poin, tidak puas 1 (satu) poin. Hasil ukur Tabel 1. Tingkat Kepuasan Pasien Berdasarkan Dimensi Mutu Pelayanan dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu Tidak Puas (<56%), Puas (56% - <76%), dan Sangat Puas (76%-100%) (Supranto, 2011). Data dianalisis tiap dimensi dengan cara skor yang terbesar dalam satu dimensi dibagi dengan total skor dimensi tersebut dan dikalikan 100%. Data hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk persentase. HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian tingkat kepuasan pasien dari 372 responden di Puskesmas Pekauman Banjarmasin yang menerima pelayanan kefarmasian berdasarkan 5 dimensi pelayanan dapat dilihat pada tabel 1. Dimensi Responsivenes Emphaty Reliability Pernyataan Ketanggapan Apoteker Keramahan Apoteker Kejelasan Pemberikan Informasi Obat Perolehan Skor Sangat Puas Puas Tidak Puas F (%) Skor F (%) Skor F (%) Skor 73 (19,63%) 74 (19,9%) 39 (10,48%) 219 299 (80,37%) 222 298 (80,1%) 117 317 (85,21%) Total Skor % Skor Terbesar 598 0 0 817 73,2 596 0 0 818 73,29 634 16 (4,3%) 16 767 68,72 Assurance Kelengkapan Obat Kecepatan Pelayan Obat Kenyamanan Ruang Tungggu 26 (6,98%) 23 (6,18%) 16 (4,3%) 78 312 (83,87%) 69 319 (85,75%) 48 327 (87,9%) 624 34 (9,13%) 638 30 (8,06%) 654 29 (7,79%) 34 737 66,03 30 736 65,94 29 728 65,23 Tangibles Kebersihan Ruang Tunggu Ketersediaan leaflet informasi kesehatan 14 (3,76%) 10 (2,68%) 42 355 (95,43%) 30 327 (87,9%) 710 3 (0,8%) 654 35 (9,4%) 3 754 67,56 35 718 64,33 Jumlah 6075 544,3 Rata rata 759,3 68,03 Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa tingkat kepuasan pasien pada dimensi Responsivenes untuk pernyataan ketanggapan apoteker terhadap pasien, yang terbesar adalah menyatakan puas dengan skor 598 dengan persentase 73,20% jika dikonversi berdasarkan kategori tingkat kepuasan pasien maka tingkat kepuasan pasien pada dimensi Responsivenes adalah puas. Jumlah responden yang menyatakan puas adalah 299 responden (80,37%). Tidak ada satu pun pasien yang journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 65

menyatakan tidak puas. Hal ini mencerminkan bahwa pelayanan kefarmasian di Puskesmas Pekauman Banjarmasin pada dimensi Responsivenes sudah memenuhi harapan pasien. Responsivenes (Ketanggapan) yaitu kemampuan membantu konsumen (pasien) menyediakan pelayanan yang tepat dan cepat. Kemampuan yang dimaksud disini adalah bukan hanya dalam memberi pelayanan standar, namun juga memberi solusi ketika pasien memberi pernyataan atau keluhan dalam hal kefarmasian. Pada dimensi Emphaty pada pernyataan Keramahan Apoteker skor terbesar adalah yang menyatakan puas yaitu 596 dengan persentase 73,29 % dan jika di konversi pada pengukuran tingkat kepuasan pasien, maka pada dimensi emphaty tingkat kepuasan pasien pada kategori Puas. Jumlah responden yang menyatakan puas pada dimensi Emphaty sebanyak 298 responden (80,1%). Tidak adanya pasien yang menyatakan tidak puas mencerminkan bahwa di Puskesmas Pekauman Banjarmasin, pelayanan kefarmasian pada dimensi emphaty sudah memenuhi harapan pasien.emphaty merupakan pemahaman pemberi pelayanan kepada pasien, komunikasi yang baik terhadap pasien dan dapat memahami kebutuhan pasien dengan baik. Dimensi reliability pada pernyataan Kejelasan Apoteker memberikan Informasi Obat didapatkan skor terbesar adalah 634 yang menyatakan puas dengan persentase 68,72 %, dengan jumlah responden 317 (85,21%). Pernyataan Kelengkapan Obat didapatkan skor 624 dengan persentase 66,03% untuk kategori puas dengan jumlah responden 312 (83,87%). Selanjutnya dirata-rata pada dua pernyataan diatas maka persentaseskor rata-rata 67,37%, jika dikonversi pada pengukuran tingkat kepuasan pasien pada dimensi reliabilitymaka tingkat kepuasan pasien berada pada kategori puas. Pada dimensi ini terdapat responden yang menyatkan tidak puas sebanyak 16 responden (4,3%) untuk kejelasan memberikan informasi obat dan 34 responden (9,13%) untuk kelengkapan obat.reliability (Kehandalan) adalah merupakan kemampuan untuk melaksanakan jasa yang telah dijanjikan secara akurat dan konsisten. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada dimensi reliabilty sebagian besar pasien berada dalam kategori puas, namun ada juga pasien yang merasakanketidakpuasan disebabkan banyaknya pasien dalam waktu bersamaan,sehingga membuat para petugas untuk memberikan penjelasan Informasi Obat berkurang. Sedangkan pasien memberikan pernyataan tidak puas pada pernyataan Kelengkapan Obat disebabkan kekosongan obat dan alat kesehatan di Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Banjarmasin Dimensi assurance dijabarkan pada pernyataan kecepatan pelayanan obat. Hasil penelitian pada dimensi assurance yang terbesar adalah menyatakan puas dengan skor 638 (65,94%), dengan jumlah responden 319 responden (85,75%). Hasil skor 65,94% jika dikonversi pada pengukuran tingkat kepuasan pasien, maka tingkat kepuasan pasien pada dimensi Assurance pada kategori Puas. Assurance (Jaminan) merupakan kemampuan dalam membuat konsumen menjadi percaya dan yakin akan jasa yang diperoleh. Pada pelayanan kefarmasian pengaplikasian dimensi Assurance adalah melakukan dispensing dengan cepat dan sesuai dengan kesukaran resep yang dikerjakan.meskipun banyak pasien yang merasa puas pada pernyataan ini ada beberapa pasien yang menyatakan perasaan tidak puas pada dimensi assurance yaitu sebanyak 30 (8,06%) responden. Hasil penelitian pada dimensi assurance menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien sebagian besar dalam kategori puas, namun ada juga pasien yang menyatakan rasa tidak puas disebabkan banyaknya pasien dalam waktu bersamaan, sehingga ada pasien yang merasa lebih dulu meletakkan resep namun pada saat penyerahan obat dia lebih lama menunggu dari orang yang sesudahnya. Dimensi tangibles pada pernyataan kenyamanan ruang tunggu didapatkan skor terbesar adalah654 dengan persentase 65,23 %, jika dikonversi pada pengukuran tingkat kepuasan pasien termasuk dalam kategori puas, dengan jumlah responden 327 responden (87,9%). Responden yang menyatakan tidak puas sebanyak 29 responden (7,79%). Pada pernyataan Kebersihan ruang tunggu didapatkan skor terbesar yaitu 710 dengan persentase 67,56 %, jika dikonversi pada pengukuran tingkat kepuasan pasien maka termasuk dalam kategori puas, dengan jumlah responden 355 responden (95,43%) dan jumlah responden yang menyatakan tidak puas adalah 3 responden (0,8%). Pernyataan ketersediaan brosur, leaflet, poster, dan lain - lain sebagai informasi obat/ kesehatan didapatkan skor 654 dengan persentase 64,33 %, jika dikonversi pada pengukuran tingkat kepuasan pasien termasuk journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 66

dalam kategori Puas dengan jumlah responden 327 responden (87,9%) dan jumlah responden yang menyatakan tidak puas adalah 35 responden (9,4%). Hasil rata rata skor dari 3 pernyataan didapatkan persentase 65,7%, sehingga pada dimensi Tangibles tingkat kepuasan pasien berada pada kategori puas. Tangibles (bukti langsung) merupakan penampilan fasilitas peralatan dan petugas yang memberikan jasa karena pelayanan jasa tidak dapat dilihat, dicium, diraba, atau didengar tetapi hanya bisa dirasakan sehingga aspek yang dapat dilihat menjadi sangat penting sebagai ukuran terhadap pelayanan jasa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada dimensi tangibles, tingkat kepuasan pasien sebagian besar dalam kategori puas, namun ada juga pasien yang menyatakan rasa tidak puas disebabkan kurangnya tempat duduk di ruang tunggu apotek, dan kurangnya Brosur, Leaflet, Poster informasi Obat/ Kesehatan. Hasil penelitiantingkat kepuasan pasien pada 5 dimensi yang ditampilkan pada tabel 2 menunjukkan bahwa yang mendapat nilai tertinggi adalah kategori puas berjumlah 333 responden dengan persentase 89,51%. Tingkat kepuasan berikutnya adalah kategori sangatpuas berjumlah 35 responden dengan persentase 9,41%. Terdapat 4 responden yang termasuk dalam kategori tidak puas dengan persentase 1,07%. Hasil tersebut menjelaskan bahwa banyak pasien yang merasa puas pada pelayanan kefarmasian, karena apa yang diharapkan pasien telah sesuai dengan apa yang diharapkannya. Hanya ada beberapa pasien yang merasa kurang puas pada pelayanan kefarmasian yang mengindikasikan masih ada responden memiliki harapan yang lebih tinggi dari pelayanan yang diterimanya.penelitian selanjutnya diharapkan dapat menemukan intervensi yang tepat dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian yang diberikan. Tabel 2. Distribusi Respon berdasarkan Kategori Tingkat Kepuasan Karakteristik Tingkat Kepuasan Jumlah Sampel (N) Persentase (%) Sangat Puas 35 9,41 Puas 333 89,51 Tidak Puas 4 1,07 KESIMPULAN Berdasarkan data-data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan pasien Puskesmas Pekauman Banjarmasin terhadap pelayanan kefarmasian berada pada kategori puas dengan persentase 68,03% berdasarkan indikator pengukuran tingkat kepuasan pasien. DAFTAR PUSTAKA Anjaryani, W.D., 2009, Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan Perawat di RSU Tugurejo Semarang, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang. Azwar, A.,1996, Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan Aplikasi Prinsip Lingkaran Pemecahan Masalah, Pustaka Sinar Harapan,Jakarta, cit. Subekti, D., 2009, Analisis Hubungan Persepsi Mutu Pelayanan dengan Tingkat Kepuasan Pasien Balai Pengobatan (BP) Umum Puskesmas Di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2009, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang. Isnaniah, M., 2015, Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Tentang Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Sungai Bilu Banjarmasin, Karya Tulis Ilmiah, Banjarmasin. Kementerian Kesehatan, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014, tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Machfoedz, I., 2012 Metode Penelitian (Kuantitatif & Kualitatif), Fitramaya, Yogyakarta. Notoatmodjo, S, 2005, Metode Penelitian Kesehatan. Cetakan 3. Jakarta : Rineka Cipta. Parasuraman, A. Zeithaml, V. Berry L,1991 Kefinement and Reassesment of the SERVQUAL Scale, Journal of Retailing, cit. Subekti, D., 2009, Analisis Hubungan Persepsi Mutu Pelayanan dengan Tingkat journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 67

Kepuasan Pasien Balai Pengobatan (BP) Umum Puskesmas Di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2009, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang. Pohan, I., 2006, Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan, EGC, Jakarta. Puti, W.C., 2013, Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Pasien Rawat Jalan Dan Rawat Inap Rumah Sakit Otorita Batam, Skripsi, Universitas Widyatama, Bandung. Republik Indonesia, 2004, Undang Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, Sekretariat Negara, Jakarta. Subekti, D,2009, Analisis Hubungan Persepsi Mutu Pelayanan dengan Tingkat Kepuasan Pasien Balai Pengobatan (BP) Umum Puskesmas Di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2009, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang. Sulistyorini, E., 2009, Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Kedung Kandang Kota Malang, Karya Tulis Ilmiah, Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang, Malang. Suprapto, J., 2011, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Rineka Cipta, Jakarta. Umar, H., 1996, Riset Pemasaran dan Prilaku Konsumen, Jakarta Business Research Center, Jakarta. Wawan, A & M., 2010, Teori Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia, Nuha Medika, Yogyakarta. journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 68