IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

TATA LAKSANA PELAKSANAAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sapi Bakalan

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Pemilihan Bibit

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dari tahun ke tahun yang terus meningkat

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Bali (Bos sondaicus)

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Konsumsi Pakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

PEMBERIAN PAKAN PADA PENGGEMUKAN SAPI

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

TINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merah bata dan kaki bagian bawah berwarna putih (Gunawan, 1993). Menurut

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

HASIL DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN PAKAN PADA PERUSAHAAN PETERNAKAN SAPI POTONG CV. SUMBER BAJA PERKASA KABUPATEN KLATEN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

MANAJEMEN PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI CV. SUMBER BAJA PERKASA KABUPATEN KLATEN

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

memiliki potensi dapat tumbuh optimal setelah digemukkan. Prioritas utama bakalan sapi yang dipilih yaitu kurus, berusia remaja, dan sepasang gigi

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46

MATERI DAN METODE. Materi

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

BAB I PENDAHULUAN. Statistik peternakan pada tahun 2013, menunjukkan bahwa populasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

TINJAUAN PUSTAKA. Terletak LU dan LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi

Budidaya Ternak Kambing Dan Domba

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya dari pulau Madura. Sapi Madura merupakan ternak yang dikembangkan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

TINJAUAN PUSTAKA Kelinci Pertumbuhan Kelinci

VI ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

BERTEMPAT DI GEREJA HKBP MARTAHAN KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR Oleh: Mangonar Lumbantoruan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama 45 hari mulai pada Desember 2014 hingga

MATERI DAN METODE. Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk.

Coleman and Lawrence (2000) menambahkan bahwa kelemahan dari pakan olahan dalam hal ini wafer antara lain adalah:

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya penurunan kemampuan induk dalam mencukupi kebutuhan nutrient

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

I. PENDAHULUAN. juga mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memilki daya adaptasi yang

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Magang 1. Sejarah Perusahaan CV. Agro Sembarang Ladang adalah perusahaan yang bergerak dibidang peternakan sapi potong khususnya penggemukan (feedlot) sapi potong yang berdiri pada tanggal 1 Oktober 2005. Peternakan ini beralamatkan di Dukuh Sentono, Desa Ngawonggo, Kecamatan Ceper 57465, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah dengan kepemilikan oleh Bapak H. Zainal Fanani. Peternakan tersebut awalnya bernama CV. Sumber Baja Perkasa kemudian berganti nama CV. Agro Sembarang Ladang. Pada awalnya peternakan ini hanya memelihara 25 ekor sapi saja untuk penggemukan. Usaha sapi potong ini terus berkembang sampai dengan jumlah 130 ekor, pada tahun 2012 lalu perusahaan ini telah mengeluarkan sapi sebanyak 90 ekor, total sapi yang ada di peternakan pada tahun ini adalah 22 ekor. Bangsa-bangsa sapi yang dipelihara adalah Peranakan Ongole, Peranakan Limousin, Peranakan Simmental. Bakalan sapi tersebut diperoleh dari pasar hewan sekitar melalui blantik. Supervisor akan terjun langsung ke lapangan untuk mendapatkan bakalan-bakalan yang akan digemukkan tersebut. Hal-hal yang melatar belakangi Bapak H. Zainal Fanani untuk mendirikan peternakan sapi potong ini adalah : a. Topografi dan iklim yang ada didaerah Klaten khususnya kecamatan Ceper sangat baik digunakan untuk usaha peternakan khususnya penggemukan sapi potong, karena daerah ini mempunyai suhu sekitar 28 o C - 33 o C dengan curah hujan dan sinar matahari yang cukup, sehingga sangat cocok untuk lokasi peternakan. Selain itu, daerah yang datar dan tidak berbukit-bukit mempermudah akses kegiatan peternakan. b. Ketersediaan bahan pakan yang ada didaerah Klaten khususnya Ceper sangat cocok untuk peternakan sapi potong tersebut. Hijauan yang berupa rumput gajah dapat diperoleh commit dari to user sawah Bapak H. Zainal Fanani yang

digilib.uns.ac.id 22 sengaja untuk ditanami, sedangkan jerami didapatkan dari sisa produksi pertanian pada tempat penggilingan padi. c. Tersedianya tenaga lokal yang banyak dan potensial didaerah sekitar areal peternakan dapat diberikan pengalaman dan pengetahuan tentang pemeliharaan ternak. Peternakan tersebut dapat menyerap tenaga dan memanfaatkan sumber daya manusia yang ada di daerah sekitar peternakan sehingga mengurangi pengangguran. Peternakan sapi potong tersebut secara tidak langsung telah membantu perekonomian warga sekitar areal peternakan dengan terciptanya lapangan pekerjaan. Selain itu, peternakan tersebut juga ramah lingkungan karena tidak mencemari lingkungan dengan dimanfaatkannya limbah ternak yang langsung dibuang ke sawah yang digunakan untuk memupuk rumput gajah. Bapak H. Zainal Fanani mendirikan perusahaan peternakan ini dengan melihat adanya peluang yang baik di bidang peternakan khususnya penggemukan sapi potong. Selain itu, peluang pasar yang cukup besar dengan melihat permintaan akan kebutuhan dan konsumen daging yang selalu meningkat dari tahun ketahun. 2. Lokasi Perusahaan Lokasi ini terletak di daerah dataran rendah yang topografinya datar dan landai serta sekitar kandang merupakan area persawahan yang cukup luas. Daerah ini mempunyai temperature 28 0 C - 33 0 C dengan curah hujan sedang, dan sinar matahari yang cukup, sedangkan ketersediaan air disana sangat melimpah dan ketersediaan pakan hijauan yang sangat melimpah sehingga sangat mendukung usaha peternakan tersebut. Lokasi peternakan sebaiknya jauh dari pemukiman penduduk agar bau yang dihasilkan oleh ternak yang berupa limbah tidak mengganggu penduduk sekitar. Jarak peternakan atau kandang dari tempat pemukiman penduduk minimal 50 meter (Sarwono dan Arianto, 2002). Lokasi peternakan cukup dekat dengan pemukiman penduduk yaitu sebelah utara Dukuh Candi, meskipun dekat commit dengan to user pemukiman limbah yang dihasilkan

digilib.uns.ac.id 23 oleh peternakan ini tidak menggangu penduduk sekitar peternakan karena limbah tersebut langsung dibuang ke area sawah yang digunakan sebagai pupuk rumput gajah. Menurut pernyataan Santoso (2000), bahwa lokasi peternakan sebaiknya jauh dari lokasi pemukiman penduduk serta dekat dengan sarana transportasi, dekat dengan sumber air dan dekat dengan sumber pakan. Pemilihan lokasi peternakan sapi tergantung diantaranya pada geografi dan topografi, ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan bahan pakan, ketersediaan air, transportasi dan ketersediaan bakalan yang baik. Batas sebelah utara adalah pemukiman penduduk yang cukup padat yaitu Dukuh Candi, sebelah selatan Desa Sentono, sebelah barat area persawahan dan Desa Pandean, sedangkan sebelah timur berbatasan dengan area persawahan dan Desa Tegal Rejo. 3. Sturktur Organisasi Suatu perusahaan yang berhasil sukses dan berkembang pesat tidak terlepas dari perencanaan, aspek manajemen, dan kegiatan yang terorganisasi, oleh sebab itu setiap perusahaan atau instansi memerlukan struktur organisasi. Fungsi dari struktur organisasi adalah untuk menentukan, menempatkan, dan memberikan tanggung jawab pekerjaan terhadap karyawan atau tenaga kerja agar setiap karyawan atau tenaga kerja mengetahui hak dan kewajibanya. Secara struktural, susunan organisasi di peternakan ini terdiri dari pemilik sekaligus pimpinan, manajer/supervisor dan Kadiv. Pimpinan perusahaan tertinggi di peternakan ini dipegang oleh satu orang sebagai pemilik sekaligus direktur yaitu Bapak H. Zainal Fanani. Sebagai direktur memiliki wewenang untuk memimpin, mengoordinasi, mengatur, dan mengevaluasi setiap pelaksanaan kegiatan yang ada di peternakan. Dalam pelaksanaannya direktur membawahi : 1. Manajer/supervisor Manajer/ supervisor dipegang oleh Bapak Muhammad Ardiansyah. Manajer/supervisor mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

digilib.uns.ac.id 24 a. Mengawasi pelaksanaan kegiatan di setiap divisi yang ada. b. Mengelola usaha yang ada di peternakan. c. Melakukan pencatatan terhadap dana yang masuk maupun yang keluar. 2. Mandor Mandor dipegang oleh Bapak Kusni, mandor memiliki tugas pokok yang berhubungan dengan transportasi baik keluar ataupun ke dalam peternakan, mengawasi serta mengatur pembagian kerja karyawan. 3. Kadiv (Ketua Divisi) Kadiv (Ketua Divisi) bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan di setiap masing-masing divisi.

digilib.uns.ac.id 25 Pemilik/Pimpinan Bapak H. Zainal Fanani Manajer/Supervisor M. Ardiansyah Mandor Kusni Divisi Kandang Divisi Limbah Divisi Puyuh Feddlot Sapi Andri Adif Kambing & Domba Slamet Limbah Widodo Puyuh Yani Tarno Erwan Divisi Sawah Divisi Tukang Kayu Perawatan Moslem Ngumri Pemotongan Midun Ponirah Pengolahan Poniman,Paidi,Wiyono,Jimin Tukang kayu Sunar Pujianto Gambar 1. Struktur Organisasi CV. Agro Sembarang Ladang

digilib.uns.ac.id 26 B. Uraian Kegiatan Magang Kegiatan-kegiatan yang dilakukan diperusahaan adalah usaha penggemukan sapi potong atau feedlot. Kegiatan-kegiatan rutin yang dilakukan pada saat magang selama 1 bulan yaitu pembersihan kandang, pemberian pakan, penanganan kesehatan, pencampuran pakan, penyediaan bahan pakan, dan pengadaan sapi. Kegiatan dimulai pukul 07.30 WIB dengan membersihkan kandang dan tempat minum, kemudian pukul 08.30 WIB dan 13.30 WIB pemberian konsentrat sementara untuk pemberian hijauan diberikan pada pukul 09.30 WIB dan 15.30 WIB. Peternakan juga ikut serta dalam pemberdayaan masyarakat sekitar lokasi peternakann dalam memperbaiki perekonomian dengan menjadikannya sebagai tenaga kerja. Di peternakan ini terdapat 18 tenaga kerja, kegiatan kerja dimulai dari pukul 07.30 WIB 16.00 WIB, sedangkan pukul 11.30 WIB 12.30 WIB digunakan untuk istirahat. Setiap harinya karyawan mendapatkan makan siang satu kali. Sistem upah yang dilakukan di perusahaan ini menggunakan sistem mingguan atau gaji diberikan satu minggu sekali. C. Pembahasan Kegiatan Magang 1. Ternak Sapi Potong Penggemukan sapi potong adalah suatu sistem pemeliharaan terhadap sapi yang khusus untuk diambil dagingnya. Maksudnya sapi tersebut tidak dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan di sawah atau menarik pedati dan lain-lain. Jadi sapi tersebut hanya dikandangkan secara terus menerus untuk jangka waktu yang ditentukan dengan tujuan utama memperoleh bobot badan yang cepat meningkat sehingga diperoleh daging dengan kualitas baik dan kuantitas/berat yang lebih sebelum dipotong. CV Agro sembarang Ladang merupakan perusahaan yang baru dalam hal peternakan, usaha penggemukan sapi potong ini dijalankan karena pemilik telah mengamati bahwa kebutuhan daging sapi di Indonesia sangat banyak, hal tersebut dimanfaatkan oleh pemilik perusahaan guna meningkatkan kebutuhan daging sapi potong yang ada di Indonesia khususnya wilayah Klaten.

digilib.uns.ac.id 27 Tabel 1. Populasi Sapi No Bangsa Sapi Populasi (ekor) 1 Peranakan Limmousin 11 2 Peranakan Simmental 10 3 Peranakan Ongole 1 Sumber : Data Primer CV. Agro Sembarang Ladang Populasi ternak sapi potong yang ada pada peternakan tersebut berjumlah 22 ekor sapi potong terdiri dari bangsa sapi peranakan Limmousine berjumlah 11 ekor, bangsa sapi peranakan Simmental 10 ekor, dan peranakan Ongole berjumlah 1 ekor. Pada awalnya peternakan ini memiliki jumlah sapi mencapai 130 ekor sapi, penurunan populasi ternak tersebut karena pada hari raya idhul adha telah menjual banyak sapi dan hanya tersisa 20 ekor sapi. Pada pertengahan bulan januari perusahaan ini mendatangkan bakalan lagi sejumlah 2 ekor sehingga total populasi sapi yang ada saat ini sejumlah 22 ekor. Sistem pemeliharaan sapi potong di Indonesia dibedakan menjadi tiga, yaitu : intensif, ekstensif, dan usaha campuran (mixed farming). Pada pemeliharaan secara intensif, sapi dikandangkan secara terus-menerus atau hanya dikandangkan pada malam hari dan pada siang hari ternak digembalakan. Pola pemeliharaan sapi secara intensif banyak dilakukan petani peternak di Jawa, Madura, dan Bali. Pada pemeliharaan secara ekstensif, ternak dipelihara di padang penggembalaan dengan pola pertanian menetap atau di hutan. Pola tersebut banyak dilakukan peternak di Nusa Tenggara Timur, Kalimantan dan Sulawesi (Soeprapto dan Abidin, 2006). Peternakan ini dalam manajemen pemeliharaan sapi potong telah menggunakan sistem pemeliharaan secara intensif yaitu dengan cara mengandangkan sapi tersebut secara terus menerus dan pemberian pakan yang secara intensif guna mempercepat proses pertambahan berat badan dari sapi potong tersebut. Penggunaan sistem ini telah sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Soeprapto dan Abidin bahwa sistem pemeliharaan dibedakan menjadi 3 yaitu intensif, ekstensif, dan campuran. Perusahaan ini menggunakan sistem pemeliharaan secara intensif karena hal tersebut lebih mempercepat proses pertambahan berat badan dari sapi potong, karena sapi tersebut tidak melakukan kegiatan selain makan, minum, berdiri dan duduk

digilib.uns.ac.id 28 sehingga energi yang digunakan tidak terlalu banyak hal tersebut akan lebih cepat dalam proses pertambahan berat badannya. 2. Pengadaan Bakalan Sapi Potong Usaha ternak sapi potong merupakan usaha yang harus diperhitungkan secara matang. Dalam pengembangannya ternak potong memerlukan bibit yang tersedia secara kontinyu, dalam hal ini perusahaan harus benar-benar mempertimbangkan aspek bibit. Bilamana ketersediaan bibit kurang maksimal maka yang akan ditimbulkan adalah terhentinya usaha sapi potong. Dalam hal ini maka sangat merugikan bagi para pengusaha (Akoso, 1996). Perusahaan ini mendapatkan bibit sapi potong dari wilayah sekitar klaten dan pasar sunggingan boyolali. Dengan banyaknya ketersediaan bibit yang ada di sekitar wilayah klaten tidak mengganggu berjalannya peternakan ini. Ketersediaan bibit tersebut sangatlah penting bila tidak dapat terpenuhi maka akan menghambat berjalannya peternakan seperti yang telah disampaikan Akoso. Dalam pengadaan bakalan sapi potong peternakan ini telah memiliki syarat-syarat tertentu antara lain dari segi umur, postur tubuh, berat badan, kesehatan dan harga dari bakalan tersebut. Umur yang ditentukan untuk bibit sapi potong dalam peternakan ini berkisar antara 1,5 tahun 2 tahun, karena pada umur tersebut merupakan masa pertumbuhan sapi potong sehingga diharapkan akan mendapatkan PBB yang cepat. Postur tubuh yang dipilih tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, kemudian ternak tersebut haruslah sehat. Bobot badan berkisar antara 250 kg 350 kg dengan harga perkilogram sebesar Rp. 30.000. Usaha penggemukan sapi potong biasanya membutuhkan sapi jantan untuk digemukkan 3-4 bulan. Alasannya, pada umumnya sapi jantan memiliki pertumbuhan berat badan harian yang lebih tinggi daripada sapi betina, terutama yang masih produktif (Zainal, 2010). Perusahaan ini tidak mentargetkan dalam pemeliharaannya yakni setiap 4 bulan dijual melainkan menunggu bobot badan yang lebih dan harga jual pasar yang

digilib.uns.ac.id 29 tinggi, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Sistem yang dilakukan perusahaan ini berbeda dengan pendapat dari Zainal, 2010 hal tersebut dikarenakan kondisi pasar yang ada apabila harga jual di pasar naik dan bila baru mencapai masa pemeliharaan selama 3 4 bulan maka sapi yang telah digemukkan akan dijual. Jenis sapi yang digemukkan di perusahaan ini antara lain sapi PO (Peranakan Ongole), kemudian peranakan Limousin dan Simmental. Jenis sapi ini dipilih karena memeliki ketahanan tubuh yang baik serta PBBH yang cukup baik, meski sapi PO tidak memiliki PBBH sebaik peranakan limousin dan Simmental, sapi PO ini dipelihara guna untuk menyambut hari raya Idul Adha. Gambar bakalan terdapat pada lampiran 5. 3. Manajemen Perkandangan Kandang bagi sapi ternak potong merupakan sarana yang diperlukan meski ternak sapi tanpa kandang pun tidak banyak mengalami kesulitan. Kandang berfungsi tidak hanya sekedar sebagai tempat istirahat yang nyaman. Kandang untuk sapi potong bisa dibuat dari bahan-bahan sederhana dan murah, tetapi harus dibuat dengan konstruksi yang cukup kuat. a. Tipe Kandang Dewasa ini dikenal dua tipe kandang yang dipergunakan di Indonesia yakni kandang tipe tunggal dan tipe ganda. Didalam kandang tipe tunggal, penempatan sapi-sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran. Lain lagi didalam kandang tipe ganda, penempatan sapi-sapi dilakukan pada dua jajaran atau saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua baris atau jajaran sapi itu dibuat jalur untuk jalan. Jumlah sapi yang akan digemukkan mencapai jumlah 10 ekor maka lebih baik digunakan kandang tipe tunggal. Akan lebih baik digunakan kandang tipe tunggal. Akan tetapi, apabila jumlah sapi yang akan digemukkan lebih dari 10 ekor maka sebaiknya digunkan kandang tipe ganda. Kandang tipe ganda dan saling bertolak belakang

digilib.uns.ac.id 30 merupakan tipe kandang yang paling efisien dalam penggunaan tenaga kerja (Siregar, 2003). Kandang bagi ternak sapi yang digemukkan berfungsi sebagai tempat perlindungan dari hal yang mengganggu kenyamanan ternak seperti halnya cuaca panas ataupun hujan, sehingga bisa mempengaruhi kondisi ternak yang mengakibatkan terhambatnya pertambahan bobot badan ternak. Cuaca tersebut sangat berpengaruh terhadap produksi ternak, bila cuaca terlalu panas sapi akan membutuhkan energi banyak untuk mempertahankan suhu tubuhnya dengan demikian pertambahan bobot badan akan mengalami hambatan. Cuaca yang terlalu dingin juga mempengaruhi pertambahan bobot badan sapi potong, dengan adanya kandang untuk ternak potong tersebut dapat meminimalisir penurunan bobot badan sapi. Pada peternakan ini menggunakan tipe kandang ganda yaitu sapi saling berhadapan (head to head), sapi diikat dengan dua tali guna membatasi ruang gerak sapi. Peternakan ini memiliki 2 kandang tipe ganda (head to head) dengan ukuran 8 x 24 meter 2. Untuk memudahkan dalam pelaksanaannya, kandang diberi tanda yaitu kandang I, II, dan setiap kandang terdiri dari 2 baris yaitu A dan B, disetiap baris diberi tanda setiap masing-masing individu ternak. Kandang dibuat sedemikian rupa untuk memudahkan aktifitas kandang seperti pemberian pakan, pembersihan kandang dan penanganan kesehatan. Gambar tipe kandang terdapat pada lampiran 5. Setiap individu sapi menempati tempat berukuran 2,5 x 1,5 m didalam kandang kelompok. Tipe kandang ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak yang terbatas sehingga energi yang diperoleh dari pakan dapat lebih banyak masuk untuk produksi daging. Untuk membatasi gerak sapi peternakan ini menggunakan tali yang diikatkan pada leher dan dihubungkan dengan keloh, yang ditali pada dinding commit to tempat user pakan.

digilib.uns.ac.id 31 b. Konstruksi Kandang Atap kandang terbuat dari bahan genteng, seng, rumbia, asbes, dan lain-lain. Untuk daerah panas (dataran rendah) sebaiknya menggunakan bahan genting sebagai atap kandang. Kemiringan atap untuk bahan genting adalah 30-45%, asbes atau seng sebesar 15-20% dan rumbia atau alang-alang sebesar 25-30%, ketinggian atap dataran tinggi 2,5-3,5 meter. Bentuk dan model atap kandang hendaknya menghasilkan sirkulasi udara yang baik di dalam kandang, sehingga kondisi lingkungan dalam kandang memberikan kenyamanan ternak. Model atap untuk daerah dataran tinggi hendaknya menggunakan shade atau gable, sedangkan untuk dataran rendah adalah monitor atau semi monitor. Model atap monitor atau semi monitor adalah model kandang yang mempunyai atap dua bidang, sedangkan shade mempunyai atap satu bidang (Reksohadiprojo, 1984). Konstruksi kandang di perusahaan sudah baik dan kuat hal ini ditunjukan dengan dinding kandang yang telah dibuat permanen. Kandang di peternakan ini menggunakan kandang terbuka dengan atap monitor. Pembuatan atap kandang menggunakan asbes, dengan ketinggian 3,5-4 meter. Dengan ketinggian mencapai 4 meter akan memudahkan dalam sirkulasi udara yang berada dikandang selain itu kandang yang berada di peternakan ini merupakan dataran rendah apabila ketinggian atap kurang dari 3,5 meter maka akan membuat kondisi kandang menjadi panas dan berakibat pada produksi daging sapi potong. Tempat pakan di peternakan ini berbentuk cekungan dengan lebar 30 cm, kedalaman 40 cm dan panjangnya 50 cm. Tempat minum berada disebelah tempat pakan dengan lebar 30 cm, kedalaman 40 cm dan panjang 40 cm. Tempat pakan dan minum dibuat secara permanen agar tempat pakan dan tempat minum tidak mudah rusak.

digilib.uns.ac.id 32 c. Perlengkapan Kandang Peternakan memiliki peralatan yang memadai, seperti 2 cangkul, 2 skop, 2 garuk kecil, 4 sabit, 1 unit chooper, 1 unit timbangan duduk dengan kapasitas 250kg, 1 unit timbangan sapi dan mobil pick-up. Alatalat ini sangat menunjang pelaksanaan aktivitas kegiatan kandang, dengan demikian pekerjaan akan lebih lancar. Alat-alat diatas memiliki kegunaan yang berbeda-beda seperti cangkul, skop, dan garuk sering digunakan dalam pembersihan feses dari kandang dan pencampuran bahan pakan. Sabit digunakan untuk memotong rumput gajah yang ada dilahan, sedangkan chooper digunakan untuk mencacah atau menghaluskan hijauan segar. Timbangan duduk digunakan untuk menimbang bahan pakan, dan konsentrat yang akan diberikan pada ternak sapi potong. Timbangan sapi digunakan untuk menimbang sapi, penimbangan sapi dilakukan untuk tujuan tertentu seperti penimbangan untuk menentukan jumlah ransum, penimbangan sampel setiap sebulan sekali dan penimbangan ketika akan dijual. Alat yang tidak kalah penting adalah tempat menaikan dan menurunkan sapi. Tempat menaikan dan menurunkan sapi yang dimiliki oleh peternakan ini bukan berupa gundukan tanah atau beton melainkan hanya tanah yang dicor mendatar. Tempat menaikan dan menurunkan sapi ini dibuat mendatar karena memanfaatkan kontur tanah, kandang berada diatas sementara jalannya berada 70 cm berada dibawahnya. Dengan adanya tempat menaikan dan menurunkan sapi yang seperti ini peternakan terlihat tampak rapi, tanpa ada gundukan tanah sebagai tempat menaikan dan menurunkan sapi. 4. Manajemen Pakan a. Jenis Pakan Pakan mempunyai peranan yang penting, baik diperlukan ternak untuk memepertahankan hidupnya dan menghasilkan suatu produksi serta tenaga, bagi ternak dewasa berfungsi untuk memelihara daya

digilib.uns.ac.id 33 tahan tubuh dan kesehatan. Pakan yang diberikan pada seekor ternak harus sempurna dan mencukupi. Sempurna dalam arti bahwa pakan yang diberikan pada ternak tersebut harus mengandung semua nutrien yang diperlukan oleh tubuh dengan kualitas yang baik (Sugeng, 2005). Pakan yang diberikan untuk sapi potong di perusahaan ini terdiri dari 2 jenis yaitu hijauan dan konsentrat. Hal ini sesuai dengan pendapat Anggorodi (1991), yang menyatakan bahwa bahan pakan untuk sapi potong dikelompokkan menjadi dua yaitu hijauan dan konsentrat. a) Hijauan Jenis pakan hijauan yang digunakan di CV. Agro Sembarang Ladang yaitu rumput gajah. Rumput gajah diberikan dalam bentuk segar. Selain rumput gajah, hijauan segar lain yang juga diberikan yaitu rumput liar. Ternak sangat menyukai hijauan dalam periode tersebut, pemberian hijauan dalam jumlah banyak dapat dilakukan tanpa adanya gangguan pencernaan (overfeeding) atau nafsu makan (palatabilitas). Selain itu pemberian hijauan juga menjamin usus besar terisi dengan baik, hal ini diperlukan untuk mengatur pengeluaran feses. Kelebihan rumput gajah adalah sangat disukai ternak, pertumbuhannya cepat dan mengandung nilai gizi yang tinggi pada umur yang masih muda (sebelum berbunga). Kandungan nutrisi rumput gajah menurut Rukmana (2005), terdiri atas : bahan kering (BK) 19,9%; protein kasar (PK) 10,2%; lemak kasar (LK) 1,6%; serat kasar (SK) 34,2%; abu 11,7%; dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 42,3%. b) Konsentrat Pakan konsentrat yang digunakan di CV. Agro Sembarang Ladang yaitu menggunakan konsentrat campuran yang terdiri dari konsentrat jadi, wheat bran, dan ketela pohon, campuran dari bahanbahan tersebut bertujuan commit untuk to user meningkatkan nilai gizi pada pakan

digilib.uns.ac.id 34 sehingga memacu pertumbuhan pada sapi potong. Hal ini telah sesuai dengan pendapat Astuti dan Hardjosubroto (1993) yaitu konsentrat merupakan campuran bahan pakan ternak yang mutu dan gizinya baik serta mudah dicerna oleh ternak dengan kandungan protein yang tinggi dan kandungan serat kasar yang rendah. Konsentrat ditambahkan dalam pakan untuk meningkatkan keserasian gizi. Pemilihan konsentrat jadi (Nutrifeed) sebagai bahan utama dalam penyusunan konsentrat karena dinilai kandungan nutrisinya lebih lengkap, mudah dalam pengolahan kembali untuk difermentasi dan tidak banyak membutuhkan waktu, serta tenaga. Berikut adalah kandungan nutrisi pada konsentrat jadi (Nutrifeed). Tabel 2. Kandungan Nutrien Konsentrat Nutrifeed Nutrien Kandungan Bahan kering Min 86,00 % Protein kasar Min 13,50 % Serat kasar Min 16,00 % Lemak kasar Min 3,50 % BETA N Min 58,00 % Calsium Min 0,90 % Phospor Min 0,50 % Vitamin 0,3 KIU / Kg NE. g 1.400 Kkal / Kg DE 2.000 Kkal / Kg ME 2.500 Kkal / Kg Sumber : Brosur Nutrifeed (Januari 2013) Menurut Purnomoadi (2003), pakan yang diberikan pada ternak harus dapat memenuhi kebutuhan nutrien ternak untuk berbagai fungsi fisiologis tubuhnya, seperti hidup pokok dan produksi. Kebutuhan hidup pokok adalah kebutuhan nutrien untuk memenuhi proses-proses hidup saja tanpa adanya suatu kegiatan dan produksi (pertumbuhan, kerja dan produksi susu). Sedangkan kebutuhan produksi adalah kebutuhan nutrien untuk pertumbuhan, kebuntingan, produksi susu dan kerja. Nutrien diperlukan oleh ternak ruminansia untuk kebutuhan hidup pokok maupun untuk produksi

digilib.uns.ac.id 35 adalah energi, protein, mineral, vitamin dan air. Nutrien tersebut terdapat dalam berbagai jenis pakan yang dapat diformulasikan mejadi ransum. Berikut adalah kandungan nutrien bahan pakan penyusun ransum. b. Sumber Pakan Pakan di peternakan ini berupa hijauan dan konsentrat yang diformulasi sendiri. Hijauan berupa rumput gajah dan rumput liar yang diperoleh dari lahan sendiri. Untuk pakan konsentrat Nutrifeed diperoleh dari KJUB Puspetasari, Klepu, Ceper. Wheat bran diperoleh dari PT. Sriboga Raturaya, Semarang, starbio diperoleh dari LHM (Lembah Hijau Multifarm), Solo, ketela pohon diperoleh dari Jatinom, Klaten dan tetes diperoleh dari toko disekitar Ceper. Untuk pembelian konsentrat Nutrifeed, ketela pohon dan wheat bran biasanya diantar lansung oleh agen ke perusahaan. Bahan pakan tersebut kemudian disimpan dalam gudang pakan. Hal tersebut telah sesuai dengan pernyataan Edy dan Endang (2009), gudang pakan digunakan untuk menyimpan sementara bahan pakan yang belum siap disajikan kepada ternak. Persyaratan yang harus dipenuhi dari gudang konsentrat adalah terhindar dari serangan hama seperti tikus, serangga dan lain-lain yang dapat merusak kualitas pakan. Berikut adalah daftar harga bahan pakan penyusun ransum. Tabel 3. Daftar Harga Bahan Pakan No Jenis Pakan Harga (Rp/kg) 1 Konsentrat (Nutrifeed) 1.700 2 Wheat brand 3.000 3 Ketela pohon 1.000 4 Starbio 10.000 5 Tetes (Rp/liter) 1.000 Sumber : Data sekunder CV. Agro Sembarang Ladang. Pakan konsentrat yang diberikan untuk sapi potong terdiri dari tiga macam bahan pakan yaitu konsentrat Nutrifeed, wheat bran dan ketela pohon. Berikut adalah komposisi bahan pakan penyusun konsentrat.

digilib.uns.ac.id 36 Tabel 4. Komposisi Bahan Pakan Penyusun Konsentrat No Bahan Pakan Jumlah (kg) 1 Nutrifeed 500 2 Ketela pohon 150 3 Wheat bran 50 4 Starbio 0,5 5 Vitamin 0,5 6 Garam 1 7 Tetes (liter) 5 8 Air (liter) 15 Sumber : Data primer CV. Agro Sembarang Ladang. Pengolahan bahan pakan konsentrat yaitu dengan fermentasi. Bahan pakan yang difermentasi yaitu konsentrat jadi (Nutrifeed), konsentrat tersebut difermentasi dengan starbio sebagai starter. Konsntrat Nutrifeed difermentasi selama tiga hari. Sebelum diberikan kepada ternak, konsentrat Nutrifeed yang telah difermentasi terlebih dahulu dicampur dengan wheat bran dan ketela pohon yang terlebih dahulu dicacah dan dilayukan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi zat antinutrisi yang terkandung di dalam ketela pohon. c. Jumlah Pemberian Pakan Ternak sapi sebagai salah satu hewan ruminansia beralat pencernaan yang terbagi atas empat bagian, yakni rumen, retikulum, omasum dan abomasum. Dengan alat ini, sapi mampu menampung jumlah bahan pakan yang lebih besar dan mampu mencerna bahan pakan yang kandungan serat kasarnya tinggi. Pakan yang diberikan pada sapi potong harus memenuhi kebutuhan secara kuantitatif dan kualitattif. Kebutuhan kuantitatif dihitung berdasarkan bahan kering (BK). Kebutuhan BK untuk sapi penggemukan berkisar antara 3-4 persen dari bobot badan (Abidin, 2002). Jumlah pakan hijauan yang diberikan pada sapi potong di CV. Agro Sembarang Ladang sebanyak 12 kg/ekor/hari dan konsentrat sebanyak 10 kg/ekor/hari. Hasil dari perhitungan menujukkan bahwa bahan kering pakan yang dibutuhkan untuk sapi dengan bobot badan rata-rata 346 kg sebanyak 10,4 kg/ekor.

digilib.uns.ac.id 37 Maka didapatkan perbandingan hijauan dan konsentrat sebesar 23,1 : 76,9 persen. Kebutuhan ternak terhadap pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah kebutuhan nutrisi setiap hari sangat bergantung pada jenis ternak, umur, fase (pertumbuhan, dewasa, bunting, atau menyusui), kondisi tubuh (normal atau sakit) dan lingkungan tempat hidupnya (temperature, kelembaban). Dengan demikian setiap ekor sapi yang berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang berbeda pula. Di peternakan ini memberikan ransum berdasarkan berat badan sapi karena dianggap cukup tepat antara jumlah nutrisi dengan kebutuhan ternak. Ransum yang diberikan pada peternakan ini adalah konsentrat yang diformulasi sendiri, dan rumput gajah. Bahan pakan didalamnya mempunyai kandungan air, ada yang tinggi kandungan airnya dan ada pula yang rendah kandungan airnya didalam bahan pakan yang sangat bervariasi.dalam bahan pakan selain kandungan air juga memiliki kandungan bahan kering pakan, dalam bahan kering ini terdapat bahan organik dan anorganik. Bahan organik mengandung berbagai nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak dan vitamin, sedangkan bahan anorganik berupa mineral yang dikandungnya. d. Frekuensi Pemberian Pakan Frekuensi pemberian pakan yang ada di perusahaan ini yaitu sebanyak 4 kali dalam sehari. Pemberian pakan konsentrat dilakukan pada pagi hari pukul 08.30 WIB dan sore hari pada pukul 13.30 WIB. Untuk pakan hijauan diberikan pada pukul 09.30 WIB dan sore hari pada 15.30 WIB. Hal ini sesuai dengan pendapat Siregar (2007), yang menyatakan bahwa teknik pemberian ransum yang baik untuk mencapai pertambahan bobot badan yang lebih tinggi pada penggemukan sapi potong adalah dengan mengatur jarak waktu antara pemberian konsntrat dengan hijauan. Pemberian commit konsentrat to user dapat dilakukan dua kali dalam

digilib.uns.ac.id 38 sehari atau tiga kali dalam sehari semalam. Pemberian konsentrat dua kali dalam sehari semalam dapat dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 08.00 dan sekitar pukul 15.00. Lain lagi dengan pemberian konsetrat yang dilakukan tiga kali dalam sehari semalam. Hal ini dapat dilakukan pada saat pukul 08.00, sekitar pukul 12.00, dan sekitar pukul 16.00. Pakan hijauan diberikan dua jam setelah pakan konsenrat diberikan. Menurut Siregar (2007), pemberian konsentrat dan hijauan diatur dalam suatu teknik yang memberikan tingkat kecernaan ransum yang lebih tinggi sebab pemberian hijauan yang hampir bersamaan waktunya dengan pemberian konsentrat akan berakibat pada penurunan kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum. Hal ini terjadi karena mikroorgaisme dalam rumen mempunyai preferensi untuk mencerna konsentrat terlebih dahulu (umunya konsentrat lebih mudah dicerna daripada hijauan). Pemberian konsentrat yang dilakukan 1-2 jam sebelum pemberian hijauan bertujuan untuk meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum. Peningkatan kecernaan ini terjadi karena pada rumen sapi terjadi peningkatan populasi mikrobia rumen dan saat memakan hijauan mikrobia yang banyak akan membantu dalam proses pencernaannya. e. Cara Pemberian Pakan dan Air Minum Pemberian pakan yang dilakukan di CV. Agro Sembarang Ladang yaitu dengan cara dibatasi (restricted). Hal ini untuk menghindari terbuangnya pakan sehingga tidak efisien. Sebelum dilakukan pemberian pakan, setiap pagi tempat pakan dibersihkan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar tempat pakan bersih dari kotoran sisa pakan yang tidak termakan. Air minum diberikan secara terusmenerus (ad libitum). Tempat pakan dan minum dibuat dengan konstruksi yang mudah dibersihkan. Pemberian pakan di peternakan ini terdiri dari dua macam cara pemberian yaitu:

digilib.uns.ac.id 39 1) Pemberian Konsentrat Konsentrat setelah dicampur manual menggunakan skop dan cangkul kemudian dimasukkan kedalam bak plastik sesuai dengan kebutuhan ternak yang telah ditentukan oleh menejer. Konsentrat yang telah siap diberikan kepada ternak kemudian dibawa menuju kandang ternak menggunakan gerobak, dalam sekali jalan dapat membawa sampai 6 bak (110kg untuk 22 ekor sapi). Setelah tiba dikandang pakan dituang kedalam tempat pakan agar konsentrat tidak tercecer. 2) Pemberian Hijauan Segar Pemberian hijauan segar di peternakan ini sangat terpenuhi hal ini disebabkan karena perusahaan memiliki lahan sendiri untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak sapi potong. Rumput segar yang didapatkan dari lahan tidak dapat langsung diberikan kepada ternak, rumput tersebut harus dilakukan pencacahan dengan menggunakan chooper. Rumput yang telah dicacah kemudian dimasukkan kedalam karung sebanyak 10-20 kg per karung untuk 2-3 ekor sapi. Pemberian hijauan dilakukan pagi hari dan sore hari setelah pemberian konsentrat. Tubuh hewan juga memerlukan air untuk mengatur suhu tubuh, membantu proses pencernaan, mengangkut zat-zat pakan, dan mengeluarkan bahan-bahan yang tak berguna lagi. Kebutuhan air bagi hewan ternak tergantung pada berbagai faktor diantaranya kondisi iklim, bangsa sapi, umur dan jenis pakan yang disajikan. Kebutuhan air bagi sapi yang lebih muda lebih banyak, apalagi jika kondisi lingkungan atau suhu meningkat tinggi. Kebutuhan air tesebut dapat terpenuhi melalui air minum, air yang terkandung di dalam pakan dan air yang berasal dari proses metabolism zat pakan dalam tubuh (Sugeng, 1992). Kebutuhan sapi akan air sangat terpenuhi karena pemberian air minum untuk ternak commit sapi to potong user diberikan secara terus menerus,

digilib.uns.ac.id 40 tempat minum dibersihkan satu kali sehari setiap pagi hari. Air yang ada dalam tubuh sapi berfungsi untuk mengatur suhu badan, membantu proses metabolisme, mengangkut sari makanan keseluruh bagian tubuh dan mengeluarkan sisa makanan. 5. Manajemen Kesehatan dan Penyakit Kesehatan ternak merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha peternakan sapi potong. Kerugian besar seringkali disebabkan oleh timbulnya penyakit yang melanda ternak-ternak yang ada. Secara umum, kerugian usaha akibat serangan penyakit bias dilakukan dengan menjaga kesehatan ternak. Penyakit bakterial adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Penyakit viral adalah jenis penyakit yang disesbabkan oleh serangan virus (Edy rianto dan Endang purbowati, 2010). Kerugian yang cukup besar dalam usaha peternakan sapi potong seringkali disebabkan oleh timbulnya penyakit yang melanda ternak. Secara umum kerugian usaha akibat serangan penyakit bisa ditanggulangi dengan cara menjaga kebersihan dan menjaga kesehatan ternak tersebut, antara lain dengan cara sebagai berikut: a. Vaksinasi terhadap ternak secara teratur terhadap penyakit yang diketahui sering timbul di daerah tersebut. b. Menjaga sanitasi lingkungan dengan baik. c. Melakukakan desinfekstan pada kandang dan peralatan kandang. d. Memeriksa kesehatan ternak secara teratur. e. Menjauhkan ternak-ternak yang terkena penyakit menular dari ternak yang sehat. Peternakan ini lebih mengutamakan pencegahan daripada pengobatan. Pencegahan dilakukan dengan cara menjaga lingkungan kandang yang sehat agar bibit penyakit tidak mudah berkembang seperti menjaga kebersihan kandang, penyemprotan kandang dengan menggunakan desinfektan dalam jangka waktu tertentu. Pemberian pakan dan tempat minum yang terpisah dan selalu menjaga kebersihannya. Sanitasi merupakan cara tepat commit untuk to menganggulangi user terjadinya penyakit.

digilib.uns.ac.id 41 Sanitasi dilakukan sebagai upaya untuk menjaga kebersihan lingkungan, agar ternak terbebas dari serangan penyakit. Menurut Sugeng (2005) sanitasi lingkungan dilakukan untuk menciptakan rasa nyaman pada sapi maupun peternak, serta bebas dari gangguan infeksi penyakit yang dapat merugikan ternak. Sanitasi lingkungan dilakukan dengan cara membersihkan lingkungan kandang antara lain jalan, gang antar kandang, gang didalam kandang, tempat penampungan air, saluran drainase dan halaman dari kotoran. Pembersihan dengan menggunakan air dilakukan 2-3 hari sekali dengan cara menyemprotkan air kelantai kandang dan dinding. Penyakit yang paling sering menyerang sapi yaitu luka lecet yang diakibatkan karena gesekan dengan benda disekitar kandang atau karena serangga-serangga, penanganannya dengan memberikan obat gusanex dengan cara disemprotkan dengan cara 10 cm. Untuk meningkatkan nafsu makan dengan cara memberikan suntikan vitamin B-komplek, dengan dosis pemberian untuk sapi ukuran kecil dan besar 10-20 cc. Usaha pencegahan penyakit cacingan dengan memberikan Kalbazen-z. Diberikan saat dirasa perlu, dalam sekali pemberian 10 cc berat badan 400 kg keatas dan 5 cc untuk berat badan 200 kg kebawah, cara pemberiannya yaitu dengan memasukkan kedalam mulut sapi (per oral) (Siregar, 2002). Penyakit dan gangguan pencernaan yang sering muncul di peternakan antara lain cacingan, luka pada kulit, diare dan kembung. Akan tetapi selama pelaksanaan magang di peternakan ini tidak pernah terjadi sapi sakit sehingga hanya informasi yang didapatkan. Penyakit diare pada sapi tidak parah/fatal (feses tidak terlalu encer), selagi fesesnya tidak terlalu encer tidak dilakukan pengobatan hanya saja diberi perlakuan khusus seperti pemberian hijauan yang lebih banyak dan hijauan yang tidak terlalu muda. Kembung disebabkan oleh tingginya kandungan gas dalam pakan. Beberapa bahan pakan yang mengakibatkan kembung adalah pemberian hijauan muda yang terlalu commit banyak. to user Selain kembung dan diare penyakit

digilib.uns.ac.id 42 yang disebabkan oleh asupan pakan yang tidak tepat adalah keracunan. Keracunan dapat disebabkan oleh beberapa pakan yang dikonsumsi ternak, beberapa bahan pakan yang menimbulkan keracunan adalah asam sianida (HCN) yang terdapat pada rumput benggala, rumput bracheria dan terdapat pada tanaman legumenosa (gamal) dan ketela pohon. Asam sitrat terdapat hampir disemua jenis pakan ternak, terutama pada bagian daun. 6. Manajemen Penanganan Limbah Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan produk ternak dan lain-lain. Limbah tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair. Limbah cair seperti urine dan limbah padat seperti feses, sisa pakan, darah, bulu, kuku, tulang, tanduk, isi rumen dan lainlain. Limbah ternak yang berupa kotoran ternak, baik padat (feses) maupun cair (air kencing, air bekas mandi sapi, air bekas mencuci kandang dan prasarana kandang) serta sisa pakan yang tercecer merupakan sumber pencemaran lingkungan paling dominan di area peternakan. Limbah ternak dalam jumlah yang besar dapat menimbulkan bau yang menyengat, sehingga perlu penanganan khusus agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan (Sarwono dan Arianto, 2002). Limbah ternak sapi potong yang berupa feses, urine dan sisa-sisa pakan yang telah terbuang/tidak dimakan yang ada di peternakan ini tidak dilakukan pengolahan melainkan langsung dibuang ke ladang rumput. Limbah di peternakan ini sudah pernah diolah pada tahun lalu untuk menambah pendapatan tetapi pada tahun ini telah dihentikan karena ladang rumput yang dimiliki oleh peternakan ini masih membutuhkan pupuk yang cukup banyak sehingga limbah ternak yang dihasilkan langsung dibuang ke ladang untuk memenuhi kebutuhan yang ada di ladang. 7. Pemasaran Pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat

digilib.uns.ac.id 43 memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Dharmesta dan Handoko, 1997). Pada peternakan CV. Agro Sembarang Ladang melakukan penjualan dengan menggunakan sistem penjualan bobot hidup sapi. Penjualan dengan sistem timbangan dilakukan pada pedagang pengepul yang akan dikirim ke perusahaan pengolahan daging di daerah jakarta dan bandung. Untuk menghindari kerugian dalam penjualan dengan menimbang sapi-sapi yang akan dijual untuk menentukan harga jual sapi dengann perhitungan berat hidup sapi x harga/kg hidup sapi. Begitu pula dengan penjualan dengan pengepul sapi yang ada di jakarta dan Bandung, untuk menghindari kerugian dengan perjanjian bahwa penjualan sapi berdasarkan penimbangan yang dilakukan pihak peternak sehingga peternak tidak dirugikan dengan adanya penurunan berat badan sapi yang diakibatkan stres sapi pada saat pengangkutan. Secara sederhana analisis usaha penggemukan sapi potong adalah menghitung jumlah penerimaan dan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan. Selisih dan jumlah penerimaan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan. Pada dasarnya pendapatan dari usaha penggemukan sapi potong sangat tergantung dari pertambahan berat badan (PBB) yang dihasilkan selama periode penggemukan. Semakin tinggi PBB berarti semakin tinggi keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan.