ANALISIS PENANDA KOHESI PADA KARANGAN SISWA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BENTUK-BENTUK PENGACUAN (REFERENSI) DALAM LAGU SERINGAI PADA ALBUM SERIGALA MILITIA

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF DALAM LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS V11 F SMP 1 MUHAMMADIYAH KARTASURA

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PADA CATATAN MOTIVASI MARIO TEGUH DI PROFIL FACEBOOK

PROBLEMATIKA MENGANALISIS WACANA SECARA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL MAHASISWA FKIP UNA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA RUBRIK SERAMBI TABLOID CEMPAKA EDISI JANUARI-FEBRUARI Skripsi

ANALISIS TEKSTUAL POSTER PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PEKAN ILMIAH MAHASISWA NASIONAL TAHUN 2013

ANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KOHESI LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL LIRIK LAGU WALI DALAM ALBUM CARI JODOH SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA

ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA LIRIK LAGU GROUP BAND WALI DALAM ALNBUM RELIGI INGAT SHALAWAT NASKAH PUBLIKASI

ASPEK LEKSIKAL DAN GRAMATIKAL PADA LIRIK LAGU JIKA KARYA MELLY GOESLOW. Rini Agustina

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA DALAM WACANA DIALOG ACARA BUKAN EMPAT MATA EPISODE 30 OKTOBER 2013

ANALISIS KOHESI LEKSIKAL SKRIPSI. Oleh Bambang Supriyadi NIM

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU ANAK CIPTAAN IBU SUD

Dari sudut wacana (tempat acuan) nya, referensi dibagi atas:

ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS WACANA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA CERPEN LINTAH DALAM BUKU KUMPULAN CERPEN MEREKA BILANG SAYA MONYET KARYA DJENAR MAESA AYU

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat

ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM WACANA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA SMA KELAS XI KARANGAN DAWUD, DKK TAHUN 2004 PENERBIT ERLANGGA

PENANDA KOHESI PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2015

Kohesi Gramatikal Referensi Substitusi Elipsis Konjungsi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa itu, biasanya akan dijawab, bahasa adalah alat komunikasi. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. tabloid harian, tabloid mingguan, dan majalah. Media elektronik audiotif berupa

JURNAL KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA MOTIVASI MARIO TEGUH GOLDEN WAYS TENTANG WANITA PADA STASIUN METRO TV. Abstract

PRATIWI AMALLIYAH A

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut

KOHESI GRAMATIKAL REFERENSI PADA RUBRIK HARIAN KRONIK SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS OKTOBER-NOVEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA RUBRIK LAYANG SAKA WARGA MAJALAH JAYA BAYA EDISI APRIL-MEI 2009

ANALISIS WACANA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL KHOTBAH IDUL ADHA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

KOHESI LEKSIKAL DALAM ARTIKEL OPINI KEDAULATAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

Analisis Wacana Tekstual Lirik Lagu Langgam Pada Kempalan Langgam Karawitan Jawi Oleh Sri Widodo

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

Oleh: SEPTIKA NIKEN ERLINDA A

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009

BAB I PENDAHULUAN. itu terbentuk keterkaitan: satu (unit) pengalaman (experimental meaning dan

REFERENSI DALAM WACANA TULIS PADA SURAT KABAR SOLOPOS EDISI JANUARI 2010 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF PADA KISAH NABI MUHAMMAD SAW DALAM BUKU KISAH-KISAH TELADAN 25 NABI DAN RASUL KARYA MB.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

KEHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SMPN 6 BOJONEGORO

KOHESI DALAM NOVEL KELANGAN SATANG KARYA SUPARTO BRATA TESIS

Annisa Rakhmawati, Muhammad Rohmadi, Budhi Setiawan Universitas Sebelas Maret

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. proses bersosialisasi tersebut. Komunikasi merupakan cara utama dalam menjalin

I. PENDAHULUAN. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi (Pateda, 1990: 4). Bahasa

PENGGUNAAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PENYAMPAIAN CERITA PRIBADI ANAK KELAS V DI SD KUNTI ANDONG BOYOLALI

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA RUBRIK HUKUM DAN KRIMINAL DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI AGUSTUS-OKTOBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A.

BENTUK SINONIMI KATA DALAM NOVEL KOLEKSI KASUS SHERLOCK HOLMES KARYA SIR ARTHUR CONAN DOYLE NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

KEUTUHAN STRUKTUR WACANA OPINI DALAM MEDIA MASSA CETAK KOMPAS EDISI BULAN MARET 2012

ANALISIS FUNGSI DAN NOSI PREFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS Vlll E SMP NEGERI 1 PLAOSAN, MAGETAN, JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. saatnya menyesuaikan diri dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

Analisis Kohesi Gramatikal dan Leksikal pada Teks Eksposisi Siswa Kelas 10 Sekolah Menengah Atas

ASPEK GRAMATIKAL KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINAIF DALAM KARANGAN ARGUMENTATIF SISWA X TKJB SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU BUJANG NADI, LAGU DAERAH MELAYU SAMBAS, KALIMANTAN BARAT

ANALISIS GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SYAIR LAGU CIPTAAN IWAN FALS ALBUM WAKIL RAKYAT SKRIPSI

ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA KORAN REPUBLIKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan pemiliknya. Sebagai salah satu milik, bahasa selalu muncul dalam

PENANDA KOHESI PADA WACANA RUBRIK SUARA MAHASISWA DALAM HARIAN JOGLO SEMAR

KOHESI GRAMATIKAL DAN KOHESI LEKSIKAL DALAM LIRIK GRUP BAND CAPTAIN JACK INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. narasi. Di dalam wacana naratif mengandung suatu gagasan atau informasi dari

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

ANALISIS TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL DALAM NOVEL TRAJU MAS KARYA IMAM SARDJONO

Transkripsi:

ANALISIS PENANDA KOHESI PADA KARANGAN SISWA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARATA Jurnal Ilmiah Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Disusun Oleh: DWI PRIHANTO A 310 080 139 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

HALAMAN PERNYATAAN Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya. Surakarta, 8 Juni 2012 Dwi Prihanto A 310 080 139

ABSTRAKS Dwi Prihanto. A310080139. 2008. Analisis Penanda Kohesi Pada Karangan Siswa Tingkat Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarata. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian mengenai Analisis Penanda Kohesi Pada Karangan Siswa Tingkat Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarata merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dimaksukan untuk mendeskripsikan penanda kohesi gramatikal dan leksikal Pada Karangan Siswa Tingkat Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarata. Data dalam penelitian ini berupa data tulis, sedangkan sumber data yang digunakan adalah berasal dari karangan siswa yang diambil dari SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data tulis ini menggunakan metode simak dan dilanjutkan dengan teknik catat. Analisis data menggunakan metode agih berupa teknik dasar bagi unsur langsung (BUL) dan teknik lanjutkan teknik lesap dan teknik ganti. Metode agih digunakan untuk menganalisis penanda kohesi (gramatikal dan leksikal). Dari analsisis dapat disimpulkan beberapa hal: (1) penanda kohesi gramatikal yang ditemukan, yaitu referensi, elipsis, konjungsi, (2) penanda kohesi leksikal yang ditemukan, yaitu repetisi, sinonimi, antonimi, kolokasi, hiponimi. Kata kunci : Kohesi Gramatikal dan Leksikal 1. Pendahuluan Manusia sebagai anggota masyarakat memerlukan bahasa sebagai sarana komunikasi. Sumarlam (2003: 4) mengemukakan bahwa komunikator dan komunikan melakukan interaksi sosial dengan bahasa dalam wujud nyata atau konkret berupa wacana, baik wacana lisan maupun wacana tulis. Suatu wacana dituntut memiliki keutuhan struktur (Mulyana, 2005: 25; 131). Wacana yang tidak memiliki keutuhan struktur, maka wacana itu akan sulit dipahami. Menulis menurut Aprilia (2010: 13) adalah mengekspresikan pikiran melalui media tulisan dan bersifat ilmiah. Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek kemampuan dalam berbahasa mengungkapkan ide, gagasan siswa berupa tulisan. Hal senada disampaikan oleh Nurgiantoro (2001: 273) mengungkapkan bahwa menulis adalah aktifitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Menulis merupakan bagian yang tidak terpisah dalam proses pembelajaran yang

dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menulis memerlukan keterampilan karena diperlukan latihan-latihan yang berkelanjutan dan terusmenerus dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Peran utama guru dalam proses pembelajaran sebagai motivator, fasilitator dalam menulis karangan pada peserta didik. Widyamarta dan Sudiati (dalam Finoza, 2004: 192) mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Melalui kegiatan mengarang diharapkan peserta didik dapat meningkatkan keterampilan menulis. Pendapat senada juga disampaikan oleh Gie (2002: 3) berpendapat bahwa menulis diistilahkan mengarang yaitu segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami. Peneliti tertarik meneliti aspek kohesi gramatikal dan leksikal pada karangan siswa SMP Muhammadiyah 5 Surakarta karena karangan siswa banyak terdapat kohesi gramatikal dan leksikal. Hal ini sesuai dengan objek penelitian penulis yaitu wacana karangan siswa SMP. Penelitian ini di lakukan untuk mengetahui keutuhan wacana karangan siswa SMP. 2. Metode Penelitian a. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta yang berada di Jalan Slamet Riyadi nomor 443 Surakarta, secara khusus di lakukan di kelas VIII A, B, C. Penelitian dilakukan selama lima bula, mulai bulan November 2011 sampai Maret 2012. b. Jenis dan Strategi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Syamsudin (2006: 73) mengemukakan bahwa metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati.

c. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah kelas VIII A, B, C SMP Muhammadiyah 5 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Objek dalam penelitian ini adalah kohesi gramatikal dan leksikal pada wacana karangan siswa kelas VIII A, B, C SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. d. Sumber Data Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sumber data tulis dari wacana karangan siswa kelas VIII A, B, C SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. e. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak dan dilanjutkan dengan teknik catat. Metode simak atau penyimakan adalah metode pengumpulan data dengan menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993:133). Selanjutnya teknik catat dilakukan dengan cara melakukan pencatatan terhadap data berupa kata-kata, kalimat-kalimat pada teks atau wacana karangan siswa kelas VIII A, B, C SMP Muhammadiyah 5 Surakarta yang memuat penggunaan sarana penanda kohesi. Data setelah terkumpul dan diseleksi, selanjutnya diklasifikasi. Pengklasifikasian data dimaksudkan untuk memilih dan memilah data agar mudah untuk dianalisis. f. Keabsahan Data Peneliti menggunakan teknik trianggulasi untuk menguji validitas data. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan kebahasaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2004: 330). Dalam penelitian ini, teknik Trianggulasi yang digunakan adalah teknik Trianggulasi sumber data dan Trianggulasi metode. g. Teknik Analisis Data Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan metode agih. Metode agih adalah metode analisis data yang alat penentunya adalah unsur

dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto, 1993: 15). Adapun contoh penerapan metode agih dengan teknik dasarnya menggunakan teknik BUL (Bagi Unsur Langsung). Teknik BUL adalah teknik yang membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud (Sudaryanto, 1993: 31). h. Prosedur Penelitian Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti meliputi beberapa tahap penelitian, yakni: persiapan, mendefinisikan dan merumuskan masalah, melakukan studi kepustakaan (studi pendahuluan), penyusunan laporan, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menulis laporan penelitian. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Penanda Kohesi Gramatikal Mulyana (2005: 26) menyatakan bahwa konsep kohesi pada dasarnya mengacu kepada hubungan bentuk. Artinya, unsur-unsur wacana (kata atau kalimat) yang digunakan untuk menyusun suatu wacana memiliki keterkaitan secara padu dan utuh. Hal itu sesuai dengan pengertian kohesi yang dikemukakan oleh Sumarlam (2003: 23) bahwa hubungan bentuk (form) antar bagian wacana disebut kohesi (cohesion). Rani, dkk. (2006: 88) mengemukakan kohesi adalah hubungan antarbagian dalam teks yang ditandai oleh penggunaan unsur bahasa. Hal itu senada dengan Halliday dan Hasan (dalam Sujarwanto dan Jabrohim, 2002: 81) menjelaskan bahwa kohesi adalah perangkat sumber kebahasaan yang dimiliki setiap bahasa sebagai bagian dari meta fungsi tekstual untuk mengaitkan satu bagian teks dengan bagian lain. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kohesi adalah pengungkapan keserasian hubungan bentuk (struktur lahir) antara unsur-unsur wacana (kata atau kalimat) sehingga tercipta keterkaitan satu dengan yang lain.

Menurut Halliday dan Hasan (dalam Sumarlam, 2003: 23) aspek gramatikal ada empat, (1) pengacuan (referensi), (2) penyulihan (substitusi), (3) pelesapan (elipsis), dan (4) perangkaian (konjungsi). 1) Pengacuan (referensi), berupa pengacuan persona, demonstratif (kata ganti penunjuk), dan pengacuan komparatif (perbandingan). Salah satu contoh pengacuan tersebut dapat dilihat sebagai berikut: (1) Pada hari itu saya dan keluarga pergi ke rumah Nenek di Sleman Yogyakarta. Saat perjalanan ke rumah Nenek banyak mobil / kendaraan dari luar kota, pengemis, dan penjual Koran. Pada data (1) di atas terdapat persona I tunggal bentuk bebas saya mengacu pada unsur lain yang berada di dalam tuturan (teks) yang merupakan pengacuan endofora (acuannya berada di dalam teks) mengacu pada penulis dan pembaca. (6) Kemarin aku sekeluarga pergi ke rumah Nenek yang ada di Klaten. Sepanjang perjalanan adik saya tampak gembira ia bernyanyi-nyanyi. Sepanjang perjalanan saya melihat sawah dan kambing. Pada data (6) di atas terdapat pengacuan demonstratif waktu lampau, yaitu kata kemarin yang merupakan pengacuan endofora yang anaforis pengacu kata zaman yaitu sebelum kalimat itu ditulis oleh penulisnya dan acuannya termasuk pengacuan eksofora (acuannya berada diluar teks). (9) Setelah sampai di pertengahan jalan tiba-tiba udara semakin dingin dan seperti ada embun yang berterbangan kesana kemari. Lama perjalanan yang sudah saya nantikan akhirnya saya samapai di air terjun jumog. Pada data (9) di atas terdapat pengacuan komparatif kata seperti. Pengacuan komparatif tersebut membandingkan kesamaan antara keadaan udara yang semakin dingin yang mempunyai kemiripan dengan adanya embun yang berterbangan.

2) Pelesapan (elipsis) Elipsis adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa penghilangan atau pelesapan satuan lingual tertentu yang telah disebutkan sebelumnya (Sumarlam, 2003: 30). Unsur atau satuan lingual yang dilesapkan itu dapat berupa kata, frasa, klausa, atau kalimat. Berikut contoh elipsis satuan lingual yang berupa kata. (10) Pada hari liburan kemarin aku dan kawan-kawanku pergi ke Jogja. Aku dan kawan-kawanku dari Solo naik kereta api berangkat jam 04.00 sampai di Jogja jam 06.00. Sesampainya di Jogja aku dan kawan-kawanku jalan-jalan ke malioboro dan pergi ke kraton dan habis itu aku makan bersama kawankawanku di wedangan dan sambil nonton-nonton. Pada data (10) di atas terdapat pelesapan yaitu pada kata aku dan kawankawanku yang dilesapkan pada kalimat kedua dan ketiga. Dalam analisis wacana unsur (konstituen) yang dilesapkan itu bisa ditandai dengan konstituen nol atau zero (atau dengan lambang Ø pada tempat terjadinya pelesapan). 3) Perangkaian (konjungsi) Konjungsi adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang dilakukan dengan cara menghubungkan unsur yang satu dengan yang lain dalam wacana (Sumarlam, 2003: 32). Adapun salah satu contoh perangkaian (konjungsi) yang ditemukan sebagai berikut: (11) di bus kami menikmati pemandangan Kota JOGJAKARTA, pukul 17.30 kami pulang, sampai sekolahan pukul 19.30 WIB. Kami semua sampai ketiduran karena kelelahan, aku menelpon ibu untuk dijemput. Pada data (11) di atas terdapat konjungsi kausalitas pada kata karena berfungsi menyatakan sebab-akibat, yaitu karena kelelahan sampai-sampai ketiduran. (12) sebenarnya aku gag mau pulang tapi gimana lagi besok sekolah. Setelah itu aku berpamitan sama kakekku dan lain kali aku akan berkunjung lagi untuk bertemu kakek dan di perjalanan aku sangat lelah tetapi aku sangat senang bisa

membantu kakek dan bertemu saudara-saudaraku. Aku pun sangat lelah diperjalanan sampai-sampai aku ketiduran. Pada data (12) terdapat konjungsi pertentangan pada kata tetapi yang menyatakan pertentangan yaitu keadaan yang sangat lelah yang dirasakan. Akan tetapi semuanya itu tidak teras melelahkan karena hatinya sangat senang. b. Penanda Kohesi Leksikal Sumarlam (2003: 35) membagi kohesi leksikal menjadi enam macam, (1) repetisi (pengulangan), (2) sinonimi (persamaan kata), (3) antonimi (lawan kata), (4) hiponimi (hubungan atas-bawah), (5) kolokasi (sanding kata) dan (6) ekuivalensi (kesepadanan). 1) Repetisi (pengulangan) Merupakan pengulangan satuan lingual (bunyi, suku kata, kata, atau bagian kalimat) yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai (Sumarlam, 2003: 35). Berdasarkan tempat satuan lingual yang diulang dalam baris, klausa atau kalimat, repetisi dapat dibedakan menjadi delapan macam, repetisi epizeuksis, tautotes, anafora, epistrofa, simploke, mesodiplosis, epanalepsis, dan anadiplosis. Berikut contoh repetisi epizeuksis, yaitu pengulangan kata kami beberapa kali untuk menekankan pentingnya kata tersebut dalam kalimat. (17) Pada hari Rabu, 26 Desembar 2010, kami mengadakan study wisata ke Museum Sangiran di Sragen, Jawa Tengah. Kami berangkat pada pukul 09.00. Kami kesana dalam rangka study wisata untuk menambah wawasan dan menambah ilmu pengetahuan. Kami berangkat dengan menggunakan bus. Pada data (17) diatas terdapat repetisi epizeuksis yaitu pengulangan pada kata kami yang menjelaskan bahwa kata-kata tersebut sangat penting dalam kalimat tersebut.

2) Sinonimi (padan kata) Merupakan salah satu aspek leksikal untuk mendukung kepaduan wacana (Sumarlam, 2003: 39). Sinonimi berfungsi menjalin hubungan makna yang sepadan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual lain dalam wacana. Berikut ini contoh sinonim kata dengan kata sebagai berikut. (18) Setelah sampai di Desa Kakek ku pada waktu / pukul 09.50 WIB. Saya disambut oleh Kakek dan Nenek saya. Aku disana bertemu dengan sanak saudara saya yang di desa. Pada data (18) di atas terdapat sinonimi kata dengan kata, yaitu saya dengan aku. 3) Antonimi (lawan kata) Antonimi dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang lain; atau satuan lingual yang maknanya berlawanan/beroposisi dengan satuan lingual yang lain (Sumarlam, 2003: 40). (19) Solo, tanggal 31 Agustus 2011. Saya dan keluarga pergi ke Magetan dengan tujuan untuk menjenguk kakek dan nenek di Magetan serta saudara-saudara saya yang ada disana dan bermain bersama saudara. Pada data (19) di atas terdapat oposisi hubungan antara kakek dengan nenek. Dikatakan beroposisi hubungan karena makna bersifat saling melangkapi. 4) Hiponimi Merupakan satuan bahasa (kata, frasa, kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna satuan lingual lain (Sumarlam, 2003: 44). (20) Disana Cuma acara keluarga, makan-makan, berlibur dan menenangkan fikiran. Disana aku makan banyak sekali ada banyak makanan: ayam, rendang, roti, es, buah-buahan, pudding dll. Arisan keluarga yang mendapat kakakku, wah enak banget nih dapat arisan bisa main-main lagi. Pada data (20) terdapat hiponimi yaitu kata makanan yang merupakan hipernim atau superodinatnya, sedangkan kata ayam, rending, roti, es, buah-buahan, pudding sebagai hiponimnya.

5) Kolokasi atau sanding kata Kolokasi merupakan asosiasi tertentu dalam menggunakan pilihan kata yang cenderung digunakan secara berdampingan (Sumarlam, 2003: 44). (21) Disana saya dan keluarga memetik bayam bayak sekali, membantu paman memanen, bermain-main ke sawah, dan masih banyak lagi hal yang aku lakukan disana. Pada data (21) di atas terdapat pemakaian kata memetik, memanen, sawah yang berkolokasi dan dipakai dalam bidang pertanian. c. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data yang telah peneliti peroleh, terdapat hubungan antara penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian-penalitian sebelumnya, yakni adanya persamaan dan perbedaan analisis khususnya yang terkait dengan hubungan penanda kohesi gramatikal dan leksikal. Zami Sumiati (2004) yang berjudul Penana Kohesi Gramatikal pada Surat Pernyataan dalam Rubrik Konsultasi Psikologi Tabloid Nyata. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penanda kohesi gramatikal yang ada meliputi referensi dan konjungsi. Perbedaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian yang dilakukan Zami Sumiati ini adalah kajian kohesi gramatikal dalam tabloid dengan kajian kohesi gramatikal dan leksikal dalam karangan siswa. Penelitian ini menggunakan objek karangan siswa sedangkan penelitian Zami Sumiati menggunakan objek tabloid. Penelitian ini mempunyai kemiripan dengan penelitian Ragil Sri Kuncoro (2006) berjudul Aspek Gramatikal dan Leksikal Lagu Grup Band Ungu dalam Album Religi Aku dan Tuhanku. Penelitian ini berkesimpulan kohesi gramatikal yang terdapat pada album Aku dan Tuhanku Ungu meliputi pengacuan (referensi) persona, demonstratif, serta pelesapan (elipsis) dan konjungsi. Kohesi leksikal yang terdapat pada album Aku dan Tuhanku meliputi Repetisi, Sinonimi, Antonimi (lawan kata). Perbedaan penelitian ini terdapat dalam objek penelitian, peneliti menggunakan objek karangan siswa. Dapat disimpulkan bahwa perbedaan kedua penelitian di atas dengan penelitian yang peneliti lakukan ialah terdapat pada sumber data yang

digunakan. Peneliti menggunakan karangan siswa sebagai sumber data, sedangkan kedua peneliti di atas menggunakan sumber lain. 4. Simpulan Penanda kohesi merupakan salah satu unsur yang berperan mendukung pembentukan keutuhan wacana. Penanda kohesi dibagi menjadi dua, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. a. Kohesi gramatikal pada wacana karangan siswa SMP berupa: (1) pronomina, yaitu pronomina persona I baik tunggal maupun jamak kata aku, saya, kamu, kita, kami semua dan kita semua, pronomina persona II tunggal kata kamu, dan pronimina persona III tunggal kata beliau, dan ia; pronimina demonstratif waktu lampau kata kemarin, dulu, yang lalu, dan dahulu, pronomina demonstratif yang akan datang kata besok, pronomina demonstratif tempat secara eksplisit kata Yogyakarta, Bali, Jakarta, Wonogiri, Surabaya, Bandung, Semarang, dan Bogor; (2) Pelesapan (elipsis) kata aku dan kawan-kawanku, aku dan keluarga; (3) Perangkaian (konjungsi) berupa: konjungsi sebab-akibat kata karena; konjungsi pertentangan kata tetapi; konjungsi konsesif kata walaupun; konjungsi aditif kata dan dan serta; konjungsi urutan kata lalu dan kemudian; konjungsi waktu kata sesudah, setelah dan selesai. b. Penanda leksikal berupa: (1) repetisi (pengulangan) yaitu repetisi epizeuksis kata kami; (2) Sinonimi (padan kata) dalam penelitian ini berupa sinonim kata dengan kata, yaitu kata saya dengan kata aku, dan kata gue dengan kata aku; (3) Antonimi (lawan kata) dalam penelitian ini berupa antonimi hubungan kata kakek dengan nenek dan kata papa dengan mama; (4) Hiponimi (hubungan atas-bawah), yaitu kata makanan sebagai hipernim, sedangkan kata ayam, rendang, roti, es, buah-buahan, pudding sebagai hiponimnya, kata kebun binatang sebagai hipernim, sedangkan kata kelinci, rusa, katak paling besar, merak, beruang, sapi perah, buaya putih, ikan terbesar sebagai hiponimnya, kata makanan sebagai hipernim, sedangkan kata dodol, brem, gethuk, bakpia pathok 25, ampyang, wingko babat

sebagai hiponimnya; (5) Kolokasi (sanding kata), yaitu kata memetik, memanen, sawah dan kata memanen padi, sawah. DAFTAR PUSTAKA Abdul Rani, Bustanul Arifin, Martutik. 2006. Analisis Wacana Sebuah Kajian Bahasa Dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing. Aprilia Kartika Hidayah. 2010. Buku Penunjang Bahasa Indonesia. Klaten: Media Presindo Group. Burhan Nurgiantoro. 2001. Penilaian dalam Pembelajaran Sastra dan Daerah. Yogyakarta: BPFE Lamuddin Finoza. 2004. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: DIKSI Insan Mulia. Lexy J. Moleong. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyana. 2005. Kajian Keutuhan Wacana (Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsipprinsip Analisis Wacana). Yogyakarta: Tiara Wacana. Ragil Sri Kuncoro. 2011. Aspek Gramatikal dan Leksikal pada Lirik Lagu Grup Band Ungu dalam Album Religi Aku dan Tuhanku. Skripsi. Surakarta :Universitas Muhammadiyah Surakarta. Syamsudin. 2006. Metode Penelitian Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogjakarta: Pustaka Wacana University Press. Sujarwanto dan Jabrohim. 2002. Bahasa dan Sastra Indonesia Menuju Peran Transformasi Sosial Budaya Abad XXI. Yogyakarta: Gama Media. Sumarlam. 2003. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra. The Liang Gie. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi Zami Sumiati. 2004. Penanda Kohesi Gramatikal pada Surat Pernyataan dalam Rubrik Konsultasi Psikologi Tabloid Nyata. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.