KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF PADA KISAH NABI MUHAMMAD SAW DALAM BUKU KISAH-KISAH TELADAN 25 NABI DAN RASUL KARYA MB.
|
|
- Glenna Santoso
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF PADA KISAH NABI MUHAMMAD SAW DALAM BUKU KISAH-KISAH TELADAN 25 NABI DAN RASUL KARYA MB. ALAMSYAH Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun : TRIHARTANTO A PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
2
3 ABSTRAK KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF PADA KISAH NABI MUHAMMAD SAW DALAM BUKU KISAH-KISAH TELADAN 25 NABI DAN RASUL KARYA MB. ALAMSYAH Tri Hartanto, NIM A , Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini mengangkat tentang penggunaan kohesi gramatikal pengacuan demonstratif pada kisah Nabi Muhammad saw dalam buku Kisahkisah Teladan 25 Nabi dan Rasul karya MB. Alamsyah. Tujuan penelitian ini untuk (1) memaparkan pengacuan demonstratif tempat pada kisah Nabi Muhammad saw dalam wacana Kisah-Kisah 25 Nabi dan Rasul karya MB. Alamsyah. (2) memaparkan pengacuan demonstratif waktu pada kisah Nabi Muhammad saw dalam wacana Kisah-Kisah 25 Nabi dan Rasul karya MB. Alamsyah.(3) mengidentifikasi letak pengacuan demonstratif waktu dan tempat pada kisah Nabi Muhammad saw dalam wacan Kisah-Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul karya MB. Alamsyah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah kisah Nabi Muhammad saw dalam buku Kisah-Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul karya MB. Alamsyah. Data dalam penelitian ini adalah sebuah pengacuan demonstratif waktu dan tempat pada kisah Nabi Muhammad dalam buku Kisah-Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul karya MB. Alamsyah. Sumber data dalam penelitian ini kisah Nabi Muhammad saw dalam buku Kisah-kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul karya MB. Alamsyah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik simak dan catat. Data yang sudah terkumpul kemudian diklasifikasi berdasarkan demonstratif waktu dan tempat. Setelah teknik pengumpulan data kemudian menentukan teknik analisis data dengan menggunakan metode agih. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : (a) pemakaian demonstratif waktu berjumlah empat data, terdiri dari (30) demonstratif waktu kini, (29) demonstratif waktu lampau, (1) demonstratif waktu yang akan datang, dan (7) waktu netral. (b) pemakian demonstratif tempat berjumlah empat, terdiri dari (91) menunjuk temat secara eksplisit, (32) demonstratif yang menunjuk tempat dekat dengan penutur, (31) demonstratif yang agak jauh dengan penutur, dan (1) demonstratif tempat yang jauh denngan penutur. Kata kunci: Demonstratif Waktu dan Tempat 1
4 A. Pendahuluan Buku bacaan Kisah-Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul termasuk sebuah wacana tulis. Walaupun buku bacaan ini tidak terlalu tebal, kita harus membacanya dengan memperhatikan aspek gramatikal supaya dapat memahami bentuk atau struktur lahir yang terdapat di dalam wacana tersebut. Dengan memahami struktur lahir dalam wacana dapat memudahkan memahami maksud yang terkandung di dalam sebuah wacana. Struktur lahir dalam wacana yaitu bentuk kata yang dipakai untuk menyusun sebuah kalimat sehingga dapat membentuk wacana. Pembaca pada umumnya belum begitu paham tentang pengacuan demonstratif yang digunakan dalam sebuah wacana tulis. Hal tersebut menjadikan pembaca tidak memperhatikan kata ganti. Padahal dengan memahami pengacuan demonstratif, maka akan memperoleh pemahaman yang terarah mengenai pesan-pesan yang disampaikan penulis melalui wacana. Tidak sedikit dan bahkan pembaca kesulitan menemukan maksud yang terkandung di dalamnya. Ada juga yang membaca sampai berulang-ulang untuk memperoleh makna atau maksud dari penulis. Maka dari permasalahan tersebut, pemahaman tentang beberapa pengacuan demonstratif perlu dipelajari supaya memudahkan dalam menemukan maksud atau pesan yang dibaca. Tidak sedikit bentuk pengacuan demonstratif yang digunakan pada kisah Nabi Muhammad saw dalam buku Kisah-Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul karya MB. Alamsyah, yaitu pengacuan waktu dan tempat. Penelitian ini dilakukan untuk mengulas bentuk pengacuan tersebut supaya memudahkan pembaca menemukan maksud yang terdapat dalam wacana yang dibaca. Metode agih digunakan peneliti untuk mengulas pengacuan demonstratif waktu dan tempat dalam kisah Nabi Muhammad saw. Teknik lanjutan dari metode ini dengan teknik bagi unsur langsung. Teknik bagi unsur dilakukan dengan membagi unsur-unsur satuan lingual yang dimaksud dari data yang sudah dikumpulkan dengan cara menyimak dan mencatat data-data yang termasuk pengacuan demonstratif waktu dan tempat. Dari metode penelitian 2
5 yang dilakukukan bertujuan untuk (1) memaparkan pengacuan demonstratif tempat pada kisah Nabi Muhammad saw dalam wacana Kisah-Kisah 25 Nabi dan Rasul karya MB. Alamsyah (2) memaparkan pengacuan demonstratif waktu pada kisah Nabi Muhammad saw dalam wacana Kisah-Kisah 25 Nabi dan Rasul karya MB. Alamsyah dan (3) mengidentifikasi letak pengacuan demonstratif waktu dan tempat pada kisah Nabi Muhammad saw dalam wacan Kisah-Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul karya MB. Alamsyah. B. Landasan Teori 1. Pengertian Wacana Wacana adalah satuan bahasa yang paling besar yang digunakan dalam dalam komunikasi. Satuan bahasa di bawahnya secara berturut-turut adalah kalimat, frase, kata, dan bunyi (Rani 2006: 3). Menurut Mulyana (2005: 1) wacana adalah unsur kebahasaan yang relatif paling kompleks dan paling lengkap. Kebahasaan dalam wacana meliputi fonem, morfem, kata, frasa, kalimat, paragraf, dan wacana. 2. Klasifikasi Wacana Menurut Mulyana (2005: 47) klasifikasi atau pembagian wacana sangat tergantung pada aspek dan sudut pandang yang digunakan. Wacana dapat dikelompokkan atas beberapa segi, yaitu: (1) bentuk, (2) media, (3) jumlah penutur, dan(4) sifat. Berdasarkan bentuknya, Wedhawati (dalam Mulyana, 2005: 47-51) membagi wacana menjadi 7 (tujuh) jenis, yaitu: (1) wacana naratif, (2) wacana prosedural, (3) wacana ekspositori, (4) wacana hortatori, (5) wacana dramatik, (6) wacana epistoleri, dan (7) wacana seremonial Berdasarkan media penyampaiannya, wacana dibedakan menjadi dua, yaitu wacana lisan dan tulis. Menurut Rani (2005: 26) wacana tulis merupakan teks yang berupa rangkaian kalimat yang menggunakan ragam bahasa tulis. Sehingga antara sang penyampai pesan dengan pesapa tidak berinteraksi secara langsung. Wujud wacana tulis dapat berupa makalah, 3
6 artikel, cerpen, buku bacaan, berita koran, dan sebagainya. Wacana lisan merupakan jenis wacana yang disampaikan secara langsung menggunakan alat ucap manusia dan tanpa menggunakan perantara (tulisan). Berdasarkan jumlah penuturnya, Mulyana (2005: 53) mengelompokkannya menjadi dua, yaitu wacana monolog dan dialog. Wacana monolog dituturkan oleh satu orang. Bentuk wacana monolog dapat berupa pembacaan puisi, pidato dan khtbah jum at. monolog bersifat satu arah. Wacana dialog dilakukan oleh dua orang atau lebih. Jenis wacana dialog dapat berbentuk lisan dan tulisan. Wacana Berdasarkan Sifat Berdasarkan sifat, wacana dapat berupa fiksi dan fiksi. Menurut Mulyana (2005: 54-55) wacana fiksi merupakan wacana yang bentuk dan isinya berorientasi pada imajinasi. Wujut wacana fiksi ialah wacana prosa, puisi, dan drama. Wacana nonfiksi merupakan wacana yang berisi tentang suatu informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan bahasa yang digunakan denotatif, lugas, dan jelas. 3. Analisis Wacana Pendapat Stubbs (dalam Rani, 2006: 9) analisis wacana adalah suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiahh, baik dalam bentuk tulis maupun lisan 4. Pengertian Kohesi Menurut Rani (2006: 88) menyatakan bahwa kohesi adalah hubungan antar bagian dalam teks yang ditandai oleh penggunaan unsur bahasa. Wacana dapat dikatakan kohesif apabila terdapat hubungan antar bagianbagian kalimat yang runtut. Mulyana (2005: 26) menyatakan kohesi dalam wacana diartikan sebagai kepaduan bentuk yang secara struktural membentuk ikatan sintaktial 5. Jenis Kohesi Menurut Halliday dan Hassan (dalam Rani, 2006: 94) menyatakan bahwa unsur kohesi terdiri atas dua macam, yaitu unsur gramatiakal dan leksikal. 4
7 Menurut Mulyana (2005: 26) unsur kohesi meliputi aspek-aspek leksikal, gramatikal, dan fonologis. 6. Pengacuan Menurut Sumarlam (2005: 23) pengacuan atau referensi adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain (atau suatu acuan) yang mendahului atau mengikutinya. Referensi anafora dan katafora dapat berupa pronomina persona (kata ganti orang), demonstratif (kata ganti petunjuk), dan komparatif (perbandingan). C. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analisis kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan supaya peneliti mampu memahami makna atau maksud yang terdapat dalam objek penelitian. Analisis kualitatif fokusnya pada penunjukkan makna, deskripsi penjernihan, dan penempatan data pada konteksnya masing-masing dan sering kali melukiskannya dalam bentuk kata-kata daripada dalam angka-angka (Mahsun, 2005: 257). Objek penelitian ini adalah kohesi gramatikal pengacuan demonstratif yang membentuk keutuhan wacana pada kisah Nabi Muhammad saw dalam buku Kisah-Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul karya MB. Alamsyah. Sumber data merupakan informasi mengenai data yang diperoleh. Sumber data diperoleh dengan menemukan asal-usul dari apa, siapa, dan di mana. Jika peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau tulisan yang menjadi sumber data. Sumber data dalam penelitian ini adalah kisah Nabi Muhammad saw dalam buku Kisah-Kisah 25 nabi dan Rasul Karya MB. Alamsyah. Menurut Mahsun (2005: 18) sebagai bahan penelitian, maka di dalam data terkandung objek penelitian dan unsur lain yang membentuk data, yang disebut konteks (objek penelitian). Mengacu dari pendapat di atas, data dalam penelitian ini adalah kalimat-kalimat yang mengandung objek penelitian yaitu pengacuan demonstratif waktu dan tempat pada kisah Nabi Muhammad 5
8 saw dalam buku Kisah-Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul Karya MB. Alamsyah. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak catat. Teknik simak adalah penyediaan data yang dilakukan dengan menyimak data pengguna bahasa (Sudaryanto, 1993: 133). Dalam hal ini yang disimak adalah penggunaan aspek gramatikal pengacuan demonstratif waktu dan tempat pada kisah Nabi Muhammad saw dalam buku Kisah-Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul. Teknik catat merupakan teknik penyediaan data dilakukan dengan pencatatan pada kartu data (Sudaryanto, 1993: 133). Analisis data dilakukan untuk menemukan kaidah yang menjadi sumber sumber sekaligus titik sasaran dalam suatu penelitian. Selain itu, menurut (Moleong, 2007: 151) analisis data merupakan upaya untuk memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan luas terhadap hasil penelitian yang sedang dilakukan. Pembahasan penelitian ini menggunakan metode dan teknik yang sesuai dengan tujuan penelitian. Metode padan adalah metode yang alat penentunya berada di luar bahasa, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993: 15). Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode agih. Metode agih adalah alat penentunya justru dari bahasa itu sendiri. Teknik lanjutan dari metode agih dengan menggunakan teknik bagi unsur langsung. Teknik ini dilakukan dengan membagi satuan lingual dari data yang sudah dikumpulkan menjadi beberapa unsur, dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang membentuk satuan lingual yang dimaksud. Mengacu dari teknik di atas, maka peneliti dapat menemukan unsur-unsur satuan lingual yang akan diteli. Penelitian ini menganalisis penggunaan aspek gramatikal pengacuan tempat dan waktu. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa tahap: 1. Mengumpulkan data dari aspek gramatikal pengacuan demonstratif tempat dan waktu. 6
9 2. Mengklasifikasikan data yakni penulisan kata ditinjau dari efektivitas kalimat dalam Bahasa Indonesia. 3. Analisis aspek gramatikal pengacuan demonstratif tempat dan waktu. 4. Mendeskripsikan hasil penelitian yang diperoleh. D. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian Buku Kisah-kisah 25 Nabi dan Rasul karya MB. Alamsyah terdapat berbagai aspek demonstratif tempat dan waktu. Peneliti memperoleh data yang akan diteliti dengan menggunakan teknik simak dan catat. Data yang sudah terkumpul kemudian dikelompokkan menurut aspek demonstratif tempat dan waktu. Dari hasil klasifikasi, data yang termasuk demonstratif waktu mengacu pada waktu kini (kini, sekarang, saat ini) berjumlah (31), waktu lampau (kemarin, dahulu, yang lalu) berjumlah (29), waktu yang akan datang (besok, yang akan datang) berjumlah (1), dan waktu netral (pagi, siang, sore, malam, pukul 12) berjumlah (7). Demonstratif tempat mengacu pada tuturan yang dekat dengan penutur (sini dan ini) sebanyak (37) data, tempat yang agak jauh dengan penutur (situ dan itu) sebanyak (35) data, tempat yang jauh dengan penutur ( sana) sejumlah (1) data, dan menunjukkan tempat secara eksplisit (sala, Semarang, Yogyakarta dll) sebanyak (91) data. Data yang sudah diklasifikasi kemudian satu persatu dideskripsikan berdasarkan tempat dan waktu. Tujuan dari analisis data dalam penelitian ini adalah memecahkan masalah yang berkaitan latar belakang yang terdapat di bab I, yaitu mendeskipsikan pengacuan demonstratif waktu, tempat, dan letak pronomina pengacuan waktu dan tempat pada kisah Nabi Muhammad saw dalam buku Kisah-kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul karya MB. Alamsyah. 7
10 2. Pembahasan Penelitian tentang wacana berdasarkan aspek gramatikal pengacuan demonstratif sudah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Beberapa penelitian sebelumnya yang cukup relevan dengan penelitian ini berdasarkan tujuan penelitian, yaitu tentang pengacuan demonstratif tempat yang dilakukan Siti Harsuci (2010) menemukan beberapa piranti kohesi gramatikal dalam tulisan deskripsi siswa SMP kelas VIII Negeri 2 Jatinom, yaitu salah satu piranti kohesi gramatikal yang digunakan adalah referensi demonstratif tempat. Dalam tulisan deskripsi siswa SMP kelas VIII Negeri 2 Jatinom ditemukan pronomina di sini dan di sana. Hal itu menunjukkan bahwa tulisan deskripsi siswa SMP kelas III Negeri 2 Jatinom menggunakan referensi demonstratif yang mengacu pada tempat yang jauh dengan penutur maupun dekat dengan dengan penutur. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini mengenai demonstratif waktu, yakni dilakukan oleh Amaliyah Pratiwi (2010) meneliti tentang aspek demonstratif dialog Jawa Gayeng Kiyi dalam surat kabar harian Solopos. Amaliyah menemukan penggunaan referensi demonstratif waktu yang mununjuk waktu kini, lampau, dan waktu netral dalam dialog Jawa tersebut. Penelian yang relevan mengenai letak pengacuan demonstratif tempat dan waktu, yakni dilakukan oleh Winiar Faizah Arrum (2010) meneliti sebuah wacana yang berbahasa Jawa dalam surat kabar Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, dan Solopos bulan Mei Winiar Faizah Arrum menemukan beberapa penanda referensial berdasarkan acuan dalam wacana berbahasa Jawa di surat kabar, yakni pengacuan endofora dan eksofora. Hal itu ditunjukkan dengan pronomina kepungkur yang menununjuk masa lampau serta kalimat yang diacu berada di sebelah kiri dan pronomina mengko yang menunjuk watu yang akan datang serta kalimat yang diacu berada di sebelah kanan. 8
11 Berdasarkan penelitian yang relevan di atas peneliti menyajiakan beberapa analisis berdasarkan aspek demonstratif tempat dan waktu serta letak pengacuannya yang dapat dilihat pada analisis berikut. a). Aspek Demonstratif Waktu 1. Demonstratif waktu kini (1). Dalam masa pemerintahan Khuza ah inilah Bani Ismailberkembang. (Halaman 103). Pada data (1) terdapat satuan lingual inilah yang mengacu pada waktu kini, yaitu dalam masa pemerintahan Khuza ah. Kalimat tersebut dituturkan atau dituliskan untuk menunjukkan kepada pembaca bahwa Bani Ismail berkembang pada masa tersebut. Pengacuan tersebut berada di dalam teks dan acuannya berada di sebalah kiri. Hal tersebut menunjukkan bahwa kalimat tersebut merupakan mengandung jenis pengacuan endefora yang anaforis. 2. Demostratif waktu yang mengacu waktu lampau (2). Di tempat itulah mereka berkumpul menunggu Nabi. Jumlah mereka 73 orang laki-laki dan 2 0rang wanita, Rasulullah pun datang didampingi oleh Abbas, paman beliau, yang di masa itu masih belum menganut agama Islam (halaman 120). Dalam kalimat (44) terdapat satuan lingual itu yang menunjukkan waktu lampau. Pengacuan yang terdapat pada data (44) termasuk jenis pengacuan endefora yang anaforis, karena satuan lingual yang diacu berada di sebelah kiri dan terdapat di dalam teks, yaitu satuan lingual yang menunjukkan peristiwa masa lalu. 3. Demonstratif waktu yang akan datang (3). Akhirnya mereka memutuskan bahwa Nabi Muhammad harus dibunuh demi keselamatan masa depan mereka (halaman 121). Satuan lingual masa depan yang terdapat dalam kalimat (68) merupakan pronomina demonstratif yang mengacu pada waktu yang 9
12 akan datang. Pengacuan yang terdapat dalam data (68) merupakan jenis pengacuan eksofora karena acuannya tidak berada di dalam teks. 4. Demonstratif waktu netral (4). Dengan sembunyi-sembunyi pada waktu malam hari, mereka mengirim makanan dan keperluan lainnya kepada kaum kerabat mereka yang terasing di luar kota (halaman 117). Pada data (61) terdapat satuan lingual malam yang mengacu pada waktu netral. Pengacuan tersebut termasuk jenis pengacuan endofora yang kataforis kerena acuannya berada di dalam teks dan satuan lingual malam mengacu pada antaseden yang berada di sebelah kanan. Satual lingual malam termasuk waktu netral karena satuan lingual tersebut merupakan waktu yang sudah jelas dan tidak mengacu pada waktu kini, lampau, dan yang akan datang. b). Aspek Demonstratif Tempat 1. Demonstratif tempat agak jauh dengan penutur (5). Maksud membawa Nabi ke Madinah, pertama untuk memperkenalkan ia kepada keluarga neneknya Bani Hajjar dan kedua untuk menziarahi makam ayahnya. Maka di situ diperlihatkan kepadanya rumah tempat ayahnya dirawatdi waktu sakit sampai meninggal, dan pusara tempat ayahnya dimakamkan. (halaman 105). Kata situ pada data (203) merupakan pronomina demonstratif mengacu tempat yang agak jauh dari penutur. Dengan kata lain, tempat yang dimaksud dalam kalimat tersebut adalah Madinah yang letaknya agak jauh dari penutur. Tampak satuan lingual situ pada data tersebut mengacu pada satuan lingual lain yang berada di sebelah kiri dan terdapat di dalam teks. Pengacuan demikian termasuk jenis pengacuan endofora yang anaforis. 10
13 2. Demonstratif tempat dekat dengan penutur (6). Hanya yang tinggal di kota ini dari Bani Ismail ialah suku Quraisy. Mereka sama sekali tidak punya kekuasaan kota Mekah ini dan juga atas Ka bah. (halaman 103) Pronomina ini pada data (166) merupakan pronomina demonstratif yang mengacu pada tempat yang dekat dengan penutur. Pembicara saat menuturkan kalimat itu berada dekat dengan tempat yang dimaksudkan pada tuturan tersebut, yaitu berada di kota Mekah. Pengacuan yang terdapat dalam data (166) termasuk jenis pengacuan endofora yang anaforis karena satuan lingual yang diacu berada di dalam teks dan berada di sebelah kiri. 3. Demonstratif tempat jauh dengan penutur (7). Tatkala Nabi Muhammad saw melihat tanda-tanda baik pada perkembangan Islam di Yatsrib itu, disuruhnyalah para sahabat-sahabatnya berpindah ke sana. (halaman 120) Satuan lingual sana pada data (232) merupakan pronomina demonstratif mengacu pada tempat yang jauh dengan penutur. Dengan kata lain, pembicara (dalam hal ini Nabi Muhammad) saat menuturkan kalimat tersebut sedang berada di tempat yang jauh dari tempat yang dimaksudkan dalam kalimat itu, yaitu berada di tempat yang jauh dari Yatsrib. Tampak satuan lingual sana pada data (232) mengacu pada satuan lingual lain yang berada di sebelah kiri. Pengacuan demikian berjenis pengacuan endofora yang anaforis. 4. Demonstratif tempat menunjuk secara eksplisit (8). Mekah pada zaman kuno terletak di garis lalu lintas perdagangan antara Yaman (Arab Selatan) dan Syam dekat Lautan Tengah. (halaman 103) Satuan lingual Mekah pada data (69) merupakan pronomina demonstratif menunjuk pada tempat secara eksplisit. Dikatakan demikian karena satuan lingual Mekah tidak menunjuk pada tempat 11
14 yang dekat dengan penutur saja, tempat agak jauh dengan penutur saja, tempat yang jauh dengan penutur saja, melainkan menunjuk pada nama suatu tempat yaitu Mekah. Pengacuan demikian termasuk pengacuan endofora yang kataforis karena mengacu pada satuan lingaul lain yang berada di sebelah kanan. c). Letak Aspek Demonstratif Waktu dan Tempat Letak pengacuan demonstratif waktu dan tempat dalam suatu wacana mengacu pada antaseden di sebelah kiri disebut pengacuan endofora yang anaforis, sedangkan pengacuan yang mengacu pada antaseden disebelah kanan disebut pengacuan endofora yang kataforis. Pengacuan tersebut dapat dilihat pada data berikut. (9). Dalam masa pemerintahan Khuza ah inilah Bani Ismailberkembang. (Halaman 103). Pada data (1) terdapat satuan lingual inilah yang mengacu pada waktu kini, yaitu dalam masa pemerintahan Khuza ah. Pengacuan tersebut berada di dalam teks dan acuannya berada di sebalah kiri. Hal tersebut menunjukkan bahwa kalimat tersebut merupakan jenis pengacuan endefora yang anaforis. (10). Mekah pada zaman kuno terletak di garis lalu lintas perdagangan antara Yaman (Arab Selatan) dan Syam dekat Lautan Tengah. (halaman 103) Pronomina Mekah pada kalimat di atas merupakan pengacuan yang menunjuk suatu tempat. Pengacuan demikian termasuk pengacuan endofora yang kataforis karena mengacu pada satuan lingaul lain yang berada di sebelah kanan, yaitu mengacu pada kalimat di garis lalu lintas perdagangan antara Yaman dan Syam. 12
15 Kisah Nabi Muhammad saw terdapat empat pengacuan waktu, yaitu waktu kini, lampau, yang akan datang, dan netral. Waktu kini dalam kisah tersebut lebih mendomonasi daripada pengacuan waktu yang lain. Pengacuan tempat yang digunakan dalam kisah Nabi Muhammad berjumlah empat, yaitu tempat yang dekat dengan penutur, agak jauh dengan penutur, jauh dari penutur, dan tempat yang menunjuk secara eksplisit. Pengacuan tempat yang sering digunakan dalam penelitian tersebut adalah pengacuan yang menunjuk tempat secara eksplisit. Demonstratif waktu kini menggunakan pronomina (kini, sekarang, dan saat ini) yang menunjukkan bahwa waktu tersebut sedang dialami oleh penutur dalam wacana tersebut. Demonstratif waktu lampau menggunakan pronomina (itu dan dulu) yang menujuk waktu yang sudah terjadi. Demonstratif waktu yang akan datang menunjukkan waktu yang akan datang, yaitu waktu yang belum terjadi. Demonstratif waktu netral dengan pronomina (malam dan siang) yang digunakan dalam wacana tersebut menunjuk waktu netral yang sudah pasti dan tidak mengacu waktu kini saja, lampau saja, dan yang akan datang saja. Demonstratif tempat dekat dengan penutur dengan pronomina (di sini dan ini) pada wacana tersebut menunjukkan bahwa penutur saat mengucapkan kalimat tersebut sedang berada pada tempat yang dimaksud. Demonstratif tempat agak jaug dengan penutur menggunakan pronomina (situ dan itu) menunjukkan bahwa penutur saat mengucapkan kalimat tersebut sedang berada di tempat yang agak jauh dari tempat yang dimaksud. Demonstratif tempat yang jau dengan penutur menggunakan pronomina (sana) yang bermaksud menunjukkan tempat yang jauh dari penutur. Demonstratif tempat secara eksplisit menunjukkan nama tempat yang mudah dimengerti atau ditemukan oleh orang lain, misalnya menggunakan pronomina ( Mekah, Madinah, Yatsrib, dll). 13
16 E. Simpulan Berdasarkan aspek demonstratif pada Kisah-kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul karya MB. Alamsyah khususnya kisah Nabi Muhammad saw dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penggunaan aspek demonstratif yang mengacu pada waktu kini lebih banyak digunakan daripada pengacuan waktu yang menunjuk waktu lampau, yang akan datang, dan waktu netral. 2. Penggunaan bentuk demonstratif tempat yang menunjuk secara eksplisit lebih banyak digunakan daripada pengacuan tempat yang menunjuk dekat dengan penutur, agak jauh dengan penutur, dan jauh dengan penutur. 3. Pengacuan eksofora, endofora yang anaforis, dan endofora yang kataforis terdapat pada aspek gramatikal waktu dan tempat. F. Saran 1. Bagi para pembaca saat membaca buku Kisah-kisah Teladan 25 Nabi Karya MB. Alamsyah harus memperhatikan aspek demonstratif supaya tidak salah memahami maksud yang tekandung dalam buku tesebut. Dengan membaca secara teliti maka dapat menambah keimanan terhadap Allah swt karena di dalam buku tersebut mengisahkan para Nabi yang diutus untuk umat Islam. 2. Bagi para peneliti lain buku Kisah-kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul karya MB. Alamsyah dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang aspek gramatikal pengacuan demonstratif tempat dan waktu yang ada di dalam buku tersebut. 14
17 Daftar Pustaka Arrum, Winiar Faizah Referensi dalam Wacana Berbahasa Jawa di Surat Kabar. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Brown, Gillian dan Yule, George Analisis Wacana. Jakarta: Gramedia. Harsuci, Siti Analisis Pianti Kohesi pada Tulisan Deskripsi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Jatinom Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Jorgensen, Mariane W dan Philips, Louise J Analisis Wacana Teori dan Metode. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mahsun, Metode Penelitian Bahasa Tahap Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Moleong, Lexy J Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Karya. Mulyana, Kajian Wacana, Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-prinsip Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara Wana. Pratiwi, Amaliyah Kohesi Gramatikal Pengacuan Demonstratif pada Wacana Dialog Jawa dalam Kolom Gayeng Kiyi Harian Solopos Edisi Bulan Januari-April Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Rani, Abdul dkk Analisis Wacana Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing. Subagyo, Bangkit Sugeng Analisis Kohesi dan Koherensi Rubrik Tajuk Rencana pada Surat Kabar Solopos dan Relevansinya Sebagai Bahan Ajar Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Sudaryanto, Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sumarlam Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra.
BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berkomunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, manusia. perasaan, mengungkapakan kejadian yang dialami, bahkan mengungkapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam bermasyarakat hampir tidak akan terlepas dari kegiatan berkomunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, manusia membutuhkan sarana yang digunakan untuk
Lebih terperinciANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF DALAM LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS V11 F SMP 1 MUHAMMADIYAH KARTASURA
ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF DALAM LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS V11 F SMP 1 MUHAMMADIYAH KARTASURA Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciKOHESI GRAMATIKAL REFERENSI PADA RUBRIK HARIAN KRONIK SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS OKTOBER-NOVEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI
KOHESI GRAMATIKAL REFERENSI PADA RUBRIK HARIAN KRONIK SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS OKTOBER-NOVEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wacana adalah unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Satuan dibawahnya secara berturut-turut adalah kalimat, frase, kata, dan bunyi. Secara berurutan, rangkaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi diperlukan sarana berupa bahasa untuk mengungkapkan ide,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi leksikal yang terdapat dalam wacana naratif bahasa Indonesia. Berdasarkan teori Halliday dan
Lebih terperinciREFERENSI DEMONSTRATIF PADA RUBRIK KISAH SAHABAT DALAM MAJALAH NURANI EDISI SEPTEMBER 2011 NASKAH PUBLIKASI
1 REFERENSI DEMONSTRATIF PADA RUBRIK KISAH SAHABAT DALAM MAJALAH NURANI EDISI SEPTEMBER 2011 NASKAH PUBLIKASI IKE SUSANTI NIM. A 310080177 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013
ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI LIFATATI ASRINA A 310 090 168 PENDIDIKAN BAHASA
Lebih terperinciKOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI
KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBENTUK-BENTUK PENGACUAN (REFERENSI) DALAM LAGU SERINGAI PADA ALBUM SERIGALA MILITIA
BENTUK-BENTUK PENGACUAN (REFERENSI) DALAM LAGU SERINGAI PADA ALBUM SERIGALA MILITIA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Lebih terperinciREFERENSI DALAM WACANA TULIS PADA SURAT KABAR SOLOPOS EDISI JANUARI 2010 NASKAH PUBLIKASI
REFERENSI DALAM WACANA TULIS PADA SURAT KABAR SOLOPOS EDISI JANUARI 2010 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciKOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF PADA KISAH NABI MUHAMMAD SAW DALAM BUKU KISAH-KISAH TELADAN 25 NABI DAN RASUL KARYA MB.
KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF PADA KISAH NABI MUHAMMAD SAW DALAM BUKU KISAH-KISAH TELADAN 25 NABI DAN RASUL KARYA MB. ALAMSYAH SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciPRATIWI AMALLIYAH A
KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF PADA WACANA DIALOG JAWA DALAM KOLOM GAYENG KIYI HARIAN SOLOPOS EDISI BULAN JANUARI-APRIL 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER
ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1
Lebih terperinciANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011
ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan
Lebih terperinciBENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI
BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa maupun pembelajaran bahasa merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan bahasa memiliki peranan yang sangat penting dan
Lebih terperinciBENTUK PENGACUAN EKSOFORA PADA BAGIAN LATAR BELAKANG SKRIPSI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI UMS, UNS DAN UNIVET
BENTUK PENGACUAN EKSOFORA PADA BAGIAN LATAR BELAKANG SKRIPSI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI UMS, UNS DAN UNIVET NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam (internal) dan unsur luar (eksternal). Unsur internal berkaitan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sebuah wacana memiliki dua unsur pendukung utama, yaitu unsur dalam (internal) dan unsur luar (eksternal). Unsur internal berkaitan dengan aspek formal kebahasaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah wacana, peneliti menjadi tertarik untuk melakukan penelitian yang bertemakan analisis wacana. Menurut Deese dalam Sumarlam (2003: 6) mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa digunakan untuk berkomunikasi antar individu satu dengan individu lain. Peran bahasa penting dalam kehidupan manusia, selain sebagai pengolah suatu gagasan, bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi,
Lebih terperinciPENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI
PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS HTTP://WWW.LIPUTAN6.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,
Lebih terperinciANALISIS KETERANGAN ASPEK PADA CERPEN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI BULAN DESEMBER 2012 (TINJAUAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI
ANALISIS KETERANGAN ASPEK PADA CERPEN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI BULAN DESEMBER 2012 (TINJAUAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan
Lebih terperinciANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA KORAN REPUBLIKA
ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA KORAN REPUBLIKA EDISI JANUARI TAHUN 2015, RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN, DAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMAN 4 PURWOREJO Oleh: Gita Amelia Pendidikan
Lebih terperinciPENANDA KOHESI PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2015
PENANDA KOHESI PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2015 Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Sebuah penelitian diperlukan adanya suatu penelitian yang relevan sebagai sebuah acuan agar penelitian ini dapat diketahui keasliannya. Tinjauan pustaka berisi
Lebih terperinciPENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009
PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I PEndidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan. Oleh karena itu, kajian bahasa merupakan suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. novel, buku, surat, dan dokumen tertulis, yang dilihat dari struktur lahirnya (dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam linguistik, satuan bahasa yang terlengkap dan utuh disebut dengan wacana. Wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang dinyatakan secara lisan seperti
Lebih terperinciMata Kuliah : Kajian wacana Jurusan/Prodi : PBSI/ (Non. Reg.)
Mata Kuliah : Kajian wacana Jurusan/Prodi : PBSI/ (Non. Reg.) Semester :Genap/ VI Jumlah Peserta : Nama Dosen Penguji : 1. Dr. Suhardi 2. Yayuk Eny. R., M. Hum Hari/Tanggal : Selasa, 31 Mei 2006 Waktu
Lebih terperinciANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA DALAM WACANA DIALOG ACARA BUKAN EMPAT MATA EPISODE 30 OKTOBER 2013
ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA DALAM WACANA DIALOG ACARA BUKAN EMPAT MATA EPISODE 30 OKTOBER 2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan
Lebih terperinciDEIKSIS ARTIKEL HARIAN SUARA MERDEKA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI NONFIKSI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA
DEIKSIS ARTIKEL HARIAN SUARA MERDEKA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI NONFIKSI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA Oleh: Dwi Setiyaningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kireidedew82@yahoo.co.id
Lebih terperinciANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/2013
ANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat S-1 Pendidikan
Lebih terperinciANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X
ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X Oleh: Isnani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kalimat yang ada pada suatu bahasa bukanlah satuan sintaksis yang tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan yang tertinggi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat dipisahkan. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu alat primer dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek yang alamiah, atau natural setting, sehingga metode
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan deskripsi hasil penelitian aspek gramatikal dan aspek leksikal yang terdapat dalam surat kabar harian Solopos tahun 2015 dan 2016 ditemukan
Lebih terperinciPENGACUAN PRONOMINA PERSONA
ANALISIS PENANDA KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PRONOMINA PERSONA PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAH AR-RUUM (SURAH 30) NASKAH PUBLIKASII ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI
NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)
ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai kohesi pada wacana mungkin sudah sering dilakukan dalam penelitian bahasa. Akan tetapi, penelitian mengenai kohesi gramatikal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi. Bahasa sebagai alat untuk menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur kepada mitra tutur. Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam mentransformasikan berbagai ide dan gagasan yang ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan atau tulis. Kedua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandung banyak pengetahuan didalamnya. Tidak jarang ditemui kesulitan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alquran diturunkan Allah untuk umat manusia khususnya umat Islam, mengandung banyak pengetahuan didalamnya. Tidak jarang ditemui kesulitan dalam memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Bahasa juga dapat diartikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa menjadi bagian penting bagi manusia secara mayoritas dan menjadi milik masyarakat pemakainya. Salah satu aplikasi bahasa sebagai alat komunikasi adalah penggunaan
Lebih terperinciPENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM CERITA PENDEK PADA SURAT KABAR JAWA POS EDISI JANUARI PEBRUARI 2012
PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM CERITA PENDEK PADA SURAT KABAR JAWA POS EDISI JANUARI PEBRUARI 2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat penting untuk menyampaikan informasi
Lebih terperinciPENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007
PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan
Lebih terperinciRAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL
RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL JURNAL untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di masyarakat. Bahasa adalah alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan. Bahasa sebagai lambang mampu
Lebih terperinciPENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI
PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciPENGACUAN BERDASARKAN JENISNYA SEBAGAI PENANDA KOHESI PADA TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL FATH
PENGACUAN BERDASARKAN JENISNYA SEBAGAI PENANDA KOHESI PADA TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL FATH NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciKEUTUHAN STRUKTUR WACANA OPINI DALAM MEDIA MASSA CETAK KOMPAS EDISI BULAN MARET 2012
KEUTUHAN STRUKTUR WACANA OPINI DALAM MEDIA MASSA CETAK KOMPAS EDISI BULAN MARET 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBENTUK UNIK DALAM WACANA IKLAN PROVIDER SELULER PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI APRIL-MEI 2012
BENTUK UNIK DALAM WACANA IKLAN PROVIDER SELULER PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI APRIL-MEI 2012 Naskah publikasi Di ajukan Untuk Memenuhi sebagai persyaratan Guna Mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia perlu berinteraksi antarsesama. Untuk menjalankan komunikasi itu diperlukan bahasa karena bahasa adalah alat komunikasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya
Lebih terperinciANALISIS WACANA MONOLOG TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI
ANALISIS WACANA MONOLOG TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Peryaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kohesi gramatikal..., Bayu Rusman Prayitno, FIB UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembicaraan tentang kohesi tidak akan terlepas dari masalah wacana karena kohesi memang merupakan bagian dari wacana. Wacana merupakan tataran yang paling besar dalam
Lebih terperinciJURNAL KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS
JURNAL KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS Oleh: LINDA DWI RAHMAWATI 12.1.01.07.0053 Dibimbing oleh: 1. Dr. Andri Pitoyo,
Lebih terperinciTRANSFORMASI PELESAPAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA
TRANSFORMASI PELESAPAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat komunikasi. Manusia dapat menggunakan media yang lain untuk berkomunikasi. Namun, tampaknya bahasa
Lebih terperinciAMBIGUITAS FRASA NOMINA PADA JUDUL ARTIKEL SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS SEPTEMBER-OKTOBER 2013 NASKAH PUBLIKASI
AMBIGUITAS FRASA NOMINA PADA JUDUL ARTIKEL SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS SEPTEMBER-OKTOBER 2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan
Lebih terperinciBENTUK SINONIMI KATA DALAM NOVEL KOLEKSI KASUS SHERLOCK HOLMES KARYA SIR ARTHUR CONAN DOYLE NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan
BENTUK SINONIMI KATA DALAM NOVEL KOLEKSI KASUS SHERLOCK HOLMES KARYA SIR ARTHUR CONAN DOYLE NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan
Lebih terperinciKOHESI GRAMATIKAL REFERENSIAL DALAM WACANA BERITA SITUS EDISI DESEMBER 2015 JANUARI 2016
K o h e s i G r a m a t i k a l R e f e r e n s i a l... 1 KOHESI GRAMATIKAL REFERENSIAL DALAM WACANA BERITA SITUS HTTP://WWW.KOMPAS.COM EDISI DESEMBER 2015 JANUARI 2016 COHESION OF GRAMMATICAL REFERENTIAL
Lebih terperinciDEIKSIS DALAM RUBRIK AH TENANE PADA SURAT KABAR HARIAN UMUM SOLOPOS
DEIKSIS DALAM RUBRIK AH TENANE PADA SURAT KABAR HARIAN UMUM SOLOPOS Wisnu Nugroho Aji Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Widya Dharma Klaten wisnugroaji@gmail.com Abstrak Bahasa
Lebih terperinciPENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA
PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Disusun Oleh :
Lebih terperinciRELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI
RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS WWW.SRITI.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wacana sekarang ini berkembang sangat pesat. Berbagai kajian wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut. Wacana berkembang di berbagai
Lebih terperinciANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012
ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA RUBRIK HUKUM DAN KRIMINAL DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI AGUSTUS-OKTOBER 2013
ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA RUBRIK HUKUM DAN KRIMINAL DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI AGUSTUS-OKTOBER NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciB AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Analisis Wacana Analisis wacana merupakan disiplin ilmu yang mengkaji satuan bahasa di atas tataran kalimat dengan memperhatikan konteks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian akhir tesis ini, penulis sajikan simpulan sebagai jawaban atas rumusan
269 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bagian akhir tesis ini, penulis sajikan simpulan sebagai jawaban atas rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun simpulan yang dapat penulis kemukakan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra pada dasarnya adalah seni bahasa. Perbedaan seni sastra dengan cabang seni-seni yang lain terletak pada mediumnya yaitu bahasa. Seni lukis menggunakan
Lebih terperinciTINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi
TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah EKO CAHYONO
Lebih terperinciDESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)
DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu ciri yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Salah satu fungsi bahasa bagi manusia adalah sebagai sarana komunikasi. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa manusia mampu berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa bagi manusia digunakan sebagai
Lebih terperinciKOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI
KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan tersebut dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin di dalam suatu organisasi kewacanaan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data penelitianya (Arikonto, 2013: 203). Metode yang digunakan
40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitianya (Arikonto, 2013: 203). Metode yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciTINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI
TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1
KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL PADA WACANA PUISI JAWA DALAM KOLOM GEGURITAN HARIAN SOLOPOS EDISI PEBRUARI-MARET 2008 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pandidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan petunjuk-petunjuk, keterangan-keterangan dan konsep-konsep, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alquran merupakan kitab suci umat Islam yang merupakan kumpulan firman-firman Allah yang turun kepada Nabi Muhammad Saw. Tujuan utama di turunkan Alquran adalah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,
Lebih terperincicommit to user 1 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wacana merupakan unsur kebahasaan yang relatif paling kompleks dan paling lengkap. Satuan pendukung meliputi fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf,
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI
ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI Oleh: YULIA RATNA SARI NIM. A 310 050 070 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciKARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS
KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciANALISIS KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAH AL AHZAB
ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAH AL AHZAB NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian mengenai hal tersebut, tetapi penelitian tentang Deiksis Dalam
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Relevan Penelitian kebahasaan yang berhubungan dengan kajian pragmatik khususnya pada kajian deiksis bukanlah hal yang baru lagi dalam penelitian bahasa. Sudah ada
Lebih terperinciPENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009
PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Lebih terperincizs. /or.wisman lladi, M.Hum. ANA,LISIS PENAI{DA KOHESI GRAMATIKAL ARTIKEL POLITIK PADA MEDIA OFII.,INE KOMPASIANA.COM ARTIKEL Asrul Khairillrsibuan
- ARTIKEL I. ANA,LISIS PENAI{DA KOHESI GRAMATIKAL ARTIKEL POLITIK PADA MEDIA OFII.,INE KOMPASIANA.COM Oteh Asrul Khairillrsibuan IYIM 2113210005 Dosen Pembimbing Skripst Prof. Dr. Biner Ambarita, M-Pd.
Lebih terperinciASPEK GRAMATIKAL KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINAIF DALAM KARANGAN ARGUMENTATIF SISWA X TKJB SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI
ASPEK GRAMATIKAL KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINAIF DALAM KARANGAN ARGUMENTATIF SISWA X TKJB SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar S1 Pendidikan
Lebih terperinciAnalisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat
Analisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat Oleh: Anis Cahyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa namakuaniscahyani@yahoo.com Abstrak:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan. Seperti yang dinyatakan (Sumarlam, 2008:1) Sarana yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap manusia tidak dapat lepas dari bahasa, tanpa bahasa manusia tidak dapat berkomunikasi atau berhubungan dengan yang lainnya. Hal itu di sebabkan manusia merupakan
Lebih terperinci