Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

dokumen-dokumen yang mirip
Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM

KAJIAN. Triwulan II Kantor Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

Kendari, Mei 2010 BANK INDONESIA KENDARI. Lawang M. Siagian Pemimpin

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM

KAJIAN EKONOMI REGIONAL REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN III. website :

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

KATA PENGANTAR. Kendari, 9 Agustus 2011 BANK INDONESIA KENDARI. Sabil Deputi Pemimpin

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM 2006

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2014

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM

BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

KANTOR BANK INDONESIA SOLO

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Selama krisis berlangsung, sektor pertanian telah menjadi sektor

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua ahli ekonomi berpendapat bahwa modal merupakan faktor yang

KATA PENGANTAR. Kendari, Agustus 2009 BANK INDONESIA KENDARI. Lawang M. Siagian Pemimpin

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2014

Halaman ini sengaja dikosongkan.

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013

DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG

1. Tinjauan Umum

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Krisis finansial global semakin berpengaruh terhadap pertumbuhan industri dan ekspor Kepulauan Riau di triwulan IV-2008. Laju pertumbuhan ekonomi (y-o-y) kembali terkoreksi dari 6,52% di triwulan III-2008 menjadi 3,21% pada periode ini. Penurunan tersebut membawa tingkat pertumbuhan triwulanan (q-t-q) mencapai titik negatif, setelah triwulan sebelumnya hanya tumbuh 1,22%. Memburuknya kondisi keuangan bahkan resesi yang dialami sebagian negara prinsipal menjadi determinan utama perlambatan kinerja industri manufaktur kota Batam. Nilai tukar Rupiah dan sebagian besar negara mitra dagang yang terdepresiasi oleh Dollar Amerika (US$) juga semakin berkontribusi terhadap melambatnya aktivitas properti, perdagangan, hotel dan restoran di wilayah Kepulauan Riau. Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara Asesmen di sisi permintaan (demand side) memperlihatkan penurunan yang tajam pada aktivitas ekspor hingga mencatat pertumbuhan negatif. Daya beli masyarakat yang belum pulih berdampak pada melambatnya laju konsumsi rumah tangga, meskipun terjadi beberapa perayaan hari besar selama periode tersebut. Nilai tambah yang diciptakan dari investasi barang modal relatif meningkat dibanding triwulan sebelumnya, dan sekaligus menjadi penyangga (buffer) laju perekonomian di triwulan IV. Ditinjau dari sisi penawaran, pengaruh krisis keuangan global terhadap sektor industri pengolahan semakin intens dan menjadi determinan utama perlambatan di triwulan IV-2008. Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.IV-2008 1

Tekanan daya beli domestik, tingkat inflasi yang tinggi serta terdepresiasinya nilai tukar negara-negara tetangga merupakan beberapa faktor yang cukup berpengaruh terhadap koreksi laju pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) serta sektor bangunan. Adapun sektor pertanian tercatat sebagai satu-satunya sektor yang mengalami akselerasi di triwulan laporan karena peningkatan yang dihasilkan dari komoditas perikanan. Asesmen Inflasi Laju inflasi tahun kalender Kota Batam sampai dengan triwulan IV 2008 tercatat sebesar 8,39% (ytd), lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun 2007 yang tercatat sebesar 4,84% (ytd). Meskipun demikian laju inflasi di Kota Batam pada triwulan IV 2008 masih dibawah inflasi nasional. Inflasi tahun kalender nasional sampai dengan triwulan IV 2008 tercatat sebesar 11,06% (ytd). Laju inflasi Kota Tanjung Pinang sampai dengan akhir tahun 2008 tercatat sebesar 11,90% (ytd) sedikit lebih tinggi dibanding angka inflasi nasional. Grafik Inflasi Kota Batam dan Nasional Grafik Inflasi Kota Batam Berdasarkan Kelompok Barang Asesmen Perbankan Kondisi perbankan di Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan IV 2008 menunjukkan peningkatan yang cukup stabil terhadap periode sebelumnya. Beberapa indikator-indikator perbankan, seperti total aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit oleh perbankan terus mengalami pertumbuhan. Total asset perbankan di Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan IV 2008 tercatat sebesar Rp20,82 triliun atau mengalami peningkatan sebesar Rp2,44 triliun (13,28%) dibandingkan triwulan III 2008. DPK yang berhasil dihimpun oleh perbankan di Provinsi Kepulauan Riau sampai dengan triwulan IV 2008 tercatat sebesar Rp16,99 triliun Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.IV-2008 2

atau mengalami peningkatan sebesar Rp1,98 triliun (13,21%) dibandingkan triwulan III 2008. Penyaluran kredit yang dilakukan oleh perbankan di Provinsi Kepulauan Riau juga mengalami peningkatan. Pada triwulan IV 2008, penyaluran kredit di Provinsi Kepulauan Riau oleh perbankan tercatat sebesar Rp11,22 triliun atau mengalami kenaikan sebesar Rp734,81 miliar (7,01%) dibandingkan triwulan III 2008 yang tercatat sebesar Rp10,48 triliun. Tabel Indikator Perbankan Provinsi Kepulauan Riau Indikator Periode 2007 2008 Tw.IV Tw.I Tw.II Tw. III Tw.IV Bank Umum Jaringan Kantor 44 45 45 45 46 Total Asset 16.000.135 16.065.809 16.709.890 17.600.675 19.898.329 Total DPK 13.586.189 13.442.509 14.071.918 14.446.343 16.332.781 Total Kredit 8.215.755 8.583.889 9.291.399 9.944.195 10.653.877 LDR (%) 60,47 63,86 66,03 68,84 65,23 NPLs (%) 2,6 1,57 2,33 2,94 2,6 BPR Total Asset 628.812 642.366 680.641 776.379 918.784 Total DPK 476.104 498.168 504.879 564.556 660.973 Total Kredit 370.587 394.750 461.337 538.346 563.476 Pertumbuhan kredit yang lebih besar daripada pertumbuhan DPK menunjukkan semakin membaiknya fungsi intermediasi oleh perbankan. Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan LDR pada posisi Desember 2008 yang tercatat sebesar 66,01% dibandingkan dengan LDR pada posisi yang sama tahun 2007 yang tercatat sebesar 61,06%. Sementara itu, angka Non Performing Loans (NPLs) perbankan di Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan trend penurunan dengan masih tetap berada dalam batas toleransi (5%). Sampai dengan akhir tahun 2008 NPLs perbankan di Provinsi Kepulauan Riau tercatat sebesar 2,55% dibandingkan dengan posisi yang sama pada tahun 2007 yang tercatat sebesar 2,60%. Sementara itu, pada tahun 2008 laba bank-bank di Provinsi Kepulauan Riau meningkat sebesar Rp67 miliar menjadi sebesar Rp318 miliar jika dibandingkan dengan laba tahun 2007 yang tercatat sebesar Rp251 miliar. Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.IV-2008 3

Asesmen Sistem Pembayaran Perkembangan aliran uang yang masuk (inflow) dan keluar (outflow) Kantor Bank Indonesia Batam pada triwulan IV ditandai dengan angka outflow sedikit menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada triwulan IV 2008 terjadi outflow sebesar Rp1,49 triliun atau menurun sebesar Rp30,62 miliar dibandingkan triwulan II 2008 yang tercatat sebesar Rp1,52 triliun. Sementara itu inflow ke Kantor Bank Indonesia Batam tercatat sebesar Rp278 milyar. Oleh karena itu secara keseluruhan terjadi net outflow Rp1,21 triliun. Jumlah penarikan yang cukup tinggi pada triwulan IV 2008 terkait dengan penarikan untuk memenuhi kebutuhan perayaan Natal, Tahun Baru dan Pemilu tahun 2009. Nilai transaksi melalui sistem kliring lokal di wilayah Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan IV 2008 mencapai Rp2,74 triliun dengan jumlah warkat sebanyak 102.838 lembar. Nilai total kliring tersebut menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp2,96 triliun dengan jumlah warkat sebanyak 111.429 lembar. Jumlah uang rupiah palsu yang dilaporkan ke Bank Indonesia Batam pada triwulan IV 2008 berjumlah Rp 1.470.000,00 dengan jumlah lembar sebanyak 28 lembar. Jumlah tersebut menurun dibandingkan dengan triwulan III 2008 yang tercatat sebesar Rp 6.540.000 dengan jumlah lembar sebanyak 85 lembar. Asesmen Keuangan Daerah Realisasi anggaran penerimaan dan belanja selama triwulan IV-2008 meningkat tajam dibanding triwulan sebelumnya. Total realisasi penerimaan selama tahun 2008 tercatat sebesar Rp1,36 triliun atau 112,61% dari target APBD(P) 2008, sedangkan penyerapan anggaran belanja belum optimal dengan tingkat pencapaian sebesar 82,89%. Adapun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2008 provinsi Kepulauan Riau sebesar Rp 1,382 triliun telah mengalami perubahan menjadi Rp 1,385 triliun. Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.IV-2008 4

Tabel 4.1 Perkembangan APBD Provinsi Kepulauan Riau TA. 2005 2008 No STRUKTUR APBD TA. 2005 TA. 2006 TA. 2007 TA.2008 (P) 1. PENDAPATAN 371,721,840,000 911,152,768,000 1,019,498,530,494 1,204,685,000,000 2. BELANJA 483,577,930,500 1,136,081,909,773 1,459,367,000,000 1,389,000,000,000 3. PEMBIAYAAN 111,856,090,500 224,929,141,773 439,868,869,506 204,000,000,000 TOTAL APBD 501,134,743,000 1,189,966,909,773 1,467,000,000,000 1,389,000,000,000 Sumber : Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Dampak krisis keuangan global pada perekonomian Kepulauan Riau tahun 2009 diperkirakan semakin berlanjut dan membawa laju pertumbuhan ke tingkat yang lebih rendah. Menurunnya kapasitas produksi sektor manufaktur menjadi determinan utama asesmen perlambatan di triwulan I-2009. Aktivitas perdagangan tumbuh melambat seiring dengan menurunnya kuantitas ekspor-impor luar negeri. Selain itu, tekanan di sektor properti dan pariwisata belum hilang karena menurunnya daya beli secara global. Inflasi IHK kota Batam di triwulan I 2009 diperkirakan mengalami penurunan yang relatif lebih kecil dibanding triwulan sebelumnya. Pengingkatan laju inflasi kota Batam dan Tanjung Pinang selama triwulan I-2009 sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca. Tingginya kecepatan angin dari arah Barat Laut dan Timur Laut Kepulauan Riau menimbulkan gelombang tinggi mencapai 2,0 2,5 m dan mengganggu kelancaran arus transportasi laut ke kota Batam dan Tanjung Pinang. Penurunan harga BBM merespon turunnya harga komoditi dunia cukup berkontribusi dalam menahan laju inflasi lebih lanjut. Prospek Ekonomi 2008 Dampak krisis keuangan global pada perekonomian Kepulauan Riau tahun 2009 diperkirakan semakin berlanjut dan membawa laju pertumbuhan ke tingkat yang lebih rendah. Menurunnya kapasitas produksi sektor manufaktur menjadi determinan utama asesmen perlambatan di triwulan I-2009. Aktivitas perdagangan tumbuh melambat seiring dengan menurunnya kuantitas ekspor-impor luar negeri. Selain itu, tekanan di sektor properti dan pariwisata belum hilang karena menurunnya daya beli secara global. Inflasi IHK kota Batam di triwulan I 2009 diperkirakan mengalami penurunan yang relatif lebih kecil dibanding triwulan sebelumnya. Pengingkatan laju inflasi kota Batam dan Tanjung Pinang selama triwulan I-2009 sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca. Tingginya kecepatan angin dari arah Barat Laut dan Timur Laut Kepulauan Riau menimbulkan gelombang tinggi mencapai 2,0 2,5 m dan mengganggu kelancaran arus transportasi laut ke Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.IV-2008 5

kota Batam dan Tanjung Pinang. Penurunan harga BBM merespon turunnya harga komoditi dunia cukup berkontribusi dalam menahan laju inflasi lebih lanjut. Grafik Estimasi Pertumbuhan Ekonomi Grafik Estimasi Inflasi Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.IV-2008 6