BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan bedah atau tindakan di bidang obstetri dan ginekologi merupakan suatu tindakan kedokteran yang dibutuhkan untuk memungkinkan suatu tindakan operasi oleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi agar dapat dilakukan sesuai dengan prosedur. Oleh karenanya tindakan pembedahan tergolong sebagai salah satu tindakan kedokteran yang berisiko tinggi, karena tujuan akhirnya adalah mengurangi tingkat mortalitas, morbiditas dan disabilitas/ kecacatan akibat komplikasi prosedur bedah. Adanya risiko tinggi tersebut menuntut adanya manajemen terhadap risiko tersebut agar pelayanan bedah dapat berjalan aman, lancar dan sukses dengan memperhatikan kaidah-kaidah patient safety. 1.2 Tujuan Meningkatkan keamanan (safety) tindakan bedah obstetri dan ginekologi dengan menciptakan standarisasi prosedur pelayanan yang aman bagi pasien dan tenaga kesehatan. Mengurangi tingkat mortalitas, morbiditas, dan disabilitas / kecacatan akibat komplikasi prosedur bedah atau tindakan obstetri dan ginekologi. Me-recall memory, terutama pada hal-hal kecil yang gampang terabaikan pada keadaan pasien yang kompleks. 1.3 Lingkup Area Panduan ini diterapkan kepada semua dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dokter anestesi, penata anestesi, bidan kamar bersalin dan semua perawat kamar operasi yang akan menangani pasien dalam suatu prosedur operasi atau tindakan di bidang obtetri dan ginekologi. 1.4 Tiga Elemen Pada setiap prosedur invasif, terdapat tiga elemen penting yang harus selalu berinteraksi dan bekerjasama secara efektif dan efisien, yaitu: 1. Kamar operasi atau ruang prosedur. 2. Pasien 3. Tenaga kesehatan ( dokter spesialis obstetric dan ginekologi, dokter spesialis anestesi, penata anestesi, bidan kamar bersalin dan semua perawat kamar operasi BAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI 2.1 Pengertian Pelayanan bedah atau tindakan obstetri dan ginekologi adalah pelayanan yang diberikan pada pasien obstetri dan ginekologi dengan tindakan pembedahan atau tindakan mulai dari pra bedah, durante / intra bedah dan paska bedah. 2.1.1 Pra Operasi atau Pra Tindakan 1
Pengkajian ini dilakukan oleh seluruh disiplin ilmu yang terkait: dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dokter spesialis anestesi, bidan kamar bersalin, penata anestesi, perawat kamar operasi dan tim kesehatan lain pada format pengkajian awal masing-masing. Adapun hal-hal yang perlu dikaji meliputi: 2.1.2 Pengkajian Pre Operasi atau Pra Tindakan Pengkajian ini dilakukan oleh seluruh disiplin ilmu yang terkait: dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dokter spesialis anestesi, bidan kamar bersalin, penata anestesi, perawat kamar operasi dan tim kesehatan lain pada format pengkajian awal masing-masing. Adapun hal-hal yang perlu dikaji meliputi : Riwayat penyakit sebelumnya (misalnya tekanan darah tinggi, asma, masalah jantung atau pernapasan). Riwayat alergi Berat badan dan tinggi badan pasien Pengalaman pribadi pasien dengan pembedahan sebelumnya. Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini Ada tidaknya risiko untuk pembedahan Perawatan Pre Operasi Di Kamar Operasi Di mulai pada saat pasien diserah terimakan kepada perawat kamar operasi dan berakhir saat pasien dipindah ke meja operasi. Perawatan Pre Operasi Meliputi: A.Menerima Pasien Memeriksa kembali persiapan pasien yang mencakup : 1) Identitas pasien termasuk tanda/ peneng pada pergelangan tangan. 2) Kelengkapan rekam medis / status. 3) Kelengkapan informed consent. 4) Hasil pemeriksaaan laboratorium, foto, EKG, USG. 5) Perhiasan, gigi palsu harus dilepas sebelum tindakan operasi. 6) Mengganti baju pasien dan memberi extra selimut. 7) Menilai keadaan umum dan tanda- tanda vital. 8) Pastikan pasien dalam keadaan puasa. 9) Pastikan pasien sudah terpasang infuse dan kateter 10) Pastikan lapangan operasi sudah bersih dari bulu pubis B. Memberikan obat pre medikasi. C. Mendorong pasien ke kamar operasi sesuai dengan jenis pembedahan. D. Memindahkan pasien ke meja operasi sesuai dengan sign in Persiapan Lain-Lain pada Saat Pre Operasi Dokter spesialis obstetri dan ginekologi: 1. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga sebelum operasi atau tindakan dan meminta persetujuan mengenai operasi atau tindakan yang akan dilakukan 2. Melakukan sign mark lokasi operasi sesuai SPO 2
Dokter spesialis anestesi: 1. Melakukan assesment pra anestesi 2. Memberikan edukasi pra anestesi dan meminta persetujuan tindakan anestesi. Bidan kamar bersalin: Melakukan asuhan keperawatan dan melaksanakan tindakan sesuai dengan SPO perawatan pasien pre operasi. Perawat Anestesi: Menerima pasien dari ruangan di ruang premedikasi / penerimaan pasien operasi sesuai dengan format serah terima pasien, kemudian pasien dibawa ke tempat tindakan / kamar operasi. Perawat Kamar Operasi Melakukan identifikasi dengan mencatat nama pasien, umur, register, ruangan asal pasien, alamat, diagnosa pre operasi, jenis tindakan dan dilakukan sign in dengan menggunakan format Surgical Safety Check List sebelum pasien dilakukan tindakan anestesi. 2.1.2. Intra / Durante Operasi Intra / durante operatif merupakan masa pembedahan yang dimulai setelah pasien dilakukan tindakan anestesi. Tindakan-tindakan intra operasi: 1. Mengatur posisi pasien sesuai dengan jenis operasi atau tindakan. 2. Desinfeksi lapangan operasi dengan cairan povidone iodine 10% 3. Lapangan operasi dipersempit dengan doek steril dan mencegah berpindahnya mikroorganisme 4. Pelaksanaan time out sebelum insisi sesuai dengan Surgical Safety Check List 5. Pelaksanaan tindakan pembedahan sesuai dengan SPO 6. Pelaksanaan sign out sebelum penutupan luka operasi sesuai dengan Surgical Safety Check List 2.1.3 Pasca Operasi Tindakan pasca operasi merupakan tindakan pada pasien yang dilakukan setelah penutupan luka operasi sampai dengan perawatan di ruang rawat inap selanjutnya. Hal-hal yang harus dikerjakan masing-masing tim kesehatan saat pasca operasi: 1. Operator / DPJP menulis laporan operasi di lembar operasi yang telah tersedia 2. Operator / DPJP mengisi instruksi pasca operasi di lembar tindakan pelayanan terintegrasi. 3. Tim Kesehatan lain yang terkait juga menulis di lembar tindakan pelayanan terintegrasi 4. Tim kesehatan yang terkait memonitor kondisi pasien selama 24 jam pasca operasi (tanda-tanda vital, produksi urine, jumlah cairan masuk dan cairan keluar, jumlah perdarahan pasca operasi) dan dicatat di lembar catatan perkembangan pasien dan lembar tindakan pelayanan terintegrasi. 3
5. Keperawatan melaksanakan tindakan sesuai dengan SPO keperawatan pasca operasi (pemberian obat pasca operasi. 6. Apabila pasca operasi pasien membutuhkan tim kesehatan lain yang belum terkait maka operator / DPJP mengisi lembar konsultasi, selanjutnya jika direncanakan rawat bersama tim kesehatan tersebut mendokumentasikan di lembar catatan perkembangan masingmasing dan lembar tindakan pelayanan terintegrasi. 4
BAB III PENUTUP Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan dan kedokteran berdampak pula pada bidang medis dan pelayanan Instalasi Bedah merupakan bagian integral dari pelayanan rumah sakit yang salah satunya adalah pelayanan bedah dalam rangka kesuksesan tindakan pembedahan demi keselamatan dan pemulihan kondisi pasien post operasi. Pelayanan Instalasi Bedah yang dilakukan di rumah sakit tentunya perlu senantiasa disesuaikan dengan perkembangan tersebut. Dalam menyongsong era globalisasi dan menghadapi persaingan bebas di bidang kesehatan, maka pelayanan bedah juga harus disiapkan secara benar. Buku Panduan ini disusun untuk menjadi acuan Pelaksanaan Pelayanan Bedah di RSUD Sampang dan tetap terbuka untuk dievaluasi dan disempurnakan dari waktu ke waktu. 5