BAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

dokumen-dokumen yang mirip
dalam yang memenuhi standar profesi serta peraturan perundang- undangan. (R) Pedoman Pelayanan

BAB 5 PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)

PANDUAN TEKNIS PESERTA DIDIK KEDOKTERAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI

20 STANDAR, 70 ELEMEN PENILAIAN. dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes Komisi Akreditasi Rumah Sakit

Panduan Penetapan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan ( DPJP )

PERATURAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI (PAB)

- 1 - KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD TAMAN HUSADA BONTANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RSUD TAMAN HUSADA BONTANG

Pengertian : Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat ruangan/ bangsal dan staf kamar operasi.

Lampiran 1 LEMBAR OBSERVASI

BAB I DEFINISI BAB II RUANG LINGKUP 1

BAB I PENDAHULUAN. dan social dan spiritual yang memungkinkan setiap orang untuk hidup

CHECKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN AKREDITASI POKJA PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB) NO. MATERI DOKUMEN NILAI KETERANGAN Elemen Penilaian PAB 1.

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mencapai tujuan yang optimal. (Depkes R.I. 2001)

90 Januari Februari Maret Target Capaian

Perawat instrument (Scrub Nurse) dan perawat sirkuler di kamar operasi.

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK CITRA INSANI SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NO /SK-DIR/RSIA-CI/VIII/2014 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN (INFORMED CONSENT)

PERFORMANCE BOARD RSUP FATMAWATI JANUARI S/D SEPTEMBER TAHUN 2016 DAN 2017

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

Rakor Bidang Keperawatan, PP dan PA. Kirana, 9 Agustus 2016

TRANSFER PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK PINDAH PERAWATAN

Indikasi : No. Rekam : Medis Nama pasien : Tanggal Masuk : Jenis kelamin : Laki-laki Rujukan : Ya Tidak

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. salah-prosedur, salah-pasien operasi, adalah kejadian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Komite Mutu dan Keselamatan Pasien. Indikator Hospital Wide Tahun 2017 (Bulan Januari s/d Desember)

CLINICAL PATHWAY EKLAMPSIA GRAVIDARUM Rumah Sakit Kelas B & C

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 44 tahun 2009 Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan

DAFTAR DOKUMEN APK BERDASARKAN ELEMEN PENILAIAN

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Kepuasan Pelanggan di Atas Segala-galanya. Hasil Capaian. Indikator Hospital Wide

PAB: Maksud Anestesi, sedasi, dan intervensi bedah adalah sering dilakukan dan kompleks Hal-hal tersebut membutuhkan: Pengkajian yang lengkap dan meny

PENGEMBANGAN PROGRAM PATIENT SAFETY BERDASARKAN STANDAR SIX GOAL INTERNATIONAL PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT ONKOLOGI SURABAYA

Rancangan Aktualisasi

Panduan Identifikasi Pasien

KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN

100% 100% (2/2) 100% 100% (4142) (4162) (269) (307) (307) (269) (278) (263) (265) (264) 0% (638) 12 mnt. (578) 10 mnt

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spritual yang komprehensif ditunjukan pada

STRUKTUR ORGANISASI SEKSI CATATAN MEDIS DAN PELAPORAN

JENIS DOKUMENTASI MR 1

HASIL PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU RSUD AL IHSAN PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN III (BULAN JULI SEPTEMBER) TAHUN 2016

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

POA (PLAN OF ACTION) PELAKSANAAN PROGRAM MANAJEMEN RESIKO PASIEN JATUH DI RUMAH SAKIT ISLAM UNISMA MALANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety

PANDUAN PENJELASAN HAK PASIEN DALAM PELAYANAN LOGO RS X

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi

CONTOH CONTOH INSIDEN. No. INSTALASI INDIKATOR JENIS

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

PERFORMANCE BOARD RSUP FATMAWATI TAHUN 2016

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengisian lembar resume dokter dalam pemenuhan standar akreditasi

LAPORAN LAPORAN DAFTAR ISI INDIKATOR MUTU PMKP TRIWULAN 1 TAHUN 2017

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rekam medis harus dijaga kerahasiaannya. (1) c. Rekam medis dalam arti sempit dimaksud kasus-kasus yang tercatat

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. pasien yang berkaitan dengan medis. Salah satu kewajiban yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. penyakit serta pemulihan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

TABULASI POKJA PAP ( PELAYANAN ASUHAN PASIEN)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

PENILAIAN MUTU - INDIKATOR MUTU 1

TINDAKAN PEMBEDAHAN SOP. 1. Pengertian. 2. Tujuan. 3. Kebijakan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bimbingan. dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes Komisi Akreditasi Rumah Sakit 20 STANDAR, 70 ELEMEN PENILAIAN

prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa

CLINICAL PATHWAY APENDISITIS AKUT

Jadwal Penelitian: Hubungan Kepatuhan Tim Bedah dengan Pelaksanaan Time Out di Kamar Operasi Rumah Sakit Lavalette Malang

AP (ASESMEN PASIEN) AP.1

BAB 1 PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi

PENCAPAIAN INDIKATOR KOMITE PMKP RS GRIYA HUSADA MADIUN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan lain-lain. Pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Rumah Sakit merupakan tempat yang sangat

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI

PERFORMANCE BOARD RSCM INDIKATOR PRIORITAS RUMAH SAKIT (HOSPITAL WIDE MEASUREMENT)

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN

BAB I INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT AMAL SEHAT WONOGIRI. Indikator Mutu RS. Amal Sehat Wonogiri terdiri atas 5 Indikator Mutu yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan, maka dapat

I.Pengertian II. Tujuan III. Ruang Lingkup IV. Prinsip

PENATAAN REKAM MEDIS. LILY WIDJAJA, Amd.PK., SKM., MM.

RUMAH SAKIT ISLAM ARAFAH JAMBI Jln. Mpu Gandring No. 1 Kebun Jeruk Jambi Telp ,62711/ Fax RSI.

LAMPIRAN PERATURAN CHIEF EXECUTIVE OFFICER NOMOR : TANGGAL : 12 FEBRUARI 2014 TENTANG : KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN ANESTESIOLOGI DAN SEDASI 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS TABA

BAB III ELABORASI TEMA

PANDUAN PENOLAKAN PELAYANAN ATAU PENGOBATAN RSIA NUN SURABAYA 1. LATAR BELAKANG

KRITERIA PEMULANGAN DAN TINDAK LANJUT PASIEN

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjang medik yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan. mempunyai peranan penting dalam mempercepat tercapainya tingkat

FUNGSI DAN PERAN SCRUB NURSE

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016

SPO. Menentukan informasi pendaftaran (termasuk di dalamnya mengenai transfer pasien) yang akan disampaikan pada unit unit penunjang terkait

KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS KESEHATAN UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan bedah atau tindakan di bidang obstetri dan ginekologi merupakan suatu tindakan kedokteran yang dibutuhkan untuk memungkinkan suatu tindakan operasi oleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi agar dapat dilakukan sesuai dengan prosedur. Oleh karenanya tindakan pembedahan tergolong sebagai salah satu tindakan kedokteran yang berisiko tinggi, karena tujuan akhirnya adalah mengurangi tingkat mortalitas, morbiditas dan disabilitas/ kecacatan akibat komplikasi prosedur bedah. Adanya risiko tinggi tersebut menuntut adanya manajemen terhadap risiko tersebut agar pelayanan bedah dapat berjalan aman, lancar dan sukses dengan memperhatikan kaidah-kaidah patient safety. 1.2 Tujuan Meningkatkan keamanan (safety) tindakan bedah obstetri dan ginekologi dengan menciptakan standarisasi prosedur pelayanan yang aman bagi pasien dan tenaga kesehatan. Mengurangi tingkat mortalitas, morbiditas, dan disabilitas / kecacatan akibat komplikasi prosedur bedah atau tindakan obstetri dan ginekologi. Me-recall memory, terutama pada hal-hal kecil yang gampang terabaikan pada keadaan pasien yang kompleks. 1.3 Lingkup Area Panduan ini diterapkan kepada semua dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dokter anestesi, penata anestesi, bidan kamar bersalin dan semua perawat kamar operasi yang akan menangani pasien dalam suatu prosedur operasi atau tindakan di bidang obtetri dan ginekologi. 1.4 Tiga Elemen Pada setiap prosedur invasif, terdapat tiga elemen penting yang harus selalu berinteraksi dan bekerjasama secara efektif dan efisien, yaitu: 1. Kamar operasi atau ruang prosedur. 2. Pasien 3. Tenaga kesehatan ( dokter spesialis obstetric dan ginekologi, dokter spesialis anestesi, penata anestesi, bidan kamar bersalin dan semua perawat kamar operasi BAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI 2.1 Pengertian Pelayanan bedah atau tindakan obstetri dan ginekologi adalah pelayanan yang diberikan pada pasien obstetri dan ginekologi dengan tindakan pembedahan atau tindakan mulai dari pra bedah, durante / intra bedah dan paska bedah. 2.1.1 Pra Operasi atau Pra Tindakan 1

Pengkajian ini dilakukan oleh seluruh disiplin ilmu yang terkait: dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dokter spesialis anestesi, bidan kamar bersalin, penata anestesi, perawat kamar operasi dan tim kesehatan lain pada format pengkajian awal masing-masing. Adapun hal-hal yang perlu dikaji meliputi: 2.1.2 Pengkajian Pre Operasi atau Pra Tindakan Pengkajian ini dilakukan oleh seluruh disiplin ilmu yang terkait: dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dokter spesialis anestesi, bidan kamar bersalin, penata anestesi, perawat kamar operasi dan tim kesehatan lain pada format pengkajian awal masing-masing. Adapun hal-hal yang perlu dikaji meliputi : Riwayat penyakit sebelumnya (misalnya tekanan darah tinggi, asma, masalah jantung atau pernapasan). Riwayat alergi Berat badan dan tinggi badan pasien Pengalaman pribadi pasien dengan pembedahan sebelumnya. Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini Ada tidaknya risiko untuk pembedahan Perawatan Pre Operasi Di Kamar Operasi Di mulai pada saat pasien diserah terimakan kepada perawat kamar operasi dan berakhir saat pasien dipindah ke meja operasi. Perawatan Pre Operasi Meliputi: A.Menerima Pasien Memeriksa kembali persiapan pasien yang mencakup : 1) Identitas pasien termasuk tanda/ peneng pada pergelangan tangan. 2) Kelengkapan rekam medis / status. 3) Kelengkapan informed consent. 4) Hasil pemeriksaaan laboratorium, foto, EKG, USG. 5) Perhiasan, gigi palsu harus dilepas sebelum tindakan operasi. 6) Mengganti baju pasien dan memberi extra selimut. 7) Menilai keadaan umum dan tanda- tanda vital. 8) Pastikan pasien dalam keadaan puasa. 9) Pastikan pasien sudah terpasang infuse dan kateter 10) Pastikan lapangan operasi sudah bersih dari bulu pubis B. Memberikan obat pre medikasi. C. Mendorong pasien ke kamar operasi sesuai dengan jenis pembedahan. D. Memindahkan pasien ke meja operasi sesuai dengan sign in Persiapan Lain-Lain pada Saat Pre Operasi Dokter spesialis obstetri dan ginekologi: 1. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga sebelum operasi atau tindakan dan meminta persetujuan mengenai operasi atau tindakan yang akan dilakukan 2. Melakukan sign mark lokasi operasi sesuai SPO 2

Dokter spesialis anestesi: 1. Melakukan assesment pra anestesi 2. Memberikan edukasi pra anestesi dan meminta persetujuan tindakan anestesi. Bidan kamar bersalin: Melakukan asuhan keperawatan dan melaksanakan tindakan sesuai dengan SPO perawatan pasien pre operasi. Perawat Anestesi: Menerima pasien dari ruangan di ruang premedikasi / penerimaan pasien operasi sesuai dengan format serah terima pasien, kemudian pasien dibawa ke tempat tindakan / kamar operasi. Perawat Kamar Operasi Melakukan identifikasi dengan mencatat nama pasien, umur, register, ruangan asal pasien, alamat, diagnosa pre operasi, jenis tindakan dan dilakukan sign in dengan menggunakan format Surgical Safety Check List sebelum pasien dilakukan tindakan anestesi. 2.1.2. Intra / Durante Operasi Intra / durante operatif merupakan masa pembedahan yang dimulai setelah pasien dilakukan tindakan anestesi. Tindakan-tindakan intra operasi: 1. Mengatur posisi pasien sesuai dengan jenis operasi atau tindakan. 2. Desinfeksi lapangan operasi dengan cairan povidone iodine 10% 3. Lapangan operasi dipersempit dengan doek steril dan mencegah berpindahnya mikroorganisme 4. Pelaksanaan time out sebelum insisi sesuai dengan Surgical Safety Check List 5. Pelaksanaan tindakan pembedahan sesuai dengan SPO 6. Pelaksanaan sign out sebelum penutupan luka operasi sesuai dengan Surgical Safety Check List 2.1.3 Pasca Operasi Tindakan pasca operasi merupakan tindakan pada pasien yang dilakukan setelah penutupan luka operasi sampai dengan perawatan di ruang rawat inap selanjutnya. Hal-hal yang harus dikerjakan masing-masing tim kesehatan saat pasca operasi: 1. Operator / DPJP menulis laporan operasi di lembar operasi yang telah tersedia 2. Operator / DPJP mengisi instruksi pasca operasi di lembar tindakan pelayanan terintegrasi. 3. Tim Kesehatan lain yang terkait juga menulis di lembar tindakan pelayanan terintegrasi 4. Tim kesehatan yang terkait memonitor kondisi pasien selama 24 jam pasca operasi (tanda-tanda vital, produksi urine, jumlah cairan masuk dan cairan keluar, jumlah perdarahan pasca operasi) dan dicatat di lembar catatan perkembangan pasien dan lembar tindakan pelayanan terintegrasi. 3

5. Keperawatan melaksanakan tindakan sesuai dengan SPO keperawatan pasca operasi (pemberian obat pasca operasi. 6. Apabila pasca operasi pasien membutuhkan tim kesehatan lain yang belum terkait maka operator / DPJP mengisi lembar konsultasi, selanjutnya jika direncanakan rawat bersama tim kesehatan tersebut mendokumentasikan di lembar catatan perkembangan masingmasing dan lembar tindakan pelayanan terintegrasi. 4

BAB III PENUTUP Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan dan kedokteran berdampak pula pada bidang medis dan pelayanan Instalasi Bedah merupakan bagian integral dari pelayanan rumah sakit yang salah satunya adalah pelayanan bedah dalam rangka kesuksesan tindakan pembedahan demi keselamatan dan pemulihan kondisi pasien post operasi. Pelayanan Instalasi Bedah yang dilakukan di rumah sakit tentunya perlu senantiasa disesuaikan dengan perkembangan tersebut. Dalam menyongsong era globalisasi dan menghadapi persaingan bebas di bidang kesehatan, maka pelayanan bedah juga harus disiapkan secara benar. Buku Panduan ini disusun untuk menjadi acuan Pelaksanaan Pelayanan Bedah di RSUD Sampang dan tetap terbuka untuk dievaluasi dan disempurnakan dari waktu ke waktu. 5