Informasi Bahan Berbahaya Beracun Dan Pencemar Organik Persisten (SIBP3POPs) di Kemenkes. Badan Litbang Kesehatan 2017

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. operasi, sisa suntikan, obat kadaluarsa, virus, bakteri, limbah padat dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap pelayanannya menghasilkan limbah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

BERITA DAEARAH KOTA DEPOK NOMOR 123 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dua puluh empat jam sehari dan melibatkan berbagai aktifitas orang

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam menunjang aktifitas sehari-hari. Kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan juga merupakan bagian yang takterpisahkan dari pembangunan, karena

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Pemantauan Limbah Cair, Gas dan Padat

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa

PENGUATAN PENANGANAN LIMBAH (PADAT) DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk

PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3)

Dasar Manajemen Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius,

1.1. Latar Belakang Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang. atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair.

Administrasi dan Kebijakan Upaya Kesehatan Perorangan. Amal Sjaaf Dep. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM UI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Derajat kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PEMBUANGAN DAN PEMUSNAHAN OBAT-OBAT RUSAK DAN KADALUWARSA. Prof. Dr. Slamet Ibrahim S. DEA. Apt. Farmakokimia- Sekolah Farmasi ITB 2009

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembangunan di bidang perekonomian. Pembangunan ini dilakukan oleh

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

HIGIENE SANITASI PANGAN

NOMOR RESPONDEN : PUSKESMAS :.. TGL. SURVEY :. A. IDENTITAS RESPONDEN

BAB II LANDASAN TEORI. Pemerintah No 18 tahun 1999).

PENGOLAHAN LIMBAH B3 MEDIS

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari. tujuan nasional (Depkes RI, 2009).

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/423/2017 TENTANG TIM TEKNIS ADAPTASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BIDANG KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/95/2017 TENTANG TIM KOORDINASI PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

LAPORAN KEGIATAN PENGKAJIAN BAKU MUTU KUALITAS UDARA AMBIEN LAMPIRAN. PP No.41 TAHUN 1999

-14- TATA CARA PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DARI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

PEDOMAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN AKIBAT KECELAKAAN B3 DAN LIMBAH B3

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dalam upaya mencapai visi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

Instrumen yaitu sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang melakukan tugas atau mencapai tujuan secara efektif atau efisien (Suharsimi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Aspek legal. untuk pelayanan kefarmasian di fasilitas kesehatan. Yustina Sri Hartini - PP IAI

KEBIJAKAN PENERAPAN FORMULARIUM NASIONAL DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan sehingga tidak sama lagi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

WALIKOTA BANDA ACEH PROVINSI ACEH QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

TATA CARA PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LB3

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH LIMBAH B3

KLASIFIKASI LIMBAH. Oleh: Tim pengampu mata kuliah Sanitasi dan Pengolahan Limbah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari

UPAYA MINIMASI LIMBAH PADAT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DOKTER KARIADI SEMARANG DENGAN PENERAPAN STRATEGI CLEANER PRODUCTION

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya.

PENGELOLAAN LIMBAH B3. Disampaikan oleh: Deputi MENLH Bidang Pengeloaan B3, Limbah B3, dan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup

PENGUATAN PERAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI DALAM MANAJEMEN KESEHATAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PENYIMPANAN & PENGUMPULAN PEMANFAATAN PENGANGKUTAN PENGOLAHAN PENIMBUNAN

MEDICAL WASTE ANALYSIS IN PUBLIC HEALTH CENTER. Anita Dewi Moelyaningrum Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat. Kegiatannya tidak hanya berdampak positif bagi masyarakat

2014, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disin

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGESAHAN MINAMATA CONVENTION ON MERCURY (KONVENSI MINAMATA MENGENAI MERKURI)

TATA CARA PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LB3

APLIKASI PELAPORAN KINERJA PENGELOLAAN LIMBAH B3 ONLINE (SIRAJA LIMBAH) (

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula

Transkripsi:

Informasi Bahan Berbahaya Beracun Dan Pencemar Organik Persisten (SIBP3POPs) di Kemenkes Badan Litbang Kesehatan 2017

Sistematika Pengertian: Bahan berbahaya dan beracun, pencemar organik persisten (POPs) Identifikasi Informasi B3POPs sektor kesehatan (sumber informasi) Limbah medis: pengertian, permasalahan, informasi yang tersedia Informasi B3POPs hasil penelitian Sumber informasi lain Kesimpulan dan saran 2

Pengertian Bahan berbahaya beracun (B3): (UU no. 32 Tahun 2009) Zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain Persistent Organic Pollutants (POPs) Bahan kimia organik yang bersifat akumulatif karena sulit terurai di lingkungan. Senyawa ini merupakan produk samping dari aktivitas industri, pertanian, kesehatan. 3

Identifikasi Informasi B3POP

Identifikasi Informasi B3POP Informasi sumber dan pengelolaan B3POPs, hasil pemeriksaan biomarker Subdit Penyehatan Air Dan Sanitasi Dasar; Pangan; Udara, Tanah, Kawasan; Pengamanan Limbah dan Radiasi (Dit Kesehatan Lingkungan, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat), Badan Litbang Kesehatan, Subdit seleksi obat dan alat kesehatan (Dit Kefarmasian Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan), Badan Litbang Kesehatan Dampak pajanan B3POPs Subdit penyakit paru kronik dan Gangguan Imunologi;,Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Penyakit Kanker dan Kelainan Darah, Gangguan Indera dan Fungsional (Dit Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular), Badan Litbang Kesehatan Antisipasi mengatasi /mengendalikan dampak akibat pajanan B3POP Direktorat Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat:

B3POPs di Fasyankes (Pengamanan Limbah dan Radiasi, Dit Kesehatan Lingkungan, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat)

Pengertian Fasilitas Pelayanan Kesehatan (PP 47, 2016) Suatu alat dan/ atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/ atau masyarakat Menyelenggarakan pelayanan kesehatan berupa: a. pelayanan kesehatan perseorangan; dan/ atau b. pelayanan kesehatan masyarakat. 7

Permasalahan Meningkatnya jumlah fasyankes Data 2016: Rumah Sakit 2.601, Puskesmas 9.510 Volume Karakteristik Limbah Berkembang, Manajemen Limbah Yang Kurang Aman Ketidak tersedian fasilitas pengelolaan limbah medis, Pembuangan atau penimbunan limbah medis ke media lingkungan (Open Dumping ) Pembakaran limbah medis tidak memenuhi persyaratan (open burning) Incinerator belum berizin Sumber: Kemenkes, 2016 RISIKO LINGKUNGAN DAN KESEHATAN 8

Fasyankes Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan (PP 47, 2016) 1) Tempat praktek mandiri 2) Pusat kesehatan masyarakat 3) Klinik 4) Rumah sakit 5) Apotek; 6) Unit transfusi darah 7) Laboratorium kesehatan; 8) Optika Limbah Medis 9

Jenis Limbah Medis 1) Limbah benda tajam: jarum suntik; kaca sediaan (preparat glass); infus set; ampul/vial obat, dll. 2) Limbah infeksius:patogen (bakteri, virus, parasit, dan jamur) 3) Limbah Patologis: organ tubuh, janin dan darah, muntahan, urin dan cairan tubuh yang lain 4) Limbah Farmasi : produk farmasi, obat, vaksin, serum yang sudah kadaluwarsa, tumpahan obat, dll 5) Limbah Kemasan Bertekanan: gas dalam tabung, carteidge dan kaleng aerosol 6) Limbah Logam Berat:Limbah logam merkuri yang berasal dari bocoran peralatan kedokteran (thermometer, alat pengukur tekanan darah) 10

Data dan Informasi e-monev: http://kesling.kesmas.kemkes.go.id/limbahfasyankes. Seluruh RS diharapkan mengisi formulir online ini per triwulan. Yang mengisi adalah petugas kesling RS. Website masih dalam tahap pengembangan, sehingga belum sempurna. Informasi yang tersedia: 491 RS mengelola limbah 19% RS mengelola limbah (dari 20% target) 14 Provinsi mengelola limbah di atas rata-rata nasional 6 Provinsi belum mengelola limbah/belum ada data Masih umum : belum spesifik : B3 atau POP s 11

RS yang Melaksanakan Pengelolaan Limbah Medis Sesuai Standar 89% 65% 58% 50% 50% 50% 36% 29% 29% 26% 25% 25% 22% 22% 19% 18% 17% 15% 14% 13% 12% 11% 9% 7% 5% 5% 3% 2% 2% 0% 0% 0% 0% 0% 0% Data 2 Juli 2017 *Timbulan Limbah dari 2.574 RS: 0,67 Kg/tempat tidur/hari 89,6 Kg/RS/hari 230,6 Ton/hari

RS yang Melaksanakan Pengelolaan Limbah Medis Sesuai Standar Pengelolaan limbah cair dari 2.573 RS (sampel 694 RS, Juli 2017) 99.200 m 3 limbah cair dihasilkan 330 RS mengelola limbah cair 47.170 m 3 limbah cair dikelola IPLC-Parameter Ya 33% Tidak 67%

Hasil Penelitian B3POPs (Badan Litbang Kesehatan) Lihat File Word

Koleksi Referensi

Kesimpulan Kesimpulan dansaran Data dan Informasi B3POPs yang tersedia di Lingkungan Kementerian Kesehatan masih terbatas, belum spesifik dan masih terserak di berbagai unit utama Saran Untuk ditampilkan dalam SIB3POPs, data dan informasi tentang B3POPs masih perlu upaya pengemasan, pemilahan, dan penyesuaian format. Untuk memperkaya data dan informasi : buku-buku yang dikeluarkan WHO (EHC) terkait B3POPs dapat dirujuk dan dikemas menjadi informasi yang lebih ringkas dan menarik untuk ditampilkan dalam WEB SIB3POP