PEMETAAN GEOMORFOLOGI UNTUK GEOLOGI ATAU GEOFISIKA Suroso Sastroprawiro Bambang Kuncoro Hadi Purnomo Jurusan Teknik Geologi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta Contact person: 08122953788 atau bbkuncoro_sda@yahoo.com Ada apa dengan pemetaan? Permasalahan atau? isu yang muncul : 1. Adanya berbagai persepsi tentang pemetaan 2. Adanya berbagai klasifikasi tentang satuan peta 3. Penyajian peta yang beragam 4. Kejelasan manfaat atau kegunaan peta? ISU 1 Bagaimana mengenai masalah persepsi tentang pemetaan? Apa itu, pemetaan? Kegiatan pemrosesan data survey sampai menyajikannya menjadi geo-informasi. Persepsi tentang pemetaan harus didekati dengan pemahaman yang baik dan benar berdasarkan konsep dasar. Geo-informasi adalah data karakteristik obyek alam atau buatan yang berada di bawah atau pada permukaan bumi yang sudah diolah. Posisi keberadaannya mengacu pada sistem koordinat nasional (mengidentifikasi lokasi geografis). Hasilnya berupa informasi geospasial tematik, sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan keruangan. Lalu, apa itu peta? Peta tematik yang menggambarkan permukaan bumi dalam satuan-satuan bentuklahan dengan selalu mempertimbangkan faktor jenis litologi, proses endogen dan eksogen dalam berbagai skala. ISU 2 Bagaimana dengan masalah klasifikasi? Klasifikasi satuan peta tentunya harus: 1. Mencakup aspek-aspek utama di dalam. 2. Sesuai dengan kondisi dominan yang berlangsung di Indonesia Jadi pemetaan dapat dilakukan langsung di lapangan (pengukuran dan pengamatan) atau di studio (interpretasi peta topografi, citra atau foto). 1
kondisi dominan di Indonesia ASPEK-ASPEK UTAMA GEOMORFOLOGI (Verstappen, 1985) MORFOLOGI Morfografi: Susunan dari obyek alami yang ada di permukaan bumi, bersifat pemerian suatu bentuklahan, antara lain lembah, dataran, bukit, punggungan, beting, kipas dll Morfometri: Aspek kuantitatif dari suatu bentuklahan, yaitu kelereng an, bentuk dan panjang lereng, ketinggian, beda tinggi, bentuk dan ukuran lembah, tingkat erosi, dan geometri pengaliran MORFOGENESA Asal usul pembentukan dan perkembangan serta proses-proses Morfostruktur pasif: litologi dan berhubungan dengan resistensi batuan/pelapukan Morfostruktur aktif: tenaga endogen (pengangkatan, perlipatan, pensesaran, dan intrusi) Morfodinamik: tenaga eksogen (proses air, fluvial, es, gerakan massa, kegunungapian) MORFOKRONOLOGI Merupakan urutan bentukan yang ada di permukaan bumi sebagai hasil dari proses. Penekanannya pada evolusi (ubahangsur) pertumbuhan bentuklahan. MORFOASOSIASI Hubungan antara bentuklahan dan lingkungan, seperti hubungan antara bentuklahan dan unsur bentuklahan seperti batuan, struktur geologi, air, tanah, vegetasi, dan penggunaan lahan. PENELITI DASAR KLASIFIKASI Dana, 1863 Topografi mengarah deskripsi fisiografi Davis, 1884 Struktur geologi dan tingkat erosi Powel, 1895 Volkanisme, distrophisma, dan gradasi Davis, 1899-1900 Struktur horisontal dan terganggu (perlipatan/pensesaran) Johnson,1904 Konstruksional dan destruksional Herberton, Penutup permukaan struktur geologi dan 1911 bentuk permukaan Lobeck, 1939 Konstruksional dan destruksional Desaunnetes, Sistem pembentukan lahan, proses, dan 1977 topografi Verstappen, Mengkaitkan struktur geologi dan proses secara 1985 bersama disertai keterangan morfome- tri, morfografi,morfogenesa, morfokronologi Widyanto dan Suprapto D. (1991) Evaluasi dari berbagai dasar klasifikasi bentuklahan tersebut: 1. Dasar klasifikasi ada yang sama, berbeda-beda, dan saling melengkapi 2. Mempunyai tujuan sama, yaitu mempermudah dengan membagi kedalam satuan-satuan bentuklahan 3. Satuan bentuklahan mencakup 3 sifat perwatakan yang sama, yaitu struktur geologi, proses, dan kesan topografi 4. Bentuklahan dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu jenis litologi, proses endogen dan eksogen. Kenyataan di lapangan dapat terjadi salah satu faktor mendominasi faktor yang lain. 2
Lalu menggunakan klasifikasi yang mana? Klasifikasi yang diajukan oleh Verstappen (1970), Verstappen & Zuidam (1975), Zuidam & Cancelado (1979), Zuidam (1983), Verstappen (1985) mempunyai ciri: 1. Klasifikasi bersifat terbuka 2. Mencakup berbagai aspek 3. Penelitian banyak dilakukan di Indonesia 4. Penekanan satuan bentuklahan berdasarkan genesa 5. Sistem klasifikasi yang dibuat memungkinkan untuk diterapkan dalam berbagai skala dan tujuan kegunaan. Klasifikasi ITC Merupakan klasifikasi gabungan, yaitu mengakomodasi aspek kualitatif (genetik) dan kuantitatif (morfometri). Untuk tujuan kepentingan penelitian geologi dan terapan, maka klasifikasi ITC dapat dipergunakan ISU 3 Lalu, bagaimana dengan masalah penyajian peta? Penyajian peta harus didasarkan pada tujuan pembuatan peta dan skala peta yang akan digunakan ISU 4 Bagaimana dengan masalah manfaat peta? Manfaat peta tergantung pada tujuan pembuatan peta dan latar belakang disiplin si pembuat peta BAGAIMANA CARA MEMBUAT PETA GEOMORFOLOGI? Mengenal, memeri, melokalisir, menggambarkan setiap aspek bentuklahan berdasarkan kesamaan sifat dan perwatakan yang dicerminkan oleh struktur geologi dan kesan topografi. 3
Tahapan analisis bentuklahan Interpretasi peta dasar (peta topografi) 1. Analisis dikerjakan secara bertahap 2. Mulailah dari hal yang bersifat umum hingga hal-hal yang bersifat khusus/ detil. 3. Lakukan analisis dari bentuk-bentuk yang paling diketahui (mudah) hingga bentuk-bentuk yang sulit atau belum diketahui 1.Awali dengan interpretasi pola pengaliran. Perhatian ditujukan kepada pola pengaliran dasar/ubahan, penyim pangan aliran, tekstur pengaliran dan bentuk lembah. Pada tahap ini telah memberikan petunjuk mengenai bentuklahan dan proses fluvial, litologi, dan struktur geologi. Interpretasi peta dasar (peta topografi) 2. Pemerian bentuklahan, apakah berupa datar an, teras, lembah, bukit, pegunungan, perbukitan, beting dll. Pada tahap ini aspek morfografi sudah dapat ditentukan. Interpretasi peta dasar (peta topografi) 3. Lakukan pengukuran lereng, bentuk lereng, panjang lereng, ketinggian, beda tinggi, bentuk lembah, relief, dan tingkat pengikisan. Pada tahap ini aspek morfometri sudah dapat ditentukan. Interpretasi peta dasar (peta topografi) Interpretasi 1e. INTERPRETASI PETA DASAR peta dasar (PETA TOPOGRAFI) (peta topografi) 4. Perhatikan ciri-ciri garis kontur, bagaimana pola kerapatannya, pola kemenerusannya, dan hubungannya dengan pola garis kontur pada sungai/lembah. Pada tahap ini telah memberi petunjuk mengenai bentuklahan, proses geologi, proses fluvial, resistensi batuan, litologi, bidang perlapisan, dan struktur geologi. Pada tahap 5 ini, maka aspek morfogenesa secara tidak langsung sudah dapat diketahui, yaitu melalui interpretasi pola pengaliran dan karakteristik garis kontur. Sampai tahap ini sudah dihasilkan peta tentatif. 4
KERJA LAPANGAN Bertujuan untuk memperoleh data dari setiap satuan bentuklahan, se- Kaligus menguji peta tentatif hasil tafsiran studio Hmm Pakai konsep apa ya..kok jadi pusing? Aku juga mumet.. Minta ampun panaaas! KERJA STUDIO/LABORATORIUM 1. Melakukan interpretasi ulang terhadap peta tentatif setelah mendapatkan data lapangan secara langsung. 2 Membetulkan hasil tafsiran yang tidak tepat atau menegaskan hal-hal yang masih ragu (batas satuan bentuklahan) Data satuan bentuklahan yg diperlukan: 1. Pengukuran morfometri di lapangan 2. Pengamatan litologi, kedudukan lapisan batuan, struktur geologi, dan proses-proses. Perbaikan peta dan Penyusunan laporan Klasifikasi bentuklahan Menyederhanakan bentuklahan di permukaan bumi yang komplek, menjadi satuan-satuan yang mempunyai kesamaan sifat dan karakteristik: - struktur geologi - proses - ekspresi topografi - kesan topografi (konfigurasi permukaan) Klasifikasi berbasis genesa, berdasarkan kepada: 1. Morfografi 2. Morfometri 3. Morfostruktur Pasif 4. Morfostruktur Aktif 5. Morfodinamis 6. Morfokronologi 7. Morfoarangement 8. Morfoasosiasi ASPEK POLA PENGALIRAN Pola pengaliran Penyimpangan aliran Tekstur pengaliran Tempat mengalir Bentuk lembah sungai MAKNA GEOLOGI Fungsi dari lereng, litologi, dan struktur geologi Fungsi dari resistensi batuan, struktur geologi, dan bidang perlapisan Fungsi dari litologi (ukur an butir & permeabilitas) Fungsi dari proses fluvial Fungsi dari litologi (ukuran butir) MODEL Howard (1967) Howard (1967) Way (1968) Thornbury (1954) (Zuidam (1979) Aspek 1. Morfografi (konfigurasi permukaan) Data dan fakta Datar 2. Morfometri 0-2% Satuan bentuklahan 3. Morfostruktur pasif Material DATARAN (litologi) lepas ALUVIAL 4. Morfostruktur aktif (struktur geologi) 5. Morfodinamis (prosesproses) Lapisan horisontal Fluvial Aspek 1. Morfografi (konfigurasi permukaan) Data dan fakta Datar 2. Morfometri 0-2% 3. Morfostruktur pasif Material (litologi) lepas 4. Morfostruktur aktif (struktur geologi) Lapisan horisontal 5. Morfodinamis(proses2) Fluvial 6. Situs topografi (hubungan sekitar) Pada kaki gunung Satuan Bentuklahan KIPAS ALUVIAL 5
Aspek 1. Morfografi Datar 4. Morfostruktur aktif (struktur geologi) 5. Morfodinamis (proses) 6. Situs geografi (morfoasosiasi) Data dan fakta 2. Morfometri 0-2% 3. Morfostruktur pasif Material (litologi) lepas Lapisan horisontal Fluvial Muara sungai Satuan bentuklahan DATARAN DELTA PERSYARATAN TEKNIS Penyusunan peta SNI 13-6185-1999 Peta dapat dibuat berdasarkan hasil interpretasi inderaan jauh, peta topografi dan atau pengamatan/penelitian lapangan yang disajikan dalam ben- tuk gambar, melalui proses dan kaidah kartografi. Ada tiga hal utama di dalam persyaratan teknis pembuatan peta, yaitu penyiapan peta, penyajian peta, dan simbol. PENYIAPAN PETA Sumber data yang diperlukan dalam pelaksanaan pembuatan peta, diantaranya : peta rupa bumi, foto udara, citra satelit dll. Peta rupa bumi yang digunakan mengacu pada sistem penomoran lembar peta Bakosurtanal. Ukuran lembar peta batas ukuran dan luas lembar peta ditentukan berdasarkan kooordinat, untuk skala 1 : 250.000 adalah 1,5 x 1 derajat, skala 1 : 100.000 adalah 30 x 30 menit, skala 1 : 50.000 adalah 15 x 15 menit, sedangkan untuk skala 1 : 25.000 adalah 7,5 x 7,5 menit. PENYIAPAN PETA Sistem referensi koordinat mengacu kepada sistem referensi geodetik nasional yang telah ditetapkan oleh Bako. Pemerian Geomorfologi unsur yang tercantum dalam peta meliputi satuan geomorgologi (bentukan asal dan bentukan lahan ), jenis batuan, proses, tanah/soil, dan tutupan lahan. Penyajian peta: disusun menurut bagan tata letak (lihat gambar). Perubahan tata letak dapat dilakukan selama proses pengkartografian, dengan ketentuan peta memuat: 1. Judul peta 2. Nama & nomor lembar peta 3. Instansi penerbit / pimpinan instansi 4. Peta 5. Garis penampang (A-B-C ) 6. Peta lokasi daerah pemetaan 7. Lokasi indek lembar peta 8. Skala peta 9. Cakupan foto udara/ citra satelit 10. Nama penyusun dan tahun terbitan 11. Daftar istilah toponimi 3 2 A 5 B 4 6 7 8 9 12. Penampang 13. Pemerian satuan 14. Simbol 15. Sumber data 16. Nama penelahaan/penyunting dll 10 11 12 C 1 13 14 15 16 SIMBOL Simbol merupakan tanda yang dipergunakan untuk mengutarakan informasi pada peta, berupa huruf dan angka, warna, garis dan corak, yaitu : Huruf dan angka: Digunakan untuk menunjukkan satuan. Huruf digunakan untuk menunjukkan bentukan asal dari satuan bentuklahan. Angka digunakan untuk menunjukkan jenis bentuklahan pada masing-masing bentukan asal. Contoh penamaan satuan, misal V 1.1, artinya V adalah bentukan asal gunungapi dan angka 1 adalah jenis bentuklahan (kerucut gunungapi ), sedangkan.1 adalah bentuklahan rinci. 6
SIMBOL Warna : Digunakan untuk membedakan satuan bentukan asal. Untuk masing-masing bentuklahan diberi simbol warna gradasi dari tua ke muda sesuai dengan warna dasar bentukan asal Garis: Digunakan untuk mengekspresikan elemen-elemen dan batas satuan peta UNIT UTAMA KODE / HURUF WARNA Bentukan asal struktur S (Struktur) Ungu Bentukan asal gunungapi V (Volkanik) Merah Bentukan asal denudasi D (Denudasi) Cokelat Bentukan asal laut M (Marin) Biru Bentukan asal sungai/ fluvial F (Fluvial) Hijau Bentukan asal angina A (Aeolian) Kuning Bentukan asal K (Karst) Bentukan asal glasial G (Glasial) Biru terang Selamat menyongsong fajar menyingsing 7