BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian explanatory research atau penelitian penjelasan karena data yang dipergunakan untuk menjelaskan kaitan antara variabel variabel melalui pengujian hipotesa, dengan pendekatan cross sectional, dimana variabel variabel penelitian diukur dalam waktu bersamaan, sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian adalah dengan metode survei, perhitungan, pengukuran dan analisa laboratorium. B. Subyek Penelitian 1. Subyek Udara yang berada di jalan Kartini yang kerapatan tanamannya langsung serta jalan Kaligarang yang kerapatannya tidak langsung. 2. Sampel Sampel penelitian ini adalah udara di jalan Kartini dan jalan Kaligarang. Pengambilan sampel diambil satu titik yang memiliki kerapatan tanaman tinggi yaitu di jalan Kartini serta dipilih pula satu titik di jalan Kaligarang. Pengambilan sampel dilakukan masing masing sebanyak 4 kali selama 2 hari dan dilakukan pada pagi hari jam 08.00 13.30 WIB. a) Langkah langkah pengambilan sampel 1) Alat alat pengambilan sampel ditempatkan pada lokasi yang mempunyai prasarana seperti listrik 2) Alat pengambilan sampel ditempatkan pada daerah terbuka 3) Penempatan peralatan berjarak 1 m sampai 5 m dari pinggir jalan yang akan diambil sampel dan pada ketinggian 5 m sampai 3 m dati permukaan jalan. 27
4) Ukuran kepadatan lau lintas dari jalan yang akan diambil sampel kemudian dikategorikan kepadatan lau lintas (<2000, 2000 10000 dan >10000 kendaraan per hari). b) Persyaratan penempatan alat yang digunakan untuk pemilihan lokasi dan titik pengambilan sampel adalah: 1) Di pilih lokasi pengambilan sampel di stasiun roadside. 2) Alat pengambilan sampel ditempatkan pada lokasi yang alirannya bebas 3) Alat pengambilan sampel ditempatkan pada lokasi yang tidak berpengaruh oleh peristiwa adsorbs maupun absorpsi. 4) Alat pengambilan sampel ditempatkan pada tempat yang aman yang terbebas dari pengganggu fisika 5) Menghindari daerah yang rawan kerusuhan, bencana alam seperti banjir 6) Memperhatikan tipe jalan (lebar, sempit, persimpangan jalan) C. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Semarang di jalan Soekarno-Hatta. D. Variabel dan Definisi Oprasional 1. Variabel Penelitian a. Variabel bebas : tingkat kerapatan tanaman b. Variabel terikat : kandungan Pb di udara c. Variabel kontrol : Jumlah kendaraan yang lewat 2. Definisi Operasional a. Kerapatan tanaman pada badan jalan Adalah rapat atau jarang tanaman yang ditanam dan tumbuh di pinggir jalan yang diukur dengan mengobservasi tingkat kerapatannya. Tanaman dikatakan memiliki kerapatan tinggi jika pada jarak 100 meter ditanami lebih dari 16 tanaman. 16 28
Satuan : batang/meter Skala : nominal b. Kandungan Pb di udara Konsentrasi Pb dalam udara di lokasi penelitian yang diukur dengan metode destruksi basah dengan menggunakan Spektrofometer Serapan Atom. Satuan : µg/m 3 Skala : Rasio c. Densitas per menit Banyaknya kendaraan yang lewat di lokasi yang dihitung selama satu jam dengan menggunakan counter yang dilakukan pada saat pengambilan sampel. Jumlah kendaraan yang lewat di kategorikan padat jika lebih dari 15 kendaraan per menit. Satuan : buah/menit Skala : Rasio E. Metode Pengumpulan data 1. Pengumpulan data a. Data primer Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari pengukuran di lapangan dan observasi, serta pengambilan sampel udara yang kemudian diperiksa di laboratorium. Pengambilan sampel dilakukan oleh peneliti dengan dibantu oleh tenaga staf Laboratorium Balai Kesehatan Lingkungan. b. Data sekunder Data sekunder dalam penelitian ini adalah data penunjang yang diperoleh dari panduan buku dan jurnal yaitu data mengenai penelitian terdahulu. 2. Sumber data Sumber data diperoleh peneliti dari pengambilan data langsung di lapangan dan analisis laboratorium. 29
F. Teknik Pengambilan Sampel 1. Cara pengambilan sampel Pb di udara Partikel di udara ditangkap dengan menggunakan alat HVAS (High- Volume Air Sample) dan media penyaring atau filter. Pb yang terkandung di dalam partikel tersuspensi tersebut di dekstruksi dengan menggunakan pelarut asam, kemudian diukur dengan alat Spektrofometer Serapan Atom. 2. Cara uji Pb di udara Bahan: a. Larutan Asam nitrat b. Larutan asam klorida c. Gas etilen d. Air deminerelisasi yang bebas logam e. Hydrogen peroksida 30% f. Larutan induk timbale 1000 mg/l Alat yang digunakan: a. Spektrofometer Serapan Atom b. Pemanas listrik yang dilengkapi dengan penngatur suhu c. Labu ukur 50 ml, 100 ml, dan 1000 ml d. Gelas piala 200 ml atau 250 ml tipe tinggi e. Gelas ukur 100 ml dan 1000 ml f. Pipet volumetric 0,5 ml, 1 ml, 2 ml, 4 ml, 6 ml, dan 10 ml g. Kaca arloji h. Filter berpori 80 µm diameter 125 mm atau 110 mm. i. Gunting yang terbuat dari keramik atau plastik. j. Corong gelas. 3. Persiapan pengujian a. Pembuatan larutan standar timbal 1) Pipet 10 ml larutan induk timbal 1000 mg/l dan dimasukkan ke dalam labu ukur. 30
2) Tambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera, lalu homogenkan b. Pembuatan kurva kalibrasi 1) Pipet berturut turut ke dalam labu ukur 50 ml masing masing 0,0 ml, 0,5 ml, 1,0 ml, 2,0 ml, 4,0 ml, 6,0 ml larutan standar Pb 100 µg/ml. 2) Tambah air suling sampai tepat pada tanda tera sehingga diperoleh kadar Pb 0,0 µg/ml, 1,0 µg/ml, 2,0 µg/ml, 4,0 µg/ml, 80 µg/ml dan 12,0 µg/ml. 3) Atur alat SSA dan optimlkan sesuai petunjuk penggunaan alat untuk pengujian kadar Pb. 4) Aspirasikan larutan deret standar satu persatu kedalam alat SSA melalui pipa kapiler, kemudian baca dan catat masing masing serapannya. 5) Buat kurva kalibrasi dari data diatas atau tentukan persamaan garis lurusnnya. Pengujian contoh uji 1) Siap kertas filter terpapar debu yang berasal pengujian total partikulat tersuspensi 2) Ukur dan catat pnjang lebar filter yang terpapar debu (mm) dihitung luasnya (mm 2 ) 3) Potong kertas filter menjadi 4 bagian yang sama kemudian hitung dan catat luasnya (mm 2 ) 4) Ambil satu bagian kertas filter. Perhitungan Kandungan Pb di udara ambient dalam contoh uji di hitung dengan rumus: CPb = (Ct Cb) x V1 x S/St V 31
Keterangan: CPb = kandungan timbal di udara (µg/m 3 ) Ct = kandungan timbal dalam larutan uji yang di spike (µg/m 3 ) Cb = kandungan timbal dalam larutan blangko (µg/m 3 ) V1 = volume larutan contoh uji (ml) S = luas contoh uji yang terpapar debu pada permukaan filter (mm 2 ) St = luas contoh uji yang digunakan (mm2) V = volum udara yang dihisap dikoreksi pada kondisi normal 5C, 760 mm hg (m 3 ) A. Metode Pengolahan Data 1. Pengolahan Data a. Editing Adalah memeriksa kembali isian data yang masuk. Kegiatan ini meliputi pemeriksaan atas kelengkapan data yang diperoleh selama melakukan penelitian. b. Koding Adalah upaya untuk memberikan kode pada data yang telah diperoleh untuk mempermudah dalam menganalisis. 1) Kerapatan Tanaman a) Tanaman yang rapat (Kode 1) b) Tanaman tidak rapat (Kode 2) 2) Kepadatan Kendaraan bermotor yang lewat a) Tidak rapat (Kode 1) b) Rapat (Kode 2) 3) Kadar Pb di udara a) Tinggi (Kode 1) b) Rendah (Kode 2) 32
c. Entri data Adalah memasukkan data yang diperoleh ke dalam file computer agar dapat dianalisis lebih lanjut. d. Tabulating Melakukan pengelompokan data kedalam tabel sehingga memudahkan untuk menganalisis. 2. Analisa Data a. Analisis Univariat Digunakan untuk mendiskripsikan variabel bebas dan terikat dengan menggunakan distribusi frekuensi, rata rata, standar deviasi, dan nilai minimum maksimum. b. Analisis Bivariat Perbedaan kandungan Pb di udara berdasarkan tingkat kerapatan tanaman peneduh dianalisis terlebih dahulu dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov untuk uji kenormalan, hasilnya menunjukkan data tersebut berdistribusi normal (p > 0,05) maka uji statistik yang digunakan uji t test independen. 33