BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur pemberian pembiayaan murabahah pada Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Oundrey Kurnia Pryatma selaku Account Officer di bank Syariah Bukopin cabang Bukittinggi, aspek yang paling penting dalam perbankan syariah adalah prosedur pembiayaan yang sehat yaitu proses pembiayaan yang berdasarkan kepada investasi halal dan baik serta menghasilkan return seperti yang diharapkan. Adapun prosedur pemberian pembiayaan oleh Bank Syariah Bukopin cabang Bukittinggi sebagai berikut: 1 1. Solisit/walk in client Pada tahap ini nasabah dapat diperoleh dengan dua cara yaitu pertama, dengan cara solisit yaitu pihak Account Officer mencari nasabah lansung yang akan mengajukan pembiayaan. Kedua, dengan cara walk in client, yaitu nasabah mengajukan permohonan pembiayaan langsung ke bank Syariah Bukopin. 2. Pemohon mengisi formulir permohonan pembiayaan dalam melengkapi persyaratan-persyaratan. Adapun persyaratan tersebut adalah: 1 Oundrey Kurnia Pryatma, Account Officer, Wawancara, 2 Februari 2017 65
66 Tabel 4.1 Jenis Dokumen yang dibutuhkan dalam Permohonan Pembiayaan murabahah No Jenis Dokumen U W P 1 Fotocopy Identitas diri 2 Fotocopy surat nikah 3 Fotokopi Kartu Keluarga 4 Surat izin praktek/sk/profesi - - 5 Salinan rekening Koran/tabungan 3 bulan terakhir 6 Slip gaji asli bulan terakhir - - 7 Salinan rek. PLN/PAM/Tlp 10 Surat keterangan perusahaan/ fotocopy - - - SK pengangkatan pegawai 11 Fotokopi NPWP atau SPT PPh 21* - 12 Laporan neraca, laba/rugi - 13 Akta pendirian perusahaan - - 14 Fotokopi SIUP,TDP - - Sumber : www.syariahbukopin.co.id, 2012 Keterangan: 1) U = Umum. W = Wiraswasta. P = Profesional. 2) * = untuk pinjaman diatas 100 juta 3. Analisa Account Officer, Taksasi, Yuridis Pemeriksaan langsung ditinjau oleh Account Officer dengan cara datang kelokasi calon nasabah untuk dapat melakukan penilaian usaha dan serta mengetahui aktivitas harian calon nasabah. Pemeriksaan juga dapat dilakukan melalui wawancara dengan calon nasabah dan warga sekitar. Dalam melakukan pembiayaan, prinsip 5C harus diterapkan dalam pemeriksaan ini, oleh sebab itu Account Officer harus mengamati dan memeriksa secara tepat supaya mendapatkan data yang akurat sehingga tidak terjadinya kesalahan dengan menganalisa usaha calon nasabah. Adapun yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
67 a. Mengetahui alamat nasabah yang asli atau berdasarkan Kartu Tanda Penduduk b. Menilai usaha calon nasabah berdasarkan surat keterangan usaha yang diberikan kepada pihak bank. c. Menilai apakah usaha tersebut memiliki prospek yang baik untuk kedepannya. d. Kebenaran agunan yang dijadikan jaminan pada bank. Setelah menerima formulir permohonan pembiayaan melalui Costumer Service dan memeriksa kelengkapan data yang telah diisyaratkan, maka permohonan pembiayaan yang diajukan tersebut harus dianalisa oleh analisis pembiayaan. Apakah pembiayaan tersebut layak atau tidak untuk diterima oleh calon nasabah. Ada beberapa yang dilakukan oleh penganalisa pembiayaan, diantaranya sebagai berikut: a. Analisa 5C Adapun 5C mencakup beberapa kriteria yaitu: 1) Character (Watak) a) Jujur, bisa dilihat dari jawaban yang diberikan nasabah apakah sudah sesuai dengan data yang diberikan atau tidak pada saat wawancara, hal ini juga bisa dilihat dari bahasa tubuh misalnya melalui pandangan mata atau gerak tubuh dan lain-lainya. b) Bertanggung jawab, dengan melihat riwayat pembiayaan nasabah masa lalu di bank lain, pernah terjadi keterlambatan
68 pembayaran angsuran atau tidak. Hal ini dapat dilihat melalui BI Checking. c) Terbuka, terbuka dalam memberikan jawaban atas tujuan pembiayaan, jika untuk pembelian barang, barang apa yang akan dibeli. Dan jika untuk memperoleh manfaat atas jasa akan digunakan untuk memperoleh apa dan terbuka mengenai pekerjaan serta usaha yang dijalani nasabah. d) Tepat janji, jika nasabah di undang oleh bank Syariah Bukopin cabang Bukittinggi untuk wawancara dan lain-lain, nasabah tersebut tepat janji atau tidak. Jika nasabah tersebut datang sesuai dengan waktu yang telah dijanjikan, maka calon nasabah tepat janji. 2) Capital (Modal) Mengetahui modal calon nasabah dalam menjalankan usahanya, karena semakin besar modal maka semakin tinggi kesungguhan calon nasabah dalam menjalankan usahanya dan mengetahui penghasilan nasabah tiap bulannya. 3) Collateral (Jaminan) Seorang analisis harus mengetahui apakah agunan yang akan dijadikan jaminan hendak melebihi jumlah pembiayaan baik bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan tersebut diteliti keabsahannya sehingga apabila terjadi suatu masalah maka jaminan tersebut dapat dipergunakan secepat mungkin untuk
69 dilelang. Analisa jaminan salah satu tugas dari staff Investigasi Pembiayaan (IP) ialah membuat laporan taksasi dan trade checking dan mengeluarkan legalitas jaminannya 4) Capacity (Kemampuan) Mengetahui kemampuan nasabah dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikan, kemampuan nasabah juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuanketentuan pemerintah. Begitu pula dengan mengolah bisnisnya selama ini. 5) Condition (Kondisi) Disamping ini seorang analisis pembiayaan juga harus memperhatikan kepribadian nasabah, seperti tingkah laku nasabah sehari-hari, emosi dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. Analisa yuridis salah satu tugas dari staff legal yaitu bertugas memberikan analisa dan perlindungan yang maksimal baik mengenai subjek hukum maupun jaminan dengan memastikan kebenaran objek serta keabsahan secara yuridis, memberikan analisa serta memanfaatkan dan resiko yang timbul akibat pemberian pembiayaan, melakukan pengikatan, maupun perizinan diperlukan yang berkaitan dengan pembiayaan. Dalam analisa yuridis juga meneliti kebenaran seluruh dokumen persyaratan pembiayaan yang dilampirkan oleh calon nasabah sehingga
70 diperoleh kesimpulan bahwa barang tersebut dapat diikat secara hukum atau yuridis. Dokumen-dokumen tersebut adalah: a. Akta tanah b. IMB (Izin Mendirikan Bangunan) 4. Keputusan Komite Pembiayaan Setelah semua laporan analisa AO, laporan taksasi, dan analisa yuridis diperoleh, kemudian seluruh laporan akan diberikan ke komite pembiayaan. Keputusan pembiayaan dapat berupa persetujuan atau penolakan terhadap pembiayaan yang diajukan. Apabila permohonan pembiayaan disetujui, maka akan dibuatkan SPPFP (Surat Persetujuan Prinsip Fasilitas Pembiayaan) yaitu dokumentasi legal berisi komitmen bank untuk membiayai usaha nasabah, dalam pembuatan SPPFP ini akan dilakukan penghitungan simulasi biaya dan pengecekan kekurangan data. Namun jika pemohon pembiayaan tidak disetujui maka akan dilakukan pemberitahuan kepada nasabah dan semua dokumen nasabah dikembalikan disertai surat penolakan. 5. Pengikatan (realisasi keputusan) Setelah bank menyetujui pembiayaan yang diajukan nasabah, maka bank akan menyampaikan surat persetujuan pembiayaan kepada nasabah dan dilakukan penandatanganan akad pembiayaan serta jaminan. Dalam akad ini nasabah harus bersedia memenuhi hak dan kewajiban setelah
71 pembiayaan diberikan. Penandatanganan akad pembiayaan dihadiri oleh notaris, pihak bank, dan nasabah. 6. Droping Setelah semua prosedur dilakukan maka bank akan mencairkan pembiayaan yang telah disetujui untuk diberikan kepada nasabah. B. Faktor-faktor penyebab pembiayaan murabahah bermasalah pada Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittingi. Pembiayaan bermasalah yang dimaksud di bank Syariah Bukopin adalah menggambarkan suatu keadaan dimana persetujuan pengembalian pembiayaan oleh nasabah mengalami risiko kegagalan, bahkan cenderung menuju kerugian atau mengalami rugi. Berikut faktor-faktor penyebab pembiayaan bermasalah di Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Defrianta Sukirman selaku Account Officer RPP yaitu sebagai berikut: 2 1. Nasabah a. Menurunnya kondisi usaha nasabah yang disebabkan merosotnya kondisi ekonomi. b. Nasabah diturunkan dari jabatannya sehingga pengahsilannya menurun. 2 Defrianta Sukirman, Account Officer RPP, Wawancara, 14 April 2017
72 c. Nasabah di PHK (Pemutusanan Hubungan Kerja) dari tempat kerjanya, sehingga mengakibatkan nasabah tidak memiliki kemampuan untuk membayar angsuran pembiayaan. d. Nasabah bercerai, sehingga berpotensi untuk menunggak pembayaran. Jika perceraian yang terjadi maka karir atau usaha seseorang bisa menu run penghasilan sehingga membuat nasabah tidak dapat melakukan angsuran kepada bank. e. Nasabah memang beritikad tidak baik. Jika faktor-faktor pembiayaan murabahah bermasalah dari nasabah dikaitkan dengan prinsip 5C yang terdiri dari Character (watak), Capacity (kemampuan), Capital (modal), Collateral (jaminan), dan Condisi of economy (kondisi ekonomi). Faktor yang dominan terjadi yaitu faktor watak dan kondisi ekonomi. 2. Faktor dari bank yaitu terbatasnya jumlah personil analisis pembiayaan b (Investigasi Pembiayaan) sedangkan jumlah nasabah yang mengajukan permohonan pembiayaan murabahah di Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi banyak sehingga ada kemungkinan timbulnya kurang ketelitian dalam melakukan analisis. 3. Pihak luar a. Adanya perubahan-perubahan baik politik maupun ekonomi, sehingga perubahan tersebut merupakan tantangan terus-menerus yang dihadapi oleh pemilik dan pengelola usaha.
73 b. Terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan terhadap usaha nasabah seperti bencana alam gempa bumi, tanah longsor, banjir, maupun kebakaran. C. Faktor-faktor penyebab pembiayaan murabahah bermasalah disebabkan overmacht di Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi Di Bank Syariah Bukopin yang dikategorikan termasuk dalam pembiayaan bermasalah disebabkan overmacht dan juga pernah dialami di Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi adalah sebagai berikut: 3 1. Gempa bumi pada tahun 2009 di Sumatera Barat 2. Kebakaran 3. Banjir 4. Tanah longsor. D. Upaya penanganan pembiayaan murabahah bermasalah disebabkan overmacht pada Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi. Penanganan kasus overmacht yang dilakukan oleh pihak Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi adalah dengan memberikan solusi kepada nasabah pembiayaan yang disesuaikan dengan sebab dan kondisi nasabah yang terkena overmacht. Dalam melakukan tahap penanganan, Bank akan mempertimbangkan bentuk solusi yang sesuai dengan kondisi dan kemapuan nasabah yang terkena overmacht dalam membayar kewajibannya. Jika terjadi pembiayaan bermasalah disebabkan overmacht, maka bank akan melakukan 3 Defrianta Sukirman, Account Officer RPP, Wawancara Langsung, 14 April 2017
74 penanganan khusus tehadap nasabah dengan melakukan beberapa tahapan, yaitu : 4 1. Restrukturisasi pembiayaan Yaitu dengan meringankan angsuran pokok dan mark-up. Hal tersebut dilakukan apabila terjadi permasalahan sebagai berikut: a) Apabila nasabah merasa keberatan dengan besanya angsuran dan bagi hasil/mark-up dengan sebab tertentu, seperti yang telah disepakati bersama dalam akad perjanjian sehingga angsurannya menjadi kurang lancar. b) Apabila usaha nasabah kurang lancar, jika alokasi dana pembiayaan untuk usaha. Adapun mekanisme penyelesaian adalah sebagai berikut: sebagai langkah awal, pihak bank mengadakan kunjungan lapangan untuk mengetahui penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah. Selanjutnya bank melakukan musyawarah dengan nasabah untuk menentukan penyelesaian terbaik dan tidak memberatkan kedua belah pihak. Apabila belum terselesaikan, maka pihak bank mengambil langkahlangkah preventif (pencegahan) dengan upaya sebagai berikut: a) Penangguhan sementara atau perpanjangan masa angsuran dan tetap dikenakan bagi hasil ataupun mark-up dengan konsekuensi pengecilan angsuran pokok. 4 Defrianta Sukirman, Account Officer RPP, Wawancara Langsung, 14 April 2017
75 b) Penghapusan sementara bagi hasil ataupun mark-up dan hanya diwajibkan membayarkan pokoknya saja. Apabila dana sudah terbayarkan, maka bagi hasil ataupun mark-up dibayarkan kemudian. c) Penghapusan sisa ataupun seluruh bagi hasil ataupun mark-up dan hanya diwajibkan membayar pokok. Hal ini dilakukan setelah diadakan penyelesaian melalui dua mekanisme tersebut diatas. 2. Klaim Asuransi Tindakan penanganan kasus overmacht melalui kalim asuransi adalah tindakan penyelamatan pembiayaan yang paling ideal digunakan. Dalam hal terjadinya overmacht, maka pihak yang terkena akibat langsung dari overmacht tersebut wajib memberitahukan secara tertulis dengan melampirkan bukti-bukti dari kepolisian/instansi yang berwenang kepada pihak lainnya mengenai peristiwa overmacht tersebut dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas hari kerja) terhitung sajak tanggal overmacht ditetapkan. Berita acara yang telah ditulis oleh nasabah akan akan diberikan kepada lembaga asuransi oleh pihak bank. Lembaga asuransi akan mencari kebenaran dan bukti-bukti kuat mengenai kronologis terjadinya overmacht pada nasabah, jika nasabah terbukti benar mengalami overmacht maka nasabah dapat mangklaim asuransi yang dapat digunakan sebagai salah satu jalan penyelamatan pembiayaannya kepada bank.
76 3. Penyitaan dan pelelangan Merupakan tindakan penyitaan dan ataupun penjualan oleh pihak bank terhadap barang jaminan yang dijaminkan nasabah. Penyitaan dan pelelangan merupakan upaya bank untuk mendapatkan kembali dana yang diberikan kepada nasabah. Pada tahap ini pihak bank terlebih dahulu mengadakan upaya penyitaan terhadap barang yang dijaminakan nasabah pada waktu penandatanganan akad pembiayaana. Setelah barang jaminan tersebut disita, pihak bank melakukan negosiasi dengan nasabah tersebut membayar hutangnya tanpa melalui pelelangan barang jaminan. 4. Penghapusan pembiayaan Merupakan pembebasan sebagian atau seluruh sisa pembiayaan nasabah kepada bank dengan latar belakang sebagai berikut: a) Nasabah yang macet telah melalui penyelasaian tahap I, tahap II dan tahap III. b) Nasabah meninggal dunia dan tidak mempunyai ahli waris. c) Nasabah meninggal dunia dan mempunyai ahli waris, akan tetapi tidak mampu membayar sebagian ataupun seluruh sisa hutangnya. Adapun mekanisme penyelesainnya adalah sebagai berikut: a) Diadakan kunjungan lapangan tentang penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah b) Sebab meninggal dunia, maka terlebih dahulu diadakan upaya penyelesaiannya dengan ahli warisnya.
77 c) Setelah diadakan upaya penyelesaian dengan hal tersebut diatas belum dapat terselesaikan, maka bank mengambil kebijakan untuk diadakannya pengahpusan pembiayaan oleh pihak bank terhadap sisa utang nasabah. Dari kasus overmacht ini terjadi pada nasabah Tn. A dalam pembiayaan murabahah untuk pembelian ruko yang bertempat di Padang. Pembiayaan yang diberikan kepada nasabah memiliki jangka waktu kurang 10 tahun dan sudah berjalan selama 5 tahun 8 bulan. Jenis overmacht yang terjadi adalah berupa bencana gempa bumi. Bencana gempa bumi yang terjadi pada 30 September 2009 yang menyebabkan ruko nasabah pembiayaan Bank Syariah Bukopin cabang Bukittinggi hancur. Ruko tersebut masih memiliki sisa pembiayaan sebesar Rp 180.000.000 lebih untuk sisa jangka waktu 4 tahun 4 bulan. Peristiwa overmacht yang menimpa nasabah tersebut menjadi sebab menurunnya daya bayar nasabah yang menimbulkan permasalahan dalam pembiayaan. Setelah nasabah mengabarkan peristiwa overmacht yang menimpanya, pihak bank melakukan pengecekan lapangan, memanggil nasabah yang bersangkutan dan melakukan musyawarah. Bank Syariah Bukopin cabang Bukittinggi melakukan penanganan pembiayaan bermasalah tahap awal dengan mengambil langkah-langkah preventif (pencegahan). Langkah-langkah tersebut bank melakukan restrukturisasi pembiayaan yaitu penundaan atau penangguhan pembayaran angsuran selama 3 (tiga) bulan. Nasabah mendapat izin untuk tidak memenuhi kewajiban membayar angsuran atau memenuhi prestasinya selama 3 (tiga)
78 bulan. Selama 3 (tiga) bulan tersebut bank tetap melakukan pemantauan dan pengecekan secara intensif terhadap kondisi nasabah. Setelah penagguhan sementara selesai dan kodisi pembiayaan nasabah sudah mulai membaik yaitu pada awal tahun 2010 nasabah kembali melakukan kewajibannya yaitu membayar angsuran pembiayaan seperti biasanya. Bank Syariah Bukopin cabang Bukittinggi juga melakukan penjadwalan kembali (rescheduling) terhadap pembiayaan nasabah dengan memperpanjang jangka waktu pembiayaan hingga selesai pada tahun 2014. 5 5 Defrianta Sukirman, Account Officer RPP, Wawancara Langsung, 11Agustus 2017