ANALISIS KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP CALON DEBITUR

Transkripsi

1 ANALISIS KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP CALON DEBITUR ( Studi Kasus Calon Debitur Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Hayam Wuruk Jakarta) Agriando

2 LATAR BELAKANG Kepercayaan merupakan inti dari proses terjadinya kredit, karena itulah disebut kredit yang asalnya dari bahasa latin yaitu Credere (kepercayaan). Selisih pendapatan dengan pengeluaran menyebabkan orang melakukan pinjaman untuk menutup kekurangannnya. Maka muncullah orang yang kelebihan menolong pada yang kekurangan, baik lembaga maupun perorangan. Sehingga proses kredit mulai berjalan dengan unsurunsurnya, ada yang memiliki uang, ada yang membutuhkan, kepercayaan, kesanggupan membayar, jangka waktu pembayaran, resiko kredit serta adanya kelebihan.

3 RUMUSAN MASALAH Bagaimana pihak PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dalam menentukan dan menganalisis kelayakan pemberian kredit kepada calon Debitur? Bagaimana analisis kinerja keuangan yang dilakukan terhadap calon debitur dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dalam menentukan kelayakan suatu kredit? Bagaimana bentuk keputusan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dalam menentukan besaran kredit modal kerja yang dapat dipenuhi, apabila perusahaan dinyatakan layak untuk mendapatkan kredit?

4 TUJUAN Untuk menentukan dan menganalisis kelayakan pemberian kredit kepada calon Debitur. Untuk mengetahui analisis kinerja keuangan yang dilakukan terhadap calon debitur dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dalam menentukan kelayakan suatu kredit. Untuk menghitung besaran kredit modal kerja yang dapat dipenuhi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Hayam Wuruk Jakarta apabila perusahaan dinyatakan layak untuk mendapatkan kredit.

5 Metode Penelitian Objek Penelitian : PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk. Kantor Cabang Jakarta Hayam Wuruk Jenis Data : Data Primer Metode Pengumpulan Data : Wawancara kepada Bapak Warissatra selaku Account Officer dari PT BANK RAKYAT INDONESIA CABANG JAKARTA HAYAM WURUK untuk memberikan keterangan tentang data yang diperlukan. Analisis Kuantitatif : a. Analisis rasio Likuiditas : Current Ratio, Quick Ratio, dan Net Working Capital. b. Analisis Solvabilitas : Debt to Assets Ratio dan Debt to Equity Ratio.

6 c. Analisis Profitabilitas : Net Profit Margin, Return on Assets, dan Return on Equity. d. Analisis Aktivitas : Days of Receivable, Days of Inventory, dan Days of Payable. Deskriptif : metode 5C s Analysis, yaitu : analisis watak (character), analisis kemampuan (capacity), analisis modal (capital), analisis kondisi (condition), analisis agunan (collateral).

7 Hasil Dan Pembahasan Prosedur Permohonan Pembiayaan : 1. Mengajukan Surat Keterangan Permohonan Pinjaman. 2. Bank BRI mempelajarinya, guna melihat kelayakan dari proyek yang diajukan. 3. Apabila permohonan tersebut dinilai layak untuk mendapatkan pembiayaan, maka bank akan mencatat data-data yang diperlukan meliputi : a. Nama dan alamat perusahaan b. Badan hukum perusahaan c. Susunan pengurus d. Kepemilikan perusahaan e. Permodalan

8 Hasil dan Pembahasan f. Hubungan dengan bank lain g. Hubungan dengan perusahaan lain h. Jumlah pembiayaaan yang dimohonkan i. Tujuan penggunaan j. Jangka waktu pengembalian yang diinginkan k. Rencana kerja l. Neraca dan Laporan Laba-Rugi 2 tahun terakhir m. Data penjualan 3 bulan terakhir n. Data agunan o. Copy rekening koran 3 bulan terakhir p. Nomor pokok wajib pajak (NPWP) q. Nomor Kartu Tanda Penduduk (KTP) r. Kartu keluarga (KK) s. Izin Usaha

9 Karakter (character) : Debitur tidak termasuk dalam daftar hitam BI maupun kredit macet BI dan usaha legal menurut hukum sehingga secara administrasi dapat disebutkan karakter debitur baik. Pemilik perusahaan merupakan pengusaha yang cukup mampu melakukan pemasaran dan telah berpengalaman di bidangnya. Kemampuan (capacity) : Walaupun kepengurusannya terdiri dari keluarga, akan tetapi dalam aktivitas opersionalnya sudah menerapkan managemen profesional, dimana dalam perusahaan dipegang oleh ahlinya, dalam hal administrasi sudah terdokumentasi dan memadai. Pengelolanya adalah orang-orang yang sudah cukup berpengalaman di bidangnya. Proyeksi cashflow cukup baik, diperkirakan perusahaan tidak mengalami kesulitan memenuhi kewajiban bunga di BRI setiap bulannya.

10 Modal (capital) : Kondisi permodalan perusahaan cukup baik. Pada pos modal selama tiga periode terus terjadi pertumbuhan, hal ini terjadi karena perusahaan selalu membukukan laba. Sehingga struktur modal perusahaan mengalami peningkatan pada tahun tahun 2009 Rp.4,9 milyar, tahun 2010 Rp.5,5 milyar dan Agustus 2011 Rp. 6,0 milyar. Penambahan modal tersebut diperoleh dari laba usaha. Kondisi (condition) : Pemerintah memberi dukungan sepenuhnya pada pengembangan sektor usaha ini, karena memberikan sumbangan pajak pada pemerintah, dan menyerap tenaga kerja. Kondisi keamanan yang cukup kondusip saat ini diperkirakan juga akan memberikan jaminan keamanan yang memadai, sehingga kegiatan dunia usaha akan kembali normal.

11 Agunan (collateral) : Agunan yang diserahkan untuk mengcover fasilitas kreditnya adalah Tanah/Bangunan Rukan milik Komisaris PT Winkarya Lintas Persada atas nama Ui Kim Lien yang bernilai Rp dengan luas tanah yaitu 170 m2 dan luas bangunan 360 m2. Terletak pada lokasi yang cukup strategis cukup meng-cover fasilitas kredit yang diberikan.

12 KESIMPULAN DAN SARAN I. PT. Bank BRI (Persero) Tbk Kantor Cabang Hayam Wuruk Jakarta melakukan analisis kelayakan pemberian pembiayaan dengan memperhatikan 5 aspek (The 5Cs of credit) yang harus diperhatikan dalam melakukan evaluasi atau penilaian kredit yang terdiri dari : analisis watak (character), analisis kemampuan (capacity), analisis modal (capital), analisis kondisi (condition), dan analisis agunan (collateral). II. Berdasarkan Prinsip The 5Cs of Credit, menggunakan Rasio Keuangan yang dihitung dari Neraca dan laporan Rugi Laba periode 2009, 2010, dan September 2011 dapat diketahui : Dari aspek Likuiditas : yaitu Rasio Lancar (Current Ratio), Rasio Cepat (Quick Ratio) dan NWC (Net Working Capital). Kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang lancarnya dan aktiva lancarnya semakin besar, dan dari standar KRD pada PT. Bank BRI (Persero) Tbk Kantor Cabang Hayam Wuruk Jakarta, dalam rasio likuiditas adalah sebesar minimal 100 % sudah terlewati. NWC meningkat tahun 2009 Rp.2,423 juta, tahun 2010 Rp.3,216 juta dan Agustus 2011 Rp.3,413 juta.

13 Dari aspek Solvabilitas : yaitu Debt to Assets Ratio (DTA) dan Debt to Equity Ratio (DER). Terjadinya penurunan merupakan kenaikan kinerja bagi perusahaan, karena menggambarkan bahwa asset dan modal yang kita miliki sebagian besar tidak dibiayai oleh hutang, sehingga dari dua hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang juga semakin meningkat, sehingga menunjukkan indikasi tingkat keamanan yang baik kepada pemberi pinjaman (kreditur), dan standar KRD oleh PT. Bank BRI (Persero) Tbk Kantor Cabang Hayam Wuruk Jakarta, dalam rasio Solvabilitas adalah sebesar maksimal 100%.

14 Dari aspek Profitabilitas : yaitu Net Profit Margin, Return on assets (ROA) dan Return on equity (ROE). Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dihubungkan dengan penjualan, aktiva dan modal sendiri juga meningkat. Peningkatan keuntungan tersebut merupakan parameter kemampuan perusahaan dalam mengembalikan kewajibannya sesuai yang telah dijanjikan. Dari aspek Aktivitas : yaitu Days of Receivable (DOR), Days of Inventory (DOI) dan Days of Payable (DOP). Secara garis besar rasio perusahaan sudah baik karena adanya penurunan rasio DOP dan DOI walaupun adanya peningkatan rasio DOR pada tahun 2010.

15 III. IV. PT. Bank BRI (Persero) Tbk Kantor Cabang Hayam Wuruk Jakarta dalam menilai kelayakan calon debitur dan menganalisa permohonan kredit adalah dengan mempersiapkan segala aspek keuangan dan non keuangan untuk mengetahui kemungkinan dapat tidaknya suatu permohonan kredit dipertimbangkan. Mempertimbangkan perhitungan kebutuhan modal kerja dan kemampuan resiko dari calon debitur, maka PT. Bank BRI (Persero) Tbk Kantor Cabang Hayam Wuruk Jakarta Menyetujui Perpanjangan fasilitas KMK sebesar Rp ,- dalam bentuk R/K untuk jangka waktu 12 (dua belas) bulan. Mengikuti jangka waktu kredit sebelumnya sebesar = 13.5 % per tahun yang dibayar efektif tiap bulan dan reviewable sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

16 Provisi sebesar = 0,5 % dari Rp ,- dibayar sekaligus pada saat akad kredit ditanda-tangani atau realisasi. Penalty Rate sebesar = 50% dari suku bunga berlaku apabila terjadi tunggakan pokok dan atau bunga. Biaya Administrasi sebesar Rp ,- yang dibayar paling lambat pada saat akad kredit.