BAB IV PEMBAHASAN. prosedur pembiayaan griya di BSM Kantor Area Padang dapat diuraikan. 1. Tahap permohonan dan pengajuan persyaratan.

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Griya Menurut Ibuk Silvany selaku Area Consumer Banking Manager, prosedur pembiayaan griya di BSM Kantor Area Padang dapat diuraikan sebagai berikut: 1 1. Tahap permohonan dan pengajuan persyaratan. Nasabah datang ke bank untuk mengutarakan keinginannya dalam memperoleh pembiayaan untuk pembelian suatu bidang tanah, serta bangunan rumah yang terdapat di atasnya baik dari developer maupun perorangan atau pembiayaan untuk merenovasi rumah. Adapun tahap-tahap pengajuan permohonan sebagai berikut: a. Petugas bank mewawancarai nasabah secara umum, mengenai objek dan keperluan pembiayaan serta hal-hal yang bersangkutan dengan pekerjaan/usaha, penghasilan dan hal-hal yang berhubungan dengan persyaratan pembiayaan seperti: 1) Harga rumah yang dibeli atau biaya yang diperlukan untuk merenovasi rumah. 2) Besarnya pembiayaan yang dapat disediakan nasabah sendiri. 3) Lamanya jangka waktu pembiayaan. 4) Hal-hal lain yang berhubungan dengan permohonan pembiayaan nasabah. 1 Silvany, Area Consumer Banking Manager, BSM Kantor Area Padang, Wawancara Langsung, 11 Juli

2 42 b. Setelah itu bank memberikan formulir permohonan pembiayaan untuk di isi oleh nasabah beserta persyaratan pembiayaan yang harus dipenuhi nasabah. 1) Kriteria umum nasabah untuk pembiayaan griya adalah: 2 a) Usia (saat pengajuan pembiayaan) Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah pada saat pengajuan pembiayaan dan maksimal 55 tahun atau sebelum pensiun pada saat pembiayaan jatuh tempo. b) Khusus nasabah yang menggunakan skema penjaminan cash collateral 100% (jaminan yang berbentuk tabungan, deposito/giro), usia maksimal dapat mencapai 70 tahun. c) Tidak masuk daftar hitam BI. 2) Kelengkapan dokumen a) Dokumen nasabah Tabel 4.1 Jenis Dokumen yang dibutuhkan dalam Permohonan Pembiayaan No Jenis Dokumen PG WS PO 1 Asli formulir permohonan pembiayaan yang telah diisi lengkap dan di tandatangani. 2 Foto kopi KTP (nasabah dan pasangan) 3 Fotokopi Kartu Keluarga 4 Fotokopi akte Nikah/Cerai 5 Asli slip gaji/surat keterangan penghasilan terakhir 6 Fotokopi surat keputusan pengangkatan pegawai tetap 7 Fotokopi rekening tabungan/ koran (3 bulan terakhir) 2 Surat Edaran Pembiayaan Griya, Dokumentasi BSM, h. 8

3 43 8 Surat persetujuan suami/istri 9 Fotokopi NPWP (untuk jumlah pembiayaan Rp. 50 juta) 10 Fotokopi SSP dan SPT tahun terakhir 11 Fotokopi izin usaha atau izin praktek 12 Fotokopi laporan keuangan dua tahun terakhir 13 Fotokopi KTP direksi dan komisaris atau pengurus dan pengawas Sumber : Surat Edaran Pembiayaan Griya,2011 Keterangan: (1) PG = pegawai tetap. WS = wiraswasta. PO = profesional (2) Bank harus melakukan verifikasi keaslian dokumen tersebut di atas, membubuhkan stempel copy sesuai asli, tanggal verifikasi dan paraf petugas. b) Dokumen objek pembiayaan Dokumen yang berkaitan dengan rumah yang diserahkan nasabah saat awal permohonan pembiayaan, adalah sebagai berikut: 3 Tabel 4.2 Dokumen Agunan yang dibutuhkan dalam Permohonan Pembiayaaan Dokumen Agunan R. Baru R. Bekas Renovasi Fotokopi SHM (surat hak milik), SHGB (surat hak guna bangunan) dan IMB (izin mendirikan bangunan). Fotokopi PBB (pajak bumi dan bangunan) 2 tahun terakhir. Rencana anggaran biaya (RAB) atas rumah untuk pembangunan/renovasi. Price List dari developer atau surat penawaran dari penjual perorangan. 3 Ibid., h. 9

4 44 Sketsa jalan/peta menuju lokasi Sumber : Surat Edaran Pembiayaan Griya, Tahap pemeriksaan dan analisa oleh bank 4 Pada tahap ini bank memeriksa kelengkapan dokumen nasabah, dan pemeriksaan kelapangan mengenai objek yang akan dibiayai, jaminan yang diberikan nasabah, keadaan usaha/pekerjaan nasabah dan verifikasi data yang disampaikan nasabah dengan kondisi lapangan. Selanjutnya bank menganalisa kelayakan nasabah dengan metode 5C, yaitu character, capacity, capital, conditioning, collateral. 3. Tahap persetujuan komite Setelah melalui proses pemeriksaan dan analisa, kemudian berkas permohonan nasabah beserta hasil pemeriksaan dan analisa disampaikan kepada komite pembiayaan yang terdiri dari kepala cabang. Untuk pinjaman sebesar Rp. 500 juta Rp. 5M diteruskan dan diputuskan oleh kepala pusat PT. Bank Syari ah Mandiri. Keputusan atas permohonan pembiayaan dapat berupa persetujuan atau penolakan, yang akan dibuatkan dalam suatu surat keputusan komite pembiayaan (SKKP) yang akan disampaikan kepada nasabah. Untuk permohonan pembiayaan yang diterima, dibuatkan kembali surat penegasan persetujuan pembiayaan (SP3), SP3 tidak terpisahkan dari akad perjanjian pinjaman yang akan dibuat dan ditandatangani oleh nasabah dan bank. 4 Silvany, Area Consumer Banking Manager, BSM Kantor Area Padang, Wawancara Langsung, 11 Juli 2017

5 45 4. Tahap penandatanganan akad Syarat-syarat dalam penandatanganan akad adalah: a. Nasabah telah menyerahkan surat penegasan persetujuan pembiayaan (SP3) yang telah ditandatangani di atas materai Rp ,- b. Nasabah telah menyerahkan dokumen-dokumen pembiayaan sesuai ketentuan yang berlaku di PT. BSM Kantor Area Padang. c. Menyerahkan asli bukti kepemilikan jaminan kepada PT. BSM Kantor Area Padang beserta dokumen terkait lainnya, unuk selanjutnya dilakukan pengikatan jaminan secara notarial. 5 Tabel 4.3 Jenis Jaminan dalam Pembiayaan Griya No Jenis jaminan Keterangan Contoh 1 Jaminan utama Objek pembiayaan Rumah yang dibiayai bank 1. Rumah (tanah dan bangunan). 2 Jaminan ini wajib diserahkan 2. Rumah toko. Jaminan oleh nasabah apabila bank 3. Kendaraan tambahan menilai adanya kerugian. 4. Cash collateral (dana tunai) Sumber : Surat Edaran Pembiayaan Griya,2011 Jaminan yang berupa tanah/bangunan harus diikat secara APHT (akta pembebanan hak tanggungan). Sedangkan jaminan yang berupa kendaraan yang harus diikat secara fidusia oleh notaris dan wajib didaftarkan ke lembaga pendaftaran fidusia. Jaminan yang berupa cash collateral, dana disimpan dalam bentuk 5 Surat Edaran Pembiayaan Griya, Dokumentasi BSM, h. 5

6 46 tabungan/giro/deposito. Pengikatan jaminan dilakukan selama masa pembiayaan. Pengikatan semua jaminan dilakukan oleh notaris, dan notaris wajib menyerahkan covernote, bahwa: 1) Proses pengikatan jaminan paling lambat selesai dalam jangka waktu 90 hari kalender. 2) Dokumen legal objek jaminan dan dokumen pengikatan jaminan akan diserahkan secara langsung kepada bank sesuai waktu. d. Membuka rekening dan menyiapkan dana untuk membayar biayabiaya yang dikeluarkan atas pembiayaan tersebut. Biaya-biaya yang dapat dibebankan kepada nasabah (sesuai kondisi) adalah: 6 1) Biaya administrasi pembiayaan sesuai ketentuan di bank. 2) Biaya asuransi kerugian terhadap objek pembiayaan dan objek jaminan yang bukan objek pembiayaan. 3) Biaya asuransi jiwa 4) Biaya jasa notaris. e. Telah menyerahkan surat kuasa untuk melakukan pendebetan rekening atas transaksi yang berhubungan dengan fasilitas pembiayaan seperti biaya-biaya yang dikeluarkan dan pembayaran angsuran perbulan. Setelah persyaratan dipenuhi, dilakukan penandatangan akad antara nasabah dan bank. Akad yang ditandatangani yaitu akad murabahah dan akad wakalah. Akad murabahah adalah untuk objek pembiayaan 6 Ibid., h. 7

7 47 griya. Sedangkan akad wakalah adalah akad yang digunakan untuk memberi kuasa oleh bank kepada nasabah untuk membelikan barang yang dimaksud pada akad pembiayaan griya. 5. Tahap pencairan 7 Setelah persyaratan dipenuhi dan akad telah dilakukan. Pencairan dana dapat dilakukan, dan bank akan memberikan dana pembelian rumah, selanjutnya nasabah akan menandatangani tanda bukti penerimaan uang, sebagai bukti telah diterimanya dana oleh nasabah dari bank. Bank akan membayarkan pembelian rumah yang dimaksud ke rekening penjual/pemasok melalui rekening nasabah yang ada pada bank. Dan nasabah menerima faktur/invoice, kwitansi/tanda pembayaran lainnya dari penjual/pemasok sebagai bukti telah dilakukannya pembelian rumah untuk kemudian diserahkan kepada bank sebagai tanda terima barang oleh nasabah. 6. Tahap monitoring Setelah semua tahapan dilakukan dan dipenuhi maka proses yang terakhir dari pembiayaan adalah proses monitoring atau proses pemantauan. Bagi officer bank syariah, pada saat memasuki tahap ini maka sebenarnya risiko pembiayaan baru saja dimulai saat pencairan dilakukan. Proses pemantauan dapat dilakukan dengan memantau realisasi pencapaian target usaha dengan business plan yang telah dibuat sebelumnya. 7 Silvany, Area Consumer Banking Manager, BSM Kantor Area Padang, Wawancara Langsung, 11 Juli 2017

8 48 Apabila terjadi tidak tercapainya target, maka officer bank harus segera melakukan tindakan seperti turun langsung ke lapangan menemui nasabah untuk mengetahui permasalahan yang dialami nasabah, kemudian memberikan solusi penyelesaian masalah kepada nasabah. Beberapa langkah monitoring yang harus dilakukan antara lain: a. Memantau mutasi rekening koran nasabah b. Memantau pelunasan angsuran c. Melakukan kunjungan rutin ke lokasi usaha nasabah untuk memantau langsung operasional usaha dan perkembangan usaha. d. Melakukan pemantauan terhadap perkembangan usaha sejenis melalui media masa atau media lainnya. Dalam memberikan pembiayaan, bank wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas kemampuan dan kesanggupan nasabah debitur untuk melaksanakan kewajibannya yaitu melunasi pembiayaan sesuai dengan perjanjian. Semua tahapan yang dilakukan oleh bank tersebut adalah upaya dalam mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di kemudian hari. B. Mekanisme pengendalian risiko pembiayaan griya Dari wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibuk Silvany selaku Area Consumer Banking Manager di BSM Kantor Area Padang, bahwa mekanisme pengendalian risiko pembiayaan yang diterapkan di Bank Syariah Mandiri Kantor Area Padang berpedoman pada kebijakan manajemen pusat

9 49 yaitu penerapan prinsip kehati-hatian dalam proses pembiayaan sampai dengan penanganan pembiayaan bermasalah. 8 Pengendalian risiko pembiayaan griya dilakukan mulai dari tahap awal proses pembiayaan yaitu permohonan pembiayaan dari nasabah/calon nasabah hingga proses monitoring. Adapun bentuk pengendalian risiko pembiayaan griya dapat dilihat dari sistem pengawasan dan pembinaan pembiayaan. Pengawasan ini dilakukan secara aktif dan pasif yang dilakukan sebelum dan sesudah/pada saat pembiayaan, sehingga bersifat preventif dan represif. 1. Pra Pembiayaan Adapun bentuk pengendalian risiko yang dilakukan sebelum pembiayaan adalah menganalisa kelayakan nasabah, dengan melakukan analisa 5C, yaitu: a. Character (karakter) Analisa ini untuk mengetahui kepribadian, sikap dan watak dari calon nasabah. Beberapa risiko yang bisa terjadi dari character calon nasabah adalah pemalsuan identitas diri calon nasabah guna memperlancar proses pembiayaan yang sedang dilakukan. Untuk mengetahui baik buruknya karakter calon nasabah, maka bank melakukan analisanya dengan cara: 1) Wawancara Karakter calon nasabah dapat diketahui dengan cara tanya jawab langsung. Calon nasabah yang mempunyai itikad buruk, akan 8 Silvany, Area Consumer Banking Manager, BSM Kantor Area Padang, Wawancara Langsung, 11 Juli 2017

10 50 gugup dengan jawabannya, dan itu dapat dilihat dari mimik wajahnya. Biasanya setiap Marketing memiliki pengalaman tersendiri dalam berhubungan dengan calon nasabah. 2) BI checking Dilakukan untuk mengetahui riwayat pembiayaan yang telah diterima oleh nasabah berikut status nasabah yang ditetapkan oleh BI. Jika calon nasabah belum pernah melakukan pembiayaan sebelumnya, sehingga belum ada datanya di BI, maka analis BI checking tidak dilakukan terhadapnya. 3) Bank checking Bank checking dilakukan antara sesama officer bank, baik bank yang sama maupun bank yang berbeda. Jika calon nasabah belum pernah melakukan pembiayaan sebelumnya, sehingga riwayat pembiayaannya tidak ada, maka analisa bank checking tidak dilakukan terhadapnya. 4) Trade checking Analisa ini dilakukan terhadap usaha-usaha calon nasabah, baik dari usaha sejenis, pemasok dan konsumen, dari pengalaman mitra usaha calon nasabah pasti meninggalkan kesan tersendiri yang dapat memberikan indikasi tentang karakter calon nasabah. b. Capacity (kemampuan) Analisa ini untuk mengetahui kemampuan calon nasabah dalam melakukan pengembalian kembali pembiayaan. Risiko yang mungkin

11 51 terjadi berkaitan dengan kemampuan calon nasabah adalah tidak terbayarnya pembiayaan yang diterima oleh nasabah berdasarkan jangka waktu yang ditetapkan. Dalam hal ini, bank harus memperhatikan golongan nasabah pada perusahaan tempat ia bekerja karena kemampuan calon nasabah sangat menentukan dalam pelunasan pembiayaan calon nasabah tersebut. Pada PT. BSM Kantor Area Padang ini dapat dilihat dari Debt. To Service Ratio (rasio perbandingan antara angsuran dengan penghasilan nasabah) yaitu 40%. Angsuran maksimal calon nasabah 40% dari penghasilannya. c. Capital (modal) Analisa ini untuk mengetahui modal yang dimiliki calon nasabah pembiayaan yang digunakan oleh nasabah tersebut untuk membayarkan sejumlah angsuran yang telah disepakati. Karena jika hal tersebut tidak dilakukan maka risiko yang mungkin terjadi adalah terjadinya kredit macet sebelum jangka waktu perjanjian selesai. Oleh karena itu, bank harus melakukan pengecekan terhadap slip gaji/penghasilan nasabah itu cukup untuk mengangsur pembiayaan setiap bulan atau tidak. Calon nasabah harus memiliki dana 30% dari harga rumah/biaya renovasi. d. Conditioning (kondisi) Analisa ini digunakan untuk mengidentifikasi kondisi sekitar yang secara langsung maupun tidak secara langsung berpengaruh terhadap pengangsuran pembiayaan calon nasabah, seperti kondisi ekonomi,

12 52 sosial, politik yang ada sekarang dan prediksi pada masa yang akan datang yang akan mempengaruhi adanya kredit macet nasabah dalam melakukan angsuran pembiayaan pemilikan rumah. e. Collateral (jaminan) Analisa ini untuk menilai barang agunan yang diserahkan calon nasabah sebagai jaminan atas fasilitas pembiayaan yang akan dimintanya. Jaminan yang diberikan kepada bank hendaknya melebihi jumlah pembiayaan yang diberikan. Jaminan juga harus terjamin keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang diberikan akan dapat digunakan secepat mungkin. Obyek jaminan yang diberikan oleh nasabah biasanya adalah sertifikat dari rumah yang akan dibeli dengan pembiayaan griya ini. Risiko yang bisa terjadi dari jaminan yang diberikan oleh calon nasabah kepada pihak bank adalah kebakaran. Maka dari pihak Bank Syariah Mandiri obyek jaminan tersebut langsung di cover dengan asuransi. 2. Pasca Pembiayaan Adapun bentuk pengendalian risiko yang dilakukan sesudah/pada saat pembiayaan adalah dengan melakukan pengawasan secara aktif dan pasif. Pengawasan secara aktif dilakukan dengan cara pemantauan langsung kelapangan, dengan meninjau ketempat usaha nasabah yang telah mendapatkan pembiayaan dari BSM Kantor Area Padang. Berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan oleh BSM Kantor Area Padang pengawasan aktif ini, dapat dilakukan satu kali dalam sebulan

13 53 secara rutunitas oleh marketing atau manajer ketempat usaha nasabah tersebut, sehingga pihak BSM Kantor Area Padang dapat memperoleh langsung jawaban tentang perkembangan usaha yang dilakukan oleh nasabah. 9 Pengawasan secara aktif juga dapat dilakukan melalui via telephone. Dengan menghubungi nasabah melalui telephone manajer ataupun marketing, mengingatkan nasabahnya untuk melakukan pembayarannya atau cicilannya kepada BSM. Dalam melakukan komunikasi tersebut akan dapat mengantisipasi kesalahpahaman antara pihak BSM dengan nasabah dalam pembayaran cicilan tersebut. Sedangkan pengawasan secara pasif dilakukan dengan cara melihat setoran atau pembayaran cicilan oleh nasabah sebagai kewajibannya kepada BSM Kantor Area Padang pada tiap akhir bulannya. Namun pada dasarnya bila pengawasan aktif telah dilakukan secara efektif, efisien dan secara kontiniu terhadap nasabah dengan melakukan pembinaan, memberikan masukan berupa saran-saran kepada nasabah yang bersangkutan, maka telah terlihat dan tercapailah tujuan pengawasan yang diharapkan oleh BSM sebagai upaya menghindari pembiayaan yang bermasalah kurang lancar maupun macet. Bagi nasabah yang terlambat membayar cicilan tiap bulannya maka pihak BSM akan melakukan pengawasan dengan menghubungi nasabah terlebih dahulu. Namun bila nasabah dapat membayar cicilannya dengan 9 Silvany, Area Consumer Banking Manager, BSM Kantor Area Padang, Wawancara Langsung, 11 Juli 2017

14 54 lancar maka dalam hal ini pihak BSM tidak melakukan pengawasan secara aktif, tetapi hanya dengan melakukan pengawasan secara pasif. Tujuannya adalah untuk meminimalisir terjadinya risiko sekecil mungkin atas pembiayaan yang disalurkan. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Padang dalam mengendalikan risiko pembiayaan mengambil tindakan dengan menciptakan budaya kerja yang sehat untuk mencapai standard dan tingkat kinerja yang maksimal. Dalam menciptakan budaya kerja yang sehat, Bank Syariah Mandiri Kantor Area Padang melakukan sistem pengendalian risiko dengan melakukan sebagaimana yang telah dijelaskan dalam wawancara dengan Bapak Efrizon selaku Area Retail Risk Manager pada tanggal 11 Juli 2017, antara lain: Risk Avoidance (menghindari risiko) Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas. 2. Risk Reduction (mengurangi risiko) Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode yang mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko. 11 Juli Efrizon, Area Retail Risk Manager, BSM Kantor Area Padang, Wawancara Langsung,

15 55 3. Risk Transfer (transfer risiko) Yaitu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak (asuransi) maupun hedging. 4. Risk Retention (menanggung sendiri risiko) Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurangi maupun mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari aktivitas. Upaya yang dilakukan untuk menghadapi risiko dalam pembiayaan griya ini adalah dengan melakukan pengecekkan terhadap berkas-berkas yang dibutuhkan dalam pembiayaan. Mulai dari tahap awal sampai tahap pencairan serta melakukan monitoring terhadap usaha nasabah jika seorang wirausaha atau kemampuan nasabah dalam bekerja yaitu nasabah seorang pegawai. Dengan adanya pengendalian risiko pembiayaan yang telah diterapkan tersebut, maka pihak Bank Syariah Mandiri dapat mengurangi terjadinya pembiayaan bermasalah. Hal ini dibuktikan dengan melihat perkembangan dari rasio pembiayaan bermasalah (NPF) secara neto pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing sebesar 3,13% dan 4,05%. Ini bisa dilihat bahwa dari tahun 2015 ke tahun 2016 terjadi penurunan NPF sebesar 0,92%. Hal tersebut membuktikan bahwa dalam penyaluran pembiayaan griya BSM ini dilakukan dengan menggunakan prinsip kehati-hatian dan dengan manajemen yang kuat.