terus berjuang, meskipun kadang-kadang banyak rintangan dan masalah dalam kehidupan. Kesuksesan dapat dirumuskan sebagai tingkat di mana seseorang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang melayani kesehatan masyarakat serta di dukung oleh instansi dan

persaingan yang terjadi dalam dunia industri, teknologi transportasi dan telekomunikasi bahkan dalam dunia pendidikan. Khususnya Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan generasi muda yang memiliki potensi dan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. ujian-nya. Kebahagiaan dan kesedihan merupakan salah satu bentuk ujian

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Zaman modern yang penuh dengan pengaruh globalisasi ini, kita dituntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. membuat manusia dituntut untuk mengikuti segala perubahan yang terjadi dengan

BAB I PENDAHULUAN. sampai akhir hayat. Belajar bukan suatu kebutuhan, melainkan suatu. berkembang dan memaknai kehidupan. Manusia dapat memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha telah mencapai era globalisasi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia per 31 Desember 2010 (KPK, 2010). Sumber lain menyebutkan jika

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat setiap orang berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan manusia dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok utama, sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kontribusi yang sangat besar pada masyarakat (Reni Akbar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada

PERSETUJUAN. Yogyakarta, 11 Juni 2012 Pembimbing Skripsi. Dwi Yunairifi, M.Si NIP

BAB I PENDAHULUAN. yang paling berprestasi dan patut di pertahankan oleh diperusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, berbagai sektor kehidupan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah kota besar terdiri dari beberapa multi etnis baik yang pribumi maupun

PEDOMAN DOKUMENTER PEDOMAN OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan medis (McGuire, Hasskarl, Bode, Klingmann, & Zahn, 2007).

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR CERDAS BERBAHASA INDONESIA UNTUK SMA/MA KELAS XI KARANGAN ENGKOS KOSASIH TERBITAN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ataupun kesuksesan. Keberhasilan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh

HUBUNGAN ADVERSITY QUOTIENT DAN KECERDASAN RUHANIAH DENGAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME PADA ANGGOTA TNI AU DI LANUD ISWAHJUDI MADIUN.

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

ADVERSITY QUOTIENT PADA MAHASISWA BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus

BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Risky Melinda, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. dalam berbagai dimensi kehidupan.sudah sangat jelas bahwa dalam Al-Qur an

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. universitas, institut atau akademi. Sejalan dengan yang tercantum pasal 13 ayat 1

(dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo'a): "Ya Tuhan kami, Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi untuk jaman sekarang sangat dibutuhkan oleh setiap perorangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini para peserta didik berlomba-lomba untuk bisa

BAB I PENDAHULUAN. 2005: 11). Unsur-unsur dalam dakwah adalah subjek (da i), objek (mad u), materi,

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna mencapai derajad Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah sajalah hati akan menjadi tenteram (QS Ar Ra d : 28).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. guru. Pada tanggal 17 Juli 1959 PTPG-KI Satya Wacana berubah

BAB IV ANALISIS. Yang Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus Di SDN Banua Anyar 4 dan SDN. 1. Efikasi Diri Guru yang Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan aset nasional jangka panjang, sehingga perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan modal utama pembangunan bangsa karena

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi dan terarah dengan siswa diharapkan dapat mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan berkompeten di bidangnya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari hari, manusia selalu mengadakan bermacammacam

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya, karena maju mundurnya suatu negara dapat dilihat dari berbagai

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP. 1. Pendapat Para Mufassir tentang QS. Al-Anfaal ayat 29

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan yang cukup luas untuk menghadapi era tersebut. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,


BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

KONSEP AL QUR AN TENTANG MEMELIHARA KEHORMATAN DAN IMPLIKASI DENGAN PENDIDIKAN AKHLAK. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupan, manusia memerlukan berbagai jenis dan macam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sebagai salah satu wadah para akademis, perguruan tinggi memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai Universitas yang memiliki semboyan Wacana Keilmuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang sedang berkembang, yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jayanti Putri Purwaningrum, 2015

Kitab (Al-qur an) ini tidak ada keraguan di dalamnya, (sebagai) petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa (Q.S. Al-Baqarah : 2) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi dan memiliki fakultas-fakultas, dalam fakultas tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Al-Qur an. Oleh karena itu, beruntunglah bagi orang-orang yang dapat menjaga

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat diketahui tingkat prestasi belajar siswa. Laporan prestasi belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ayat di atas bermakna bahwa setiap manusia yang tunduk kepada Allah

No Karakter Pengertian No 1. Bermutu adalah mencapai standar kualitas yang ditetapkan. Bermutu

BAB I PENDAHULUAN. kondisi perekonomian yang cukup sulit bagi sebagian lapisan masyarakat mendorong mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar mahasiswa merupakan salah satu faktor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan organisasi haruslah sejalan dengan dinamika perubahan baik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya merupakan serangkaian

BAB I PENDAHULUAN. pembaca atau penulis harus menggunakan kalimat secara baik pula. Kalimat

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Sisten Kredit Semester UKSW, 2009). Menurut Hurlock (1999) mahasiswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan ekonomi suatu Negara tidak lepas dari

Pendukung dan Penghalang dari Taubat

KONSEP ANAK DALAM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

PELUANG DAN TANTANGAN TELEVISI STREAMING SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Analisis Proses Produksi Program Safari Dakwah di SATV)

Pendidikan Agama Islam

Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kesuksesan dicapai melalui usaha yang tidak kenal lelah untuk terus berjuang, meskipun kadang-kadang banyak rintangan dan masalah dalam kehidupan. Kesuksesan dapat dirumuskan sebagai tingkat di mana seseorang bergerak ke depan dan terus melaju dalam menjalani hidupnya. Situasi yang sulit tidak menciptakan halangan-halangan yang tidak dapat diatasi. Setiap kesulitan merupakan tantangan, setiap tantangan merupakan suatu peluang, dan setiap peluang harus disambut. Perubahan merupakan bagian dari suatu perjalanan yang harus diterima dengan baik (Stoltz, 2000:7). Menurut Stoltz, Adversity Quotient merupakan kecerdasan seseorang dalam menghadapi rintangan atau kesulitan secara teratur. Adversity Quotient membantu individu memperkuat kemampuan dan ketekunan dalam menghadapi tantangan hidup sehari-hari seraya tetap berpegang teguh pada prinsip dan impian tanpa mempedulikan apa yang sedang terjadi. Kecerdasan adversity merupakan suatu potensi dimana dengan potensi ini seseorang dapat mengubah hambatan menjadi peluang. Suksesnya suatu pekerjaan dan hidup seseorang ditentukan oleh adversity quotient (Adzdzakiey, 2005:605). Dalam Al-qur an terdapat penjelasan mengenai hambatan atau kesulitan sebagaimana firman Allah SWT di dalam Al- Qur an surat al- Baqarah (QS.2:155) 1

2 Artinya: Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buahbuahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (Q.S al-baqarah: 155). Kemudia dalam al-qur an terdapat juga penjelasan bahwa Allah tidak membebani seseorang malainkan sesuai kesanggupan hambanya. Firman Allah SWT di dalam al- Baqarah (QS.2:286): Artinya : Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. ( mereka berdoa): "ya tuhan kami, janganlah engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya tuhan kami,

3 janganlah engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya tuhan kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (Q.S al-baqarah:286 ). Firman Allah SWT di dalam Q.S al- ashr ayat 1-3: Artinya: Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (Q.S al- Ashr ayat 1-3). Penjelasan mengenai ayat di atas ialah bahwa dalam menjalani kehidupan memang tidak selamanya berjalan lancar atau sesuai dengan rencana yang telah disusun, terkadang menemui hambatan, kesulitan, tantangan yang tidak jarang berujung pada kegagalan. Permasalahannya lebih terletak pada seberapa mampu seseorang untuk memahami, mengenali, sekaligus mengelola hambatan atau masalah yang dihadapi tersebut, hingga pada gilirannya akan mengubah hambatan tersebut menjadi peluang yang menjanjikan suatu kesuksesan. Dalam al-qur an sudah dijelaskan bahwa Allah tidak membebani seseorang malainkan

4 sesuai kesanggupan hambanya. Tergantung kesabaran seseorang dalam menghadapi masalah dan ujian dalam hidupnya. Untuk menghadapi tantangan dan tekanan dibutuhkan adanya kekuatan untuk menyelesaikannya. Menurut Stoltz (Laura, 2009:368) berpendapat bahwa diantara banyak kekuatan yang dimiliki individu, salah satunya adalah seberapa jauh individu mampu bertahan menghadapi kesulitan. Dalam ilmu psikologi, kemampuan seseorang dalam mengatasi kesulitan hidup dan mengukur kemampuannya dikenal dengan konsep Adversity Quotient. Adversity quotient merupakan indikasi atau petunjuk tentang seberapa kuat seseorang dalam menghadapi sebuah kesulitan dan bermanfaat untuk memperkirakan tentang seberapa besar kemampuan seseorang dalam menghadapi kesulitan tersebut. Adversity quotient, pada intinya membahas tentang ketahanan seseorang untuk berusaha mencapai sesuatu yang paling tinggi, menurut ukuran kemampuan yang dimiliki dan dilakukan dengan terus menerus (Puspitasari, 2013:301). Selanjutnya, dalam menjalani kehidupan tidak sedikit orang menjadi tidak berdaya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan hidupnya. Menurut Stoltz, adversity quotient berakar pada bagaimana seseorang merasakan dan menghubungkan dengan tantangan-tantangan dalam hidup. Situasi sulit dan tantangan dalam hidup dapat diatasi dengan adversity quotient yang baik.

5 Jika seseorang memiliki adversity quotient yang tinggi akan menjadikan seseorang memiliki kegigihan dalam hidup dan tidak mudah menyerah. Di samping itu seseorang yang memiliki adversity quotient yang tinggi ia akan memiliki kekebalan atas ketidakmampuan dirinya menghadapi masalah dan tidak akan mudah terjebak dalam kondisi keputusasaan. Namun sebaliknya, jika seseorang memiliki adversity quotient yang rendah maka seseorang akan mudah rapuh dan menyerah pada keadaan (Puspitasari, 2013:301). Stoltz menambahkan bahwa individu yang memiliki kemampuan untuk bertahan dan terus berjuang dengan gigih ketika dihadapkan pada sebuah permasalahan hidup, penuh motivasi, dorongan, ambisi, antusiasme, semangat, serta kegigihan yang tinggi dipandang sebagai individuyang memiliki adversity quotient yang tinggi. Kemudian individu yang mudah menyerah dan pasrah begitu saja pada keadaan, pesimistik, memiliki kecendrungan untuk senantiasa bersikap negative dan dapat dikatakan sebagai individu yang memiliki adversity quotient rendah (Puspitasari, 2013:301). Kemampuan seseorang dalam menghadapi permasalahan dalam hidupnya sangat bermacam-macam, karena potensi setiap orang berbeda. Tidak banyak orang mengerti bahwa masalah yang datang sebenarnya bisa menjadi peluang bagi dirinya. Menurut Stoltz (2008:8), suksesnya pekerjaan dan hidup terutama ditentukan oleh adversity quotient (AQ). Dikatakan juga bahwa AQ berakar pada bagaimana kita merasakan dan

6 menghubungkan dengan tantangan-tantangan. Orang yang memiliki AQ lebih tinggi tidak menyalahkan pihak lain atas kemunduran yang terjadi dan mereka bertanggungjawab untuk menyelesaikan masalah. Ia juga mengemukakan konsep adversiti quotient, merupakan faktor yang paling penting dalam meraih kesuksesan. Seseorang dengan adversity quotient tinggi ini adalah individu yang merasa berdaya, optimis, tabah, teguh dan memiliki kemampuan bertahan terhadap kesulitan. Setiap pada permasalahan seringkali mereka lebih memilih untuk mencari kambing hitam atau menyalahkan orang lain tanpa terlebih dahulu intropeksi pada dirinya sendiri. Bahkan mereka lupa apa yang harus dilakukan untuk keluar dari permasalahan tersebut karena larut dalam defence mecanism yang tidak realistis. Atau juga ada orang yang hanya meratapi dan mengeluh atas cobaan hidup yang datang kepadanya. Ia lupa bahwa masalah ada untuk diselesaikan bukan untuk sekedar ditangisi dan diratapi. Menurut Hidayati (2005), kecerdasan yang dipopulerkan oleh Paul ini penting saat hidup serasa tak indah lagi. AQ mengukur kemampuan kita dalam mengatasi kesulitan. Hidup tentu tak akan pernah lepas dari masalah dan karena masalah itulah kita menjadi lebih baik dalam menyikapi hidup. Saat bergelut dengan masalah, sesungguhnya kita sedang menyempurnakan hidup. Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang sempurna karena ia memiliki potensi-potensi yang tidak diberikan kepada seluruh makhluk. Tuhan juga melengkapi dengan akal untuk

7 berfikir dan menggunakannya untuk menggali potensi-potensi yang diberikan. Kebutuhan untuk berprestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin. Setiap manusia pasti punya masalah, hambatan dan konflik dalam hidupnya dimana apa yang diinginkan tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga sedikit yang bisa mengatasinya dan banyak orang yang putus asa, menyerah begitu saja. Termasuk masalah pada mahasiswa pada akhirnya akan menimbulkan gangguan mental dan sosial. Kecerdasan Adversity Quotient pada mahasiswa dapat membantu dirinya menghindari berbagai masalah dan lebih berani mengambil resiko serta peluang sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar adalam kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Individu yang belajar akan memperoleh hasil dari apa yang telah dipelajari selama proses belajar itu. Hasil belajar yaitu suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan hanya perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, pengertian, penguasaan, dan penghargaan dalam diri seseorang yang belajar. Sementara itu, Arikunto ( 1990:133) mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diaamati, dan dapat diukur. Nasution ( 1995:25) mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada diri

8 individu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan, tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan penghargaan diri pada individu tersebut. Masalah dalam kehidupan kususnya dalam dunia pendidikan yang dialami oleh mahasiswa. Masalah yang dialami mahasiswa sangat beragam baik masalah perkuliahannya, masalah keuangan dan sosial. Setiap perguruan tinggi mempunyai peraturan dan standar kependidikan yang harus dicapai. Sehingga mahasiswa di tuntut harus mengikuti dan melaksanakannya. Di Provinsi Sumatera Barat terdapat beberapa perguruan tinggi, salah satunya Universitas Islam Negeri (U IN) Imam Bonjol Padang. UIN merupakan sebuah lembaga perguruan tinggi Agama Islam yang berada di Kota Padang, UIN sangat memperhatikan keberlangsungan dari perkuliahan yang merupakan proses pendidikan. Saat ini UIN Imam Bonjol memiliki enam fakultas, yaitu: (1) Fakultas Adab dan Humaniora, (2) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, (3) Fakultas Sy ari ah, (4) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, (5) Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama, (6) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), (Pedoman Akademik, 2015-2016: 88). Fakultas Tarbiyah dan Keguruan memiliki delapan program studi atau jurusan, diantaranya jurusan Manajemen Pendidikan Islam, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Bahasa Arab, Pendidikan Guru Madrasyah Ibtidayah, Tadris Bahasa Inggris, Tadris IPA (Fisika), Tadris

9 IPS (Sejarah), dan Tadris Matematika. Khusus jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) ya ng memiliki jumlah mahasiswa terbanyak dari beberapa jurusan lain di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, sebagai berikut: Tabel 1.1 Jumlah Mahasiswa Aktif Per Angkatan Pendidikan Agama Islam (PAI) No Angkatan Jumlah Mahasiswa 1 2016 226 2 2015 181 3 2014 153 4 2013 231 5 2012 82 6 2011 11 7 2010 8 Total 892 Sumber: Akama UIN Imam Bonjol Padang Penulis mewawancarai beberapa mahasiswa di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan guna memperoleh informasi tentang masalah yang berkaitan dengan adversity quotient dan hasil belajar mahasiswa. Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh keterangan bahwa banyak masalah yang dialami mahasiswa, baik masalah kuliah, keluarga, ekonomi dan sosialnya. Fenomena yang terjadi dilapangan, berdasarkan observasi dan wawancara awal yang dilakukan pada mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang. Berikut Kutipan wawancara tersebut:

10 Saya semester IV, jurusan PAI. Banyak sekali masalah kak, ada masalah keluarga, kuliah dan saya juga kerja sambilan kak. Kadang karena capek, jadwal kuliah padat, wallahhh kadang ngak ngampus kak. Tapi tugas tetap dikerjain kak. Kalau nilai IP naik turun, naik turun kak. (R, wawancara 28/02/2017 pukul 09.30 WIB). Ya saya kadang ada malasnya, jadwal yang padat capek, apalagi kuliah sore masalah kali lah, ngantuk. Tapi mau tak mau saya tetap kuliah. Karena saya ingin IP saya bagus dan berprestasi. Tapi IP sebelumnya masih kurang memuaskan kak. (S, wawancara 01/03/2017 pukul 10.20 WIB). Banyak masalah kak, banyak pelajaran, tugas banyak, masalah yang besar malas ni kak. Tapi kuliah tetap jalan kak, karena banyak harapan saya kak dan keluarga berharap pada saya supaya anaknya jadi sarjana dengan nilai yang bagus dan sejauh ini alhamdulillah IPK saya bagus kak.(u, wawancara 06/03/2017 pukul 11.30 WIB). Adapun data empiris yang diperoleh mengenai hasil belajar dari mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah UIN Imam Bonjol Padang, bahwa hasil belajar mahasiswa yang dilihat berdasarkan nilai yang diperoleh berupa indeks prestasi (IP) mahasiswa, yaitu sebagai berikut:

11 Tabel 1.2 Indeks Prestasi (IP) Mahasiswa PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Subjek Indeks Prestasi (IP) 1 2,45 2 2,48 3 0,82 4 2,70 5 2,59 6 2,27 7 2,62 8 2,32 9 2,77 10 2,47 11 2,49 12 1,80 13 2,43 14 2,73 15 2,51 16 2,30 17 2,35 18 2,47 19 2,62 20 2,59 21 2,71 22 2,35 23 2,33 24 2,78 25 2,75 26 2,36 27 2,53 28 2,43 29 2,96 30 2,23 Jumlah 73,21 Rata-rata 2,44 Sumber : Sisfo UIN Imam Bonjol Padang Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan belajar manusia memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi hasil

12 belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh mahasiswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di kampus yang diwujudkan dalam bentuk nilai, indeks prestasi (IP) pada setiap semester. Untuk mencapai prestasi yang baik dan memperoleh nilai yang bagus, pasti perlu kegigihan, tidak lepas dari masalah dan hambatan yang mengharuskan perlunya perjuangan. Untuk menghadapi masalah dan hambatan tersebut tentunya ia harus mampu bertahan dan terus maju agar prestasi yang baik bisa tercapai. Dengan adanya daya juang, diharapkan mahasiswa dapat memperoleh hasil belajar dan prestasi yang baik. Berdasarkan data empiris yang diperoleh mengenai hasil belajar dari mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang. Berdasarkan Tabel 1.2 di atas, dimana ada beberapa mahasiswa hasil pencapaiannya yang rendah. Hasil belajar mahasiswa yang dilihat berdasarkan nilai yang diperoleh dan indeks prestasi (IP) dari 30 mahasiswa, dengan IP rata-rata 2,44 dan ini diasumsikan sebagai suatu masalah. Atas pemikiran seperti inilah yang menjadi alasan mengapa penelitian ini sangat penting dilakukan. Berdasarkan latar belakang dan data-data di atas maka penulis berniat untuk melakukan penelitian dan berkeinginan membahas masalah ini secara ilmiah dan meneruskannya ke dalam bentuk skripsi dengan judul Hubungan antara Adversity Quotient (AQ) dengan Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang Angkatan 2016

13 1.2. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis perlu menjelaskan apa yang menjadi rumusan masalah penelitian. Adapun yang menjadi rumusan dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan antara adversity quotient dengan hasil belajar mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang. 2. Batasan Masalah Dalam penelitian ini yang menjadi batasan-batasan masalah adalah sebagai berikut: a. Apa kategori adversity quotient mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang? b. Apa kategori hasil belajar mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang? c. Apakah ada hubungan antara adversity quotient dengan hasil belajar mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Untuk menjelaskan kategori adversity quotient mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang.

14 2. Untuk menjelaskan gambaran hasil belajar Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang. 3. Untuk menjelaskan hubungan antara adversity quotient dengan hasil belajar mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi dapat memberikan sumbangan sebagai bahan informasi pengembangan ilmu psikologi serta pendidikan dan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya, khususnya mengenai hubungan adversity quotient dengan hasil belajar mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi subjek penelitian sebagai acuan dan sumber referensi bagi mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang. Serta menjadi sumbangan ilmu bagi orangtua, sebagai evaluasi bagi dosen dan civitas akademik. Kemudian juga bermanfaat bagi peneliti selanjutnya sebagai bahan informasi untuk mengetahui dan mengkaji tentang hubungan adversity quotient dengan hasil belajar mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang.

15 Penelitian ini juga merupakan kesempatan untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh selama kuliah. Hasil penelitian ini dapat memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar S. Psi (Sarjana Psikologi) di Jurusan Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Imam Bonjol Padang. 1.5. Sistematika Penulisan Agar lebih mudah dipahami, karya tulis ini disusun atas 5 (lima) BAB, dengan tujuan agar mempunyai suatu susunan yang sistematis, dapat memudahkan untuk mengetahui hubungan antara bab yang satu dengan bab yang lain sebagai suatu rangkaian yang konsisten. Adapun sistematika yang dimaksud adalah: BAB I : PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang ditulisnya karya ilmiah ini, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, batasan dan rumusan masalah, serta sistematika penelitian. BAB II : LANDASAN TEORI Membahas mengenai landasan teori yang mendasari tiaptiap variabel, hubungan antar variabel, dan pembentukan hipotesa. BAB III : METODE PENELITIAN Membahas tentang model rancangan penelitian, populasi, sampel, lokasi, teknik pengumpulan data, serta teknis analis data.

16 BAB IV : PEMBAHASAN Berisikan analisa penelitian, membahas hubungan antara Adversity Quotient dengan Hasil belajar. BAB V : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengolahan data penelitian. Selain itu, dalam bab ini juga berisi saran-saran bagi perkembangan profesi auditor di masa depan.