Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, Volume 1 No. 1 Maret 2018 ISSN (p) (e)

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI STATISTIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS IX-A SMP NEGERI 3 SUBANG

MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM KOORDINAT DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII-B SMP NEGERI 3 SUBANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini yaitu siswa kelas X-2 dengan jumlah siswa 25 orang terdiri dari 10

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

beberapa kali, sehingga tercapai tujuan yang diinginkan pada pembelajaran

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika. akan memudahkan siswa dalam mempelajari matematika dan siswa juga akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mc Taggart, yang mengatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 9 Metro Barat. Penelitian dilaksanakan di kelas IVA semester ganjil Tahun. pelaksanaan sampai dengan tahap penyimpulan.

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Matriks Melalui Pembelajaran Model STAD. Rochani. SMKN 3 Blitar

Suheni Dwi Cahyati Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN 1 Balukang

BAB III METODE PENELITIAN

PROSIDING ISBN :

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 1 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. Rahmawati, 2013:9). Pizzini mengenalkan model pembelajaran problem solving

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk berargumentasi atau mengemukakan ide-ide.pembelajaran

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

D035. Prodi Biologi Fak Saintek UIN Sunan Kalijaga ABSTRAK

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjaya (2009: 26) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan proses

IMPLEMENTASI MACROMEDIA FLASH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran

BAB III METODELOGI PENELITAN

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI KELAS VIII SMP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENGEMBANGAN STRUCTURE EXERCISE METHODE (SEM) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR

Pembelajaran Matematika Realistik Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SDN 55 Kota Bima

BAB III RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN. Orientasi teori dan kajian lapangan. Perencanaan 1. Tes siklus I. Perencanaan 2. Tes siklus II.

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL BELAJAR MATERI MENGIDENTIFIKASI BANGUN RUANG PRISMA DAN LIMAS SISWA KELAS VIII SMPN 2 PEUKAN BADA PADA MELALUI METODE JIGSAW MENINGKAT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah proses penemuan

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas atau biasa disebut dengan class room action research

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terapannya mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVIEMENT DIVISION (STAD)

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun

BAB III METODE PENELITIAN. reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Kasbolah (1998) Penelitian tindakan (action research) merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini digunakan metode penelitian tindakan kelas ( Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kayu Batu Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan. 2013/2014 yang berjumlah 14 siswa. Sedangkan Obyek penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN BERPIKIR KRITIS

1130 ISSN:

Trisnawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

Transkripsi:

PEMBELAJARAN EKSPOSITORI PADA MATERI STATISTIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX-D SMP NEGERI 5 SUBANG NINA MARLINA SMP Negeri 5 Subang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi statistika melalui pembelajaran ekspositori di kelas IX-D SMP Negeri 5 Subang. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX-D sejumlah 29, terdiri dari 11 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Penelitian dilakukan dalam bentuk penelitian tindakan (PTK), terdiri dari 3 siklus, masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan/observasi dan refleksi. Instrumen yang digunakan meliputi angket, lembar observasi dan lembar tes. Data yang diperoleh bersifat kuantitatif dan kualitatif disesuaikan dengan instrument yang digunakan. Dari hasil pengamatan dan analisis diperoleh kesimpulan bahwa: (1) Berdasarkan analisis terhadap hasil evaluasi yang diberikan kepada siswa pada akhir siklus I, akhir siklus II, dan akhir siklus III, bahwa pembelajaran ekspositori dapat membantu meningkatkan pemahaman konsep matematika pada materi statistika, yang ditunjukan oleh hasil tes yang terus meningkat dari siklus pertama (5,47) ke siklus kedua (6,45) dan siklus ke-3 (7,45), dan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan sebesar 34,4 % pada siklus I, 63,1 % pada siklus II dan 84,2 % pada siklus III, (2) Berdasarkan hasil observasi menunjukkan hasil bahwa aktivitas guru lebih efektif dan kreativitasnya lebih meningkat selama melakukan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran ekspositori, (3) Berdasarkan hasil angket terhadap siswa menunjukkan bahwa pembelajaran ekspositori dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa terhadap materi statistika pada pelajaran matematika, yang ditunjukkan oleh pernyataan-pernyataan siswa yang memperlihatkan respon positif terhadap model pembelajaran yang diterapkan. Kata kunci: Pembelajaran ekspositori, pemahaman konsep, statistika A. PENDAHULUAN Pemahaman materi statistika merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar, yaitu dengan menunjukkan kemampuan dalam mempelajari, menguasai dan menerapkan statistika dalam kehidupan nyata yang dipelajarinya, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Pemahaman materi statistika akan bermakna jika pembelajaran matematika diarahkan pada pengembangan kemampuan koneksi matematika antar berbagai pemikiran, memahami bagaimana substansi matematika saling terkait satu sama lain sehingga terbangun pemahaman menyeluruh, dan menggunakan statistika dalam konteks di luar matematika.

Untuk mencapai pemahaman materi statistika bukanlah suatu hal yang mudah karena pemahaman terhadap suatu konsep matematika dilakukan secara individual. Setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda dalam memahami konsep-konsep matematika. Namun demikian peningkatan pemahaman konsep matematika perlu diupayakan demi keberhasilan siswa dalam belajar. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalah tersebut, menuntut guru untuk selalu profesional dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Guru harus mampu mendesain pembelajaran matematika dengan metode, teori atau pendekatan yang menjadikan proses interkasi edukasi positif dan siswa sebagai subjek belajar bukan lagi objek belajar. Kondisi nyata di SMPN 5 Subang, dalam proses pembelajaran siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir matematis. Khususnya dalam pembelajaran di kelas, siswa diarahkan pada kemampuan cara menggunakan rumus, menghafal rumus, matematika hanya untuk mengerjakan soal, jarang diajarkan untuk menganalisis dan menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika anak didik diberi soal aplikasi atau soal yang berbeda dengan soal latihannya, maka mereka akan membuat kesalahan, padahal statistika merupakan salah satu materi matematika yang aplikatif. Itulah sebabnya dalam pembelajaran diperlukan penerapan metode yang sesuai yang mampu meningkatkan siswa dalam memahami konsep statistika, diantaranya menerapkan pembelajaran dengan metode ekspositori. Beradasarkan pemikiran di atas, maka penelitian difokuskan kepada penerapan metode akspositori untuk meningkatkan pemahaman siswa pada ateri statistika. Permasalahan penelitian dituangkan dalam bentuk rumusan berikut : Apakah pembelajaran ekspositori dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi statistika di kelas IX-D SMP Negeri 5 Subang? Permasalahan tersebut dapat dirinci ke dalam beberapa pertanyaan penelitian berikut : (1) Bagaimana peningkatan pemahaman siswa materi statistika di kelas IX-D SMP Negeri 5 Subang melalui metode ekspositori?, (2) Bagaimana respon siswa kelas IX-D SMP Negeri 5 Subang terhadap pembelajaran dengan pendekatan ekspositori dalam meningkatkan pemahaman materi statistika?, (3) Bagaimana aktivitas guru melakukan pembelajaran ekspositori di kelas IX-D SMP Negeri 5 Subang dalam upaya meningkatkan pemahaman materi statistika?. penelitian bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi statistika melalui metode ekspositori di kelas IX-D SMP negeri 5 Subang. B. KAJIAN PUSTAKA Dalam proses mengajar, hal terpenting adalah pencapaian pada tujuan yaitu agar mahasiswa mampu memahami sesuatu berdasarkan pengalaman belajarnya. Kemampuan pemahaman ini merupakan hal yang sangat fundamental,

karena dengan pemahaman akan dapat mencapai pengetahuan prosedur. Aprianto (2000:11), mengemukakan bahwa pemahaman adalah kemampuan yang digambarkan melalui proses berpikir menurut alur kerangka berpikir tertentu, proses berpikir dengan bertolak dari pengamatan indera atau observasi empirik, proses itu dalam pikiran menghasilkan sejumlah pengertian dan proposisi. Selanjutnya Usman (2002:35) melibatkan pemahaman sebagai bagian dari domain kognitif hasil belajar. Bahwa pemahaman mengacu kepada kemampuan memahami makna materi. Aspek ini satu tingkat di atas pengetahuan dan merupakan tingkat berpikir yang rendah. Pengertian pemahaman menurut Sudijono (2009:67), adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan hafalan. Menurut Sanjaya (2009) pemahaman adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan sejumlah materi pelajaran, dimana siswa tidak sekedar mengetahui atau mengingat sejumlah konsep yang dipelajari, tetapi mampu mengungkapan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti, memberikan interprestasi data dan mampu mengaplikasikan konsep yang sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa pemahaman adalah suatu cara yang sistematis dalam memahami dan mengemukakan tentang sesuatu yang diperolehnya. Setiap materi pembelajaran matematika berisi sejumlah konsep yang harus disukai siswa. Konsep adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan untuk mengklasifikasikan atau mengelompokkan objek atau kejadian itu merupakan contoh dan bukan contoh dari ide tersebut. Pemahaman konsep sangat penting, karena dengan penguasaan konsep akan memudahkan siswa dalam mempelajari matematika. Pada setiap pembelajaran diusahakan lebih ditekankan pada penguasaan konsep agar siswa memiliki bekal dasar yang baik untuk mencapai kemampuan dasar yang lain seperti penalaran, komunikasi, koneksi dan pemecahan masalah. Penguasaan konsep merupakan tingkatan hasil belajar siswa sehingga dapat mendefinisikan atau menjelaskan sebagian atau mendefinisikan bahan pelajaran dengan menggunakan kalimat sendiri. Dengan kemampuan siswa menjelaskan atau mendefinisikan, maka siswa tersebut telah memahami konsep atau prinsip dari suatu pelajaran meskipun penjelasan yang diberikan mempunyai susunan kalimat yang tidak sama dengan konsep yang diberikan tetapi maksudnya sama. Pembelajaran ekspositori merupakan salah satu strategi mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Dimiyati dan Mujiono. (2002) mengatakan bahwa seorang guru dapat mengunakan strategi pembelajaran

ekspositori untuk mengajarkan materi atau keterampilan, kemudian diskusi kelas untuk melatih siswa berfikir tentang topik tersebut, lalu membagi siswa menjadi kelompok belajar ekspositori untuk menerapkan keterampilan yang baru diperolehnya dan membangun pemahamannya sendiri tentang materi pelajaran. Jadi yang dimaksud dengan pembelajaran ekspositori adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas strategi pembelajaran ekspositori lebih mengarah kepada tujuannya dan dapat diajarkan atau dicontohkan dalam waktu yang relatife pendek. Ia merupakan suatu keharusan dalam semua lakon atau peran yang dimainkan guru. Strategi pembelajaran ekspositori ini didesain untuk membantu siswa mempelajari pengetahuan terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan dalam suatu ragam atau cara tahap demi tahap. C. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian didesain ke dalam bentuk spiral yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart, yaitu serangkaian kegiatan yang mencakup perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi (Wardani, dkk. 2004). Penelitian dilakukan sebanyak tiga siklus. Siklus pertama terdiri dari dua pertemuan dan siklus kedua dan ketiga terdiri dari dua pertemuan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, lembar observasi, angket dan lembaran tes evaluasi. Penelitian dilakukan pada semester I tahun ajaran 2015-2016, sebanyak 6 pertemuan. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas IX-D SMP Negeri 5 Subang sebanyak 29 siswa terdiri dari 11 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. D. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengamatan dan analisis diperoleh hasil penelitian sebagai berikut : 1. Analisis Hasil Belajar Analisis tes kemampuan yang dilaksanakan dalam hal ini dikaitkan dan diukur dengan menggunakan ketuntasan belajar siswa. Tes dilaksanakan sebanyak dua kali dan ketuntasan belajar ditetapkan, bahwa seorang siswa dinyatakan mencapai ketuntasan, apabila siswa memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 60. Untuk mengetahui perubahan kemampuan pada setiap siklus, dilakukan tes setiap akhir siklus I dan siklus II, dan secara keseluruhan diperoleh dari hasil tes akhir. Data kuantitaif dari tiga kali hasil tes dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Mean, Median dan Modus Hasil Tes Siswa No Deskripsi Siklus I Siklus II Evaluasi Akhir 1 Mean 49,31 64,48 71,72 2 Median 50 70 70 3 Modul 60 80 70 2. Analisis Sikap Siswa pada Pembelajaran Pada umumnya siswa mendukung pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ekspositori dan setuju bahwa model tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil perhitungan terhadap pernyataan sikap dari angket dapat diuraikan sebagai berikut: a. Siswa menyatakan sangat setuju (75,9 %) dan setuju (24,1) bahwa belajar matematika dengan menggunakan pendekatan ekspositori sangat menarik. b. Siswa menyatakan sangat setuju (68,9 %) dan setuju (31,1 %), bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ekspositori membuat siswa bisa mengetahui dan memahami persoalan dengan lebih jelas. c. Siswa menyatakan sangat setuju (89,6 %) dan setuju (10,4 %) bahwa belajar matematika dengan menggunakan pendekatan ekspositori menjadi lebih aktif. d. Siswa menyatakan sangat setuju (44,8 %) dan setuju (48,3 %), serta (6,9 %) menyatakan tidak setuju bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ekspositori mampu melakukan pemaparan hasil belajar. e. Siswa menyatakan sangat setuju (31,0 %) dan setuju (65,5 %) serta (3,5 %) menyatakan tidak setuju bahwa belajar matematika dengan menggunakan pendekatan ekspositori membuat pikiran lebih berkembang. f. Siswa menyatakan sangat setuju (24,1 %) dan setuju (51,7 %) serta (24,2 %) menyatakan tidak setuju, bahwa pembejaran matematika dengan adanya diskusi, membuat siswa ingin selalu bertanya.. g. Siswa menyatakan sangat setuju (55,1 %) dan setuju (41,4 %) serta (3,5 %) menyatakan tidak setuju bahwa belajar matematika mengygunakan pendekatan ekspositori membuat selalu mengemukakan ide dan pendapat h. Siswa menyatakan setuju (7,0 %) dan tidak setuju (24,1 %), serta (68,9 %) menyatakan sangat tidak setuju bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ekspositori bosan melakukan pembelajaran. i. Siswa menyatakan sangat setuju (58,6 %) dan setuju (41,4) bahwa cara belajar matematika dengan menggunakan pendekatan ekspositori membuat siswa senang bertukar pikiran dengan teman-temannya ketika menghadapi persoalan.

j. Siswa menyatakan sangat setuju (55,1 %) dan setuju (44,9 %), bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ekspositori membuat siswa selalu siap melakukan presentasi di depan kelas. 3. Analisis terhadap Aktivitas Guru Analisis terhadap aktivitas guru selama pembelajaran dilaksanakan berdasarkan penilaian yang diberikan oleh observer terhadap butir-butir instrumen yang ada, hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa : a. Pada kegiatan pendahuluan, guru sudah sangat baik dalam menyampaikan garis besar materi ajar yang akan menjadi bahan pembahasan, sudah baik dalam mengkondisikan pesertta didik untuk siap mengikuti pembelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. b. Pada kegiatan inti, guru sudah sangat baik dalam memberi motivasi belajar pada siswa melalui penanaman nilai matematis, soft skill dan kebergunaan matematika, sudah baik dalam membentuk kelompok belajar sebagai langkah pengembangan kemampuan berpikir dan mendorong siswa untuk mengekpresikan ide dan gagasan secara terbuka. Guru cukup baik dalam memfasilitasi siswa melakukan diskusi tentang materi yang dibahas. c. Pada kegiatan penutup, guru sudah sangat baik bersama siswa membuat rangkuman hasil pembelajaran dan membimbing siswa untuk berdoa dalam mengakhiri pembelajaran. Guru sudah baik dalam melakukan penilaian dan refleksi terhadap proses pembelajaran, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar, dan menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya Dari tabel 4.3. dapat dideskripsikan temuan observer pada pembelajaran siklus II sebagai berikut : d. Pada kegiatan pendahuluan, guru sudah sangat baik dalam menyampaikan garis besar materi ajar yang akan menjadi bahan pembahasan dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Dan sudah baik dalam mengkondisikan pesertta didik untuk siap mengikuti pembelajaran. e. Pada kegiatan inti, guru sudah sangat baik dalam memberi motivasi belajar pada siswa melalui penanaman nilai matematis, soft skill dan kebergunaan matematika dan mendorong siswa untuk mengekpresikan ide dan gagasan secara terbuka, sudah baik dalam membentuk kelompok belajar sebagai langkah pengembangan kemampuan berpikir dan dalam memfasilitasi siswa melakukan diskusi tentang materi yang dibahas. f. Pada kegiatan penutup, guru sudah sangat baik bersama siswa membuat rangkuman hasil pembelajaran dan membimbing siswa untuk berdoa dalam mengakhiri pembelajaran serta menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Guru sudah baik dalam

melakukan penilaian dan refleksi terhadap proses pembelajaran, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar. E. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini diperoleh data sebagai berikut : (1) Terdapat peningkatan pemahaman matematika siswa pada materi statistika melalui pembelajaran ekspositori di kelas IX-D SMPN 5 Subang. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes yang diperoleh siswa menunjukkan peningkatan dari siklus ke siklus berikutnya, (2) Sikap siswa kelas IX-D SMPN 5 Subang terhadap pembelajaran dengan pendekatan ekspositori dalam meningkatkan pemahaman matematika pada materi statistika sangat baik, hal ini ditunjukkan oleh hasil pengisian angket setelah pembelajaran dilakukan, (3) Guru sudah menunjuukkan profesionalisme pada pembelajaran dengan pendekatan ekspositori di kelas IX-D SMPN 5 Subang dalam upaya meningkatkan pemahaman matematika pada materi statistika, hal ini ditunjukkan oleh perubahan-perubahan dan inovasi proses pembelajaran yang dilakukan mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ekspositori dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi statistika di kelas IX-D SMP Negeri 5 Subang. Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan beberpa saran sebagai berikut (1) Siswa dapat meningkatkan lagi tingkat pemahamannya dalam mempelajari statistika dengan mencoba berbagai cara penyelesaian soal-soal matematika, agar lebih mengenal dan lebih mendalami makna pelajaran matematika itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari, (2) Guru dapat terus mencoba berbagai metode atau pendekatan di dalam proses pembelajaran dengan materi lainnya untuk memberi pengalaman belajar yang lebih banyak lagi. DAFTAR PUSTAKA Aprianto. (2000). Menuju Masyarakat Belajar. Menggagas Paradigma Baru Pendidikan. Jakarta : Majalah Gerbang. Dimiyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta, Sanjaya. W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Pada Standar Proses Pendidikan : Jakarta: Prenada Media. Sudijono. A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Wardani, dkk. (2004). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Usman. M.U. (2002). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.