Pembukaan dan Perubahan Program Studi di Luar Kampus Utama Perguruan Tinggi

dokumen-dokumen yang mirip
A. Pendahuluan. 1. Latar Belakang

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Pendirian dan Perubahan Perguruan Tinggi Swasta serta Pembukaan dan Perubahan Program Studi Pada Perguruan Tinggi

Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta

Pendirian dan Perubahan Perguruan Tinggi Swasta serta Pembukaan dan Perubahan Program Studi Pada Perguruan Tinggi

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh Prof.Dr.Bernadette Waluyo,SH., MH.,CN

Pembukaan Program Studi Program Profesi Insinyur

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

Alih Kelola Perguruan Tinggi Swasta

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

Pembukaan Program Studi Program Diploma, Sarjana, Magister Perguruan Tinggi Negeri

Sosialisasi Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Peubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta

Pembukaan Program Studi Rumpun Ilmu Terapan Bidang Kesehatan

Penggabungan dan Penyatuan Perguruan Tinggi Swasta

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh Prof.Dr.Johannes Gunawan,SH.,LL.M

Pembukaan Program Profesi Dokter Gigi

PERSYARATAN DAN PROSEDUR PENYESUAIAN PERUBAHAN BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA

Pembukaan Program Studi Pendidikan Kedokteran (Program Sarjana dan Profesi) Pada Perguruan Tinggi Tahun 2017

Persyaratan dan Prosedur Penyesuaian Perubahan Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Tahun

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Direktorat Jenderal Kelembagaan IPTEK dan Dikti

BAB I PENDAHULUAN. Format Instrumen dilampirkan pada bagian akhir buku ini.

BAB I PENDAHULUAN. Format Instrumen dilampirkan pada bagian akhir buku ini.

Pembukaan Program Studi Pendidikan Jarak Jauh di Perguruan Tinggi

Pembukaan Program Studi Pendidikan Jarak Jauh di Perguruan Tinggi

Akreditasi Program Studi di PTN-bh

STANDAR PELAYANAN REKOMENDASI PENDIRIAN, PERUBAHAN PTS, PENAMBAHAN PROGRAM STUDI (PRODI) BARU DAN USULAN PENDIDIKAN JARAK JAUH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PENCABUTAN IZIN AKADEMI KOMUNITAS

NOMENKLATUR PROGRAM STUDI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 3. Peraturan Pres

PERSYARATAN, KUALIFIKASI DAN KOMPOSISI NIDN DAN NIDK, TATA CARA DAN PROSES REGISTRASI, SERTA NOMOR REGISTRASI PENDIDIK DI PERGURUAN TINGGI BAB I

PEMBUKAAN PROGRAM STUDI SARJANA, MAGISTER DAN DOKTOR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PROSEDUR PENGUSULAN

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

LAMPIRAN 1. Jadwal Penggunaan Ruangan

Mekanisme Usul Pembukaan program studi

PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DAN PENYELENGGARAN PROGRAM STUDI PERGURUAN TINGGI SWASTA

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Seksi Kelembagaan dan Kerjasama ext. 119.

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar

Kebijakan Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan. Ridwan Roy T Kasubdit Pembelajaran Ditjen Dikti

KOPERTIS WILAYAH XIII

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERATURAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI (Draft)

AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI BARU INSTRUMEN AKREDITASI

Kopertis Wilayah VIII Tahun 2015

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 024/ITDel/Rek/SK/III/18. Tentang PEDOMAN KESESUAIAN BIDANG KEILMUAN DOSEN INSTITUT TEKNOLOGI DEL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

KATA PENGANTAR. Bandung, Juli 2016 Koordinator, ttd. Abdul Hakim Halim NIP

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI DI LUAR DOMISILI PERGURUAN TINGGI

PANDUAN ONLINE PENGAJUAN PROPOSAL PEMBUKAAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JARAK JAUH BAGI PROGRAM DIPLOMA DAN SARJANA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

2014, No.16 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi adalah pengaturan

KEPUTUSAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI

Oleh: Tim Pengembang SPMI Ditjen Dikti, Kemdikbud

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI

PENGUATAN SISTEM INFORMASI DOSEN MELALUI PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

PEDOMAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PENDIDIKAN AKADEMIK - PENDIDIKAN VOKASI - PENDIDIKAN PROFESI - PENDIDIKAN JARAK JAUH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2013 TENTANG

Pembukaan Program Studi Program Doktor dan Program Doktor Terapan Perguruan Tinggi

KEBIJAKAN. Direktorat Kelembagaan dan Kerja Sama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset Republik Indonesia

PEDOMAN SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI. Disusun oleh:

LAM-PTKes PETUNJUK TEKNIS

Buku Panduan. Panduan Pelaksanaan Program. Penguatan KOPERTIS dalam Penjaminan Mutu Prodi

Persyaratan Pengusulan Nomor Registrasi sesuai dengan. Tentang Registrasi Pendidik pada Perguruan Tinggi

Pedoman. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

BEASISWA PASTI Beasiswa Pascasarjana untuk Tenaga Kependidikan Berprestasi

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN PENGGUNAAN LAMAN PDDIKTI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pendidikan Akademik Pendidikan Vokasi Pendidikan Profesi Pendidikan Jarak Jauh

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal,, Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi, ttd. Patdono Suwignjo NIP

PANDUAN PENGAJUAN IJIN PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI BARU DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Panduan Pelaksanaan TAHUN 2018

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DOKTER

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

TENTANG JASA PENILAI PUBLIK MENTERI KEUANGAN,

PEMENUHAN SYARAT DAN KEABSAHAN BADAN PENYELENGGARA DAN LAHAN DALAM PENDIRIAN DAN PERUBAHAN BENTUK PTS SERTA PENAMBAHAN PS

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI DI LUAR DOMISILI PERGURUAN TINGGI

PENGUATAN SISTEM INFORMASI DOSEN MELALUI PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG

P E D O M A N. Pembukaan Program Studi Pendidikan Profesi Guru di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

REGISTRASI PENDIDIK PADA PERGURUAN TINGGI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENINGKATAN MUTU AKADEMIK

Regulasi dalam Pengembangan dan Implementasi Kurikulum di Perguruan Tinggi

REGISTRASI PENDIDIK (NIDN, NIDK, DAN NUP)

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DEKAN DAN WAKIL DEKAN. Bismillahirrahmanirrahim

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR : Dj.I/529/2010 TENTANG

Transkripsi:

0 P E R S Y A R A T A N D A N P R O S E D U R Pembukaan dan Perubahan Program Studi di Luar Kampus Utama Perguruan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Jl. Pintu Satu Senayan, Gedung D Jakarta Pusat 2018

1 Sambutan Direktur Jenderal Kelembagaan IPTEK dan Dikti Sejak tanggal 10 Agustus 2012 telah dilakukan pembaharuan dan strategi pembangunan pendidikan tinggi melalui penerbitan Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi (UU Dikti). Untuk memenuhi amanat Pasal 34 ayat (2) UU Dikti, telah diterbitkan Permenristekdikti No. 1 Tahun 2017 Tentang Pembukaan, Perubahan, dan Penutupan Program Studi di Luar Kampus Utama Perguruan Tinggi (PSDKU). Dalam Permenristekdikti No. 1 Tahun 2017, Pasal 6 ayat (5) jis Pasal 8 ayat (4) dan Pasal 9 ayat (3), diamanatkan untuk disusun Pedoman tentang Prosedur Pembukaan, Perubahan dan Penutupan PSDKU. PSDKU dibuka dengan tujuan meningkatkan akses, pemerataan, mutu, dan relevansi pendidikan tinggi di seluruh wilayah Indonesia, serta meningkatkan mutu, dan relevansi penelitian ilmiah serta pengabdian kepada masyarakat untuk mendukung Pembangunan Nasional. Sedangkan apabila PSDKU ditutup, maka tujuannya untuk melindungi masyarakat dari kerugian akibat memperoleh layanan pendidikan tinggi, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang tidak bermutu. Dalam rangka memenuhi persyaratan dan prosedur pembukaan dan perubahan PSDKU, para pengusul perlu dipandu melalui penerbitan buku tentang Persyaratan dan Prosedur Pembukaan dan Perubahan PSDKU. Sedangkan bagi PTN Badan Hukum, sesuai dengan karakteristiknya yang otonom, Pedoman untuk Pembukaan, Perubahan, dan Penutupan PSDKU ditetapkan oleh Pemimpin PTN Badan Hukum berdasarkan peraturan perundangan. Dengan mematuhi semua persyaratan dan prosedur yang telah ditetapkan, diharapkan usul yang diajukan dapat diproses secara tepat waktu, sehingga baik PSDKU yang dibuka maupun yang diubah mampu untuk berkontribusi positif dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan tinggi untuk meningkatkan daya saing bangsa. Atas perhatian semua pihak, kami sampaikan terima kasih. Jakarta, 1 April 2018 Direktur Jenderal Kelembagaan IPTEK dan DIKTI TTD Patdono Suwignyo

2 Pengantar Direktur Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi Sebenarnya sejak tahun 2009 sudah terdapat Permendiknas No. 30 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Program Studi Di Luar Domisili Perguruan Tinggi (PDD), yang kemudian pada tahun 2011 dilakukan revisi terhadap Permendiknas tersebut dengan Permendiknas No. 20 Tahun 2011 yang berjudul sama dengan Permendiknas sebelumnya. Kemudian dengan penerbitan UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Program Studi Di Luar Domisili Perguruan Tinggi diubah menjadi Program Studi Di Luar Kampus Utama Perguruan Tinggi (PSDKU), yang diatur lebih lanjut dengan Permenristekdikti No. 1 Tahun 2017 Tentang Pembukaan, Perubahan, dan Penutupan Program Studi Di Luar Kampus Utama Perguruan Tinggi. Untuk memenuhi amanat Permenristekdikti No. 1 Tahun 2017 tersebut, Direktorat Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi menyusun buku pedoman tentang Persyaratan dan Prosedur Pembukaan dan Perubahan PSDKU. Pengalaman menunjukkan bahwa sejumlah buku pedoman yang berisi persyaratan dan prosedur yang memandu pengusul dalam penyusunan berbagai proposal, telah mampu meningkatkan efisiensi pemrosesan berbagai proposal tersebut. Berdasarkan pengalaman itu, pedoman tentang pembukaan dan perubahan PSDKU ini diyakini dapat membantu untuk meningkatkan efisiensi pemrosesan proposal yang diajukan. Di samping itu, proses administrasi pembukaan dan perubahan PSDKU yang dilakukan secara digital atau online, selain dapat mengurangi waktu, biaya, dan tenaga, juga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan yang bersih dan efisien. Untuk memenuhi amanat dari Permenristekdikti No. 1 Tahun 2017 dan berdasarkan pengalaman sebagaimana dikemukakan di atas, maka perlu diterbitkan buku tentang Persyaratan dan Prosedur Pembukaan dan Perubahan PSDKU Perguruan Tinggi. Atas bantuan dan kerja keras semua pihak dalam penerbitan Buku ini, saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih. Jakarta, 1 April 2018 Direktur Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi TTD Ridwan Anzib

3 Daftar Isi halaman Sambutan Direktur Jenderal Kelembagaan IPTEK dan Dikti 1 Pengantar Direktur Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi 2 Daftar Isi 3 Bab I Pendahuluan 4 1. Latar Belakang 4 2. Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Persyaratan Minimum Akreditasi PSDKU 4 3. Pembukaan dan Perubahan PSDKU 5 Bab II Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama 6 1. Pengertian 6 2. Persyaratan 6 3. Dokumen 10 4. Prosedur 11 5. Jadwal 12 Bab III Perubahan Program Studi Di Luar Kampus Utama 13 1. Pengertian 2. Persyaratan, Dokumen, Prosedur, dan Jadwal 13 Lampiran: 14 ********

4 Bab I Pendahuluan 1. Latar Belakang Sejak tanggal 10 Agustus 2012 Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi (UU Dikti) telah menetapkan pola baru dalam perizinan pembukaan Program Studi. Sebelum UU Dikti ditetapkan, izin pembukaan Program Studi diterbitkan terlebih dahulu oleh Mendikbud (sekarang Menristekdikti) setelah memenuhi persyaratan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kemudian dalam kurun waktu tertentu sebagaimana ditetapkan dalam surat keputusan izin tersebut (khususnya izin Program Studi), perguruan tinggi wajib meminta akreditasi kepada Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Setelah UU Dikti berlaku, izin pembukaan Program Studi akan diterbitkan apabila proposal pembukaan Program Studi tersebut telah memenuhi syarat minimum akreditasi Program Studi sebagaimana ditetapkan oleh Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) dari Program Studi tersebut, atau BAN-PT dalam hal belum dibentuk LAM dari Program Studi yang bersangkutan. Dengan demikian, sebelum Menristekdikti menerbitkan keputusan tentang izin pembukaan Program Studi, BAN-PT atau LAM terkait akan menerbitkan terlebih dahulu surat keputusan pemenuhan syarat minimum akreditasi dari Program Studi yang akan dibuka. Menurut Pasal 4 ayat (3) Permenristekdikti No. 32 Tahun 2016 Tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi, akreditasi minimum sebagaimana dimaksud di atas berlaku paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak izin diterbitkan. Adapun pengaturan penyelenggaraan Program Studi dapat ditemukan dalam Pasal 33 ayat (3) dan ayat (5) UU Dikti yang menetapkan sebagai berikut: Ayat (3): Program Studi diselenggarakan atas izin Menteri setelah memenuhi persyaratan minimum akreditasi. Ayat (5): Program Studi mendapatkan akreditasi pada saat memperoleh izin penyelenggaraan. Menurut Pasal 34 ayat (2) UU Dikti, Program Studi diselenggarakan di kampus utama Perguruan Tinggi dan/atau dapat diselenggarakan di luar kampus utama (PSDKU) dalam suatu provinsi atau di provinsi lain melalui kerja sama dengan Perguruan Tinggi setempat. Berhubung PSDKU juga merupakan Program Studi, maka permohonan izin pembukaan dan/atau perubahan Program Studi di luar kampus utama (PSDKU) harus memenuhi persyaratan dan prosedur seperti pembukaan Program Studi, kecuali terdapat ketentuan khusus tentang PSDKU yang akan dikemukakan pada Bab berikut. 2. Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Persyaratan Minimum Akreditasi PSDKU Sebelum UU Dikti berlaku, penerbitan izin pendirian perguruan tinggi dan/atau pembukaan Program Studi didasarkan pada standar yang diatur dalam Kepmendiknas No. 234/U/2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.

5 Setelah UU Dikti berlaku, penerbitan izin pendirian perguruan tinggi dan/atau pembukaan Program Studi didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti) sebagaimana diatur dalam Pasal 54 ayat (1) huruf a dan ayat (2) UU Dikti yang menyatakan sebagai berikut: Ayat (1) huruf a: SN Dikti ditetapkan oleh Menteri atas usul suatu badan yang bertugas menyusun dan mengembangkan SN Dikti; Ayat (2): SN Dikti merupakan satuan standar yang meliputi standar nasional pendidikan, ditambah dengan standar penelitian, dan standar pengabdian kepada masyarakat. Untuk melaksanakan Pasal tersebut telah diterbitkan Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Menurut Pasal 3 ayat (5) huruf a Permenristekdikti No. 32 Tahun 2016 Tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi, apabila Program Studi atau perguruan tinggi memenuhi SN Dikti, maka Program Studi atau perguruan tinggi tersebut memperoleh status terakreditasi dengan peringkat terakreditasi Baik. Sedangkan kriteria memenuhi standar minimum akreditasi atau memenuhi persyaratan minimum akreditasi ditetapkan berdasarkan SN Dikti oleh LAM atau BAN-PT sesuai kewenangan masing-masing, dan dituangkan dalam instrumen akreditasi pembukaan Program Studi dan instrumen akreditasi pendirian perguruan tinggi. Ketentuan tentang SN Dikti dan persyaratan minimum akreditasi sebagaimana dikemukakan di atas berlaku pula untuk pembukaan atau perubahan PSDKU dengan memperhatikan peraturan khusus tentang PSDKU di dalam Permenristekdikti No. 1 Tahun 2017. 3. Pembukaan dan Perubahan PSDKU Secara garis besar, pembukaan PSDKU oleh Perguruan Tinggi yang sudah berdiri diusulkan oleh pemimpin Perguruan Tinggi tersebut kepada Menristekdikti dengan mengajukan usul pembukaan PSDKU yang memuat pemenuhan semua persyaratan dan prosedur yang diuraikan di dalam buku ini. Kelengkapan persyaratan tersebut akan menentukan pemenuhan syarat minimum akreditasi dari PSDKU yang akan dibuka. Evaluasi kecukupan tentang pemenuhan persyaratan minimum akreditasi pembukaan PSDKU akan dilakukan oleh LAM atau BAN-PT (apabila belum terdapat LAM untuk Program Studi tersebut). Demikian pula proposal perubahan PSDKU di perguruan tinggi yang sudah berdiri harus diajukan oleh pemimpin perguruan tinggi kepada Menristekdikti dengan memenuhi semua persyaratan yang sama dengan pembukaan PSDKU di perguruan tinggi. Apabila LAM atau BAN-PT menyatakan bahwa persyaratan minimum akreditasi untuk pembukaan atau perubahan PSDKU telah dipenuhi, maka Menristekdikti akan menerbitkan izin pembukaan atau perubahan PSDKU tersebut. Baik prosedur pembukaan PSDKU baru maupun perubahan PSDKU yang telah ada di suatu Perguruan Tinggi, dilakukan secara daring. ********

6 Bab II Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama 1. Pengertian PSDKU adalah Program Studi yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi di kabupaten/kota/ kota administratif yang tidak berbatasan langsung dengan Kampus Utama, setelah memperoleh izin dari Menristekdikti. Sedangkan yang disebut Kampus Utama Perguruan Tinggi adalah domisili Perguruan Tinggi di kabupaten/kota/kota administratif sebagaimana dicantumkan dalam keputusan Menteri tentang pendirian Perguruan Tinggi tersebut. Pembukaan PSDKU merupakan penambahan jumlah Program Studi dalam bidang/disiplin ilmu dan teknologi yang sama dengan Program Studi yang telah ada di Kampus Utama suatu perguruan tinggi. Pembukaan PSDKU dilakukan untuk memenuhi minat calon mahasiswa pada PSDKU tersebut yang belum dapat dipenuhi oleh perguruan tinggi setempat. Pembukaan PSDKU tidak dapat digunakan: a. untuk memenuhi jumlah dan jenis Program Studi sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk suatu bentuk perguruan tinggi tertentu; b. sebagai dasar pendirian perguruan tinggi baru. 2. Persyaratan 2.1. Prasyarat Pembukaan PSDKU a. Jenis Pendidikan dan Program Pendidikan PSDKU hanya dapat dibuka pada: 1) Program sarjana, termasuk program diploma empat atau sarjana terapan; 2) Program magister, termasuk program magister terapan, dan 3) Program diploma. PSDKU pada jenis pendidikan dan program pendidikan lain, dapat dibuka untuk memenuhi kebutuhan khusus setelah mendapat persetujuan Menristekdikti. b. Lokasi 1) PSDKU dapat dibuka di kabupaten/kota/kota administratif yang tidak berbatasan langsung dengan kabupaten/kota/kota administratif dimana Kampus Utama Perguruan Tinggi berada di dalam satu provinsi; 2) PSDKU yang dibuka di provinsi yang berbeda dengan provinsi dimana Kampus Utama Perguruan Tinggi berada, harus bekerja sama dalam bidang akademik dan/atau bidang non akademik dengan PTN atau PTS yang telah terakreditasi di provinsi letak PSDKU akan dibuka; 3) Dalam hal suatu Program Studi diselenggarakan di kabupaten/kota/kota administratif yang berbatasan langsung dengan kabupaten/kota/kota administratif dimana Kampus

7 Utama Perguruan Tinggi berada di dalam satu provinsi atau di provinsi lain, maka penyelenggaraan Program Studi tersebut bukan merupakan pembukaan PSDKU, melainkan perluasan lokasi Kampus Utama Perguruan Tinggi yang wajib dilaporkan kepada Kopertis/L2 Dikti; 4) Khusus untuk Perguruan Tinggi di DKI Jakarta, dalam hal Keputusan Menteri yang memuat izin pendirian Perguruan Tinggi menyebut DKI Jakarta sebagai lokasi Kampus Utama, maka penyelenggaraan Program Studi yang sama dengan Program Studi di Kampus Utama yang telah ada di seluruh wilayah DKI Jakarta bukan merupakan pembukaan PSDKU, melainkan perluasan Kampus Utama yang wajib dilaporkan kepada Kopertis/L2 Dikti setempat. Namun demikian, setelah Permenristekdikti No. 1 Tahun 2017 berlaku, maka pembukaan Program Studi yang sama dengan Program Studi di Kampus Utama, di Kota Administratif yang tidak berbatasan langsung dengan Kota Administratif dimana Kampus Utama berada merupakan PSDKU, sehingga pembukaannya harus dengan izin Menristekdikti. 2.2. Persyaratan Pembukaan PSDKU a. Perguruan Tinggi yang akan membuka PSDKU, telah memiliki: 1) Izin pendirian Perguruan Tinggi yang diterbitkan oleh Depdikbud, Depdiknas, Kemdiknas, Kemdikbud, atau Kemristekdikti (bagi PTS); 2) Izin pembukaan Program Studi yang telah ada di Kampus Utama Perguruan Tinggi yang akan membuka PSDKU dalam bidang ilmu dan teknologi yang sama dengan PSDKU yang akan dibuka; b. Badan Penyelenggara telah memenuhi legalitas (bagi PTS), yaitu: 1) memiliki akta notaris pendirian Badan Penyelenggara beserta segala perubahannya (jika pernah dilakukan perubahan); 2) memiliki keputusan dari pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai badan hukum, misalnya Keputusan Menkumham untuk Yayasan; c. Rencana pembukaan PSDKU telah: 1) dicantumkan dalam rencana strategis Perguruan Tinggi yang akan membuka PSDKU; 2) memperoleh pertimbangan Senat Perguruan Tinggi atas pembukaan PSDKU; 3) memperoleh persetujuan Badan Penyelenggara atas pembukaan PSDKU (bagi PTS); d. Perguruan Tinggi yang akan membuka PSDKU telah menyelenggarakan Program Studi yang sama dengan peringkat terakreditasi A atau Unggul di Kampus Utama Perguruan Tinggi; e. PSDKU yang akan dibuka memenuhi syarat minimum akreditasi Program Studi sesuai standar nasional pendidikan tinggi; f. Kurikulum PSDKU yang akan dibuka: 1) paling sedikit sama dengan kurikulum Program Studi yang sama di Kampus Utama; 2) disusun berdasarkan kompetensi lulusan sesuai standar nasional pendidikan tinggi;

8 g. Dosen: 1) paling sedikit berjumlah 6 (enam) orang untuk 1 (satu) PSDKU dengan kualifikasi: a) paling rendah berijazah magister atau yang setara untuk Program Sarjana; b) berijazah doktor atau yang setara untuk Program Magister; c) paling rendah berijazah magister, magister terapan atau yang setara untuk Program Diploma; d) berijazah doktor, doktor terapan atau yang setara untuk Program Magister Terapan; dalam cabang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan PSDKU yang akan dibuka, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan; 2) dosen sebagaimana dimaksud pada angka 1) berusia: a) paling tinggi 56 (lima puluh enam) tahun untuk Pegawai Negeri Sipil, atau 35 (tiga puluh lima) tahun apabila berstatus non Pegawai Negeri Sipil, bagi PSDKU yang akan dibuka oleh PTN; b) paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun pada saat diterima sebagai dosen bagi PSDKU yang akan dibuka oleh PTS; 3) dosen sebagaimana dimaksud pada angka 1) bersedia bekerja penuh waktu selama 40 (empat puluh) jam per minggu; 4) dosen sebagaimana dimaksud pada angka 1): a) belum memiliki Nomor Induk Dosen Nasional/Nomor Induk Dosen Khusus; atau b) telah memiliki Nomor Induk Dosen Nasional/Nomor Induk Dosen Khusus dari Program Studi lain di perguruan tinggi yang akan membuka PSDKU dengan tetap mempertahankan nisbah dosen dan mahasiswa pada Program Studi yang ditinggalkan di Kampus Utama sesuai dengan peraturan perundang-undangan; 5) nisbah dosen dan mahasiswa sebagaimana dimaksud pada angka 4) huruf b): a) 1 (satu) dosen berbanding paling banyak 45 (empat puluh lima) mahasiswa untuk rumpun ilmu agama, rumpun ilmu humaniora, rumpun ilmu sosial, dan/atau rumpun ilmu terapan (bisnis, pendidikan, keluarga dan konsumen, olahraga, jurnalistik, media massa dan komunikasi, hukum, perpustakaan dan permuseuman, militer, administrasi publik, dan pekerja sosial); dan b) 1 (satu) dosen berbanding paling banyak 30 (tiga puluh) mahasiswa untuk rumpun ilmu alam, rumpun ilmu formal, dan/atau rumpun ilmu terapan (pertanian, arsitektur dan perencanaan, teknik, kehutanan dan lingkungan, kesehatan, dan transportasi); 6) dosen sebagaimana dimaksud pada angka 1) bukan guru yang telah memiliki Nomor Urut Pendidik dan Tenaga Kependidikan dan/atau bukan pegawai tetap pada instansi lain; 7) dosen sebagaimana dimaksud pada angka 1) bukan Aparatur Sipil Negara bagi Program Studi yang akan dibuka pada PTS;

9 h. Tenaga kependidikan paling sedikit berjumlah 3 (tiga) orang untuk melayani 1(satu) PSDKU, dengan kualifikasi: 1) paling rendah berijazah Diploma Tiga; 2) berusia paling tinggi 56 (lima puluh enam) tahun; 3) bersedia bekerja penuh waktu selama 40 (empat puluh) jam per minggu; i. Lahan: 1) PTN memiliki hak pakai atas lahan di tempat penyelenggaraan PSDKU; 2) Badan Penyelenggara PTS memiliki hak atas lahan dengan status hak milik, hak guna bangunan, atau hak pakai atas lahan di tempat penyelenggaraan PSDKU; 3) memiliki luas yang ditetapkan berdasarkan karakteristik PSDKU menurut penilaian Tim Evaluator yang ditunjuk oleh Menristekdikti; j. Sarana dan Prasarana paling sedikit: 1) Ruang kuliah paling sedikit 1 (satu) meter persegi per mahasiswa; 2) Ruang dosen tetap paling sedikit 4 (empat) meter persegi per orang; 3) Ruang administrasi dan kantor paling sedikit 4 (empat) meter persegi per orang; 4) Ruang perpustakaan paling sedikit 200 (dua ratus) meter persegi, termasuk ruang baca yang harus dikembangkan sesuai dengan pertambahan jumlah mahasiswa; 5) Buku paling sedikit 200 (dua ratus) judul per PSDKU sesuai dengan bidang ilmu dan teknologi dari PSDKU tersebut; 6) Memiliki koleksi atau akses paling sedikit 1 (satu) jurnal dengan volume lengkap untuk setiap PSDKU; 7) Ruang laboratorium, komputer, dan sarana praktikum dan/atau penelitian sesuai dengan kebutuhan setiap PSDKU menurut penilaian Tim Evaluator yang ditunjuk oleh Menristekdikti. k. Program Studi dikelola oleh unit pengelola PSDKU dengan organisasi dan tata kerja sebagai berikut: 1) pada PTN disusun berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; 2) pada PTS disusun dan ditetapkan oleh Badan Penyelenggara; l. Apabila PSDKU yang akan dibuka: 1) lintas provinsi, Perguruan Tinggi yang membuka PSDKU harus bekerjasama bidang akademik dan/atau bidang non akademik dengan PTN atau PTS yang terakreditasi di provinsi letak PSDKU akan dibuka; 2) termasuk jenis pendidikan vokasi, Perguruan Tinggi penyelenggara PSDKU tersebut harus bekerja sama dengan dunia usaha dan/atau dunia industri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dengan ruang lingkup kerjasama tersebut antara lain meliputi: a) pemanfaatan tenaga ahli yang dimiliki dunia usaha dan/atau dunia industri;

11 b) penggunaan fasilitas dan laboratorium yang dimiliki dunia usaha dan/atau dunia industri; dan/atau c) pemanfaatan dunia usaha dan/atau dunia industri sebagai tempat magang mahasiswa; m. Memperoleh rekomendasi dari: 1) Bupati/Walikota di wilayah PSDKU akan dibuka tentang potensi dan minat calon mahasiswa pada PSDKU yang akan dibuka; 2) rekomendasi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi di wilayah PSDKU akan dibuka tentang kebutuhan PSDKU yang belum dapat dipenuhi oleh Perguruan Tinggi setempat; Badan Penyelenggara PTS yang belum memiliki hak atas lahan atas nama Badan Penyelenggara PTS dan/atau sarana dan prasarana untuk PSDKU, untuk sementara waktu dapat memenuhi dengan membuat perjanjian sewa menyewa lahan (bukan perjanjian sewa menyewa gedung) dan/atau sarana dan prasarana dengan pemegang hak atas lahan dan/atau pemilik sarana dan prasarana di tempat penyelenggaraan PSDKU: di hadapan notaris; dengan mencantumkan hak opsi, yaitu hak untuk didahulukan sebagai pembeli apabila lahan dan/atau sarana dan prasarana tersebut akan dijual oleh pemegang hak atas lahan dan/atau pemilik sarana dan prasarana tersebut; untuk jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak Permenristekdikti No. 1 Tahun 2017 ditetapkan (paling lama sampai 9 Januari 2027); 3. Dokumen Dokumen yang memuat persyaratan sebagaimana dimaksud pada angka 2 di atas disiapkan, dibuat, dan diisi dengan format pdf oleh pemimpin Perguruan Tinggi (Rektor, Ketua, atau Direktur). Dokumen yang dimaksud terdiri atas: a. Surat usul pembukaan PSDKU dari pemimpin Perguruan Tinggi (Rekor, Ketua, atau Direktur); b. Surat pertimbangan Senat Perguruan Tinggi atas pembukaan PSDKU dilengkapi dengan risalah rapat Senat Perguruan Tinggi yang ditandatangani oleh anggota Senat Perguruan Tinggi yang hadir dan memenuhi kuorum; c. Surat persetujuan Badan Penyelenggara atas pembukaan PSDKU (untuk PTS); d. Akta Notaris Pendirian Badan Penyelenggara beserta semua perubahannya (bagi PTS); e. Surat Keputusan Pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai badan hukum, misalnya SK Menkumham untuk yayasan (bagi PTS); f. Sertifikat lahan yang akan digunakan untuk penyelenggaraan PSDKU atau perjanjian sewa menyewa lahan; g. Peraturan/Surat Keputusan Mendiknas/Mendikbud/Menristekdikti tentang izin pendirian Perguruan Tinggi yang akan membuka PSDKU (khusus PTS);

10 h. Surat Keputusan Menteri tentang izin pembukaan Program Studi yang telah ada di Kampus Utama perguruan tinggi yang akan membuka PSDKU dalam bidang ilmu dan teknologi yang sama dengan PSDKU yang akan dibuka; i. Surat Keputusan tentang status dan peringkat terakreditasi Program Studi yang telah ada di Kampus Utama Perguruan Tinggi yang akan membuka PSDKU dalam bidang ilmu dan teknologi yang sama dengan PSDKU yang akan dibuka; j. Surat pernyataan dari pemimpin Perguruan Tinggi pengusul tentang penugasan dosen PTN/ PTS di PSDKU, apabila dosen tersebut berasal dari Program Studi dalam Perguruan Tinggi pengusul; k. Surat pernyataan kesediaan dari calon dosen tetap baru di PSDKU apabila PSDKU diizinkan untuk dibuka; l. Rencana Strategis Perguruan Tinggi yang akan membuka PSDKU; m. Instrumen akreditasi minimum PSDKU dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN- PT) atau Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) yang telah diisi oleh Perguruan Tinggi yang akan membuka PSDKU; n. Rekomendasi Bupati/Walikota setempat tentang potensi dan minat calon mahasiswa pada PSDKU yang akan dibuka dalam bidang ilmu dan teknologi tertentu sesuai kebutuhan daerah terkait; dan o. Rekomendasi Kopertis/Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2 Dikti) di wilayah PSDKU akan dibuka tentang: 1) kebutuhan PSDKU yang belum dapat dipenuhi oleh Perguruan Tinggi setempat; 2) tingkat keberlanjutan PSDKU yang akan dibuka jika diberi izin oleh Pemerintah; 3) legalitas Badan Penyelenggara (khusus untuk PTS); 4) legalitas lahan yang akan digunakan untuk penyelenggaraan PSDKU; 5) kelengkapan dan kualifikasi akademik 6 (enam) calon dosen; p. Perjanjian kerjasama antara Perguruan Tinggi pengusul dengan: 1) dunia usaha dan/atau dunia industri, bagi PSDKU yang akan menyelenggarakan jenis pendidikan vokasi; 2) PTN/PTS terakreditasi di wilayah PSDKU yang akan didirikan, apabila PSDKU diselenggarakan lintas provinsi. Format beberapa dokumen pembukaan prodi sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan p dapat dilihat dalam Lampiran. 4. Prosedur a. Pemimpin perguruan tinggi meminta: 1) rekomendasi Bupati/Walikota di wilayah PSDKU yang akan dibuka; 2) rekomendasi Kopertis/L2 Dikti di wilayah PSDKU yang akan dibuka; b. Pemimpin Perguruan Tinggi menyiapkan, membuat, dan mengisi dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 3 di atas dan mengunggahnya ke http://silemkerma.ristekdikti.go.id;

12 c. Direktur Jenderal Kelembagaan IPTEK dan Dikti menugaskan Tim Evaluator untuk melakukan evaluasi dan verifikasi dokumen yang diunggah oleh Pengusul; d. Tim Evaluator dapat memberikan rekomendasi untuk visitasi ke tempat PSDKU akan dibuka pada waktu yang diberitahukan secara online oleh Direktorat Jenderal Kelembagaan IPTEK dan Dikti; e. Apabila dilakukan visitasi ke kampus di lokasi PSDKU yang akan dibuka: 1) visitasi dilakukan oleh Tim Evaluator didampingi oleh wakil dari Kopeetis/L2 Dikti setempat, dan diterima oleh Pimpinan Perguruan Tinggi (tidak dapat diwakilkan), dengan acara utama verifikasi data dan informasi yang dicantumkan dalam dokumen usulan PSDKU dengan fakta di lapangan; 2) Setelah visitasi, Tim Evaluator memberikan rekomendasi tertulis tentang izin pembukaan PSDKU kepada Direktur Jenderal Kelembagaan IPTEK dan Dikti; f. Setelah menerima dan mempertimbangkan rekomendasi tentang izin pembukaan PSDKU dari Tim Evaluator, Direktur Jenderal Kelembagaan IPTEK dan Dikti mengajukan usul tertulis penerbitan izin pembukaan PSDKU dilampiri keputusan BAN-PT atau LAM tentang peringkat terakreditasi minimum kepada Menristekdikti; g. Menristekdikti menetapkan izin pembukaan PSDKU, yang akan diberitahukan kepada pengusul secara daring; h. Setelah penetapan Menristekdikti sebagaimana dimaksud pada huruf g, PTS tersebut baru dapat menyelenggarakan PSDKU. Pengusul yang belum berhasil memenuhi persyaratan pembukaan PSDKU, dapat mengajukan kembali usul tersebut pada periode pengusulan berikutnya. 5. Jadwal Pengusulan pembukaan PSDKU dijadwalkan sebagai berikut: No Waktu Kegiatan 1 April Penerimaan dokumen pembukaan PSDKU secara daring 2 Mei Evaluasi dan verifikasi dokumen secara daring 3 Juni Pengumuman hasil evaluasi dan verifikasi dokumen secara daring ********

13 1. Pengertian Perubahan PSDKU merupakan: Bab III Perubahan Program Studi Di Luar Kampus Utama a. penggantian nama di dalam rumpun atau bidang/disiplin ilmu dan teknologi tertentu; dan/atau b. perubahan kompetensi lulusan PSDKU yang mengakibatkan penggantian kurikulum PSDKU pada suatu perguruan tinggi. Perubahan PSDKU tidak mengakibatkan perubahan bentuk atau penutupan suatu perguruan tinggi. Perubahan PSDKU bertujuan: a. meningkatkan akses, pemerataan, mutu, dan relevansi pendidikan tinggi di seluruh wilayah Indonesia; dan b. meningkatkan mutu, dan relevansi penelitian ilmiah serta pengabdian kepada masyarakat untuk mendukung Pembangunan Nasional. Izin perubahan PSDKU ditetapkan oleh Menristekdikti setelah memenuhi syarat minimum akreditasi PSDKU sesuai dengan standar nasional pendidikan tinggi. 2. Persyaratan, Dokumen, Prosedur, dan Jadwal. Persyaratan, Dokumen, dan Prosedur permohonan izin Perubahan PSDKU mutatis mutandis (berlaku disertai penyesuaian seperlunya) dengan Persyaratan, Dokumen, dan Prosedur permohonan izin Pembukaan PSDKU sebagaimana dimaksud dalam Bab II. Penyesuaian seperlunya yang dimaksud antara lain: a. Tentang Persyaratan: Nama PSDKU dan Kompetensi Lulusan PSDKU harus selalu sama dengan Nama Program Studi dan Kompetensi Lulusan Program Studi terkait di Kampus Utama. Dengan demikian perubahan PSDKU hanya dizinkan apabila perubahan tersebut sesuai dengan perubahan Program Studi terkait di Kampus Utama. b. Tentang Dokumen: Di dalam surat usul Perubahan PSDKU dari pemimpin Perguruan Tinggi (Rekor, Ketua, atau Direktur) harus dikemukakan alasan dan pertanggungjawaban akademik dari perubahan PSDKU tersebut maupun Program Studi terkait di Kampus Utama. Perubahan Program Studi di Kampus Utama Perguruan Tinggi dan PSDKU terdiri atas: a. Perubahan Program Studi yang disebabkan oleh perubahan peraturan perundang-undangan; b. Perubahan Program Studi yang disebabkan terjadi perubahan nama dan/atau kompetensi lulusan dari Program Studi.

14 Adapun jadwal pengusulan perubahan PSDKU sebagai berikut: Pengusulan perubahan PSDKU dijadwalkan sebagai berikut: No Waktu Kegiatan 1 April Penerimaan dokumen perubahan PSDKU secara daring 2 Mei Evaluasi dan verifikasi dokumen secara daring 3 Juni Pengumuman hasil evaluasi dan verifikasi dokumen secara daring ********

15 Lampiran Lampiran 1 : a. Surat Usul Pembukaan PSDKU Yayasan/Persyarikatan/Perkumpulan/Badan Hukum Nirlaba Lain Sko la h a n N o t o b o t o so n g o Ti b olim o Alamat: Jl. Majuterus Raya 888 Blumbangjero 99923 Indonesia Telepon: 020 302020 Fax: 020 393098 Email: skola@yayasan.com Nomor Hal Lampiran : 73/YSN/08/2017 : Usul Pembukaan PSDKU : 16 (enam belas) dokumen. Kepada yang terhormat, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Jl. Pintu I Senayan Jakarta Dengan hormat, Melalui surat ini perkenankan kami, Rektor/Ketua/Direktur... mengusulkan Pembukaan Program Studi Di luar Kampus Utama (PSDKU) sebagai berikut: 1. Program Studi... 2. Program Studi... 3. dst. Bersama ini kami sampaikan 16 (enam belas) dokumen sebagai berikut: 1.... 2.... 3.... 4.... 5.... 6.... 7. dst. Atas perhatian dan bantuan Bapak, kami sampaikan terima kasih. Blumbangjero,...... Rektor/Ketua/ Direktur, Prof.Dr.H.R.Notobotosongo,ST.,Empty

Lampiran 2 : d. Akta Notaris Pendirian Badan Penyelenggara serta semua perubahan 16

17 Lampiran 3 : e. Keputusan Pengesahan Badan Penyelenggara sebagai Badan Hukum Contoh Keputusan Menkumham Tentang Pengesahan Yayasan Contoh Berita Negara Tentang Pengesahan Yayasan

18 Contoh Keputusan Menkumham Tentang Pengesahan Yayasan (online) 1 Contoh Keputusan Menkumham Tentang Pengesahan Yayasan (online) 2

19

Lampiran 4 : f. Sertifikat lahan yang akan digunakan untuk penyelenggaraan PSDKU 21

Lampiran 5 : k. Instrumen Akreditasi Minimum PSDKU dari BAN-PT/LAM yang harus diisi oleh Pemimpin PT (satu instrumen untuk setiap PSDKU) Instrumen akreditasi sebagaimana dimaksud dapat diunduh melalui menu Panduan pada laman silemkerma.ristekdikti.go.id. Dokumen/berkas yang disyaratkan di masing-masing halaman terakhir instrumen akreditasi diunggah terpisah pada fitur Step Unggah Berkas yang merupakan bagian dalam proses registrasi usulan di laman silemkerma.ristekdikti.go.id.