PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW PADA SISWA KELAS VII A Feri Ambar Wati, Supriyono Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: angelambar05@gmail.com; sjtump@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TTW. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 10 Purworejo tahun pelajaran 2015/2016 sebanyak 32 siswa. Pengumpulan data menggunakan observasi, tes, dan dokumentasi. Semua data yang dikumpulkan dianalisis secara kuantitatif kemudian didiskripsikan secara kualitatif. Hasil penelitian kualitatif menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TTW dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar siswa. Peningkatan kemampuan komunikasi matematis dengan rata-rata hasil observasi pada siklus I mencapai 70,58 dengan ketuntasan klasikalnya 21,88% dan pada siklus II meningkat menjadi 80,73 dengan ketuntasan klasikalnya 87,50%. Peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TTW dari nilai rata-rata tes pada siklus I mendapatkan 71,47 dengan ketuntasan klasikalnya 43,75% dan pada silklus II setelah diberi tindakan nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 78,88 dengan ketuntasan klasikalnya 81,25%. Kata kunci: komunikasi matematis, Think Talk Write (TTW) PENDAHULUAN Dalam dunia pendidikan, matematika termasuk salah satu bidang studi yang ada pada jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara informal. Belajar matematika sebagai suatu syarat yang cukup untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Karena dengan belajar matematika, kita akan belajar bernalar secara kritis, kreatif, dan aktif. Pemahaman matematis erat kaitannya dengan komunikasi matematis. Siswa yang sudah mempunyai kemampuan pemahaman matematis dituntut juga untuk bisa mengkomunikasikannya, agar pemahamannya bisa dimanfaatkan oleh orang lain. Kemampuan diartikan sebagai suatu kesanggupan. Komunikasi merupakan suatu pertukaran informasi baik antara dua orang atau lebih. Dalam pembelajaran Ekuivalen: Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW pada Siswa Kelas VII A 111
matematika kemampuan komunikasi merupakan suatu hal yang penting. Menurut Agustyaningrum (2011: 1) komunikasi merupakan komponen yang penting dalam proses pembelajaran tak terkecuali dalam pembelajaran matematika. Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan dengan orang lain di lingkungannya ialah komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan berkomunikasi menjadi salah satu syarat yang memegang peranan penting karena membantu dalam proses penyusunan pikiran, menghubungkan gagasan dengan gagasan lain sehingga dapat mengisi hal-hal yang kurang dalam seluruh jaringan gagasan siswa. Komunikasi disini sangat diperlukan dalam pembelajaran matematis. Menurut Susanto (2013: 213) komunikasi matematis merupakan suatu peristiwa saling hubungan atau dialog yang terjadi dalam lingkungan kelas, di mana terjadi pengalihan pesan, dan pesan yang dialihkan berisi tentang materi matematika yang dipelajari siswa. Kemampuan komunikasi matematis itu sangat diperlukan oleh siswa, karena tercapainya pembelajaran matematis berkaitan erat dengan kompetensi mengkomunikasikan gagasan dengan simbol-simbol, grafik, tabel, diagram dalam menyelesaikan permasalahan. Kemampuan komunikasi matematis menjadi penting ketika diskusi antar siswa dilakukan, dimana siswa diharapkan mampu menyatakan, menjelaskan, mendengar, menanyakan, dan bekerjasama sehingga dapat membawa siswa pada pemahaman yang mendalam tentang matematika. Dalam hal ini komunikasi matematika dipandang sebagai kemampuan siswa mengkomunikasikan matematika yang dipelajari sebagai isi pesan yang harus disampaikan. Dengan siswa mengkomunikasikan pengetahuan yang dimilikinya, maka dapat terjadi interaksi antarsiswa, dan peran guru diharapkan hanya sebagai fiter dalam proses pembelajaran. Menurut Qohar (2009: 46) kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan menyatakan dan mengilustrasikan ide matematika ke dalam bentuk model matematika yaitu: membentuk persamaan, notasi, gambar dan grafik, atau sebaliknya. Rendahnya kemampuan komunikasi matematis berpengaruh terhadap prestasi, sehingga prestasi belajar siswa rendah. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan siswa yang dapat menyertakan atau memuat berbagai kesempatan untuk berkomunikasi yang terjadi di 112 Ekuivalen: Hubungan Sikap Belajar terhadap Komunikasi Matematis dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri se-kecamatan Pejagoan Tahun Pelajaran 2015/2016
dalam kelas, dimana terjadi pengalihan informasi atau pesan baik secara lisan maupun tertulis. Dalam penelitian ini indikator kemampuan komunikasi matematis yang digunakan adalah: 1. Menggambarkan situasi masalah dan menyatakan solusi masalah menggunakan bagan, gambar, tabel, dan secara aljabar secara tertulis. 2. Menggunakan istilah-istilah, simbol-simbol matematika, dan struktur-strukturnya untuk memodelkan situasi atau permasalahan matematika secara tertulis. 3. Menggunakan representasi untuk menyatakan konsep matematika dan solusinya secara tertulis. 4. Membuat dugaan (conjectures), menyusun argumen, dan membuat gerneralisasi. Menurut Shoimin (2014: 212) TTW adalah suatu model pembelajaran untuk melatih ketrampilan peserta didik dalam menulis. TTW menekankan perlunya peserta didik mengkomunikasikan hasil pemikirannya. Menurut Huinker dan Laughlin (dalam Shoimin, 2014: 212) menyebutkan bahwa aktivitas yang dapat dilakukan untuk menumbuhkembangkan kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi peserta didik adalah dengan peberapan pembelajaran TTW. Shoimin (2014: 212-213) tahap-tahap pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TTW, yaitu: Tahap 1: Think (berpikir) Siswa membaca soal dan siswa secara individu memikirkan kemungkinan jawaban/penyelesaian, membuat catatan kecil tentang apa yang siswa ketahui maupun belum diketahui. Tahap 2: Talk (Berbicara) Siswa bekerja dengan kelompoknya menggunakan LKS. LKS berisi soal latihan yang harus dikerjakan siswa dalam kelompok. Pada tahap ini siswa menyusun, sharing tentang ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok. Kemajuan komunikasi siswa akan terlihat pada dialognya dalam diskusi. Ekuivalen: Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW pada Siswa Kelas VII A 113
Tahap 3: Write (menulis) Pada tahap ini siswa menuliskan hasil diskusi kedalam LKS yang sudah disediakan. Aktivitas menulis akan membantu siswa dalam membuat hubungan dan juga memungkinkan guru melihat perkembangan konsep siswa. Menurut Silver dan Smith (dalam Huda, 2013: 219) mengatakan bahwa: peranan dan tugas guru dalam usaha mengefektifkan penggunaan strategi TTW adalah mengajukan dan menyediakan tugas yang memungkinkan siswa terlibat secara aktif berpikir, mendorong dan menyimak ide-ide yang dikemukakan secara lisan dan tertulisdengan hati-hati, mempertimbangkan dan memberi informasi terhadap apa yang digali siswa dalam diskusi, serta memonitor, menilai, dan mendorong siswa untuk berpartisipasi secara aktif. Untuk mewujudkan pembelajaran yang sesuai dengan harapan, pembelajaran harus sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran TTW. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan penelitian kualitatif yang didukung dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena dalam penelitian yang diutamakan proses dalam pembelajaran. Sedangkan data kuantitatifnya diperoleh dari observasi, dan tes. Penelitian ini bertujuan untuk peningkatan kemampuan komunikasi matematis menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) pada siswa kelas VII A SMP N 10 Purworejo. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP N 10 Purworejo yang berjumlah 32 siswa dengan 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Sedangkan objek penelitiannya adalah kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar matematika siswa. Waktu penelitian selama 6 bulan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mengatasi permasalahan kurangnya kemampuan komunikasi matematis. Dengan menggunakan model pembelajaran TTW siswa mampu untuk maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya setelah diberi motivasi dan pancingan yaitu di beri 114 Ekuivalen: Hubungan Sikap Belajar terhadap Komunikasi Matematis dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri se-kecamatan Pejagoan Tahun Pelajaran 2015/2016
nilai tambahan. Dalam menyelesaikan permasalahan siswa sudah mampu menuliskan notasi atau simbol dengan benar. Siswa juga sudah mampu dalam menyelesaikan permasalahan sesuai dengan konsep, dan dalam menggambarkan suatu masalah dalam bentuk model matematika. Selain itu siswa juga sudah mulai asyik dengan menggambar diagram dalam menyelesaikan permasalahannya, siswa dikatakan sudah mampu dalam menyatakan solusi masalah menggunakan diagram. Selain itu siswa sudah menjadi terbiasa dalam menyelesaikan permasalahan itu secara runtut sesuai dengan langkah-langkah prosedur penyelesaian dan siswa juga tidak lupa untuk menyimpulkan hasil dari apa yang telah didapatkannya. Cara membangun kemampuan komunikasi matematis itu dengan cara menekankan model pembelajarannya yaitu dengan model pembelajaran kooperatif tipe TTW dan juga ditambah dengan memberi motivasi kepada siswa. Dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe TTW ini siswa menjadi mempunyai kesempatan untuk berpikir, berkolaborasi dan menyimpulkan hasil pembelajarannya. Peningkatan kemampuan komunikasi matematis akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil simpulan bahwa pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TTW dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dengan rata-rata hasil observasi pada siklus I mencapai 70,58 dengan ketuntasan klasikalnya 21,88% dan pada siklus II meningkat menjadi 80,73 dengan ketuntasan klasikalnya 87,50%. Peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TTW dari nilai rata-rata tes pada siklus I mendapatkan 71,47 dengan ketuntasan klasikalnya 43,75% dan pada silklus II setelah diberi tindakan nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 78,88 dengan ketuntasan klasikalnya 81,25%. Usaha untuk dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis adalah menerapkan model pembelajaran kooperatif yang tepat bagi siswa. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan saran bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk write (TTW) perlu dikembangkan lebih lanjut dalam penelitianpenelitian berikutnya untuk meningkatkan aspek kemampuan lain sehingga Ekuivalen: Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW pada Siswa Kelas VII A 115
memberikan manfaat yang besar terhadap guru dan siswa dalam pembelajaran metematika. DAFTAR PUSTAKA Agustyaningrum, Nina. 2011. Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas IX B SMP Negeri 2 Sleman. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, P-34. 978-979- 16353-6-3. (http://core.ac.uk/download/pdf/11064953.pdf.) Diakses pada tanggal 25-08-2015 15:11 Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta. Pustaka Belajar. Qohar, Abdul. 2009. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Pembelajaran Dengan Model Reciprocal Teaching. Prosiding Seminar nasional Pembelajaran Matematika Sekolah. FMIPA UNY, 978-979-16353-4-9. Di unduh pada tanggal 16-03-2015 14.56 Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta. Kencana Prenadamedia Group. 116 Ekuivalen: Hubungan Sikap Belajar terhadap Komunikasi Matematis dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri se-kecamatan Pejagoan Tahun Pelajaran 2015/2016